Anda di halaman 1dari 15

Teori Belajar (suplemen)

Oleh: Flora

A. Pendahuluan

Pada Modul Sumber Belajar Calon Peserta Program PLPG bidang Kompetensi Pedagogik
2017, salah satu materi yang sulit dipahami oleh calon peserta PLPG adalah pada bab II (Teori
Belajar). Masalah ini terjadi karena uraian pada Bab ini masih secara umum dan beberapa teori pada
modul ini banyak memberikan contoh pada bidang studi eksakta. Untuk pemahaman yang lebih
mendalam tentang teori belajar, pada buku suplemen ini akan dijabarkan secara singkat teori belajar
yang diuraikan pada modul Pedagogik sekaligus menguraikan bagaimana penerapannya pada
pembelajaran Bahasa Inggris. Masukan dari peserta tentang materi yang dianggap esensial tetapi tidak
dijelaskan dalam bagian ini adalah model pembelajaran selain model pembelajaran saintifik, Project
Based Learning (PBP) dan Inquiry/discovery learning yang telah dipaparkan pada modul secara
umum. Penilaian, dalam hal ini pembuatan instrumen penilaian dianggap oleh peserta esensial, namun
tidak ada pada modul. Oleh karena itu pada akhir supplemen ini, contoh konkrit penilain Bahasa
Inggris akan dipaparkan.

Berdasarkan masukan dari peserta calon PLPG, berikut akan diuraikan hal-hal yang berhubungan
dengan materi yang dianggap sulit oleh peserta yaitu: teori belajar. Teori yang ada dalam modul ini
akan diuraikan secara ringkas dan mengaitkannya dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Sedangkan
materi yang dianggap peserta penting namun tidak ada di modul, seperti model-model pembelajaran,
akan diuraikan pembelajaran yang komunikastif. Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang teori-teori belajar yang diuraikan dalam modul calon peserta PLPG, latihan untuk mengaitkan
teori-teori belajar yang ada di modul tersebut dengan model pembelajaran Bahasa Inggris yang
komunikatif akan diberikan. Terakhir, jenis penilaian dalam pembelajaran Bahasa Inggris serta
contoh-contoh konkrit diberikan. Latihan membuat soal untuk setiap keterampilan Bahasa Inggris
diharapkan mampu menambah pengetahuan para peserta.
A. Teori Belajar dan Pembelajaran Bahasa Inggris.
Teori adalah tata cara, konsep, atau prosedur untuk memahami sesuatu hal. Sedangkan Belajar
adalah suatu proses perubahan individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Jadi Teori Belajar adalah
suatu konsep, prosedur dan tata cara dalam proses terjadinya perubahan yang dilakukan dalam
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa yang dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas
( Modul Sumber Belajar Calon Peserta Pedagogik Bidang Komptensi Pedagogik, 2017). Pada modul
ini telah diuraikan teori belajar behavioristik dan Koqnitivisme. Untuk memperkaya pengetahuan
peserta PLPG, pada buku suplemen ini juaga akan diuraikan teori belajar Konstruktivisme dengan
alasan teori belajar yang terakhir ini lebih sesuai dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) yang disarankan pada KTSP dan pendekatan Saintifik (scientific approach) pada
Kurikulum 2013. Berikut akan diuraikan masing-masing teori belajar ini serta kemungkinan
penerapannya dalam pemebelajaran Bahasa Inggris.

1. Teori belajar behavioristik


Teori ini mengatakan bahwa pembelajaran tejadi apabila ada stimulus dan respons. Artinya,
guru memberi stimulus yang menghendaki pembelajar memberikan respons terhadap stimulus tersebut.
Oleh karena itu, para guru perlu memberikan stimulus yang merangsang siswa untuk memberikan
renspons yang positif.

1
Teori belajar behavioristik ini memberi inspirasi kepada metode pembelajaran Bahasa Inggris
yaitu Audiolingual Method (ALM) pada tahun 1950s - 1960s .
Secara singkat, proses pembelajaran menurut teori ini ada 3, yaitu:
1.a stimulus, 2. a response, dan 3. reinforcement.
Pengikut aliran teori ini adalah sbb:
a. Thorndike
Thorndike mengemukakan bahwa belajar akan lebih berhasil bila respons siswa terhadap suatu
stimulus segera diikuti dengan rasa senang dan kepuasan. Rasa senang tersebut dapat dihasilkan
dengan memberi pujian atau ganjaran lainnya.
Artinya, dalam pembelajaran para guru perlu memberi penguatan (Reinforcement) sehingga
proses pembelajaran tetap terjadi. Penguatan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : secara verbal
dan secara non-verbal.
S = What is the moral value of this passage?
R = We should respect others.
Re = Good (verbal), atau mengancungkan jempol (non verbal)

b. Teori Belajar Pavlov


Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan (conditioning). Terkait dengan kegiatan belajar
mengajar, siswa harus dibiasakan melakukan sesuatu dan guru memberi masukan. Misalnya, apabila
guru memberi tugas rumah, guru harus memeriksanya, menjelaskannya, atau memberi umpan balik
(feed back) terhadap hasil pekerjaannya.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, sebagai contoh, apabila guru memberikan tugas bagi
siswa untuk menulis sebuah teks deskripsi, guru perlu memberi umpan balik; apakah tulisan tersebut
sudah benar secara tatabahasa, pemilihan kata, ejaan, dll. Apabila masih ditemukan kesalahan, guru
memberi umpan balik berupa penjelasan. Dengan demikian diharapkan para siswa mampu
meningkatkan pengetahuannya. Apabila tidak ditemukan kesalahan, umpan balik juga perlu diberikan,
misalnya dengan memberi nilai yang sangat sempurna atau dengan kata-kata, seperti, excellent, very
good, dll.

c. Teori Belajar Bandura


Anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Faktor-faktor
yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1. Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Teori ini mempengaruhi teknik pengajaran Bahasa Inggris yaitu drilling. Guru mengucapkan
atau menulis sesuatu dan para siswa mengikutinya. Dari teori ini, para guru Bahasa Inggris harus
memberikan model atau contoh yang benar sehingga kualitas input yang diperoleh para siswa baik dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuannya.

2. Teori  Belajar Kognitivisme


Noam Chomsky (1959) tidak setuju dengan model Skinner. Dia tidak menjamin adanya
proses pembelajaran bahasa dengan alasan bahwa belajar merupakan interaksi antar individu dan
lingkungan. Artinya, aliran behaviorisme yang menekankan kepada pengulangan (drilling) dan
peniruan tidak dapat menjamin bahwa seseorang itu mampu meningkatkan pengetahuannya. Teori
transformational grammar, membuktikan hal ini. Dalam penganut aliran ini, diyakini bahwa dalam
proses pembelajaran diperlukan proses berfikir.

2
Pengikut Teori Belajar Coqnitivsm ini adalah :
a. Vigotsky

Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si
anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung
dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya
seorang guru.
Dampak aliran ini terhadap pembelajaran Bahasa Inggis adalah diterapkannya Community
Language Learning (CLL). Dalam metode ini, para siswa dapat berbagi pengetahuan. Sebenarnya teori
ini sudah diterapkan oleh para guru, seperti memberi tugas dalam kelompok kecil. Dampak teori ini
dalam model pembelajaran bahasa adalah group work atau komponen learning community dalam
CTL (Contextual Teaching and Learning).

b.Van Hiele
Tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri, yaitu: tahap pengenalan,
tahap analisis, tahap pengurutan, tahap dedukasi, dan tahap keakuratan.
Apabila dikaitkan teori ini dengan pembelajaran bahasa Inggris , tahapan tersebut dapat dilaksanakan,
seperti berikut ini :
1.Tahap pengenalan.
-Siswa diberikan beberapa contoh kalimat dengan menggunakan kata kerja bentuk ke dua (regular
verb) dan keterangan waktu.
2.Tahap analisis.
- Siswa disuruh menganalisis mengapa kata kerja tersebut ditambah ‘d’ atau ‘ed”.
3. Tahap dedukasi.
- Siswa disuruh kapan menambah ‘d’ atau ‘ed’ pada kata kerja tersebut.
4. Tahap keakuratan.
- Bersama siswa melakukan refleksi kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
c. Ausebel
Prinsip teori Ausebel adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
sudah diketahui siswa. Agar terjadi pembelajaran yang bermakna apabila informasi baru itu dikaitkan
dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.

Contoh sederhana dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Misalnya, Materi yang akan dipelajari adalah
Conditional sentence type 1.
Guru perlu mengingatkan kembali contoh kalimat dalam bentuk simple present tense dan simple future
tense karena kedua formula ini diperlukan untuk memahami Conditional sentence type 1.

d. Teori Belajar Bruner


Bruner mengusulkan teori yang disebutnya Free discovery learning. Teori ini menjelaskan bahwa
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu aturan, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang
menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, misalnya:
a. Siswa diberi contoh conditional sentence tipe 1 dan 2.
- I will come to your house if I have time.
-I would come to your house if I had time.
b. Siswa disuruh menganalisis formula tersebut dan mencoba memahami makna kedua kalimat
tersebut.

3
Selain kedua aliran teori belajar (Behavioursm dan Cognitivsm), yang dipaparkan pada modul sumber
belajar Calon peserta Program PLPG, sebenarnya masih ada satu aliran lagi yaitu constructivism.

3. Teori  Belajar constructivsm


Prinsip aliran ini adalah :

1. Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan


pada pengalaman awal (Construct their own sense of meaning from new experiences based on
prior knowledge).
2. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar
bermakna (Deep understanding is developed through meaningful experiences ).

Secara singkat, prinsip penganut aliran konstruktivisme ini adalah bahwa pengetahuan dibangun
setahap demi setahap ( knowledge is built up step by step). Dalam pembelajaran Bahasa Inggris,
misalnya, apabila seorang guru ingin agar siswanya mampu menulis teks deskripsi tentang seekor
hewan, tentunya tidak akan tercapai apabila guru belum memberikan genre dan language features,
yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah teks deskripsi.

Teori  Belajar constructivism ini banyak diadopsi dalam pembelajaran Bahasa Asing. Teori ini
diadopsi oleh Derewianka (1990) dalam pembelajaran Bahasa asing yang terkenal dengan pengajaran
berbasis genre. Apabila dikaitkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
Kurikulum 2013, sebenarnya pembelajaran Bahasa Inggris di SLTA dan SLA adalah berbsis Genre
seperti yang dikemukakan oleh Derewianka ini. Model pembelajaran yang terkenal dalam aliran ini
adalah melalui siklus (Cycles), yang terdiri dari:
1. BKOF (Building Knowledge of Field)
Pada tahapan ini guru bertanya mengenai pengetahuan siswa sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan. Misalnya, apabila materi yang akan diajarkan adalah teks
deskripsi mengenai hewan, guru dapat mengajukan pertanyaan, seperti : Can you mention
some animals ?, etc.
2. MOT (Modelling of the Text).
Pada tahap ini guru memberikan satu model teks deskripsi tentang seekor hewan kemudian
mengajukan beberapa pertanyaan tentang language features (simple present tense, adjective,
language connector) yang berhubungan dengan jenis teks tersebut. Siswa berlatih
menggunakan language features tersebut.
3. JCOT (Joint Construction of the Text)
Siswa dibagi dalam kelompok kecil dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
misalnya; mendeskripsikan seekor hewan.
4. ICOT (Individual Construction of the Text)
Secara individu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, yakni mendeskripsikan
seekor hewan.
B. Model-model Pembelajaran

Banyak model pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Namun perlu diingat bahwa
tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,
dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Pada modul sumber Belajar
Calon Peserta Program PLPG Kompetensi Pedagogik 2017 diuraikan beberapa metode seperti berikut
ini.

1. Pendekatan Saintifik (dalam pembelajaran) Dan Metode Saintifik

4
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni; mengamati
(observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau
mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Pendekatan saintifik disebut
juga pendekatan berbasis proses keilmuan. Artinya, proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah)
secara sistematis. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, membentuk
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, memperoleh hasil
belajar yang tinggi, melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis karya ilmiah, serta mengembangkan karakter peserta didik.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta
didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh
pengetahuan baru. Tujuan utama PBM adalah mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membentuk atau
memperoleh pengetahuan baru. Prinsip-prinsip PBM adalah: penggunaan masalah nyata (otentik),
berpusat pada peserta didik (student-centered), guru berperan sebagai fasilitator, kolaborasi antar
peserta didik, dan sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk secara
aktif memperoleh pengetahuannya sendiri.

3.Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning)


Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas yang menghasilkan produk dengan
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah
untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran, meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah proyek, membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan
masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa, mengembangkan
dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk
menyelesaikan tugas/projek, dan meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang
bersifat kelompok. Prinsipnya adalah peserta didik terlibat dalam tugas-tugas proyek kehidupan nyata
yang menekankan kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema/ topik pembelajaran, tema atau topik
yang dikembangkan dari suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar
dalam suatu mata pelajaran atau gabungan beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran,
penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah
dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk, dan
pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri yang difasilitasi dan
dimonitoring oleh guru.

4.Pembelajaran Inquiry/Discovery
Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukan sekedar sekumpulan fakta hasil dari
mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan atau mengkonstruksi. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan proses fasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh

5
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (discovery). Tujuan pertama
Inquiry/Discovery Learning adalah agar siswa mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa,
siapa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa, dsb (bertujuan untuk membantu siswa berpikir secara
analitis). Tujuan kedua adalah untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif berimajinasi.
Dengan imajinasi siswa dibimbing untuk mengkreasi sesuatu menggunakan pengetahuan yang
diperolehnya. Penemuan ini dapat berupa perbaikan atau penyempurnaan dari apa yang telah ada,
maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum ada. Adapun lima langkah dalam
inquiry/discovery learning adalah: merumuskan pertanyaan, merencanakan, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, aplikasi dan tindak lanjut.
Dari uraian empat model yang diuraikan dalam modul Sumber Belajar bagi Calon Peserta
PLPG 2017 ini, apabila diamati secara cermat, setiap model itu memiliki kemiripan. Model scientific
approach tersebut sebenarnya telah mencakup tiga model pembelajaran yang diuraikan, yakni ;
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning), Pembelajaran Berbasis Projek (Project-
based Learning), dan Pembelajaran Inquiry/Discovery.
Kurikulum yang digunakan di SLTP dan SLA sekarang ini adalah KTSP dan Kurikulum 2013.
Sebenarnya, model pembelajaran Bahasa Inggris yang disarankan pada KTSP adalah Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and learning) dan pada kurikulum 2013 menganjurkan Pendekatan
Saintifik (Scientific Approach). Apabila konsep kedua pembelajaran ini telah dipahami, calon peserta
akan mampu menganalisis bahwa teori-teori belajar tersebut sebenarnya , secara implisit maupun
ekspilisit, sudah tercakup dalam model pembelajaran ini.
Banyak contoh pembelajaran bahasa Inggris yang komunikatif. Berikut akan dibahas dua contoh
seperti yang disarankan dalam KTSP dan Kurikulum 2013.

1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehar-hari . Artinya, para guru
harus merancang pembelajaran yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui apakah
seorang telah menerapkan pembelajaran kontekstual, komponen-komponen CTL harus muncul dalam
pembelajaran. Berikut adalah komponen CTL tersebut:
1) Constructivism ( konstruktivisme )

2) Inquiry (Menemukan )
3) Questioning (Bertanya)
4) Learning Community (Masyarakat belajar )

5) Modelling (Pemodelan )
6) Authentic Assesment (Penilaian sebenarnya)
7) Reflection (Refleksi)
Berikut penjelasan setiap komponen tersebut.

1) Constructivism (Konstruktivisme)
a. Construct their own sense of meaning from new experiences based on prior knowledge
(Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada
pengalaman awal).

b. Deep understanding is developed through meaningful experiences (Pemahaman yang mendalam


dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar bermakna).

2) Inquiry (Menemukan)

a. Begins with observations and progresses to understanding a concept or phenomenon (Diawali


dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep.

6
b. A cycling process of observing, questioning, hypothesizing, collecting data, making conclusion, both
individually and with others (Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisa dan
merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya.

c. Develops and employs critical thinking skills (Mengembangkan keterampilan berfikir kritis)

3) Questioning (Bertanya)

a. Used by teachers to prompt, guide and assess student’s thinking (Digunakan oleh pengajar untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa).

b. Used by students throughout an inquiry-based activity (Digunakan oleh siswa selama melalukan
kegiatan berbasis inquiri).

4) Learning Community (Masyarakat belajar)

a. Thinking aloud about your own learning process (Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang
lain)

b. Collaborate with others to create learning that is greater than if we work alone (Bekerja sama
dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan belajar
sendiri).

5) Modeling (Pemodelan)

a. Thinking aloud about your own learning process (Mengutarakan hasil proses berfikir anda sendiri).

b. Demonstrating how you want your students to learn (Mendemostrasikan


Me bagaimana anda
(pengajar) menginginkan para siswa untuk belajar .

6) Authentic Assessment (Penilaian


( sebenarnya)

a. Measures student’s knowledge and skill (Mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa).

b. Product or performance assessment (Penilaian produk atau hasil kerja)

c. Product and Process can be both measured (Proses dan produk dua-duanya dapat diukur).

7) Reflection ( Refleksi)

a. Ways of thinking about what we have learned (Cara-cara berfikir tentang hal-hal yang telah
dipelajari).

b. Reviewing and responding to events, activities, experiences (Merevisi dan merespon kepada
kejadian, aktivitas dan pengalaman).

c. Recording what we have learned, how we feel, new ideas (Mencatat apa yang telah kita pelajari,
bagaimana kita merasakan ide-ide baru).

Latihan 1.

PETUNJUK : Berikut adalah Contoh Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL= Contextual


Teaching and Learning).

1. Amati kegiatan belajar berikut ini. Kemudian, identifikasi kegiatan pembelajaran dengan cara
mengelompokkannya kepada 7 komponen CTL yang telah diuraikan di atas (satu kegiatan bisa
mencakup satu komponen atau lebih).

2. Kaitkan langkah-langkah pembelajaran model ini dengan teori belajar yang telah anda pelajari
(penganut teori behavioristik penganut teori kognitivisme dan konsep konstruktivisme).

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris


Pokok bahasan : Descriptive text
Sub Pokok Bahasan : Describing animal
Kelas/Semester : 7/2
Waktu : 90 menit

7
Kompetensi Dasar

3.7 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang,
binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya
4.7.Teks Deskriptif
4.7.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang,
binatang, dan benda.
4.7.2 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang,
binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.

Indikator Pencapaian/Tujuan Pembelajaran.


1. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri binatang .
2. Siswa mampu menggunakan simple Present tense.
3. Siswa mampu menggunakan kata sifat.
4. Siswa mampu menulis ciri-ciri hewan dalam bentuk paragrap sederhana.
Kegiatan Pembelajaran
Langkah Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan - Salam dan tegur sapa 10’
Pendahuluan - Cek kehadiran, berdoa, menyiapkan buku pelajaran
- Menjelaskan perlunya mendeskripsikan sesuatu.
Kegiatan Inti - Bertanya mengenai jenis-jenis hewan yang pernah dilihatsiswa dan 70’
menulis jawaban siswa tersebut di papan tulis.(questiong, cons)
- Guru mengucapkan nama-nama hewan tersebut dengan benar daan
menyuruh siswa mengikutinya (modelling).
- Guru memilih salah satu hewan yang ditulis di papan tulis dan kemudian
memberi beberapa pertanyaan, umpamanya;
a. Where does it leave ?
b. What does it eat ?
c. What colour is it ?, etc.
d. How many feet and hands does it have ?
e. How many nose, eyes, ears and tail does it have ?, etc.
(Ques, inq)
- Guru menulis semua jawaban-jawaban murid di papan tulis dalam bentuk
paragraf, umpamanya; It leaves in a forest or in a home family. It likes to
eat banana and peanut. It has two feet and two hands. It also has two
eyes, one nose, two ears, and one tail. Its colour is brown. It moves by
walking and jumping (Modelling).
-Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dan kemudian memberi satau
kotak yang berisi gambar hewan, dan karton yang berisi deskripsi hewan
(learning Cmm.).
- Siswa dalam kelompok disuruh mencokcokkan gambar yang ada di
kotak dan deskripsi yang ada di karton (Lc, inq).
- Siswa dan guru mendiskusikan hasilnya (aut.
- Guru menyuruh murid dalam kelompok untuk mendiskripsikan satu
hewan dalam karton yang telah disediakan .
- Guru menyuruh wakil dari kelompok untuk membacakan hasil pekerjaan
kelompoknya dan kemudian menempelkannya di dinding kelas.
Kegiatan Penutup - Menanyakan manfaat pembelajaran yang baru diselesaikan 10’
- Menanyakan kesulitan dalam melakukan aktivitas pembelajaran
- Menyimpulkan hasil pembelajaran.

2. Pendekatan Saintifik.

8
Kurikulum 2013 menyarankan Metode Pembelaran Saintifik yang terdiri atas lima langkah kegiatan
belajar yakni; mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), mengomunikasikan (communicating) yang
dapat dilanjutkan dengan mencipta.

Latihan 2.

PETUNJUK : Berikut adalah Contoh Penerapan Pembelajaran Saintifik

1. Amati kegiatan belajar berikut ini. Kemudian, identifikasi kegiatan pembelajaran dengan cara
mengelompokkannya kepada lima langkah kegiatan belajar yang telah diuraikan di atas.

2. Kaitkan langkah-langkah pembelajaran model ini dengan teori belajar yang telah anda pelajari
(penganut teori behavioristik dan penganut teori kognitivisme).

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : XI / 1
Materi Pokok : Ungkapan memberi saran dan tawaran, serta responnya,sesuai dengan
konteks penggunaanya.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong


royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi


Kompetensi Dasar (KD):

1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Komunikasi
internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.

2.5 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
komunikasi transaksional dengan guru dan teman .
3.12 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran
dan tawaran, serta responnya,sesuai dengan konteks penggunaannya.
Indikator

3.12.1 Siswa dapat mengidentifikasi ungkapan menawarkan (offer) sesuai dengan konteks

3.12.2 Siswa dapat mengidentifikasi ungkapan memberi saran (suggestion)sesuai dengan


konteks

3.12.3 Siswa dapat membedakan antara ungkapan menawarkan dan memberi saran sesuai
dengan konteks.

3.12.4 Siswa dapat menjelaskan penggunaan ungkapan tawaran (offer) sesuai dengan
konteks.

9
3.12.5 Siswa dapat menjelaskan penggunaan ungkapan saran (suggestion) sesuai dengan
konteks.

4.17 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan, menanyakan, dan merespon ungkapan
memberi saran dan tawaran, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Indikator

4.17.1 Siswa dapat berkomunikasi menggunakan ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan


konteks.

4.17.2 Siswa dapat merespond ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan konteks.

4.17.3 siswa dapat berkomunikasi menggunakan ungkapan memberi saran (suggestion)sesuai


dengan konteks.

4.17.4 Siswa dapat merespond ungkapan memberi saran (suggestion) sesuai dengan konteks.

4.17.5 Siswa dapat menulis ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan konteks.

4.17.6 Siswa dapat menulis ungkapan memberi saran (suggestion) sesuai dengan konteks.

Latihan 3.
1). Amati prinsip-prinsip pembelajaran Pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan
pembelajaran saintif di atas. Apakah ada perbedaannya? Uraian Jawaban anda!

2). Apakah ada keterkaitan teori belajar behavioristik, teori belajar koqnitimisme, konstruktivisme
dengan Pendekatan pembelajaran kontekstual ? Uraikan jawaban anda!
3). Apakah ada keterkaitan teori belajar behavioristik, teori belajar koqnitimisme, konstruktivisme
dengan Pendekatan pembelajaran saintific? Uraikan jawaban anda!

3. Penilaian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan infomasi untuk menentukan


pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain, penilaian berfungsi untuk memantau memantau hasil
belajar. Oleh karena itu, instrument penilaian harus mempertimbangkan validitas konstruksi (construct
validity) dan validitas isi (content validity). Validitas konstruksi (construct validity) mengukur apa
yang seharusnya diukur: Hal lain yang perlu dipikirkan dalam menulis butir soal , yakni butir-butir
soal harus mewakili apa yang sudah diajarkan. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator pencapaian
kompetensi dan harus menggunakan kata kerja operasional, yakni kata kerja yang dapat diukur,
misalnya: menyebutkan, menuliskan, mengidentifikasi, dan lain-lain.
a. Jenis Penilaian/Tes
1) Tes subyektif (Subjective test) : Uraian
2) Tes obyektif (Objective test) : M-C; T-F; Matching.

b.Teknik Penilaian
Teknik penilaian dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1) Tes Tulis (paper-pencil test (written test)
2) Tes Lisan (Oral test)
3) Tes Unjuk Kinerja (Performance test).

Latihan :
Petunjuk: Baca tujuan pembelajaran berikut ini.
Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat merespond ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan konteks

10
2.Siswa dapat menulis ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan konteks.
5.Siswa dapat menulis ungkapan menawarkan(offer) sesuai dengan konteks.
6. Siswa dapat menulis ungkapan memberi saran (suggestion) sesuai dengan konteks.
2. Tulislah instrumen Penilaian untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran di atas sudah tercapai.
3. Apakah ke tiga jenis penilain (Lisan, tulis dan unjuk kinerja) dapat digunakan untuk menilai setiap
setiap keterampilan berbahasa ? (Listening, Speaking, Reading and Writing ?) Jelaskan !
C. Sistem Penilaian (Grading System)

Bagaimana menilai tes subjektif? Untuk mengurangi subjektivitas penilaian dalam tes uraian,
diperlukan rubrik penilaian. Contoh berikut dapat digunakan untuk menilai writing.
A. Isi ( Content)
5 = Bila hampir semua (> 90%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan
topik.
4 = Bila sebagian besar (> 70%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan
topik.
3 = Bila setengah (> 50%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.
2 = Bila sebagian kecil (> 25%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan
topik.
1 = Bila seluruh (< 10%) kalimat yang dijelaskan lengkap, tidak logis dan tidak sesuai
dengan topik.

B. Organization.

5 = Bila tulisannya (> 90%) mencakup kriteria yang diinginkan, kalimat-kalimat saling mendukung.
4 = Bila tulisannya (> 70%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.
3 = Bila tulisannya (> 50%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.
3. = Bila tulisannya (> 25%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.
4.
1 = Bila tulisannya (> 10%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.

C. Vocabulary

5 = Bila hampir semua (> 90%) kosa kata yang digunakan tepat dan bervariasi.

4 = Bila sebagaian besar (> 70%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai
dengan topik.
3 = Bila setengah (> 50%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan
topik.
2 = Bila sebagian kecil (. 25%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan
topik.
1 = Bila seluruh (< 10%) kalimat yang dijelaskan lengkap, logis dan sesuai dengan topik.

D. Tata Bahasa

5 = Mampu menggunakan tatabahasa kompleks dengan tepat.


4 = Mampu menggunakan tatabahasa kompleks walaupun masih ada kesalahan.
3 = Mampu menggunakan tatabahasa sederhana dengan tepat.
2 = Mampu menggunakan tatabahasa sederhana, tetapi dalam penggunaannya ditemukan
banyak kesalahan.
1= Tata baasa yang digunakan tidak ada yang tepat. E. Mechanics

E. Mechanics
5 = Bila hampir semua (> 90%) tanda baca dan ejaan tepat
4 = Bila (> 70%) tanda baca dan ejaan tepat
3 = Bila (> 50%) tanda baca dan ejaan tepat
2 = Bila hanya (> 25%) tanda baca dan ejaan tepat
1 = Bilaseluruh (< 10%) tanda baca dan ejaan yang digunakan tidak tepat.

Cara Pemberian Nilai Akhir.

11
Nama Cont Orga Vocab Str Mechanic
1-20) (1-20) (1-20)

B, dst

Contoh Performace Test


Read the teaxt!
When Budi was at school, he got a message text from her father who asked him to go home because
his mother was seriously ill. After Budi finished reading the text, he put all his books into his school
bag and went home.
Act as you Budi!
If Budi acted as it is instructed, it can be concluded that he understands the text.
Latihan : Baca Paragraf berikut ini dan berikan nilainya berdasarkan rubrik di atas.

My cat

Do you have a pet ? I have a pet, it is a cat. Usually I call it eki. Eki is Indonesian cat. It’s a
small and cute. It has black fur which soft. Eki does’s like mouse. It eats rice and fish
everyday. I sometimes give it milk to make it stronger.

Eki likes following me wherever I go. When I go to my friends, it always follow me. Eki is
really sweet and friendly animal. It is loved by many people. My parents, my sisters and brother
also love it because it is very funny. When you visit my house, I will introduce it for you.

How to score Speaking Ability ?

Kriteria Score 4 Score 3 Score 2 Score 1

Pelafalan Lafal dapat Ada masalah Sulit dimengerti Hampir selalu


(Pronunciation) dipahami meski dalam karena ada salah dalam
dengan aksen pengucapan masalah dalam pelafalan
tertentu sehingga pelafalan dan sehingga tidak
membuat frekuensinya dapat
pendengar harus sering. dimengerti.
sangat fokus dan
kadang-kadang
menimbulkan
kesalahpahaman

Tata Bahasa Hampir tidak ada Terjadi beberapa Banyak terjadi Tata bahasa
(Grammar) kekeliruan tata kekeliruan tata kekeliruan tata sangat buruk
bahasa bahasa namun bahasa yang sehingga
tidak berpengaruh mempengaruhi percakapan
terhadap arti arti dan sering sangat sulit

12
kali harus dipahami.
menyusun ulang
kalimat
percakapan

Kosakata Kadang-kadang Sering Menggunakan Kosakata sangat


(Vocabulary) pelafalan tidak menggunakan kosakata yang terbatas
tepat dan kosa kata yang salah sehingga sehingga tidak
mengaharuskan tidak tepat tidak dapat memungkinkan
penjelasan lebih sehingga dipahami. terjadinya
lanjut karena dialognya dialog.
kosa kata yang menjadi terbatas
tidak sesuai. karena kosakata
yang terbatas.

Pronunciation
5 = Has few traces of foreign accent
4 = Always intelligible though one is conscious of a definite accent.
3 = Pronunciation problems necessitate concentrated listening and occasionally lead to
misunderstanding.
2 = Very hard to understand because of pronunciation problems must frequently be asked to
repeat.
1 = Pronunciation problems too severe as to make speech virtually unintelligible.

Grammar
5 = Make few (if any) noticeable errors of grammar or word order.
4 = Occasionally makes grammatical and/or word orders errors which do not, however,
obscure meaning.
3 = Make frequent errors of grammar and word order, which obscure meaning.
2 = Grammar and word orders make comprehension difficult must often rephrase sentences
and /or restrict him to basic patterns.
1 = Errors in grammar and word order to severe as to make speech virtually unintelligible.

Vocabulary
5 = Use vocabulary and idioms is virtually that of native speaker.
4 = Sometimes uses inappropriate terms and / or must rephrase ideas because of lexical
inadequacies.
3 = Frequently uses the wrong words, conversation somewhat limited because of inadequate
vocabulary.
2 = Misuses of words and very limited vocabulary make comprehension quite difficult.
1 = Vocabulary limitation to extreme as to make conversation virtually imposible.

Fluency
5 = Speech as fluent and effortless as that of native speaker problems.
4 = Speed of speech seems to be slightly affected by language problems.
3 = Speed and fluency are rather strongly affected by language problems.
2 = Usually hesitant, often forced into silence by language problems.
1 = Speech is so halting and fragmentary as to make conversation virtually impossible.

Comprehension
5 = Appears to understand everything without difficulty.
4 = Understand nearly everything at normal speed although occasionally repetition may be
necessary.
3 = Understand most of what is said at lower that normal speed without repetitions.
2 = Has great difficulty following what is said. Can comprehend only ‘social conversation’
spoken with frequent repetition.
1 = Cannot be said to understand even simple conversation of English.

Referensi

Derewianka, B. 1990. Exploring How Texts Works. New South Wales: Primary
Teaching Association.

13
Depdiknas. 2006. Kurikulum dan Hasil Belajar : Kompetensi Dasar Mat Pelajaran Bahasa Inggris
Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Pusat Kurikulum.
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning).
Jakarta.
Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment. A Hand book for Educators. USA: Addison – Wesley
Publishing Company, Inc.
Kemdikbud. Sumber Belajar Pedagogik Calon Peserta PLPG, 2017.

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris


Pokok bahasan : Descriptive text
Sub Pokok Bahasan : Describing animal
Kelas/Semester : 7/2
Waktu : 90 menit
Kompetensi Dasar
3.7 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang,
binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya
4.7.Teks Deskriptif
4.7.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang,
binatang, dan benda.
4.7.2 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang,
binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.
Indikator :
1. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri binatang .
2. Siswa mampu menggunakan simple Present tense.
3. Siswa mampu menggunakan kata sifat.
4. Siswa mampu menulis ciri-ciri hewan dalam bentuk paragrap sederhana.
Tujuan Pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran, siswa mampu :
5. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri binatang dengan benar.
6. Siswa mampu menggunakan simple Present tense dengan benar..
7. Siswa mampu menggunakan kata sifat dengan benar..
8. Siswa mampu menulis ciri-ciri hewan dalam bentuk paragrap sederhana dengan
benar.

Kegiatan Pembelajaran
Langkah Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan - Salam dan tegur sapa 10’
Pendahuluan - Cek kehadiran, berdoa, menyiapkan buku pelajaran
- Menjelaskan perlunya mendeskripsikan sesuatu.
Kegiatan Inti - Bertanya mengenai jenis-jenis hewan yang pernah dilihatsiswa dan 70’
menulis jawaban siswa tersebut di papan tulis.
- Guru mengucapkan nama-nama hewan tersebut dengan benar daan
menyuruh siswa mengikutinya .
- Guru memilih salah satu hewan yang ditulis di papan tulis dan kemudian
memberi beberapa pertanyaan, umpamanya;
f. Where does it leave ?
g. What does it eat ?
h. What colour is it ?, etc.
i. How many feet and hands does it have ?
j. How many nose, eyes, ears and tail does it have ?, etc.
- Guru menulis semua jawaban-jawaban murid di papan tulis dalam bentuk
paragraf, umpamanya; It leaves in a forest or in a home family. It likes to
eat banana and peanut. It has two feet and two hands. It also has two
eyes, one nose, two ears, and one tail. Its colour is brown. It moves by
walking and jumping .
-Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dan kemudian memberi satau
kotak yang berisi gambar hewan, dan karton yang berisi deskripsi hewan .
- Siswa dalam kelompok disuruh mencokcokkan gambar yang ada di
kotak dan deskripsi yang ada di karton.
- Siswa dan guru mendiskusikan hasilnya (aut.
- Guru menyuruh siswa dalam kelompok untuk mendiskripsikan satu
hewan dalam karton yang telah disediakan .
- Guru menyuruh wakil dari kelompok untuk membacakan hasil pekerjaan

14
kelompoknya dan kemudian menempelkannya di dinding kelas.
Kegiatan Penutup - Menanyakan manfaat pembelajaran yang baru diselesaikan 10’
- Menanyakan kesulitan dalam melakukan aktivitas pembelajaran
- Menyimpulkan hasil pembelajaran.
1. Amati kegiatan belajar berikut ini. Kemudian, identifikasi kegiatan pembelajaran dengan cara
mengelompokkankomponen CTL dan Scientific approach (satu kegiatan bisa mencakup satu
komponen atau lebih).

2. Kaitkan langkah-langkah pembelajaran model ini dengan teori belajar yang telah anda pelajari
(penganut teori behavioristik penganut teori kognitivisme dan konsep konstruktivisme).

15

Anda mungkin juga menyukai