LP Hiperpireksia
LP Hiperpireksia
A. Definisi
Demam adalah salah satu gejala yang dapat membedakan apakah seorang itu
sehat atau sakit. Demam adalah kenaikan suhu badan di atas 38oC. Hiperpireksia
adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1oC atau 106oF (suhu
rectal).
B. Etiologi
penyakit lain.
pengatur suhu 32%, kerusakan pusat pengatur suhu saja 18%, dan pada 11% kasus
disebabkan oleh Juvenille Rheumatoid Arthritis, infeksi virus dan reaksi obat. Dari
kerusakan pusat
pengatur suhu. Selain itu 5 penderita (18%) disebabkan oleh kerusakan pusat
a. Pirogen endogen
- infeksi
- keganasan
- alergi
- penyakit kolagen
- keracunan DDT
- racun kalajengking
- penyinaran
- keracunan epinefrin
- hipertiroidisme
- hipernatremia
- keracunan aspirin
- panas di pabrik
- pakaian berlebihan
- displasia ektoderm
- kombusio (terbakar)
- keracunan phenothiazine
- heat stroke
- trauma kepala
- penyinaran2
dimaksud dengan suhu tubuh ialah suhu bagian dalam tubuh seperti viscera, hati,
otak. Suhu rectal merupakan penunjuk suhu yang baik. Suhu rectal diukur dengan
dibaca. Suhu mulut hampir sama dengan suhu rectal. Suhu ketiak biasanya lebih
rendah daripada suhu rectal. Pengukuran suhu aural pada telinga bayi baru lahir
lebih susah dilakukan dan tidak praktis. Suhu tubuh manusia dalam keadaan
istirahat
berkisar antara 36oC – 37oC, yang dapat dipertahankan karena tubuh mampu
Panas dapat berasal dari luar tubuh seperti iklim atau suhu udara di sekitarnya
yang panas. Panas dapat berasal dari tubuh sendiri. Pembentukan panas oleh tubuh
membentuk panas 1 kkal/ kg BB/ jam. Jumlah panas yang dibentuk alat tubuh,
seperti hati dan jantung relative tetap, sedangkan panas yang dibentuk otot rangka
berubah-ubah sesuai dengan aktifitas. Bila tidak ada mekanisme pengeluaran panas,
dalam keadaan basal suhu tubuh akan naik 1oC/ jam, sedang dalam aktivitas normal
Pengeluaran panas terutama melalui paru dan kulit. Udara ekspirasi yang
dikeluarkan paru jenuh dengan uap air yang berasal dari selaput lendir jalan nafas.
a. Konduksi – konveksi : pengeluaran panas melalui cara ini bergantung kepada
b. Penguapan air : air keluar dari kulit terutama melalui kelenjar keringat. Dapat
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui sistem umpan balik yang rumit.
eferen. Saraf eferen hipotalamus terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom.
Karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar keringat, peredaran
darah dan ventilasi paru. Keterangan tentang suhu bagian dalam tubuh diterima
oleh reseptor di hipotalamus dari suhu darah yang memasuki otak. Keterangan
tentang suhu dari bagian luar tubuh diterima reseptor panas di kulit yang
diteruskan melalui sistem aferen ke hipotalamus. Keadaan suhu tubuh ini diolah
oleh thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus untuk
dikeluarkan,
selanjutnya panas lebih banyak dapat dikeluarkan dari tubuh. Hipotalamus
posterior merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bekerja pada keadaan dimana
terdapat
aktifitas otot rangka dengan menggigil (shivering), serta pengeluaran panas akan
D. Manifestasi Klinis
5. Nekrosis Hepatosellular
E. Penatalaksaan Hiperpireksia
(1) menurunkan suhu tubuh secara simptomatis, (2) pengobatan penunjang dan (3)
Dalam menurunkan suhu tubuh secara simptomatik ada 2 hal tindakan yang
menggunakan obat-obat.
a) mengeluarkan panas tubuh secara fisik, ialah:
yang baik, misalnya dengan kipas angin agar sirkulasi udara bertambah
- Surface cooling yaitu kompres secara intensif pada seluruh bagian tubuh
- Memakai air es untuk membilas lambung atau enema atau infus sukar
penderita.2
Cara mengeluarkan panas tubuh secara fisik ini dapat digunakan untuk
golongan demam yang disebabkan oleh set point hipotalamus yang meningkat, set
point hipotalamus yang normal dan pada kerusakan pusat pengatur suhu. Tetapi
bila hanya cara ini saja yang dipergunakan untuk set point hipotalamus yang
meningkat, terjadi perangsangan pembentukan panas lebih banyak lagi dan akan
mempertinggi metabolisme, suhu hanya sebentar saja turun dan timbul gejala
menggigil. Oleh sebab itu pada keadaan set point hipotalamus yang meningkat
Pengeluaran panas secara fisik dapat dilakukan dengan cara external cooling dan
internal cooling :
a. External Colling (Surface Cooling)
yang suhunya dapat diatur dengan mesin. Bila memakai es, jangan
garam fisiologik yang dingin. Dapat juga dengan memakai cairan infus
pengeluaran panas tubuh akan meningkat, sehingga suhu tubuh akan menurun
dan bahkan pada panas yang tak terlalu tinggi kompres es/ selimut hipotermik
tidak diperlukan. Untuk mencegah menggigil karena vasodilatasi di kulit dan
dipakai misalnya aspirin. Dosis aspirin adalah 60 mg/ tahun/ kali, sehari
diberikan 3 kali atau untuk bayi di bawah 6 bulan diberikan 10 mg/ bulan/
kali, sehari diberikan 3 kali. Kadar maksimal dalam darah tercapai dalam 2
jam pemberian oral, tetapi half life meningkat dengan menaikkan dosis
sehingga ada bahaya akumulasi sebagai akibat pemberian yang sering unutk
sel-sel trombosit.2
Bila set point normal, pemberian aspirin untuk mengubah set point adalah
lebih dari pada satu atau merupakan kombinasi, misalnya pada penyakit
diatur, sehingga pertukaran udara menjadi lebih baik. Kalau dapat, suhu
harus terjamin. Saluran pernafasan harus terbuka. Bila banyak lendir harus
respirator. 1
menggigil sedangkan ekstremitas dingin dan keringat sedikit atau tidak ada
panas baik, penderita merasa ekstremitas panas tidak ada menggigil dan
piloerection serta keringat ada, diobati dengan pengeluaran panas secara fisik.
Pemberian antipiretik dalam hal ini tidak berguna, malah mungkin berbahaya.
1
tubokurarin. Berikan prokain-amid 1 mg/kg BB. Bila suhu tubuh lebih dari
40
C dan operasi dilakukan pada rongga dada atau perut lakukan irigasi pada
rongga dada atau perut dengan larutan garam fisiologik yang steril dan
dingin. Bila rongga badan tidak dioperasi, sedangkan suhu tubuh lebih dari
42,2 C,
1. Dinginkan pasien secepatnya dengan air es atau dingin, kipas angin atau
untuk tekanan darah yang normal dan untuk maintenance. Monitor CVP
time (PT dan PTT), keratin kinase, fungsi hati, AGD, urinalisis dan
F. Pengobatan Penunjang
tubuh secara simptomatis. Hal ini bergantung pada gejala yang timbul, tetapi
- Mengusahakan jalan napas yang bebas agar oksigenasi terjamin, kalau perlu
penurunan
pembuluh darah kulit akibat bendungan yang terlalu cepat karena tindakan
dengan tepat, tetapi pada anak bila terjadi perdarahan hebat dapat diberikan
heparin dengan dosis 25 unit per kg BB dalam 1 jam di dalam infuse secara
kontinu atau 100 unit per kg BB tiap 4 – 6 jam sekali secara intravena.
- Bila terjadi hipoksia yang dapat mengakibatkan edema otak dapat diberikan
kortison dengan dosis 20 -30 mg/ kg BB dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya
Jakarta.
4. F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2007). Chapter 11:
6. Rudolph, Colin D.; Rudolph, Abraham M.; Hostetter, Margaret K.; Lister,
George; Siegel, Norman J. (2009). Chapter 4: The Acutely Ill Infant and Child.