PENDAHULUAN
Ada metafora kota sebagai sesuatu yang hidup (denyut nadi kota, spirit kota,
napas kota, bahkan kematian kota) (Pilliang, 2011:227). Kota adalah sebuah tempat,
dalam berbagai bentuk segmentasi sosial dan politik segmentasi; sosial, politik,
waktu konkret dalam melakukan berbagai bentuk interaksi di dalam ruang perkotaan.
kota. Kota arsitektur kini telah berubah menjadi kota digital atau kota informasi, yang
relasi dan komunikasi antar manusia di dalamnya tidak lagi berlangsung secara
potret kota dari kota konvensional, ke arah kota kapitalistik dan kini ke arah kota
digital, telah mengubah pula bersamanya manusia yang hidup di dalamnya. Termasuk
tenaga kerja informal. Namun demikian, tren tenaga kerja informal selama tahun
2015 hingga 2019 terus mengalami penurunan. Sebaliknya, tren tenaga kerja formal
terus mengalami peningkatan. Data Badan Pusat Statistik (2019) menunjukkan bahwa
pada 2019, persentase tenaga kerja informal mengalami penurunan sebesar 2,03
persen dibandingkan tahun 2015, yakni 57,75 persen pada 2015 turun menjadi 55,72
persen pada 2019. Sementara itu, terjadi peningkatan persentase tenaga kerja formal
pada periode 2015-2019, yaitu sebesar 42,25 persen pada 2015 menjadi 44,28 persen
pada
2019.
besar dibandingkan sektor informal. Selain itu, sektor formal juga relatif aman atau
tidak rentan mengalami penutupan karena kuatnya modal yang dimiliki. Namun,
status pandemi global yang ditetapkan pada 11 Maret 2020 akibat Corona Virus
kondisi akibat resesi krisis ekonomi pada 2009 dan akibat pandemi Covid-19. Krisis
ekonomi pada 2009 menyebabkan resesi di sejumlah negara di Amerika dan Eropa,
seperti Amerika Serikat (-2,5%), Inggris (-4,2%), dan Jerman (-5,7%). Sementara itu,
masih positif. Proyeksi IMF menyebutkan bahwa perekonomian akan terdampak oleh
1,2%) dan Singapura (-3.5%). Namun, India, Tiongkok, dan Indonesia masih akan
Pasar tenaga kerja formal di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal ini
tercermin dari tren penyerapan tenaga kerja formal yang konsisten meningkat setiap
tahunnya, dari 42,25 persen pada 2015 menjadi 44,28 persen pada 2019. Persentase
tenaga kerja formal yang terus meningkat berarti pekerjaan dan kondisi kerja yang
berisiko atau pekerjaan rentan (informal) menurun. Peningkatan jumlah tenaga kerja
formal dipengaruhi oleh penyerapan Pegawai Negeri Sipil dan sektor perburuhan. Hal
ini didukung oleh jumlah tenaga kerja formal yang berstatus buruh/karyawan/pegawai
sebanyak 51,66 juta orang dari total 56,02 juta orang yang bekerja di sektor formal.
Peningkatan tenaga kerja formal juga didorong oleh permintaan tenaga kerja yang
tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pasar kerja
pedesaan (rural employment), sektor informal perkotaan (urban informal sector), dan
sektor formal perkotaan (urban formal sector). Tenaga kerja, baik pria maupun
wanita, lebih banyak menginginkan terlibat dalam pasar kerja sektor formal
perkotaan. Pada sektor formal terdapat sektor pemerintah dan swasta seperti
antara lain fasilitas yang dimiliki lebih modern dari pasar kerja lainnya. Tingkat upah
3
yang tinggi juga menjadikan sektor formal menarik bagi pencari kerja. Tingkat upah
4
yang lain karena salah satu syarat untuk dapat bekerja pada sektor ini harus memiliki
tingkat pendidikan tinggi atau menengah. Sektor usaha formal merupakan bidang
Pada saat ini, millennium atau milenial masuk ke dalam salah satu tenaga
sektor formal (BPS, 2018). Menurut Lokadata (2020), generasi Y atau milenial
memiliki porsi yang sangat besar dari semua bidang kerja formal. Jumlah tenaga
kerja generasi milenial rata-rata hingga 50% dari semua kelompok umur dan
semuanya termasuk dalam bidang kerja formal. Hal ini untuk memastikan bahwa
generasi milenial juga masuk dalam salah satu generasi produktif yang
Data dari Badan Pusat Statistik (2018), Indonesia mengalami masa bonus
demografi pada tahun 2020 sampai 2035. Bonus demografi adalah fenomena di
mana populasi usia kerja (15 sampai 64 tahun) lebih besar dari populasi usia non-
kerja. Periode aktif penduduk yang diproyeksikan dari populasi diperkirakan 64%
dari total populasi yang diproyeksikan sebanyak 297 juta jiwa, dan generasi
milenial (21-36 tahun) berkontribusi sekitar 63,5 juta jiwa. Hal ini menunjukkan
bahwa bonus demografi merupakan peluang atau pun kesembatan bagi generasi
milenial untuk menggantikan generasi sebelumnya dan menjadi tenaga kerja yang
menginginkan adanya upaya fisik dan psikologis yang berkelanjutan dari seorang
karyawan. Stres merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari peran seorang
dirinya
yang terlalu banyak sehingga harus bekerja lebih dari biasanya dan terkadang
fisik dan emosi juga mempengaruhi stres kerja karyawan dimana fisik karyawan
pekerjaannya.
Di tengah beban kerja yang tinggi, waktu luang kemudian menjadi salah
satu media yang di lakukan oleh para pekerja formal dalam melepaskan stress
kepada aktivitas masa bebas yang dilakukan secara sukarela dan dapat memberi
kepuasan serta memenuhi cita rasa yang dihayati. Kadangkala tingkah laku ini
adalah salah di sisi undang-undang dan ada juga tingkah laku yang tidak
menyalahi undang- undang tetapi tidak diterima oleh masyarakat. (Ibrahim, Yee,
tetapi menjelma menjadi suatu waktu melepas penat dari berbagai kesibukan
menciptakan the leisure class yakni kalangan yang menghabiskan waktu luangnya
untuk mengkonsumsi secara berlebihan demi mengikuti gaya hidup hedonis. Ini
menunjukkan bahwa masyarakat 4.0 telah salah dalam penafsiran waktu luang. Yang
seharusnya ialah waktu untuk mengembangkan potensi diri dan menciptakan karya
dan tidak melihat konsumsi dalam sudut pandang kepuasan melainkan kegunaan dari
termasuk justifikasi status sosial. Konsumsi berlebihan saat luang dapat memberikan
makna secara simbolis seseorang berada pada kategori makmur, sehingga orang akan
adalah sebuah instrumen untuk merebut secara simbolis makna dalam status sosial
dan menunjukkan bahwa diri mereka berasal dari kelas sosial yang tinggi (Suyanto,
telah mengalami perubahan akibat perubahan masa pula. Awalnya waktu luang di era
tersebut.
8
Namun di era 4.0 hampir seluruh lapisan masyarakat menganggap waktu luang
pemenuhan nilai utilitas dalam pengertian sempit, akan tetapi merupakan cara
makna-makna simbolik ketimbang fungsi utama objek. Hal ini kemudian melahirkan
sesuatu yang telah menjadi topik pembahasan dalam lingkup kajian sosiologi. Salah
satu pemikir yang membahas mengenai kelas sosial adalah Karl Marx dan Max
Webber. Menurut Marx, kelas sosial merujuk pada bagaimana sekelompok orang
yakni kelas borjuis dan proletar. Marx berpendapat bahwa dasar pembentukan kelas
sosial adalah penghisapan satu kelas oleh kelas sosial lain yang lebih tinggi. Relasi
yang timpang ini bisa ditemui pada masyarakat kapitalis dimana pemilik sarana
produksi pada hakikatnya adalah wakil dari kelas atas yang melakukan tekanan serta
memaksakan kontrol kepada kelas buruh yang posiisnya dalam lapisan masyarakat
dikototmi saja, tapi juga berdasarkan dimensi sosial seperti status sosial, dan juga
politik yang didalamnya adalah kekuasaan. Bahkan lebih jauh, konsumsi juga
Joseph Kahl dan Dennis Gilbert dalam teori struktur kelas sosial, memetakan
sembilan variabel yang dapat digunakan untuk mengukur kelas sosial seseorang,
Gilbert dan Kahl yang kemudian digunakan meneliti secara holistik dan menemukan
memetakan tiga zona selera budaya meliputi: kelas atas, kelas menengah, dan kelas
bawah. Zona Kelas Atas ditandai dengan besarnya kepemilikan modal. Kelas ini
mekanisme dominasi dalam praktik selera dan gaya hidup (Fashri, 2014:59). Dengan
begitu, kita memiliki gambaran bahwa representasi kelas sosial dalam hal selera dan
gaya hidup tidaklah selalu berada dalam posisi yang setara atau dalam tafsiran lain,
praktik budaya kelas yang didominasi lebih tertuju untuk meniru gaya hidup kelas
akhirnya memproduksi klasifikasi antara “kelas populer” atau “kelas dominan”, baik
atau buruk.
gaya hidup. Dalam masyarakat perkotaan, ada berbagai model pemanfaatan waktu
luang seperti pergi berlibur ke pantai, mendaki gunung, atau berbelanja di pusat-pusat
perbelanjaan dan masih banyak praktik pemanfaatan waktu luang lainnya. Gaya
hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern. Gaya hidup
yang dimiliki oleh seseorang juga dapat dilihat dari kelas sosial atau status sosial
seseorang. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh Yulia Primadini I dan Meita
Santi Budiani (2014) dalam hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya hidup dan kelas sosial dengan perilaku konsumtif pada remaja
satu orang dengan orang lain (Chaney, 2011:40). Menurut Chaney, gaya hidup
berbeda dengan budaya. Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, seperti
gaya, tata krama, cara menggunakan barang-barang, tempat dan waktu yang
sosial mereka. sedangkan budaya (Kephart, 1982:93 dalam Chaney, 2011: 41) adalah
keseluruhan gaya hidup suatu masyarakat, mulai dari kebiasaan, sikap, dan nilai-nilai,
serta pemahaman yang sama yang menyatukan mereka sebagai suatu masyarakat.
yang berjudul Distinction menyebutkan bahwa dalam melihat terciptanya suatu gaya
hidup maka dapat diamati dari tiga hal yaitu: habitus, ranah, dan modal.
macam pilihan dalam memanfaatkan waktu luang. Waktu luang yang dimiliki setelah
bekerja kemudian digunakan untuk menyegarkan pikiran dan tubuh. Salah satu
pilihan dalam memanfaatkan waktu luang tersebut adalah dengan berbelanja, baik itu
belanja karena kesenangan, pembelian impulsif. Perilaku belanja yang dilakukan ini
seharusnya digunakan
1
2
untuk keperluan rumah tangga dan keperluan yang lebih penting lainnya, untuk
membeli barang yang diinginkan dan subyek juga rela menyisihkan uang
tabungannya asal bisa membeli barang yang branded dengan model yang berbeda
dengan orang lain. Serta merasa bangga memiliki banyak barang yang di beli melalui
online shop.
Kota Makassar merupakan salah satu anak perusahaan dari perusahaan patungan
antara Astra Internasional dengan prinsipal Isuzu Motors Ltd - yang terkenal sebagai
produsen kendaraan komersial dan mesin diesel terkemuka di dunia. PT Astra Isuzu
juga merupakan jaringan jasa penjualan, perawatan, dan perbaikan serta penyediaan
suku cadang produk Isuzu, yang berdiri pada tahun 1990. Sebagai badan usaha yang
Astra Isuzu sebagai perusahaan yang bergerak di sektor formal. PT Astra Isuzu
menjadi perusahaan yang bergerak di sektor formal dikarenakan memiliki surat izin
usaha, memiliki modal yang besar, dan juga kewajiban membayar pajak. Dikarenakan
konsekuensi logis seluruh pegawai yang bekerja dibawah naungan PT Astra Isuzu
kosmopolitan, heterogen, dan materialis tetapi tetap terdapat nilai-nilai kearifan lokal
dalam hal ini waktu luang. Dalam pengamatan penulis, pada saat hari kerja, pekerja
formal yang terdapat di Kota Makassar berada pada tempat-tempat seperti café,
1
3
warkop, atau rumah makan. Sedangkan di hari libur, pekerja formal kemudian
Peneliti kemudian tertarik untuk meneliti pegawai formal yang bekerja di PT.
Astra Isuzu Cabang Makassar dikarenakan selama peneliti bekerja magang dengan
posisi sales di PT Astra Isuzu Cabang, peneliti kemudian menemukan temuan berupa
pemanfaatan waktu luang pegawai PT Astra Isuzu Cabang Makassar yang berbeda-
beda. Pemanfaatan waktu luang yang dilakukan oleh PT Astra Isuzu Cabang
Astra Isuzu Cabang Makassar sekaligus juga membentuk gaya hidup konsumtif di
kalangan pegawainya.
Atas dasar kenyataan diatas, peneliti berusaha menelisik lebih jauh pemanfaatan
waktu luang di kalangan Generasi Milenial di Kota Makassar dengan judul “Analisis
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
di Kota Makassar.
1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata
leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be
Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang
berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time). Definisi berkaitan
yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk
Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur
pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of the
macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik
kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan
dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan
hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
d. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all
embracing).
waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan pengembangan diri. Dalam ketiga
aspek tersebut, mereka akan menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari
rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain,
waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari
kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan
kebudayaan baru.
e. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living).
Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang
berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk
bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas,
luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan waktu tersebut
berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif
guna
1
7
meningkatkan produktifitas hidup yang efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi
dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya
sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau
Dalam disiplin ilmu sosiologi, waktu luang merupakan salah satu fenomena
yang menarik dalam kajian sosiologi konsumsi. Waktu luang merupakan manifestasi
komodifikasi yang berhasil dilakukan oleh kapitalisme modern, dari leisure time
untuk aktivitas produktif dan menghasilkan suatu karya, bahkan waktu kerja dapat
2.1.2 Konsumerisme.
terakhir dan telah secara radikal menantang premis dasar dari disiplin sosiologi.
Konsumsi sendiri memiliki konotasi negatif didalam tata bahasa Inggris, yang berarti
sebuah tindakan (kata kerja), dan konsumerisme adalah sebuah gaya hidup.
Menurut Scott dalam buku Sosiologi The Key Concepts (2011: 60) pada abad ke-
memerlukan penolakan terhadap perhatian lama para teoritis abad ke-19 yang telah
mengidentifikasi produksi industrial dan lokasi kelas sebagai sumber utama makna
dan antagonisme dalam masyarakat. Bukan suatu kebutuhan bahwa banyak studi
utama mengenai konsumsi diterbitkan pada tahun 1980 ketika banyak negara
negara – negara yang mengadopsi politik pasar non-liberal, dan retorika kebebasan
memilih telah membanjiri kehidupan politik, ekonomi dan sosial. Definisi sosiologis
yang baru mengenai konsumsi, tidak membatasi diri pada pemenuhan dan
penggunaan barang dan jasa oleh individu yang tampak jelas pada saat ini.
makna. Selain itu kita harus meluruskan pandangan umum mengenai konsumerisme
mudahnya konsumsi adalah sebuah tindakan (kata kerja), dan konsumerisme adalah
Konsumerisme adalah suatu tatanan ekonomi dan sosial yang mendorong agar
orang-orang membeli barang dan jasa dalam jumlah yang semakin besar.
Konsumerisme yang saat ini banyak berkembang diseluruh penjuru dunia merupakan
dampak dari globalisasi dan sistem kapitalisme modern yang mendasarkan pada tata
nilai materialistis, mulai dari tingkah laku, pola pikir, hingga sikap. Budaya
konsumerisme dewasa ini sudah menjadi ideologi dan tuntutan gaya hidup manusia.
untuk melakukan sebuah kegiatan konsumen atau membeli atau memakai barang-
barang secara berlebihan tanpa melihat nilai gunanya. Konsumerisme juga bisa
dianggap oleh orang-orang sebagai ajang untuk berpamer atau menyombongkan diri.
Ketika seorang bisa membeli sebuah barang yang bermerek, dan mendapatkan sebuah
penghargaan atau pujian dari sesama akan termotivasi untuk selalu membeli produk
yang sedang trend agar mendapatkan pujian bahwa dia bisa memenuhi keinginan nya.
Konsumerisme datang ke semua penjuru negara dan bangsa di dunia ini bersamaan
dengan budaya globalisasi (Ihza, 2013 dalam Hakim & Rusadi, 2022:62). Budaya
identitas; dan keberadaan pemilik modal yang selalu menarik masyarakat untuk terus
manipulasi periklanan dan kemasan (Stearns, 2006 dalam Indah dan Awal Muqsith,
kesadaran kritis subjek. Subjek tidak mampu memahami secara utuh dan
komprehensif realitas. Selalu akan terjadi keterbelahan dalam diri subjek ketika
posmodernisme dan karya Jean Baudrilard di tahun 1980. Hal ini terlihat dari
untuk melahirkan budaya konsumen baru. Apa yang menyatukan sejumlah penulis
kegiatan instrumental. Fokus perhatian kepada citra, tanda – tanda dan simbol
konsumsi juga menyebabkan pembaruan minat kepada identitas pribadi lebih dari
sebagian karena ada hubungan yang jelas kembali ke tradisi klasik, tetapi juga karena
status melalui bentuk perbedaan yang memperkuat posisi kelas. Rasa penilaian,
berkabar pada habitus, adalah penanda kelas sosial. Dan sangat terkait pada hierarki
akses modal ekonomi, modal budaya dan modal sosial (Asriawan, 2017:20).
yang terbit pada tahun 1972 yang kemudian disadur ke dalam bahasa Indonesia
dengan judul Teori Tentang Praktik pada tahun 2017 menjelaskan mengenai proses
ranah.
tidak didasari pilihan personal manusia tetapi didasari oleh adanya selera yang lahir
dari dialektika simultan antara habitus, ranah, dan modal. Penulis mengambil contoh
keinginan pribadi yang ingin menikmati film-film yang disajikan selain di bioskop
tetapi dikarenakan adanya pemahaman (habitus) mengenai dunia eksternal atau dunia
perfilman yang hanya ditampilkan oleh Netflix, pemahaman tersebut lahir dari
lingkungan pergaulan manusia (ranah) yang mana dalam lingkungan sosial tersebut
aktivitas yang mengesampingkan nilai guna dan mengedepankan nilai simbolik, juga
2
2
menjadi praktik yang melahirkan gaya hidup konsumtif yang berfokus pada
peningkatan kelas sosial dan dominasi ke kelas sosial yang ada di bawahnya.
konsumerisme sebagai paham atau ideologi yang praktik konsumsinya didasari oleh
pengalaman dan pengetahuan akibat dari pergaulan sosial di lingkungannya dan juga
Lebih jauh habitus, ranah, dan modal akan dibahas dalam penjelasan dibawah ini:
a. Habitus.
pada apa yang dilakukan individu dalam kehidupan sehari-hari. Bourdieu berusaha
melihat kehidupan sosial tidak dapat dipahami hanya dalam sudut inidividu atau
masyarakat saja. Hubungan agensi dan struktur bukanlah dua kutub yang berdiri
secara terpisah, melainkan berupa relasi dialektis yang berjalan tidak linear (Fashri,
2014:93).
Habitus bukanlah sebuah konsep yang orisinal dari pemikiran Bourdieu, pemikir
habitus dalam konsep Ada (being), Weber dengan verstehen, dan Durkheim dengan
Fakta Sosial-nya. Merujuk Bourdieu, ada dua habitus: 1) habitus kelas yang dimiliki
secara kolektif, dan habitus subjektif yang dimiliki individu secara unik (Takwin,
2006:46).
2
3
Dalam bahasa Latin, habitus bisa berarti kebiasaan (habitual), penampilan diri,
atau bisa pula menunjuk pada tata pembawaan yang terkait dengan kondisi tipologi
menemukan ekspresi lain dalam pemakaian kata “hexis” dalam bahasa Yunani yang
dalam karya Bourdieu kata ini digunakan untuk menjelaskan sikap, cara, dan gaya
dimana aktor ‘membawakan dirinya sendiri’: sikap, bahasa tubuh, cara berjalan, dll’.
Dalam artian interaksi manusia dengan habitus senantiasa melekat, tidak bisa
habitus merupakan:
“\the mental structures through which they apprehend the social world, are
refleksi, penafsiran diri) struktur dunia sosial yang kemudian diwujudkan. Lewat ide
habitus, Bourdieu mengurai praktik sosial sehari-hari beserta prinsip keteraturan yang
sosial yang beroperasi dalam diri individu. Habitus membimbing individu untuk
pola yang dipancarkan dunia sosial. sebagai skema atau pola klasifikatif, habitus
individu lain maupun lingkungannya. Pola atau skema yang terinternalisasi tersebut
bersih/kotor.
2
4
Habitus dapat diidentifikasi melalui ciri khasnya, yaitu: Pertama, habitus
mencakup dimensi kognitif dan afektif yang diwujudkan dalam sistem disposisi.
Disposisi (kecenderungan atau kesiapan berespon) yang dimaksud merujuk pada tiga
makna yang berbeda, yaitu: 1). Hasil dari tindakan yang mengatur. 2). Cara mengada.
dan berpikir, yang diinternalisasikan oleh individu berkat kondisi objektif seseorang.
struktur yang membentuk”. Di satu sisi, habitus berperan sebagai sebuah struktur
yang dibentuk oleh kehidupan sosial. di sisi yang lain habitus dipandang sebagai
struktur yang membentuk kehidupan sosial. Ketiga, habitus dilihat sebagai produk
sebagai kodrat alami yang tidak terelakkan. Keempat, habitus bekerja dibawah aras
Pada praktik gaya hidup konsumtif, habitus memainkan peran sebagai sosok
internal yang memegang segala hal berkaitan dengan pahaman dan pengetahuan
mengkonsumsi.
gagasan Weber tentang agen-agen religius (Lubis, 2014: 122). Berbeda halnya
dengan habitus, ranah berada terpisah dari kesadaran individu yang secara objektif
2
5
berperan menata hubungan individu-individu. Ranah bukanlah interaksi intersubjektif
antarindividu, melainkan hubungan yang terstruktur dan secara tidak sadar mengatur
posisi individu, kelompok atau lembaga dalam tatanan masyarakat. Bourdie (Fashri,
positions are objectively defined, in their existence and in the determinations they
impose upon their occupants, agent or institusions, by their present and potential
situations (situs) in the structure of the distributions of species of power (or capital)
whose possession commands acces to the specific profits that are at stake in the field,
homology, etc).”
untuk memperebutkan sumber daya (modal) dan juga demi memperoleh akses
tertentu yang dekat dengan hierarki kekuasaan. Ranah juga merupakan arena
mengubah konfigurasi kekuasaan yang ada. Struktur ranahlah yang membimbing dan
memberikan strategi bagi penghuni posisi, baik individu maupun kelompok, untuk
didalamnya terdapat kompetisi, pemain, aturan main, manuver guna meraih tujuan
pelaku bersandarkan pada jumlah modal yang dimiliki dan struktur modal dalam
2
6
posisinya di ruang sosial. meskipun mengarahkan pada tindakan, strategi bukan
semata-mata hasil dari suatu perencanaan yang sadar dan terdeterminasi secara
Strategi menurut Bourdieu (Jenskin, 2004:122) adalah hasil yang terus berlanjut
dari interaksi antara disposisi habitus dan kendala serta kemungkinan yang
merupakan realitas dari segala arena sosial yang ada. Strategi merupakan produk
intuitif dari pemahaman para pelaku terhadap aturan permainan pada ruang dan waktu
tertentu. Bourdie (Fashri, 2014:113) memetakan strategi ini dalam dua tipe, yaitu:
Pertama, tipe reproduksi menunjuk pada kumpulan praktik yang dirancang untuk
arah masa depan. Kedua, tipe penukaran kembali (reconversion strategies), berkaitan
dimensi, yaitu keseluruhan jumlah modal yang terstruktur dan pembentukan jenis
Ranah tidak bisa dilepaskan dari ruang sosial (social space) yang mengacu pada
keseluruhan konsepsi tentang dunia sosial (Fashri, 2014:106). Hal ini berarti
pemahaman mengenai konsep ruang sosial mencakup banyak ranah didalamnya yang
memiliki keterkaitan satu sama lain dan terdapat titik-titik kontak yang saling
tersebut ditentukan oleh alokasi modal atas para pelaku yang mendiami suatu ranah.
mekanisme distribusi dan diferensiasi modal, yaitu seberapa besar modal yang
yang disesuaikan dengan nilai-norma dan budaya yang berlaku ditempat melakukan
c. Modal.
Memahami konsep ranah erat kaitannya dengan modal. Istilah modal digunakan
sebagai berikut.
“capital is a social relation, i.e., an energy which only exist and only produces
its effects in the field in which it is produced and reproduced, each of the properties
attached to class is given its value and efficacy by the specific laws of each field.”
Ide Bourdieu tentang modal berusaha melepaskan dari tradisi Marxian. Tidak lagi
berpaku pada alat produksi (ekonomi) sebagai basis dalam kehidupan tapi tidak
terbentuk oleh perbedaan distribusi dan penguasaan modal. Di sisi lain, para individu
jenis yaitu: pertama, modal ekonomi (mesin, buruh, uang). Kedua, modal budaya,
modal ini adalah keseluruhan kualifikasi intelektual yang dapat diproduksi melalui
pendidikan formal maupun warisan keluarga. Ketiga, modal sosial yang merujuk
pada jaringan sosial yang dimiliki pelaku dalam hubungannya dengan pihak lain yang
memiliki kuasa. Dan Keempat, segala bentuk prestise, status, otoritas, dan legitimasi
2
8
yang terakumulasi dalam bentuk modal simbolik. Karakteristik tiap-tiap modal dapat
dipertukarkan satu sama lainnya. Hal ini memungkinkan modal dapat bertambah atau
besar pula peluang untuk mengkonversi antar modal. Dengan demikian, modal harus
ada dalam sebuah ranah agar ranah tersebut memiliki daya-daya yang memberikan
arti. Hubungan habitus, ranah, dan modal bertatutan sama lain dan bertujuan
Modal menurut Bourdieu (1996: 114) adalah “sekumpulan sumber kekuatan dan
masyarakat.
mengarah kepada tiga hal yang berbeda (Jenskin, 2004:126). Pertama, hubungan
arena dengan “arena kekuasaan” (politik) harus dipahami. Ini adalah sumber relasi
objektif” dari posisi yang menciptakan arena, dan hubungan antara mereka dalam
kompetisi dengan bentuk spesifik dari modal. Ketiga, habitus manusia di dalam arena
harus dianalisis, bersama dengan jejak atau strategi yang diproduksi dalam interaksi
antara habitus dan kendala serta kesempatan yang ditentukan oleh struktur arena.
Pada praktik gaya hidup konsumtif, seperti halnya ranah, modal memainkan peran
sebagai sosok eksternal yang mana menjadi kekuatan dalam melakukan praktik
konsumtif. Semakin banyak modal yang dimiliki, maka keleluasaan dan kekuasaaan
Bourdieu terdapat tiga zona selera budaya yang meliputi: kelas atas, kelas menengah,
dan kelas bawah. Zona Kelas Atas ditandai dengan besarnya kepemilikan modal.
Kelas ini mengakulasi berbagai modal. Kelas ini menunjukkan perbedaannya untuk
suatu visi tentang dunia sosial. Kelas ini mendefinisikan dan menentukan budaya
yang sah. Kelas ini terdiri dari dua kelompok yaitu: Pertama, kelompok kelas
dominan yang ada sejak lama yang terdiri dari bos-bos perusahaan besar dan industri.
Kedua, borjuis baru terdiri dari para eksekutif sektor swasta yang berasal dari
menaiki tangga sosial. di Zona ini sangat menghormati tatanan sosial yang ada dan
sangat rigoris dalam hal moral. Zona sangat menonjolkan keinginan atau kehendak
baik dalam hal budaya, meski mendasarkan pada peniruan terhadap budaya kelas
dominan. Di Zona ini terdapat tiga kelompok yaitu: Pertama, borjuis kecil dalam
situasi keruntuhan yaitu para pedagang, ahli pertukangan yang makin berkurang.
Kedua, borjuis kecil pelaku yang terdiri dari para pekerja, guru, dan karyawan-
karyawan swasta. Ketiga, borjuis kecil baru merupakan borjuis yang memiliki modal
budaya cukup besar namun lemah dalam modal sosial. Zona terakhir yaitu zona kelas
bawah. Zona ini ditandai dengan tiadanya kepemilikan modal. Orang-orang yang
Pada umumnya, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial dalam sebuah
tatanan masyarakat yang ditentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi
(Suseno, 2005: 111). Dalam tulisan Marx terdapat indikasi bahwa kelas sosial dalam
3
0
masyarakat feodal lebih tepat disebut kasta. Bagi Marx, sebuah kelas baru dianggap
kelas dalam arti sebenarnya bukan hanya secara objektif yang merupakan golongan
sosial dengan kepentingan tersendiri, melainkan juga secara subjektif yang menyadari
diri sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai
hanya kelas buruh industri yang merupakan kelas dalam arti yang sebenarnya,
meskipun kurang tajam. Jadi, bagi setiap golongan sosial yang mempunyai
kedudukan spesifik dalam proses produksi, tetapi dengan pengertian bahwa ciri
sebagai kelas baru terpenuhi secara sempurna apabila golongan itu juga menyadari
dirinya dan memiliki semangat juang sebagai kelas (Suseno, 2005: 115).
yakni kelas borjuis dan proletar. Kemudian menurut Max Weber, kelas sosial tidak
hanya didasarkan pada dimensi ekonomi yang melahirkan dikototmi saja, tapi juga
berdasarkan dimensi sosial seperti status sosial, dan juga politik yang didalamnya
emmpengaruhi perilaku pihak lain sehingga pihak lain bertingkah laku sesuai dnegan
pengaruh bisa berupa kekayaan, senjata, pengetahuan, jabatan dan lain-lain. Faktor-
faktor yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial sangat
3
1
bervariasi, misalnya saja bisa berupa kekayaan dan pengahsilan, pekerjaa,
pendidikan, factor kelahiran dan lain sebagainya. Berdasarkan pemikiran Karl Marx,
kelas sosial adalah penghisapan suatu kelas oleh kelas sosial lainyang lebih tinggi.
Relasi yang timpang ini bisa ditemui pada masyarakat kapitalis dimana pemilik
sarana produksi pada hakikatnya adalah wakil dari kelas atas yang melakukan
tekanan serta memaksakan kontrol kepada kelas buruh yang posiisnya dalam lapisan
Setiap kelas sosial adalah suatu subkultur yang punya beberapa sikap,
kepercayaan, nilai dan norma perilaku yang berbeda dengan kelas sosial lainnya.
Kelas sosial seseorang ditentukan oelh totalitas kedudukan sosial dan ekonominya
orang lain (Soekanto, 2017: 211) Mengukur kelas sosial seseorang bukan hal yang
mudah, namun ada Sembilan variabel penelitian kelas sosial yang dikemukakan oleh
Gilbert dan Kahl. Dari Sembilan variabel kelas sosial oleh Gilbert dan Kahl diatas,
ada beberapa variabel yang paling sering digunakan untuk mengukur kelas sosial
a. Pekerjaan
3
2
Pekerjaan menjadi indikator kelas sosial yang baik. Pekerjaan seseorang
b. Penampilan pribadi
ditambah misalnya dia adalah seorang selebritis, akan meraih sukses dalam
c. Interaksi
Seseorang akna merasa lebih nyaman jika mereka bergaul dengan orang yang
memili kesamaan nilai dan sikap dengannya. Interaksi yang dilakukan iasanya
terbatas pada suatru kelas sosial saja, yaitu jelas sosial yang sama dengan individu
orang-orang pada kelas sosial lainnya, individu akan memiliki prestis lebih tinggi jika
d. Pemilikan
hanya jumlahnya saja, tapi juga kualitas atau pilihan yang dibuat. Kepemilikan dan
pendapatan masa lalu dalam keadaan tertentu, misalnya saham dan kepemilikan atas
mereka. priduk dan merek sebuah produk, diperlakukan sebagai simbil status dan
sarana melestarikan status yang dimiliki. Kekayaan bisa menjadi sumber pendapatan
3
4
mungkin bisa membuat sebuah keluarga mempertahankan kelas sosialnya dari
generasi ke generasi.
e. Orientasi nilai
banyak hal, misalnya saja agama, politik, pekerjaan dan sistem ekonomi.
f. Kesadaran kelas.
Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang-orang dalam sebuah kelas sosial
pekerja formal milenial dan konsumerisme yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
konsumerisme.
Ketiga penelitian di atas memiliki fokus tema yang sama dengan penelitian
ini, yaitu pemanfaatan waktu luang dan konsumerisme. Penelitian pertama yang
dilakukan oleh Ganistria Marbawani dan Grendi Hendrastomo (2021) berfokus pada
simbolis sebagai seorang, meminjam Galbraith, kelas menengah baru yang mapan
dan layak menikmati waktu senggangnya dengan pendekatan teori Leisure Class dari
Thorsthein Veblen. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Juariyah berfokus pada
(game modern), mulai anak-anak, remaja, dari bangku sekolah dasar, menengah
pertama sampai mahasiswa, betah duduk berjam-jam bermain game online baik pagi,
sore, maupun malam hari, keadaan ini ditemukan baik di lingkungan perkotaan
maupun pedesaan. Hanya caranya yang berbeda, cara gamer menghabiskan waktu
manapun. Fenomena yang kedua adalah munculnya usaha warnet di desa-desa, bagi
masyarakat desa, membuka usaha warnet dirasakan paling mudah dan murah dengan
bermodalkan uang 10 juta mereka sudah bisa membuka usaha warnet, begitu pula
layanan titik hotspot jaringan internet, tetapi usaha warnet tetap menjadi primadona,
3
7
dengan menggunakan teori Leisure Class dari Thorsthein Veblen. Sedangkan
penelitian ketiga yang dilakukan oleh Muhammad Ridha (2013) berfokus Pertama,
ingin menunjukkan bahwa konsumsi telah berubah menjadi putaran sirkuit yang tak
henti terus membesar dan menghisap seluruh energi sosial dan material masyarakat.
memerangkap masyarakat dalam sebuah relasi sosial yang berbasis pada penghargaan
(atau mungkin juga penghambaan) terhadap benda- benda, ketidakadilan dan negasi
Ada dua hal yang membedakan penelitian ini, dengan tiga penelitian di atas,
yaitu: Pertama, penelitian ini akan mengkaji fenomena pemanfaatan waktu luang
menggunakan teori konsumsi pembeda dari Bourdieu dan Leisure Class dari Veblen.
akan menimbulkan rasa senang dari kegiatan tersebut. Dari segi cara pengisian, waktu
luang adalah waktu yang dapat diisi dengan sesuai pilihannya sendiri. Dari sisi
fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan
gangguan emosi, meningkatkan kesegaran mental dan sosial serta sebagai selingan
sebuah kebiasaan yang menyebar kepada banyak orang dan menjadi mode yang
diikuti. Pemanfaatan waktu luang tidak lagi menjadi sekedar waktu untuk berekreasi
3
8
tetapi juga menjadi suatu arena yang didalamnya terdapat pembentukan relasi kelas
Pembentukan relasi kelas melalui praktik pemanfaatan waktu luang yang akan
dianalisis menggunakan konsep habitus kelas dan ditambahkan konsep kelas sosial
dari Joseph Kahl yang penulis gunakan sebagai variabel atau indikator dalam
menentukan posisi zona kelas sosial pekerja formal di PT. Isuzu Astra Makassar yang
Bourdieu klasifikasikan pada tiga Zona Kelas Sosial nya yaitu: Zona Kelas Atas,
Pembentukan gaya hidup konsumtif melalui praktik pemanfaatan waktu luang ini
yang kemudian akan dianalisis menggunakan teori praktik yang dicetuskan oleh
Pierre Bourdieu. Teori Praktik yang digagas oleh Bourdieu menekankan bahwa ada
keterkaitan antara modal, habitus, dan ranah dalam pembentukan praktik sosial di
dalam masyakarakat.
Variabel habitus dalam penelitian ini antara lain: aktivitas sehari-hari, pendapat
mengenai tempat kerja, penggunaan waktu luang, tempat berlibur favorit, penggunaan
gaji, dan organisasi sosial yang dilakoni. Variabel modal terbagi dalam 4 bagian yaitu
modal ekonomi, modal sosial, modal simbolik, dan modal budaya. Dan variabel
Proses Terciptanya Kelas Sosial dalam Proses Terciptanya Gaya Hidup Konsumtif
Praktik Pemanfaatan Waktu Luang dalam Praktik Pemanfaatan Waktu Luang
a. Habitus
Habitus Kelas Kelas Sosial Tiga Zona Selera Pierre
Joseph Kahl Budaya: Bourdieu b. Ranah
Selera Kelas
Menengah
Selera Kelas
Bawah
berikut akan dirumuskan beberapa definisi dari konsep-konsep yang digunakan dalam
a. Waktu Luang.
Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur
pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of the
macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik
b. Pekerja Formal.
Pekerja formal adalah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan sebagai
c. Konsumerisme.
Konsumerisme adalah aliran atau paham yang mengubah perilaku manusia
untuk melakukan sebuah kegiatan konsumen atau membeli atau memakai barang-
4
2
Variabel Sub-Variabel Indikator
Trust
norma sosial
proactivity
Ekonomi Gaji
posisi di kantor
usaha
Simbolik Kendaraan
alat komunikasi
Tanggung jawab.
Persaingan
penggunaan gaji
organisasi sosial
penampilan pribadi
4
3
interaksi
BAB III
METODE PENELITIAN
metodologi yang tersistematis dan memenuhi standar penelitian yang ilmiah. Maka,
menganalisis data berupa kata-kata dan perbuatan manusia serta penulis tidak
penulisan dari strategi metode kualitatif, yaitu strategi studi kasus. Menurut Creswell
(2010:23) strategi penulisan studi kasus adalah metode penulisan yang secara khusus
Lokasi penulisan adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk
sangat penting karena berhubungan dengan data-data yang harus dicari sesuai dengan
4
4
fokus yang ditentukan, lokasi penulisan juga menentukan apakah data memenuhi
syarat baik volume maupun karakter data yang dibutuhkan dalam penulisan.
penulisan ini dilakukan di PT. Astra Isuzu yang berlokasi di Jalan Andi Pangeran
Pettarani, Kota Makassar. PT. Astra Isuzu dipilih sebagai lokasi penelitian dengan
alasan PT. Astra Isuzu adalah penulis telah melakukan observasi mengenai PT. Astra
Isuzu pada saat penulis magang di PT Astra Isuzu. Selain itu, PT Astra Isuzu adalah
perusahaan yang menerapkan perlindungan hukum dan kontrak kerja yang resmi,
serta berada di dalam organisasi yang berbadan hukum, sebagaimana diantur dalam
UU Ketenagakerjaan.
masalah penulisan. penulisan ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan,
Tipe penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif eksploratif,
dengan dianalisis secara deskriptif, dan untuk menggali suatu tujuan yang masih
apa adanya sesuai dengan pertanyaan penulisannya, kemudian dianalisis pula dengan
Jumlah informan dalam penulisan ini adalah 7 orang. Setelah informan ketujuh data
sudah jenuh, sehingga sampel sumber data sudah mencukupi, dan tidak perlu
menetapkan kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang dijadikan sumber
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan
aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penulisan dan ini biasanya ditandai
ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang
terhadap pegawai PT Astra Isuzu, Kota Makassar. Informan yang digunakan dalam
5. Kasir (1 orang)
6. Sales (4 orang)
7. Mekanik (1 orang)
Penggunaan teknik ini akan berhenti apabila data yang diperoleh telah jenuh dan
tidak berkembang lagi dan sama dengan data yang diperoleh sebelumnya. Secara
sederhana, dalam penulisan kualitatif dikenal dengan istilah data jenuh. Data jenuh
artinya kapan dan dimanapun ditanyakan pada informan (triangulasi data), dan pada
siapa pun pertanyaan sama diajukan, hasil jawaban yang diberikan tetap konsisten
sama. Pada saat itulah cukup bagi penulis untuk menghentikan proses pengumpulan
kualitatif antara lain wawancara dan observasi. Teknik pengumpulan data yang
Data primer adalah data yang belum tersedia dan diperoleh langsung dari objek yang
akan diteliti, adapun teknik yang akan dilakukan penulis dalam mengumpulkan data
primer:
Salah satu teknik pengumpulan data yang lazim dipergunakan oleh penulis
Wawancara mendalam adalah suatu wawancara tanpa alternatif pilihan jawaban dan
telah disusun dengan mendetail dengan alternatif jawaban yang telah dibuat sebelum
mendalam yang perlu dikontrol oleh penulis. Para penulis perlu melakukan langkah-
langkah yang tepat untuk mengurangi gangguan faktor-faktor ini untuk mendapatkan
b. Situasi wawancara.
tegang, karena situasi wawancara yang tepat akan menghasilkan data yang valid.
b) Observasi.
Penulis untuk mengetahui sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang
dilakukan merasa perlu untuk melihat sendiri, mendengarkan sendiri atau merasakan
obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang sedang dilakukan. Dalam pengamatan ini,
observasi.
penulis merupakan alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap situasi dari
lingkungan yang diperkirakan bermakna bagi penulis, dan (2) penulis sebagai alat
yang dapat langsung menyesuaikan diri terhadap segala aspek yang diteliti dan dapat
literatur yang relevan dengan judul penulisan seperti buku-buku, artikel dan makalah
yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti serta analisis peraturan
b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan
Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengkategorikan data
untuk mendapatkan pola hubungan, tema dan menafsirkan apa yang bermakna dan
dimuat dalam laporan penulisan. Menurut Afrizal (2015:19) ada dua tahap analisis
data dalam penulisan kualitatif yaitu: pertama, pada tahap pengumpulan data itu
mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder yang dilakukan di pada saat
menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman. Secara garis besar, Miles
dan Huberman membagi analisis data dalam penulisan kualitatif ke dalam tiga tahap,
yaitu reduksi atau kodifikasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Afrizal,
2015:178).
diulangi terus setiap setelah melakukan pengumpulan data dengan teknik apapun
(Afrizal, 2015: 180). Dengan demikian, ketiga tahap itu, harus dilakukan terus
5
0
sampai penulisan tersebut. kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data
Gambar 3.1
● Reduksi data.
serta pengabstrakan data dari catatan lapangan. Proses ini berlangsung sepanjang
berlangsung terus sampai laporan akhir penulisan selesai. Reduksi data merupakan
● Penyajian data.
penulisan dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data, penulis dapat lebih
memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data
yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak membantu. Sajian data dapat berupa
deskripsi, matriks, gambar/skema, dan tabel. Kesemuanya itu dirancang guna merakit
informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang
kompak.
● Penarikan kesimpulan.
Dari awal pengumpulan data, penulis sudah harus memahami apa arti dari
proposisi. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan
akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir. Ini adalah interpretasi penulis atas
adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa
5
2
dipertanggung-jawabkan kebenarannya. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa untuk
● Uji Kredibilitas.
penelitian kualitatif (Prastowo, 2012: 266). Moleong (2016: 324) menyatakan bahwa
uji kredibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan
pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat dicapai, dan
penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini untuk uji kredibilitas (credibility) peneliti menggunakan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk
pembanding data. Dijelaskan juga oleh Sugiyono (2015: 372) triangulasi merupakan
pengumpulan data dan sumber data yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
5
3
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Penerapan metode ini dapat dicapai dengan
cara membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan
tunjang dengan data dokumentasi berupa foto serta data lainnya seperti jurnal ilmiah,
penelitian terdahulu dan teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini.
adalah teknik untuk menguji validitas eksternal didalam penelitian kualitatif. Uji ini
populasi dimana sampel itu diambil. Kemudian Moleong (2016: 324) menjelaskan
penelitian ini nantinya peneliti akan memberikan uraian yang rinci, jelas, dan juga
secara sistematis terhadap hasil penelitian. Diuraikannya hasil penelitian secara rinci,
jelas dan sistematis bertujuan supaya penelitian ini dapat mudah dipahami oleh orang
lain dan hasil penelitiannya dapat diterapkan ke dalam populasi dimana sampel pada
penelitian. Pada penelitian ini nantinya peneliti akan melakukan audit dengan cara
penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak. Prastowo (2012: 275) mengatakan
posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan
utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan barat ke wilayah kawasan
timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Kota Makassar
merupakan daerah pantai datar dengan kemiringan 0-5 derajat ke arah barat, diapit
dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai
Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya
berjumlah kurang lebih 175,77 KM² dataran dan termasuk 11 pulau di selat Makassar
ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 KM². Secara geografis Kota
koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan koordinat 5°8’6’19 Lintang Selatan,
dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan, dengan 143 kelurahan.
Sedangkan batas - batas wilayah administratif dari letak Kota Makassar, antara lain:
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2020 (Kota Makassar
Dalam Angka 2020).
Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Kota Makassar,
memberi penjelasan bahwa secara geografis, Kota Makassar memang sangat strategis
dilihat dari sisi kepentingan ekonomi dan memiliki warna budaya tersendiri. Dari sisi
ekonomi, Kota Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih
5
7
efisien dibandingkan daerah lain. Perkembangan ekonomi di Kota Makassar sedikit
banyak telah merubah wajah kebudayaan dan interaksi sosial masyarakat Kota
Makassar. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan kondisi geografis-Makassar
patungan antara Astra International dengan prinsipal Isuzu Motors Ltd yang terkenal
Isuzu Indonesia memiliki pabrik di Karawang yang berdiri di atas lahan seluas
300.000 meter persegi dan memiliki kapasitas produksi hingga 80.000 unit per tahun.
Kiprah Isuzu Indonesia dimulai pada tahun 1960-an ketika menjadi distributor produk
Isuzu di Indonesia memiliki produk yang beragam dan terbagi dalam 2 kategori besar
yaitu kategori Commercial Vehicle (CV) atau kendaraan niaga mulai dari pick
Elf, medium truk Isuzu Forward (diganti nama menjadi Giga demi marketing) dan
truk kelas berat Giga serta Light Commercial Vehicle (LCV) seperti Isuzu Panther.
Astra Isuzu saat ini memilik 52 outlet (terdiri dari outlet VSP – melayani jual beli dan
service kendaraan serta 1 outlet V – hanya melayani jual beli kendaraan) yang
5
8
tersebar di hampir seluruh Indonesia. Selain itu, untk menjamin pelanggan
mendapatkan suku cadang Isuzu yang asli, Astra Isuzu juga bekerja sama dengan
a. Visi
Menjadi distributor LCV dan dealer Isuzu terbaik di Indonesia dengan
b. Misi
4.2.3 Lokasi.
PT. Astra Isuzu berpusat di Head Office Jl. Danau Sunter Utara Blok O-3
Kav. 30, Sunter Jakarta. Sedangkan untuk di Kota Makassar bertempat di Jalan AP.
a. Kepala Cabang
keuangan perusahaan.
c. Workshop Head
d. Part Head
sesuai SOP.
e. Sales Supervisor
tanggung jawabnya, melaksanakan semua tugas sesuai sistem dan prosedur yang telah
rencana kerja.
f. Admin Service
6
0
Bertanggung jawab untuk menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen
g. Kasir
h. Field Advisor
analisis terhadap keluhan pelanggan, memberikan edukasi kepada customer (supir &
i. Mekanik
j. Sales
k. Partman
6
1
Bertanggungjawab memeriksa ketersediaan stok parts, oli, aksesoris dan
apparel yang dibutuhkan konsumen dan menginformasikan harga parts dan promo
Kepala Cabang
PGA
Field Advisor
Admin Unit
Service Advisor
Admin Fakpol Sales Part
Kepala Regu Sales
Admin Service Partman
Mekanik
Admin Spart
BIB
Kasir
6
2
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada
Dalam Bab ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian penulis sebagai
sebuah jawaban atas rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga akan membahas mengenai karakteristik informan yang
merupakan pekerja formal di PT Isuzu Astra. Di bab ini juga akan dibahas dan
waktu luang pekerja formal. Selain itu, peneliti juga akan membahas mengenai
Makassar semenjak tahun 2018. Posisi AA di PT Isuzu Astra adalah sales counter.
Selain bekerja, AA sehari-harinya juga merupakan IRT yang memiliki 1 orang anak
6
3
berusia 7 tahun. AA tinggal di jalan Hertasning Baru di perumahan Anging Mammiri.
Adapun pendidikan terakhir FAP adalah S2. FAP telah bekerja di PT Isuzu Astra
Makassar semenjak tahun 2017. Posisi FAP di PT Isuzu Astra adalah supervisor.
Selain bekerja, FAP sehari-harinya juga menekuni hobi running yang memiliki
FAP memiliki istri yang bekerja di BNI Cabang Pare-pare dan anak 1 orang yang
berusia 10 tahun. Selain bekerja sebagai supervisor di PT Isuzu Astra, FAP juga
C. Remon Patandi
semenjak tahun 2020. Posisi RP adalah admin. Aktivitas sehari-hari RP selain bekerja
dan tinggal bersama orang tua di BTP. Ketika bersosialisasi dengan teman-temannya
dan Upgrading Mekanik Isuzu se Indonesia pada tahun 2023. MR telah bekerja di PT
Isuzu Astra Makassar semenjak tahun 2018. Posisi MR di PT Isuzu Astra adalah
keluarga. Adapun tempat yang dipilih oleh MR untuk berlibur bersama keluarga
adalah pantai. MR berdomisili di jalan Baji Gau. MR memiliki istri yang bekerja
E. Asfar Kamal
pendidikan terakhir FAP adalah S1. AK telah bekerja di PT Isuzu Astra Makassar
semenjak tahun 2015. Posisi AK di PT Isuzu Astra adalah admin head. Selain
F. Safaruddin
pendidikan terakhir FAP adalah SMK. S telah bekerja di PT Isuzu Astra Makassar
semenjak tahun 2021. Posisi S di PT Isuzu Astra adalah partman. Selain bekerja, S
6
5
sehari-harinya meluangkan waktunya di Cafe bersama dengan teman-temannya. Di
G. Armitha Razaq
Makassar semenjak tahun 2020. Posisi AR di PT Isuzu Astra adalah kasir. Selain
bekerja, AR selepas pulang kerja akan menyempatkan waktunya untuk nonton di XXI
H. Ardi B
semenjak tahun 2018. Posisi AB di PT Isuzu Astra adalah Sales Counter. Selain
di cafe atau apabila tidak keluar kos, maka akan menghabiskan waktunya dengan
menonton di kosan.
I. Fredy S
semenjak tahun 2021. Posisi FS di PT Isuzu Astra adalah Sales Counter. Selain
bekerja, sehari-harinya FS beraktivitas jogging di pagi hari, dan ketika pulang kerja
6
6
akan lanjut ke tempat gym dan kemudian bertemu dengan teman-temannya di cafe
J. Darwis
semenjak tahun 2020. Posisi AR di PT Isuzu Astra adalah Sales Counter. Selain
bekerja, D juga memiliki aktivitas rutin seperti mengantar istri ke tempat kerja di pagi
TABEL 5.1
Karakteristik Informan
1 AA 38 P Sales Counter
2 FAP 40 Lk Supervisor
3 RP 35 Lk Admin
4 MR 43 Lk Mekanik
5 AK 46 Lk Admin Head
6 S 29 Lk Partman
7 AR 27 P Kasir
8 AB 31 L Sales Counter
9 FS 29 L Sales Counter
10 D 34 L Sales Counter
Sumber: Data Diolah
6
7
5.2. HASIL PENELITIAN
menjadikan konsumsi sebagai gaya hidup melalui berbagai cara yang mengakibatkan
gaya hidup menjadi sentral dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup adalah salah
satu bentuk budaya konsumeris. Karena gaya hidup seseorang dapat dilihat dari apa-
apa yang dikonsumsinya, baik konsumsi barang atau jasa. Konsumsi tidak hanya
mencakup kegiatan membeli sejumlah barang (materi), dari televisi hingga mobil,
tetapi juga mengkonsumsi jasa, seperti pergi ke tempat hiburan dan berbagai
pengalaman sosial. Gaya hidup juga dihubungkan dengan status kelas sosial ekonomi.
Gaya hidup mencitrakan keberadaan seseorang pada suatu status sosial tertentu.
Chaney (2010) mengemukakan bahwa gaya hidup telah menjadi ciri dalam
dunia modern, sehingga masyarakat modern akan menggunakan gaya hidup untuk
definisi gaya hidup sebagai pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang
Pola-pola tindakan yang berbeda antara satu orang dengan orang lain tersebut
masyarakat konsumer timbul sebagai akibat dari adanya logika sosial diferensiasi
dan proses-proses distingtif (perbedaan) kelas dan kasta yang mendasar dalam
struktur sosial. Dalam masyarakat konsumer, individu tidak lagi mengonsumsi karena
6
8
kebutuhan ataupun karena kepuasan yang akan didapatkannya, akan tetapi mereka
mengonsumsi karena adanya tanda (pesan atau citra) yang mereka maknai dan adanya
diferensiasi antara dirinya dengan orang lain. Individu akan mengonsumsi produk-
produk yang dianggap akan memberi atau menaikan status sosialnya, tanpa
konsumen, tidak penting apakah produk yang dikonsumsi itu berguna atau tidak,
diperlukan atau tidak, yang penting adalah makna apa yang diletakan pada produk
tersebut. Hal ini menandakan bahwa konsumen mengharapkan status sosial tertentu
perbedaan yang memperkuat posisi kelas. Rasa penilaian, berkabar pada habitus,
adalah penanda kelas sosial. Dan sangat terkait pada hierarki akses modal ekonomi,
modal budaya dan modal sosial. Selain itu, selera budaya beserta praktik konsumsi
dibentuk lewat zona-zona kelas sosial dan mencirikan kekhasan gaya hidup. Bourdieu
pemahaman akan tempatnya di dalam tatanan sosial. selera menyatukan mereka yang
memiliki preferensi serupa dan membedakannya dari mereka yang memiliki selera
berbeda.
merupakan sebuah tesa yang berangkat dari realita masyarakat kontemporer. Tesa
tersebut kemudian akan ditelisik lebih dalam pada kondisi pemanfaatan waktu luang
Astra Isuzu Makassar merujuk pada indikator pengukuran kelas sosial dari Joseph
Kahl yaitu: pekerjaan, penampilan pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai, dan
kesadaran kelas. Enam indikator ini yang kemudian dielaborasikan dengan konsep
selera dari Bourdieu yang akan memunculkan peta zona kelas di kalangan pegawai
PT Isuzu Astra.
A. Pekerjaan.
perbedaan posisi dan gaji dalam pekerjaan seseorang akan menentukan selera
jawab, dan wewenang seseorang maka akan semakin tinggi pula gaji yang diterima.
7
0
Gaji dalam konsep modal ala Bourdieu masuk pada modal ekonomi. Gaji menjadi
Pada PT Isuzu Astra Makassar, terdapat jenjang struktur pada karir pegawai
yang bekerja di PT Isuzu Astra Makassar. Perbedaan jenjang struktur ini kemudian
memunculkan perbedaan gaji pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar. Hal ini
“di PT Isuzu Astra terdapat perbedaan gaji yang dilihat dari posisi dan
kinerja. Posisi pegawai mungkin sama tetapi bisa saja gajinya berbeda karna
produktivitas kinerjanya berbeda.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“iye ada beda-beda gaji, saya saja beda gajiku dengan teman adminku. Kadang saya
lebih tinggi total gajiku, kadang lebih tinggi total gajinya temanku.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“kami yang di mekanik beda gaji ta dengan yang di posisi sales. Bahkan
sesama mekanik saja bisa beda gaji yang didapat kalau kinerja bulanan ta tidak
mencapai target”
(Wawancara 15 Juni 2023)
Isuzu Astra Makassar tidak hanya kemudian memunculkan perbedaan gaji, tetapi juga
Dengan memiliki pekerjaan dengan posisi yang tinggi, maka pegawai kemudian
B. Penampilan Pribadi.
Penampilan pribadi berkaitan dengan reputasi seseorang dalam masyarakat
daripada penampilan atau gaya pakaiannya. Penampilan erat kaitannya dengan mode
berpakaian tetapi bukan hanya mode berpakaian, penampilan pun juga membahas
mengenai postur tubuh dan mode rambut. Dalam sosiologi, penampilan pribadi
dibahas secara dalam pada kajian fashion, identitas, gaya hidup, dan konsumerisme.
(1998 dalam Sinta, 2018:64) bahwa fashion merupakan media yang membedakan
antara anggota kelas atas dan anggota kelas masyarakat biasa (the necessity for unity
and the necessity for diversity). Sehingga fashion bukan hanya merupakan pembeda
individu yang satu dengan yang lainnya namun juga sebagai pengikat dalam suatu
gender, realitas ekonomi, dan kekuatan konformitas sosial yang mendikte apa yang
boleh dan tidak boleh dipakai, apa yang mungkin dan tidak mungkin. Sedangkan
kode yang ada pada masyarakat modern, sehingga mode berpakaian kemudian tidak
mengenai konsep gender. Kondisi fashion pada masyarakat post-modern ini yang
yang hadir dari pilihan-pilihan gaya rambut dan gaya rambut. Penampilan diri sebagai
modal simbolik kemudian memiliki hubungan yang erat dengan modal ekonomi dan
modal budaya. Modal ekonomi sebagai penopang untuk membeli sesuatu barang atau
objek yang dapat membuat diri menarik. Dan modal budaya sebagai pagar atau
pembatas untuk tidak bernampilan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
dianut.
Pada PT Isuzu Astra Makassar, tidak terdapat berbagai macam mode fashion
pegawai. Selama jam kerja, pegawai kemudian mengenakan pakaian formal yang
akan penampilan diri di antara pegawai. Modifikasi akan fashion formal ini yang
7
3
kemudian disebut sebagai bagian dari subversi fashion, sebuah upaya untuk
Tetapi modifikasi fashion ini masih berada pada garis nilai dan norma yang dianut.
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh informan AA, S, dan AR.
“tidak ada ji aturan resmi yang ditetapkan sama manajer untuk masalah
berpakaian. Tetapi untuk saya berusaha ka untuk tetap berpakaian rapi, bersih,
formal, dan sopan karena posisiku menuntut ka untuk bertemu dengan klien.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“ada memang pakaian khususnya untuk posisi partman. Jadi pakaian ini
dipakai pada saat kerja. Biar tidak kotor juga pakaian yang dipake dari rumah.
Dibagikan waktu pertama kali masuk kerja.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“pakaian yang dipake itu berbeda tiap harinya karena sudah ada ketentuan
dari atasan kalau hari senin-selasa pakai pakaian kerja, rabu-kamis batik, jum’at
dan sabtu yang bebas formal. Kalau motif batiknya bebas ji.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
Penampilan diri selama bekerja kemudian mengalami perubahan disaat
pegawai PT Isuzu Astra Makassar melakukan aktivitas diluar jam kerjanya atau disaat
disaat melakukan aktivitas waktu luangnya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan
oleh S dan AR
“di tempat tongkrongan atau di cafe, beda mi lagi pakaian. Kan tidak mungkin
dipakai terus ini pakaian kantor, jadi saya pakai yang nyamannya kalau ke cafe”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“ kalau selesai mi jam kerja kan terserah kita mami ini mau pake apa. Tidak ada mi
peraturan pakaian lagi jadi bebas ka pakai apapun.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
7
4
C. Interaksi
Seseorang akan merasa lebih nyaman jika mereka bergaul dengan orang yang
interaksi kemudian dalam kajian interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan
sosial yang dinamis berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu,
kelompok dengan kelompok, dan individu dengan kelompok. Interaksi sosial dapat
terjadi dikarenakan adanya suatu kebutuhan, tujuan, atau harapan dari yang
melakukan interaksi.
Penulis menyebutkan terdapat dua tipe gerak dalam interaksi sosial, yaitu
gerak interaksi sosial vertikal dan gerak interaksi sosial horizontal. Interaksi sosial
gerak vertikal adalah interaksi sosial yang dilakukan yang mana kedudukan atau
strata sosialnya baik itu secara sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama dari
orang-orang berada pada posisi tidak linear. Sedangkan interaksi sosial gerak
horizontal adalah interaksi sosial yang dilakukan oleh antar orang dengan orang yang
memiliki strata sosial yang selinier baik secara secara sosial, ekonomi, politik,
untuk melakukan interaksi di dalam PT Astra Isuzu Makassar. Salah satu jaringan
kerja berbeda dengan pada saat jam istirahat atau jam pulang. Perbedaan interaksi
sosial terjadi karena adanya perbedaan posisi dalam pekerjaan. Hal ini sebagaimana
“dengan sesama partman ji kak. Kalaupun ada diluar partman palingan yang
posisi mekanik, satpam, atau kasir karena itu orang-orang yang paling sering
ditemui pas kerja ki kak”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“kalau saat kerja itu, yang paling sering ditempati bicara itu sesama ta yang
kasir, mekanik, yang posisi partman, sama supervisor. Kalau pas istirahat, selain itu
tadi yang saya sebut palingan dari sales ji kak itupun jarang juga”
(Wawancara 15 Juni 2023)
D. Pemilikan
hanya jumlahnya saja, tapi juga kualitas atau pilihan yang dibuat. Kepemilikan dan
kekayaan memiliki hubungan yang erat. Untuk melihat pemilikan seorang pegawai
dapat diamati dari barang-barang yang digunakan, pakaian yang digunakan, dan
kendaraan yang digunakan. Pemilikan tidak hanya terlihat pada saat waktu kerja
tetapi juga pada saat waktu luang, entah itu dirumah atau di tempat hiburan.
“Saya kalau ke kantor itu naik motor, yang dibawa juga ke kantor palingan
buku, laptop, dan hp”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Naik motor ji kak, kalau ke kantor itu biasanya bawa tas kecil, biasa juga
tidak karena palingan yang selalu dibawa itu dompet, cas, sama hp ”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“biasa naik motor, bisa juga naik mobil. tergantung agenda setelah pulang
kantor. Kalau ada acara setelah pulang kerja, berarti pake mobil. Supaya bisa bawa
pakaian ganti sama sepatu sama sandal.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
Sedangkan kepemilikan dalam memanfaatkan waktu luangnya para pegawai
digunakan tidak hanya untuk menyegarkan pikiran dan tubuh tetapi juga menjadi
penyegar jalinan silaturahim atau persaudaran dengan orang lain. Hal ini sebagaimana
“Saya di hari off kerja biasanya pergi naik sepeda dengan teman-teman komunitas
sepeda atau pergi touring motor”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“saya kalau pulang kerja langsung ji pulang kerumah. Kalau akahir pekan juga
palingan dirumah ji. Atau palingan ke pos satpam pas malam main domino”
(Wawancara 15 Juni 2023)
7
7
“pas pulang kantor pasti pulang dulu baru kalau ada yang mengajak keluar, baru
keluar rumah. Akhir pekan biasanya ke mall sama keluarga”
(Wawancara 15 Juni 2023)
E. Orientasi nilai
didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sebagai sebuah standar dalam
berperilaku dalam masyarakat, nilai harus berasal dari kondisi realitas masyarakat.
Nilai tidak hadir begitu saja di diri manusia, nilai hadir dengan cara dipelajari.
Nilai yang dipelajari seseorang yang kemudian menjadi pedoman hidup atau
ideologi seseorang sangat erat kaitannya dengan lingkungan atau arena seseorang
berkumpul di satu tempat yaitu PT Isuzu Astra yang berasal dari beragam daerah,
Isuzu Makassar dikarenakan nilai berada pada bentuk yang embodied pada penjelasan
Bourdieu mengenai modal budaya. Nilai pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar
“Waktu training, ada memang materi khusus yang bahas mengenai visi misi
perusahaan dan apa saja goal perusahaan dan goal pribadi. Dan menurutku juga
visi misi perusahaan ini bikin berkembang pegawainya karena tidak bertentangan ji
dengan nilai yang saya pegang juga”
(Wawancara 15 Juni 2023)
7
8
“pada dasarnya setiap perusahaan punya value yang harus dipahami dan
dijalankan sama semua pegawainya, termasuk di PT Isuzu Astra. Value ini kemudian
yang dijadikan pegangan untuk mulai bekerja”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“ada. Harus ki bisa hapal juga visi misi dan slogan perusahaan supaya bisa
ki ingat terus pas ketemu dengan konsumen”
(Wawancara 15 Juni 2023)
F. Kesadaran kelas
Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang-orang dalam sebuah kelas sosial
Dimensi kesadaran kelas yang dipaparkan oleh Kahl berawal dari konsep
kesadaran kelas yang didengungkan oleh Karl Marx pada karyanya yang berjudul
The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte (1852). Menurut Marx sebuah kondisi
merupakan kelas yang memiliki berbeda kepentingan dengan kelas borjuis sebagai
pemilik alat-alat produksi. Seperti yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya,
kepentingan yang berbeda, yakni borjuis sebagai pemilik alat produksi menginginkan
memunculkan kesadaran pada kelas proletar bahwa proletar adalah kelas yang
kelas "in itself" (kelas pada dirinya sendiri) dan kesadaran kelas "for itself" (kelas
untuk dirinya sendiri). Kesadaran kelas "in itself" merupakan tahap awal ketika
pekerja menyadari kesengsaraannya oleh kelas borjuis. Di tahap ini, secara objektif
proletar akan berhadapan dengan borjuis secara individu bukan sebagai kelompok
kelas. Sementara itu, kesadaran kelas "for itself" merupakan tahap ketika antar subjek
menyadari identitasnya sebagai kelas proletar yang berbeda dengan kelas borjuis.
Kelas "for itself" merupakan tahap terakhir ketika akan menjadi awal dari perjuangan
kelas proletar.
modal sosial bagi pegawai PT Astra Isuzu Makassar dikarenakan kesadaran kelas
seperti halnya nilai, kesadaran sosial berada pada bentuk yang embodied. Sedangkan
menjadi modal sosial dikarenakan kesadaran nilai menjadi perekat akan jaringan-
jaringan sosial yang ada dan pada saat yang sama juga memperlihatkan sisi dominasi
dan eksploitatif dari kapitalisme. Kesadaran pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar
pegawai PT Isuzu Astra Makassar, yang mana ditemukan bahwa proses produksi
kelas sosial terbagi dalam dua sesi: Sesi Pertama, terjadi disaat pegawai PT Isuzu
Astra Makassar berada pada lingkup kantor dengan dua mode yaitu mode kelas sosial
vertikal antara antasan dengan bawahan, dan mode kelas sosial horizontal antara
sesama pegawai yang memiliki level posisi atau pangkat yang sama. Sesi Kedua,
Proses produksi kelas sosial pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar ini pun
diri, modal ekonomi yang terlihat pada pekerjaan dan kepemilikan, modal sosial yang
ditemukan dari cara berinteraksi, dan modal budaya yang terlihat pada orientasi nilai.
sebagai cara untuk membangun perbedaan dan identitas diri di dalam hubungan sosial
lebih luas. Konsumsi, di dalam masyarakat kapitalisme global, tidak sekedar sarana
pemenuhan nilai utilitas dalam pengertian sempit, akan tetapi merupakan cara
konsumsi dengan makna-makna simbolik tertentu (prestise, status, dan kelas) dengan
pola dan tempo pengaturan tertentu, itulah esensi dari gaya hidup konsumerisme.
Menurut Piliang (2011:238), lingkungan urban adalah lingkungan utama tempat gaya
dalamnya.
ruang publik urban sebagai ruang publik konsumer, dengan membangun ruang-ruang
yang nyaman seperti mall, cafe, butik yang kemudian mengalahkan ruang publik
sosial seperti taman, sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Kota Makassar sebagai
lingkungan urban yang dijejali dengan pembangunan yang memacu hasrat konsumtif,
telah memodifikasi waktu luang yang dimiliki oleh manusia perkotaan. Waktu luang
yang digunakan untuk melakukan aktivitas konsumsi. Dapat dikatakan waktu luang
habitus dan ranah yang bersifat situasional. Dalam konteks penelitian ini, praktik
dialektika antara habitus pegawainya dan ranah dalam hal ini PT Isuzu Astra
Makassar yang bersifat situasional. Praktik tidak dibatasi oleh “kebebasan absolut”
individu, tidak juga oleh “aturan absolut”, tetapi oleh relasi dialektis keduanya.
luang, pegawai tidak diikat oleh aturan yang sangat ketat, tetapi sekaligus kita tidak
memiliki kebebasan absolut. Hal ini berarti, praktik yang dilakukan dibangun oleh
habitus berupa kebiasaan dan modal yang dimiliki serta lokasi ranahnya.
konsumtif di kalangan pegawai PT Astra Isuzu Makassar merujuk pada teori praktik
dari Pierre Bourdieu. Praktik dalam pikiran Bourdieu, merupakan produk relasi
serta orang yang banyak memiliki modal, serta orang yang tidak memiliki modal.
Ranah=Praktik.
A. Habitus.
Habitus menurut Bourdieu adalah sistem disposisi yang bertahan lama, dapat
apapun, menjadi hasil (bentukan) sikap ketundukan terhadap berbagai aturan, yang
upaya untuk mencapai tujuan secara sadar atau suatu ungkapan penguasaan atas
“struktur mental atau kognitif” yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan
sosial. Aktor dibekali serangkaian skema atau pola yang diinternalisasikan yang
digunakan untuk merasakan, memahami, menyadari dan menilai dunia sosial. Melalui
pola-pola ituah aktor memproduksi tindakan mereka dan juga menilainya. Secara
habitus adalah sebuah “struktur yang menstruktur” kehidupan sosial. Di lain pihak,
habitus adalah “struktur yang terstruktur” (structured structure), yaitu struktur yang
struktur kelas seperti menurut umur, jenis kelamin, kelompok dan kelas sosial.
Habitus diperoleh sebagai akibat dari lamanya posisi dalam kehidupan sosial
diduduki. Jadi habitus akan berbeda-beda, tergantung pada wujud posisi seseorang
dalam kehidupan sosial. Tidak setiap orang sama kebiasaannya; orang yang
menduduki posisi yang sama cenderung memiliki kebiasaan yang sama. Dalam
berarti kehidupan sosial dan strukturnya tak dapat dipaksakan seragam kepada
seluruh aktor. Habitus yang ada pada waktu tertentu merupakan hasil ciptaan
hidup konsumtif, terbentuk dari kehidupan sosial pegawai PT Astra Isuzu Makassar
selama bekerja dan diluar jam kerja. Dua dimensi kehidupan sosial inilah yang
memproduksi gaya hidup konsumtif melalui pemanfaatan waktu luang. Hal ini dapat
diamati dari aktivitas sehari-hari, pendapat mengenai tempat kerja, penggunaan waktu
luang, tempat berlibur favorit, penggunaan gaji, dan organisasi sosial yang dilakoni.
1) Aktivitas sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari adalah segala hal baik itu rutinitas ataupun non-rutinitas
ragam aktivitas yang dilakukan oleh pegawai PT Astra Isuzu Makassar. Penulis
kemudian menemukan fakta bahwa pegawai yang masih masuk dalam kategori muda
20-35 tahun yang mana berada pada generasi Z kemudian menjalani kehidupan
teman, atau keluarganya di tempat-tempat seperti cafe atau mall. Hal ini sebagaimana
“aktivitasku kalau pagi itu pergi kerja, pulang kerja itu sore. Kadang
langsung pulang ke rumah baru keluar lagi atau langsung ke rumahnya teman,
malam baru pulang ke rumah”
8
5
(Wawancara 15 Juni 2023)
“pagi pasti kerja tapi lokasinya bisa saja lebih banyak dikantor atau keluar
ketemu dengan klien. Setelah pulang kantor, biasanya singgah dimall, beli kopi atau
singgah nongkrong di cafe, malam pulang, bersih-bersih baru istirahat”
(Wawancara 15 Juni 2023)
Aktivitas berbeda dengan yang dilakukan oleh pegawai yang telah berusia 36-
yang berada pada kategori generasi X dan generasi Y beraktivitas yang menghasilkan
tinggalnya. Hal ini sebagaimana penuturan dari informan FAP dan MR.
“Selain kerja di kantor, kegiatan sehari-hari itu urus usaha. Selain itu,
membersihkan rumah dan urus anak. Pagi juga dimulai dengan olahraga jogging
baru antar anak ke sekolah, kalau jemput pulang ada keluarga yang jemput.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
penjelasan mengenai kerja. Dalam bekerja, setiap pegawai pendapat akan realita
lingkungannya, imaji tempat kerja idealnya, harapan akan tempat kerjanya dan
persepsi mengenai kerjanya. Ada beragam pendapat mengenai tempat kerja yang
diutarakan oleh pegawai PT. Astra Isuzu Makassar. Ada yang menempatkan tempat
8
6
kerja hanya sebagai tempat mencari nafkah, ada yang menempatkan tempat kerja
sebagai tempat membangun relasi, dan ada yang menempatkan tempat kerja sebagai
pegabdian kepada perusahaan. Hal ini sebagaimana penuturan informan AK, AA, dan
MR.
Penggunaan waktu luang adalah aktivitas yang dilakukan oleh PT Astra Isuzu
luangnya, perbedaan nampak dari pegawai PT Astra Isuzu Makassar yang masuk
kategori generasi Z dengan generasi X dan Y. Pegawai PT Astra Isuzu yang masuk
atau bersosialita di cafe. Hal ini sebagaimana pernyataan informan S dan AA.
8
7
“saya kalau pulang kerja, pasti cek grup whatsapp. Kalau ada ajakan ngopi
pasti saya kesana. Kalau tidak ada pasti main game ka ji dirumah”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“pulang kerja langsung hubungi teman-teman untuk ajak nonton atau makan-
makan dirumahnya teman. Kalau hari libur, lebih banyak tidur di kamar. Adapi
panggilan keluar baru keluar dari kamar.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
lebih memilih untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan cara mencari penghasilan
organisasi atau komunitas yang di masuki. Hal ini sebagaimana penuturan dari
informan AK.
“kalau akhir pekan atau hari libur kerja saya biasa pergi sepedaan dengan
komunitas sepeda atau pergi jogging di Pettarani, banyak komunitas jogging di
Pettarani, jadi olahraga dapat, sehat juga dapat”
(Wawancara 15 Juni 2023)
oleh pegawai PT Astra Isuzu Makassar. Dalam memilih tempat berlibur, perbedaan
nampak dari pegawai PT Astra Isuzu Makassar yang masuk kategori generasi Z
dengan generasi X dan Y. Generasi Z lebih memilih pantai atau daerah wisata
“Saya lebih suka ke pantai kalau ada waktu libur yang panjang ”
(Wawancara 15 Juni 2023)
terdapat pegawai yang memilih untuk berlibur ke luar daerah atau ke luar negeri. Hal
“palingan ke mall kalau ada waktu libur. Keluarga sebenarnya mau terus
mengajak ke pantai atau ke malino tapi banyak sekali lagi ongkos kalau kesana.
Kalau di mall kan dekat mi.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Tergantung lama liburannya, kalau ada waktu libur 5 hari saja pasti saya
ajak keluarga ke Bandung. Tapi kalau 2 hari ji libur yah palingan di dalam kota ji.
Kadang juga dipake waktu berlibur kalau ada kegiatan pelatihan di luar daerah.
Selesai pelatihan pasti pergi cari tempat wisata alamnya”
(Wawancara 15 Juni 2023)
5) Penggunaan gaji.
Penggunaan gaji adalah aktivitas yang dilakukan setelah memperoleh gaji dari
perusahaan tempat bekerja. Pada saat gajian, ada tiga tipe pegawai yang ditemukan
dalam penelitian ini. Pertama, pegawai yang melakukan list penganggaran selama
sebulan. Pegawai ini adalah dengan usia 30-35 tahun dan telah memiliki keluarga
ataupun masih lajang dan tinggal seorang diri di Makassar. mereka akan
kebutuhan sekunder seperti berlibur atau belanja. Hal ini sebagaimana pernyataan
informan RP.
8
9
“Kalau waktu gajian, saya tidak pernah langsung pakai dulu. Karena
biasanya masih ada sisa gaji dari bulan lalu. Nanti setelah saya buatkan
penganggaran untuk satu bulan baru saya pisah-pisahkan. Setelah itu baru saya
pakai gaji saya.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
belanja. Mereka biasanya langsung membeli barang yang diinginkan atau pergi ke
tempat makan yang mereka inginkan. Pegawai tipe ini berada pada range usia
“Hari pertama gajian pasti saya pergi makan di tempat yang sudah saya
masukkan dalam waiting listku. Biasanya dengan ponakan-ponakan. Tapi lebih
sering sendiri. Sekalian beli skincare dan pakaian. Baru setelah itu bayar cicilan.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
keluarga dalam hal ini adalah istri, istrilah yang kemudian mengelola dan melakukan
budgeting keuangan. Pegawai tipe ini berada pada range usia 35 tahun ke atas yang
“Untuk gaji ku, saya kasi pegang di istriku. Saya kasi ATM ku jadi dia pi
nanti yang kasikan ka uang setelah dia atur baik-baik kebutuhan bulanan”
(Wawancara 15 Juni 2023)
6) Organisasi sosial dan komunitas.
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
Sedangkan komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain,
dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya sebuah bentuk kesamaan. Pegawai PT Astra Isuzu
9
0
Makassar selain bekerja ternyata juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan
komunitas. Organisasi sosial dan komunitas kemudian menjadi salah satu alternatif
dalam menyegarkan pikiran dan tubuh di saat padatnya rutinitas harian. Adanya yang
memasuki organisasi sosial dan komunitas untuk memperluas jaringan sosial, ada
yang memilih memasuki organisasi sosial komunitas karena kesamaan hobi, dan ada
dengan teman yang telah lama tidak bertemu. Hal ini sebagaimana yang disebutkan
“Saya aktif mengikuti kegiatan marathon bersama komunitas lari saya. Kalau
ada lomba diluar kota Makassar, pasti diusahakan untuk ikut berpartisipasi. Selain
komunitas lari, saya juga masuk komunitas sepeda jadi setiap minggu subuh pasti
sudah start”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“satu tahun setelah saya kerja disini, saya bikin team e-sport Mobile Legend
di cafeku. Bikin ka team e-sport Mobile Legend biar bisa ka refreshing main game
sama teman-teman dan juga ikut lomba”
(Wawancara 15 Juni 2023)
B. Modal.
kepentingan atau sumber daya yang dipertaruhkan di dalam ranah tidak selalu
berbentuk materi. Kompetisi di antara agen-agen juga tidak selalu didasarkan pada
jenis yaitu: modal ekonomi, modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik
Karakteristik tiap-tiap modal dapat dipertukarkan satu sama lainnya. Hal ini
mengkonversi antar modal. Dengan demikian, modal harus ada dalam sebuah ranah
agar ranah tersebut memiliki daya-daya yang memberikan arti. Hubungan habitus,
ranah, dan modal bertatutan sama lain dan bertujuan menerangkan praktik sosial.
hidup konsumtif, ditunjang dari adanya akumulasi modal para pegawai PT Astra
Isuzu Makassar. Hal ini dapat diamati dari empat modal yang dimiliki oleh pegawai
1. Modal Ekonomi.
Modal Ekonomi adalah hal-hal materil yang dapat dimiliki nilai ekonomi
maupun simbolik dan berbagai atribut yang tak tersentuh, namun memiliki signifikasi
secara kultur, misalnya prestis, status, dan otoritas. Yang menjadi modal ekonomi
dari pegawai PT Astra Isuzu Makassar antara lain: gaji, usaha, posisi di kantor, dan
Modal ekonomi yang dimiliki oleh pegawai PT Astra Isuzu Makassar dapat
Tabel 5.2 memperlihatkan fakta ada beragam modal ekonomi yang dimiliki
oleh pegawai PT Isuzu Astra Makassar. Modal ekonomi tersebut yang akan menjadi
9
3
salah satu modal dalam memanfaatkan waktu luang yang kemudian membentuk gaya
hidup konsumtifnya. Pegawai yang hanya mengandalkan gaji dari kantor akan
cafe (nongkrong), berbeda dengan pegawai yang memiliki sumber pendapatan lain di
luar gaji yang diterima di kantor, maka akan melakukan aktivitas pemanfaatan waktu
luang yang keluar daerah berlibur bersama keluarga atau belanja di mall. Hal ini
“Kalau keluarga bosan dirumah, biasa saya ajak jalan-jalan ke mall baru
makan atau kadang juga belanja pakaian atau kebutuhan sekolahnya. Kalau akhir
pekan diusahakan untuk pergi berlibur di pantai atau gunung”
(Wawancara 15 Juni 2023)
2. Modal Budaya.
yang dapat diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga. Modal
budaya dapat ditawarkan dengan modal lainnya. Jumlah modal budaya yang dimiliki
dapat digunakan untuk mendapat modal selain modal budaya. Modal budaya
dibangun oleh kondisi keluarga dan pendidikan di sekolah, modal budaya pada batas-
batas tertentu dapat beroperasi secara independen dari tekanan uang, dan bahkan
memberikan kompensasi bagi kekurangan uang sebagai bagian dari strategi individu
ada dua indikator yang penulis gunakan merujuk dari pandangan Bourdieu mengenai
bentuk tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang dimana
posisi mekanik dan partman lebih ditekankan pada kualifikasi skillnya tetapi
perusahaan tetap memiliki standar pendidikan yaitu minmal SMK atau SMA.
Sedangkan yang berada pada level sales hingga ke level manajerial itu minimal S1.
“pendidikan terakhirku itu SMK. Saya melamar kerja disini karena pernah
magang disini waktu sekolah. Dan juga syarat-syarat yang dibutuhkan waktu daftar
kerja disini itu pendidikan minimal SMA atau SMK”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Saya pendidikan terakhirku S1. Daftar kerja disini karena saya liat loker
dan cocok dengan tingkat pendidikanku”
(Wawancara 15 Juni 2023)
bangsawan. Hal ini menandakan bahwa modal budaya yang digunakan oleh pegawai
9
5
PT Isuzu Astra dalam melakukan pemanfaatan waktu luang semata-mata berdasarkan
3. Modal Sosial.
dan reproduksi kedudukan-kedudukan sosial. Modal sosial atau jaringan sosial ini
dimiliki pelaku dalam hubungannya dengan pihak lain yang memiliki kuasa. Adapun
untuk melihat modal sosial pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat diamati
pada enam unsur pokok modal sosial menurut Hasbullah yang kemudian penulis
jadikan sebagai indikator yaitu partisipasi dalam suatu jaringan, timbal balik
proaktif (proactivity).
terancam., atau paling tidak masalah-masalah kolektif akan sulit untuk diselesaikan.
kualitas kehidupan suatu masyarakat. Tanpa adanya modal sosial masyarakat sangat
Partisipasi dalam suatu jaringan pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat
“kalau organisasi sosial yang resmi saya sudah lama tidak aktif. Sekarang lebih aktif
ke komunitas-komunitas yang punya hobi sama. Di komunitas runningku ada
anggota dewan Sulawesi Selatan gabung, biasanya setelah running ada ngumpul-
ngumpul di coffeeshop sekitaran Hertaning-Boulevard”
(Wawancara 15 Juni 2023)
modal sosial memiliki peran dalam membentuk gaya hidup konsumtif melalui
manfaat antar individu di jejaring sosial. Dalam hal ini, individu akan senantiasa
layaknya pada proses jual beli. Hasbullah (2006:10) mengatakan bahwa imbalan dari
9
7
adanya proses reciprocity ini tidak diharapkan seketika dan tanpa batas waktu
tertentu.
Proses reciprocity pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat dilihat dari
“Kadang kalau akhir bulan, biasa baku ganti traktir dengan teman-teman di
kantor. Traktir makan ji. Saling mengerti ji saja kalau sama teman-teman. Kalau di
traktir kembali yah alhamdulillah, kalau tidak yah tidak apa-apa”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Saya pernah ka pinjam uang sama teman kantor, pas mau ka bayar,
menolak ini temanku untuk terima. Makanya sadar diri saja untuk saya belikan kopi
sama makanan”
(Wawancara 15 Juni 2023)
c. Kepercayaan.
dimana terdapat peraturan yang dirundingkan, artinya terdapat ruang terbuka dari
peraturan tersebut untuk mencapai harapan yang akan dicapai. Unsur terpenting
dalam modal sosial adalah trust (kepercayaan) yang merupakan perekat bagi
orang akan bisa bekerjasama secara lebih efektif. Hal ini terbukti bahwa masyarakat
“Penting itu rasa percaya sama teman kerja ta karena teman kerja ta adalah orang
yang selalu kita temui sehari-hari.”
(Wawancara 15 Juni 2023)
9
8
“Waktuku masih baru kerja disini, pernah di pinjam motorku sama satpam. Awalnya
ragu ka kasi pinjam karena belum saya kenal tapi saya beranikan saja diriku untuk
kasi pinjam”
(Wawancara 15 Juni 2023)
d. Norma Sosial
Norma merupakan aturan yang melekat dalam suatu hubungan sosial yang
berfungsi sebagai suatu kontrol dari suatu aktivitas. Sekumpulan aturan yang
diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat dalam suatu entitas sosial tertentu.
Aturan ini biasanya terinstitusionalisasi, tidak tertulis tapi dipahami sebagai penentu
pola tingkah laku yang baik dalan konteks hubungan sosial sehingga ada sanksi sosial
Norma sosial pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat dilihat dari
“ada aturan tertulis dan ada aturan tidak tertulis. Aturan tertulis itu aturan yang
wajib ditaati oleh semua pegawai selama ada di lingkungan kerja dan jam kerja.
Kalau aturan tidak tertulis itu lebih ke aturan yang tidak terbahas tapi kemudian
hadir untuk saling menghargai dan saling mengerti sesame pegawai”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Saya pernah ka kena sanksi karena langar aturan perusahaan. Jadi gaji di potong.
Tapi lebih bagus kena sanksi perusahaan daripada sanksi yang sesama pegawai.
Bisa-bisa tidak dipercayai”
(Wawancara 15 Juni 2023)
e. Nilai-nilai.
Nilai memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, artinya ketika individu yang
9
9
berada di suatu kelompok senantiasa memberi nilai yang tinggi terhadap aspek-aspek
Nilai pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat dilihat dari pernyataan
“Nilai yang penting dibawa kalau kerja orang disini adalah kejujuran dan saling
menghormati”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“sebagai orang yang posisinya pimpin banyak orang, saya selalu tekankan ke orang-
orang yang saya pimpin untuk tingkatkan kemampuannya dan tidak cepat puas
dalam raih sesuatu”
(Wawancara 15 Juni 2023)
ide-ide baru atas keterlibatannya pada suatu jaringan sosial. Tindakan proaktif pada
Tindakan proaktif pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat dilihat dari
“Menurutku penting bersikap aktif dan inisiatif kalau dalam pekerjaan. Tidak bisa
semau-mau ta, tidak bisa dituruti terus mood ta”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“Sebenarnya dilema ka juga untuk mau proaktif kalau kerja karena jangan sampai
1
0
0
nanti ke saya semua kerjaan. Tapi kalau saya tidak proaktif atau cuek-cuek ka ji,
pasti ada juga orang yang butuh bantuan tapi tidak bisa dia kerja dan malu untuk
minta tolong yang tidak selesai kerjaannya. Jadi saya pilih-pilih juga kapan harus
proaktif”
(Wawancara 15 Juni 2023)
4. Modal Simbolik.
pengenalan modal simbolik tidak terlepas dari kekuasaan simbolik, yaitu kekuasaan
yang memungkinkan untuk mendapatkan setara dengan apa yang diperoleh melalui
kekuasaan fisik dan ekonomi, berkat akibat khusus suatu mobilisasi. Adapun untuk
melihat modal simbolik pada pegawai PT Isuzu Astra Makassar dapat diamati pada
kendaraan yang dimiliki, alat komunikasi yang dimiliki, tempat belanja pakaian, dan
Tabel 5.3
Modal Simbolik
Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat perbedaan pegawai yang posisinya
level manajerial seperti informan FAP dan AK memiliki modal simbolik yang
berbeda dengan pegawai yang berposisi pelayanan dan marketing seperti D, FS, dan
S. Modal simbolik yang berbeda karena posisi dan gaji inilah yang kemudian
C. Ranah.
Konsep habitus tidak bisa dipisahkan dari apa yang disebut Bourdieu sebagai
field (ranah), karena keduanya saling mengandaikan hubungan dua arah: struktur-
struktur objektif (struktur-struktur bidang sosial) dan struktur- struktur habitus yang
telah terintegrasi pada perilaku. Sementara habitus ada di pikiran aktor, ranah ada di
luar pikiran. Dalam perspektif Bourdieu, agen-agen tidak bertindak dalam ruang
1
0
2
hampa, melainkan dalam situasi-situasi sosial konkret yang diatur oleh seperangkat
relasi sosial yang objektif. Agar bisa memahami sebuah situasi atau suatu konteks
sendiri, dengan relasi-relasi kekuasaannya sendiri, yang terlepas dari kaidah politik
dan kaidah ekonomi, kecuali dalam kasus ranah ekonomi dan ranah politik itu sendiri.
Kendati tiap ranah relatif otonom, namun secara struktural mereka tetap
homolog satu sama lain, Strukturnya di momen apapun, ditentukan oleh relasi-relasi
konsep dinamis di mana perubahan posisi-posisi agen mau tidak mau menyebabkan
sendiri, yang terlepas dari kaidah politik dan kaidah ekonomi, kecuali dalam kasus
selesai jam kerjanya dan berada di luar lingkungan kantor, maka pegawai PT Isuzu
Astra Makassar menjadi agen yang berbeda dengan posisi yang berbeda, fungsi yang
1
0
3
berbeda, dan kekuasaan yang berbeda. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh
“sebagai counter sales, saya bukan hanya berkomunikasi dengan pelanggan dalam
rangka masa servisnya tetapi juga menawari pelanggan spare part mobil yang ter-
update. Jam kerja terkadang tidak tentu, biasa lewat mi jam kerja tapi karena target
belum tercapai jadi saya masih hubungi pelanggan”
(Wawancara 15 Juni 2023)
berbagai bentuk sumber daya materiil maupun simbolik. Tujuannya adalah untuk
memastikan perbedaan yang akan menjamin status aktor sosial. Persaingan bertujuan
untuk mendapat sumber yang lebih banyak sehingga terjadi perbedaan antara agen
yang satu dengan agen yang lain. Semakin banyak sumber yang dimiliki semakin
tinggi struktur yang dimiliki. Perbedaan itu memberi struktur hierarki sosial dan
Dalam konteks penelitian ini, pegawai PT Isuzu Astra Makassar yang tidak
mampu bersaing maka akan tersisih, sedangkan pegawai yang mampu bertahan akan
mendapatkan lebih banyak sumber daya materill dalam bentuk insentif gaji yang
1
0
4
lebih banyak dan sumber daya simbolik seperti penghargaan-penghargaan dari
perusahaan. Hal ini sebagaimana yang dipaparkan oleh informan AA dan FAP
“ada pendapatan diluar gaji pokok. Tapi itu baru bisa didapat kalau kita
memenuhi target penjualan”
(Wawancara 15 Juni 2023)
“ada, saya dapat insentif-insentif kalau saya memenuhi target. Target saya
tergantung dari kinerja sales counter. Kalau salesnya kuat menjual dan memenuhi
target, saya juga dapat insentifnya, sales juga dapat”
(Wawancara 15 Juni 2023)
menyimpulkan bahwa gaya hidup konsumtif yang tercipta, terbentuk, dan terproduksi
modal yang ada, persaingan dalam memperebutkan posisi pada ranah, dan perbedaan
5.3. PEMBAHASAN
ini. Pemanfaatan waktu luang untuk aktivitas konsumsi tidak lagi diukur dari sebesar
apa kekayaan yang dimiliki seseorang, saat ini waktu luang hanya diartikan sebagai
bukukan dengan judul “The Theory of the Leisure Class”. Isi buku tersebut
menyatakan bahwa pada hakikatnya setiap orang memiliki perbedaan kelas, jika
1
0
5
menurut Karl Marx perbedaan kelas terletak pada kepemilikan modal yang dimiliki
seseorang tetapi menurut Veblen perbedaan kelas terletak pada pemanfaatan waktu
luang yang digunakan seseorang. Dari situ Veblen berpendapat terdapat kelas sosial
baru yang bernama “Leisure Class” yang jika diartikan, adalah sebuah individu yang
memiliki waktu berlebih untuk dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk sesuatu.
Veblen (salah satunya) dengan tidak hanya berfokus pada apa yang konsumsi lakukan
pembedaan sosial. Bourdieu berpendapat bahwa gaya hidup (dalam hal ini waktu
luang) adalah suatu arena bagi pertarungan di antara pelbagai kelompok dan kelas
sosial. Bagi Bourdieu, pemanfaatan sebagai waktu luang adalah budaya konsumsi
yang sadar dan disengaja atau tidak, mengisi suatu fungsi sosial berupa legitimasi
perbedaan-perbedaan sosial.
1
0
6
1
0
7