Anda di halaman 1dari 3

Nama : Umi Agustin

NIM : 05011282025086
Kelas : Agribisnis B Indralaya
Dosen Pengampu :
Review Jurnal “Pengaruh Lahan Kering Dan Basah Terhadap Jumlah Pati Dan Kadar Glukosa
Pada Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) Tahap Berbunga.”

Judul Pengaruh Lahan Kering Dan Basah Terhadap Jumlah Pati Dan
Kadar Glukosa Pada Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) Tahap
Berbunga.
Jurnal Jurnal Bioleuser
Volume dan Halaman Vol 3 No 3 dan Hal 64-66
Tahun 2019
Penulis Yunita dan Mukhlisah
Reviewer Umi Agustin
Tanggal 05 Maret 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pengaruh Lahan Kering Dan Basah


Terhadap Jumlah Pati Dan Kadar Glukosa Pada Sagu
(Metroxylon sagu Rottb.) Tahap Berbunga.” Berisi tentang
penelitian guna untuk mengetahui perbedaan jumlah pati dan
kadar glukosa sagu pada lahan kering dan lahan basah serta
akumulasi jumlah pati sagu pada tiap bagian batang.
Pendahuluan Pada pendahuluan peneliti menyatakan bahwa sagu merupakan
sumber makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia. Sagu
juga dimanfaatkan menjadi berbagai olahan mulai dari
makanan, bahan baku industri dan pakan ternak. Dibeberapa
penelitian menyatakan bahwa perkembangan pohon sagu
menentukan kadar tepung sagu yang dikandungnya, akumulasi
pati sagu berada pada kondisi maksimum ketika tahap
berbunga.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
deskriptif. Parameter yang diamati ialah jumlah pati dan kadar
glukosa sagu pada pohon yang tumbuh di lahan kering dan
lahan basah; jumlah pati pada batang bagian bawah, tengah,
dan atas.
Hasil dan Pembahasan Dari penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil bahwasannya
rata-rata jumlah pati yang diperoleh pada pohon sagu lahan
basah sebanyak 102,33 kg/pohon dan lahan kering sebanyak
90,33 kg/pohon. Berdasarkan pengujian, nilai ini tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata. Tingginya jumlah pati di
lahan basah menunjukkan bahwa lahan basah sangat baik bagi
pertumbuhan sagu hal ini disebabkan oleh air yang berperan
penting bagi fotosintesis sagu.
Peneliti juga menyebutkan bahwa rata-rata glukosa sagu di
lahan kering sebesar 34,15% sedangkan di lahan basah sebesar
36,82% nilai ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Perbedaan angka ini diperkirakan disebabkan oleh suhu
lingkungan yang berbeda karena suhu lingkungan yang tinggi
mempengaruhi laju respirasi. Pohon sagu di lahan kering
menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan
dengan lahan basah, sehingga tahap perkembangan generative
lebih cepat terjadi. Peneliti juga menyebutkan bahwa jumlah
pati terbanyak terdapat pada bagian tengah pohon.
Berdasarkan materi yang telah dipelajari, dapat dikatakan
bahwasannya lahan basah dan kering memiliki keunggulan
sendiri sesuai dengan komoditi yang ditanam. Seperti pohon
sagu yang ternyata lebih cocok ditanam pada lahan basah.
Namun, tetap harus dikelola sesuai dengan kebutuhan tanaman
tersebut. Ekosistem yang ada dilahan basah juga lebih banyak
dibandingkan dengan lahan kering. Pada lahan basah juga
didominasi oleh tanaman tahunan yang dapat hidup di pH tanah
yang rendah (masam).
Kelebihan Kelebihan dari jurnal ini ialah :
1. Bahasa yang digunakan peneliti sederhana dan mudah
untuk dipahami.
2. Peneliti menjelaskan secara singkat, jelas dan tidak
bertele-tele maupun berbelit-belit.
Kekurangan Kekurangan pada jurnal ini ialah :
1. Peneliti tidak menyebutkan secara rinci dimana lokasi
penelitian ini dilakukan.
2. Peneliti terlalu banyak mengutip dari penelitian
terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai