NIM : G41115001
I. PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum impact of jet flow yaitu mahasiswa dapat menentukan
bentuk permukaan terhadap tenaga yang dihasilkan oleh aliran jet.
Kegunaan dari praktikum impact of jet flow yaitu untuk menentukan bentuk
permukaan terhadap tenaga yang dihasilkan oleh aliran jet.
Nama : Andi Asri Ainun
NIM : G41115001
II.TINJAUAN PUSTAKA
Aliran fluida dapat dibedakan menjadi aliran inviscid dan viscous. Fluida
viscous diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan fluida non-Newtonian.
Dalam fluida Nwtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan geser
yang diterapkan dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan dengan
mengikuti hukum viskositas Newton (Karyono, 2008).
2.2.2. Viskositas
Kekentalan (viscosity) didefinisikan sebagai gesekan internal atau gesekan
fluida terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Ini ada dalam cairan atau gas,
dan pada dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang berdekatan ketika
bergerak melintasi satu sama lain atau gesekan antara fluida dengan wadah tempat
ia mengalir. Dalam cairan, kekentalan disebabkan oleh gaya kohesif antara
molekul-molekulnya sedangkan gas, berasal tumbukan diantara molekul-molekul
tersebut (Divo, 2010).
Kekentalan fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantatif dengan
koefisien kekentalan, η yang didefinisikan dengan cara sebagai berikut , fluida
diletakkan diantara dua lempengan datar. Salah satu lempengan diam dan yang
lain dibuat bergerak. Fluida yang secara langsung bersinggungan dengan masing-
masing lempengan ditarik pada permukaanya oleh gaya rekat diantara molekul-
molekul cairan dengan kedua lempengan tersebut. Dengan demikian permukaan
fluida sebelah atas bergerak dengan laju v yang seperti lempengan atas, sedangkan
fluida yang bersinggungan dengan lempengan diam bertahan diam (Divo, 2010).
Menurut Divo (2010), untuk fluida yang berbeda, fluida yang kental,
diperlukan gaya yang lebih besar. Tetapan kesebandingan untuk persamaan ini
didefinisikan sebagai koefisien kekentalan, η :
FL
η= [ Pa x s ] ………………………………….(Persamaan 2)
AV
Dimana :
F = Gaya (kg/m2)
A = Luasan fluida yang bersinggungan dengan setiap lempengan ( m2 )
V =Kecepatan fluida (m/s2)
L = Jarak lempengannya (m2)
η = Koefisien kekentalan ( pa.s )
Nama : Andi Asri Ainun
NIM : G41115001
2.2.4. Tekanan
Menurut Divo (2010), tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dengan
gaya F dianggap bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A, maka :
F
P= ………………………………………………..(Persamaan 3).
A
Dimana :
P = tekanan (kg/m )
2
F = gaya (kg)
A = luas permukaan (m )
2
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m 2. Satuan ini mempunyai nama resmi Pascal
(Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal dipakai 1 Pa = 1 N/m 2. Namun
untuk penyederhanaan, sering menggunakan N/m2. Satuan lain yang digunakan
adalah dyne/cm2, lb/in2, (kadang disingkat dengan “psi”), dan kg/cm2 (apabila
kilogram adalah gaya : yaitu, 1 kg/cm 2 = 10 N/cm2). Sebagai contoh perhitungan
tekanan, seorang dengan berat 60 kg yang kedua kakinya menutupi luasan 500 cm 2
akan menggunakan tekanan sebesar : F/A = m.g/A = (60 kg х 9,8 m/det2) / 0,050 m2 =
11760 kg/m2 = 12 х 104 N/m2.terhadap tanah. Jika orang tersebut berdiri dengan satu
kaki atau dua kaki dengan luasan yang lebih kecil, gayanya akan sama tetapi karena
luasannya menjadi 1⁄2 maka tekanannya akan menjadi dua kali yaitu 24 х 104 N/m2.
AF (Divo, 2010)
Aliran multifasa ialah aliran yang terdiri dari dua atau lebih fasa zat, seperti
cair dan padat, gas dan padat, gas dan cair, ataupun dua jenis zat yang berbeda.
Sedangkan pada aliran satu fasa terdiri dari satu jenis aliran cair atau gas tanpa
partikel padat. Aliran air dengan partikel sedimentasi merupakan aliran dua fasa
(Poerboyo, 2013).
Nama : Andi Asri Ainun
NIM : G41115001
Ada berbagai macam atau jenis aliran-aliran dalam fluida, seperti aliran
lamiar, aliran turbulen, aliran transisi, dan masih banyak lagi.
2.5.1 Aliran Laminar
Laminer berasal dari bahasa latin “thin plate” yang berarti plate tipis atau
aliran sangat halus. Pada aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang relatif besar
mempengaruhi kecepatan aliran sehingga semakin mendekati dinding pipa,
semakin rendah kecepatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk parabola dengan
Nama : Andi Asri Ainun
NIM : G41115001
Pada aliran turbulen, gaya momentum aliran lebih besar dibandingkan gaya
gesekan dan pengaruh dari dinding pipa menjadi kecil. Karenanya aliran turbulen
memberikan profil kecepatan yang lebih seragam dibandingkan aliran laminer,
walaupun pada lapisan fluida dekat dinding pipa tetap laminer. Profil kecepatan
pada daerah transisi antara laminer dan turbulen dapat tidak stabil dan sulit untuk
diperkirakan karena aliran dapat menunjukkan sifat dari daerah aliran laminer
maupun turbulen atau osilasi antara keduanya. Pada beberapa tempat, aliran
turbulen dibutuhkan untuk pencampuran zat cair (Divo, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Poerboyo, S. 2013. Perencanaan dan Station Pipa. Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta : Yogyakarta.