Kelompok 1 Anggota: 1. Ani Afrah 2. Anna Fauza 3. Asmaita 4. Deacy Permata Sari 5. Desi Arfanidar
Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar
No. Akar penyebab masalah masalah penyebab masalah 1 a. Pembelajaran di dalam Guru belum maksimal Berdasarkan hasil kelas kurang menarik dalam mengelola diskusi dan analisis pembelajaran yang ditemukan bahwa akar menarik bagi siswa penyebab masalah adalah guru belum maksimal dalam mengelola pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang diberikan di kelas hanya berpusat pada guru sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru belum mampu menata ruang kelas menjadi ruangan yang menarik dan nyaman untuk belajar. Guru perlu membuat strategi pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa sehingga seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan b. Penggunaan media Guru belum kreatif dalam menata pembelajaran yang masih memaksimalkan ruang kelas sehingga minim penggunaan media dalam menarik bagi siswa. pembelajaran Berdasarkan hasil diskusi dan analisis ditemukan bahwa akar penyebab masalah adalah guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kreativitas dalam memilih media pembelajaran yang menarik agar dapat menimbulkan motivasi siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi. 2 Siswa tidak tertarik atau Guru tidak meningkatkan Guru tidak melakukan bosan dengan proses kemampuan pedagogiknya evaluasi diri. pembelajaran yang berpusat dalam hal inovasi Seharusnya seorang pada guru. pembelajaran. guru harus memiliki rencana tersendiri sebelum berlangsungnya kegiatan mengajar yaitu pengkondisian awal belajar yang baik, penggunaan metode belajar yang tepat, serta pemilihan media belajar yang cocok. 3 1. Guru tidak mengahargai 1. Guru kurang Berdasarkan hasil usaha peserta didik memberikan apresiasi diskusi dan analisis 2. Kurangnya komunikasi atas usaha peserta ditentukan bahwa akar antara guru dan peserta didik. penyebab masalah didik 2. Hubungan komunikasi adalah faktor eksternal 3. Jarang berkomunikasi antara guru dan orang yaitu faktor hubungan dengan orang tua peserta tua peserta didik tidak guru dan orang tua didik terjalin dengan baik peserta didik yang tidak terjalin dengan baik. Kerja sama antara guru dan orang tua sangat mendukung proses dan keberhasilan belajar peserta didik.
Adanya guru yang
kurang mengapresiasi usaha peserta didik di sekolah. Sebesar apapun usaha yang dilakukan peserta didik harusnya guru menghargainya dan terus memotivasi mereka untuk meningkatkan usahanya.
4 1. Siswa belum terbiasa 1. Siswa hanya sering Guru tidak menguasai
menyelesaikan masalah dalam dibiasakan guru permasalahan dalam tataran berpikir tingkat tinggi menghadapi soal-soal (HOTS). tataran berpikir tingkat LOTS dan MOTS. tinggi. Dengan kondisi 2. Siswa sulit memahami 2. Siswa tidak mengerti seperti itu, harusnya materi-materi HOTS dengan materi-materi 3. Siswa tidak guru tergerak hatinya yang disampaikan memperhatikan guru untuk mendalami guru. dengan saksama saat pembelajaran serta 3. Materi yang diajarkan dijelaskan materi-materi pelatihan-pelatihan guru pada akhirnya berkaitan dengan soal yang berkaitan dengan tidak dipahami oleh HOTS. materi-materi dan soal- siswa dengan baik. 4. Guru sering menggunakan 4. Guru tidak mengikuti soal HOTS agar siswa metode ceramah saat atau tidak pun antusias mengikuti mengajar semua jenis mendapatkan pembelajaran materi bahkan materi- pelatihan-pelatihan dengannya. Di materi HOTS pembelajaran dan lapangan, guru nyaman pembuatan soal-soal saja mengajarkan HOTS siswa dengan cara-cara terdahulu dan tidak berniat sedikit pun untuk memperbarui ilmu baik pedagogis maupun profesionalnya pada tahap berpikir tingkat tinggi. Dengan sikap guru yang terus- menerus seperti itu, akan berimbas kepada siswa. Ya, guru tidak mampu mengajarkan dan memahamkan siswanya tentang apa itu soal HOTS, bentuknya bagaimana, cirinya seperti apa, bagaimana cara memecahkannya bahkan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru-guru sepeti inilah yang menghambat kemajuan Pendidikan Indonesia. Ia tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dan belajar. Apa salahnya minimal dengan bertanya kepada rekan seprofesi mata pelajarannya dan alangkah jauh lebih baik lagi jika guru mau bergabung dalam grup MGMP antar sekolah di kota atau kabupatennya.
5 1. Sebagian guru masih 1. Guru belum 1. Kurangnya
awam akan teknologi mendapatkan pelatihan pengetahuan guru 2. Guru belum tahu cara secara langsung terhadap teknologi menggunakan media mengenai pemanfaatan dan inovasi pembelajaran yang teknologi dan inovasi pembelajaran berbasis teknologi dan pembelajaran. menyebabkan inovasi. 2. Sebagian guru kurang kurangnya 3. Guru masih belum banyak memiliki kemauan kesempatan mengenali pembelajaran untuk belajar tentang mengembangkan berbasis teknologi dan cara menggunakan diri untuk menjadi inovasi. media pembelajaran seorang guru yang yang berbasis profesional. Karena teknologi dan inovasi. seorang guru 3. Sebagian guru tidak dituntut untuk pernah mencari tahu dapat menguasai tentang bagaimana teknologi dan karakteristik inovasi yang dapat pembelajaran berbasis digunakan dalam teknologi pembelajaran gunanya untuk lebih mudah dalam kita mengajarkan materi kepada peserta didik. 2. Guru yang gagap teknologi karena tidak mengikuti perkembangan inovasi pembelajaran akan tertinggal jauh dibandingkan dengan guru yang pandai dalam memanfaatkan teknologi. Terkadang kita melihat peserta didik lebih kompeten dalam bidang teknologi dibandingkan dengan gurunya. 3. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam pembelajaran juga menjadi salah satu akar penyebab masalah guru yang gagap teknologi. Karena tidak ada alat yang dapat dioperasikan. Selain itu sarana dan prasarana menjadi faktor yang sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar-mengajar karena srana dan prasarana dapat memudahkan para peserta didik untuk lebih baik lagi dalam belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah pelosok yang sarana dan prasarananya kurang memadai, mulai tempat belajar yang sulit dijangkau, gedung yang rusak, serta bahan ajar yang seadanya. Masalah tersebut membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien.