Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

TENTANG
SHOLAT SUNNAH MUNFARID (SENDIRI) DAN SHOLAT
SUNNAH BERJAMAAH

Tugas Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
KELAS 8D

1. M. Aminudin (22)
2. M. Fadhilah (23)
3. M. Raya Ramadhan (24)
4. Najwa Nadhifah (25)
5. Nihayatus Zein (26)
6. Queensa A. K (27)
7. Raisya (28)
SMPN 154 JAKARTA
2022
1. Pengertian sholat (queensa)

Sholat adalah salah satu jenis ibadah di dalam agama Islam yang
dilakukan oleh Muslim. Kegiatan Shalat meliputi perkataan dan
perbuatan yang diawali dengan gerakan takbir dan diakhiri dengan
gerakan salam. Kedudukan Shalat di dalam Islam ialah sebagai
rukun Islam yang kedua.

Menurut dari tata cara pelaksanaan nya sholat dapat dibagi menjadi
dua , yaitu :
a. Sholat Berjamaah
b. Sholat Sendiri (Munfarid)

2. Sholat berjamaah (fadhil)

Shalat berjemaah merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan


secara bersama-sama. Shalat ini dilakukan oleh minimal dua orang
dengan salah seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi
makmum.

3. Sholat sendiri (munfarid) (amin)

Dalam agama Islam dikenal istilah Munfarid yang artinya sendirian.


Dalam sholat, munfarid adalah shalat yang dilakukan sendiri, tidak
ada imam atau makmum. Beberapa ibadah sholat sunnah
dilaksanakan secara sendirian.
4. Sholat sunnah (raya)

Shalat sunah adalah beragam jenis Shalat yang dianjurkan untuk


dikerjakan, akan tetapi tidak diwajibkan. Seorang muslim tidak
berdosa ketika tidak melaksanakan Shalat sunah, sedangkan
melaksanakannya berarti memperoleh pahala. Shalat sunah terbagi
lagi menjadi dua, yaitu salah sunah muakkad dan Shalat sunah
ghairu muakkad.

5. Perbedaan sholat sunnah munfarid dan sholat sunnah


berjamaah (dhifa)

Shalat sunnah munfarid adalah shalat sunnah yang dilakukan


secara sendiri. Sedangkan shalat sunnah berjamaah adalah shalat
yang dilaksanakan secara bersama-sama yang terdiri atas imam
dan makmum.

6. Sholat sunnah munfarid dan sholat sunnah berjamaah


serta cara pelaksanaan nya

Contoh dari Sholat Sunnah Munfarid dan Sholat Sunnah Berjamaah


adalah :

a. Shalat Tarawih (Nihaya)

Setiap malam di bulan suci Ramadan, seorang muslim


dianjurkan untuk mengerjakan Shalat sunah Tarawih.Shalat
Tarawih ini merupakan ibadah yang khusus pada Ramadan saja
dan tidak ada Shalat Tarawih di luar Ramadan. Shalat Tarawih
ini dapat dikerjakan sendirian atau berjamaah.Tata Cara Shalat
Tarawih Pengerjaan Shalat Tarawih dapat didirikan dengan
delapan rakaat atau 20 rakaat. Keduanya memiliki dalil yang
sama-sama kuat.Pengerjaannya dapat dilakukan masing-masing
dua rakaat dengan sekali salam atau empat rakaat dengan
sekali salam.

b. Shalat Tahajud (raisyah)

Shalat Tahajud merupakan Shalat sunah yang amat dianjurkan


pengerjaannya bagi seorang muslim. Keutamaan Shalat Tahajud
ini tertera dalam Alquran surah Al-Isra ayat 79 . Tata Cara Shalat
Tahajud Shalat Tahajud didirikan dengan jumlah rakaat genap,
minimal dua dan dapat ditambah kelipatannya. Karena itulah,
Shalat tahajud dapat dikerjakan dalam dua, empat, enam,
delapan, 12 rakaat dan seterusnya.

c. Shalat Witir (queensa)

Lazimnya, Shalat Witir adalah Shalat penutup yang dikerjakan


usai mendirikan Shalat-Shalat malam, seperti Shalat Tarawih,
Tahajud, Shalat Hajat, dan lain sebagainya.Kendati demikian,
Shalat Witir juga dapat dikerjakan secara tersendiri, tanpa harus
didahului Shalat-Shalat sunah malam lainnya.Shalat Witir
dianjurkan didirikan secara munfarid, kecuali pada Ramadan
sebaiknya dikerjakan berjamaah. Pengerjaan Shalat Witir ini
dilakukan dengan rakaat ganjil, mulai dari satu rakaat, tiga, lima,
hingga maksimal 11 rakaat.Tata Cara Shalat Witir berikut ini
menjelaskan mengenai tata cara Shalat Witir yang didirikan
dengan tiga rakaat.Secara umum, terdapat dua cara yang dapat
digunakan untuk pengerjaan Shalat Witir tiga rakaat, yaitu
dengan dua salam atau satu salam.

d. Shalat Dhuha (dhifa)

Ketika matahari terbit setinggi tombak hingga menjelang


masuknya waktu Shalat Dzuhur, seorang muslim dianjurkan
mendirikan Shalat Dhuha. Shalat Dhuha minimal dikerjakan dua
rakaat dan dapat ditambah kelipatannya.Tata Cara Shalat
Dhuha. Seorang muslim dapat mendirikan Shalat Dhuha,
minimal dua rakaat dan dapat ditambah kelipatan genapnya. Jika
lebih dari dua, maka pengerjaannya adalah dengan satu salam
setiap dua rakaat, kemudian mengulangi lagi Shalat dua rakaat
berikutnya.

e. Shalat Tasbih (raya)

Sesuai dengan namanya, shalat Tasbih adalah shalat sunah


untuk memperbanyak tasbih.Di dalam Shalat ini, tasbih dibaca
setidaknya sebanyak 300 kali. Pengerjaannya dapat dilakukan
siang hari atau malam hari. Tidak ada waktu khusus untuk
mendirikan Shalat Tasbih.Shalat Tasbih ini hukumnya sunah
sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas
ketika ia mengajarkan kepada pamannya Abbas bin Abdul
Muthallib mengenai Shalat Tasbih. Tata Cara Shalat Tasbih
Shalat tasbih dikerjakan dengan jumlah empat rakaat, baik itu
dengan sekali salam atau dua kali salam. Jika dikerjakan dengan
dua kali salam, maka shalat Tasbih didirikan masing-masing dua
rakaat.

Anda mungkin juga menyukai