Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR TANAH DAN TANA

MAN

“Status Kadar Lengas T anah Pengaruhnya Terh


adap Tingkat Serapan “

Disusun Oleh :

Fajar Dwi Prasojo (20180210060)


Asri Tri Wulandari (20180210063)
Rizky Syahrul Ramdhani (20180210070)
Dewi Mustika Rahmadani (20180210079)
Lucky Nurramadhan Putra K (20180210083)
Yoga Adhi Wijaya (20180210091)
Nur Rifana Rahmi (20180210096)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanah adalah kumpulan dari tubuh alam yang menduduki sebagian besa
r daratan. Tanah manpu menumbuhkan tanaman, selain itu tanah juga merupak
an tempat makhluk hidup lainnya (hewan dan manusia) melangsungkan hidupn
ya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad hidu
p yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah jug
a merupakan media yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang ada di bumi, se
bab tanah sangat dibutuhkan dalam kehidupan karena dapat dimanfaatkan untu
k pertumbuhan bagi tanaman (Hanafiah,2012).

Tanah merupakan bagian lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur, di
mana tanah berasal dari batuan induk. Tanah terdiri dari lapisan-lapisan dengan
berbeda warna sampai ke bagian dalam yang memiliki tekstur keras dan sulit di
tembus (bahan induk). Tanah memiliki berbagai sifat yang menentukan kualita
s tanah. Seperti sifat biologi, sifat kimia dan sifat fisika. Bagian tanah yang terd
apat pada lapisan paling atas disebut dengan top soil. Selanjutnya tanah akan m
embentuk berbagai lapisan hingga membentuk profil tanah (Ziadat and Taimeh,
2013).

Tanaman juga dibutuhkan oleh manusia sebagai sarana pemenuhan


makanan dan lain-lain. Komponen tanah yang terdiri atas mineral organik, udar
a, air menyusun antara satu dengan yang lain sehingga membentuk sebuah tubu
h tanah. Bahan organik yang terdapat di dalam tanah dapat diartikan sebagai sis
a-sisa dari tanaman atau hewan yang terdapat di dalam tanah dan terdiri dari or
ganisme yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Tiap-tiap daerah, kenamp
akan sifat-sifat fisik tanah ini berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah la
in, tergantung dari gabungan antara bahan induk, iklim, topografi, dan organis
me.

Lengas tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang mempunyai
peran sebagai penjaga dari kelembaban tanah. Kelembaban tanah adalah variab
al dalam pengendalian dari pertukaran air dan energi dari permukaan tanah ke a
tmosfer melalui penguapan dan transpirasi tanaman. Kadar lengas merupakan b
anyaknya suatu kandungan air didalam tanah dan bahan yang larut didalamnya.
Perhitungan pada kadar lengas dapat dilakukan di tanah lapang, kering dan jen
uh. Pengukuran kadar lengas tanah dapat digunakan sebagai patogan usaha bud
idaya suatu tanaman. Karena tanah merupakan media yan utama dalam melaku
kan kegiatan pertanian. Oleh karena itu perlu diadakannya praktikum pengukur
an kadar lengas tanah dengan tujuan sebagai berikut (Permanasari dan Sulistya
ningsih, 2013).

B. Tujuan

Mengetahui dan memahami tentang kadar lengas tanah dan kapasitas la


pang serta hubungannya dengan sifat fisik tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah lapisan kerak bumi yang melapuk , yang berupa bangunan al
ami yang tersususn atas horizon- horizon yang terdiri atas bahan –bahan mineral d
an organik . tnah bersifat galir(tidak terpadu , dan memilki tebal yang tidak sama
yang dipengaruhi oleh faktor –faktor genetis dan lingkungan , mempunyai sifat ya
ng berbeda dengan bahan dibawahnya(susanto,2005).

Kadar lengas tanah merupkan kandungan uap air yang terdapat dalam pori
tanah , satuan untuk mneyatakan kadar lengas dapat berupa persen volume. Kadar
lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan (H
ardjowigeno,1993). Aak(1993) memberi batasan –batasan yang menyatakan kand
ungan air dalam tanah , diantaranya adalah kapasitas menahan maksimal yakni ju
mlah air maksimal dapat ditampung tanah sesudah hujan turun , kapsitas lapang y
akni keadaan air didalam tanah setelah air gravitasi turun sama sekali, ttik layu per
manen karena tanaman tidak cukup kuat untuk menyerap air tanah , titik higrokop
is yakni jumlah air yqng tersedia bagi tanaman yaitu selisih kandungan air antara
kapasitas lapangan dan titik layu. ketersediaannya, maka lengas dibagi menjadi :

1) air kelebihan
2) air tersedia
3) air tidak tersedia.

kelebihan merupakan air yang terikat diatas kapasitas lapang, tidak mengu
ntungkan bagi tanaman tingkat tinggi. Air tersedia merupakan air yang terikat dia
ntara kapasitas lapang dan titik layu permanent, dan air tak tersedia adalah air yan
g terikat dalam tanah pada titik layu permanen.Lengas tanah memiliki fungsi yang
penting dalam pembentukan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pembentuka
n tanah, lengas tanah berfungsi membantu proses pelapukan batuan baik secara fis
ik maupun kimia serta menjaga suhu tanah agar tidak terlalu panas maupun terlalu
dingin. Sedangkan bagi pertumbuhan tanaman lengas berfungsi mengantar unsur
hara ke tanaman, mengisi bagian dari sel-sel tanah dan menetralkan suhu tubuh ta
naman.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pembahasan praktikum yang telah dilakukan dengan penanaman jagu


ng perlakuan lengas tanah 90 % menggunakan media tanah. Media tanah memiliki
banding pupuk anorganik (pupuk urea, sp36 dan KCl) dan jumlah air berupa 100 :
0, 95 : 5, dan 90 : 10. Berbagai perlakuan dimasukkan ke dalam 3 polybag dengan
berat tanah masing-masing 6 kg. Setelah melewati waktu tanam, maka dilakukan
pengamatan setiap 1 minggu sekali. Pada pengamatan memiliki tujuan untuk
mengetahui tinggi dan jumlah daun jagung. Berikut merupakan tabel dari tinggi
tanaman dan jumlah daun jagung:

Tabel 1 . Tinggi tanaman dan jumlah daun jagung

Perlakuan
Waktu U1 (100 : 0) U2 (95 : 5) U3 (90 : 10)
Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun
minggu 1 19,3 cm 2 17,1 cm 3 20,2 cm 2
minggu 2 34,0 cm 4 34,5 cm 4 31,0 cm 3
minggu 3 52,4 cm 5 59,9 cm 5 46,7 cm 4
minggu 4 79,5 cm 7 85,2 cm 7 73,5 cm 5
Berdasarkan hasil tabel di atas diperoleh tinggi dan jumlah daun dari
minggu 1-4 sebagai berikut :

a. Pada minggu 1 terdapat U3 berupa jagung yang memiliki tinggi lebih besar
dari lainnya yaitu 20,2 cm. Sedangkan jumlah daun terbanyak ialah pada U2
berjumlah 3.
b. Pada minggu 2 terdapat U2 berupa jagung yang memiliki tinggi lebih besar
dari lainnya yaitu 34,5 cm. Sedangkan jumlah daun terbanyak ialah pada U1
dan U2 yaitu 4.
c. Pada minggu 3 terdapat U2 berupa jagung yang memiliki tinggi lebih besar
dari lainnya yaitu 59,9 cm. Sedangkan jumlah daun terbanyak ialah pada U1
dan U2 yaitu 5.
d. Pada minggu 4 terdapat U2 berupa jagung yang memiliki tinggi lebih besar
dari lainnya yaitu 85,2 cm. Sedangkan jumlah daun terbanyak ialah pada U1
dan U2 yaitu 7.

Dapat diambil kesimpulan pada data ini bahwasanya U2 memiliki rata-rata


tinggi jagung lebih besar. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah pupuk
anorganik 5% dan pemberian air yang tidak terlalu tinggi atau rendah
dibandingkan U1 dan U3. Sehingga ketersediaan unsur hara tercukupi dengan
baik dan efisien. Pada jumlah daun, rata-rata lebih banyak pada U1 dan U2.
Pengaruh jumlah daun dapat disebabkan keefisien jumlah pupuk dan air masing-
masing ulangan.

Dalam pengamatan tinggi dan jumlah daun, terdapat juga pengorbanan


jagung setelahnya. Pengorbanan dilakukan ketika telah mencapai 1 bulan dalam
proses pertumbuhan jagung dengan beberapa parameter yang diamati. Dalam
pengorbanan, mengambil akar dan tajuk jagung. Pengorbanan ini bertujuan untuk
mengetahui berat basah sebelum pengovenan dan berat kering selama atau setelah
pengovenan. Pengovenan dapat dilakukan kurang lebih 3 hari. Berikut merupakan
tabel berat basah dan berat kering jagung.
Tabel 2 . Berat basah akar dan tajuk tanaman jagung

Komposis Berat Akar Berat Tajuk


i Basah Basah
100 % 8,05 gr 33,26 gr
95 % 2,84 gr 31,74 gr
90 % 3,36 gr 32,50 gr

Tabel 3 . Berat kering akar dan tajuk tanaman jagung

Berat Akar Berat Tajuk


Kompo
Kering Kering Kering Kering
sisi
(Hari 1) (Hari 3) (Hari 1) (Hari 3)
100 % 1,4 gr 1,2 gr 4,6 gr 3,6 gr
95 % 0,5 gr 0,5 gr 3,1 gr 2,9 gr
90 % 0,6 gr 0,4 gr 5,2 gr 4,1 gr

Berikut merupakan identifikasi berat basah dan kering jagung,


diantaranya:

a. Pada tabel berat basah diketahui bahwa komposisi 100% memiliki berat
akar terbesar yaitu 8,05 gr. Sedangkan tajuk pada komposisi 90%
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan lainnya yaitu 32,50 gr.
b. Pada tabel kering terdapat komposisi 100% yang memiliki berat lebih
besar dibandingkan lainnya sejak hari ke-1 dan hari ke-3 dengan
berturut-turut yaitu 1,4 gr dan 1,2 gr. Sedangkan berat tajuk lebih besar
pada komposisi 90% sejak hari ke-1 dan hari ke-3 dengan berturut-turut
yaitu 5,2 gr dan 4,1 gr.

Dapat diambil kesimpulan pada tabel 2 dan 3 bahwa terdapat besar dan
kecilnya berat karena terdapatnya faktor dari unsur N. Unsur N berfungsi sebagai
pemacu pertumbuhan vegetatif jagung. Selain itu faktor dari ketersediaan air
mempengaruhi berat akar dan tajuk jagung.
IV. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan tentang kadar lengas tanah, dapat diambil
kesimpulan kami dapat mengambil kesimpulan bahwa perlakuan yang paling bai
k adalah perlakuan U1 dan U2. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan pembahasan
pengamatan yang rata-rata terbesar tinggi, jumlah daun, berat akar serta tajuk
jagung pada U1 dan U2. Pengaruh tersebut dikarenakan dari jumlah pupuk
anorganik, nutrisi N dan air yang efisien dalam kebutuhan jagung.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Hanafiah, K. A. 2012. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada. Jaka
rta.

Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Pressind


o, Jakarta. 320 Hal.

Permanasari, I dan E. Sulistyaningsih. 2013. Kajian Fisiologi Perbedaan Kadar Le


ngas Tanah Dan Konsentrasi Giberelin Pada Kedelai (Glycine Max L). Ka
jian Fisiologi, 4(1): 31-39.

Sudaryono ,2005 . Konservasi Lengas Tanah Melalui Rekayasa Lingkungan Pada


Lahan Pasir Beririgasi Teknis di Pantai Bugel Kulon Progo..Tek.Ling.P3T
L-BPPT.6(2): 334-351

Susanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Kanisius. Jakarta. 67 hal.

Ziadat,F.M and Taimeh, A.Y. 2013. Effect of Rainfall Intensity, Slope, Land Use
and Atencedent Soil Moisture On Soil Erosion in An Arid Environment. L
and Degration and Development, 24 (6) : 582-590.

LAMPIRAN
Gambar 1. Proses Penimbangan Berat Jagung

Anda mungkin juga menyukai