Anda di halaman 1dari 30

PENGUKURAN NILAI TARGET STRENGTH ANAKAN IKAN

GABUS (Channa striata Bloch 1793) MENGGUNAKAN


METODE HIDROAKUSTIK PADA KONDISI TERKONTROL

GRACIA TIFFANY SIAHAAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengukuran Nilai


Target Strength Anakan Ikan Gabus (Channa striata Bloch 1793) Menggunakan
Metode Hidroakustik pada Kondisi Terkontrol” adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2022

Gracia Tiffany Siahaan


NIM C54170105
ABSTRAK

GRACIA TIFFANY SIAHAAN. Pengukuran Nilai Target Strength Anakan Ikan Gabus
(Channa striata Bloch 1793) Menggunakan Metode Hidroakustik pada Kondisi Terkontrol.
Dibimbing oleh SRI PUJIYATI dan TOTOK HESTIRIANOTO.

Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan karnivora yang banyak


ditangkap karena rasa dagingnya yang gurih dan mudah ditemukan di perairan
berlumpur, rawa-rawa, kolam, perairan sungai. Ikan gabus anakan lebih banyak
ditangkap sebagai pakan untuk ikan hias lainnya, ancaman terhadap anakan gabus
secara terus menerus dapat berakhir dengan kepunahan. Hal ini menjadi penting
untuk menganalisa hubungan antara Target strength (TS) dengan panjang total
anakan ikan gabus menggunakan instrumen echosounder SIMRAD EK15.
Pengolahan data target strength 15 ikan gabus dengan rentang panjang badan 10-
15 cm dilakukan dalam perangkat lunak echoview versi demo menggunakan metode
digitasi per 1 ping dengan thresholding diantara -70 dB hingga -30 dB. Nilai TS
yang diperoleh memiliki rata-rata -46.80 dB sampai -45.01 dB. Analisis hubungan
antara panjang total dan nilai TS anakan ikan gabus memiliki hubungan yang sangat
kuat yang ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 85.31% dan persamaan TS=
64.439ln(L) – 215.66.

Kata kunci: anakan, hidroakustik, ikan gabus, SIMRAD EK 15, target strength

ABSTRACT

GRACIA TIFFANY SIAHAAN. Target Strength Measurement of Snakehead Fish


(Channa striata Bloch 1793) Juveniles Using Hydroacoustic Method under Controlled
Conditions. Supervised by SRI PUJIYATI dan TOTOK HESTIRIANOTO.

Snakehead fish (Channa striata) is a carnivorous fish that is widely caught


for the savory meat taste and easy to found in muddy waters, swamps, ponds, river
waters. Snakehead fish juveniles are mostly caught as food for other ornamental
fish, Threats that continuously run over the snakehead fish’s juveniles might makes
them end up in extinction. It’s become important to analyse the relationship
between Target Strength (TS) and the total length of snakehead fish’s juveniles
using SIMRAD EK 15 echosounder. The target strength data of 15 snakehead fish
with body length range of 10-15 cm is processed using the demo version of
echoview by digitizing each ping and applying threshold between -70dB to -30dB.
Results of the average value of TS ranged from -46.80 dB to -45.01 dB. The
relationship between total length and TS value of snakehead fish has a strong
relationship, which is indicated by regression coefficient of 85.31% and the
equation TS = 64,439ln(L) – 215.66

Keywords: hydroacoustic, juvenile, SIMRAD EK 15, snakehead fish, target strength


© Hak Cipta milik IPB, tahun 2022
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah,
dan pengutipan tersebut tidakmerugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau


seluruh karyatulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGUKURAN NILAI TARGET STRENGTH ANAKAN IKAN
GABUS (Channa striata Bloch 1793) DENGAN METODE
HIDROAKUSTIK PADA KONDISI TERKONTROL

GRACIA TIFFANY SIAHAAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Dr. Steven Solikin, S.I.K., M.Si.
2 Dr. Ayi Rahmat S.Pi., M.Si.
Judul Skripsi : Pengukuran Nilai Target Strength Anakan Ikan
Gabus (Channa striata Bloch 1793) dengan
Mengunakan Metode Hidroakustik pada Kondisi
Terkontrol
Nama : Gracia Tiffany Siahaan
NIM : C54170105

Disetujui oleh

Pembimbing 1:
Dr. Ir. Sri Pujiyati, M. Si

Pembimbing 2:
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc.

Diketahui oleh

Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan:


Dr. rer. nat. Hawis H. M., S.Pi., M.Si.
NIP 197903262007011001

Tanggal Ujian: 11 Januari 2022 Tanggal Lulus:


PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan rahmatNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengukuran Nilai Target Strength Anakan Ikan Gabus (Channa Striata Bloch
1793) Menggunakan Metode Hidroakustik pada Kondisi Terkontrol”. Skripsi yang
dibuat merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan di
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada para pembimbing,
Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M. Si dan Bapak Dr. rer. nat. Ir. Totok Hestirianoto M.Sc
yang telah membimbing dan banyak memberi saran. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada dosen pembimbing akademik, Bapak Dr. Ir. Bisman Nababan
M.Sc. Terima kasih juga kepada moderator seminar, Bapak Dr. Ir. Nyoman Metta
N. Natih M.Si. serta terima kasih juga kepada penguji luar komisi pembimbing,
Bapak Dr. Steven Solikin, S.I.K., M.Si. dan Bapak Dr. Ayi Rahmat S.Pi., M.Si.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada kedua orang tua
serta adik yang telah memotivasi penulis baik secara jasmani dan rohani. Tak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bang Ari PSP 52, Fachri Ali Badihi,
Dimas Akbar, Adam Maulana, Heti Apriliani, Afifah Hana, Fahrul Afifi, Tsyaniya
Supardan, Alifia Rahayu, Fatimah Nurul Jamilah, Dewi Mindo Caya Bintang, M.
I. Y. Alghifari, Irsyal Ardiansyah, Rayhan Satam, seluruh sahabat penulis yang
tidak tersebutkan serta keluarga Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
angkatan 54 yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan dalam penyelesaian
penelitian ini.
Penulis menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat tutur kata dan
kesalahan dalam penulisan. Kritik serta saran dari pembaca senantiasa penulis
harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang. Semoga karya yang dihasilkan
penulis dapat bermanfaat demi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya di bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan, serta masyarakat luas.

Bogor, Februari 2022

Gracia Tiffany S.
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii


DAFTAR GAMBAR viii
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
2.4 Rumusan Masalah 2
II METODE 3
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3
2.2 Bahan 3
2.3 Alat 3
2.4 Pengambilan Data Kualitas Air 4
2.5 Pengukuran Panjang Ikan 4
2.6 Setting Alat dan Kalibrasi Bola Sphere 5
2.6 Perekaman Data Target Strength 5
2.7 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Akustik 8
2.8 Analisis Lanjutan 8
III HASIL DAN PEMBAHASAN 9
3.1 Kondisi Lingkungan 9
3.2 Karakteristik Ikan Gabus (Channa striata) 10
3.3 Kalibrasi Bola Sphere 11
3.4 Echogram 11
3.5 Target Strength 12
3.6 Hubungan Panjang terhadap Target Strength 14
IV SIMPULAN DAN SARAN 15
4.1 Simpulan 15
4.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
RIWAYAT HIDUP 19
DAFTAR TABEL

1 Peralatan yang digunakan saat penelitian 3


2 Spesifikasi SIMRAD EK 15 3
3 Setting echosounder SIMRAD EK 15 5
4 Kondisi parameter fisik watertank 9
5 Kondisi ikan gabus sebagai objek penelitian 11
6 Hasil pengukuran target strength 14
7 Nilai TS linear rata – rata keseluruhan 15

DAFTAR GAMBAR

1 Pengukuran panjang Channa Striata 4


2 Ilustrasi Perekaman data menggunakan bola sphere dan ikan Gabus 6
3 Diagram alir prosedur kerja 7
4 Ikan gabus (Channa striata) 10
5 Echogram Echogram Anakan Ikan Gabus (Channa striata) 12
6 Echogram kalibrasi bola sphere 13
7 Grafik hubungan antara panjang total ikan dengan TS 15
1

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan yang berasal
dari famili chanidae dan genus channa. Famili Channidae terdiri dari dua genera
Channa dan Parachanna. Genus Channa banyak menyebar pada wilayah Asia
sementara genus Parachanna banyak menyebar pada wilayah Afrika (Froese &
Pauly 2016). Ikan gabus (Channa striata) pada mulanya terintroduksi beberapa
puluh tahun yang lalu ke dalam Danau Sentani. Ikan gabus kemudian berkembang
pesat dan menjadi salah satu jenis ikan tangkapan utama nelayan di sana.
Keberadaan ikan gabus kini memiliki penyebaran sangat luas dan mudah ditemukan
di perairan berlumpur, rawa-rawa, kolam, perairan sungai, serta perairan rawa
gambut dengan kedalaman sekitar 1 meter dan bersembunyi di antara tumbuhan air.
Ikan gabus kemudian naik ke kolom perairan pada saat berburu mangsa seperti
katak, serangga, moluska dan ikan-ikan kecil (Makmur & Prasetyo, 2006).
Ikan gabus sebagai ikan karnivora banyak ditangkap karena rasa dagingnya
yang gurih dan banyak diminati dalam dunia kesehatan karena memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi dibandingkan ikan air tawar lainnya, dengan 70% protein
dan asam amino lengkap (Ardianto 2015). Albumin merupakan kandungan protein
utama dari ikan gabus sehingga ikan gabus banyak dicari dan dikonsumsi oleh
pasien post operasi besar yang rentan mengalami penurunan kadar albumin dalam
darahnya (Peristowati et al. 2015). Ekstrak dari ikan gabus dilaporkan mampu
membantu mempercepat penyembuhan luka (Baie & Sheikh, 2000), memiliki
aktivitas antinociceptive (Zakaria et al., 2007), dan anti inflammatory (Abedi et al.,
2012) sehingga mampu membantu penyembuhan dan penutupan luka pasca-
operasi. Menurut salah satu uji coba yang dilakukan pada pasien post operasi
dengan hypoalbumin di Ruang Graha Hita RSUD dr. Iskak Tulungagung selama
2012-2013, dengan pemberian 2 g ikan gabus terhadap pasien pasca operasi yang
mengalami hypoalbumin selama 7-10 hari menyebabkan peningkatan albumin.
Sebanyak 85% responden memiliki nilai albumin normal (3.5-5 g/dl) dan 15%
responden lainnya menjadi lebih baik (> 5 g/dl). Selain itu, pada luka bekas operasi
tidak terjadi komplikasi seperti infeksi dan berangsur-angsur membaik (Peristowati
et al. 2015).
Manfaatnya yang begitu banyak membuat gabus banyak diburu di
alam.ikan gabus merupakan hewan yang berasal dari alam dan hanya diperoleh
melalui hasil tangkapan (Muslim & Syaifudin 2012). Ikan gabus memang telah
berhasil didomestikasi atau dibudidayakan didalam kolam beton, namun
kelangsungan hidup gabus hanya berkisar antara 60-90% dengan pertumbuhan
bobot sebesar 35-60 gr/ekor yang berarti pertumbuhan gabus masih tergolong lebih
rendah dari ikan budidaya lainnya. Berbeda dengan ikan gabus dewasa yang
ditangkap sebagai ikan konsumsi, ikan gabus anakan lebih banyak ditangkap
sebagai pakan dari ikan hias lainnya. Induk ikan gabus pada habitat aslinya selalu
berada di dekat kumpulan anaknya untuk menjaga sejak masa fertilisasi hingga
anakan gabus memasuki fingerling stage (gabus berukuran 15-20cm) dan anakan
gabus harus segera meninggalkan induk agar tidak dimangsa oleh induknya.
2

Ancaman terhadap anakan gabus secara terus menerus dapat berakhir dengan
kepunahan.
Hal ini menjadi penting untuk mengamati stok baik anakan maupun ikan
gabus dewasa di alam. Menurut MacLennan & Simmonds (1992) pendugaan stok
ikan yang tersedia di alam dapat diperoleh melalui pendekatan akustik. Metode ini
mampu melakukan pendugaan atau estimasi stok secara insitu dan real time dengan
ketelitian dan ketepatan tinggi namun tidak mengganggu target maupun orang yang
mengoperasikan alat tersebut. Metode akustik yang digunakan merupakan metode
akustik aktif yang bekerja dengan prinsip mentransmisikan pulsa suara ke badan air
dan kemudian dipantulkan oleh ikan target (Horne, 2000). Salah satu instrumen
akustik yang menerapkan prinsip metode hidroakustik adalah echosounder
SIMRAD EK15 dengan data yang dihasilkan berbentuk raw data dari target
strength.
Target strength (TS) merupakan rasio intensitas yang dihasilkan oleh single
target diukur pada jarak satu meter dari pusat target relatif terhadap intensitas suara
yang mengenainya (Lurton 2002). Penelitian TS menggunakan target anakan ikan
air tawar telah dilakukan sebelumnya oleh Rizqyawan (2018) terhadap anakan ikan
gurame (Ospronemus gouramy) dengan hasil nilai TS berkisar antara -53.35 dB
sampai dengan -42.77 dB.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan antara Target strength (TS)
dengan panjang total anakan ikan Gabus (Channa striata)

1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam sebagai informasi tambahan
bagi penelitian kedepannya terutama dalam hal pengukuran nilai target strength
spesies gabus lainnya gar dapat meminimalisir tertangkapnya anakan ikan gabus
dan mencegah kelangkaan.

1.4 Rumusan Masalah


Anakan ikan gabus terus menerus ditangkap, hal ini bisa berakibat punahnya
ikan gabus.. Salah satu bentuk pencegahan yaitu dengan melakukan pendugaan
estimasi stok anakan ikan gabus (Channa striata) yang tersedia di alam. Pendugaan
estimasi stok dari ikan gabus membutuhkan nilai TS ikan gabus. Namun,
dikarenakan belum terdapat referensi mengenai nilai TS ikan gabus dengan ukuran
anakan, maka dilakukannya penelitian ini untuk mendapatkan nilai TS dari anakan
ikan gabus.
3

II METODE
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 18-19 Desember 2020. Lokasi
penelitian berada di Divisi Akustik, Instrumentasi dan Robotika Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.

2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 15 ekor anakan ikan
Gabus (Channa Striata) dalam kondisi hidup dengan rentang panjang badan ikan
10-15 cm.

2.3 Alat
Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini seperti yang dapat diamati pada
Tabel 1 sementara spesifikasi instrumen SIMRAD EK-15 dapat di lihat pada Tabel
2.

Tabel 1. Peralatan yang digunakan saat penelitian


Peralatan Spesifikasi Kegunaan
Hidroakustik SIMRAD EK-15 Perekaman data akustik ikan
Gabus.
Laptop Toshiba Satellite Hardware pengolahan data
C640
Perangkat lunak Echoview, Ms. Excel Software pengolahan data
Kamera Samsung A8 Dokumentasi
Termometer Raksa Pengatur suhu
Tali monofilamen - Pengikat objek
Ember - Wadah ikan
Neraca - Pengukur berat objek
Label - Penamaan
Penggaris - Pengukur panjang objek

Tabel 2. Spesifikasi SIMRAD EK-15 (SIMRAD EK15 2012)


Spesifikasi SIMRAD EK-15
Operational frequency 200 KHz
Transmission Ping rate Up to 40s
Pulse durations 80 to 1240 μs
Tranceiver Unit Data rate 1.6 Mbps
maximum number in use 15
output power 45W
IP rating IP66
Data output formats Raw data (EK60 format)
Third party post-procesing EchoView and Sonar5
Transducer Type Single Beam; Maximum
installation depth 600 meters;
beamwidth 26 degrees.
4

2.4 Pengambilan Data Kualitas Air


Sebelum pengukuran dilakukan, hal yang pertama kali dilakukan adalah
mengambil data kualitas air di watertank dengan mengukur suhu dan salinitas.
Selain itu penting untuk melakukan aklimatisasi pada ikan agar ikan dapat
beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak mengalami stress kurang lebih selama
1 jam. Pengambilan data kualitas air ini dilakukan untuk mendapatkan nilai
kecepatan suara. Nilai kecepatan suara didapatkan melalui persamaan Del Grosso
& Mader (1972), persamaan ini cocok untuk perairan tawar, sehingga persamaan
ini digunakan untuk menghitung kecepatan suara di water tank yang dapat dihitung
menggunakan persamaan:
C = 1402.388 + 5.03711𝑇 – 0.058089𝑇2 + 0.3342 × 103 x T3 – 0.1478 × 10−5𝑇4+0.315
× 10− 8𝑇5 …………………………………………………………..…………………(1)

2.5 Pengukuran panjang dan bobot ikan


Pada Gambar 1 dapat dilihat pengukuran morfologi anakan ikan gabus
dilakukan dengan pengukuran panjang total ikan gabus (cm). Panjang total yang
digunakan merupakan panjang total yang diukur mulai dari ujung kepala sampai
dengan ujung ekor.

Gambar 1. Pengukuran panjang Channa Striata (Sumber: Bloch 1793)

Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan bantuan software


TpsUtil. TpsUtil merupakan bagian dari software Tps series yang banyak
digunakan dalam penelitian yang menggunakan pengukuran morfometrik (Rohlf
2015) sehingga hasil yang dihasilkan dapat lebih akurat. Selain itu, pengukuran
bobot pada ikan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
5

2.6 Setting Alat dan Kalibrasi Bola Sphere


Perekaman data pada penelitian ini menggunakan enchosounder SIMRAD
EK-15. Pada SIMRAD EK-15 terlebih dahulu dilakukan setting sebelum melakukan
perekaman data anakan ikan Gabus (Channa striata) sesuai dengan spesifikasi yang
tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Setting echosounder SIMRAD EK 15


Parameter Nilai
Frequency (kHz) 200
Near field (m) 0.38
Sound speed (m/s) 1496
Pulse length (m) 0.080
Ping rate (s) 40
Tempratur (°C) 25
Bola sphere (dB) -45

Kemudian setelah melalui setting, dilakukan kalibrasi pada alat dengan


menggunakan bola sphere. Bola sphere dipilih karena memiliki sifat isotropic
reflector yang membuat bola sphere mampu untuk memantulkan echo yang sama
besar pada semua arah. Bola sphere yang digunakan pada kalibrasi terbuat dari
material tungsten carbridge dengan diameter 38.01 mm yang memiliki nilai hambur
balik sebesar -42.50 dB. Kalibrasi dilakukan guna memonitor kerja instrumen serta
untuk mendeteksi perubahan yang terjadi baik pada lingkungan, degradasi atau
kegagalan alat (Demer et al. 2015). Kalibrasi pada SIMRAD EK 15 dilakukan
dengan menghitung nilai TS dari bola sphere.

2.7 Perekaman data Target Strength (TS)


Pengukuran TS dilakukan dengan menggunakan instrumen hidroakustik
SIMRAD EK 15. Transducer SIMRAD EK 15 akan mengeluarkan sinyal yang
akan mengenai objek. Oleh objek, sinyal ini akan dipantulkan kembali dan
ditangkap oleh Receiver.
Perekaman data TS dilakukan dengan menempatkan transducer pada
bagian tengah watertank antara permukaan air dan mulut transducer. Posisi ikan
kemudian diusahakan berada dalam keadaan stabil tepat di bawah transducer
dengan jarak minimal di bawah near field. Menurut Lurton (2002), Near field
merupakan tempat terjadinya reverberasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari noise yang terjadi akibat adanya reverberasi yang terjadi pada daerah
near field. Perhitungan near field yang akan digunakan pada penelitian ini
menggunakan persamaan (2) menurut MacLennan et al. (2004):

L2 ……………………………………………………………………….......(2)
r

6

dengan r adalah near field (m), L sebagai diameter transduser (m) dan λ adalah
panjang pulsa dari transducer (m).
Pengukuran near field yang dilakukan pada kolam watertank menghasilkan
jarak sebesar 0.38 meter. Hal ini menjadi patokan antara transducer dan letak objek
pada kolam harus melebih jarak 0.38 meter. Jarak antara objek dan transducer saat
melakukan perekaman data berjarak pada rentang 0.9 – 1.4 meter. Perekaman data
pertama kemudian dilakukan menggunakan bola sphere (Gambar 2a) dan
dilanjutkan dengan perekaman ke-15 data ikan gabus (Channa striata) pada
Gambar 2b.

(a) (b)

Gambar 2. Ilustrasi Perekaman data menggunakan bola sphere dan ikan Gabus
Objek direkam menggunakan metode terkontrol atau Tethered Method yaitu
metode yang digunakan dalam pengambilan data dengan membatasi pergerakan
ikan. Ikan terlebih dahulu diikat menggunakan tali monofilamen yang dimasukan
pada bagian insang dan pangkal ekor. Ikan yang digantungkan kemudian
disambungkan dengan pemberat sehingga ikan berada dalam kondisi streamline.
Proses perekaman data pada ikan dilakukan selama ± 10 menit. Hal ini dilakukan
guna memaksimalkan akurasi data yang diperoleh.
Pada diagram alir (Gambar 3) dapat diamati tahapan prosedur kerja yang
dilakukan selama penelitian. Perekaman objek dan bola sphere yang dilakukan
menghasilkan raw data berupa target strength yang kemudian diolah menggunakan
echoview dan analisis regresi.
7

Gambar 3. Diagram alir prosedur kerja

2.7 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Akustik


Data mentah atau raw data yang dihasilkan melalui perekaman data akustik
kemudian diolah menggunakan software Echoview. Software echoview akan
menampilkan data dalam format (.raw). Data kemudian di kalibrasi kembali dengan
masuk kedalam properties dan calibration pada echoview yang selanjutnya
dilanjutkan dengan thresholding. Pada proses thresholding masukkan nilai
Minimum threshold dengan nilai sebesar -70 dB dan Maximum threshold sebesar -
30 dB. Threshold (nilai ambang) sehingga nilai yang berada di bawah atau di atas
dari nilai threshold tersebut akan dihilangkan. Kemudian, batasi kedalaman
echogram sesuai dengan kedalaman ikan per 1 meter dan tampilkan echogram
dalam sebaran nilai target strength per 1 ping untuk didigit satu persatu. Menurut
Simmonds dan MacLennan (2005) Nilai target strength rata-rata (𝑇𝑆 ̅̅̅̅) ikan gabus
dapat dijelaskan dan dihitung dengan menggunakan beberapa persamaan sebagai
berikut:
ts = 10(TS/10)………..……………….…………………………..…….…….…….(3)
ts =(⅀ts)/n…..………………………….……………………..………...……......(4)
̅𝑇𝑆
̅̅̅ = 10 log 𝑡𝑠
̅ ……………………….….………………………..……..……….(5)
8

TS dapat ditentukan melalui banyaknya intensitas kejadian dan juga kuat lemahnya
gelombang hambur balik. Hambur balik yang dihasilkan pada dasarnya dipengaruhi
karakteristik ikan. Pada ikan dengan spesies yang sama, semakin panjang ukuran
ikan maka nilai TS nya juga akan semakin besar.

2.8 Analisis Lanjutan


Hubungan antara nilai TS dengan panjang ikan (L) dapat dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linear sederhana. Model regresi linear sederhana
merupakan model analisis regresi yang hanya memiliki satu variabel bebas yaitu X.
Analisis regresi memiliki beberapa kegunaan, salah satunya untuk melakukan
prediksi terhadap variabel terikat Y. Melalui metode analisis regresi sederhana
dapat digambarkan hubungan antara nilai TS dan panjang total ikan (L).

TS= aL  b……………………………………………………………………….(6)

TS merupakan nilai target strength ikan sementara a dan b merupakan koefisien


regresi dan L sebagai satu-satunya variabel bebas yang merupakan panjang baku
dari ikan gabus (Channa striata).
Hubungan linear antara nilai target strength dan ukuran panjang ikan dapat
diamati melalui koefisien korelasi (r) dengan skala –1 sampai +1. Nilai koefisien
korelasi (r) mendekati +1 menunjukan adanya korelasi antara nilai target strength
dan ukuran panjang ikan, sementara nilai koefisien korelasi (r) mendekati –1
menunjukan tidak adanya korelasi antara nilai target strength.
Nilai koefisien korelasi juga menunjukkan erat atau tidaknya korelasi antara
nilai target strength dan ukuran panjang. Nilai koefisien korelasi yang berada pada
rentang 0.5 ≤ (r) ˂ 0.75 menunjukkan adanya hubungan linear yang erat, rentang
0.75 ≤ (r) ≤ 1 menunjukkan adanya hubungan linear yang sangat erat sementara
Nilai koefisien korelasi (r) bernilai 0 maka kedua variabel tidak menunjukkan
adanya hubungan (Sawada et al 2002).
9

III HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Lingkungan


Keseluruhan bagian penelitian dilakukan dalam watertank. Watertank
memiliki diameter kolam uji coba sebesar 6 meter dengan kedalaman 3.2 meter.
Sebelum penelitian dilakukan pengukuran data kualitas air dengan mengukur suhu
(°C) dan salinitas (per mil). Data suhu dan salinitas didapatkan dengan
menggunakan termometer dan refraktometer, pengukuran data kualitas air ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai kecepatan suara. Nilai kecepatan suara (m/s)
diperoleh melalui hasil perhitungan persamaan Del Grosso dan Mader (1972) yaitu
sebesar 1496.96 m/s. Tabel 4 adalah detail dari kondisi parameter fisik watertank:

Tabel 4. kondisi parameter fisik watertank


Parameter Nilai
Salinitas (per mil) 0
Suhu (°C) 25
Kedalaman transducer (m) 0.5
Kecepatan suara (m/s) 1496.69
Jarak objek terhadap transducer(m) 0.9 – 1.05

3.2 Karakteristik Ikan Gabus (Channa striata)


Channa striata atau ikan gabus merupakan ikan konsumsi yang sering ditemui
di pasaran. Ikan gabus merupakan ikan karnivora yang banyak ditemui di asia
tenggara. Ikan gabus memiliki kepala berbentuk pipih dan memiliki sisik besar
pada bagian atas kepalanya sehingga dijuluki sebagai “snake head“. Ikan gabus
memiliki tubuh berwarna coklat kehitaman pada bagian atas dan coklat keputih-
putihan pada bagian perut. Pada sisi sampingnya terdapat coretan-coretan agak
kabur, memiliki mulut besar dengan gigi-gigi yang tajam (Gambar 4) Berikut ini
merupakan klasifikasi ikan Gabus (Channa striata) yang digunakan:

Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Infrafilum : Gnathostomata
Superkelas: Actinopterygii
Kelas : Teleostei
Superordo : Acanthopterygii
Ordo: Perciformes
Subordo : Channoidei
10

Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata

Gambar 4. Ikan Gabus (Channa striata) (Sumber: Bloch 1793)

Di alam, ikan gabus hidup pada perairan dangkal di kedalaman 1-2 meter
dan sangat jarang ditemui pada kedalaman 10 meter ke bawah. Gabus hidup pada
perairan tenang dan dapat hidup di pada air yang keruh dan rendah oksigen sehingga
tak jarang ditemui pada daerah rawa (Cagauan 2007). Menurut Kordi (2011), Ikan
gabus mampu bertahan hidup pada daerah yang rendah oksigen (mencapai kurang
dari 2 mg.L) karena memiliki alat pernafasan tambahan yaitu di vertikula sehingga
ikan gabus mampu mengambil oksigen langsung dari udara dengan menaikkan
mulut ke permukaan perairan.
Ikan gabus merupakan ikan yang cukup sensitif dengan keadaan
lingkungannya. Ikan gabus mampu hidup dengan baik pada perairan yang memiliki
pH yang berada pada kisaran 6.5 – 9 dan bersuhu suhu 25 – 320C. Ikan gabus dapat
bertahan hidup di luar kondisi tersebut, namun nafsu makan ikan gabus dapat
menurun dan terjadi pertumbuhan bakteri dan parasit (Kordi 2011).
Siklus hidup ikan gabus berawal dengan proses pemijahan yang dilakukan
di sekitar tanaman air pada perairan dangkal dengan arus lemah. Ikan gabus
kemudian membangun sarang berbusa di antara vegetasi lingkungan yang akan
menjadi tempat mengapung bagi telur ikan gabus yang sudah dibuahi. Telur
tersebut selanjutnya mengalami pembentukan embrio dan mulai terbentuk mata dan
tubuh, kemudian menetas menjadi larva dan bertumbuh menjadi benih, lalu menjadi
ikan gabus dewasa (Muslim 2017). Dalam siklusnya tidak secara khusus disebutkan
tahap anakan atau fingerling stage, namun menurut Fitriliyani (2005) ikan gabus
dewasa mampu melakukan pemijahan dengan umur induk sekitar 1 tahun dengan
panjang sekitar 25 cm. sehingga ikan gabus yang digunakan belum dapat dianggap
sebagai ikan gabus dewasa.
Penelitian ini menggunakan gabus sebanyak 15 ekor (Tabel 5) dengan
berbagai ukuran pada rentang 10-15 cm yang akan dianalisis hubungannya antara
panjang dan nilai dari target strength ikan. Terdapat 14 ikan dalam kondisi hidup
selama pengambilan data, namun salah satu ikan mati (Ikan 12).
11

Tabel 5. Kondisi ikan gabus sebagai objek penelitian


Sample
Panjang Total (cm) Bobot Badan (gr) Kondisi
Ikan
Ikan 1 11.10 19.60 Hidup
Ikan 2 11.70 17.80 Hidup
Ikan 3 11.51 16.90 Hidup
Ikan 4 11.85 18.70 Hidup
Ikan 5 10.73 13.40 Hidup
Ikan 6 11.47 16.70 Hidup
Ikan 7 13.71 26.60 Hidup
Ikan 8 11.81 14.90 Hidup
Ikan 9 12.12 21.80 Hidup
Ikan 10 14.22 26.80 Hidup
Ikan 11 12.03 20.60 Hidup
Ikan 12 10.82 13.50 Mati
Ikan 13 14.73 30.80 Hidup
Ikan 14 12.42 24.10 Hidup
Ikan 15 13.01 24.40 Hidup

Menurut McLennan (1981) ikan hidup memiliki TS yang berbeda dengan


ikan mati. Di sisi lain melakukan perekaman data pada ikan yang berada dalam
kondisi mati akan memberikan keuntungan karena ikan yang bergerak akan
membuat ikan tidak berada pas di bawah transducer selain itu keberadaan ikan di
bawah transducer juga akan dipengaruhi oleh pergerakan air (Simmonds dan
McLennan 2005), padahal posisi ikan terhadap transducer memiliki pengaruh lebih
besar terhadap nilai TS dibandingkan dengan ukuran ikan. (Frouzova 2011)

3.3 Echogram
Menurut Hamuna et al. 2018, Echogram merupakan hasil dari rekaman data
echosounder yang berbentuk tampilan grafis yang berfungsi untuk memberikan
informasi tentang kekuatan echo dan waktu yang dibutuhkan echo untuk
memantulkan kembali. Selain itu echogram juga menampilkan informasi seperti
kedalaman, posisi objek serta dasar perairan. Echogram menggunakan piksel
dengan warna-warna yang berbeda sebagai indikator kuat atau lemahnya sinyal
yang diterima untuk membedakan objek, dasar perairan, ataupun noise, Echogram
menggunakan piksel dengan warna-warna yang berbeda sebagai indikator kuat atau
lemahnya sinyal yang diterima. Contohnya, warna merah/hitam menunjukkan
sinyal yang kuat sementara abu-abu/biru menunjukkan sinyal yang lemah. Gambar
5 merupakan echogram yang dihasilkan melalui proses perekaman data anakan ikan
gabus (Channa striata)
12

Permukaan

Ikan Gabus

Dasar Perairan
Gambar 5. Echogram Anakan Ikan Gabus (Channa striata)

Pada Echogram ikan berada pada kedalaman 0.9-1.05 m, bagian atas dari
echogram terdapat warna warna bertumpuk merupakan near field dan pada bagian
bawah dengan warna-warna yang lebih kuat merupakan dasar dari watertank.
Warna pada piksel terlihat lebih kuat karena memantulkan benda yang keras
(Hamuna et al. 2018) selain itu ditemukan juga lapisan noise pada kedalaman 1.6
m. Noise merupakan sinyal pantulan yang berasal dari target yang tidak diinginkan
dan diterima oleh echosounder. Pada pengambilan data secara insitu, Noise dapat
dihasilkan oleh banyak sumber seperti kavitasi pada propeller kapal, aliran air
dalam badan kapal, suara yang dihasilkan hewan, angin, dan pecahan ombak, atau
noise dari hardware echosounder itu sendiri (Urick, 1983) Noise level dapat
berubah secara cepat dengan dipengaruhi oleh kondisi alam, kecepatan vessel,
kedalaman perairan atau struktur dasar laut (Urick, 1983). Perekaman data pada
watertank sebagai kondisi terkontrol secara tidak langsung mengurangi noise yang
diterima echosounder selama perekaman data sehingga nilai noise yang cukup kecil
dapat diabaikan. Noise pada watertank dapat berasal dari timbunan kotoran yang
mengendap pada dasar watertank selama bertahun-tahun dan membentuk
permukaan yang tidak rata. Menurut Boulton dan Wynes (2001) dasar perairan
kasar yang tidak rata dapat menimbulkan gema menyeluruh secara perlahan. Hal
ini berarti gema yang ditimbulkan dari timbunan kotoran pada dasar watertank
dapat terdeteksi dan muncul pada echogram.

3.4 Kalibrasi Bola Sphere


Terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan bola sphere
(Gambar 6) sebelum perekaman data pada target ikan gabus. Bola sphere yang
digunakan terbuat dari bahan tungsten carbide dengan diameter 38.01 mm.
Tungsten carbide memiliki struktur sangat keras dengan nilai 9.5 % dalam skala
kekerasan Mohs. Dengan struktur yang keras dan presisi yang baik bola sphere
dengan bahan tungsten carbide sangat cocok untuk menjadi target standar (Foote
dan Maclennan 1983). Bola sphere digunakan dalam kalibrasi karena
kemampuannya untuk memantulkan kembali sinyal secara sempurna. Menurut
Medwin dan Clay 1998, Bola sphere digunakan karena sifatnya yang dapat
memancarkan sinyal akustik yang sama pada tiap sisinya (Medwin dan Clay 1998).
13

Gambar 6. Echogram Kalibrasi Bola Sphere

Bola sphere diletakkan pada kedalaman 1.63 m dari transducer. Bola sphere
ditandai dengan garis berwarna kuning pada display dengan rentang nilai TS
sebesar -45.57 dB sampai -44.36 dB dan nilai TS rata-rata sebesar -44.74 dB.
Menurut percobaan Forbes et al. (1980) Nilai target strength bola sphere berada
pada rentang nilai -40.00 dB sampai -45.00 dB, sehingga nilai target strength yang
dihasilkan masih masuk kedalam rentangan. Nilai target strength pabrikan bola
sphere sendiri adalah -45 dB.
Dasar perairan berada pada bagian bawah echogram dan ditandai dengan
warna coklat muda dan coklat tua, dengan nilai ini berada pada rentang -20 dB
sampai -25 dB. Menurut penelitian Qomarudin (2018) hal ini berasal dari pantulan
yang dihasilkan oleh keramik dan lapisan kotoran yang tertimbun selama bertahun-
tahun pada dasar watertank.

3.5 Target Strength (TS)


Perekaman dilakukan terhadap 15 ekor ikan gabus dengan panjang yang
bervariasi. Selain itu, selama perekaman dilakukan beberapa ikan dalam kondisi
masih cukup aktif bergerak namun ada juga yang dilakukan dalam kondisi sudah
mati. Hal ini menyebabkan hambur balik yang ditimbulkan cukup bervariasi. Hasil
pengukuran TS ikan gabus, panjang total dapat diamati pada Tabel 6 di bawah ini.
Perekaman data dilakukan pada 15 ekor ikan gabus dengan rentang panjang
badan ikan 10-15 cm memiliki rentang nilai TS rata-rata -46.80 dB sampai -45.01
dB, Ikan terpanjang (14.73cm) memiliki TS rata-rata sebesar -45.79 dB dan ikan
terkecil (10.73 cm) dengan nilai TS rata-rata -45.79 dB, Nilai TS memiliki
hubungan linear dengan panjang tubuh ikan (Foote, 1987) yang berarti semakin
besar nilai TS rata-rata akan semakin panjang tubuh ikan tersebut, Pada ikan ke 12,
ikan memiliki tubuh yang tidak terlalu pendek namun nilai TS rata-rata yang
dihasilkan cukup kecil, Ikan ke 12 memiliki panjang 10.82 cm dengan nilai TS
-46.80 dB, Hal ini dapat terjadi karena ikan dalam kondisi mati, Priatna dan
Wijopriono (2011) menyatakan bahwa banyak faktor seperti, posisi ikan (yawing,
rolling, pitching, heave, swaying, surging) terhadap transduser yang tepat pada
14

bagian bawah transduser atau on axis, luasan area tersounding serta kekenyalan
tubuh ikan (daging) dapat mempengaruhi nilai TS.

Tabel 6. Hasil pengukuran TS


Panjang
Standar
Nama Nilai TS (dB) Total
(cm) Deviasi
Ikan 1 -45.11 11.10 0.08
Ikan 2 -45.28 11.70 0.28
Ikan 3 -45.31 11.51 0.26
Ikan 4 -45.13 11.85 0.10
Ikan 5 -45.79 10.73 1.31
Ikan 6 -45.32 11.47 0.34
Ikan 7 -45.04 13.71 0.01
Ikan 8 -45.45 11.81 0.58
Ikan 9 -45.06 12.12 0.02
Ikan 10 -45.03 14.22 0.01
Ikan 11 -45.07 12.03 0.05
Ikan 12 -46.80 10.82 4.12
Ikan 13 -45.01 14.73 0.01
Ikan 14 -45.05 12.42 0.05
Ikan 15 -45.04 13.01 0.02

3.6 Hubungan Panjang ikan (L) terhadap Target Strength (TS)


Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara panjang total ikan gabus
dan nilai target strength, Pada sumbu x terdapat panjang tubuh ikan (L) dalam
satuan cm, sementara pada sumbu y terdapat nilai TS ikan gabus dalam satuan dB
(desible), Melalui grafik tersebut diperoleh persamaan TS = 64.439ln(L) – 215.66
dengan nilai R sebesar 0.8531, Koefisien R digunakan dalam menjelaskan kekuatan
hubungan antara variable x dan variable y, yang berarti hubungan antara panjang
total (L) ikan gabus dan nilai TS mempunyai hubungan yang kuat dengan
presentase hubungan sebesar 85.31%. Menurut Sawada et al (2002), rentang nilai
0.75 ≤ (r) ≤ 1 menunjukkan adanya hubungan linear yang sangat erat. Sementara,
untuk koefisien determinasi (R2) memiliki nilai sebesar 0.7279 yang berarti 72.79%
variabel X (panjang total ikan) dapat menerangkan/ menjelaskan variabel Y dan
27.21% dijelaskan oleh variabel lainnya.
15

-30
-3510,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00

Target Strength (TS) -40


-45
-50
-55
-60
TS= 64.439ln(L) - 215.66
-65
R2 = 0.7279
-70 R=0.8531
-75
Panjang Total Ikan

Gambar 7. Grafik hubungan antara panjang total ikan dengan TS

Variable lain sebesar 27.21% dapat terjadi dikarenakan banyak hal. Menurut
Simmonds dan McLennan (2005) selain ukuran, nilai TS juga sangat dipengaruhi
oleh posisi sudut orientasi ikan, Dalam kasus ini nilai TS yang dihasilkan banyak
dipengaruhi oleh sudut orientasi ikan yang terus berubah terhadap transducer
karena adanya pergerakan air yang terus bergeser dan kondisi beberapa sampel ikan
yang digunakan saat perekaman data masih dalam kondisi hidup, Hal ini juga
selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Frouzova (2011) yang
menyatakan bahwa posisi ikan terhadap transducer memiliki pengaruh lebih besar
terhadap nilai TS dibandingkan dengan ukuran ikan.

IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis hubungan antara panjang total dan
nilai TS anakan ikan gabus (Channa striata) memiliki hubungan yang sangat kuat
yang ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 85.31% dan persamaan TS=
64.439ln(L) – 215.66, koefisien determinasi (R2) memiliki nilai sebesar 0.7279
yang berarti 72.79% variabel X (panjang total ikan) dapat menerangkan/
menjelaskan variabel Y dan 27.21% dijelaskan oleh variabel lainnya.

4.2 Saran
Diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh volume gelembung
renang ikan gabus terhadap nilai target strength dan melanjutkannya dengan jenis
keluarga channidae lainnya.
16

DAFTAR PUSTAKA

Abedi S, Ahmad Z, Far F E, Hussain M K, Jais A M, 2012, Effects of Haruan (C,


striata) based cream on acute inflammation in croton oil induced mice ear
edema model, Research Journal of Biological Science, 7(4): 181–187,
Ardianto D, 2015, Buku Pintar Budidaya Ikan Gabus, Yogyakarta (ID): FlashBook,
Baie S, Sheikh K A, 2000, The wound healing properties of Channa striatus
cetrimide cream-wound contraction and glycosaminoglycan measurement,
Journal of Ethnopharmacology, 73: 15–30,
Bendrianto, 2018, Pengukuran Target Strength dan Volume Backscattering
Strength Ikan Bawal Air Tawar (Piaractus brachypomus), [skripsi], Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor
Bloch, M.E., 1793, Naturgeschichte der Ausländischen fische, 7: Berlin,Germany,
Morino & Co., 144 p.
Boulton B, Wyness R, 2001, Annual Report: Sangachal Seabed Mapping Survey,
London: BP
Cagauan, A, 2007, Exotic aquatic spesies introduction in philippines for
aquaculture a threat to bio diversity or a boon to economy?, Journal of
Environtment Science and Management, 10(1)48-62
Demer, D,A,, Berger, L,, Bernasconi, M,, Bethke, E,, Boswell, K,, Chu, D,,
Domokos, R,, Dunford, A,, Fassler, S,, Gauthier, S, and Hufnagle, L,T,,
2015, Calibration of acoustic instruments, ICES Cooperative Research Report
No, 326,133 pp
Del Grosso, V,A, and Mader, C,W,, 1972, Speed of sound in pure water, the
Journal of the Acoustical Society of America, 52(5B):1442-1446
Fitriliyani I. 2005. Pembesaran Larva Ikan Gabus (Channa striata) dan Efektifitas
Induksi Hormon Gonadotropin Untuk Pemijahan Induk [Tesis] Institut
Pertanian Bogor: Bogor.
Foote, K,G,, 1987, Fish target strengths for use in echo integrator surveys, The
Journal of the Acoustical Society of America, 82(3):981-987,
Foote, K, G,, & MacLennan, D, N, 1984, Comparison of copper and tungsten
carbide calibration spheres, The Journal of the Acoustical Society of
America, 75(2), 612-616
Forbes EJ, Simmonds, and, Edwards JI 1980 Progress in target strength
measurements on live gadoids, Marine Laboratory Working Paper No, 80/15,
40
Frouzova, J,, Kubecka, J,, & Mrkvicka, T, (2011), Differences in acoustic target
strength pattern between fish with one-and two-chambered swimbladder
during rotation in the horizontal plane.Fisheries Research.109(1),114-118
Hamuna, B,, Dimara, L,, Pujiyati, S,, & N, Natih, N, 2018, Surface Backscattering
Strength of Seabed Substrate Using Single Beam Echosounder, Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 1(2), 145-152,
Horne J K, 2000, Acoustic Approaches to Remote Species Identifification: a review,
Fisheries Oceanography, 9: 356–71.
17

ITIS (Integrated Taxonomic Information system). 2022.


https://www.itis.gov/servlet/
SingleRpt/SingleRpt?searchtopic=TSN&search_value=166667#null
Kordi, K. M.G.H. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus. Lily
Publisher. Yogyakarta.
Lurton X, 2002, An Introduction to Under-water Acoustics: Principles and
Applications, Praxis Publishing, Chichester
MacLennan, D N, Simmonds E J, 1992, Fisheries acoustics, Chapman & Hall
London, 325 hal,
MacLennan D N, Copland P J, Armstrong E, Simmonds E J, 2004, Experiments on
the discrimination of fish and seabed echoes, J Marine Science, 61:201-210,
MacLennan D, Simmonds J, 2005, Fisheries Acoustics Theory and Practice Second
Edition, Oxford: Blackwell Science Ltd,
MacLennan DN, Simmonds EJ, 1992, Fisheries Acoustics, London (UK) :
Chapman & Hall,
Makmur, S. dan Prasetyo, D. 2006. Kebiasaan makan, tingkat kematangan gonad
fekuenditas ikan haruan (Channa striata Bloch) di Suaka Perikanan Sungai
Sambujur DAS Barito Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia. 13(1)27-31
Manik, H,M, and Solikin, S,, 2015, Pengukuran Refleksi Akustik Bola Sphere
Menggunakan Instrumen Quantified Fish Finder, In Seminar Nasional
Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (pp, 57-60),
Masrikat JAN, 2009, Kajian standing stock ikan pelagis kecil dan demersal serta
hubungannya dengan kondisi oseanografi di Laut Cina Selatan, Perairan
Indonesia [disertasi], Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor,
Medwin, H, Clay and C S, 1998, Fundamentals of Acoustical
Oceanography,Boston: Academic Press
Miyanohana Y, Sawada K,, Takao Y, 2002, Introduction of the Precise Target
Strength Measurement for Fisheries Acoustics, Turk J Vet Anim Sci, 26: 209-
214
Muslim, M.2017. Budidaya Ikan Gabus (Channa striata)
Peristiowati Y, Siyoto S, Wahyuni I S,2015, Pengaruh Pemberian (Albumin) Ikan
Kutuk terhadap Peningkatan Kadar Albumin pada Pasien Post Operasi dengan
Hipoalbumin di Ruang Graha Hita RSUD dr, Iskak Tulungagung, Jurnal
Stikes Strada, 1-8
Priatna A, Wijopriono, 2011, Estimasi stok sumber daya ikan dengan metode
hidroakustik di Perairan Kabupaten Bengkalis, J Penelitian Perikanan
Indonesia, 17(1): 1-10,
Qomarudin, 2018, Deteksi Nilai Hambur Balik Berbagai Objek (Bola sphere,
Keramba dan Dasar watertank) Menggunakan Instrumen Single Beam
Transducer [skripsi], Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rohlf, F,J,, 2015, The tps series of software, Hystrix, 26(1)
Urick, Robert J, 1983, Principles of Underwater Sound, 3 Edition, New York
(USA): McGraw- Hill Book Company,
18

Sawada, K,, Takao, Y,, Miyanohana, Y,, Kinacigİl, H, T, 2002, Introduction of the
Precise TS Measurement for Fisheries Acoustics, Turkish Journal of
Veterinary and Animal Sciences, 26(2), 209-214,
Simrad, 2012, Installation manual, Simrad EK15 multi-purpose scientific
echosounder, http://www,simrad,com/ ek15, [Retrieved on 20 May 2017],
Smadi, Abdullah A, Nour H, Abu-Afouna, 2012, On Least Squares Estimation in a
Simple Linear Regression Model with Periodically Correlated Errors: A
Cautionary Note, Austrian Journal of Statistics, 41(3): 211–226,
Supranto MA, 2004, Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi, Jakarta (ID): PT
Rineka Cipta,
Syaifudin M, Muslim M, 2012, Pemeliharaan Benih Ikan Gabus (Channa striata)
Pada Media Budidaya (Waring) Dalam Rangka Domestikasi, Majalah
Sriwijaya, 22(15): 21-27
Walpole E, 2001, Pengantar Statistika, Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Zakaria Z A, Jais A M M, Goh Y M, 2007, Amino acidand fatty acid composition
of an aqueous extract of Channa striatus (Haruan) that exhibits antinociceptive
activity, Clin Exp, Pharmacol Physiol, 3: 198–204

Anda mungkin juga menyukai