1. Maksud--------------------------------------------3
2. Tujuan----------------------------------------------4
C. Sasaran-------------------------------------------------4
D. Dasar Hukum------------------------------------------4
BAB II DOKUMENTASI MUTU PUSKESMAS---------------6
A. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber----------6
1. Dokumen Internal-------------------------------6
2. Dokumen Eksternal-----------------------------6
1. Dokumen Rahasia------------------------------6
2. Dokumen Biasa----------------------------------6
1. Dokumen Induk----------------------------------6
2. Dokumen terkendali----------------------------6
4. Dokumen Kedaluwarsa------------------------7
1. Identifikasi Penyusunan-----------------------8
2. Penyusunan Dokumen------------------------8
3. Pengendalian Dokumen-----------------------9
4. Sosialisasi Dokumen---------------------------9
i
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi, dan
Penarikan Dokumen---------------------------9
7. Penataan Dokumen--------------------------11
F. Rekam Implementasi------------------------------11
G. Penomoran-------------------------------------------12
1. Dokumen SK-----------------------------------12
2. Dokumen SOP---------------------------------12
3. Dokumen KK-----------------------------------13
4. Surat Keluar------------------------------------14
5. Surat Keluar------------------------------------15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
Mutu Puskesmas adalah bagaimana mengatur sistem pengdokumentasian
dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam proses
implementasi Mutu Puskesmas dianggap penting karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan,
serta bagian dari salah satu persyaratan Mutu Puskesmas.
Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-
bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama
dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal
Dokumen yang dimaksud dalam Mutu Puskesmas secara garis besar
dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut
digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan
sistem manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan,
Pedoman, Standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun
berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal
yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Mutu Puskesmas memiliki acuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman
Penyusunan Dokumen Mutu Puskesmas.
1. Maksud
3
2. Tujuan
C. Sasaran
D. Dasar Hukum
4
14. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
16. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2017 Tentang Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008
Tentang Rekam Medik;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
19. Peraturan Menteri Pendagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Pedoman Analisis Jabatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011
Tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269 Tahun 2011
Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012
Tentang Analisis Jabatan Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah;
23. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan
Kementeiran Kesehatan;
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Sanitarian;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013
Tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
5
29. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat di
Bidang Kesehatan;
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013
Tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan;
31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanaan Kesehatan
Primer;
32. Peraturan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang Klinik;
33. Peraturan Menteri Pendagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan;
34. Peraturan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Upaya Perbaikan Gizi;
35. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
Tentang Upaya Kesehatan Anak;
36. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum;
37. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas;
38. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tenta
ng Penanggulangan Penyakit Menular;
39. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual;
40. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Pedoman Penyimpanan Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika
Psikotropika dan Prekursor;
41. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas;
42. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015
Tentang Pedoman Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Kementriaan
Kesehatan;
6
43. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi;
44. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015
Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
45. Peraruran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
46. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016
Tentang Upaya Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri
Pemanfatan Taman Obat Keluarga dan Ketrampilan;
47. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah;
48. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyelenggaran Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
49. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas ,Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri
Dokter,Dan Tempat Mandiri Praktik Dokter Gigi;
50. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
51. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
52. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016
Tentang Standar Produk Suplementasi Gizi;
53. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2016
Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris;
54. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
55. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
7
56. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika;
57. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017
Tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan;
58. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien;
59. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Imunisasi;
60. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Survei Kepuasan Masyarakat;
61. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana bagi Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah;
62. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman dan Pencegahan Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
63. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2017
Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan;
64. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017
Tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus Sifilis Dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak;
65. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653 Tahun 2005
Tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan;
66. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 2007
Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas;
67. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
68. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang
Panduan Praktek Klinis Bagi dokter Gigi;
69. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MenKes/659/2017 Tentang
Formularium Nasional;
70. Peraturan Daerah Bupati Cilacap Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Tata
Pelayanan dan Restribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis
8
Pusat Kesehatan Masyarakat dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium
Kesehatan Daerah;
71. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cilacap;
72. Peraturan Bupati Cilacap Nomor: 62 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pola
Klasifikasi Kearsipan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap;
73. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Tata Pelayanan dan
Restribusi;
74. Peraturan Bupati Cilacap Nomor 88 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan
Organisasi ,Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Cilacap;
75. Peraturan Bupati Cilacap 67 Tahun 2017 Tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap;
76. Peraturan Bupati Cilacap Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Kesehatan Kabupaten CIlacap;
77. Keputusan Bupati Cilacap Nomor: 954/02/40/Tahun 2018 Tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran /Pengguna Barang Dan/ Atau Kuasa Pengguna
Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara
Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran, Bendaghara Pengeluaran
Pembantu Gaji Pegawai Dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan
Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Cilacap Tahun Anggaran 2018;
78. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap
Nomor:440/0906/16.2Tentang Indikator Penilaian Kinerja UPTD Puskesmas
Kabupaten Cilacap Tahun 2018;
9
BAB II
1. Dokumen Internal
2. Dokumen Eksternal
1. Dokumen Rahasia
2. Dokumen Umum Bukan Rahasia
2. Dokumen Terkendali
4. Dokumen Kadaluwarsa
11
3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Kebijakan tentang pelayanan klinis,
b. Pedoman Pelayanan Klinis,
c. Standar operasional prosedur (SOP) klinis,
d. Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Penyusunan Dokumen
12
b) Fungsi Tim Mutu Puskesmas didalam penyusunan dokumen adalah :
1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen
yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi
bahasa maupun penulisan,
2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi /tumpang tindih dokumen antar unit,
3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas.
3. Pengesahan Dokumen
Pengesahan dokumen oleh kepala puskesmas dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas menerima dokumen yang telah diperiksa oleh
penanggung jawab Manajemen Mutu melalui hardcopy untuk disetujui
b. Jika setuju, maka melakukan persetujuan dengan menandatangani
hardcopy dokumen
c. Jika tidak setuju, maka melakukan penolakan dan dikembalikan kepada
penanggung jawab Manajemen Mutu untuk direvisi
Tabel Pengesahan Dokumen
Penanggung
No Level Dokumen Diperiksa Disahkan
Jawab
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila ada kesulitan untuk
melaksanakan SOP tersebut maka perlu dilakukan pelatihan.
Kepala Puskesmas menunjuk salah satu anggota Tim Mutu sebagai Petugas
Pengendali Dokumen.
14
kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata
Usaha Puskesmas sesuai pedoman tata naskah.
2) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
3) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa
juga untuk seluruh unit kerja lainnya.
4) Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka
distribusi dokumen bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur
kewenangan otorisasi disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka dokumen.
5) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen
pengganti serta mengisi format usulan penambahan/penarikan
dokumen
6) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “Kadaluwarsa” dan kemudian menyimpan
dokumen tersebut selama 2 tahun
7) Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
15
c. Dokumen di unit upaya Puskesmas harus diletakkan di tempat yang
mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen.
F. Rekam Implementasi.
G. Penomoran
1. Dokumen SK (Surat Keputusan)
contoh sebagai berikut :
188.47 / 001 / 2018 / 16.47
16
Kode Puskesmas
Tahun Terbit
Nomor Urut
Mengacu ke Peraturan
Bupati Cilacap Nomor 62
Tahun 2008 Tentang
Pedoman Pola Klasifikasi
Kearsipan Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten
Cilacap
2. Dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur)
SOP/XX/YY/ZZ >> SOP/01/2018/16.47
SOP menyatakan dokumen Standar Operasional Prosedur
a. XX : Menyatakan nomor urut SOP
b. YY : Menyatakan tahun Penyusunan
c. ZZ : Menyatakan Kode Puskesmas
4. Surat Keluar
Contoh : Nomor Surat Keluar
No.800/001/16.47
800 : Menunjukan klasifikasi surat
001 : Menunjukan Nomor Urut Surat
16.47 : Kode Puskesmas
Contoh : Format Penomoran / Agenda Surat Keluar
No Tanggal
Nomor Surat Lampiran Perihal Kepada Tembusan
Urut Surat
1 800/001/16.47 02-01- 1 Lembar Laporan DKK Kecamatan
2 2018 kepegawaian Cilacap
17
dst…
Rincian pola klasifikasi mengacu kepada Peraturan Bupati Cilacap Nomor 62 Tahun
2008 adalah sebagai berikut :
005 :Undangan
028 :Inventaris Barang
028.1 : Penghapusan
029 : Pengurusan Kendaraan
045 : Kearsipan
042 : Dokumentasi
094 : Perjalanan Pegawai, termasuk Pemanggilan pegawai
188.47:Keputusan Lainnya
800 : Kepegawaian
810 : Pengadaan Pegawai
820 : Mutasi Pegawai
830 : Kedudukan Pegawai
840 : Kesejahteraan Pegawai
850 : Cuti
851 : Cuti Tahunan
852 : Cuti Besar
853 : Cuti Sakit
854 : Cuti Hamil
855 : Cuti naik haji
856 : Cuti di Luar tanggungan Negara
857 : Cuti Alasan Lain
860 : Penilaian
870 : Tata Usaha Kepegawaian
880 : Pemberhentian
890 : Pendididkan Pegawai
900 : Keuangan
901 : Nota Keuagan
910 : Anggaran
911 : Belanja Tidak Langsung
912 : Belanja Langsung
913 : Anggaran Definitif
18
914 : Anggaran Perubahan
915 : DPA
916 : RKA
920 : Otorisasi
930 : Verifikasi
940 : Pembukuan
950 : Perbendaharaan
960 : Pembinaan Kebendaharaan
970 : Pendapatan
980 : Pengeluaran
990 : Bendaharawan
440.1 :Surat Keterangan Dokter
440.2 :Rujukan pasien
440.3 :Visum et Repertum
441 :Pembinaan Kesehatan
442 :Obat Obatan
442.1 :Pengadaan obat
442.2 :Penyimpanan obat
442.3 :Obat Generik
442.4 :Pemalsuan Obat
442.5 :Obat terlarang
443 :Pemberantasan Penyakit
445.4 :Puskesmas dan puskesmas keliling
446 : Tenaga medis
447 : Peralatan Kesehatan
447.1 : Pengadaan Alat Kesehatan
447.2 : Penyimpanan alat kesehatan
447.3 : Standarisasi alat kesehatan
447.4 : Penghapusan alat kesehatan
5. Surat Masuk
Semua surat yang masuk dicatat sesuai nomor urut diterimanya surat
Contoh : Format Penomoran/ Agenda Surat Masuk
No Tgl Asal No Surat Tgl Lampiran Perihal Disposisi Ket
19
Urut Agenda Surat Surat
1 12/3/19 DKK 445.4/04 19/2/19 - Umpan Ka TU
2 Cilacap 31E/16.2 balik PKP
dst…
6.Bukti Kegiatan
Bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas perlu menyiapkan
rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen-
dokumen pendukung lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat
kalibrasi,foto-foto pelaksanaan kegiatan dan sebagainya.
20
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN MUTU
A. Umum
21
seterusnya) ditulis di tengah halaman bagian bawah berjarak dua spasi dari
teks.
12. Penulisan halaman dimulai halaman vi pada kata pengantar. Halaman i, ii, iii,
iv dan v pada halaman sebelumnya tidak ditulis.
13. Nomor halaman bagian teks ditulis pada sudut kanan atas, kecuali jika ada
judul bab, nomor halaman ditulis ditengah halaman bagian bawah.
14. Penulisan halaman 1 dimulai pada halaman BAB I. PENDAHULUAN.
15. Penomoran menggunakan sistem:
A.
1.
a.
1)
a)
i
22
B. Kebijakan
1. Kepala
Bagian kepala keputusan terdiri dari :
23
a. Kop naskah dinas, yang berisi Logo Pemerintah Daerah Kabupaten
Cilacap diletakkan pada sisi kiri kop naskah dinas dan Logo Pemerintah
Kabupaten Cilacap tidak berwarna atau hitam putih. Penulisan pada kop
surat memakai jenis huruf Arial dengan huruf capital, penulisan
perbandingan ukuran huruf kop dinas adalah 3 : 4 yaitu ukuran Arial 14
untuk penulisan nama PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP, Ukuran
huruf 18 untuk tulisan nama SKPD. Untuk penulisan alamat SKPD
menggunakan ukuran huruf Arial 10 , Penggunaan huruf besar hanya
digunakan pada awal kata.
Penulisan kode pos diletakkan dibagian kanan kop naskah dinas.
Contoh isi kop naskah sebagai berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP 14
DINAS KESEHATAN 14
UPTD PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II
18
Jalan Wirasaba Nomor 7 Telp (0265) 2731441 10
E-mail puskesmas.dyh2@yahoo.com 10
DAYEUHLUHUR 12
Kode Pos 53266 10
b. Kata Keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan ditulis dengan
huruf kapital secara simetris, dengan menggunakan huruf Arial 12
c. Nomor Keputusan ditulis dengan huruf kapital secara simetris,dengan
contoh sebagai berikut :
188.47 / 001 / 2018 /16.47
Kode Puskesmas
Tahun Terbit
Nomor Urut
Mengacu ke Peraturan
Bupati Cilacap Nomor 62
Tahun 2008 Tentang
Pedoman Pola Klasifikasi
Kearsipan Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten
Cilacap
24
d. Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
3) konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil,
dan diakhiri dengan tanda baca (;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal
disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan
tanda baca (;). Contoh hirarki tata urutan perundangan yang biasa
digunakan dalam penyusunan kebijakan bidang kesehatan di
Puskesmas di Kabupaten Cilacap :
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
d. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012, tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
25
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam
Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi;
g. Peraturan Bupati Nomor 85 tahun 2014 tentang Pedoman
Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap;
3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
HURUF KAPITAL;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan HURUF KAPITAL, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya
ditulis dengan HURUF KAPITAL dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :……..
dst…
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat Keputusan,
dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan menggunakan huruf capital, diakhiri dengan tanda koma (,),
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
26
6. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
PUSKESMAS, dituliskan menggunakan huruf KAPITAL tanpa NIP dan gelar.
Contoh :
Ditetapkan di : Dayeuhluhur
Pada tanggal : 2018
KEPALA UPTD PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II,
KARTIAH
C. Manual Mutu
1. BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang
Ditetapkan di
B. Ruang Lingkup
Pada tanggal : 2018
27
KEPALA UPTD PUSKESMAS MAJENANG II,
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
A. Komitmen Manajemen
C. Kebijakan Mutu
G. Komunikasi Internal
A. Umum
C. Luaran Tinjauan
C. Infrastruktur
28
Lampiran (Jika ada)
30
Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas adalah sebagai
berikut:
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari
Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya Puskesmas
dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus
dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
d. Tim melakukan analisis kinerja.
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap-tiap indikator kinerja.
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh
Kepala Puskesmas.
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.
31
program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana,
dsb
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap
tahapan tahunan
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
3. Penutup.
4. Lampiran:
32
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi usulan
mencakup seluruh kegiatan Puskesmas.
33
Puskesmas. Data-data tersebut mencakup data umum, dan data khusus
(hasil penilaian kinerja Puskesmas).
34
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan
menggunakan format-format sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2012. Adapun format-format untuk
dilihat didalam lampiran buku panduan penyusunan dokumen ini.
F. Pedoman/ Panduan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu :
1. Setiap
pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan
Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap
pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila
Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat pedoman/
panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan.
35
5. Format
baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Kop Pedoman
Contoh :
36
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB VIII Kegiatan Orientasi
BAB IX Pertemuan/ Rapat
BAB X Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
c. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
37
d. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTASI
38
e. Tata Nilai Program
f. Tata hubungan kerja Lintas sektor dan Lintas Program
g. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
h. Cara melaksanakan kegiatan
i. Sasaran
j. Jadwal pelaksanaan kegiatan
k. Sumber Biaya
l. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
m. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi,
misalnya rencana pembiayaan dan anggaran
2. Petunjuk Penulisan
a. Kop Kerangka Acuan
Contoh:
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP 14
DINAS KESEHATAN 14
UPTD PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II
18
Jalan Warung Batok-Panulisan/Wirasaba 10
Telp (0265) 2731441 E-mail puskesmas.dyh2@yahoo.com 10
DAYEUHLUHUR 12
Kode Pos 53266 10
39
9) Halaman : diisi nomor halaman sesuai urutan.
3 Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan
4 Latar Belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
5 Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci
6 Tata Nilai Program
Tata nilai yang berlaku di UKM atau mengacu tata nilai Puskesmas
7 Tata Hubungan Kerja Lintas Sector Dan Lintas Program
Berisi tentang peran lintas sektor dan lintas program
8 Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh
karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
40
a. Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
b. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/
kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan.
c. Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
d. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil
yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat
terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%
e. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
41
penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis
dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
14. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
a. Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.
b. Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan
harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
c. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara
menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
d. Format kerangka acuan sesuai yang diterapkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota/Puskesmas masing- masing.
42
acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai
hasil kerja sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).
3. Langkah didalam penyusunan instruksi kerjasama dengan penyusunan
prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah suatu
proses yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi. Prinsip dalam
penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis
yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
4. Istilah Standar ProsedurOperasional (SPO) digunakan di UU Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan danUU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit,
5. Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu :
a. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
b. Prosedur untuk panduan Kerja (prosedur kerja, disingkat PK),
c. Prosedur untuk melakukan tindakan,
d. Prosedur Penatalaksanaan,
e. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
f. Petunjuk pelaksanaan secara tehnis, disingkat Juknis,
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis,
Algoritma/Clinical Pathway
43
6. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :
SOP pemberian informasi, SOP pemasangan infus, SOP pemindahan
pasien dari tempat tidur ke kereta dorong
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat format baku SOP berdasarkan peraturan daerah
(Perda) masing-masing, maka format SOP dapat disesuaikan dengan
Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat format baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP
dapat dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada contoh format
SOP yang ada dalam buku pedoman penyusunan dokumen ini.
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “ SERAGAM’
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir
dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Mutu PUSKESMAS ini.
e. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat
langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-
lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
Format SOP sebagai berikut :
1) Kop SOP
44
Pedoman Pembuatan Kop SOP
Hj.KARTIAH.SKM.MM
UPTD PUSKESMAS NIP. 19680102198802007
DAYEUHLUHUR II
2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
45
5. Prosedur/ Langkah-
langkah
6. Diagram Alir (jika
dibutuhkan, bisa
terlampirkan/didalam
kotak)
7. Ruang terkait
46
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
f) Pada halaman berikutnya dibuat tanpa menyertakan kop/heading
g) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut misal : ( 1/5).namun ,ditiap halaman
selanjutnya dibuat footer misal untuk halaman kedua :
2/5,halaman terakhir : 5/5
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan Kepala PUSKESMAS: diberi tandatangan Kepala
PUSKESMAS dan nama jelasnya.
2) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci: “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi
dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi
pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala
Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak.
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Ruang terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
47
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antara lain: bagan alir, dokumen terkait.
Awal kegiatan:
Akhir kegiatan:
?
ya
Simbol Keputusan:
tidak
Penghubung :
48
Dokumen :
Arsip :
49
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-
mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu
untuk mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
i. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
ii. Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
iii. Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
iv. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
v. Lakukan uji-coba,
vi. Lakukan perbaikan daftar tilik,
vii. Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah- langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
Σ Ya
Compliance rate (CR) = X 100 %
Σ Ya+Tidak
2) Evaluasi isi SOP.
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal
dua tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit
kerja.
b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
i. Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
50
ii. Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
iii. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
iv. Adanya perubahan fasilititas
d) Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas.
Judul
Kegiatan
Hari/Tanggal
Kegiatan
Waktu
Kegiatan
Tempat
Kegiatan
Susunan
Acara
Arial 12
Nama Nama
NIP. NIP.
51
2. Penulisan isi dari Notulen pertemuan menggunakan tulisan tangan
terkecuali notulen-notulen tertentu yang menggunakan ketikan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jenis huruf : Arial /
b. Ukuran Huruf : 12
c. Spasi : 1,5
d. Margin : kiri 3 cm, kanan 2.5 cm,atas 3 cm, bawah 2.5 cm
e. Kertas : HVS warna putih ukuran F4 berat 70 gr atau 80 gr
f. Posisi kertas : Portrait
g. Letak KOP : di header
h. Bila notulen lebih dari satu halaman ,halaman kedua dan seterusnya tidak
diberi Kop cukup diberi nomor halaman sesuai urutan.
J. Daftar Tilik
Contoh : Pedoman Pembuatan Kop Daftar Tilik
Tidak Berwarna Arial 12 Bold Arial 12 Berwarna Bol
Bol d Bol d
PENILAIAN KINERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR TanggalTerbit :
TILIK Halaman :
52
3) Komponen Daftar Tilik
YA TIDAK TIDAK
No KEGIATAN
BERLAKU
Penjelasan :
Penulisan Daftar Tilik yang harus tetap didalam tabel/kotak
adalah :nama Puskesmas dan logo, judul Daftar Tilik, nomor dokumen,
tanggal terbit dan tandatangan Kepala Puskesmas.
Hj. Kartiah.SKM.MM
Penata Tingkat I
NIP. 19680102 198803 2 007
53
BAB IV
PENUTUP
Hj.Kartiah,SKM.MM
Penata
NIP. 19680102 198803 2 007
54
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat
serta Hidayahnya,sehingga bisa tersusunya Pedoman Penyusunan Dokumen
Puskesmas Dayeuhluhur II.
Pedoman penyusunan dokumen Puskesmas ini diharapkan menjadi acuan
pembuatan dokumen baik di tingkat Puskesmas atau Jaringan Puskesmas,sehingga
akan ada keseragaman dalam pembuatan dokumen.
Penyusunan pedoman penyusunan dokumen Puskesmas ini mengambil
beberapa referensi berupa pedoman eksternal yang di jadikan acuan dasar untuk
penyusunan pedoman penyusunan dokumen Puskesmas.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua rekan rekan UPTD Puskesmas
Dayeuhluhur II yang telah berkontribusi dan dengan kekompakan serta semangat
yang luar biasa sehingga pedoman penyusunan akreditasi puskesmas ini bisa
selesai sesuai dengan target waktu yang sudah ditentukan.
Semoga Pedoman penyusunan dokumen puskesmas ini bisa bermanfaat dan
dapat dipergunakan sebagai mana mestinya,walaupun banyak referensi yang kita
gunakan tetapi tentunya masih banyak kekurangan,sehingga masukan dan saran
untuk perbaikan pedoman ini kami harapkan
Hj.Kartiah.SKM.MM
NIP :196801021988032007
55