Anda di halaman 1dari 15

TUGAS : GEOMETRI DASAR

PRISMA

Disusun Oleh :
Ady Ulil Amri (220101501031)
Dewi Nur Annisa (220101501027)
Husnul Khatmah (220101500021)
Mutmainnah Ramli (220101501033)
Kelas A13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
PRISMA
Misalkan dua poligon yang kongruen terletak pada bidang paralel sedemikian
rupa sehingga sisi-sisinya sejajar. Jika semua pasangan simpul yang bersesuaian dari
poligon-poligon ini [seperti A dan A’ pada Gambar 9.1(a)] digabungkan dengan ruas
garis, maka "bangun ruang" atau "bangun ruang" yang dihasilkannya dikenal sebagai
prisma. Bangun-bangun kongruen yang terletak pada bidang-bidang sejajar P dan P’
adalah alas prisma. Bidang-bidang sejajar tidak perlu ditunjukkan pada gambar
prisma. Diilustrasikan dengan sebuah kotak kosong, prisma seperti sebuah cangkang
yang membungkus sebagian ruang oleh bagian-bagian bidang yang membentuk
prisma; dengan demikian, prisma tidak mengandung titik-titik interior. Dalam
praktiknya, terkadang lebih mudah untuk menyebut prisma seperti batu bata sebagai
benda padat; tentu saja, ini interpretasi prisma mengandung titik-titik interiornya.

Pada Gambar 9.1(a), AB, AC, BC, A’B’, A’C’, dan B’C’ adalah sisi-sisi alas prisma;
alas sisi-sisi alas terletak pada bidang-bidang sejajar P dan P’. Ruas garis yang
menghubungkan simpul-simpul yang bersesuaian, AA’, BB’, dan CC’, adalah sisi-sisi
samping prisma. Karena sisi-sisi lateral prisma ini adalah tegak lurus terhadap sisi alasnya,
sisi-sisi sampingnya (seperti segiempat ACC’A’) berbentuk persegi panjang. Sisi alas dan
sisi samping secara kolektif dikenal sebagai sisi-sisi prisma. Setiap titik diimana tiga sisi
yang bersesuaian adalah sebuah titik sudut prisma. Titik A, B, C, A’, B’, dan C’ adalah
titik-titik sudut dari prisma tersebut.

Pada Gambar 9.1(b), sisi-sisi samping prisma tidak tegak lurus dengan sisi-sisi
alasnya; dengan terhadap sisi alas, sisi-sisi samping sering digambarkan sebagai miring
(miring). Untuk prisma miring, sisi-sisi sampingnya berbentuk jajaran genjang. Dengan
memperhatikan prisma pada Gambar 9.1, kita akan dibawa ke definisi-definisi berikut ini.

Bagian dari deskripsi yang digunakan untuk mengklasifikasikan prisma


tergantung pada alasnya. Sebagai contoh, prisma pada Gambar 9.1(a) adalah prisma
segitiga siku-siku; dalam hal ini, kata siku-siku menggambarkan prisma, sedangkan
kata segitiga mengacu pada alas segitiga. Demikian pula, prisma pada Gambar 9.1(b)
adalah prisma persegi miring. Kedua prisma pada Gambar 9.1 memiliki ketinggian
(segmen tegak lurus antara bidang-bidang yang memuat alas) dengan panjang h, yang
juga dikenal juga dikenal sebagai tinggi prisma.
LUAS PERMUKAAN PRISMA

Pada prisma segitiga siku-siku pada Gambar 9.3, a, b, dan c adalah panjang
sisi-sisi alas. Dimensi-dimensi ini digunakan bersama dengan panjang ketinggian
(dilambangkan dengan h) untuk menghitung luas sisi, yaitu jumlah luas persegi
panjang ACC'A', ABB'A', dan BCC'B'. Luas sisi L dari prisma segitiga siku-siku
dapat ditemukan sebagai berikut:

L = ah + bh + ch

= h (a + b + c)

= hP

dimana P adalah keliling alas prisma. Rumus ini, L = hP, berlaku untuk mencari luas
sisi prisma siku-siku. Meskipun sisi-sisi lateral dari sebuah prisma miring adalah
jajaran genjang, mudah untuk menunjukkan bahwa rumus L 5 hP dapat digunakan
untuk mencari sisi sampingnya daerahnya juga.
Banyak siswa (dan guru) merasa lebih mudah menghitung luas sisi prisma
tanpa menggunakan rumus L = hP. Kami mengilustrasikan hal ini dalam Contoh 2.

Catatan : Luas total prisma juga dikenal sebagai luas permukaannya.

Ingatlah bahwa alas dan sisi samping dikenal sebagai permukaan prisma.
Dengan demikian, maka luas total T dari prisma adalah jumlah dari luas semua
sisi-sisinya.
Diberikan: Prisma segi lima pada Gambar 9.5(a)

Buktikan: T = L + 2B

Bukti: Ketika prisma "dibongkar" dan diletakkan mendatar, seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 9.5(b), kita lihat bahwa luas total bergantung pada luas sisi
(diarsir lebih gelap) dan luas dari dua alas (diarsir lebih terang); yaitu,

T = L + 2B

Dengan mengingat kembali Rumus Heron, kita tahu bahwa luas alas B dari
prisma segitiga siku-siku pada Gambar 9.6 dapat dicari dengan rumus B = [s(s - a) (s
- b) (s - c)]^½ dengan s adalah semiperimeter alas segitiga. Kita akan menerapkan
Rumus Heron dalam contoh 3
Perhatikan definisi ini, prisma pada Gambar 9.2(c) dapat disebut prisma
segitiga beraturan.

Pada contoh berikut, setiap alas prisma adalah segi enam beraturan. Karena
prisma segienam beraturan ini adalah prisma siku-siku, maka sisi-sisi sampingnya
adalah persegi panjang yang kongruen.
Seperti yang akan kita lihat, kubus sangat penting dalam menentukan volume
benda padat.
VOLUME PRISMA

Bangun ruang yang paling sederhana yang bisa kita tentukan volume prisma
segi empat siku-siku. Benda padat seperti itu dapat digambarkan sebagai pipa paralel
atau sebagai "kotak". Karena kotak digunakan sebagai wadah untuk penyimpanan dan
pengiriman (seperti mobil boks), maka penting untuk menghitung volume sebagai
ukuran kapasitas. Sebuah prisma persegi panjang siku-siku ditunjukkan pada Gambar
9.10; dimensinya adalah panjang /, lebar w, dan tinggi h.

Volume prisma segi empat siku-siku dengan panjang 4 inci, lebar 3 inci, dan
tinggi 2 inci dengan mudah ditunjukkan sebagai 24 inci^3 Volume adalah hasil kali
dari tiga dimensi benda padat yang diberikan. Kita tidak hanya melihat bahwa 4 . 3 . 2
= 24, tetapi juga bahwa satuan volume dalam in. in. . in. .= in^3. Gambar 9.11(a) dan
(b) mengilustrasikan bahwa kotak 4 kali 3 kali 2 harus memiliki volume 24 in^3 Kita
lihat bahwa ada empat lapisan balok, yang masing-masing merupakan konfigurasi 2
kali 3 dari 6 in^3. Gambar 9.11 memberikan wawasan yang membawa kita ke
postulat berikut ini.
Untuk menerapkan rumus yang terdapat pada Postulat 2, satuan yang
digunakan untuk dimensi l, w, dan h harus sama, seperti yang diilustrasikan dalam
Contoh 6.

Perhatikan bahwa rumus volume prisma persegi panjang siku-siku, V = lwh,


dapat diganti dengan rumus V = Bh, di mana B adalah luas alas prisma; untuk sebuah
prisma persegi panjang, B = lw. Seperti yang dinyatakan dalam dalil berikut,
hubungan volume ini berlaku untuk prisma siku-siku pada umumnya.

Dalam aplikasi dunia nyata, rumus V = Bh berlaku untuk menghitung volume


prisma miring maupun prisma siku-siku.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel C. Alexander & Geralyn M. Koeberlein, 2011, Elementary Geometry for
College Students, Belmont: Brooks/Cole.

Anda mungkin juga menyukai