PROVINSI RIAU
05 PERAN BPS
2
KEMISKINAN DAN
1 KEMISKINAN
EKSTREM
3
KEMISKINAN & KEMISKINAN EKSTREM
Indonesia Kemiskinan
● ●
● ✓ BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic
●
●
● needs approach) → Handbook on Poverty and
● ● Inequality: The World Bank, 2009.
● ● ●
● ● ● ✓ Penduduk miskin : penduduk yang memiliki rata-
rata PENGELUARAN per kapita per bulan di bawah
Tidak Miskin ● ● ● Garis Kemiskinan.
● ● ●
● ●
● ● ●
GK ● ● ● Kemiskinan Ekstrem
● ●
● ●
Miskin ✓ Pada tahun dasar tahun 2011, kemiskinan ekstrem
● ● ●
● didefinisikan sebagai mereka yang hidup di bawah US $
● ●
● ● 1,9 PPP per hari (World Bank).
● ● ●
● ● ✓ Tahun 2021 setara dengan Rp10.739 per kapita per hari
Miskin EKSTREM ● ●
●
4
ROADMAP PERCEPATAN PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM
▪ Tingkat Kemiskinan: 10,19% ▪ Tingkat Kemiskinan: 9,2-9,7% ▪ Tingkat Kemiskinan: 8,5-9% ▪ Tingkat Kemiskinan: 6-7%
▪ Kemiskinan Ekstrem: 3,8% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 3-3,5% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 2,5-3% ▪ Kemiskinan Ekstrem: 0-1%
2021 (juta jiwa) 2022 Garis Kemiskinan Ekstrem (GKE) tahun 2022 dihitung dari
Persentase Kemiskinan Ekstrem GKE 2021 yang disesuaikan menggunakan inflasi menjadi
Hasil Penghitungan BPS setara dengan Rp11.633/kapita/hari.
-0,10 persen poin
Penduduk yang pengeluaran per kapitanya di bawah GKE
2.14% dikategorikan sebagai penduduk miskin ekstrem.
2.04%
2021 2022
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN EKSTREM MENURUT PROVINSI,
Maret 2021 – 2022
Indonesia
Maret 2021 Maret 2022 Maret 2022
12.00 Riau 10.92
*) diurutkan berdasarkan kondisi Maret 2022
10.00 Maret 2022 2,04%
8.00 1,40%
6.00
4.00
2.00 0.54
0.00
Sumatera Barat
Lampung
Bengkulu
Sumatera Utara
Aceh
Maluku
Papua
Bali
Bangka Belitung
DKI Jakarta
Riau
Kalimantan Barat
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sumatera Selatan
NTB
NTT
Jambi
Jawa Barat
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Kalimantan Selatan
Maluku Utara
Banten
Kalimantan Tengah
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
Kalimantan Timur
Jawa Timur
Indonesia
DI Yogyakarta
Gorontalo
Jawa Tengah
Sulawesi Barat
► Kondisi Kemiskinan Ekstrem Maret 2022: ► Perubahan Kemiskinan Ekstrem selama Maret 2021 – 2022:
✓ Tingkat kemiskinan ekstrem terendah ada di Provinsi Bali ✓ 20 provinsi mengalami penurunan, yang terdalam adalah
(0,54%), sementara tertinggi di Provinsi Papua (10,92%). Provinsi Papua Barat yang turun 1,29 persen poin.
✓ Terdapat 20 Provinsi yang memiliki angka kemiskinan ✓ 14 Provinsi mengalami peningkatan, yang tertinggi adalah
ekstrem di bawah angka nasional. Provinsi Papua yang meningkat 0,67 persen poin.
8
KEMISKINAN EKSTRIM MENURUT KAB/KOTA DI PROVINSI RIAU, TAHUN 2022
18
16 15.45 15.16
14.08
14
12 11.15
10.5
10 9.65
8
6.42
6 5.53
4.88 5.02
4.01
4 3.4
2.49
1.81 1.73 1.9 2.06
2 1.51 1.27
0.69 0.6 0.62
0.34 0.2
0
Kuantan Indragiri Indragiri Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Kep. Pekanbaru Dumai
singingi Hulu Hilir Meranti
Jumlah penduduk miskin ekstrim (000) % Penduduk miskin ekstrim
KEMISKINAN
2 MAKRO DAN
MIKRO
10
KEMISKINAN MAKRO DAN MIKRO
PERENCANAAN INTERVENSI PROGRAM
Kemiskinan Makro (Susenas)
Diperoleh melalui sensus untuk memperoleh data berdasarkan
Pengeluaran Makanan dan Non Makanan nama dan alamat dari 40% penduduk dengan status
✓ Basket Pangan kesejahteraan terendah dan bukanlah basis data kemiskinan
▪ 52 jenis pangan nasional
▪ Harga kalori dihitung dari 52 jenis pangan Proxy Means Test (PMT) adalah metode untuk mengestimasi
▪ GK Makanan= 2 100 kkal/hari pengeluaran konsumsi berdasarkan informasi karakteristik
✓ Non Makanan rumah tangga (jumlah anggota keluarga, status pendidikan,
▪ GK Non Makanan: 52/47 jenis pengeluaran Non kondisi rumah, kepemilikan aset dan lain-lain).
Makanan
PMT digunakan untuk pemeringkatan kesejahteraan dalam Basis
Kemiskinan: ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
Data Terpadu.
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang
diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).
✓ Jumlah sampel Susenas Maret 2022 sebanyak 345.000 Penguatan: Urun Rembug Desa atau Forum Komunikasi Publik
rumah tangga. (FKP)
✓ Jumlah sampel Susenas September 2022 sebanyak 75.000
rumah tangga.
Data SUSENAS termasuk dalam kelompok data makro yang diperoleh melalui pendekatan survei terhadap sampel. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk memperoleh suatu perkiraan tentang tingkat kemiskinan berdasarkan ukuran garis kemiskinan.
Basis Data Terpadu/PPLS/PBDT masuk dalam kelompok data mikro yang diperoleh melalui pendekatan sensus. Pendekatan ini dimaksudkan
untuk memperoleh data jumlah penduduk dengan pemeringkatan kesejahteraan dalam desil 1 sd 4. Data ini kemudian digunakan sebagai rujukan
(by name by addresss).
dalam penetapan sasaran karena dapat mengidentifikasikan data nama kepala rumah tangga dan alamat tempat tinggal11
PROXY MEANS TEST
3 (PMT)
12
MODEL PERANKINGAN PROXY MEANS TEST (PMT)
Proxy Means Test Metode Regresi
✓ Proxy Means Test (PMT) adalah metode untuk mengestimasi
pengeluaran konsumsi berdasarkan informasi karakteristik Metode regresi merupakan salah satu pilihan pendekatan
rumah tangga. statistik yang dapat menghasilkan besaran korelasi antara
karakteristik rumah tangga dengan pengeluaran
✓ Karakteristik harus berasosiasi dengan pengeluaran konsumsi, yang dicerminkan melalui nilai koefisien
konsumsi rumah tangga seperti demografi, kondisi rumah, parameter hasil estimasi.
aset. ✓ Estimasi didapatkan dari Susenas dan kemudian
diaplikasikan pada data PBDT.
Data yang Digunakan
✓ Susenas: terdapat variabel karakteristik dan konsumsi ✓ Proses ini menghasilkan prediksi tingkat
rumah tangga. kesejahteraan rumah tangga pada PBDT
✓ PBDT/DTKS: memiliki variabel karakteristik rumah
tangga, namun tidak memiliki variabel konsumsi.
✓ PODES: memiliki variabel karakteristik kewilayahan
▪ Model PMT dibangun berdasarkan data makro yaitu SUSENAS yang secara statistik mencerminkan representasi karakteristik rumah
tangga di setiap kabupaten/kota di Indonesia dan mengakomodasi perbedaan karakteristik tersebut. Setiap kabupaten/kota memiliki
model tersendiri, karena satu variabel tertentu bisa jadi adalah penentu kesejahteraan di satu daerah namun bukan pembeda
kesejahteraan di daerah lain.
▪ Sebagai contoh ialah kepemilikan aset sepeda. Variabel ini mungkin menjadi variabel pembeda tingkat kesejahteraan di daerah
perdesaan, namun mungkin tidak lagi menjadi penentu kesejahteraan RT di daerah perkotaan.
13
PMT: TAHAPAN PENYUSUNAN
14 14
14 14
PENETAPAN VARIABEL DAN PENDATAAN KUNCI UTAMA
Output: Bantuan
Kelompok Pendataan
PMT Variabel Non
Konsumsi
Rumah
Tangga
Pemeringkatan
(Misal Desil 1 sd
Pelindungan
Sosial pada Desil
Desil 4) Bawah
15 15
15 15
Desil 4 (40%) 40% Penduduk HASIL PMT DAN
Kesejahteraan KEMISKINAN EKSTREM
Terbawah
Hasil PMT: peringkat rumah tangga sasaan, Desil 1 sd
1 Desil 4 (Bisa juga sampai Desil 6)
1,2 GK
Miskin Tidak Miskin
Hampir Miskin
1,99 Tidak
PPP Menerima Exclusion Error
Miskin Ekstrem Bantuan
CONTOH: MEKANISME LAPANGAN PBDT
18
MAYORITAS PENDUDUK MISKIN EKSTREM DI 35 KAB/KOTA PRIORITAS
BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN
Persentase Penduduk Miskin Ekstrem yang
Desain kebijakan harus sesuai
Status Pekerjaan Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Maret 2020
dengan karakteristik penduduk
Konstruksi miskin
7.87%
✓ Buruh/karyawan/pegawai
(53,43%) 8.02%
✓ Pekerja bebas (39,92%) Status Pekerjaan
✓ Pekerja keluarga atau tidak
Industri Pengolahan 9.03% dibayar (35,11%)
Pertanian
✓ Buruh/karyawan/pegawai ✓ Berusaha dibantu buruh tidak
(53,71%)
59.66% tetap/tidak dibayar (29,42%)
✓ Berusaha sendiri (17,50%) 15.41%
Perdagangan, Akomodasi, Mamin
✓ Berusaha sendiri (42,50%)
✓ Buruh/karyawan/pegawai
(25,64%)
Menurut Umur
PENDUDUK BERUMUR 55 TAHUN KE ATAS
Perlindungan negara (bantuan langsung) dengan
besaran di atas Garis Kemiskinan dan dilakukan secara
15 - 54
berkelanjutan
31,54%
21
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN EKSTREM
Rata-rata usia KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal sudah berusia lanjut
Mayoritas KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal adalah Tidak bekerja dan bekerja di Pertanian
Mayoritas KRT pada ruta miskin ekstrem tunggal adalah Tidak bekerja atau Jika bekerja maka dengan status pekerja Informal
Masih terdapat rumah tangga miskin ekstrem yang menggunakan sumber penerangan Bukan Listrik
Rumah tangga miskin ekstrem tunggal hampir separuhnya tidak memiliki toilet
5 PERAN BPS
23
PERAN BPS
PilarPilar PercepatanPenanggulangan
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
KemiskinanEkstrem
Ekstrem
Tugas BPS:
Pilar 3: Penetapan indikator/rujukan capaian
3 Pemantauan dan Evaluasi penghapusan kemiskinan ekstrem
25 2
25
OUTPUT 1: EFEKTIFITAS BANSOS DAN KETEPATAN
SASARAN BANSOS
Dampak Tambahan Bansos
Tambahan Bansos
Okt – Des 2021 Kesejahteraan Rumah Tangga
Ruta Meningkat → Bansos Efektif
Maret 2021 Okt 21 Des 21 Sasaran
Menerima
Tambahan Tidak terjadi peningkatan
Rumah Bansos Kesejahteraan Rumah Tangga secara
Susenas tangga signifikan:
Maret 2021 Susenas 1. Bantuan tidak digunakan untuk
Maret 2021 konsumsi.
2. Lainnya
Ruta
Sasaran
Tidak
Menerima Tidak Tepat Sasaran
Tambahan
Bansos
26
PENDATAAN AWAL REGISTRASI SOSIAL
EKONOMI (REGSOSEK) TAHUN 2022
27
REGISTRASISOSIALEKONOMI
INTEGRASIPROGRAMDANMENUJUSATUDATAINDONESIA
Kolaborasi Kementerian/Lembaga
Kolaborasi Merah Putih: Mewujudkan Satu Taking the lead: BPS Mengoordinasikan Pendataan Awal, Melakukan
Data Untuk Kesejahteraan Indonesia Standardisasi Metodologi, Tata Kelola Pendataan dan Pemutakhiran
Regsosek, serta Pembinaan Statistik
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI
Mengakhiri Duplikasi Data, Mewujudkan Integrasi Program
30
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI
TIDAK BERHENTI KEPADA PENYEDIAAN DATA
31
TAHAPAN PENDATAAN AWAL REGSOSEK 2022
2022
#1 #2 #3
Koordinasi dan Penyiapan Basis Data Pengumpulan Data
Konsolidasi Teknis Regsosek dan Kebutuhan
Teknis
2023 #4 #5 #6
Pengolahan Data Forum Konsultasi Publik Penyerahan Data
10
“Pendataan Awal Registrasi SosialEkonomi:
Satu Data Program PerlindunganSosial dan
Pemberdayaan Masyarakat”
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI RIAU
Terima Kasih