Sinopsis
Sinopsis
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI AKUAKULTUR
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451) 429738-422611
Palu – Sulawesi Tengah 94118
Bahan : Sinopsis 2
I. PENDAHULUAN
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi serta termasuk dalam komoditas yang penting dalam bisnis ikan air
tawar di Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki kelebihan yang dapat
cukup tinggi, namun terdapat beberapa kendala dalam produksi salah satunya adalah
bahan baku pakan. Suprayudi (2010) menyimpulkan bahwa biaya produksi untuk
pakan pada kegiatan budidaya ikan termasuk ikan nila yakni berkisar 40-89%. Pakan
Salah satu bahan baku lokal non ekonomis yang potensial dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan adalah limbah ikan patin, sehingga diharapkan dapat menekan
biaya produksi pada kegiatan budidaya. Penggunaan limbah jeroan ikan patin sebagai
bahan baku pakan dapat diolah dalam bentuk silase. Pembuatan silase jeroan ikan
memecah protein menjadi peptida sehingga mudah untuk dicerna ikan (Kompiang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis silase jeroan ikan
patin siam (P. hypopthalamus) yang tepat dalam menghasilkan pertumbuhan dan
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2022.
Organisme uji yang akan digunakan adalah benih ikan nila (O. niloticus)
2-2.
lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 20
unit satuan percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian
Perlakuan A : Pakan (0% tepung ikan + 100% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan B : Pakan (25% tepung ikan + 75% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan C : Pakan (50% tepung ikan + 50% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan D : Pakan (75% tepung ikan + 25% silase jeroan ikan patin)
(2004) yang dimulai dari pengumpulan dan pembersihan jeroan untuk mengurangi
jumlah bakteri pembusuk yang terdapat dalam jeroan ikan patin. Kemudian dilakukan
jeroan ikan akan dimasukkan kedalam ember dan ditambahkan Butylate hydroxy
toluene (BHT) sebagai anti oksigen sebanyak 250 ppm, dan diaduk secara merata.
Kemudian ditambahkan asam formiat (HCOOH) sebanyak 3% dari bobot jeroan dan
diaduk sampai tercampur merata (5-10 mnt), kemudian wadah ditutup. Pengadukan
berikutnya dilakukan setelah 24 jam sebanyak 3 kali dalam sehari hingga akhir
dengan menambahkan soda api (Na2CO3) sebanyak 1,6%. Setelah silase ikan jadi
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
kemudian di isi dengan air sebanyak 30 L dan dipasang aerator pada setiap wadah
pemeliharaan.
untuk menekan stress pada ikan diwaktu pemindahan. Aklimatisasi dilakukan dengan
meletakan kantongan berisi benih ikan pada permukaan air wadah pemeliharaan dan
dibiarkan selama 15 menit. Kemudian ikan ditebar pada wadah pemeliharaan secara
perlahan.
pemeliharaan ikan nila diberi pakan hasil formulasi sesuai perlakuan yang diujikan
dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pukul 08:00;
13:00 dan 17:00 WITA. Jumlah pakan yang diberikan sebesar 5% dari bobot
tubuh ikan uji. Setiap minggu dilakukan penimbangan bobot biomassa ikan uji.
persamaan yang digunakan oleh Mulqan dkk., (2017) yakni sebagai berikut:
Ln wt – Ln (w0)
LPSH (%) = x 100
t
Dimana:
LPSH = Laju pertumbuhan spesifik bobot (%) /hari
LnWt = Logaritma natural bobot individu benih pada akhir pemeliharaan (g)
LnWo = Logaritma natural bobot individu benih pada awal pemeliharaan (g)
t = Waktu atau lama pemeliharan (hari)
Nt
KH (%) = × 100
N0
Dimana:
KH= tingkat kelangsungan hidup (%);
Nt = populasi pada akhir penelitian (ekor);
N0= populasi pada awal penelitian (ekor).
2.5.4. Rasio Konversi Pakan (RKP)
F
RKP =
( Wt+ D )−WO
Dimana:
mengacu pada penelitian Iskandar dan Elrifadah (2015) yakni sebagai berikut:
( Wt+ D )−Wo
EP(%) = × 100
F
Dimana:
Parameter kualitas air yang akan diukur selama penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3-4.
Yij=μ+ τi+εij
Keterangan Yij : Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
μ : Nilai tengah populasi
τi : Pengaruh aditif perlakuan ke-i
εij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
i : Perlakuan (A, B, C, D)
j : Ulangan (1, 2, 3, 4)
Apabila terdapat pengaruh nyata padaa pertumbuhan ikan nila maka pengujian
Herizon, 2004. Pengaruh Kadar Silase Jeroan Ikan Patin Yang Berbeda dalam Pakan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio. Skripsi. Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Mulqan M., Sayyid A.E.R. dan Irma D., 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan
Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiah. Vol.2(1): 183-193.
Ratnasari, I., Maryani, M. and Nursiah, N., 2020. Penambahan Silase Jeroan Ikan Patin
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal
Akuakultur Sungai dan Danau. Vol.5(2): 44-49.
Suprayudi, M.A., 2010. Bahan Baku Lokal: Tantangan dan Harapan Akuakultur Masa
Depan. Abstrak. Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III. IPB International
Convention Center. Bogor (p. 31).
Wardoyo S.E.. 2007. Ternyata Ikan Nila Oreochromis niloticus Mempunyai Potensi yang
Besar Untuk Dikembangkan. Media Akuakultur. Vol.2(1): 147-150.