1. Faktor I (Fibrinogen )
Fibrinogen merupakan salah satu pembekuan darah atau koagulasi yang
melibatkan protein plasma sehingga dapat berubah menjadi benang fibrin
melalui proses yang diperankan oleh trombin. Seseorang yang mengalami
kekurangan fibriogen disebut afibrinogenemia atau yang lebih dikenal
dengan hypofibrinogenemia. Gejala kekurangan fibrinogen ini yaitu
terjadinya perdarahan yang memanjang. Fungsi fibrinogen sebagai
komponen penting dalam protein plasma hasil dari sintesis dalam hati dan
diubah menjadi fibrin.
2. Faktor II (Prothrombin)
Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk yang
aktif berupa trombin (faktor IIa) melalui pembelahan dengan aktivasi
faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan protrombin dapat
mengakibatkan hypoprothrombinemia.
Fungsi faktor V ini sebagai sistem intrinsik dan ekstrinsik dan juga sebagai
katalisis pembelahan protrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor
Proakselerin dapat mengakibatkan parahemophilia. Proaccelerin sebuah
faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang ada dalam
plasma, tetapi tidak ada di dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan
ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif
autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang
disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga
akselerator globulin
6. Faktor VI (unknown)
Faktor pembekuan faktor VI atau faktor yang belum diketahui (unknown),
Faktor ini sudah tidak dipakai lagi karena fungsinya sama seperti faktor
V.Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor
V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.
Hampir semua factor pembekuan dibentuk di hati. Oleh karena itu, penyakit-
penyakit hati seperti hepatitis, sirosis, dan acute yellow atropy kadang-kadang
dapat menekan system pembekuan sedemikian kuatnya sehingga pasien
cenderung mengalami perdarahan hebat. Penyebab lain yang menurunkan
pembentukan faktor pembekuan darah oleh hati ialah defisiensi vitamin K.
Vitamin K diperlukan untuk pembekuan lima faktor pembekuan yang penting di
hati, yaitu prothrombin, faktor VII, faktor IX, faktor X dan protein C. dalam
keadaan tanpa vitamin K, selanjutnya kekeurang faktor-faktor pembekuan dalam
darah tersebut dapat juga menjurus kea rah perdarahan yang serius.
Vitamin K disintesis terus dalam usus oleh bakteri, sehingga defisiensi vitamin K
yang diakibatkan tidak adanya vitamin K dalam diet (kecuali pada bayi baru lahir
sebelum ususnya mengandung flora normal bakteri usus), jarang terjadi pada
orang normal. Namun, pada penyakit gastrointestinal, defisiensi vitamin K sering
terjadi pada orang yag mengalami gangguan absorpsi lemak pada traktus GI nya.
Alasannya adalah dikarenakan vitamin K bersifat larut dalam lemak dan biasanya
diabsorpsi ke dalam darah bersamaan dengan lemak. Salah satu penyebab paling
sering dari defisiensi vitamin K ialah kegagalan hati untuk menyekresi empedu ke
dalam traktus GI (yang terjadi akiba obstruksi duktus empedu atau akibat penyakit
hati). Kekurangan empedu akan mengganggu pencernaan dan absorpsi lemak dan
oleh sbab itu, menekan absorbsi vitamin K.