Anda di halaman 1dari 21

PERUBAHAN PANCASILA PADA ERA REFORMASI

Oleh :

Kelompok 2

Angga Priandi ( Presentator ) NIM : 2201006

Andreas Saragih ( Narasumber ) NIM : 2201007

Yemima Pepayosa Sembiring ( Pemakalah ) NIM : 2201043

Dosen Pengampu:

Irawan, S.E., M.M

STIKOM TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Perubahan Pancasila Pada Era Reformasi” dengan tepat waktu dan tanpa adanya

halangan.

Kami ucapkan Terimakasih kepada Dosen pengampu kami Bapak Irawan, S.E.,

M.M yang telah mengarahkan dan membimbing kami sehingga kami dapat

memahami dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kata sempurna, namun kami berharap agar makalah ini dapat berguna

dan bermanfaat bagi pembaca. Kami juga mengharapkan kritik serta saran dari

pembaca agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Pematang Siantar, 27 Februari 2023

Kelompok 2
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri dengan kuat jika tidak didasari dengan

suatu fondasi yang kokoh. Sama halnya seperti sebuah negara, jika suatu negara tidak

memiliki dasar yang baik maka negara itu tidak akan bisa bertahan.

Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dimana bahwa

pancasila menjadi pedoman ataupun petunjuk agar masyarakatnya dapat berkelakuan

baik sehingga tercipta kerukunan antar masyarakat, bangsa, maupun negara.

Pancasila sudah diterapkan di Indonesia sejak awal kemerdekaan, namun seiring

perkembangan waktu,terdapat perubahan-perubahan terhadap penerapan pancasila.

Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan itu adalah karena adanya perubahan

kebijakan pemerintah,adapun perubahan tersebut terjadi pada masa orde lama, orde

baru dan masa reformasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pancasila?

2. Bagaimana pembentukan Pancasila?

3. Bagaimana perubahan pancasila pada masa Reformasi?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 apa yang dimaksud dengan pancasila?

Muhammad Yamin menyatakan bahwa Pancasila dibagi menjadi dua kata yakni

Panca dan sila. Panca artinya lima dan Sila artinya dasar atau aturan yang penting

dan baik. Oleh karena itu, Pancasila adalah 5 dasar ataupun aturan tentang tingkah

laku yang baik. Pancasila disahkan sebagai landasan ataupun dasar Negara Republik

Indonesia yaitu pada 18 Agustus tahun 1945 sebagaimana yang tercantum dalam

alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Adapun isi

dan makna yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila, yaitu:

1. sila Pertama ( Ketuhanan Yang Maha Esa )

Pada sila ini dinyatakan bahwa diakuinya Tuhan sebagai pencipta alam semesta

beserta isinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang memiliki iman harus

meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa taat pada-Nya, dengan

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. sila kedua ( kemanusiaan yang adil dan beradab).

Pada sila ini dinyatakan bahwa keseluruhan budi maupun sifat manusia Indonesia

memiliki derajat dan kedudukan yang sama, serta memiliki hak serta kewajiban yang

setara sebagai warga negara Indonesia dan dijamin oleh negara.


3. ( Persatuan Indonesia ).

Pada sila ini dikatakan bahwa perwujudan pemahaman bangsa Indonesia adalah

dengan mendahulukan persatuan maupun kesatuan bangsa sehingga tidak terjadi

pecah-belah yang disebabkan oleh apapun dan menghindari paham perseorangan,

golongan, suku ataupun bangsa.

4.(kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan).

Merupakan bagian utama dalam perwujudan demokrasi Indonesia yang

berlandaskan atas asas musyawarah dan asas kekeluargaan.

5. ( Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia).

Pada sila ini dinyatakan bahwa tujuan negara yang hendak diwujudkan adalah tata

masyarakat Indonesia yang seimbang serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2.2 Bagaimana Pembentukan Pancasila?

Pembentukan Pancasila berawal sejak terjadinya perang dunia ke II, dimana saat

itu Jepang sedang berperang melawan pasukan sekutu yaitu kumpulan dari tentara

Amerika Serikat dengan Inggris, Belanda dan negara lainnya.

Namun saat itu Jepang juga sedang menjajah Indonesia, lalu pada tahun 1944

posisi tentara Jepang mulai terdesak, merekapun mulai merangkul Indonesia agar

terus mendukung Jepang.

Jepang pun membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang memiliki tugas yaitu untuk


menyiapkan segala hal dalam kemerdekaan Indonesia. Inilah nantinya yang akan

menjadi tempat kelahiran Pancasila.

BPUPKI didirikan tanggal 29 April 1945 yang dipimpin oleh Radjiman

Wedyodiningrat dan beranggotakan 69 orang, lalu pada tanggal 28 April 1945

BPUPKI di resmikan, kantornya berada di di gedung Chuo Sangi-in yang sekarang

menjadi Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri, di Jakarta.

Karena jumlah anggotanya sembilan orang, maka panitia itu dinamai Panitia

Sembilan. Walaupun BPUPKI beristirahat setelah menyelesaikan sidang pertamanya,

panitia ini segera bekerja. Sembilan tokoh nasional itu berasal dari berbagai kalangan

berbeda, mulai Hatta yang berasal dari wilayah barat Indonesia hingga Maramis yang

mewakili para tokoh dari kawasan timur Indonesia. Pada bulan Juni tersebut anggota

saling berdiskusi, hingga mencapai rumusan akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945.

Pertanyaan dan pemikiran para pendiri negara mengenai apakah dasar negara

Indonesia merdeka berhasil dijawab oleh para pendiri negara dalam Sidang BPUPKI

dan PPKI dengan merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara

Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam Pembukaan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat terdapat rumusan

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila disebut juga sebagai dasar

falsafah negara (philosoische Grondslag) dan ideologi negara (staatidee). Dalam hal
ini, Pancasila berfungsi sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan

negara.

Pada tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI menyepakati bahwa Pancasila adalah nama

dasar negara Indonesia. Seperti namanya, isi Pancasila adalah lima hal yang masih

dirumuskan kembali.

Mengenai angka lima, Soekarno mengatakan bahwa "Saya suka simbol, terutama

simbol angka." Dia menyatakan bahwa Islam memiliki lima jari, lima indera dan bagi

umat Islam lima rukun. Salah satu peserta dalam prosesi itu juga meneriakkan ada

lima Satria Wayang Pandawa.

Sembilan orang kemudian ditunjuk untuk merumuskan isi Pancasila,mereka adalah:

1. Soekarno

2. Mohammad Hatta

3. Mohammad Yamin

4. Ahmad Subarjo

5. AA Maramis

6. Abdulkahar Muzakir

7. Agus Salim

8. Abikusno Cokrosuyoso

9. Abdul Wahid Hasyim.

Sukarno terpilih sebagai presiden dan Hatta sebagai wakil. Pengertian Pancasila

sebagai landasan negara secara jelas dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar Negara

Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasar kepada" terkandung dalam norma-norma dasar yang

mendasari rumusan Pancasila dalam NKRI Alinea keempat Pembukaan UUD 1945

dikatakan sah, sah dan mengikat untuk semua lembaga publik, lembaga

kemasyarakatan dan setiap warga negara tanpa terkecuali. Rumusan Sila Pancasila

selengkapnya tercantum dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun

1968 pada tanggal 13 April tahun 1968 Tentang Tatanan dan Rumusan Sila-sila

Pancasila Dalam Penulisan/Pembacaan/Pengucapan sebagaimana yang tercantum

dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia (1945). Pancasila sebagai dasar

negara yang tertulis dalam pembukaan juga tercantum dalam Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat No. XVIII/MPR/1998, yang berisi pengukuhan Pancasila

sebagai dasar negara. Kedudukan ini masuk dalam kategori aturan MPR yang tidak

perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut karena sifatnya satu kali, dibatalkan

atau dipenuhi. Penetapan Pancasila sebagai landasan negara yang tertulis pada

Pembukaan, juga tercantum dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Nomor XVIII/MPR/1998 yang berisi tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar

Negara. Status tersebut telah masuk kedalam kategori Ketetapan MPR dimana tidak

perlu lagi dilakukan tindakan hukum berkelanjutan, baik karena bersifat einmalig,

telah dicabut, ataupun telah selesai dilaksanakan.


2.3.3 Bagaimana perubahan pancasila pada masa Reformasi?

Kedudukan Pancasila sebagai landasan negara dan pedoman kehidupan bangsa

telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, dalam perwujudannya

banyak sekali mengalami pasang surut. Bahkan, dalam sejarah negara kita pernah

tercatat bahwa ada upaya untuk mengubah Pancasila sebagai landasan negara dan

pedoman hidup bangsa serta ideologi lainnya, namun usaha ini dapat dihancurkan

oleh bangsa kita sendiri.

a. Latar Belakang terjadinya Reformasi

Reformasi berasal dari kata Reformation, yang artinya adalah memperbaiki,

memperbaharui, meningkatkan dan menjadi lebih baik. Secara umum reformasi

Indonesia dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan ke arah yang lebih

baik dengan menata penyimpangan-penyimpangan dan persoalan-persoalan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak lagi sesuai dengan kondisi dan

struktur penyelenggaraan pemerintahan. Reformasi merupakan suatu gerakan yang

menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

kearah yang lebih baik secara konstitusional.Lahirnya reformasi di Indonesia tahun

1998 yang disebabkan pemerintahan Orde bary berjalan secara otoriter dan

sentralistik yang tidak memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat

berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan.Dengan demikian,era reformasi

adalah era bangsa Indonesia melakukan perubahan-perubahan yang mendasar pada


kehidupan bernegara,berbangsa dan bermasyarakat agar:

a. Perekonomian Indonesia menjadi kuat secara fundamental;

b. Kemiskinan dan penderitaan rakyat ditangani secara langsung;

c. Kehidupan berdemokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat ditegakkan di dalam

lingkup dunia politik;

d. Hak-hak manusia dihormati dan dibela;

e. Kehidupan diantara umat beragama berjalan secara rukun, wajar, dan dialogis.

Adapun latar belakang terjadinya reformasi tahun 1998 adalah sebagai berikut:

a. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat itu tidak dapat dipisahkan dari

berbagai kondisi seperti berikut ini

1. Utang luar negeri Indonesia, utang luar negeri Indonesia yang sangat

besar menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Utang yang menjadi

tanggungan negara hingga Februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar

AS, sedangkan utang swasta mencapai 73,962 miliar dollar AS. Akibat

dari utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia

semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan

perbankan Indonesia yang dianggap tidak sehat karena adanya korupsi

dan kolusi serta tingginya kredit macet.

2. Industrialisasi, pemerintah orde baru ingin menjadikan negara Republik

Indonesia sebagai negara industri. Keinginan itu tidak sesuai dengan

kondisi nyata masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia


merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang

sangat rendah.

3. Pemerintahan sentralistik, pemerintahan orde baru sangat sentralistik

sifatnya sehingga semua kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena

itu, peranan pemerintah pusat sangat menentukan dan pemerintah daerah

hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.

b. Krisis politik

Kehidupan politik pada masa orde baru memang bersifat represif, yaitu adanya

tekanan yang kuat dari pemerintahan terhadap pihak oposisi atau orang-orang

yang berpikir kritis dimana ciri-ciri kehidupan politik yang represif diantaranya

adalah:

1. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah

dituduh sebagai tindakan subversif (menentang NKRI)

2. Pelaksanaan Lima paket UU politik yang melahirkan demokrasi semu atau

demokrasi rekayasa

3. Pelaksanaan dwifungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga

negara sipil untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintah

4. Terjadinya KKN yang merajalela dan masyarakat tidak memiliki

kebebasan untuk mengontrolnya.

5. Terciptanya masa kekuasaaan presiden yang tak terbatas.

c. Krisis kepercayaan
Dalam pemerintahan orde baru telah berkembang KKN yang dilaksanakan

secara terselubung maupun secara terang-terangan. Hal tersebut

mengakibatkan munculnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dan

ketidakpercayaan luar negeri terhadap Indonesia.

d. Krisis Hukum

Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan orde baru terdapat banyak

ketidakadilan. Misalnya kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada pasak 25

UUD 1945 bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas

dari kekuasaan pemerintah(eksekutif). Namun, pada saat itu kekuasaan

kehakiman dibawah kekuasaan eksekutif. Hakim juga sering dijadikan sebagai

alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi

rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut penguasa,

keluarga kerabat, atau para pejabat negara.

e. Krisis sosial

Ada dua jenis aspirasi dalam masyarakat, yaitu mendukung soeharto atau

menuntut soeharto turun dari kursi kepresidenan. Kelompok yang menuntut

presiden soeharto mundur diwakili oleh mahasiswa.

b. Agenda dan Substansi Reformasi

Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik

secara terbuka kepada orde baru mulai muncul. Penentangan ini terus digulirkan

oleh mahasiswa cendikiawan, dan masyarakat.


Mereka menuntut pelaksanaan proses demokratisasi yang sehat dan terbebas

dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang muncul akibat dampak

tidak diimbanginya pembangunan fisik dan pembangunan mental terhadap para

pelaksana pemrintahan, aparat keamanan maupun pelaku ekonomi

( pengusaha/konglomerat).

Menurut mahasiswa, mitra dialog yang paling efektif adalah lembaga

kepresidenan dan MPR. Mahasiswa menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat

gerakan yang relatif aman.

a. Agenda Reformasi

1) Suksesi kepimpinan nasional

2) Amandemen UUD 1945

3) Pemberantasan KKN

4) Penghapusan dwifungsi ABRI

5) Penegakan supremasi hukum

6) Pelaksanaan otonomi daerah

b. Kronologis Reformasi

1) Tanggal 22 Januari 1998: Nilai rupiah tembus 17.000,00 per dollar AS,

IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.

2) Tanggal 12 Februari 1998: Soeharto menunjuk wiranto menjadi

panglima Angkatan.

3) Tanggal 5 maret 1998: 20 mahasiswa UI mendatangi gedung DPR/MPR

di Jakarta untuk menyatakan penolakan terhadap pidato


pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada sidang umum

MPR dan menyerahan agenda Reformasi Nasional.

4) Tanggal 10 maret 1998: soeharto terpilih kembali menjadi presiden

untuk masa jabatan 5 tahun yang ketujuh kali dengan menggandeng B.J

Habibie sebagai wakil presiden.

5) Tanggal 14 maret 1998: Soeharto mengumumkan kabinet baru yang

dinamai dengan kabinet pembangunan VII.

6) Tanggal 1 Mei 1998: Soeharto melalui menteri dalam negeri Hartono dan

menteri Penerangan Alwi Dahlan Mengatakan bahwa Reformasi baru

bisa dimulai tahun 2003.

7) Tanggal 2 Mei 1998: pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan

bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang.

8) Tanggal 4 Mei 1998: Harga BBM naik hingga 71% disusul 3 hari

kemudian terjadi kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya 6

meninggal.

9) Tanggal 7 Mei 1998: peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa

dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas

Jayabaya. Bentrokan tersebut menyebabkan 52 Korban luka-luka dan di

bawa ke Rumah Sakit Tugu Ibu, Cimanggis.

10) Tanggal 8 Mei 1998: Peristiwa Gejayan, dengan korban 1 mahasiswa

meninggal dunia.
11) Tanggal 9 Mei 1998: Soeharto berangkat ke Mesir untuk menghadiri

pertemuan KTT G-15.

12) Tanggal 12 Mei 1998: tragedi Trisakti, dengan korban 4 mahasiswa

Trisakti meninggal.

13) Tanggal 13 Mei 1998: Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan

negara-negara berkembang G-15 di Mesir memutuskan untuk kembali ke

Indonesia.

14) Tanggal 14 Mei 1998: Demonstrasi terus bertambah dan meluas hampir

di seluruh Kota di Indonesia. Para demonstran mengepung dan

menduduki gedung-gedung DPRD di daerah. Menanggapi aksi tersebut

Soeharto berjanji untuk mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi

kabinet reformasi.

15) tanggal 18 Mei 1998: Ketua MPR yang juga merupakan ketua partai

Golkar, Harmoko meminta Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai

presiden. Sedangkan Jendral Wiranto mengusulkan pembentukan

“Dewan Reformasi”.

16) Tanggal 19 Mei 1998: Soeharto berbicara lewat televisi mengatakan

bahwa dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu

baru akan dilaksanakan secepatnya.

17) Tanggal 20 Mei 1998: Amien rais membatalkan rencana demonstrasi

besar-besaran di Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga dikawasan


monas. 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta, termasuk Sultan

Hamengku Buwono X.

18) Tanggal 21 Mei 1998: Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya

pada hari Kamis 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka.

Wakil presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.

19) Tanggal 22 Mei 1998: Presiden Habibie mengumumkan susunan

“Kabinet Reformasi Pembangunan”.

2.3.4 Bagaimana Perkembangan Ekonomi dan Politik Pascareformasi? (dalam

masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie)

a. Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-

undangan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik

yang bernuansa pada pemilu sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis

Besar Haluan Negara (GBHN). Diantaranya UU No. 2 Tahun 1999 tentang

partai politik, UU No.3 Tahun 1999 tentang pemilu dan UU No.4 tahun 1999

tentang MPR dan DPR.

b. Di bidang hukum antara lain meninjau kembali UU Subversi.

c. Di bidang ekonomi yaitu dengan mempercepat penyelesaian UU yang

menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

Fokus perhatian Pemerintahan B.J. Habibie diarahkan pada bidang tersebut.

a. Pembentukan kabinet Reformasi pembangunan

Pada tanggal 22 Mei 1998 Presiden Habibie telah berhasil membentuk kabinet

Reformasi. Kabinet ini terdiri dari berbagai elemen kekuatan politik dalam
masyarakat seperti ABRI, Pertai Politik(Golkar, PPP, dan PDI), unsur daerah,

golongan intelektual dari Perguruan Tinggi, dan lembaga swadaya

masyarakat.

b. Sidang istimewa MPR 1998

Adapun hasil sidang MPR adalah:

1) Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD tahun 1945 tanpa

melalui refenderum.

2) Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib

3) Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali

masa tugas, dan masing-masing 5 tahun.

4) Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum.

5) Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia, mendorong

kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berserikat,

dan pembebasan tahanan politik dan narapidana politik.

c. Reformasi bidang politik

Adapun upaya politik yang dilakukan Presiden Habibie diantaranya.

1) Pembebasan tahanan politik, presiden memberikan amnesti dan abolisi

kepada para tahanan politik pemerintahan orde baru.

2) Kebebasan pers, selama masa pemerintahan orde baru kebebasan

berpendapat dibatasi. Sebagaimana diatur dalam pasal 28 UUD 1945

sebelum diamandemen.

3) Pemberian gelar pahlawan Reformasi bagi korban Trisakti


4) Otonomi daerah, paket kebijakan otonomi daerah pertama dikeluarkan

oleh presiden B.J. Habibie dengan maksud mengubah pola otonomi daerah

yang sentralistik (UUD No. 5 tahun 1974).

5) Penghapusan Dwifungsi ABRI

d. Reformasi bidang ekonomi

1) Merestrukturasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan.

2) Memperkuat basis sektor rill ekonomi.

3) Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling

menderita akibat krisis.

4) Merekapitulasi perbankan.

5) Merekonstruksi perekonomian Indonesia.

6) Melikuidasi beberapa bank bermasalah.

7) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga dibawah

Rp 10.000,00.

8) Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan IMF.

e. Reformasi bidang hukum

Sesuai Tap MPR No X/MPR/1998 reformasi di bidang hukum diarahkann

untuk menaanggulangi krisis dan melaksanakan agenda reformasi di bidang

hukum yang sekaligus dimaksudkan untuk menunjang upaya reformasi di

bidang ekonomi, politik, dan sosial.


f. Pelaksanaan pemilu 1999

Pemerintahan Habibie mempercepat pelaksanaan pemilu yang seharusnya

dilaksanakan pada tahun 2003 namun diajukan tahun 1999. Hal ini dilakukan

untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan menghentikan krisis. Asas pemilu

tahun 1999 adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilu

diselenggarakam pada tanggal 7 juni 1999 dengan jumlah peserta 48 partai

politik.

g. Pelaksanaan referendum Timor-Timur

Sejak terjadinya insiden Santa Cruz tanggal 12 November 1991, dunia

internasional memberi tekanan kepada Indonesia dalam masalah Hak Asasi

Manusia di Timor-Timur. Berkaitan dengan masalah ini, presiden Habibie

mengambil sikap proaktif dengan menawarkan dua pilihan bagi penyelesaian

Timor-Timur, yaitu di satu pihak memberikan status khusus dengan otonomi

luas dan di lain pihak memisahkan diri dari RI.


Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai