Anda di halaman 1dari 34

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI RIAU

PERAN BPS DALAM UPAYA MEMPERTAJAM


ANILISIS PERCEPATAN PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTRIM DI PROVINSI RIAU

disampaikan pada Rapat


Koordinatsi Teknis Percepatan
Penghapusan Kemiskinan ekstrim di
Provinsi Riau Tahun 2022

Drs. Misfaruddin, M.Si.


Kepala BPS Provinsi Riau

Senin, 3 Oktober 2022


01 KEMISKINAN DAN KEMISKINAN EKSTREM
OUTLINE
02 KEMISKINAN MAKRO DAN MIKRO

03 PROXY MEANS TEST

PENETAPAN VARIABEL & PENDATAAN


KUNCI UTAMA

HASIL PMT DAN KEMISKINAN EKSTREM

04 KARAKTERISTIK PENDUDUK MISKIN EKSTREM

05 PERAN BPS
2
KEMISKINAN DAN
1 KEMISKINAN
EKSTREM

3
KEMISKINAN & KEMISKINAN EKSTREM
Indonesia Kemiskinan
● ●
● ✓ BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic


● needs approach) → Handbook on Poverty and
● ● Inequality: The World Bank, 2009.
● ● ●
● ● ● ✓ Penduduk miskin : penduduk yang memiliki rata-
rata PENGELUARAN per kapita per bulan di bawah
Tidak Miskin ● ● ● Garis Kemiskinan.
● ● ●
● ●
● ● ●
GK ● ● ● Kemiskinan Ekstrem
● ●
● ●
Miskin ✓ Pada tahun dasar tahun 2011, kemiskinan ekstrem
● ● ●
● didefinisikan sebagai mereka yang hidup di bawah US $
● ●
● ● 1,9 PPP per hari (World Bank).

● ● ●
● ● ✓ Tahun 2021 setara dengan Rp10.739 per kapita per hari
Miskin EKSTREM ● ●

4
ROADMAP PERCEPATAN PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM

Okt-Des 2021 2022 2023-2024 2024

Implementasi Tahap 1 Implementasi Tahap 2 Implementasi Tahap 3 Target

✓ Pemberdayaan Masy. ✓ Pemberdayaan Masy.


Program Additional Cash Transfer Kemiskinan Ekstrem
✓ Social Registry ✓ Social Registry
✓ Cash Transfer ✓ Cash Transfer
mencapai 0%

35 Kabupaten/Kota 212 Kabupaten/Kota prioritas 514 Kabupaten/Kota prioritas


Prioritas dalam 7 Provinsi perluasan perluasan nasional secara
bertahap

▪ Tingkat Kemiskinan: 10,19% ▪ Tingkat Kemiskinan: 9,2-9,7% ▪ Tingkat Kemiskinan: 8,5-9% ▪ Tingkat Kemiskinan: 6-7%
▪ Kemiskinan Ekstrem: 3,8% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 3-3,5% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 2,5-3% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 0-1%

Model Konvergensi Evaluasi Model konvergensi Adopsi Model


penanggulangan kemiskinan untuk Wilayah perluasan Konvergensi Nasional
ekstrem
5
Sumber: Bappenas, Disampaikan dalam rapat Koordinasi Program Pemberdayaan Sosial tahun 2021 5 April 2021
6
WILAYAH PRIORITAS PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
EKSTREM (212 KABUPATEN/KOTA)

Kab. Lanny Jaya: daerah hutan


dengan jarang penduduk dan
Keterangan minim infrastruktur ekonomi
< 2,04% Bukan 212
2,04% – 5,00% kabupaten/kota
prioritas
5,01% – 10,00% ▪ Persentase penduduk miskin ekstrem di 212 kab/kota prioritas mencapai 2,76 persen.
10,01% – 15,00% ▪ Jumlah penduduk miskin ekstrem di 212 kab/kota prioritas mencapai 4,12 juta jiwa atau
> 15,00% mencakup 73,75 persen dari total penduduk miskin ekstrem di Indonesia.
7

PERKEMBANGAN KEMISKINAN EKSTREM 2021 – 2024

Jumlah Kemiskinan Ekstrem


Hasil Penghitungan BPS
-0,21 juta jiwa
Penghitungan kemiskinan ekstrem menggunakan standar
5.80 Garis Kemiskinan World Bank US$ 1,9 PPP US$, pada
5.59 tahun 2021 setara dengan Rp10.739/kapita/hari.

2021 (juta jiwa) 2022 Garis Kemiskinan Ekstrem (GKE) tahun 2022 dihitung dari
Persentase Kemiskinan Ekstrem GKE 2021 yang disesuaikan menggunakan inflasi menjadi
Hasil Penghitungan BPS setara dengan Rp11.633/kapita/hari.
-0,10 persen poin
Penduduk yang pengeluaran per kapitanya di bawah GKE
2.14% dikategorikan sebagai penduduk miskin ekstrem.
2.04%

2021 2022
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN EKSTREM MENURUT PROVINSI,
Maret 2021 – 2022

Indonesia
Maret 2021 Maret 2022 Maret 2022
12.00 Riau 10.92
*) diurutkan berdasarkan kondisi Maret 2022
10.00 Maret 2022 2,04%
8.00 1,40%
6.00

4.00

2.00 0.54
0.00
Sumatera Barat

Lampung

Bengkulu
Sumatera Utara

Aceh

Maluku

Papua
Bali

Bangka Belitung

DKI Jakarta

Riau

Kalimantan Barat

Sulawesi Tenggara
Kalimantan Utara

Sulawesi Utara

Sumatera Selatan

NTB

NTT
Jambi

Jawa Barat

Sulawesi Tengah

Papua Barat
Kalimantan Selatan

Maluku Utara

Banten
Kalimantan Tengah

Kepulauan Riau

Sulawesi Selatan

Kalimantan Timur

Jawa Timur

Indonesia

DI Yogyakarta

Gorontalo
Jawa Tengah

Sulawesi Barat
► Kondisi Kemiskinan Ekstrem Maret 2022: ► Perubahan Kemiskinan Ekstrem selama Maret 2021 – 2022:
✓ Tingkat kemiskinan ekstrem terendah ada di Provinsi Bali ✓ 20 provinsi mengalami penurunan, yang terdalam adalah
(0,54%), sementara tertinggi di Provinsi Papua (10,92%). Provinsi Papua Barat yang turun 1,29 persen poin.
✓ Terdapat 20 Provinsi yang memiliki angka kemiskinan ✓ 14 Provinsi mengalami peningkatan, yang tertinggi adalah
ekstrem di bawah angka nasional. Provinsi Papua yang meningkat 0,67 persen poin.

8
KEMISKINAN EKSTRIM MENURUT KAB/KOTA DI PROVINSI RIAU, TAHUN 2022

18

16 15.45 15.16
14.08
14

12 11.15
10.5
10 9.65

8
6.42
6 5.53
4.88 5.02
4.01
4 3.4
2.49
1.81 1.73 1.9 2.06
2 1.51 1.27
0.69 0.6 0.62
0.34 0.2
0
Kuantan Indragiri Indragiri Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Kep. Pekanbaru Dumai
singingi Hulu Hilir Meranti
Jumlah penduduk miskin ekstrim (000) % Penduduk miskin ekstrim
KEMISKINAN
2 MAKRO DAN
MIKRO

10
KEMISKINAN MAKRO DAN MIKRO
PERENCANAAN INTERVENSI PROGRAM
Kemiskinan Makro (Susenas)
Diperoleh melalui sensus untuk memperoleh data berdasarkan
Pengeluaran Makanan dan Non Makanan nama dan alamat dari 40% penduduk dengan status
✓ Basket Pangan kesejahteraan terendah dan bukanlah basis data kemiskinan
▪ 52 jenis pangan nasional
▪ Harga kalori dihitung dari 52 jenis pangan Proxy Means Test (PMT) adalah metode untuk mengestimasi
▪ GK Makanan= 2 100 kkal/hari pengeluaran konsumsi berdasarkan informasi karakteristik
✓ Non Makanan rumah tangga (jumlah anggota keluarga, status pendidikan,
▪ GK Non Makanan: 52/47 jenis pengeluaran Non kondisi rumah, kepemilikan aset dan lain-lain).
Makanan
PMT digunakan untuk pemeringkatan kesejahteraan dalam Basis
Kemiskinan: ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
Data Terpadu.
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang
diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).

✓ Jumlah sampel Susenas Maret 2022 sebanyak 345.000 Penguatan: Urun Rembug Desa atau Forum Komunikasi Publik
rumah tangga. (FKP)
✓ Jumlah sampel Susenas September 2022 sebanyak 75.000
rumah tangga.

Data SUSENAS termasuk dalam kelompok data makro yang diperoleh melalui pendekatan survei terhadap sampel. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk memperoleh suatu perkiraan tentang tingkat kemiskinan berdasarkan ukuran garis kemiskinan.
Basis Data Terpadu/PPLS/PBDT masuk dalam kelompok data mikro yang diperoleh melalui pendekatan sensus. Pendekatan ini dimaksudkan
untuk memperoleh data jumlah penduduk dengan pemeringkatan kesejahteraan dalam desil 1 sd 4. Data ini kemudian digunakan sebagai rujukan
(by name by addresss).
dalam penetapan sasaran karena dapat mengidentifikasikan data nama kepala rumah tangga dan alamat tempat tinggal11
PROXY MEANS TEST
3 (PMT)

12
MODEL PERANKINGAN PROXY MEANS TEST (PMT)
Proxy Means Test Metode Regresi
✓ Proxy Means Test (PMT) adalah metode untuk mengestimasi
pengeluaran konsumsi berdasarkan informasi karakteristik Metode regresi merupakan salah satu pilihan pendekatan
rumah tangga. statistik yang dapat menghasilkan besaran korelasi antara
karakteristik rumah tangga dengan pengeluaran
✓ Karakteristik harus berasosiasi dengan pengeluaran konsumsi, yang dicerminkan melalui nilai koefisien
konsumsi rumah tangga seperti demografi, kondisi rumah, parameter hasil estimasi.
aset. ✓ Estimasi didapatkan dari Susenas dan kemudian
diaplikasikan pada data PBDT.
Data yang Digunakan
✓ Susenas: terdapat variabel karakteristik dan konsumsi ✓ Proses ini menghasilkan prediksi tingkat
rumah tangga. kesejahteraan rumah tangga pada PBDT
✓ PBDT/DTKS: memiliki variabel karakteristik rumah
tangga, namun tidak memiliki variabel konsumsi.
✓ PODES: memiliki variabel karakteristik kewilayahan

▪ Model PMT dibangun berdasarkan data makro yaitu SUSENAS yang secara statistik mencerminkan representasi karakteristik rumah
tangga di setiap kabupaten/kota di Indonesia dan mengakomodasi perbedaan karakteristik tersebut. Setiap kabupaten/kota memiliki
model tersendiri, karena satu variabel tertentu bisa jadi adalah penentu kesejahteraan di satu daerah namun bukan pembeda
kesejahteraan di daerah lain.

▪ Sebagai contoh ialah kepemilikan aset sepeda. Variabel ini mungkin menjadi variabel pembeda tingkat kesejahteraan di daerah
perdesaan, namun mungkin tidak lagi menjadi penentu kesejahteraan RT di daerah perkotaan.
13
PMT: TAHAPAN PENYUSUNAN

Penyiapan data: Susenas gabungan (karakteristik ruta,


1 pce), Podes (IKG, dimensi IKG), data lainnya

CATATAN: Eksplorasi data (sebaran, korelasi, tukey-test, univariate


✓ Konsistensi antara data 2 check, dll)
Susenas dan DTKS sangat
Melakukan standardisasi, transformasi dan normalisasi
penting dalam PMT. 3 data
✓ Cara membentuk variabel
(misalnya pendidikan KRT VS 4 Penyusunan data dasar modelling

pendidikan seluruh anggota


keluarga) dapat 5 Pengembangan model dan pemilihan model fit
mempengaruhi performa
model. 6 Penerapan koefisien model fit (Misal untuk data DTKS)

14 14
14 14
PENETAPAN VARIABEL DAN PENDATAAN KUNCI UTAMA

Output: Bantuan
Kelompok Pendataan
PMT Variabel Non
Konsumsi
Rumah
Tangga
Pemeringkatan
(Misal Desil 1 sd
Pelindungan
Sosial pada Desil
Desil 4) Bawah

“ Penggunaan Bantuan Sosial Dengan Besaran Mencukupi


Dan Digunakan Untuk Konsumsi: Berpeluang Berdampak
Positif Terhadap Penurunan Kemiskinan Ektsrim

15 15
15 15
Desil 4 (40%) 40% Penduduk HASIL PMT DAN
Kesejahteraan KEMISKINAN EKSTREM
Terbawah
Hasil PMT: peringkat rumah tangga sasaan, Desil 1 sd
1 Desil 4 (Bisa juga sampai Desil 6)

RTS 40% Pemberian bantuan missal bantuan sosial pada desis 1


BAWAH 2 jika digunakan untuk konsusmsi, bepeluang besar dapat
menurunkan kemiskinan Ekstrem.
Perlu memperhatian ekslusion error atau yang
Desil 2 (20%) 3 seharusnya rumah tangga miskin ekstrem menerima
tetapi tidak menerima

1,2 GK
Miskin Tidak Miskin
Hampir Miskin

Desil 1 (10%) GK Menerima Inclusion Error


Bantuan
Miskin

1,99 Tidak
PPP Menerima Exclusion Error
Miskin Ekstrem Bantuan
CONTOH: MEKANISME LAPANGAN PBDT

PRELIST Pre-list: PPLS 2011, PBI Jaminan Kesehatan, Program


Raskin, PKH, Program daerah
Forum Konsultasi Publik (FKP).
FKP merupakan forum diskusi
antar perangkat daerah dan tokoh Forum Konsultasi Publik Inclusion Error (mengeluarkan yang
masyarakat di tingkat tidak berhak) dan Excusion Error
desa/kelurahan yang bertujuan
(memasukan yang berhak)
untuk mengidentifikasi
keberadaan rumah tangga dalam Pendatan Rumah Tangga Pemeringkatan (dengan PMT)
BDT yang dipandu oleh seorang
fasilitator dan asisten fasilitator.
Kegiatan FKP ini dilakukan
sebelum pelaksanaan pendataan
lengkap rumah tangga.
QUALITY
ASSURANCE
Inclusion error adalah eror yang terjadi karena orang yang tidak berhak menerima manfaat tapi masuk database sebagai
17 penerima manfaat. Sedangkan exclusion
error adalah eror yang terjadi karena orang yang berhak menerima manfaat tidak masuk di database sebagai penerima manfaat.
KARAKTERISTIK
4 PENDUDUK MISKIN
EKSTREM

18
MAYORITAS PENDUDUK MISKIN EKSTREM DI 35 KAB/KOTA PRIORITAS
BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN
Persentase Penduduk Miskin Ekstrem yang
Desain kebijakan harus sesuai
Status Pekerjaan Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Maret 2020
dengan karakteristik penduduk
Konstruksi miskin
7.87%
✓ Buruh/karyawan/pegawai
(53,43%) 8.02%
✓ Pekerja bebas (39,92%) Status Pekerjaan
✓ Pekerja keluarga atau tidak
Industri Pengolahan 9.03% dibayar (35,11%)
Pertanian
✓ Buruh/karyawan/pegawai ✓ Berusaha dibantu buruh tidak
(53,71%)
59.66% tetap/tidak dibayar (29,42%)
✓ Berusaha sendiri (17,50%) 15.41%
Perdagangan, Akomodasi, Mamin
✓ Berusaha sendiri (42,50%)
✓ Buruh/karyawan/pegawai
(25,64%)

Pertanian Perdagangan, Akomodasi, Mamin Industri Pengolahan Konstruksi Lainnya


19
Penduduk Miskin Ekstrim yang Pengangguran
Maret 2021

Menurut Umur
PENDUDUK BERUMUR 55 TAHUN KE ATAS
Perlindungan negara (bantuan langsung) dengan
besaran di atas Garis Kemiskinan dan dilakukan secara
15 - 54
berkelanjutan
31,54%

PENDUDUK BERUMUR 15 – 54 TAHUN


55+ Memberikan akses kepada aktivitas ekonomi
68,46%

21
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN EKSTREM

Rata-rata usia KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal sudah berusia lanjut

Mayoritas KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal adalah Perempuan

Mayoritas KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal adalah Tidak bekerja dan bekerja di Pertanian

Mayoritas KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal adalah Tidak bekerja atau Jika bekerja maka dengan status pekerja Informal

Masih terdapat rumah tangga miskin ekstrem yang menggunakan sumber penerangan Bukan Listrik

Rumah tangga miskin ekstrem tunggal hampir separuhnya tidak memiliki toilet
5 PERAN BPS

23
PERAN BPS
PilarPilar PercepatanPenanggulangan
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
KemiskinanEkstrem
Ekstrem

Tugas BPS:
Pilar 3: Penetapan indikator/rujukan capaian
3 Pemantauan dan Evaluasi penghapusan kemiskinan ekstrem

MENKO BPS melakukan survei untuk melihat


efektivitas program bantuan sosial.
PEREKONOMIAN
Sampel 7 Provinsi dan 35 Kab/Kota*

*Rapat Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, Selasa, 28 September 2021


24
24
PERAN BPS: RANCANGAN PENDATAAN
1. Mengukur efektifitas dan dampak Pemberian Program
Tambahan Bantuan Sosial (Bansos) yang diberikan
kepada kelompok rumahtangga sasaran untuk periode
Oktober-Desember 2021.
2. Melihat dampak Pemberian Program Tambahan Bansos
terhadap perubahan tingkat kemiskinan ekstrem:
• Besaran tingkat kemiskinan ekstrem
Survei Efektivitas Program • Dinamika perubahan status kemiskinan pada
Bantuan Sosial (SEPBS) kelompok penduduk ekstrem.
3. Masukan perencanaan melalui karakteristik penduduk
miskin ekstrem dan potensi (Rencana Pendalaman
Melalui Indept Studi).
PENDATAAN
✓ Penguatan informasi kualitatif Rumah Tangga kemiskinan
DESEMBER 2021 ekstrem penerima bansos dan tidak menerima bansos
Indepth Study ✓ Mendapatkan informasi yang mendalam tentang determinan
orang miskin ekstrem dari sisi:
✓ Kewilayahan
✓ Kultural atau Struktural
✓ Mendapatkan informasi potensi lokal sebagai dasar Program
Pemberdayaan

25 2
25
OUTPUT 1: EFEKTIFITAS BANSOS DAN KETEPATAN
SASARAN BANSOS
Dampak Tambahan Bansos
Tambahan Bansos
Okt – Des 2021 Kesejahteraan Rumah Tangga
Ruta Meningkat → Bansos Efektif
Maret 2021 Okt 21 Des 21 Sasaran
Menerima
Tambahan Tidak terjadi peningkatan
Rumah Bansos Kesejahteraan Rumah Tangga secara
Susenas tangga signifikan:
Maret 2021 Susenas 1. Bantuan tidak digunakan untuk
Maret 2021 konsumsi.
2. Lainnya
Ruta
Sasaran
Tidak
Menerima Tidak Tepat Sasaran
Tambahan
Bansos

26
PENDATAAN AWAL REGISTRASI SOSIAL
EKONOMI (REGSOSEK) TAHUN 2022

27
REGISTRASISOSIALEKONOMI
INTEGRASIPROGRAMDANMENUJUSATUDATAINDONESIA

Kolaborasi Kementerian/Lembaga

REGSOSEK adalah Sistem dan basis


Kementerian Kementerian Badan Pusat Kementerian
data seluruh penduduk yang terdiri PPN/Bappenas Keuangan Statistik
Kementerian
Dalam Negeri Desa PDTT
atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan
tingkat kesejahteraan yang terhubung
dengan data induk kependudukan Kementerian Kementerian Tim Nasional
Kementerian
serta basis data lainnya hingga tingkat Komunikasi dan Koordinator Koordinator Bidang Percepatan
Penanggulangan
Informatika Bidang PMK Perekonomian
desa/kelurahan. Kemiskinan

Kolaborasi Merah Putih: Mewujudkan Satu Taking the lead: BPS Mengoordinasikan Pendataan Awal, Melakukan
Data Untuk Kesejahteraan Indonesia Standardisasi Metodologi, Tata Kelola Pendataan dan Pemutakhiran
Regsosek, serta Pembinaan Statistik
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI
Mengakhiri Duplikasi Data, Mewujudkan Integrasi Program

Data P3KE Data Registrasi Sosial Ekonomi


(Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem)
bersumber dari data Pendataan Keluarga (PK) BKKBN
yang telah diperingkat kesejahteraannya
Program
Memiliki tujuan spesifik untuk penentuan sasaran Kebutuhan 1
keluarga miskin ekstrem Stakeholder
sA
Mengisi kekosongan data saat ini untuk selanjutnya Program
dipenuhi dari data Registrasi Sosial Ekonomi Kebutuhan 2
Stakeholder
sB
Program
3
DTKS Kebutuhan
Stakeholders
(Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) … Program
Saat ini dimutakhirkan untuk meningkatkan akurasi …
data targeting program bantuan sosial yang ada
Integrasi kebutuhan, pemanfaatan bersama
Pemutakhiran dilakukan setiap bulan melalui
mekanisme verifikasi dan validasi oleh masing-masing Tata kelola data jangka panjang
Pemerintah Daerah

30
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI
TIDAK BERHENTI KEPADA PENYEDIAAN DATA

Peran BPS dalam tata kelola Meningkatkan kapabilitas


Pemanfaatan Data Regsosek
statistik nasional statistik di K/L/Pemda
sampai dengan desa

Regsosek adalah momentum yang


Regsosek membutuhkan keterlibatan Meningkatkan kualitas survei
tepat dalam perbaikan tata kelola
berbagai pihak baik dalam pelaksanaan berbasis rumah tangga melalui
dan implementasi Satu Data
pendataan dan pemutakhiran tersedianya kerangka sampel yang
Indonesia (SDI)
lengkap dan up-to-date
Regsosek adalah pengelolaan data
secara berkelanjutan dan Penyediaan dan pengembangan
memerlukan komitmen berbagai indikator statistik

31
TAHAPAN PENDATAAN AWAL REGSOSEK 2022

2022
#1 #2 #3
Koordinasi dan Penyiapan Basis Data Pengumpulan Data
Konsolidasi Teknis Regsosek dan Kebutuhan
Teknis

2023 #4 #5 #6
Pengolahan Data Forum Konsultasi Publik Penyerahan Data

10
“Pendataan Awal Registrasi SosialEkonomi:
Satu Data Program PerlindunganSosial dan
Pemberdayaan Masyarakat”
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI RIAU

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai