SNTEI 2017 - IT11 - pp150-155
SNTEI 2017 - IT11 - pp150-155
Abstract
Rancang bangun sistem informasi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) akan membantu
memecahkan permasalahan atau fakta di lapangan yang selama ini dialami oleh para ibu dalam pengaturan
menu sesuai usia anak/bayi. Sistem ini akan membantu para ibu terutama yang jauh dari perkotaan untuk
mendapatkan MP-ASI yang bernilai gizi tinggi dan berbahan baku kearifan lokal. Dengan demikian dapat
dilakukan antisipasi terjadinya permasalahan gizi buruk, sehingga dampak dari kurangnya pengetahuan ibu
dalam pemberian MP-ASI yang tepat sesuai usia dan kebutuhan anak dapat diminimalisir. Penelitian ini
bertujuan untuk menciptakan sebuah sistem informasi terpadu pemberian Makaanan Pendamping ASI. Data
dianalisis dengan menggunakan metode Research and Development (RD). Data ini diperoleh melalui: 1) Studi
Kepustakaan; 2) Studi Lapangan; 3) Wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan langkah penelitian dan pengembangan. Sistem informasi terpadu pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bernilai gizi tinggi dan berbahan lokal diharapkan dapat membantu
para ibu dan masyarakat dalam pengaturan pemberian MP-ASI berdasarkan usia anak serta pemilihan alternatif
bahan lokal yang tersedia.
150
Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2017 978-602-18168-2-0
Makassar, 20 November 2017
tempe tetapi dalam keadaan lembut. Pada usia Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang
bayi 1 tahun atau lebih sudah dapat terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu
menyesuaikan makanan seperti makanan sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan
keluarga lainnya. Hal inilah yang menyebabkan dalam suatu lingkungan yang kompleks.
kurangnya pengetahuan ibu mengenai Informasi merupakan data yang telah diolah
pemberian MP-ASI yang tepat. menjadi suatu bentuk yang penting bagi
Penelitian sebelumnya yang dilakukan penerima dan mempunyai nilai nyata bagi
Lestari (2012) mengatakan terdapat hubungan pengambil keputusan-keputusan saat ini atau
yang bermakna antara usia pemberian MP-ASI waktu yang akan datang. Sistem informasi
dengan status gizi anak, hubungan tersebut adalah suatu kumpulan dari komponen-
menunjukkan jika anak diberi MP-ASI sesuai komponen dalam perusahaan atau organisasi
jadwal akan baik dari pada anak yang diberi yang berhubungan dengan proses penciptaan
MP-ASI lebih dini [1]. Hal yang perlu dan pengaliran informasi. Sistem informasi
diperhatikan bahwa faktor pekerjaan dan sosial dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem
ekonomi tidak mempengaruhi perilaku ibu yang menerima sumber data sebagai input dan
dalam pemberian MP-ASI, akan tetapi faktor mengolahnya menjadi produk informasi
yang mempengaruhi menurut Kristanto (2013) sebagai output.[5].
adalah pengetahuan ibu dalam pemberian MP- Menurut Kertahadi dalam Fattah (2007:9),
ASI karena kebanyakan ibu kurang mengetahui sistem Informasi adalah suatu alat untuk
cara memberikan MP-ASI diusia yang tepat [2]. menyajikan informasi dengan cara sedemikian
Rancang bangun sistem informasi rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya.
pemberian MP-ASI akan membantu Tujuannya guna pengambilan keputusan pada
memecahkan permasalahan atau fakta di perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian,
lapangan yang selama ini dialami oleh para ibu pengendalian kegiatan operasi subsitem pada
dalam pengaturan menu sesuai usia anak/bayi. perusahaan [6].
Sistem ini akan membantu para ibu terutama Sistem informasi merupakan suatu sistem
yang jauh dari perkotaan untuk mendapatkan yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
MP-ASI yang bernilai gizi tinggi dan berbahan komponen-komponen dalam organisasi untuk
baku kearifan lokal. Dengan demikian dapat mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan
dilakukan antisipasi terjadinya permasalahan informasi.
gizi buruk, sehingga dampak dari kurangnya II.2 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI MP-ASI adalah makanan atau minuman
yang tepat sesuai usia dan kebutuhan anak yang mengandung gizi, diberikan kepada bayi
dapat diminimalisir. atau anak usia 6-24 bulan guna untuk
II. KAJIAN LITERATUR memenuhi gizi selain ASI. MP-ASI berupa
makanan padat atau cair yang diberikan secara
II.1 Sistem Informasi bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
Perancangan sistem merupakan suatu bayi/anak [7].
kegiatan pengembangan sistem dan prosedur Bayi dan anak harus mendapatkan MP_ASI
baru untuk mendapatkan sistem informasi yang karena usia 6-12 bulan, ASI hanya
mampu mengelola perusahaan dengan lebih menyediakan ½ atau lebih kebutuhan gizi bayi,
efektif dan efisien [3]. dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan
Perancangan merupakan salah satu hal yang 1/3 dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI
penting dalam membuat program. Adapun harus segera diberikan.
tujuan dari perancangan ialah untuk memberi MP-ASI terbagi dua yaitu MP-ASI dari
gambaran yang jelas lengkap kepada bahan makanan lokal yang dibuat sendiri dan
pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. MP-ASI pabrikan dalam bentuk bungkusan,
Perancangan harus berguna dan mudah kaleng, atau botol. Beberapa bentuk dari MP-
dipahami sehingga mudah digunakan. ASI itu sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu
Perancangan atau rancang merupakan makanan lumat, contohnya tomat saring,
serangkaian prosedur untuk menterjemahkan pepaya lumat,bubur ikan, tempe, sayuran
hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam dilumatkan. Makanan lembek atau cincang,
bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan contohnya bubur nasi campur, nasi tim halus,
dengan detail bagaimana komponen-komponen bubur kacang hijau. Makanan keluarga
sistem di implementasikan [4]. contohnya nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur
151
Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2017 978-602-18168-2-0
Makassar, 20 November 2017
dan buah. Pada gambar 2.1 adalah pola Frekuensi dan jumlah MP-ASI yang
pemberian ASI dan MP-ASI untuk bayi dan diberikan pada anak sebagaimana pada gambar
anak [8]. 5.
Gambar 1 Pola Pemberian ASI dan MP-ASI untuk Bayi Gambar 5 Frekuensi dan Jumlah MP-ASI yang
dan Anak diberikan
Menurut WHO Makanan Pendamping ASI
Contoh makanan yang sesuai dengan umur (MP-ASI) Dini yang dianggap baik adalah
Bayi 2 tahun [12] yaitu : apabila memenuhi beberapa kriteria[8] hal
1. Makanan Lumat berikut :
Pure Pisang 1. Waktu pemberian yang tepat, artinya MP-
ASI Dini mulai diperkenalkan pada bayi
ketika usianya lebih dari 6 bulan dan
kebutuhan bayi akan energy dan zat-zat
melebihi dari apa yang didapatkannya
melalui ASI.
2. Memadai, maksudnya adalah MP-ASI Dini
yang diberikan memberikan energy, protein
dan zat gizi mikro yang cukup untuk
Gambar 2 Pure Pisang
memenuhi kebutuhan zat gizi anak.
2. Makanan Lembek 3. Aman, makanan yang diberikan bebas dari
Nasi Tim Hati Sapi kontaminasi mikroorganisme baik pada saat
disiapkan, disimpan maupun saat diberikan
pada anak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan bila
anak mulai makan MP-ASI [9] yaitu :
1. MP-ASI yang diberikan pertama sebaiknya
adalah makanan lumat berbahan dasar
makanan pokok terutama beras/tepung
beras.
2. Bila bayi sudah mulai makan MP-ASI, bayi
Gambar 3 Nasi Tim Hati Sapi
- Masukkan wortel, tomat dan mentega. memerlukan waktu untuk membiasakan diri
Aduk rata dan tata di dalam wadah tahan pada rasa maupun bentuk makanan baru
panas. Kukus hingga matang. Angkat. tersebut.
Sajikan. 3. Makanan yang bergizi seimbang sangat baik
3. Makanan Keluarga untuk anak. Dalam satu kali makanan
Pepes Lele sebaiknya terdiri sumber karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayur, dan
dilengkapi buah.
4. Makanan sumber karbohidrat bersal dari
beras, jagung, ubi, kentang, singkong, sagu,
dan lain - lain.
5. Makanan sumber protein nabati berasal dari
kacang – kacangan dan hasil olahannya
(tempe, tahu, dan lain - lain).
6. Berikan makanan selingan lebih sering
Gambar 4 Pepes Lele dengan porsi kecil, seperti roti atau biskuit
152
Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2017 978-602-18168-2-0
Makassar, 20 November 2017
yang dioles dengan mentega/ selai kacang/ Tahap penelitian dan pengumpulan
meises, buah, dan kue. informasi merupakan analisis kebutuhan sistem
7. Makanan selingan yang tidak baik adalah yang terdiri dari :
makanan yang banyak mengandung gula, 1. Studi Literatur
tetapi kurang zat gizi lainya. Seperti 2. Studi Lapangan
minuman yang bersoda, minuman buah 3. Analisis Pengguna
yang manis, permen, es lilin, dan kue yang 4. Analisis Perangkat Lunak
terlalu manis (Kemenkes RI, 2011). 5. Analisis Perangkat Keras
Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem
memenuhi dan mempertahankan status gizi informasi terpadu pemberian makanan
bayi dan anak 6-24 bulan. Banyaknya ASI yang pendamping ASI dengan menggunakan model
dihasilkan oleh seorang ibu tergantung dari waterfall [13]. model ini dipilih dengan alasan
beberapa faktor, seperti status gizi ibu, untuk membangun sistem ini dibutuhkan
makanan tambahan yang diberikan kepada ibu beberapa tahap yang berbeda yang merupakan
waktu hamil dan sedang menyusui, stress sebuah pendekatan kepada perkembangan
mental dan sebagainya. Pada umumnya setelah perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial
berumur 4 atau 6 bulan bayi memerlukan mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada
makanan tambahan [10]. seluruh analysis, design, coding, dan testing.
Model waterfall yang digunakan
III. METODE PENELITIAN sebagaimana pada gambar 7.
Metode yang digunakan dalam penelitian
rancang bangun sistem informasi terpadu
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) yang bernilai gizi tinggi dan berbahan
lokal adalah metode R&D (research and
Development).
Tahapan penelitian mengacu pada langkah
penelitian dan pengembangan, Brog & Gall
yang tersusun dalam beberapa tahapan, yaitu :
1) Tahap penelitian dan pengumpulan
informasi, 2) Tahap perencanaan, 3) Tahap Gambar 7 Model Waterfall [4]
pengembangan produk, 4) Tahap uji coba, dan
5) Tahap perbaikan produk akhir [11]. Langkah- Penjelasan dari tahapan yang dilakukan
langkah lebih jelasnya dapat dilihat pada dalam model ini [4] adalah :
gambar 6. 1. System/Information Engineering and
Modelling
Pemodelan diawali dengan mencari
kebutuhan dari keseluruhan sistem yang
akan diaplikasikan ke dalam bentuk
software.
2. Software Requirement Analysis
Proses pencarian kebutuhan diintesifkan dan
difokuskan pada software. Untuk
mengetahui sifat dari program yang akan
dibuat, maka para programmer harus
mengerti tentang informasi dari software,
misalnya fungsi yang dibutuhkan, user
interface
3. Design
Proses ini digunakan untuk mengubah
kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi
representasi ke dalam bentuk software
sebelum coding dimulai. Design harus dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah
Gambar 6 Diagram Alir (flowchart penelitian) disebutkan pada tahap sebelumnya.
153
Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2017 978-602-18168-2-0
Makassar, 20 November 2017
4. Coding
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam
hal ini komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang
dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam
bahasa pemrograman melalui proses coding.
5. Testing/Verification
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.
Demikian juga dengan software. Semua
fungsi-fungsi software harus diujicobakan, Gambar 10 Form Data Anak
agar software bebas dari error, dan hasilnya
harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan Penginputan jenis makanan dilakukan oleh
yang sudah didefinisikan sebelumnya. user dengan mengklik menu input > Input Jenis
Makanan, maka form data jenis makanan akan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ditampilkan seperti gambar 11.
Pengujian sistem dilakukan untuk menguji
semua elemen perangkat lunak yang telah
dibuat apakah sesuai dengan yang diharapkan..
Pengujian dilakukan dengan Black Box sebagai
metode perancangan data uji yang didasarkan
pada spesifikasi perangkat lunak.
Hasil penelitian dari Sistem informasi
terpadu pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) yang bernilai gizi tinggi dan
berbahan lokal dimulai dari Form login.
Gambar 11. Form Bahan Makanan Pendamping ASI
154
Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2017 978-602-18168-2-0
Makassar, 20 November 2017
155