Anda di halaman 1dari 132

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN

KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN


STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PO. PRATAMA PUTRA, WONOAYU, SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :
Nama : Elit Siendhang Cahya
NIM : 162010200183

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JANUARI 2022
PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN
KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN
STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PO. PRATAMA PUTRA, WONOAYU, SIDOARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial

Oleh :
Nama : Elit Siendhang Cahya
NIM : 162010200183

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JANUARI 2022
SKRIPSI
PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN
KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN
STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PO. PRATAMA PUTRA, WONOAYU, SIDOARJO

Oleh :
Nama : Elit Siendhang Cahya
NIM : 162010200183

Disetujui untuk diuji :


Pada tanggal …………………….

Dosen Pembimbing

(Hasan Ubaidillah, SE., MM)


NIDN : 0726027304

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(Detak Prapanca, SE., MM )


NIDN : 0715028403
SKRIPSI

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Nama : Elit Siendhang Cahya


NIM : 162010200183

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji


Pada tanggal …………….

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji

(Hasan Ubaidillah, SE., MM)


NIDN : 0726027304

Anggota Penguji Anggota Penguji

(Dewi Andriani, SE., MM) (Vera Firdaus, S.Psi., MM)


NIDN : 0710097101 NIDN : 0715067304
Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Tanggal ……………..

Dekan Fakultas Bisnis, Hukum & Ilmu Sosial

(Wisnu Panggah Setiyono, SE., M.Si, Ph.D)


NIDN. 007127301
SKRIPSI
PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN
KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN
STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PO. PRATAMA PUTRA, WONOAYU, SIDOARJO

Oleh :
Nama : Elit Siendhang Cahya
NIM : 162010200183

Diterima dan disahkan


Pada tanggal ………………

Dosen Pembimbing

(Hasan Ubaidillah, SE., MM)


NIDN : 0710066001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Bisnis, Hukum Ketua Program Studi


dan Ilmu Sosial

(Wisnu Panggah Setiyono, SE., M.Si.,Ph.D) (Detak Prapanca, SE.,MM)


NIDN : 0007127301 NIDN : 0715028403
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul

“Pengaruh Beban Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan Konflik Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating

Pada PO. Pratama Putra, Wonoayu, Sidoarjo”.

Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Manajemen Sumber Daya

Manusia, Fakultas Bisnis, Hukum & Ilmu Sosial, Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan

selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini saya

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hidayatulloh, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo atas kepemimpinan dan kebijakan yang diberikan kepada penulis

demi kelancaran penyelesaian studi di Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo.

2. Bapak Wisnu Panggah Setiyono, SE., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Bisnis, Hukum & Ilmu Sosial atas dukungan yang diberikan untuk

menyelesaikan tugas akhir.

3. Ibu Detak Prapanca, SE., MM. selaku Kaprodi Manajemen Fakultas

Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo atas

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

vi
4. Bapak Hasan Ubaidillah, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing atas

bimbingan dan saran yang diberikan untuk menyelesaikan tugas akhir.

5. Segenap Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis, Hukum & Ilmu

Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang telah banyak

memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis.

6. Pihak perusahaan dan karyawan PO. Pratama Putra yang telah banyak

membantu peneliti dalam memperoleh informasi dan sumber data yang

diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Orang tua tercinta dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan

serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Skripsi ini disusun agar Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

maupun pembaca lainnya diharapkan dapat menambah wawasan. Dan saya

sebagai penulis dalam skripsi ini sangat sadar bahwa skripsi saya masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat saya harapkan, agar dalam penyusunan skripsi dikemudian

hari dapat berjalan dengan lebih sempurna. Akhir kata penulis juga berharap agar

apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat

bagi mereka yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

Sidoarjo, Januari 2022

Penulis

Elit Siendhang Cahya


NIM : 162010200183

vii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 6
DAFTAR ISI 8
DAFTAR GAMBAR10
DAFTAR TABEL 11
DAFTAR LAMPIRAN 12
SURAT PERNYATAAN 13
ABSTRAKSI 14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 19
1.2 Batasan Masalah 25
1.3 Rumusan Masalah 26
1.4 Tujuan Penelitian 26
1.5 Manfaat Penelitian 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu 29
2.2 Tinjauan Teoritis 38
2.3 Kerangka Konseptual 52
2.4 Hipotesis 52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian 54
3.2 Rancangan Penelitian 55
3.3 Definisi Operasional, Identifikasi Var., & Indikator Var. 55
3.4 Lokasi Penelitian55
3.5 Populasi dan Sampel 63
3.6 Jenis dan Sumber Data 64
3.7 Teknik Pengumpulan Data 65
3.8 Teknik Analisis 67
3.9 Uji Hipotesis 72

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 73
4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian 78
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan 95
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan 101
6.2 Keterbatasan Penelitian 102
6.3 Saran 102
DAFTAR PUSTAKA 104
DAFTAR LAMPIRAN 107

ix
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 52
GAMBAR 4.1 74
GAMBAR 4.2 88

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 24
Tabel 2.1 35
Tabel 3.1 61
Tabel 4.1 79
Tabel 4.2 79
Tabel 4.3 80
Tabel 4.4 82
Tabel 4.5 84
Tabel 4.6 85
Tabel 4.7 86
Tabel 4.8 87
Tabel 4.9 88
Tabel 4.10 90
Tabel 4.11 92

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Kuesioner

3. Tabulasi Variabel Beban Kerja

4. Tabulasi Variabel Lingkungan Kerja Fisik

5. Tabulasi Variabel Konflik Kerja

6. Tabulasi Variabel Kepuasan Kerja

7. Tabulasi Variabel Stres Kerja

8. Nilai Outer Loading

9. Nilai Rata-Rata Varian Diekstrak (AVE)

10. Nilai Discriminant Validity

11. Nilai Reabilitas Komposit

12. Nilai Cronbach’s Alpha

13. Hasil Uji R-Square

14. Hasil Uji Hipotesis Direct Effect

15. Hasil Uji Hipotesis Indirect Effect

xii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Sidoarjo, 14 Agustus 2022

Yang Membuat Pernyataan

Elit Siendhang Cahya

xiii
ABSTRAKSI

Cahya, Elit Siendhang, 2022. Pengaruh Beban Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan

Konflik Kerja Terhadap Kepuasan kerja Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel

Moderating Pada PO. Pratama Putra, Wonoayu, Sidoarjo.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh beban kerja, lingkungan kerja

fisik, dan konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai

variabel moderating. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian in adalah

pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PO.

Pratama Putra yang yang merupakan kru bis (Driver & Co. Driver) dengan

jumlah sebanyak 52 karyawan. Teknik pengambilan menggunakan metode total

sampling (sampling jenuh). Sampel di dalam penelitian ini sebanyak 52 karyawan

di PO. Pratama Putra.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuesioner dan data

yang bersumber pada PO. Pratama Putra. Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan

Software smart PLS 3.2.8.

Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis jalur diperoleh bahwa beban kerja

tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, lingkungan kerja fisik tidak

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, konflik kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja, beban kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel moderating,

xiv
lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

melalui stres kerja sebagai variabel moderating, konflik kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel

moderating, dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

KATA KUNCI : beban kerja, lingkungan kerja fisik, konflik kerja, kepuasan

kerja, dan stres kerja.

xv
ABSTRACTION

Cahya, Elit Siendhang, 2022. The Effect of Workload, Physical Work

Environment, and Work Conflict on Job Satisfaction with Job Stress as

Moderating Variable at PO. Pratama Putra, Wonoayu, Sidoarjo.

This study aims to examine the effect of workload, physical work environment,

and work conflict on job satisfaction with job stress as a moderating variable.

The approach used in this research is a quantitative approach. The population in

this study were PO employees. Pratama Putra which is a bus crew (Driver & Co.

Driver) with a total of 52 employees. The sampling technique used the total

sampling method (saturated sampling). The sample in this study were 52

employees at PO. Boys Primary.

The data used in this study are questionnaire data and data sourced from PO.

Boys Primary. Data collection techniques using questionnaires, interviews,

observation, and documentation. Data analysis using smartPLS 3.2.8 software.

The results obtained from path analysis showed that workload had no

significant effect on job satisfaction, physical work environment had no

significant effect on job satisfaction, work conflict had a significant effect on job

satisfaction, workload had no significant effect on job satisfaction through job

stress as a moderating variable. , physical work environment has no significant

effect on job satisfaction through job stress as a moderating variable, work

xvi
conflict has a significant effect on job satisfaction through job stress as a

moderating variable, and job stress has a significant effect on job satisfaction.

KEYWORD : work load, physical work environment, work conflict, job

satisfaction, and job stress.

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia

merupakan asset yang berharga, yang mana dapat membawa dampak yang

signifikan dalam mencapai tujuan organisasi dan merupakan modal dasar

dalam penentuan tujuan perusahaan. Manusia selalu berfikir aktif dan

dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi

perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi (Hasibuan,

2012).

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu

perusahaan. Sumber daya manusia meliputi semua orang yang berstatus

sebagai anggota dalam perusahaan yang masing-masing memiliki peranan dan

fungsinya. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik guna

meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan pun

dapat mencapai tujuannya. Sumber daya manusia memiliki dampak yang lebih

besar terhadap efektifitas perusahaan dibanding dengan sumber daya yang

lain. Seberapa baik sumber daya manusia dikelola, akan menentukan

kesuksesan perusahaan di masa yang akan datang.

Pada prinsipnya, sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya

yang menentukan perusahaan. Perusahaan yang memiliki tujuan yang bagus

dilengkapi dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang canggih, tetapi tanpa

sumber daya manusia yang baik, kemungkinan besar perusahaan akan sulit

19
untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Sumber daya manusia

dipahami sebagai kekuatan yang bertumpu pada potensi manusia yang ada

dalam perusahaan dan merupakan modal dasar perusahaan untuk melakukan

aktifitas dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun, untuk mengelola

karyawan bukan hal yang mudah, karena mereka mempunyai keinginan,

pikiran, perasaan, status, dan latar belakang yang dibawa ke dalam organisasi.

Adanya perbedaan kepribadian pada diri masing-masing memungkinkan

terjadinya konflik dalam suatu organisasi dan hal ini merupakan sesuatu yang

memang tidak dapat dihindari.

Kepuasan kerja adalah bentuk perasaan dan ekspresi seseorang ketika dia

mampu atau tidak mampu memenuhi harapan dari proses kerja dan hasil

kerjanya, timbul dari proses transformasi emosi dan pikiran dirinya yang

melahirkan sikap atau nilai terdapat sesuatu yang dikerjakan dan diperolehnya

(Hafied, 2016). Sedangkan Hasibuan (2013) menyatakan bahwa kepuasan

kerja adalah sikap emosional pekerja yang menyenangkan dan mencintai

pekerjaannya.

Jika dilihat dari sudut pandang makna kepuasan, ukuran kepuasan

dianggap relatif. Dua orang yang mengerjakan sesuatu yang sama dan kinerja

yang sama pula akan mempunyai tingkat kepuasan kerja yang berbeda. Untuk

mengetahui tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak dianggap tidak ada

karena setiap individu karyawan berbeda tingkat kepuasannya. Pada umumnya

perbedaan sudut pandang searah dengan perbedaan tingkat strata ekonomi

seseorang. Pada karakteristik tiap individu karyawan seperti status pekerjaan,

20
pengalaman kerja, dan gender bisa jadi mempunyai derajat kepuasan kerja

yang berbeda. Seseorang dengan posisi jabatan yang lebih tinggi akan merasa

lebih besar tingkat kepuasannya daripada bawahannya.

Ada beberapa faktor yang tidak akan lepas dari kepuasan kerja yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Seseorang akan merasa puas apabila

terlaksana dan terpenuhinya beberapa variabel seperti beban kerja, lingkungan

kerja, dan konflik kerja yang mendukung terciptanya kepuasan kerja yang

secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja seseorang. Agar karyawan

konsisten dengan kepuasan kerjanya, perusahaan harus memperhatikan

lingkungan karyawan dalam melaksanakan tugasnya, seperti rekan kerja,

suasana kerja dan beban kerja yang dapat mempengaruhi karyawan dalam

menjalankan tugasnya.

Di samping itu salah satu dampak dari stres kerja. Menurut (Sunyoto,

2013) bahwa stres merupakan sesuatu yang wajar dan dialami oleh siapa saja

termasuk karyawan. Stres yang dialami oleh karyawan dapat disebabkan oleh

berbagai faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Oleh sebab itu

organisasi harus dapat mengelola bagaimana stres yang berdampak negatif

terhadap kepuasan dialihkan menjadi berdampak positif, meskipun demikian

tanggung jawab mengelola stres ini tidak hanya dibebankan kepada organisasi

tetapi juga individu karyawan. Selanjutnya, menurut (Mangkunegara, 2003)

bahwa penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu

berat. Artinya bahwa pemberian beban kerja menjadi tugas dan kebijakan

yang dilakukan oleh suatu lembaga yang akan diberikan pada setiap karyawan

21
hendaknya sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa beban kerja merupakan salah satu sumber stres yang dapat

mempengaruhi kondisi pekerjaan tiap karyawan, baik itu overload atau

underload.

Subjek dari penelitian ini adalah karyawan (kru bis) di PT. Pratama Putra

Tour & Travel merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Bus) di

Kabupaten Sidoarjo yang melayani Angkutan Wisata, Ziarah Wali, Study

Wisata. Selain itu PT. Pratama Putra juga bekerja sama dengan beberapa

Perusahaan untuk Angkutan Karyawan, Angkutan Jamaah Haji (baik Daerah

maupun Embarkasi), dan juga termasuk event-event besar lainnya. Perusahaan

ini didirikan oleh Bapak HM. Suudi, S.H selaku agen asuransi pada tanggal 02

Oktober 1999 dengan kantor dan garasi awal di Dusun Balong Pandan, Desa

Jogosatru, Kecamatan Sukodono. Semula beliau berfikir perusahaan ini

didirikan untuk menampung saudara-saudara beliau yang lebih dulu terjun

dibidang transportasi tetapi masih bekerja di Perusahaan milik orang lain,

sehingga ketika ada modal, beliau berinisiatif untuk mendirikan perusahaan ini

dengan modal awal 2 unit Bus kecil dengan harapan bisa berkembang pesat

dan dapat merekrut kalangan sekitar terutama saudara-saudaranya yang belum

mempunyai pekerjaan.

Dari tahun ke tahun perusahaan ini pun mengalami perkembangan yang

sangat pesat seperti harapan beliau, yang semula hanya bermodal 2 unit bus

kecil kini menjadi ± 35 unit Bus sehingga karyawan yang direkrut pun tidak

dari kalangan saudara saja melainkan juga dari pihak lain yang ingin

22
bergabung di perusahaan ini dipersilahkan untuk melamar. Dengan semula

yang berkantor di Dusun Balong Pandan, Desa Jogosatru, Kecamatan

Sukodono, akhirnya Bp. HM. Suudi, S.H memperluas purusahaan ini dengan

membangun Kantor beserta garasi di Desa Becirongengor, Kecamatan

Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo yang disahkan oleh Bupati Sidoarjo H. Drs.

Win Hendrarso, MSi pada tanggal 01 April 2008.

Setelah saya melakukan pengamatan pada perusahaan tersebut. Saya

menemukan indikasi kepuasan kerja karyawan khususnya para kru bis

menurun jika dilihat dari beban kerja yang mereka kerjakan, lingkungan kerja

yang kurang nyaman seperti sirkulasi udara yang tidak baik menyebabkan

keadaan panas di dalam ruangan tempat untuk bekerja, dan konflik kerja yang

terjadi. Hal-hal itu diperkuat juga dengan adanya stres kerja yang mereka

rasakan.

Menurut (Handoko, 2000) salah satu indikator untuk mempengaruhi

kinerja karyawan adalah dengan melihat tingkat absensinya. Keadilan

pembagian insentif juga didasarkan pada tingkat absensi karyawan, berikut ini

adalah tabel tingkat absensi karyawan di PO. Pratama Putra di Kabupaten

Sidoarjo (Januari-Desember) tahun 2020.

23
Tabel 1.1
Tingkat Absensi Karyawan di PO. Pratama Putra
di Kabupaten Sidoarjo (Januari-Desember 2020)
TINGKAT
JK JHK JUMLAH
NO BULAN ABSENSI
(ORANG) (HARI) ABSENSI
(%)
1 Januari 52 26 10 0,74
2 Februari 52 24 6 0,48
3 Maret 52 25 13 1,00
4 April 52 25 8 0,62
5 Mei 52 17 4 0,45
6 Juni 52 25 7 0,54
7 Juli 52 26 6 0,44
8 Agustus 52 23 9 0,75
9 September 52 26 5 0,37
10 Oktober 52 24 4 0,32
11 November 52 25 5 0,38
12 Desember 52 25 6 0,46
Jumlah 6,55
Rata-Rata 0,55
Sumber: Bagian SDM PO. Pratama Putra, Wonoayu, Sidoarjo

JK = Jumlah Karyawan

JHK = Jumlah Hari Kerja

Menurut (Umar, 2000) perhitungan tingkat absensi pegawai dapat

diperoleh dengan rumus :

Jumlah Absensi
Tingkat Absensi = ×100 %=¿
JK × JHK

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat absensi karyawan

tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2020 yaitu 0,32% dan tingkat absensi

24
karyawan terendah terjadi pada bulan Maret 2020 yaitu 1%, sedangkan rata-

rata tingkat absensi karyawan pada bulan Januari – Desember 2020 yaitu

0,55% atau kurang dari 1%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian beban

kerja, adanya sarana pra-sarana, dan konflik kerja pada karyawan PO. Pratama

Putra terhadap kepuasan kerja dirasa kurang pas. Dalam artian 1% merupakan

standar maksimal toleransi yang diberikan oleh PO. Pratama Putra apabila >

1% dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja yang dimiliki oleh seluruh

karyawan mengalami penurunan.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian lebih

mendalam mengenai keterkaitan hubungan antara beban kerja, lingkungan

kerja, konflik kerja serta kepuasan kerja karyawan dengan stres kerja sebagai

variabel moderating, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul :

“PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA (FISIK), &

KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN

STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PO.

PRATAMA PUTRA”

1.2 Batasan Masalah

Penulis dalam hal ini akan membatasi masalah kepuasan kerja kru bis

yang berhubungan dengan beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan konflik

kerja yang disertai dengan stres kerja sebagai variabel moderating. Sehingga

masalah yang diteliti hanyalah pengaruh beban kerja, lingkungan kerja fisik,

25
dan konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel

moderating di divisi operasional khususnya para kru bis di PO. Pratama Putra.

Pembatasan ini dilakukan supaya penelitian lebih terfokus dan tepat pada

sasaran.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara beban kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan di PO. Pratama Putra?

2. Apakah ada hubungan antara lingkungan kerja (fisik) terhadap kepuasan

kerja karyawan di PO. Pratama Putra?

3. Apakah ada hubungan antara konflik kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan di PO. Pratama Putra?

4. Apakah ada hubungan antara stres kerja terhadap kepuasan kerja di PO.

Pratama Putra?

5. Apakah ada hubungan antara beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan

konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel

moderating di PO. Pratama Putra?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

26
1. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan di PO. Pratama Putra.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja (fisik) terhadap kepuasan

kerja karyawan di PO. Pratama Putra.

3. Untuk mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan di PO. Pratama Putra.

4. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

di PO. Pratama Putra.

5. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja, lingkungan kerja (fisik), dan

konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel

moderating di PO. Pratama Putra.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang bisa didapatkan dari pelaksanaan penelitian ini

antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang inti dari

permasalahan yang ada dalam objek penelitian yang ada di perusahaan

dengan perbandingan teori yang diperoleh selama mengikuti perkulian dan

didukung dengan penelitian terdahulu.

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Memberikan sumbangan pemikiran agar perusahaan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang belum maksimal sehingga

dapat dijadikan masukan yang positif bagi perusahaan dalam rangka

27
peningkatkan kinerja sehingga prestasi kerja organisasi juga terus dapat

meningkat.

3. Bagi Almamater

Bisa digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

mengambil topik yang sama dan untuk meningkatkan pengetahuan dan

bisa juga sebagai bahan wacana khususnya di Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo.

28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu dapat dijadikan dasar atau gambaran penelitian

selanjutnya. Di dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu

yang selaras dengan penelitian saat ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Putu Melati Purbaningrat Yo dan Ida Bagus Ketut Surya (2015)

Dalam Penelitian berjudul “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi”. Tujuan penelitian

untuk mengetahui besar pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja

dengan stres kerja sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif Instrumen penelitian menggunakan Skala Likert, teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, kuisioner, dan observasi.

Sampel jenuh digunakan yaitu sebanyak 55 orang.

Path analisis digunakan untuk mendapatkan hasil sehingga ditemukan

beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja, bila beban kerja

karyawan meningkat maka stres kerja karyawan juga ikut meningkat.

Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, bila beban kerja

meningkat maka kepuasan kerja menurun, dan sebaliknya. Stres kerja

29
berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Stres kerja meningkat maka

kepuasan kerja menurun, dan sebaliknya.

a. Persamaan

1) Jenis Penelitian sama-sama menggunakan metode kuantitatif

2) Menggunakan variabel bebas yang sama yaitu beban kerja

3) Menggunakan variabel terikat yang sama yaitu kepuasan kerja

4) Menggunakan pengumpulan data yang sama yaitu sampel jenuh

b. Perbedaan

1) Tempat penelitian yang berbeda

2) Jumlah sampel yang berbeda

c. Kritik

1) Sebaiknya tidak hanya menggunakan satu variabel bebas

2. Ahmad Aswan Waruwu, S.E., M.S.M (2018)

Dalam Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Stres

Kerja, dan Konflik Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya

Kepada Kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara”.

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh kepemimpinan, stres kerja, dan

konflik kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, serta mengkaji

efek mediasi dari variabel kepuasan kerja. Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 129 orang pekerja/pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera

Utara. Alat analisis yang dipakai adalah analisis jalur (Path Analysis)

30
dengan metode SEM (Structural Equation Modelling) menggunakan

AMOS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan/pegawai, dan kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja, serta stres kerja dan konflik kerja tidak

berpengaruh terhadap kepuasan keja dan kinerja pegawai, variabel

kepuasan kerja memediasi variabel kepemimpinan dengan variabel kinerja

secara parsial.

a. Persamaan

1) Variabel bebas yang sama yaitu konflik kerja

2) Variabel terikat yang sama yaitu kepuasan kerja

b. Perbedaan

1) Lokasi penelitian berbeda

2) Jumlah sampel yang berbeda

c. Kritik

1) Tidak mencantumkan indikator dari beberapa variabel di dalam

penelitian

2) Kesulitan untuk menemukan metode yang digunakan. Kuantitatif

kah? atau kualitatif kah?

3. Agustina Kombong (2015)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan

Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Fakultas Keguruan dan

31
Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako” memiliki tujuan antara lain: 1)

untuk menganalisis efek simultan dari lingkungan kerja dan stres

pekerjaan untuk kepuasan kerja pegawai negeri sipil di Fakultas

Pendidikan dan pelatihan guru, Universitas Tadulako; 2) untuk

menganalisis sebagian efek lingkungan kerja pada kepuasan kerja pegawai

negeri sipil di Fakultas pelatihan dan pendidikan guru, Universitas

Tadulako; 3) untuk menganalisis sebagian efek dari stres pekerjaan untuk

kepuasan kerja pegawai negeri sipil di Fakultas pelatihan dan pendidikan

guru, Universitas Tadulako. Penduduk dari penelitian ini mencakup semua

pegawai negeri di Fakultas Pendidikan dan pelatihan guru, Universitas

Tadulako yang terdiri dari 38 pegawai negeri sipil. Dengan

mempertimbangkan jumlah penduduk sangat terbatas, studi ini

menentukan semua populasi sebagai sampel menggunakan metode sensus.

Data primer dan sekunder telah dikumpulkan dengan menggunakan

pengamatan, kuesioner, dan dokumentasi. Berdasarkan beberapa analisis

regresi linier, hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan stres

kerja simultaneoulysly dan sebagian melakukan efek yang signifikan untuk

kepuasan kerja pegawai negeri sipil di pelatihan guru dan Pendidikan

fakultas, Tadulako Universitas.

a. Persamaan

1) Sama-sama menggunakan lingkungan kerja sebagai variabel bebas

2) Sama-sama menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel terikat

b. Perbedaan

32
1) Lokasi penelitian berbeda

2) Jumlah sampelnya berbeda

c. Kritik

1) Tidak adanya kerangka konseptual

2) Tidak mencantumkan indikator dari tiap-tiap variabel

4. Widodo Hariyono, dkk (2009)

Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Beban Kerja, Stres

Kerja, dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah

Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta” ini menggunakan

Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis survei (studi

penjelasan) dengan rencana penelitian penampang melintang. Sampel

adalah perawat layanan perumahan, 52 orang dalam jumlah. Penelitian ini

menggunakan kuesioner dan analisis data dengan persamaan Chi-Square

(ρ = 0.05).

Hasil dari Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat

antara beban kerja, stres pekerjaan, dan tingkat konflik terhadap kelelahan

perawat di antara perawat dengan tingkat signifikansi beban kerja (ρ =

0.000), Job Stress (ρ = 0.026), dan tingkat konflik (ρ = 0.000).

Setiap hubungan antara beban kerja dengan kelelahan perawat di

layanan perumahan. Setiap hubungan antara stres pekerjaan dengan

kelelahan perawat dan setiap hubungan antara tingkat konflik dengan

kelelahan perawat. Itu cara itu diperlukan untuk mengembangkan karir

33
perawat, manajemen stres baik, dan konflik mengoptimalkan bahwa

perawat akan terus termotivasi dalam bekerja bahwa hal itu akan

menangani kelelahan perawat.

a. Persamaan

1) Sama-sama menggunakan beban kerja sebagai variabel bebas

2) Sama-sama menggunakan sampel penelitian sebanyak 52 pegawai

b. Perbedaan

1) Lokasi penelitian berbeda

2) Variabel terikat yang berbeda

c. Kritik

1) Tidak adanya kerangka konseptual

5. Ida Bagus Komang Surya Dharma Putra & Agoes Ganesha Rahyuda

(2015)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik

Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Upt. Pengujian Kendaraan

Bermotor Dinas Perhubungan Kota Denpasar” Tujuan penelitian ini

dilakukan adalah untuk mengetahui peran stres kerja dalam memediasi

pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja di UPT. Pengujian

Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Denpasar. Penelitian ini

mengambil sebanyak 60 orang pegawai sebagai responden dengan

menggunakan metode sensus, dimana metode ini menggunakan seluruh

populasi menjadi responden. Analisis jalur (path analysis) digunakan

34
sebagai teknik analisis data, untuk mengetahui seberapa besar peran stres

kerja dalam memediasi pengaruh hubungan antara lingkungan kerja fisik

terhadap kinerja.

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa stres kerja secara signifikan

memediasi pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja. Hasil lainnya

menunjukkan lingkungan kerja fisik berpengaruh negatif terhadap stres

kerja. Begitu pula dengan stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja.

Sedangkan lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja.

a. Persamaan

1) Sama-sama menggunakan lingkungan kerja fisik sebagai variabel

bebas

b. Perbedaan

1) Di penelitian ini Stres Kerja sebagai variabel bebas

2) Variabel terikat yang digunakan berbeda

3) Jumlah sampel yang berbeda

4) Tempat penelitian yang berbeda

c. Kritik

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama, Tahun,
No Tujuan Metode Hasil
Judul

1 Putu Melati Untuk Metode Beban kerja


Purbaningrat mengetahui penelitian berpengaruh
Yo dan Ida besar pengaruh menggunaka negatif terhadap
35
Bagus Ketut beban kerja n metode kepuasan kerja
Surya, (2015), terhadap kuantitatif dengan stres
Pengaruh kepuasan kerja serta analisis kerja sebagai
Beban Kerja dengan stres jalur (Path variabel mediasi.
Terhadap kerja sebagai Analysis)
Kepuasan Kerja variabel
Dengan Stres mediasi
Kerja Sebagai
Variabel
Mediasi.
2 Ahmad Aswan Untuk Alat analisis Hasil penelitian
Waruwu, S.E., mengetahui yang memperlihatkan
M.S.M (2018), dan digunakan bahwa
Pengaruh menganalisis adalah kepemimpinan
Kepemimpinan, pengaruh analisis jalur dan kepuasan
Stres Kerja, dan kepemimpinan, (path kerja
Konflik Kerja stres kerja dan analysis) berpengaruh
Terhadap konflik kerja dengan secara positif
Kepuasan Kerja terhadap metode SEM dan signifikan
Serta kepuasan kerja (Structural terhadap kinerja
Dampaknya pegawai Equation para pegawai
Kepada Kinerja Sekretariat Modeliing)
Pegawai DPRD dan
Sekretariat Provinsi menggunaka
DPRD Provinsi Sumatera n AMOS.
Sumatera Utara Utara.
3 Agustina The purposes Metode yang the result shows
Kombong of this research digunakan that work
(2015), were : to dalam environment and
Pengaruh analyze penelitian ini job stress
Lingkungan simultaneous adalah simultaneoulysly
Kerja dan Stres effect of work asosiatif. and partially
Kerja Terhadap environment Jenis data perform
Kepuasan Kerja and job stress yang significant
Pegawai to the job digunakan effects to the Job
Fakultas satisfaction of yaitu data Satisfaction of
Keguruan dan civil servants kuantitatif civil servants at
Ilmu at Teacher Teacher
Pendidikan Training and Training and
Universitas Education Education
Tadulako Faculty, Faculty,

36
Tadulako Tadulako
University University
4 Widodo Tujuan Penelitian ini Hasil penelitian
Hariyono, dkk penelitian ini merupakan menunjukkan
(2009), adalah untuk penelitian terdapat
Hubungan mengetahui kuantitatif hubungan yang
Antara Beban hubungan dengan kuat antara
Kerja, Stres antara beban metode beban kerja,
Kerja, dan pekerjaan, survei stres kerja, dan
Tingkat Konflik stres kerja, dan analitik tingkat konflik
Dengan tingkat konflik (explanatory terhadap
Kelelahan Kerja study) kelelahan
Perawat perawat pada

perawat dengan
dengan
terhadap tingkat
Di Rumah Sakit rancangan
kelelahan signifikansi
Islam penelitian
perawat di beban kerja.
Yogyakarta cross
RSIY PDHI.
PDHI Kota sectional. (ρ=0.000), stres
Yogyakarta kerja (ρ=0.026),
dan tingkat
konflik
(ρ=0.000).
5 Ida Bagus Tujuan Tipe Dari penelitian
Komang Surya penelitian ini penelitian ini didapatkan
Dharma Putra dilakukan kuantitatif hasil bahwa stres
dan Agoes adalah untuk asosiatif yang kerja secara
Ganesha mengetahui digunakan signifikan
Rahyuda peran stres dalam memediasi
kerja dalam penelitian ini. pengaruh
(2015),
memediasi Analisis jalur lingkungan kerja
Pengaruh pengaruh (path fisik terhadap
Lingkungan lingkungan analysis) kinerja. Hasil
Kerja Fisik Dan kerja fisik digunakan lainnya
37
Stres Kerja terhadap sebagai menunjukkan
Terhadap kinerja di UPT. teknik lingkungan kerja
Kinerja Pengujian analisis data. fisik
Pegawai Di Kendaraan berpengaruh
Upt. Pengujian Bermotor negatif terhadap
Kendaraan Dinas stres kerja.
Bermotor Dinas Perhubungan Begitu pula
Perhubungan Kota dengan stres
Kota Denpasar Denpasar. kerja
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja.
Sedangkan
lingkungan kerja
fisik
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja.

Sumber: Data yang diolah

2.3 Kajian Teoritis

a. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Edwin B. Filippo (1984), manajemen sumber daya

manusia adalah proses merencanakan, mengorganisir atau

mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pengadaan,

pengembangan, kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, dan

pemisahan/pelepasan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan akhir

individu organisasi dan masyarakat yang telah dicapai. Uraian singkat

38
mengenai komponen-komponen dalam manajemen sumber daya

manusia didefinisikan berikut :

a. Fungsi manajemen (management functions) menurut Edwin B.

Filippo (1996) :

1. Perencanaan (Planning)

Manajer yang efektif menyadari bahwa bagian waktu

mereka yang terbesar harus dicurahkan untuk proses

perencanaan. Bagi manajer SDM, proses perencanaan berarti

menentukan kemajuan suatu program SDM yang akan berguna

dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bagi

perusahaan.

Sebelum tujuan akhir perusahaan ditentukan, informasi,

khususnya mengenai kepegawaian ini, datang dari manajer

SDM. Sehubungan dengan perencanaan SDM harus dapat

mengajukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain

apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, kapan

dilakukan dan dimana dilakukan.

Fungsi perencanaan manajemen SDM terutama adalah

untuk membantu pimpinan perusahaan mengetahui informasi

yang lengkap dan mendapatkan nasihat atau saran-saran yang

berkaitan dengan pegawai.

2. Pengorganisasian (Organizing)

39
Setelah berbagai keputusan diambil, organisasi harus

dibentuk untuk bisa menjalankan keputusan tersebut. Jika

fungsi masing-masing personel sudah ditentukan, manajer

SDM harus merancang suatu organisasi yang berisikan

hubungan antara pekerjaan/jabatan, personel, dan faktor-faktor

fisik. Disini perlu diperhatikan rumitnya hubungan yang ada

antara unit khusus dan unit organisasi lainnya.

Dalam pengorganisasian ini, dibentuk struktur organisasian

dan dalam struktur ini nantinya ditujukan bagaimana hubungan

antar unit. Jadi, proses pengorganisasian ialah membentuk

organisasi, kemudian membaginya ke dalam unit-unit yang

sesuai dengan fungsi yang berbeda-beda pada unit-unit

organisasi, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Karena

rumitnya hubungan antar unit organisasi serta antar jabatan

yang ada, maka pimpinan tertinggi (top manager) perusahaan

mengharapkan agar pimpinan SDM dapat memberi nasihat atau

saran organisasi perusahaan secara keseluruhan.

3. Pengarahan (Directing)

Kita memiliki sebuah rencana dan sebuah organisasi untuk

menjalankan rencana tersebut. Fungsi manajemen berikutnya

muncul pada saat operasional atau pelaksanaan pekerjaan.

Tetapi apa yang disebut sebagai fungsi “permulaan” juga

makin penting. Fungsi ini dikenal juga sebagai “pengarahan”

40
atau nama lainnya “motivasi”, “gerakan”, atau “perintah”.

Biasanya, sejumlah kesulitan yang ditemui berhubungan

dengan cara mengarahkan orang-orang agar mau bekerja

dengan baik dan efektif.

Jadi, sesudah diadakan pengorganisasian, tahap selanjutnya

adalah mengadakan pengarahan. Pengarahan berarti memberi

petunjuk dan mengajak para pegawai agar mereka secara sadar

mau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan

perusahaan. Pengarahan ini sering juga disebut dengan istilah

lain, misalnya penggerakan (actuating), motivasi (motivating),

pemberian perintah (commanding). Jadi, yang ditekankan

dalam pengarahan ini adalah agar pegawai giat bekerja secara

sukarela tanpa merasa diriinya dipaksa dan mau bekerjasama

dengan pegawai lainnya dalam perusahaan.

4. Pengendalian (Controlling)

Fungsi terakhir dalam fungsi manajemen SDM menurut

Edwin B. Filippo (1996) adalah fungsi kendali. Dilakukan

pengawasan terhadap tindakan untuk dibandingkan dengan

rencana yang ada dan pengoreksian terhadap segala

penyimpangan yang terjadi atau kadang-kadang penyesuaian

dan pengaturan kembali rencana terhadap penyimpangan-

penyimpangan yang tidak dapat diubah. Kendali adalah fungsi

manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan-

41
kegiatan menurut rencana SDM yang telah dirumuskan dalam

suatu dasar analisis tujuan-tujuan organisasi.

Setelah diadakan perencanaan, pengorganisasian, dan

pengarahan, maka fungsi manajerial yang terakhir dari

pimpinan kepegawaian adalah fungsi pengendalian.

Pengendalian berarti melihat, mengamati, dan menilai tindakan

atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar

melaksankan pekerjaan sesuai dengan hasil atau target yang

telah dicanangkan. Apabila terjadi penyimpangan dari rencana

awal, maka perlu diadakan perbaikan dengan cara memberi

berbagai petunjuk kepada pegawai. Dalam hal ini sengaja

dipakai istilah pengendalian (controlling) bukan pengawasan.

Karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian.

Pengawasan berarti mengawasi pegawai yang sedang bekerja,

tetapi tidak menilai apakah dia benar atau salah melakukan

pekerjaan itu. Sedangkan pengendalian disamping mengamati,

pegawai juga turut serta menilai hasil pekerjaan yang dicapai

oleh pegawai.

b. Beban Kerja

1. Pengertian Beban Kerja

Menurut Dhania (2010) menyatakan bahwa beban kerja adalah

sejumlah kegiatan yang membutuhkan keahlian dan harus dikerjakan

dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk fisik maupun psikis.

42
Sedangkan menurut Riggio (2000) menyebutkan bahwa beban kerja

adalah tugas-tugas pekerjaan yang menjadi sumber stres seperti

pekerjaan.

Irvianti dan Verina (2015) dalam kutipannya menyatakan bahwa

beban kerja sebagai besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume

kerja dan norma waktu yang terbagi ke dalam 2 skala penilaian, antara

lain :

1) Faktor Eksternal

Meliputi tugas-tugas yang diberikan, kompleksitas pekerjaan,

lamanya waktu kerja, dan istirahat.

2) Faktor Internal

Meliputi motivasi, persepsi, keinginan, dan kepuasan.

2. Indikator Beban Kerja

Dalam penelitian ini indikator beban kerja yang digunakan

mengadopsi dari indikator beban kerja yang dikemukakan oleh Putra

(2012) dalam Mufid & Wahyuningtyas (2016) membagi beban kerja

meliputi :

1) Target Yang Harus Dicapai

Mencakup besaran target kerja yang diberikan untuk

menyelesaikan pekerjaan seperti mendesain, mencetak, dan

finishing yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

43
2) Kondisi Pekerjaan

Mencakup pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai

kondisi pekerjaan, seperti pengambilan keputusan dengan cepat.

3) Standar Pekerjaan

Mencakup kesan yang dimiliki oleh individu mengenai

pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban

kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

c. Lingkungan Kerja Fisik

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam kutipan Indarti et. al. (2014) merupakan

faktor-faktor di luar manusia baik berupa fisik maupun non-fisik dalam

suatu organisasi dan memberikan kesan menyenagkan, mengamankan,

menentramkan dan kesan betah bekerja (Supardi, 2003). Seiring

dengan hal tersebut, Potu (2003) mendeskripsikan bahwa lingkungan

kerja sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat

bekerja, baik langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi

individu dalam melakukan pekerjaannya.

Menurut Sedarmayanti (2012) ada 2 (dua) kategori dari lingkungan

kerja, yakni : lingkungan kerja fisik dan non-fisik. Akan tetapi, dalam

penelitian ini penulis mengambil lingkungan kerja fisik sebagai

variabel yang akan digunakan. Lalu, apa pengertian dari lingkungan

kerja fisik itu sendiri. Menurut Sedarmayanti (2012) mengemukakan

44
bahwa lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik

yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

karyawan baik secara langsung maupun tak langsung.

2. Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2011) beberapa indikator lingkungan kerja

fisik, antara lain :

1) Pencahayaan Di Ruang Kerja

Pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan dapat

membantu menciptakan kinerja serta kepuasan kerja karyawan.

2) Sirkulasi Udara Di Ruang Kerja

Sirkulasi udara yang baik akan menyehatkan badan. Sirkulasi

udara yang cukup dalam ruangan kerja sangat diperlukan apabila

ruangan tersebut penuh dengan karyawan.

3) Kebisingan

Kebisingan mengganggu konsentrasi, siapapun tidak senang

mendengarkan suara bising, karena kebisingan merupakan

gangguan terhadap seseorang.

4) Penggunaan Warna

Warna dapat dipengaruhi terhadap jiwa manusia, sebenarnya bukan

warna saja yang diperhatikan tetapi komposisi warna pun harus

pula diperhatikan.

5) Kelembaban Udara

45
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,

dan biasanya dapat dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini

berhubungan atau dipengaruhi atau dipengaruhi oleh temperature

udara.

6) Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu penunjang untuk karyawan dalam

menjalankan aktivitasnya dalam bekerja.

d. Konflik Kerja

1. Pengertian Konflik Kerja

Salah satu pengetahuan dan keterampilan yang amat perlu dikuasai

oleh para pemimpin, manajer, dan administrator –bahkan setiap warga

Negara– adalah konflik dan manajemen konflik. Karena pada

hakekatnya konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan

perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang berbagai

macam.

Menurut Veithzal Rivai (2011) beliau mengemukakan bahwa

konflik kerja adalah adanya ketidaksesuaian antara dua atau lebih

anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan)

yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan

kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, nilai, atau persepsi. Sama halnya dengan apa yang

dikemukakan oleh Davis dan Newstrom yang diterjemahkan oleh

46
Marwansyah dan Mukaram (2004) adalah sebagai ketidaksesuaian atau

perbedaan antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau metode yang

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Melayu S.P. Hasibuan (2010) mengemukakan

bahwa konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan

ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Konflik

akan menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan frustasi

jika tidak dapat diselesaikan. Adapun juga pendapat dari

Mangkunegara (2000) beragumen bahwa konflik merupakan

perbedaan yang timbul dari apa yang diharapkan terhadap dirinya

maupun orang lain dengan kenyataan apa yang diharapkan.

Dari keempat definisi diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwasannya konflik merupakan ketidaksesuaian antara dua belah

pihak atau lebih karena adanya kesenjangan antara harapan dan

kenyataan tentang perbedaan tujuan dan nilai.

2. Indikator Konflik Kerja

Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini

mengadaptasi dari teori dan pendapat para ahli. Indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian. Dalam

mengukur variabel konflik kerja, penelitian ini mengadaptasi indikator

menurut Veithzal Rivai (2011) sebagai berikut :

1. Konflik Dalam Diri Seseorang

a. Tujuan yang saling bertentangan

47
b. Tuntutan tugas

2. Konflik Antar Individu

a. Perbedaan tujuan

b. Perbedaan tindakan

3. Konflik Antar Anggota Kelompok

a. Konflik substantif

b. Konflik afektif

4. Konflik Antar Kelompok

1. Mengejar kepentingan

e. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Dengan kepuasan kerja seorang pegawai dapat merasakan

pekerjaannya apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk

dikerjakan. Wexley dan Yukl (2003) mengatakan bahwa kepuasan

kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya.

Bermacam-macam sikap seseorang terhadap pekerjaannya

mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap

pengalaman masa depan. Pekerjaan yang menyenangkan untuk

dikerjakan dapat dikatakan bahwa pekerjaan itu memberi kepuasan

bagi pemangkunya. Kejadian sebaliknya, ketidakpuasan akan

diperoleh bila suatu pekerjaan tidak menyenangkan untuk dikerjakan.

48
Sementara itu, Melayu S.P. Hasibuan (2013) mengemukakan

bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional seseorang yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Hal ini dapat dicerminkan

dari sikap moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam

mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Kepuasan kerja sebagai

perasaan positif karyawan terhadap pekerjaannya yang merupakan

hasil dari evaluasi karakteristik pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepuasan kerja adalah suatu kondisi yang dapat dirasakan oleh

karyawan mengenai lingkungan pekerjaannya yang dapat ditujukan

dari sikap positif yang dirasa melebihi apa yang diinginkan oleh para

karyawan, artinya terdapat kepuasan dalam pekerjaannya, dan sikap

negatif yang dapat diartikan semakin besarnya ketidakpuasan

karyawan terhadap suatu pekerjaan.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan.

Faktor-faktor itu sendiri dalam perannya memberikan kepuasan kepada

karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Edy

Sutrisno (2014) mengatakan faktor-faktor yang memberikan kepuasan

menurut Blum (dalam As’ad, 2011) adalah :

1) Faktor Individu, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.

2) Faktor Sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan

pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

49
3) Faktor Utama dalam Pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,

ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.

3. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Luthans (dalam Indrasari, 2017) menyatakan bahwa

kepuasan kerja yang dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai

berikut :

1) Gaji

2) Pekerjaan Itu Sendiri

3) Promosi

4) Kelompok Kerja

5) Pengawasan Atasan

f. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan

adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi

emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres yang

terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan

berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu

pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stres bisa

menjadi gugup (Nervous) dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka

sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau

menunjukkan sikap yang tidak kooperatif.

50
Menurut (Cahyono, 2014) mengemukakan bahwa stres adalah

tekanan yang berpengaruh terhadap keadaan fisik ataupun psikis,

tekanan tersebut adalah keadaan yang dapat bersumber dari dalam

ataupun dari luar diri seseorang. Sedangkan menurut (Wibowo, 2011)

stres adalah setiap pengaruh yang mengganggu kesehatan mental dan

fisik seseorang.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa stres

kerja adalah suatu kondisi dimana seorang karyawan mengalami

berbagai tekanan, baik secara fisik maupun secara psikis yang dapat

mengakibatkan berkurangnya kinerja yang dapat dicapai serta

kurangnya rasa kepuasan kerja yang didapatkan.

2. Indikator Stres Kerja

Menurut Aamodt (Margiati, 2011) ada empat sumber utama yang

dapat menyebabkan timbulnya stres kerja yaitu :

1) Tuntutan atau tekanan dari atasan

2) Ketegangan dan kesalahan

3) Menurunnya tingkat interpersonal

4) Perbedaan konsep pekerjaan dengan atasan

5) Ketersediaan waktu yang tidak proporsional untuk menyelesaikan

pekerjaan

6) Jumlah pekerjaan yang berlebihan

7) Tingkat kesulitan pekerjaan

51
2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah, maka kerangka

konseptual diindikasikan oleh peneliti bahwa beban kerja, lingkungan kerja

fisik, dan konflik kerja dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja dengan

stres kerja sebagai variabel moderating. Untuk gambaran kerangka konseptual

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Beban Kerja
(X1)

Stres Kerja
Lingkungan
(Z) Kepuasan
Kerja Fisik
Kerja (Y)
(X2)

Konflik Kerja
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.1 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009), hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah

52
penelitian sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis maka

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori. Berdasarkan rumusan masalah dan pokok permasalahan di atas, maka

diajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja

H2 : Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

H3 : Ada pengaruh konflik kerja terhadap kepuasan kerja

H4 : Ada pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja

H5 : Ada pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres

kerja sebagai variabel moderating

H6 : Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dengan

stres kerja sebagai variabel moderating

H7 : Ada pengaruh konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres

kerja sebagai variabel moderating

53
BAB III
METODE PENELITIAN

Sugiyono (2016:2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Berdasaran hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan antara lain, yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan positif maka saat

melakukan penelitian hendaknya dilakukan secara tepat dan cermat.

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini membuktikan bahwa adanya variabel beban kerja,

variabel lingkungan kerja (fisik), dan variabel konflik kerja terhadap kepuasan

kerja dengan stres kerja sebagai variabel moderating, menggunakan metode

kuantitatif. Lalu, menurut Sugiyono (2016) metode kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positisme, biasa digunakan untuk

meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data

54
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif yang

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.

Penelitian ini juga menggunakan metode eksplanasi, karena dalam

penelitian ini sedang berlangsung sampai saat ini disusun. Penelitian ini

juga menggunakan survei, karena data yang digunakan merupakan data

kuantitatif yang juga menggunakan kuesioner penelitian dan mempunyai

responden yang tidak sedikit.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di pool PO. Pratama Putra yang beralamat

di Jl. Raya Becirongengor No. 2, Ngengor, Becirongengor, Kec. Wonoayu,

Kab. Sidoarjo, Jawa Timur 61261. Lokasi penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya pengaruh bahwa variabel beban kerja, lingkungan kerja

fisik, dan konflik kerja terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai

variabel moderating.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan format

penelitian eksplanasi yang mana menerangkan mengapa gejala, peristiwa, dan

fenomena yang terjadi didasarkan pada asumsi bahwa gejala, peristiwa, dan

fenomena tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan ada faktor-faktor

yang mendahului atau faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Supaya dapat

memperkuat keaslian data, maka penelitian ini menggunakan metode survei

untuk mendapatkan data dari tempat yang alamiah (bukan buatan), akan tetapi
55
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan kuesioner dan wawancara terstruktur yaitu perusahaan yang

dijadikan sebagai obyek penelitian (Sugiyono, 2016).

Jadi, rancangan pada penelitian ini memakai jenis pendekatan kuantitatif

dengan format/bentuk penelitian eksplanasi dengan metode survei.

3.4 Definisi Operasional, Identifikasi Variabel, dan Indikator Variabel

a. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel di dalam penelitian ini bertujuan guna memenuhi

lebih banyak tentang variabel yang dipakai di dalam penelitian ini.

Kemudian, menurut Sugiono (2016) menyatakan bahwa variabel adalah

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, lalu dapat

ditarik kesimpulan. Lalu, dalam penelitian ini memakai 3 (tiga) variabel,

yakni :

1. Variabel Independen

Sugiyono (2016) mengungkapkan bahwa variabel independen

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dan biasanya variabel

independen disebut juga sebagai variabel exogenous. Dalam penelitian

ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen, yakni beban kerja

56
sebagai X1, lingkungan kerja fisik sebagai X2, dan konflik kerja

sebagai X3.

2. Variabel Dependen

Sugiyono (2016) mengungkapkan bahwa variabel dependen adalah

variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena

adanya variabel independen. Dan biasanya variabel dependen disebut

juga sebagai variabel endogenous. Dalam penelitian ini menggunakan

variabel dependen, yaitu kepuasan kerja sebagai Y.

3. Variabel Moderating

Sugiyono (2015) mengungkapkan bahwa variabel

moderasi/moderating adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, definisi

operasional variabel untuk penelitian ini berguna dalam memahami

variabel yang akan diamati dalam penelitian yang selanjutnya akan

dituangkan dalam bentuk kuesioner penelitian yang nantinya dapat

dianalisis dalam pengujian hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini,

adapun definisi operasional penelitian ini adalah :

1) Beban Kerja

Menurut Dhania (2010) menyatakan bahwa beban kerja adalah

sejumlah kegiatan yang membutuhkan keahlian dan harus dikerjakan

57
dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk fisik maupun psikis.

Kemudian indikator beban kerja yang dikemukakan oleh Putra (2012)

dalam Mufid dan Wahyunityas (2016) membagi beban kerja meliputi :

a. Target Yang Harus Dicapai

Mencakup besaran target kerja yang diberikan untuk

menyelesaikan pekerjaan seperti mendesain, mencetak, dan

finishing yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

b. Kondisi Pekerjaan

Mencakup pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai

kondisi pekerjaan, seperti pengambilan keputusan dengan cepat.

c. Standar Pekerjaan

Mencakup kesan yang dimiliki oleh individu mengenai

pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban

kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

2) Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2012) mengemukakan bahwa lingkungan

kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung

maupun tak langsung. Adapun indikator lingkungan kerja fisik menurut

Sedarmayanti (2011), antara lain :

a. Pencahayaan Di Ruang Kerja

58
Pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan dapat

membantu menciptakan kinerja serta kepuasan kerja karyawan.

b. Sirkulasi Udara Di Ruang Kerja

Sirkulasi udara yang baik akan menyehatkan badan. Sirkulasi

udara yang cukup dalam ruangan kerja sangat diperlukan apabila

ruangan tersebut penuh dengan karyawan.

c. Kebisingan

Kebisingan mengganggu konsentrasi, siapapun tidak senang

mendengarkan suara bising, karena kebisingan merupakan gangguan

terhadap seseorang.

d. Penggunaan Warna

Warna dapat dipengaruhi terhadap jiwa manusia, sebenarnya

bukan warna saja yang diperhatikan tetapi komposisi warna pun harus

pula diperhatikan.

e. Kelembaban Udara

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,

dan biasanya dapat dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini

berhubungan atau dipengaruhi atau dipengaruhi oleh temperature

udara.

f. Fasilitas

59
Fasilitas merupakan suatu penunjang untuk karyawan dalam

menjalankan aktivitasnya dalam bekerja.

3) Konflik Kerja

Definisi operasional konflik kerja merujuk pendapat yang

dikemukakan oleh Rivai (2011) menjelaskan bahwa definisi konflik kerja

adalah adanya perselisihan antar karyawan dapat disebabkan karena

kurangnya koordinasi diantara kedua belah pihak dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan. Dalam mengukur variabel konflik kerja, penelitian ini

mengadaptasi indikator menurut Veithzal Rivai (2011) sebagai berikut :

1. Konflik Dalam Diri Seseorang

Yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian

tentang pekerjaan yang ia harapkan untuk melaksanakannya.

2. Konflik Antar Individu

Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan

kepribadian.

3. Konflik Antar Kelompok

Dalam organisasi yang sama karena terjadi pertentangan antar

kelompok.

4) Kepuasan Kerja

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2013) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja adalah sikap emosional seseorang yang menyenangkan

dan mencintai pekerjaannya. Hal ini dapat dicerminkan dari sikap moral

60
kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung

terwujudnya tujuan perusahaan. Kemudian, Menurut Robbins & Judge

(2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang dapat diukur melalui

beberapa indikator sebagai berikut :

1. Kepuasan terhadap pekerjaan

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan

dan mencintai pekerjaannya.

2. Kepuasan terhadap gaji

Menurut Lum et al Kepuasan gaji diartikan bahwa seseorang

akan terpuaskan dengan gajinya ketika persepsi terhadap gaji dan

apa yang mereka peroleh sesuai dengan yang diharapkan (Suwandi

dan Indriantoro, 2009).

3. Kepuasan terhadap supervisi atasan

Bahwa seseorang akan terpuaskan dengan supervisi atasan

ketika persepsi terhadap supervisi atasan yang didapatkan sesuai

dengan yang diharapkan.

4. Kepuasan terhadap rekan kerja

Rekan kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

kepuasan kerja karyawan.

5. Kesempatan Promosi

Promosi merupakan salah satu jenis penghargaan yang mampu

memberikan kepuasan kerja pada karyawan.

5) Stres Kerja

61
Menurut Cahyono (2014) mengemukakan bahwa stres adalah tekanan

yang berpengaruh terhadap keadaan fisik ataupun psikis, tekanan tersebut

adalah keadaan yang dapat bersumber dari dalam ataupun dari luar diri

seseorang. Adapun indikator stres kerja yang dikemukakan oleh Aarnodt

(Margiati, 2011) sebagai berikut :

1. Tuntutan Atau Tekanan Dari Atasan

Kondisi psikologis sebagai hasil persepsi karyawan terhadap

interaksi antara dirinya dengan lingkungan kerjanya dimana

interaksi tersebut menimbulkan gangguan.

2. Ketegangan dan Kesalahan

Perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami

karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

3. Menurunnya Tingkat Interpersonal

Dengan menurunnya tingkat interpersonal dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

4. Perbedaan Konsep Pekerjaan Dengan Atasan

Perbedaan suatu konsep pekerjaan antara bawahan dengan

atasan adalah hal yang lumrah.

5. Ketersediaan Waktu Yang Tidak Proporsional Untuk

Menyelesaikan Pekerjaan.

Pentingnya manajemen waktu ini akan berpengaruh pada

kinerja yang efektif dan efisien.

62
6. Jumlah Pekerjaan Yang Berlebihan

Kurang lebih sama dengan penjelasan diatas bahwa para atasan

harus lebih memperhatikan beban pekerjaan yang diberikan.

7. Tingkat Kesulitan Pekerjaan

Tingkat kesulitan juga perlu diperhatikan, jangan sampai para

karyawan merasa kesulitan dengan pekerjaan mereka dapatkan.

c. Indikator Variabel

Tabel 3.1
Indikator Variabel
Tingkat
Variabel Penelitian Indikator
Pengukuran
Kepuasan Kerja (Y) 1. Kepuasan terhadap Interval
Pekerjaan
Robbins & Judge
2. Kepuasan terhadap
(2009) Imbalan
3. Kepuasan terhadap
Supervisi Atasan
4. Kepuasan terhadap
Rekan Kerja
5. Kesempatan
Promosi
Lingkungan Kerja Fisik 1. Pencahayaan di Interval
(X2) Sedarmayanti Ruang Kerja
(2011) 2. Sirkulasi Udara di
Ruang Kerja
3. Kebisingan
4. Penggunaan Warna
5. Kelembaban Udara

63
6. Fasilitas
Konflik Kerja (X3) 1. Tujuan Yang Saling
Veithzal Rivai Bertentangan
2. Tuntutan Tugas
(2011)
3. Perbedaan Tujuan
4. Perbedaan
Tindakan
Stres Kerja (Z) 1. Tuntutan atau Interval
Tekanan dari
Aarnodt (dalam Margiati)
Atasan
(2011:71) 2. Ketegangan dan
Kesalahan
3. Menurunnya
Tingkat
Interpersonal
4. Perbedaan Konsep
Pekerjaan Dengan
Atasan
5. Ketersediaan
Waktu yang Tidak
Proporsional Untuk
Menyelesaikan
Pekerjaan
6. Jumlah Pekerjaan
Yang Berlebihan
7. Tingkat Kesulitan
Pekerjaan
Beban Kerja (X1) Putra, 1. Target Yang Harus Interval
(dalam Mufid dan Dicapai
Wahyuningtyas) 2. Kondisi Pekerjaan
3. Standar Pekerjaan
(2016)

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sugiyono (2016) mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
64
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh kru bis pada PO. Pratama Putra yang berjumlah 70 karyawan.

b. Sampel

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan

sampel tersebut dilakukan dengan metode total sampling (sampel jenuh).

Total sampling adalah proses pengambilan sampel yang dilakukan dengan

mengambil seluruh anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel.

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 karyawan yang

notabene seluruh karyawan merupakan kru bis pada PO. Pratama Putra.

1.6

2.6

3.7 Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Berdasarkan sumbernya, data

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Data Primer

Data yang mengacu pada informasi yang didapatkan dari tangan

pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk

tujuan spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu,

kelompok fokus, internet juga dapat menjadi sumber data primer jika

kuesioner disebarkan melalui internet.

65
b. Data Sekunder

Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber

yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi

perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industry oleh media, situs

WEB, internet, dst. (Uma Sekaran, 2012).

Sumber data yang dipakai dalam penelitian yang dilakukan penulis

adalah sumber data primer. Data primer tersebut didapatkan dari hasil

menyebarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada PO.

Pratama Putra di Kab. Sidoarjo yang beralamat di Jl. Raya

Becirongengor No. 2, Ngengor, Becirongengor, Kec. Wonoayu, Kab.

Sidoarjo, Jawa Timur 61261.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2012) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah

teknik atau cara-cara yang dapat dipakai oleh penelitian guna mengumpulkan

data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan suatu kata yang abstrak dan

tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaan

melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (test), dokumentasi dan

lainnya.

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

untuk menjawab pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2016). Kuesioner ini

digunakan untuk memperoleh data tentang beban kerja yang telah

66
diberikan oleh perusahaan kepada para karyawan, lingkungan kerja

fisik, dan konflik kerja, di mana data tersebut nantinya dipakai untuk

mengetahui stres kerja karyawan yang berdampak pada kepuasan kerja

para kru bis di PO. Pratama Putra. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan skala pengukuran interval. Skala interval adalah

memberikan ranking terhadap responden, yang di ranking bisa berupa

preferensi, perilaku, dsb. Dalam penskalaan dengan skala interval

banyak juga menyebutkan dengan skala likert (Bawono:). Kategori

skala terdiri dari 5 (lima) tingkatan analisis, skoe tersebut dari sampai,

dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : Sangat Tinggi Skornya (5)

Setuju (S) : Tinggi Skornya (4)

Netral (N) : Cukup Tinggi Skornya (3)

Tidak Setuju (TS) : Rendah Skornya (2)

Sangat Tidak Setuju (STS) : Sangat Rendah Skornya (1)

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur maupun tidak

terstruktur dan bisa dilakukan secara tatap muka atau secara langsung

kepada subjek penelitian (Sugiyono, 2013). Wawancara yang dipakai

dalam penelitian ini dilakukan dengan pihak perusahaan PO. Pratama

Putra di Wonoayu Sidoarjo guna mendapatkan data mengenai

gambaran umum tentang perusahaan, beban kerja yang diberikan,

67
lingkungan kerja (fisik) yang telah disediakan oleh pihak perusahaan,

konflik kerja, dan data-data lainnya yang diperlukan untuk mendukung

penelitian ini

c. Observasi

Observasi merupakn teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengadakan pengamatan langsung ke obyek penelitian.

Observasi ini dilakukan sebagai penunjang hasil kuesioner yang telah

disebarkan kepada responden dan sebagai data penunjang suatu

penelitian (Sugiyono, 2016)

d. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan memakai teknik dokumentasi dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk menggali data guna memperkuat

atau mengecek data-data yang diperoleh melalui angket. Data yang

dihimpun dengan teknik dokumentasi ini, utamanya data tentang

gambaran responden.

3.9 Teknik Analisis Data

Seperti yang disebutkan peneliti di atas, bahwa penelitian berjenis

kuantitatif. Maka analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan

masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada penelitian ini

akan menggunakan Software smartPLS 3.2.8. Partial Least Square

merupakan metode analisis yang powerfull yang mana dalam metode ini

tidak didasarkan banyaknya asumsi. Pendekatan (Partial Least

Square)PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data tertentu,

68
dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio). (Partial

Least Square)PLS menggunakan metode bootstraping atau penggandaan

secara acak yang mana asumsi normalitas tidak akan menjadi masalah

bagi (Partial Least Square) PLS. Selain itu (Partial Least Square) PLS

tidak mensyaratkan jumlah minimum sampel yang akan digunakan.

Dalam penelitian, penelitian yang memiliki sampel kecil dapat

tetap menggunakan (Partial Least Square)PLS. Partial Least Square

digolongkan jenis non-parametrik oleh karena itu dalam permodelan PLS

tidak diperlukan data dengan distribusi normal. Tujuan dari penggunaan

(Partial Least Square)PLS yaitu untuk melakukan prediksi. Yang mana

dalam melakukan prediksi tersebut adalah untuk memprediksi hubungan

antar konstruk, selain itu untuk membantu peneliti dalam penelitiannya

untuk mendapatkan nilai variabel laten yang bertujuan untuk melakukan

pemprediksian. Variabel laten adalah linear agregat dari indikator-

indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel

laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang

menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran

yaitu hubungan antar indikator dengan konstruknya) dispesifikasi.

Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen (kedua variabel

laten dan indikator) di minimumkan. Estimasi parameter yang didapat dengan

PLS (Partial Least Square) dapat dikategorikan sebagai berikut: Kategori

pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor

variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang

69
menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan blok

indikatornya (loading). Kategori ketiga adalah berkaitan dengan means dan

lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi tersebut, PLS (Partial Least Square)

menggunakan proses literasi tiga tahap dan dalam setiap tahapnya

menghasilkan estimasi yaitu sebagai berikut:

1. Menghasilkan weight estimate.

2. Menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model.

3. Menghasilkan estimasi means dan lokasi (konstanta).

Dalam metode PLS (Partial Least Square) teknik analisa yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisa Outer Model.

Analisa outer model dilakukan untuk memastikan bahwa

measurement yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran

(valid dan reliabel). Dalam analisa model ini menspesifikasi

hubungan antar variabel laten dengan indikator-indikatornya.

Analisa outer model dapat dilihat dari beberapa indikator:

a. Convergent Validity adalah indikator yang dinilai

berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan

construct score, yang dapat dilihat dari standardized loading

factor yang mana menggambarkan besarnya korelasi antar

setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya.

Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi

70
> 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur, sedangkan menurut

Chin yang dikutip oleh Imam Ghozali, nilai outer loading

antara 0,5 –0,6 sudah dianggap cukup.

b. Average Variance Extracted merupakan pengujian untuk

mengevaluasi validitas diskriminan. Dapat dilihat dengan metode

average variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk atau

variabel laten. Model memiliki validitas diskriminan yang lebih

baik apabila akar kuadrat AVE untuk masing-masing konstruk

lebih besar dari korelasi antara dua konstruk di dalam model.

c. Discriminant Validity merupakan model pengukuran dengan

refleksif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran

dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran

lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka

menunjukkan ukuran blok mereka lebih baik dibandingkan

dengan blok lainnya. Sedangkan menurut metode lain untuk

menilai discriminant validity yaitu dengan membandingkan nilai

square root of average variance extracted (AVE)

d. Composite reliability merupakan indikator untuk mengukur

suatu konstruk yang dapat dilihat pada view latent variable

coefficients. Untuk mengevaluasi composite reliabilityter dapat

dua alat ukur yaitu internal consistency dan cronbach’s alpha.

Dalam pengukuran tersebut apabila nilai yang dicapai adalah

71
> 0,70 maka dapat dikatakan bahwa konstruk tersebut memiliki

reliabilitas yang tinggi.

e. Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas yang dilakukan

memperkuat hasil dari composite reliability. Suatu variabel

dapat dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach’s alpha

> 0,7.

Uji yang dilakukan di atas merupakan uji pada outer model

untuk indikator reflektif. Untuk indikator formatif dilakukan

pengujian yang berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu:

a. Significance of weights. Nilai weight indikator formatif

dengan konstruknya harus signifikan.

b. Multicollinearity. Uji multicollinearity dilakukan untuk

mengetahui hubungan antar indikator. Untuk mengetahui

apakah indikator formatif mengalami multicollinearity

dengan mengetahui nilai VIF. Nilai VIF antara 5-10 dapat

dikatakan bahwa indikator tersebut terjadi multicollinearity.

2. Analisa Inner Model.

Analisa Inner Model biasanya juga disebut dengan (inner

relation, structural model dan substantive theory) yang

mana menggambarkan hubungan antara variabel laten

berdasarkan pada substantive theory. Analisa inner model dapat

dievaluasi yaitu dengan menggunakan R-square untuk konstruk

dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance

72
dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

Dalam pengevaluasian inner model dengan PLS (Partial Least

Square) dimulai dengan cara melihat R-square untuk setiap

variabel laten dependen. Kemudian dalam penginterpretasiannya

sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai pada R-square

dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen

tertentu terhadap variabel laten dependen apakah memiliki

pengaruh yang substantif. Selain melihat nilai R-square, pada

model PLS (Partial Least Square) juga dievaluasi dengan melihat

nilai Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-

square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh

model dan estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar dari

0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive

relevance, sedangkan apabila nilai Q-square kurang dari 0 (nol),

maka menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive

relevance.

3.9 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis di isi menggunakan Partial Least Square

(PLS) dengan tingkat kepercayaan sebesar 10% sehingga hipotesis diterima

apabila nilai p<0,1 dan untuk melihat pengaruh antar variabel dilakukan

dengan melihat T-statistic dan pengujian inner model. Nilai koefisien inner

model sebagai petunjuk tingkat signifikan dalam pengujian hipotesis yang ada

dalam penelitian ini.

73
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambar Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PO. Pratama Putra

PO. Pratama Putra merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi

(Bus) di Kabupaten Sidoarjo yang melayani Angkutan Wisata, Ziarah

Wali, Study Wisata. Selain itu PT. Pratama Putra juga bekerja sama

dengan beberapa Perusahaan untuk Angkutan Karyawan, Angkutan

Jamaah Haji (baik Daerah maupun Embarkasi), dan juga termasuk event-

event besar lainnya.

74
Perusahaan ini didirikan oleh Bapak HM. Suudi, S.H selaku agen asuransi

pada tanggal 02 Oktober 1999 dengan kantor dan garasi awal di Dusun Balong

Pandan, Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono. Beliau berinisiatif untuk

mendirikan perusahaan ini dengan modal awal 2 unit Bus kecil dengan harapan

bisa berkembang pesat dan dapat merekrut kalangan sekitar terutama saudara-

saudaranya yang belum mempunyai pekerjaan.

Dari tahun ke tahun perusahaan ini pun mengalami perkembangan

yang sangat pesat seperti harapan beliau, yang semula hanya bermodal 2

unit bus kecil kini menjadi ± 35 unit Bus sehingga karyawan yang direkrut

pun tidak dari kalangan saudara saja melainkan juga dari pihak lain yang

ingin bergabung di perusahaan ini dipersilahkan untuk melamar. Dengan

semula yang berkantor di Dusun Balong Pandan, Desa Jogosatru,

Kecamatan Sukodono, akhirnya Bp. HM. Suudi, S.H memperluas

purusahaan ini dengan membangun Kantor beserta garasi di Desa

Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo yang disahkan

oleh Bupati Sidoarjo H. Drs. Win Hendrarso, MSi pada tanggal 01 April

2008.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan

hubungan kerja, wewenang, dan tanggung jawab setiap tingkat yang ada

dalam organisasi tersebut untuk melaksanakan kegiatan kearah tercapainya

visi dan misi dari organisasi yang telah ditetapkan. Berikut struktur

organisasi PO. Pratama Putra.

KOMISARIS
75
DIREKTUR

MANAGER MANAGER
OPERASIONAL KEUANGAN

HRD

ASURANSI TRANSPORT

AKSEPTASI & GUDANG &


MARKETING
FILE UMUM

ACCOUNTING MECHANIC DRIVER & CO

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PO. Pratama Putra

3. Tugas Struktural PO. Pratama Putra

a. Komisaris

1) Memberikan pengarahan dan nasehat kepada direktur utama

dalam menjalankan tugasnya

2) Melakukan pengawasan atas direktur utama dalam

menjalankan perusahaan.

3) Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun

tidak langsung atas tindakan pengurusan direksi yang

mengakibatkan kerugian.

b. Direktur Utama

76
1) Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan

perusahaan.

2) Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber

pendapatan dan kekayaan perusahaan.

3) Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi-misi

perusahaan.

c. Manager Operasional

1) Mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan.

2) Merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi seluruh

kegiatan operasional.

3) Mengadakan pembinaan, pelaksanaan kegiatan perusahaan di

bidang pengembangan.

d. Manager Keuangan

1) Merencanakan serta meramalkan beberapa aspek dalam

perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan

perusahaan.

2) Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan

se-efisien dan se-efektif mungkin.

3) Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai

pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan

tersebut.

e. Human Resources Department

77
1) Melakukan perekrutan karyawan yang memiliki tujuan yang

sama dengan tujuan bisnis sebuah perusahaan.

2) Memastikan perusahaan mendapatkan calon terbaik.

3) Melakukan database karyawan, mengatur jadwal shift kerja,

mengurus payroll karyawan.

f. Asuransi

1) Melakukan proses administrasi Penutupan Asuransi

2) Melakukan monitoring penutupan asuransi baik melalui sistem

maupun yang manual.

3) Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan terkait

dengan klaim asuransi.

g. Transportasi

1) Memastikan bahwa seluruh kendaraan dan pengemudinya

dalam keadaan siap untuk beroperasi.

2) Merancang jadwal dan rute perjalanan dari kendaraan sesuai

dengan kebutuhan.

3) Membuat laporan dan evaluasi aktivitas pulang pergi dari

pengemudi dan kendaraan.

h. Akseptasi dan File

1) Menerima dan mengelola keseluruhan file yang diterima oleh

perusahaan.

i. Accounting

1) Membuat laporan keuangan perusahaan.

78
2) Menginput data jurnal akuntansi ke dalam sistem yang dimiliki

perusahaan.

3) Memeriksa dan melakukan verifikasi kelengkapan dokumen

yang berhubungan dengan transaksi keuangan.

j. Marketing

1) Melaksanakan kebijaksanaan manajemen di bidang pelayanan

jasa perusahaan.

2) Melakukan penjualan jasa perusahaan dan menjalin hubungan

kerja dengan pelanggan.

3) Menanggapi keluhan pelanggan yang berkenaan dengan

pelayanan jasa perusahaan.

k. Gudang dan Umum

1) Menerima dan memproses stok gudang yang masuk.

2) Menjaga penyimpanan barang tetap rapi, bersih, aman serta

mengoptimalkan pemanfaatan ruang.

3) Menjalankan SOP (Standard Operating Procedure) dan K3LH

yang sudah ditetapkan perusahaan.

l. Mechanic

1) Mampu mendeteksi dan memperbaiki bus yang mengalami

kerusakan.

2) Menyusun jadwal perawatan unit-unit kendaraan perusahaan.

3) Melaporkan hasil kegiatan perawatan unit kendaraan

perusahaan.

79
m. Driver and Co.

1) Mengemudikan bus dengan baik, tidak ugal-ugalan atau terlalu

ngebut dan mengikuti rambu-rambu lalu lintas.

2) Melakukan pelayanan prima terhadap para penumpang.

3) Merawat bus agar tetap dalam kondisi yang prima.

4. Visi dan Misi PO. Pratama Putra

Visi

“Menjadi PO (Perusahaan Otobus) yang terdepan dengan standart

pelayanan terbaik”.

Misi

a. Memberikan layanan pariwisata dengan harga terjangkau

b. Menyediakan armada bus dengan teknologi terbaru dan fasilitas yang

mewah.

4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini yaitu karyawan/kru bis di PO. Pratama

Putra sejumlah 52 orang. Dengan menggunakan teknik sampling jenuh

maka diambil jumlah responden 52 orang. Karakteristik responden dalam

penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, dan pemdidikan di PO.

Pratama Putra.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 4.1
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
.
80
1 Laki-Laki 52 100 %
2 Perempuan 0 0%
Total 52 100 %
Sumber Dari PO. Pratama Putra

Berdasarkan pada jenis kelamin responden, diketahui bahwa

jumlah karyawan dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 100% dan

responden dengan jenis kelamin perempuan sebesar 0%. Berdasarkan

pada distribusi jenis kelamin maka dapat dijelaskan bahwa keseluruhan

karyawan/kru bis yang bekerja di PO. Pratama Putra adalah laki-laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Responden Persentase %
.
1 18-21 Tahun 3 6%
2 22-30 Tahun 22 42%
3 31-40 Tahun 16 31%
4 ˃ 40 Tahun 11 21%
52 100 %
Sumber Dari PO. Pratama Putra

Berdasarkan pada distribusi usia terbanyak sebesar 42% pada

responden berusia 22-30 tahun. Proporsi kedua berusia antara 31-40

tahun sebesar 16% responden. Proporsi ketiga 11% responden berusia

>40 Tahun. Dan hanya 6% responden yang berusia 18-21 tahun.

Berdasarkan pada usia responden maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah karyawan usia

produktif dengan usia antara 22-30 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3
81
Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Responden Persentase %
.
1 SD 0 0
2 SMP 0 0
3 SMA/K 52 100%
4 S1 0 0
5 Lainnya 0 0
Total 52 100%
Sumber Dari PO. Pratama Putra

Berdasarkan distribusi tingkat pendidikan, proporsi terbesar

dengan tingkat pendidikan SMA/K yaitu sebesar 100%. Dengan ini

maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan karyawan/kru bis pada

PO. Pratama Putra berpendidikan SMA atau sederajat.

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dari analisis data yang

merupakan hasil pengamatan sejumlah variabel yang telah digunakan dalam

model regresi dengan menggunakan program aplikasi SmartPls 3.0. Yang

mana telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan

tiga variabel eksogen yaitu pengembangan karir, pelatihan dan motivasi.

Kemudian satu variabel endogen yaitu kepuasan kerja.

2. Menilai Outer Model

Terdapat empat kriteria di dalam penggunaan teknik analisa data

dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,

Discriminant Validity, Composite Reliability, dan Cronbach’s Alpha.

a. Convergent Validity

82
Convergent Validity adalah indikator yang dinilai berdasarkan

korelasi antara item score/component scoredengan construct score,

yang dapat dilihat dari standardized loading factor yang mana

menggambarkan besarnya korelasi antar setiap item pengukuran

(indikator) dengan konstraknya. Ukuran refleksif individual

dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0.7 dengan konstruk yang

ingin diukur, sedangkan menurut Chin yang dikutip oleh Imam

Ghozali, nilai outer loading antara 0,5 –0,6 sudah dianggap cukup.

Tabel 4.4
Outer Loading
X1-Y-Z X2-Y-Z X3-Y-Z Beban Lingkungan Konflik Kepuasan Stres
Kerja Kerja Fisik Kerja Kerja Kerja
X1.1 0,686
X1.2 0,787
X1.3 0,436
X1.4 0,850
X1.5 0,782
X2.1 0,798
X2.2 0,925
X2.3 0,538
X2.4 0,923
X3.1 0,799
X3.2 0,851
X3.3 0,858
83
X3.4 0,854
X3.5 0,765
X3.6 0,739
Y1 0,816
Y2 0,782
Y3 0,853
Y4 0,826
Y5 0,771
Y6 -0,091
Y7 0,810
Y8 0,686
Z1 0,829
Z2 0,813
Z3 0,888
Z4 0,894
Z5 0,822
X1*Y 1,328
X2*Y 1,550
X3*Y 1,438
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS 3.0

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat

pada tabel 4.2. Nilai Outer Model atau korelasi antara konstruk dengan

variabel pada awalnya belum memenuhi convergen validity karena

masih ada beberapa indikator yang memiliki nilai loading factor di

bawah 0,60.

Kemudian dilakukan dengan mengeluarkan indikator-indikator

yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,60. Sehingga hanya

menyisahkan loading factor yang memiliki nilai di atas 0,60 yang akan

digunakan untuk memenuhi nilai convergen validity.

b. Average Variance Extracted

84
Average Variance Extracted adalah merupakan pengujian untuk

mengevaluasi validitas diskriminan. Dapat dilihat dengan metode

Average Variance Extracted (AVE) untuk setiap konstruk atau

variabel laten. Model memiliki validitas diskriminan yang lebih baik

apabila akar kuadrat AVE untuk masing-masing konstruk lebih besar

dari korelasi antara dua konstruk di dalam model. Dalam penelitian ini,

nilai AVE dan akar kuadrat AVE untuk masing-masing konstruk

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.5
Nilai Rata-rata Varians Diekstrak (AVE)
Rata-Rata Varians Diekstrak
X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,523
Lingkungan Kerja Fisik 0,552
Konflik Kerja 0,660
Kepuasan Kerja 0,658
Stres Kerja 0,722
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

Dari tabel 4.2.1 diketahui bahwa nilai AVE masing-masing

konstruk berada di atas 0,5. Oleh karenanya tidak ada permasalahan

convergen validity pada model yang diuji sehingga konstruk dalam

model penelitian ini dapat dikatakan memiliki validitas diskriminan

yang baik. Convergent validity juga dapat dilihat dari nilai Average

Variance Extracted (AVE). Pada penelitian ini nilai AVE masing-

masing konstruk berada di atas 0,5. Oleh karenanya tidak ada

permasalahan convergent validity pada model yang diuji.

85
c. Discriminant Validity

Discriminant Validity merupakan model pengukuran dengan

refleksif indikator yang dinilai berdasarkan cross loading pengukuran

dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran

lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka menunjukkan

ukuran blok mereka lebih baik dibandingkan dengan blok lainnya.

Sedangkan menurut metode lain untuk menilai discriminant validity

yaitu dengan membandingkan nilai square root dari average

variance extracted (AVE). Hasil nilai discriminant validity diperoleh

sebagai berikut :

Tabel 4.6
Nilai Discriminant Validity
(Cross Loading)
Beban Kepuasan Konflik Lingkung Stres
X1-Y-Z X2-Y-Z X3-Y-Z
Kerja Kerja Kerja an Kerja Kerja
X1.1 0,069 0,061 0,026 0,686 0,535 0,530 0,381 0,508
X1.2 0,186 0,244 0,203 0,787 0,578 0,585 0,442 0,589
X1.3 0,316 0,295 0,255 0,436 0,306 0,274 0,238 0,371
X1.4 0,273 0,367 0,313 0,850 0,560 0,560 0,527 0,558
X1.5 0,346 0,405 0,386 0,782 0,490 0,520 0,593 0,610
X2.1 0,461 0,448 0,429 0,587 0,589 0,553 0,798 0,721
X2.2 0,357 0,362 0,313 0,575 0,584 0,611 0,925 0,600
X2.3 0,065 -0,102 -0,133 0,166 0,370 0,426 0,538 0,360
X2.4 0,336 0,369 0,313 0,569 0,546 0,609 0,923 0,593
X3.1 0,354 0,287 0,318 0,546 0,746 0,799 0,666 0,693
X3.2 0,306 O,269 0,251 0,685 0,771 0,851 0,650 0,785
X3.3 0,175 0,163 0,067 0,499 0,680 0,858 0,472 0,617
X3.4 0,162 0,174 0,072 0,497 0,647 0,854 0,482 0,612
X3.5 0,428 0,449 0,353 0,636 0,662 0,765 0,520 0,661
X3.6 0,398 0,397 0,313 0,524 0,662 0,739 0,509 0,711
Y1 0,408 0,469 0,427 0,635 0,816 0,776 0,662 0,755
Y2 0,156 0,208 0,019 0,414 0,782 0,643 0,331 0,537
Y3 0,318 0,345 0,316 0,697 0,853 0,746 0,632 0,773
Y4 0,288 0,253 0,193 0,597 0,826 0,697 0,513 0,634
Y5 0,240 0,309 0,267 0,586 0,771 0,704 0,463 0,636
86
Y6 -0,162 -0,125 -0,271 -0,034 -0,091 -0,123 -0,117 -0,146
Y7 0,215 0,170 0,089 0,419 0,810 0,622 0,460 0,586
Y8 0,362 0,302 0,301 0,457 0,686 0,543 0,570 0,579
Z1 0,484 0,310 0,360 0,601 0,734 0,748 0,687 0,829
Z2 0,467 0,390 0,426 0,615 0,691 0,702 0,587 0,813
Z3 0,253 0,341 0,254 0,663 0,695 0,711 0,601 0,888
Z4 0,210 0,292 0,183 0,664 0,711 0,731 0,607 0,894
Z5 0,359 0,392 0,333 0,595 0,658 0,686 0,589 0,822
X1*Y 1,000 0,827 0,804 0,318 0,368 0,378 0,407 0,417
X2*Y 0,804 0,844 1,000 0,324 0,312 0,287 0,333 0,365
X3*Y 0,827 1,000 0,844 0,376 0,383 0,359 0,380 0,405
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS .30
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor

untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai

loading factor yang lebih besar dibanding nilai loading jika

dihubungkan dengan variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa

setiap variabel laten memiliki discriminant validity yang baik di mana

beberapa variabel laten masih memiliki pengukur yang berkorelasi

tinggi dengan konstruk lainnya.

d. Composite Reliability

Composite reliability merupakan indikator untuk mengukur

suatu konstruk yang dapat dilihat pada view latent variable

coefficients. Untuk mengevaluasi composite reliability terdapat dua

alat ukur yaitu internal consistency dan cronbach’s alpha. Dalam

pengukuran tersebut apabila nilai yang dicapai adalah > 0,70

maka dapat dikatakan bahwa konstruk tersebut memiliki reliabilitas

yang tinggi.

Tabel 4.7
Nilai Reliabilitas Komposit
Reliabilitas Komposit
87
X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,840
Kepuasan Kerja 0,892
Konflik Kerja 0,921
Lingkungan Kerja Fisik 0,881
Stres Kerja 0,928
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

Tabel 4.7 model menunjukkan reliabilitas komposit untuk semua

konstruk berada di atas nilai 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa semua konstruk memiliki reliabilitas yang baik sesuai dengan

batas nilai minimun yang disyaratkan.

e. Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas yang dilakukan

memperkuat hasil dari composite reliability. Suatu variabel dapat

dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,7.

Tabel 4.8
Nilai Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,756
Kepuasan Kerja 0,850
Konflik Kerja 0,896
Lingkungan Kerja Fisik 0,813
Stres Kerja 0,903
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

Tabel 4.7 model menunjukkan nilai cronbach alpha untuk semua

konstruk berada di atas nilai 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan

88
bahwa semua konstruk memiliki reliabilitas yang baik sesuai dengan

batas nilai minimun yang disyaratkan.

3. Menilai Inner Model

Pengukuran model ini dilakukan dengan menggunakan uji

bootstrapping yang dapat dilihat pada R-Square. Uji R-Square dilakukan

untuk menguji seberapa besar kemampuan model variabel eksogen untuk

menjelaskan variabel endogen. Hasil proses PLS Algorithm untuk nilai R-

Square dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :

Gambar 4.2 Model Struktural (Inner Model)

Tabel 4.9
Hasil R-Square
89
R-Square Adjusted R-Square
Kepuasan Kerja 0,762 0,753
Stres Kerja 0,797 0,779

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.8 di atas, dapat diketahui

bahwa nilai R-Square untuk variabel kepuasan kerja adalah sebesar 0,762.

Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebesar 76,2%.

Kemudian untuk nilai R-Square yang diperoleh dari variabel stres kerja

sebesar 0,797. Nilai tersebut menjelaskan bahwa stres kerja sebesar 79,7%.

Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan nilai R-Square adalah

sebagai berikut :

R-Square = 1 - (√1 - 𝑅21 x √1 - 𝑅22)

= 1 - (√1 – 0,762 x √1 – 0,797)

= 1 – (0,238 x 0,203 )

= 1 - 0,048314

= 0,951686

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, diperoleh nilai R-Square

sebesar 0,951686. Hal ini menunjukkan besarnya keragaman dari data

penelitian yang dapat dijelaskan oleh model dan variabel yang digunakan

dalam penelitian adalah sebesar 95,1%. Sedangkan sisanya sebesar 4,9%

dijelaskan oleh faktor lain yang berada di luar model penelitian ini.

90
2.1 Uji Hipotesis Direct Effect dan Indirect Effect

Berdasarkan data yang telah diolah maka diperoleh hasil yang

dapat digunakan untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Uji

hipotesis secara langsung atau direct effect pada penelitian ini

dilakukan dengan melihat nilai T-Statistics dan nilai P-Values.

Hipotesis penelitian dapat dinyatakan diterima apabila nilai T-

Statistics > 1.96 dan nilai P-Values < 0,05 (Ghozali dan Latan, 2014).

Sedangkan untuk mengetahui adanya pengaruh tidak langsung atau

indirect effect dengan melihat jika nilai probabilitas (p-value) kurang

dari 0,05 dan nilai T-Statistics > 1,96 maka diketahui terdapat indirect

effect variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel

mediasi signifikan pada taraf signifikansi < 0,05. Berikut ini adalah

hasil pengujian hipotesis secara langsung yang diperoleh dalam

penelitian ini melalui pengukuran inner model.

Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Direct Effect
Rata-rata Standar
Sampel T Statistik (| P
  Sampel Deviasi
Asli (O) O/STDEV |) Values
(M) (STDEV)
X1-Y-Z -> Stres
0,034 0,040 0,070 0,480 0,632
Kerja
X2-Y-Z -> Stres
-0,045 -0,048 0,078 0,579 0,563
Kerja
X3-Y-Z -> Stres
0,054 0,063 0,063 0,856 0,392
Kerja
Beban Kerja ->
0,161 0,161 0,090 1,794 0,073
Kepuasan Kerja
Beban Kerja ->
0,187 0,194 0,073 2,569 0,010
Stres Kerja
Kepuasan Kerja -
0,249 0,230 0,123 2,023 0,044
> Stres Kerja

91
Konflik Kerja ->
0,690 0,687 0,082 8,411 0,000
Kepuasan Kerja
Konflik Kerja ->
0,359 0,363 0,120 2,983 0,003
Stres Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik -> Kepuasan 0,085 0,089 0,074 1,145 0,253
Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik -> Stres 0,177 0,166 0,078 2,270 0,024
Kerja
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa hasil

pengujian hipotesis secara langsung atau direct effect dalam penelitian

ini adalah :

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama ditolak karena variabel beban kerja terhadap

variabel kepuasan kerja memiliki nilai T-Statisics < 1.96 yaitu sebesar

1,794 dan nilai P-Values > 0,05 yaitu sebesar 0,073. Maka dapat

diartikan bahwa variabel beban kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Kemudian hipotesis kedua ditolak karena variabel lingkungan kerja

fisik terhadap variabel kepuasan kerja memiliki nilai T-Statistics <

1.96 yaitu sebesar 1,145 dan nilai P-Values > 0,05 yaitu sebesar

92
0,253. Maka dapat diartikan bahwa variabel lingkungan kerja fisik

tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Sedangkan hipotesis ketiga diterima karena variabel konflik kerja

terhadap variabel kepuasan kerja memiliki nilai T-Statistics > 1.96

yaitu sebesar 8,411 dan nilai P-Values < 0,05 yaitu sebesar 0,0000.

Maka dapat diartikan bahwa variabel konflik kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja.

d. Pengujian Hipotesis Keempat

Kemudian hipotesis keempat diterima karena variabel stres kerja

terhadap variabel kepuasan kerja memiliki nilai T-Statistics > 1.96

yaitu sebesar 2,023 dan nilai P-Values < 0,05 yaitu sebesar 0,044.

Maka dapat diartikan bahwa variabel stres kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berikutnya adalah hasil pengujian hipotesis secara tidak langsung

atau Indirect Effect yang diperoleh dari Spesific Indirect Effect pada

program SmartPLS 3.0 dalam penelitian ini melalui pengukuran inner

model adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11
Hasil Uji Hipotesis Indirect Effect
Rata-
Standar
Sampel rata T Statistik (|
Deviasi P Values
Asli (O) Sampel O/STDEV |)
(STDEV)
(M)
Beban Kerja -> 0,040 0,037 0,031 1,287 0,199
93
Kepuasan Kerja ->
Stres Kerja
Konflik Kerja ->
Kepuasan Kerja -> 0,172 0,157 0,086 1,997 0,046
Stres Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik -> Kepuasan 0,021 0,021 0,023 0,927 0,354
Kerja -> Stres Kerja
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hasil

pengujian hipotesis secara tidak langsung atau indirect effect dalam

penelitian ini adalah

e. Pengujian Hipotesis Kelima

hipotesis kelima ditolak karena variabel beban kerja terhadap

variabel kepuasan kerja melalui variabel stres kerja memiliki nilai T-

Statistics < 1.96 yaitu sebesar 1,287 dan nilai P-Values > 0,05 yaitu

sebesar 0,199. Maka dapat diartikan bahwa variabel beban kerja tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja melalui variabel

stres kerja sebagai variabel moderating.

f. Pengujian Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam ditolak karena variabel lingkungan kerja fisik

terhadap variabel kepuasan kerja melalui variabel stres kerja memiliki

nilai T-Statistics < 1.96 yaitu sebesar 0,927 dan nilai P-Values < 0,05

yaitu sebesar 0,354. Maka dapat diartikan bahwa variabel lingkungan

kerja fisik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

melalui variabel stres kerja sebagai variabel moderating.

94
g. Pengujian Hipotesis Ketujuh

Hipotesis ketujuh diterima karena variabel konflik kerja terhadap

variabel kepuasan kerja melalui variabel stres kerja memiliki nilai T-

Statistics > 1.96 yaitu sebesar 1,997 dan nilai P-Values < 0,05 yaitu

sebesar 0,0,046. Maka dapat diartikan bahwa variabel konflik kerja

memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja melalui variabel

stres kerja sebagai variabel moderating.

Dari pengujian hipotesis analisis jalur di atas diperoleh pengaruh

secara langsung dan tidak langsung antar variabel eksogen terhadap

variabel endogen melalui variabel moderating. Bahwa pengujian

hipotesis direct effect atau efek langsung hasil hipotesisnya beberapa

ada yang diterima seperti konflik kerja terhadap kepuasaan kerja, stres

kerja terhadap kepuasan kerja. Dan ada yang ditolak seperti beban

kerja terhadap kepuasan kerja, lingkungan kerja fisik terhadap

kepuasan kerja.

Sedangkan pada pengujian hipotesis indirect effect atau efek tidak

langsung hasil hipotesis ada yang diterima yaitu konflik kerja terhadap

kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel moderating. Dan

ada yang ditolak seperti beban kerja terhadap kepuasan kerja melalui

stres kerja sebagai variabel moderating, dan lingkungan kerja fisik

terhadap kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel

moderating.

95
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Berdasarkan hasil dari penelitian di atas dapat diketahui seberapa besar

pengaruh beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan konflik kerja terhadap

kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel moderating pada PO.

Pratama Putra dengan menggunakan aplikasi pengolahan data PLS (Partial

Least Square) melalui SmartPLS 3.0.

1. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja


96
Berdasarkan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel beban kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

Definisi beban kerja merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Dhania

(2010) menyatakan bahwa beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang

membutuhkan keahlian dan harus dikerjakan dalam jangka waktu tertentu

dalam bentuk fisik maupun psikis. Kemudian indikator beban kerja yang

dikemukakan oleh Putra (2012) dalam Mufid dan Wahyunityas (2016)

membagi beban kerja meliputi :

a. Target Yang Harus Dicapai

Mencakup besaran target kerja yang diberikan untuk

menyelesaikan pekerjaan seperti mendesain, mencetak, dan finishing

yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

b. Kondisi Pekerjaan

Mencakup pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai

kondisi pekerjaan, seperti pengambilan keputusan dengan cepat.

c. Standar Pekerjaan

Mencakup kesan yang dimiliki oleh individu mengenai

pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban kerja

yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya pemberian target yang harus dicapai dalam pekerjaan sudah

97
sangat jelas. Maka dari itu para karyawan/kru bis tidak merasa terbebani

oleh beban yang mereka terima. Sehingga para karyawan/kru bis masih

bisa mendapatkan kepuasan kerja yang mereka inginkan. Dengan

kesimpulan bahwa variabel beban kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan pada PO. Pratama Putra.

Hal ini sejalan dengan studi empiris yang dilakukan oleh (Dhania,

2010). Bahwa variabel beban kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja. Karena pada kenyataannya beban tidak selalu menjadi

sumber penyebab naik turunnya tingkat kepuasan kerja seorang karyawan,

terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan

kerja. Dimana faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja itu sendiri sangat

banyak sekali dan juga tergantung dari persepsi individu dalam

menghadapi masalah. Terkadang ada individu yang saat menghadapi

beban kerja yang berat menjadi merasa tertantang untuk dapat

menyelesaikannya. Sehingga akan lebih rajin dan giat dalam mencapai

target yang telah dibebankan.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

Definisi lingkungan kerja merujuk pendapat yang dikemukakan oleh

Sedarmayanti (2012) mengemukakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah

semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang

98
dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tak

langsung. Adapun indikator lingkungan kerja fisik menurut Sedarmayanti

(2011), antara lain :

a. Pencahayaan Di Ruang Kerja

Pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan dapat

membantu menciptakan kinerja serta kepuasan kerja karyawan.

b. Sirkulasi Udara Di Ruang Kerja

Sirkulasi udara yang baik akan menyehatkan badan. Sirkulasi

udara yang cukup dalam ruangan kerja sangat diperlukan apabila

ruangan tersebut penuh dengan karyawan.

c. Kebisingan

Kebisingan mengganggu konsentrasi, siapapun tidak senang

mendengarkan suara bising, karena kebisingan merupakan gangguan

terhadap seseorang.

d. Penggunaan Warna

Warna dapat dipengaruhi terhadap jiwa manusia, sebenarnya

bukan warna saja yang diperhatikan tetapi komposisi warna pun harus

pula diperhatikan.

e. Kelembaban Udara

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,

dan biasanya dapat dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini

berhubungan atau dipengaruhi atau dipengaruhi oleh temperatur

udara.

99
f. Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu penunjang untuk karyawan dalam

menjalankan aktivitasnya dalam bekerja.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya kebisingan suara di lingkungan kerja mereka, tidak terlalu

berpengaruh terhadap pencapaian kepuasan kerja yang mereka inginkan.

Sebab para karyawan sudah terbiasa bekerja dengan kondisi tersebut. Dan

juga karyawan dapat memaklumi kebisingan tersebut, mengingat lokasi

yang dekat dengan jalanan umum.

Hal ini sejalan dengan studi empiris yang dilakukan oleh (Titi Kurniati

dan Jaenab, 2020). Bahwa variabel kepuasan kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja. Kualitas lingkungan kerja fisik yang

dimiliki oleh perusahaan tidak selalu mempengaruhi naik turunnya tingkat

kepuasan kerja seorang karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa tinggi

rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan di Dinas Perpustakaan Kota

Bima tidak ditentukan oleh faktor lingkungan kerja fisik semata,

melainkan masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

kepuasan kerja.

3. Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja pada PO. Pratama Putra.

100
Definisi konflik kerja merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Rivai

(2011) menjelaskan bahwa definisi konflik kerja adalah adanya

perselisihan antar karyawan dapat disebabkan karena kurangnya

koordinasi diantara kedua belah pihak dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan. Dalam mengukur variabel konflik kerja, penelitian ini

mengadaptasi indikator menurut Rivai (2011) sebagai berikut :

1. Konflik Dalam Diri Seseorang

Yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian

tentang pekerjaan yang ia harapkan untuk melaksanakannya.

2. Konflik Antar Individu

Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan

kepribadian.

3. Konflik Antar Kelompok

Dalam organisasi yang sama karena terjadi pertentangan antar

kelompok.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya perbedaan dalam menentukan cara penyelesaian pekerjaan

dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan secara signifikan.

Dengan adanya hal itu, karyawan sering terlibat pertengkaran kecil yang

mana itu bisa mempengaruhi kondisi perasaan pada masing-masing

individu. Dengan kesimpulan berarti bahwa variabel konflik kerja

berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja pada PO. Pratama

Putra.

101
Hal ini sejalan dengan hasil studi empiris yang dilakukan oleh (Ary

Wira Andika dan Ni Putu Irmayanti, 2021). Bahwa variabel konflik kerja

berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.

4. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Melalui Stres

Kerja Sebagai Variabel Moderating

Berdasarkan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel beban kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel moderating pada PO.

Pratama Putra.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya pemberian target yang harus dicapai dalam pekerjaan sudah

sangat jelas. Dan belum mampu mempengaruhi tingkat kepuasan kerja

karyawan. Meskipun dengan adanya pemberian beban kerja itu mampu

mempengaruhi stres kerja. Dengan demikian adanya pemberian beban

kerja secara jelas hanya mampu mempengaruhi stres kerja mereka.

Namun, belum mampu untuk mempengaruhi tingkat kepuasan kerja

mereka. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel beban kerja

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja

melalui variabel stres kerja sebagai variabel moderating pada PO. Pratama

Putra.

5. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Melalui

Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating.

102
Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja melalui variabel stres kerja sebagai

variabel moderating pada PO. Pratama Putra.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

adanya tingkat kebisingan di lingkungan kerja mereka tidak berpengaruh

terhadap kepuasan kerja mereka. Meskipun dengan adanya tingkat

kebisingan di lingkungan kerja tersebut dapat mempengaruhi stres kerja.

Maka dari itu, tingkat kebisingan di lingkungan kerja mereka hanya

mampu mempengaruhi stres kerja mereka. Namun, belum mampu untuk

mempengaruhi tingkat kepuasan kerja mereka. Dengan demikian bahwa

dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja melalui stres kerja

sebagai variabel moderating pada PO. Pratama Putra.

6. Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Melalui Stres

Kerja Sebagai Variabel Moderating

Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa variabel konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel

kepuasan kerja melalui variabel stres kerja sebagai variabel moderating

pada PO. Pratama Putra.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya perbedaan dalam menentukan cara penyelesaian pekerjaan

dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan.

103
7. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada bab sebelumnya atau pada

tabel 4.10 dapat diketahui bahwa variabel stres kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

Dengan hasil studi empiris pada PO. Pratama Putra yang menunjukkan

bahwa adanya ketegangan yang ada dalam diri setiap karyawan. Mampu

untuk mempengaruhi naik turunnya tingkat kepuasan kerja karyawan.

Dengan kesimpulan bahwa variabel stres kerja berpengaruh signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

Hal ini sejalan dengan studi empiris yang dilakukan oleh (I Gede

Radita Yasa dan A. A. Sagung Kartika Dewi, 2019) bahwa stres kerja

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Ini berarti semakin tinggi

tingkat stres di kalangan pegawai PNS Badan Pendapatan Daerah Kota

Denpasar maka semakin rendah tingkat kepuasan kerja yang dirasakan

oleh pegawai.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian di atas dapat diketahui seberapa besar

pengaruh beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan konflik kerja terhadap

104
kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel moderating pada PO.

Pratama Putra. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan program SmartPLS

3.0 dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel beban kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

2. Variabel lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra.

3. Variabel konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan

kerja pada PO. Pratama Putra.

4. Variabel beban kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja melalui variabel stres kerja sebagai variabel moderating

pada PO. Pratama Putra.

5. Variabel lingkungan kerja fisik tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel

moderating pada PO. Pratama Putra.

6. Variabel konflik kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

kepuasan kerja melalui stres kerja sebagai variabel moderating pada PO.

Pratama Putra.

7. Variabel stres kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

kepuasan kerja pada PO. Pratama Putra

6.2 Batasan Penelitian

105
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu faktor – faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel

moderating dalam penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel bebas, yaitu

beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan konflik kerja. Sedangkan masih

banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai

variabel moderating.

6.3 Saran

Dari hasil penelitian dan evaluasi maka saran yang akan diberikan penulis

adalah sebagai berikut :

1. Saran bagi peneliti lain sebaiknya lebih mengembangkan teori mengenai

beban kerja, lingkungan kerja fisik, dan konflik kerja terhadap kepuasan

kerja dengan stres kerja.

2. Selanjutnya disarankan bagi peneliti lain untuk menggunakan sampel atau

jenis sektor perusahaan yang berbeda dari penelitian ini agar dapat

digunakan sebagai perbandingan.

3. Terlebih lagi disarankan untuk menggunakan variabel yang berbeda dari

hasil penelitian ini, karena masih ada variabel lain yang dapat

mempengaruhi variabel kepuasan kerja melalui stres kerja.

106
DAFTAR PUSTAKA

Putu Melati Purbaningrat Yo dan Ida Bagus Ketut Surya. 2015. Pengaruh Beban

Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel

Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud. 4(5): 1149-1165.

Ahmad Aswan Waruwu. 2018. Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, dan

Konflik Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Kepada Kinerja

107
Pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Manajemen

Tools. 10(2): 1-14.

Agustina Kombong. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako. E-Jurnal Katalogis. 3(10): 137-144.

Widodo Hariyono. 2009. Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja, dan Tingkat

Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta

PDHI Kota Yogyakarta. Kes Mas. 3(3): 186-197.

Putri Natalia dan Suharnomo. 2015. Analisis Pengaruh Work Family Conflict Dan

Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Stres Kerja Sebagai

Variabel Intervening (Studi Pada Karyawan Wanita Bagian Produksi PT.

Nyonya Meneer Semarang). Diponegoro Journal of Management. 4(2): 1-13.

Dhini Rama Dhania. 2010. Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representif Di Kota Kudus. Universitas

Muria Kudus. 1(1): 1-9.

Titi Kurniati dan Jaenab. 2020. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Perpustakaan Kota Bima. SULTANIST:

Jurnal Manajemen dan Keuangan. 8(1): 1-6.

Ary Wira Andika dan Ni Putu Irmayanti. 2021. Pengaruh Stres Kerja dan Konflik

Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Sinarartha Bali Money Changer

Kabupaten Badung. Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia.

4(3): 1-9.

108
I Gede Redita Yasa dan A. A. Sagung Kartika Dewi. 2019. Pengaruh Stres Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi.

E-Jurnal Manajemen Unud. 8(3): 1-27.

M. Manullang. (2014). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada Univ.

Press.

Mutiara S. Pangabean. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia

Indonesia.

Nawawi, Hadari, (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang

Kompetitif. Yogyakarta; Gajah Mada University Press.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gaol, CHR. Jimmy L. 2014. A to Z Human Capital. Grasindo, Jakarta.

Wirawan. 2009. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian.

Salemba Humanika, Semarang.

Richard L. Daft. 2010. Era Baru Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.

Bangun, Wilson. 2012. Leadership/Manajemen. Yogyakarta, Erlangga.

109
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Penelitian

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, HRD PT. Pratama Putra Tour &

Travel menyatakan bahwa dengan sesungguhnya nama di bawah ini :

Nama : Elit Siendhang Cahya

110
NIM : 162010200183

Adalah mahasiswa program studi manajemen FBHIS Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo. Terkait dengan penyusunan skripsi dengan judul

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN

KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES

KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PO. PRATAMA

PUTRA, WONOAYU, SIDOARJO. Dengan ini telah mengikuti kegiatan

penelitian dan survei data pada perusahaan kami.

Demikian keterangan ini kami sampaikan dengan sebenarnya.

Sidoarjo, 15 Agustus 2022

HRD PT. Pratama Putra Tour & Travel

2. Kuesioner

KUESIONER

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA (FISIK), DAN


KONFLIK KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN
STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PO. PRATAMA PUTRA

Kepada Yth :
Bpk/Ibu, Sdr/i

111
Di tempat
Kami akan sangat berterima kasih apabila Bapak/Ibu bersedia meluangkan
waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini. Pengisian kuesioner ini semata-mata
untuk tujuan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, semua jawaban dari
Bapak/Ibu akan dirahasiakan oleh peneliti.

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jabatan :

II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


Pilihlah salah satu untuk tiap nomor dengan memberi tanda (X)
pada kolom yang tersedia.
Keterangan Jawaban

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

BEBAN KERJA

SS S N TS STS
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1

112
1 Target yang harus saya capai dalam pekerjaan
sudah jelas.
2 Saya mendapatkan dan menyelesaikan
pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
3 Beban kerja saya sehari-hari sudah sesuai
dengan standar pekerjaan saya.
4 Pada saat tertentu saya menjadi sangat sibuk
dengan pekerjaan saya.
5 Saya dapat menikmati pekerjaan yang saya
lakukan.

LINGKUNGAN KERJA FISIK

SS S N TS STS
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1
1 Perlengkapan pencahayaan lampu dalam
ruangan saya sudah memadai.
2 Sirkulasi udara di dalam kantor sudah sesuai
dengan standar kesehatan dan lingkungan.
3 Kebisingan suara di ruangan menjadi hal yang
lumrah mengingat lokasi yang dekat dengan
jalanan umum.
4 Penggunaan warna yang sudah sesuai dengan
keinginan saya.

KONFLIK KERJA

SS S N TS STS
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1
1 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja
memiliki tujuan yang saling bertentangan.
2 Saya merasakan terjadinya percekcokan atau
perdebatan (karena tuntutan tugas) antara saya
113
dengan rekan kerja.
3 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja
terdapat perbedaan tujuan yang sangat kontras.
4 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja
mempunyai perbedaan dalam menentukan cara
penyelesaian pekerjaan
5 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja
mempunyai berbagai pendapatyang berbeda
mengenai organisasi atau pengelolaan dari
pekerjaan.
6 Saya merasakan terjadinya konflik emosional
antara saya dan rekan kerja saya

KEPUASAN KERJA

SS S N TS STS
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1
1 Saya merasa puas dengan pekerjaan yang
dijalani saat ini
2 Saya sudah merasa puas dengan gaji pokok
yang diterima saat ini
3 Saya sudah merasa puas dengan tunjangan
yang diberikan oleh perusahaan
4 Atasan selama ini selalu memberikan
pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
5 Hubungan dengan rekan kerja terjalin dengan
baik.
6 Keadilan kebijakan promosi karyawan sudah
diterapkan dengan baik di perusahaan ini
7 Saya sudah merasa puas dengan adanya
transparansi terhadap promosi jabatan
8 Saya mencintai pekerjaan saya karena sudah

114
menjadi passion saya

STRES KERJA

SS S N TS STS
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1
1 Saya mudah cemas apabila pekerjaan
yang saya lakukan belum selesai.
2 Saya cenderung tegang apabila melakukan
kesalahan dalam bekerja.
3 Saya cenderung minder atau tidak percaya diri
dalam bergaul dengan rekan kerja saya
karena faktor tertentu.
4 Saya merasa ada perbedaan konsep pekerjaan
dengan atasan.
5 Karena ketersediaan waktu yang tidak
proporsional, maka hal itu membuat saya
banyak izin untuk untuk tidak masuk kerja.

3. Tabulasi Variabel Beban Kerja (X1)

X1. X1. X1. X1. X1.


1 2 3 4 5
4 4 3 4 4

4 4 5 4 4

4 4 3 3 4

2 2 2 2 2

3 4 4 4 3

4 4 3 3 3

4 4 4 3 4

4 5 5 4 4

115
4 4 4 5 4

4 4 4 5 5

3 3 4 3 3

5 4 3 4 3

4 5 4 4 3

3 2 4 2 2

2 2 3 4 3

3 3 4 2 1

3 3 2 2 2

3 2 3 3 3

3 3 3 2 2

3 3 2 2 3

3 3 4 3 3

3 3 2 1 2

3 3 4 1 2

2 3 4 1 1

3 3 3 3 2

3 3 4 2 3

3 3 4 2 2

3 3 3 2 1

3 3 3 2 4

2 2 4 2 2

3 3 3 2 3

3 2 3 2 3

2 1 3 1 2

2 1 1 1 2

3 2 3 1 2

3 2 3 1 2

116
3 3 3 2 2

3 2 2 1 2

2 3 2 2 2

3 4 2 4 3

3 3 3 3 3

3 3 1 2 2

3 3 3 3 4

2 3 3 2 2

3 4 3 3 4

4 3 1 3 3

3 2 3 2 2

3 2 3 2 2

3 2 3 3 2

3 2 2 3 2

4 3 4 3 2

3 3 2 3 2

161 154 160 133 137

4. Tabulasi Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)

X2. X2. X2. X2.


1 2 3 4
5 4 4 4

5 4 4 4

4 4 4 4

2 2 2 2

4 4 4 4

4 3 4 3

4 4 4 4

117
4 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 3 5 3

3 3 4 3

3 3 4 3

3 2 3 2

2 2 2 2

2 3 3 3

2 2 3 2

3 3 3 3

3 2 4 2

4 4 4 4

3 3 4 3

3 2 4 2

3 2 4 2

3 2 4 2

3 3 4 3

4 2 4 2

3 4 4 4

3 3 5 3

2 2 4 2

2 3 4 3

3 3 4 3

3 2 4 2

3 2 4 2

2 2 4 2

3 3 5 3

118
2 3 4 3

3 3 4 3

2 2 4 2

3 3 4 3

3 3 4 3

3 3 4 3

2 3 4 3

3 3 4 3

3 2 4 2

3 3 4 3

3 3 4 3

2 2 4 2

2 2 4 2

2 2 4 2

2 3 4 3

2 3 5 3

2 3 4 3

155 149 205 149

5. Tabulasi Variabel Konflik Kerja (X3)

X3. X3. X3. X3. X3. X3.


1 2 3 4 5 6
4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 4

2 1 1 1 2 1

5 4 4 4 5 4

5 4 4 4 4 5

119
5 5 5 5 4 4

5 5 5 5 5 4

5 5 5 5 4 3

5 5 5 5 5 4

5 5 5 5 4 4

4 4 4 4 5 3

4 3 4 4 5 4

3 3 2 2 2 1

3 2 2 2 3 2

3 2 2 2 3 2

3 2 3 3 3 2

3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 4 3

4 3 3 3 4 3

4 3 3 3 3 2

3 2 3 3 3 3

3 2 2 2 3 3

2 3 3 3 3 4

4 3 4 4 3 3

3 3 4 4 4 3

3 3 4 4 3 2

4 3 4 4 3 2

3 2 3 3 3 2

4 3 4 4 3 3

4 3 4 4 3 3

3 2 3 3 3 2

3 3 3 3 3 2

3 2 3 3 3 2

120
3 3 3 3 3 2

3 3 4 4 3 2

3 3 2 2 3 2

2 2 3 3 2 1

3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 4 2

3 3 4 4 3 2

3 2 3 3 4 4

3 3 4 4 3 2

3 2 3 3 3 2

3 4 3 3 4 3

3 3 4 4 4 3

3 3 4 4 3 2

4 3 4 4 3 2

3 3 4 4 3 2

4 3 4 4 3 3

4 3 3 4 3 2

3 4 4 4 3 2

182 161 182 183 178 141

6. Tabulasi Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Y1. Y1. Y1. Y1. Y1. Y1. Y1. Y1.


1 2 3 4 5 6 7 8
4 5 5 5 4 3 5 5

4 5 5 5 4 4 5 5

4 4 4 5 5 2 4 5

2 1 2 1 2 2 2 1

4 4 5 5 5 4 4 5

121
5 5 5 4 4 2 5 4

4 4 5 4 5 2 4 4

5 5 5 5 4 2 5 5

5 5 4 4 5 2 5 4

5 5 5 4 5 3 5 4

5 5 5 4 5 3 5 4

4 4 4 3 3 4 4 3

4 3 4 5 4 2 3 5

3 2 2 3 2 2 2 3

3 3 3 2 3 3 3 2

3 3 2 2 2 2 3 2

3 3 2 2 3 3 3 2

3 3 3 2 2 2 3 2

3 4 3 3 3 2 4 3

4 4 4 3 3 2 4 3

3 3 2 3 3 3 3 3

4 4 3 3 3 4 4 3

3 4 4 3 3 4 4 3

2 3 2 2 2 4 3 2

3 4 4 4 3 3 4 4

3 3 3 3 4 3 3 3

3 3 3 3 3 4 3 3

4 3 3 3 3 4 3 3

3 2 3 3 2 4 2 3

3 3 3 3 2 3 3 3

3 4 3 3 4 3 4 3

2 3 3 3 3 5 3 3

2 3 2 3 2 2 3 3

122
2 3 2 3 3 4 3 3

3 3 2 3 2 3 3 3

3 4 3 3 3 3 4 3

3 4 3 3 2 4 4 3

2 3 2 2 3 4 3 2

3 4 3 3 3 3 4 3

3 3 3 4 3 4 3 2

2 3 2 3 3 4 3 3

3 2 4 2 3 3 2 2

3 2 3 3 4 3 2 3

2 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 4 4 3 4 2

3 4 3 3 3 2 4 2

3 4 3 4 3 2 4 2

3 4 3 3 4 4 4 2

3 4 3 3 4 2 4 3

3 4 3 3 3 2 4 2

3 4 3 3 4 2 4 2

3 4 3 3 4 4 4 2

168 185 169 168 171 156 186 157

7. Tabulasi Variabel Stres Kerja (Z)

Z1.1 Z1.2 Z1.3 Z1.4 Z1.5

4 4 5 5 4

4 4 5 5 4

4 4 5 5 4

2 1 2 1 1

123
4 4 5 5 5

5 5 4 4 4

5 5 4 4 5

5 5 4 4 4

4 4 5 5 4

5 5 5 5 5

4 4 5 5 4

4 4 3 3 3

4 4 3 3 3

2 2 3 3 2

2 2 2 2 2

3 3 2 2 3

3 3 3 3 3

4 3 4 4 3

3 2 3 3 3

3 2 3 3 3

2 2 3 3 3

3 3 3 3 3

3 3 4 4 3

3 2 3 3 2

3 3 3 3 3

4 3 4 4 3

3 2 3 3 3

3 2 3 3 3

2 2 3 3 2

3 2 4 4 3

3 3 4 4 3

3 2 1 1 2

124
3 2 2 2 3

3 3 1 1 2

3 3 3 3 2

2 2 3 3 4

3 2 3 3 3

2 2 2 2 2

3 2 2 2 3

3 2 3 3 4

3 2 3 3 3

3 3 3 3 2

3 4 4 4 3

3 2 3 3 3

3 3 3 3 3

3 3 3 3 2

3 3 3 3 2

3 2 3 3 2

3 3 3 3 3

3 3 3 3 2

3 2 3 3 2

3 2 3 3 2

167 149 169 168 154

125
8. Nilai Outer Loading

X1-Y-Z X2-Y-Z X3-Y-Z Beban Lingkungan Konflik Kepuasan Stres


Kerja Kerja Fisik Kerja Kerja Kerja
X1.1 0,686
X1.2 0,787
X1.3 0,436
X1.4 0,850
X1.5 0,782
X2.1 0,798
X2.2 0,925
X2.3 0,538
X2.4 0,923
X3.1 0,799
X3.2 0,851
X3.3 0,858
X3.4 0,854
X3.5 0,765
X3.6 0,739
Y1 0,816
Y2 0,782
Y3 0,853
Y4 0,826
Y5 0,771
Y6 -0,091
Y7 0,810
Y8 0,686
Z1 0,829
Z2 0,813
Z3 0,888
Z4 0,894
Z5 0,822
126
X1*Y 1,328
X2*Y 1,550
X3*Y 1,438

9. Nilai Rata-Rata Varian Diekstrak (AVE)

Rata-Rata Varians Diekstrak


X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,523
Lingkungan Kerja Fisik 0,552
Konflik Kerja 0,660
Kepuasan Kerja 0,658
Stres Kerja 0,722
Sumber : Data Diolah Dengan SmartPLS 3.0

127
10. Nilai Discriminant Validity (Cross Loading)

Beban Kepuasan Konflik Lingkung Stres


X1-Y-Z X2-Y-Z X3-Y-Z
Kerja Kerja Kerja an Kerja Kerja
X1.1 0,069 0,061 0,026 0,686 0,535 0,530 0,381 0,508
X1.2 0,186 0,244 0,203 0,787 0,578 0,585 0,442 0,589
X1.3 0,316 0,295 0,255 0,436 0,306 0,274 0,238 0,371
X1.4 0,273 0,367 0,313 0,850 0,560 0,560 0,527 0,558
X1.5 0,346 0,405 0,386 0,782 0,490 0,520 0,593 0,610
X2.1 0,461 0,448 0,429 0,587 0,589 0,553 0,798 0,721
X2.2 0,357 0,362 0,313 0,575 0,584 0,611 0,925 0,600
X2.3 0,065 -0,102 -0,133 0,166 0,370 0,426 0,538 0,360
X2.4 0,336 0,369 0,313 0,569 0,546 0,609 0,923 0,593
X3.1 0,354 0,287 0,318 0,546 0,746 0,799 0,666 0,693
X3.2 0,306 O,269 0,251 0,685 0,771 0,851 0,650 0,785
X3.3 0,175 0,163 0,067 0,499 0,680 0,858 0,472 0,617
X3.4 0,162 0,174 0,072 0,497 0,647 0,854 0,482 0,612
X3.5 0,428 0,449 0,353 0,636 0,662 0,765 0,520 0,661
X3.6 0,398 0,397 0,313 0,524 0,662 0,739 0,509 0,711
Y1 0,408 0,469 0,427 0,635 0,816 0,776 0,662 0,755
Y2 0,156 0,208 0,019 0,414 0,782 0,643 0,331 0,537
Y3 0,318 0,345 0,316 0,697 0,853 0,746 0,632 0,773
Y4 0,288 0,253 0,193 0,597 0,826 0,697 0,513 0,634
Y5 0,240 0,309 0,267 0,586 0,771 0,704 0,463 0,636
Y6 -0,162 -0,125 -0,271 -0,034 -0,091 -0,123 -0,117 -0,146
Y7 0,215 0,170 0,089 0,419 0,810 0,622 0,460 0,586
Y8 0,362 0,302 0,301 0,457 0,686 0,543 0,570 0,579
Z1 0,484 0,310 0,360 0,601 0,734 0,748 0,687 0,829
Z2 0,467 0,390 0,426 0,615 0,691 0,702 0,587 0,813
Z3 0,253 0,341 0,254 0,663 0,695 0,711 0,601 0,888
Z4 0,210 0,292 0,183 0,664 0,711 0,731 0,607 0,894
Z5 0,359 0,392 0,333 0,595 0,658 0,686 0,589 0,822
128
X1*Y 1,000 0,827 0,804 0,318 0,368 0,378 0,407 0,417
X2*Y 0,804 0,844 1,000 0,324 0,312 0,287 0,333 0,365
X3*Y 0,827 1,000 0,844 0,376 0,383 0,359 0,380 0,405

11. Nilai Reliabilitas Komposit

Reliabilitas Komposit
X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,840
Kepuasan Kerja 0,892
Konflik Kerja 0,921
Lingkungan Kerja Fisik 0,881
Stres Kerja 0,928

129
12. Nilai Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha
X1-Y-Z 1,000
X2-Y-Z 1,000
X3-Y-Z 1,000
Beban Kerja 0,756
Kepuasan Kerja 0,850
Konflik Kerja 0,896
Lingkungan Kerja Fisik 0,813
Stres Kerja 0,903

130
13. Hasil Uji R-Square

R-Square Adjusted R-Square


Kepuasan Kerja 0,762 0,753
Stres Kerja 0,797 0,779

131
14. Hasil Uji Hipotesis Direct Effect

Rata-rata Standar
Sampel T Statistik (| P
  Sampel Deviasi
Asli (O) O/STDEV |) Values
(M) (STDEV)
X1-Y-Z -> Stres
0,034 0,040 0,070 0,480 0,632
Kerja
X2-Y-Z -> Stres
-0,045 -0,048 0,078 0,579 0,563
Kerja
X3-Y-Z -> Stres
0,054 0,063 0,063 0,856 0,392
Kerja
Beban Kerja ->
0,161 0,161 0,090 1,794 0,073
Kepuasan Kerja
Beban Kerja ->
0,187 0,194 0,073 2,569 0,010
Stres Kerja
Kepuasan Kerja -
0,249 0,230 0,123 2,023 0,044
> Stres Kerja
Konflik Kerja ->
0,690 0,687 0,082 8,411 0,000
Kepuasan Kerja
Konflik Kerja ->
0,359 0,363 0,120 2,983 0,003
Stres Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik -> Kepuasan 0,085 0,089 0,074 1,145 0,253
Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik -> Stres 0,177 0,166 0,078 2,270 0,024
Kerja

132
15. Hasil Uji Hipotesis Indirect Effect

Rata-
Standar
Sampel rata T Statistik (|
Deviasi P Values
Asli (O) Sampel O/STDEV |)
(STDEV)
(M)
Beban Kerja ->
Kepuasan Kerja -> 0,040 0,037 0,031 1,287 0,199
Stres Kerja
Konflik Kerja ->
Kepuasan Kerja -> 0,172 0,157 0,086 1,997 0,046
Stres Kerja
Lingkungan Kerja -
> Kepuasan Kerja - 0,021 0,021 0,023 0,927 0,354
> Stres Kerja

133

Anda mungkin juga menyukai