Anda di halaman 1dari 1

Premanisme oleh kader-kader ulama (?

Patut disayangkan memang, jika orang-orang yang diharapkan akan menyebarkan ajaran
agama yang toleran justru melakukan perbuatan yang bertentangan terhadap agama.
Bertindak anarkis, melakukan perundungan, sampai pada terjadinya kekerasan fisik, dilihat
dari sisi manapun, agama tidak bisa membenarkan tindakan itu.

Rasulullah Saw. memberikan contoh bagaimana seharusnya kita membalas orang yang
mencela kita. Suatu ketika sekelompok Yahudi melintas di depan rumah Aisyah. Mereka
mempelesetkan ucapan salam “Assaamu ‘alaikum” yang artinya, semoga engkau celaka.
Aisyah yang mendengar ucapan tersebut terpancing emosinya lalu membalas, “’Alaikum as-
Saam wal La’nah”, Semoga kalian celaka dan mendapat laknat. Rasulullah yang mendengar
Aisyah marah, tersenyum seraya berkata: “Pelan-pelan, Aisyah. Sungguh Allah tidak suka
ucapan keji dan kotor. Cukup jawab saja dengan wa’alaikum”. Hadis ini mengajarkan kita
untuk menahan emosi ketika dicela dan tidak membalas kata-kata kotor dengan balasan
kotor.

Rasulullah juga mengajarkan kita untuk memberi maaf atas kesalahan yang pernah
dilakukan orang lain kepada kita. Saat perang Uhud, paman Nabi, Hamzah bin Abdul
Muthalib terbunuh oleh seorang budak Bernama wahsyi. Ia membunuh Hamzah dengan
sangat sadis. Ia robek perutnya, diambil jantungnya, dikunyah lalu dimuntahkan kembali.
Kejadian itu membuat kelompok Muslim berduka, tak terkecuali dengan Rasulullah. Allah
pun memberi izin untuk membalas pembunuhan Hamzah dengan cara yang sama.

َ ‫َوِإ ْن عَاقَ ْبتُ ْم فَ َعاقِبُوا بِ ِم ْث ِل َما ُعوقِ ْبتُم بِ ِهۦ َولَِئن‬


َّ ‫صبَرْ تُ ْم لَهُ َو خَ ْي ٌر لِّل‬
َ‫صبِ ِرين‬
“Dan jika kamu menuntut balas, maka balaslah dengan balasan yang sama seperti yang
dilakukan kepadamu. Namun, jika engkau bersabar (memberi maaf), maka yang demikian
lebih baik untuk orang-orang yang sabar” (QS. An-Nahl: 126)

Apakah dengan Allah memberi izin untuk membalas dengan balasan yang sama Rasulullah
punya Hasrat untuk membunuh Wahsyi dengan cara yang sama? Tidak. Justru beberapa
bulan setelah kejadian itu, Wahsyi menghadap kepada Rasulullah, bertaubat dan masuk
Islam. Wahsyi kemudian berperang di barisan kaum muslimin. Begitulah Islam. Agama ini
lebih mengedepankan kebaikan daripada nafsu untuk membalas dendam.

Dalam kehidupan pribadinya, Rasulullah sama sekali tidak pernah melakukan kekerasan
fisik. Aisyah berkata: “Rasulullah tak pernah sekalipun memukul seseorang dengan
tangannya, baik itu istrinya maupun pembantunya”

Islam memerintah kita untuk bersikap lemah lembut kepada orang lain, memberi maaf dan
mengedepankan perdamaian. Keberhasilan ulama dalam menyebarkan Islam sampai ke
penjuru dunia tidak lepas dari peran mereka dalam memberikan suri tauladan akhlak
sebagaimana dicontohkan Rasulullah. Jika calon-calon pemimpin agamanya saja jauh dari
ajaran agama, lalu dari mana lagi masyarakat akan mengenal agama?

Anda mungkin juga menyukai