Anda di halaman 1dari 6

ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT

A. TEORI Adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya,
dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif disertai kenaikan ureum dan
kreatinin darah (Imam Parsoedi A dan Ag. Soewito :Ilmu Penyakit dalam Jilid II;91 )

KLASIFIKASI :
1. Gagal Ginjal Akut Prerenal
2. Gagal Ginjal Akut Post Renal
3. Gagal Ginjal Akut Renal
Gagal Ginjal Akut Prerenal;
Gagal ginjal akut Prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat
reversibel, bila ferfusi ginjal segera diperbaiki. Gagal ginjal akut Prerenal merupakan kelainan
fungsional, tanpa adanya kelainan histologik/morfologik pada nefron. Namun bila
hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat
akut (NTA).

Etiologi

1. Penurunan Volume vaskular ;


a. Kehilangan darah/plasma karena perdarahan,luka bakar.
b. Kehilangan cairan ekstraselular karena muntah, diare.
2. Kenaikan kapasitas vaskular
a. sepsis
b. Blokade ganglion
c. Reaksi anafilaksis.
3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung
a. renjatan kardiogenik
b. Payah jantung kongesti
c. Tamponade jantung
d. Distritmia
e. Emboli paru
f. Infark jantung.
Gagal Ginjal Akut Posrenal
GGA posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya
dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun dapat juga
karena ekstravasasi

Etiologi
1. Obstruksi
a. Saluran kencing : batu, pembekuan darah, tumor, kristal dll.
b. Tubuli ginjal : Kristal, pigmen, protein (mieloma).
2. Ektravasasi.

Gagal Ginjal Akut Renal


1. GGA renal sebagai akibat penyakit ginjal primer seperti :
a. Glomerulonefritis
b. Nefrosklerosis
c. Penyakit kolagen
d. Angitis hipersensitif
e. Nefritis interstitialis akut karena obat, kimia, atau kuman.
2.Nefrosis Tubuler Akut ( NTA )
Nefropati vasomotorik akut terjadi karena iskemia ginjal sebagai kelanjutan GGA. Prerenal
atau pengaruh bahan nefrotoksik.Bila iskemia ginjal sangat berat dan berlangsung lama
dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis kortikol akut( NKA) dimana lesi pada umumnya
difus pada seluruh korteks yang besifat reversibel.Bila lesinya tidak difus (patchy) ada
kemungkinan reversibel.

Pemeriksaan Laboratorium :

4. Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.


5. Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
6. Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
7. Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
8. Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia,
hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
9. Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam setelah
ginjal rusak.
10. Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, Mioglobin,
porfirin.
11. Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh :
glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk memekatkan;
menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
12. PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal ginjal
kronik.
13. Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan
ratio urine/serum sering 1:1.
14. Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan
kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna.
15. Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal tidak
mampu mengabsorbsi natrium.
16. Bikarbonat urine : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
17. SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peningkatan GF.
18. Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan glomerulus
bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria derajat rendah (1-2+) dan SDM
menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA biasanya ada proteinuria
minimal.
19. Warna tambahan : Biasanya tanpa penyakit ginjal ataui infeksi. Warna tambahan
selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal
terdiagnostik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular.

Darah :

20. Hb. : menurun pada adanya anemia.


21. Sel Darah Merah : Sering menurun mengikuti peningkatan kerapuhan/penurunan
hidup.
22. PH : Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan
kemampuan ginjal untuk mengeksresikan hidrogen dan hasil akhir metabolisme.
23. BUN/Kreatinin : biasanya meningkat pada proporsi ratio 10:1
24. Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan urine.
25. Kalium : meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan selular (
asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
26. Natrium : Biasanya meningkat tetapi dengan bervariasi
27. Ph; kalium, dan bikarbonat menurun.
28. Klorida, fosfat dan magnesium meningkat.
29. Protein : penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein
melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan
sintesis,karena kekurangan asam amino esensial
30. CT.Scan
31. MRI
32. EKG mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.
B. ANALISA DATA

NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI


Etiologi
masalah yang sedang dialami berisi
Berisi data subjektif dan
Diisi pada pasien seperti gangguan pola tentang
data objektif yang
1 saat tanggal nafas, gangguan keseimbangan penyakit
didapat dari pengkajian
pengkajian suhu tubuh, gangguan pola yang
keperawatan
aktiviatas,dll diderita
pasien

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

o Perubahan kelebihan volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebihan air.
o Resiko tinggi terhadap menurunnya curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairandan elektrolit, gangguan frekuensi, irama,
konduksi jantung, akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan
lunak.
o Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan katabolisme protein
o Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik/pembatasan diet, anemia.
oResiko tinggi terhadap infeksi b/d depresi pertahanan imunologi.
oResiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan
berlebihan.
o Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan
b/d kurang mengingat.
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
1. Timbang berat badan pasien
setiap hari, Ukur intake dan
output tiap 24 jam, Ukur
tekanan darah (posisi duduk
dan berdiri), kaji nadi dan
pernapasan (Termasuk bunyi
napas) tiap 6-8 jam, Kaji
Volume cairan tubuh status mental, Monitor
Perubahan kelebihan normal oedema, distensi vena
volume cairan b/d Kriteria hasil : jugularis, refleks hepato
1
gagal ginjal dengan Tidak terjadi oedem, jugular, Ukur CVP dan PAWP
kelebihan air tidak ada keluhan pada 2. Monitor data laboratorium :
tubuh Serum Natrium, Kalium,
Clorida dan bicarbonat.
3. Monitor ECG
4. Berikan cairan sesuai indikasi
5. Berikan Diuretic sesuai
pesanan dan monitor
terhadap responnya.

2 Gangguan perfusi Metabolisme kembali 6. Kaji Perubahan EKG, Respirasi


jaringan renal normal (Kecepatan dan
sehubungan dengan kedalamannya) serta tanda –
kerusakan nepron tanda chvostek”s dan
sehingga tidak Trousseau”s
mampu 7. Monitor data-data
mengeluarkan sisa laboratorium : Serum pH,
metabolisme Hidrogen, Potasium,
bicarbonat, calsium
magnesium, Hb, HT, BUN dan
serum kreatinin.
8. Jangan berikan obat – obat
Nephrothoxic.
9. Berikan pengobatan sesuai
pesanan / permintaan dokter
dan kaji respon terhadap
pengobatan.

10. Kaji terhadap adanya Mual,


muntah dan anorexia
11. Monitor intake makanan dan
perubahan berat badan ;
Monitor data laboratorium :
Serum protein, Lemak, Kalium
dan natrium.
Gangguan 12. Berikan makanan sesuai diet
pemenuhan nutrisi Nutrisi seimbang yang dianjurkan dan
kurang dari Kriteria Hasil : modifikasi sesuai kesukaan
3
kebutuhan tubuh BB stabil, porsi makan Klien.
berhubungan dengan habis 13. Bantu atau anjurkan pasien
katabolisme protein untuk melakukan oral hygiene
sebelum makan.
14. Berikan antiemetik dan
monitor responya.
15. Kolaborasi denga ahli diet
untuk pemberian diit yang
tepat bagi pasien.

16. Kaji terhadap kekeringan


kulit, Pruritis, Excoriations
dan infeksi.
17. Kaji terhadap adanya
petechie dan purpura.
Resiko tinggi 18. Monitor Lipatan kulit dan
terjadinya kerusakan area yang oedema
Tidak terjadi Kerusakan
4 integritas kulit 19. Lakukan perawat kulit secara
integritas kulit
sehubungan dengan benar.
efek uremia. 20. Berikan pengobatan
antipruritis sesuai pesanan.
21. Gunting kuku dan
pertahankan kuku terpotong
pendek dan bersih.

5 Resiko tinggi Tidak terjadi infeksi 22. Kaji terhadap adanya tanda-
terhadap infeksi b/d tanda infeksi.
depresi pertahanan 23. Monitor temperatur tiap 4 – 6
imunologi. jam : Monitor data
laboratorium : WBC : Darah,
Urine, culture sputum.
Monitor serum Kalium.
24. Pertahankan tekhnik
antiseptik selama perawatan
dan patulah selalu universal
precaution.
25. Pertahankan kebersihan diri,
status nutrisi yang adekuat
dan istirahat yang cukup.
Kebiasaan hidup yang sehat
membantu mencegah infeksi.

26. Kaji status neurologic :


Orientasi terhadap waktu,
tempat dan orang : Pola
tidur ; Tingkat kesadaran dan
ktivitas motorik (kejang)
27. Kaji tipe kepribadian
28. Observasi terhadap
perubahan perilaku, adanya
neuropathi perifer, rasa
Resiko Tinggi
terbakar, kram otot dan
terjadinya gangguan
gejala paresthesia lainnya.
persepsi / sensori,
29. Orientaskan pasien terhadap
gangguan proses
kenyataan saat ini.
pikir sehubungan
30. Pertahankan tindakan
6 dengan Proses pikir normal
kenyamanan : Tutup rel
abnormalitasnya zat
tempat tidur, tempat tidur
– zat kimia dalam
tidak boleh terlalu tiggi,
tubuh yang
jaukan barang – barang
dihubungakan
tajam, letakan bel dekat
dengan uremia
pasien.
31. Sempatkan waktu anda untuk
bersama – sama klien,
tanyakan klien dengan
kalimat terbuka.
32. Berikan latihan relaksasi
sebelum tidur dan brikan
periode stirahat.

33. Kaji kelemahan dan


kelelahan, dan berikan
penjelasan tentang
kebutuhan perawatan diri.
Kurang mampu 34. Jika pasien tidak mampu
merawat diri Personal hygiene sama sekali Bantu lakukan
7
sehubungan dengan terpenuhi perawatan dipasien dengan
kelemahan fisik. melibatkan kelurag.
35. Lakukan latihan nafas dalam
batuk dan ambulasi di tempat
tidur

Anda mungkin juga menyukai