Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati, ataupun
bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan. VeR adalah salah satu alat bukti sah dalam peradilan berdasarkan pasal 184
KUHAP. Dasar hukum dari VeR adalah pasal 133 KUHAP:
I. "Dalam haL penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya",
2. "Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat(l) dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat."
Visum et repertum dibuat oleh dokter untuk digunakan oleh kalangan hukum/non medis, sehingga
harus ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang awam/non medis. Visum et repertum
sebagai alat bukti dalam proses peradilan yang tidak hanya memenuhi standar penulisan rekam medis,
tetapi juga harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan dalam sistem peradilan.
Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
● Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa
● Bernomor dan bertanggal
● Mencantumkan kata ”Pro Justitia” di bagian atas kiri (kiri atau tengah)
● Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
● Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan
● Tidak menggunakan istilah asing
● Ditandatangani dan diberi nama jelas
● Berstempel instansi pemeriksa tersebut
● Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
● Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et repertum. Apabila ada lebih dari satu
instansi peminta, misalnya penyidik POLRI dan penyidik POM, dan keduanya berwenang
untuk itu, maka kedua instansi tersebut dapat diberi visum et repertum masing-masing asli. k.
Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya, dan disimpan
sebaiknya hingga 20 tahun.Penulisan VeR harus memenuhi suatu desain dan format tertentu
karena dokumen tersebut akan digunakan sebagai alat bukti dalam proses peradilan.
Sumber :
Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Edisi IV. Jakarta:
Media Aesculapius. 2014: 875-6
Afandi D. Visum Et Repertum: Tata Laksana dan Teknik Pembuatan, Edisi II. Pekanbaru : Fakultas
Kedokteran Universitas Riau. 2017: 41-56
Visum et Repertum Skenario 2
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No : B/37/VER/VIII/Reskrim
Yang bertandatangan di bawah ini, dr.Kalista Lumente, dokter spesialis forensik pada Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi/Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou, atas permintaan dari kepolisian
sektor Malalayang dengan suratnya nomor B/37/VER/VIII/Reskrim tertanggal dua puluh
enam Oktober tahun dua ribu dua puluh dua maka dengan ini menerangkan bahwa pada
tanggal dua puluh enam Oktober tahun dua ribu dua puluh dua pukul dua puluh satu lewat
lima belas menit Waktu Indonesia Bagian Tengah, bertempat di Instalasi Kedokteran
Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou, telah melakukan pemeriksaan
korban dengan nomor registrasi 123456 yang menurut surat tersebut adalah : -------------------
Nama : Alo--------------------------------------------------------------------------------------------------
Umur : 25 tahun --------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki ---------------------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia ---------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Sopir taxi--------------------------------------------------------------------------------------
Agama : Kristen protestan --------------------------------------------------------------------------------
Alamat : Kelurahan tingkulu,Lingkungan IV-----------------------------------------------------------
KESIMPULAN : -------------------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan pasien laki-laki umur dua puluh lima tahun ini ditemukan luka terbuka di
daerah dada kiri, tepi luka rata, dengan panjang luka lima sentimeter, dan juga luka dengan
perdarahan akhir. Cedera tersebut telah mengakibatkan halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan/pencaharian selama 20 hari. ----------------------------------------
Dokter Pemeriksa,