Ratu Bab 4
Ratu Bab 4
LAPORAN
REKAYASA LALU LINTAS
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekeliruan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat berterimakasih apabila ada dari
pembaca yang budiman memberi koreksi, saran atau petunjuk yang konstruktif
demi penyempurnaan laporan praktikum ini.
Penyusun,
Laporan ini disusun berdasarkan hasil survei lalu lintas yang telah
dilakukan pada tanggal 22 April – 31 Mei 2021 di Simpang Tak Bersinyal
Jl.Manggarupi.
Kode Tanda
No Jenis Survei Asisten Nilai
Titik Tangan
ANDRIAN DWI
Survey Simpang HAKMAR
1 SB4
Bersinyal
Mengetahui,
Koordinator
Asisten Dosen Mata Kuliah Dosen Mata Kuliah
Rekayasa Lalu Lintas Rekayasa Lalu Lintas
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang………………………………………………………..I-1
I.2. Manfaat dan Tujuan ………………………………………………….I-2
I.3. Ruang Lingkup……………………………………………………….I-3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Rekayasa Lalu lintas ………………………...……………….II-1
II.2. Teori Perhitungan Kapasitas Jalan …………………………………II-2
II.3. Definisi Umum dan Istilah …………………………………………II-4
II.4. Definisi Transportasi ……………………………………………….II-5
II.5. Definisi dan Klasifikasi Jalan ………………………………….......II-7
II.6. Karakteristik Arus Lalu Lintas……………………........................ II-11
II.7. Ruas………………………………………………………………..II-13
II.8. Simpang Bersinyal………………………………………………...II-15
II.9. Bagian Jalinan……………………………………………………..II-19
II.10. Jalan Perkotaan…………………………………………………...II-20
II.11. Jalan Luar Kota…………………………………………………...II-21
II.12. Jalan Bebas Hambatan……………………………………………II-22
- FOTO SURVEY
Kinerja ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk melayani kebutuhan
arus lalu lintas sesuai dengan fungsinya yang dapat diukur dan dibandingkan
dengan standar tingkat pelayanan jalan. Nilai tingkat pelayanan jalan dijadikan
sebagai parameter kinerja ruas jalan. Jalan merupakan prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan raya merupakan
sarana penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Seringkali kita
melihat permasalahan lalu lintas yang ada disekitar kita seperti arus kendaraan
pada jam-jam puncak yang terlalu banyak sehingga terjadi macet. Hal ini
membuat kita merasa kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.
Dunia lalu lintas semakin hari semakin kompleks sehingga tak jarang
menimbulkan masalah baru dari berbagai sudut pandang. Meningkatnya jumlah
kendaraan seperti mobil dan motor setiap tahunnya sehingga menyebabkan jumlah
arus lalu lintas tidak sebanding dengan kemampuan jalan atau kapasitas jalan.
Tujuan pengumpulan data pada survey lalu lintas kali ini yaitu :
Manfaat Penelitian
Ruang lingkup dan analisis lalu lintas dalam penyusunan laporan ini antara
lain:
2. Pedoman ini mengatur tata cara pencacahan lalu lintas dengan cara manual
pada ruas jalan depan McDonald’s Jalan Pettarani (R5), simpang bersinyal
di jalan Andi Tonro-Kumala, dan simpang tak bersinyal di Jalan Pettarani-
Alauddin.
1. Faktor jalan, seperti lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada median
atau tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaian jalan, trotoar
dan lain-lain.
2. Faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur,
dan gangguan lalu lintas, adanya kendaraan tidak bermotor, gangguan
samping, dan lain - lain.
C = S × g/c (1)
di mana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Notasi, istilah dan definisi dari kondisi dan karakteristik yang bersifat umum
diberikan dibawah.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006). Jalan
raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby,1999). Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk
geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan
dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah
menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pengguna jalan.
1. Jalan Nasional
2. Jalan Propinsi
3. Jalan Kabupaten
6. Jalan khusus
Pasal 19 : Kelas Jalan : fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan
pengaturan penggunaan Jalan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi Kendaraan
Bermotor.
Ukuran Kendaraan
Kelas Jalan Fungsi Jalan MST
Bermotor
Jalan Arteri
Lingkungan
Jalan Arteri
Lingkungan
DDHV = AADT x K x D
Keterangan:
Perbandingan antara Volume Lalu Lintas Per Jam pada saat jam
puncak dengan 4 kali Rate Of Flow pada saat jam puncak.
Keterangan:
Rate Of Flow = Nilai Equivalen dari volume lalu-lintas per jam, dihitung
dari jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu
Arus yang disurvei dalam periode waktu lebih kecil dari satu jam.
II.7. Ruas
Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya
atau daerah milik Jalan (right of way). Pengertian Jalan meliputi badan Jalan,
trotoar, drainase dan seluruh perlengkapan Jalan yang terkait, seperti rambu
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
13
lalu lintas, lampu penerangan, marka Jalan, median, dan lain lain. Jalan
mempunyai empat fungsi:
Hampir semua Jalan melayani dua atau tiga fungsi dari empat fungsi
Jalan diatas akan tetapi ada juga Jalan yang mungkin hanya melayani satu
fungsi (misalnya Jalan bebas hambatan hanya melayani kendaraan bergerak).
a. Tipe Jalan.
Berbagai tipe Jalan akan menunjukkan kinerja berbeda beda baik
dilihat secara pembebanan lalu lintas tertentu. Misalnya Jalan terbagi
dan Jalan tak terbagi, Jalan satu arah.
c. Kereb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar
berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan
kecepatan. Kapasitas Jalan dengan kereb lebih kecil dari Jalan dengan
bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap
dekat tepi jalur lalu lintas, tergantung apakah Jalan mempunya kereb
atau bahu.
d. Bahu
e. Median
Median yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan
kapasitas 6. Alinemen Jalan.
f. Alinemen Jalan
Alinemen Jalan adalah faktor utama untuk menentukan tingkat
aman dan efisiensi di dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas.
Alinemen Jalan dipengaruhi oleh tofografi, karakteristik Lalu lintas
dan fungsi Jalan. Lengkung horisontal dengan jari jari kecil
mengurangi kecepatan arus bebas. Tanjakan yang curam juga
mengurangi kecepatan arus bebas. Karena secara umum kepadatan
arus bebas di daerah perkotaan adalah rendah maka pengaruh ini
diabaikan.
Jalan
B
Bagian jalinan dibagi dua tipe utama yaitu bagian jalinan tunggal dan bagian
jalinan bundaran. Bundaran dianggap sebagai beberapa bagian jalinan bundaran
yang berurutan.
Ukuran kinerja yang dicatat pada Tabel 1.1:1 dapat diperkirakan untuk
kondisi geometrik, lingkungan dan lalu-lintas tertentu dengan metode yang
diuraikan
Segmen jalan luar kota: Tanpa perkembangan yang menerus pada sisi
manapun, meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-
1
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
23
1
2
Standar
Pendekat MKJI
Arus Lalu Lintas
2500
(Q) smp/jam
Waktu Siklus (C )
50-100
detik
Waktu hijau (g)
10
(detik)
kapasitas ( C )
2900
smp/jam
Derajat Kejenuhan
0.85
(Ds)
Survey volume lalu lintas dilakukan secara serentak pada ruas jalan dan
semua simpang. Pemilihan waktu survey dilakukan pada kondisi arus lalu lintas
jam – jam sibuk seperti pagi hari yang dimulai pada pukul 07.00 wib s/d 09.00
wita, pada siang hari di lakukan pada pukul 11.00 wita s/d 13.00 wita, pada sore
hari dilakukan pada pukul 16.00 wita s/d 18.00 wita. Survey tidak dilakukan pada
saat lalu lintas dipengaruhi oleh kejadian yang tidak biasanya, seperti saat
terjadinya kecelakaan lalu lintas, hari libur nasional , perbaikan jalan dan bencana
alam. Untuk mendapatkan fluktuasi arus lalu lintas di ruas-ruas jalan dan
persimpangan di dalam jaringan jalan yang di tinjau idealnya dilakukan survey
diseluruh ruas jalan selama satu tahun penuh, namun ini hanya bisa dilakukan
dengan alat pencacah otomatis dan untuk menyediakan alat tersebut sangat mahal
harganya dan biaya perawatan yang sangat besar, sebagai jalan keluar survei
pencacahan arus lalu lintas ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa arus
lalu lintas tidak berubah sepanjang tahun sehingga dapat dipilih satu bulan yang
ideal dalam satu tahun dan minggu yang ideal dalam satu bulan dan hari yang
ideal dalam satu minggu serta akhirnya ditetapkan waktu yang ideal dalam satu
hari (Tesis Marwan Lubis, 2007).
1. Kendaraan berat (Heavy Vehicle /HV), meliputi: bus, truk 2 as, truk 3 as
dan kendaraan lain sejenisnya yang mempunyai berat kosong lebih dari 1,5
ton.
2. Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), meliputi: sedan, taksi, mini bus
(mikrolet), serta kendaraan lainnya yang dapat dikategorikan dengan
kendaraan ringan yang mempunyai berat kosong kurang dari 1,5 ton.
3. Sepeda Motor (MC) meliputi sepeda motor, scooter (motor listrik), dan
becak mesin.
4. Kendaraan tidak bermotor (Un Motorized/UM) yaitu kendaraan yang tidak
menggunakan mesin, misalnya: sepeda, becak dayung, dan lain sebagainya.
Survey pencacahan lalu lintas manual dilakukan dengan menggunakan
surveyor yang menghitung setiap kendaraan yang melewati pos-pos survey yang
telah ditentukan dan dicatat dalam formulir yang telah disediakan. Pengisian
formulir disesuaikan dengan klasifikasi kenderaan dengan interval waktu setiap 5
menit secara terus menerus selama 2 jam pertama dimulai pukul 07.00 s/d 09.00,
selanjutnya 2 jam terakhir pada pukul 16.00 s/d 18.00 setiap harinya selama 2
hari. Surveyor ditempatkan pada masing-masing ruas jalan dan lengan simpang
untuk mencatat volume masing-masing pergerakan (lurus, belok kanan dan belok
kiri).
III.4. Metodologi Pengambilan Data
1. Kendaraan berat (Heavy Vehicle /HV), meliputi: bus, truk 2 as, truk 3 as
dan kendaraan lain sejenisnya yang mempunyai berat kosong lebih dari 1,5
ton.
3. Sepeda Motor (MC) meliputi sepeda motor, scooter (motor listrik), dan
becak mesin.
a. Surveyor 1, mencatat kendaraan kanan dari jalan Andi Tonro ,lurus dari
arah jalan Andi Tonro dan kiri dari arah Jalan Andi Tonro
b. Surveyor 2, mencatat kendaraan lurus dari arah Jalan Kumala dan Kiri dari
arah jalan Kumala
c. Surveyor 3, mencatat kendaraan belok kiri dari arah Jalan Andi Tonro dan
belok kanan dari arah jalan Andi Tonro
Menginput semua data hasil survey ke dalam excel pada formulir yang
dibagikan
Input data geometric dan durasi waktu lalu lintas yang di dapat dari
pengukuran seara langsung di lokasi survey
a) Geometri
b) Arus lalu-lintas
Arus lalu-lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok-kiri Q LT, lurus QST dan
belok-kanan QRT) dikonversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil
penumpang (smp) per-jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang
(emp) untuk masing-masing pendekat terlindung dan terl
Terlindung Terlawan
0,2 0,4
C = S × g/c (1)
di mana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Oleh karena itu perlu diketahui atau ditentukan waktu sinyal dari
simpang agar dapat menghitung kapasitas dan ukuran perilaku lalu-lintas
lainnya.
Pada rumus (1) di atas, arus jenuh dianggap tetap selama waktu hijau.
Meskipun demikian dalam kenyataannya, arus berangkat mulai dari 0
pada awal waktu hijau dan mencapai nilai puncaknya setelah 10-15 detik.
Nilai ini akan menurun sedikit sampai akhir waktu hijau, lihat Gambar
2.1:1 di bawah. Arus berangkat juga terus berlangsung selama waktu
kuning dan merah-semua hingga turun menjadi 0, yang biasanya terjadi
5 - 10 detik setelah awal sinyal merah.
Melalui analisa data lapangan dari seluruh simpang yang disurvai telah
ditarik kesimpulan bahwa rata- rata besarnya Kehilangan awal dan
Tambahan akhir, keduanya mempunyai nilai sekitar 4,8 detik. Sesuai
dengan rumus (1a) di atas, untuk kasus standard, besarnya waktu hijau
efektif menjadi sama dengan waktu hijau yang ditampilkan. Kesimpulan
dari analisa ini adalah bahwa tampilan waktu hijau dan besar arus jenuh
puncak yang diamati dilapangan untuk masing-masing lokasi, dapat
digunakan pada rumus (1) di atas, untuk menghitung kapasitas pendekat
tanpa penyesuaian dengan kehilangan awal dan tambahan akhir.
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh
dasar (S0) yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor
penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu
kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya
S = S0 × F 1 × F2 × F3 × F4 ×….× Fn (3)
So = 600 × We (4)
Arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat
(We) dan arus lalu-lintas belok kanan pada pendekat tersebut dan juga
pada pendekat yang berlawanan, karena pengaruh dari faktor- faktor
tersebut tidak linier. Kemudian dilakukan penyesuaian untuk kondisi
sebenarnya sehubungan dengan Ukuran kota, Hambatan samping,
Kelandaian dan Parkir sebagaimana terdapat dalam rumus 2 di atas.
WAKTU SIKLUS
dimana:
C = Waktu siklus sinyal (detik)
LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
FRcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang
berangkat pada suatu fase sinyal.
E(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua
fase pada siklus tersebut.
Jika waktu siklus tersebut lebih kecil dari nilai ini maka ada risiko serius
akan terjadinya lewat jenuh pada simpang tersebut. Waktu siklus yang
terlalu panjang akan menyebabkan meningkatnya tundaan rata-rata. Jika
nilai E(FRcrit) mendekati atau lebih dari 1 maka simpang tersebut adalah
lewat jenuh dan rumus tersebut akan menghasilkan nilai waktu siklus
yang sangat tinggi atau negatif.
WAKTU HIJAU
dimana:
gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
Kinerja suatu simpang bersinyal pada umumnya lebih peka terhadap
kesalahan-kesalahan dalam pembagian waktu hijau daripada terhadap
terlalu panjangnya waktu siklus. Penyimpangan kecilpun dari rasio hijau
(g/c) yang ditentukan dari rumus 5 dan 6 diatas menghasilkan bertambah
tingginya tundaan rata-rata pada simpang tersebut.
PANJANG ANTRIAN
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau (NQ) dihitung sebagai
jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ 1) ditambah jumlah
smp yang datang selama fase merah (NQ2)
NQ = NQ 1 +NQ2 (8)
dimana:
DS = derajat kejenuhan
GR = rasio hijau
Panjang antrian (QL) diperoleh dari perkalian (NQ) dengan luas rata-rata
yang dipergunakan per smp (20m2) dan pembagian dengan lebar masuk.
ANGKA HENTI
dimana c adalah waktu siklus (det) dan Q arus lalu-lintas (smp/jam) dari
pendekat.
RASIO KENDARAAN TERHENTI
Rasio kendaraan terhenti PSV , yaitu rasio kendaraan yang harus berhenti
akibat sinyal m
erah sebelum melewati suatu simpang, i dihitung sebagai:
TUNDAAN
Dj=DTj+DGj (12)
dimana:
Dj = Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
dimana:
DS = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas (smp/jam)
dimana:
Nilai normal 6 detik untuk kendaraan belok tidak berhenti dan 4 detik untuk
yang berhenti didasarkan anggapan-anggapan: 1) kecepatan = 40 km/jam;
2) kecepatan belok tidak berhenti = 10 km/jam; 3) percepatan dan
perlambatan = 1,5 m/det2; 4) kendaraan berhenti melambat untuk
meminimumkan tundaan, sehingga menimbulkan hanya tundaan percepatan.
Nilai Normal
a) Arus lalu-lintas
Jika hanya arus lalu-lintas harian (LHRT) saja yang ada tanpa diketahui
distribusi lalu-lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam
dapat diperkirakan sebagai suatu persentase dari LHRT sebagai berikut:
Jika jumlah dan jenis fase sinyal tidak diketahui, maka pengaturan
dengan dua-fase sebaiknya digunakan sebagai kasus dasar. Pemisahan
gerakan-gerakan belok kanan biasanya hanya dapat dipertimbangkan
kalau suatu gerakan membelok melebihi 200 smp/jam.
c) Lebar pendekat
Tujuan
Tujuan Bagian ini adalah untuk membantu para pengguna manual dalam
memilih penyelesaian yang sesuai dengan masalah-masalah umum
perancangan, perencanaan, dan operasional dengan menyediakan saran-
saran mengenai tipe dan denah standar simpang bersinyal yang layak dan
penerapannya pada berbagai kondisi arus. Disarankan untuk perencanaan
simpang baru sebaiknya didasarkan pada analisa biaya siklus hidup dari
perencanaan yang paling ekonomis pada arus lalu-lintas tahun dasar yang
berbeda, lihat bagian 2.3.3b. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar
pemilihan asumsi awal tentang denah dan rencana yang diterapkan jika
menggunakan metode perhitungan rinci seperti diterangkan pada Bagian 3
dari Bab ini.
a) Umum
Pada umumnya sinyal lalu-Iintas digunakan dengan satu atau lebih alasan
berikut ini:
Untuk menghindari kemacetan sebuah simpang oleh arus lalu-lintas
yang berlawanan, sehingga kapasitas simpang dapat dipertahankan
selama keadaan lalu-lintas puncak.
Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu-lintas yang disebabkan
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
21
oleh tabrakan antara kendaraan-kendaraan yang berlawanan arah.
Pemasangan sinyal lalu-lintas dengan alasan keselamatan lalu-lintas
umumnya diperlukan bila kecepatan kendaraan yang mendekati
simpang sangat tinggi dan/atau jarak pandang terhadap gerakan lalu-
lintas yang berlawanan tidak memadai yang disebabkan oleh
bangunan-bangunan atau tumbuh- tumbuhan yang dekat pada sudut-
sudut simpang.
Untuk mempermudah menyeberangi jalan utama bagi kendaraan
dan/atau pejalan kaki dari jalan minor.
Pemasangan sinyal lalu-lintas tidak selalu menambah kapasitas dan
keselamatan pada sebuah simpang. Penggunaan metoda yang ditunjukkan
pada bab ini dan bab-bab lainnya dalam manual ini memungkinkan
perkiraan dampak pemasangan sinyal terhadap kapasitas dan ukuran kinerja
bila dibandingkan dengan pengaturan simpang tak bersinyal atau bundaran.
b) Pertimbangan ekonomi
Penjelasan:
LT/RT Persen arus belok kiri dan kanan (10/10 artinya pada
masing-masing pendekat 10% belok kiri dan 10% belok
kanan)
Peraturan sinyal semi aktuasi (detektor hanya dipasang pada jalan minor
atau tombol penyeberangan pejalan kaki) umumnya dipilih bila simpang
tersebut terisolir dan terdiri dari sebuah jalan minor atau penyeberangan
pejalan kaki dan berpotongan dengan sebuah jalan arteri utama. Pada
keadaan ini sinyal selalu hijau untuk jalan utama bila tidak ada kebutuhan
dari jalan minor.
Fase sinyal umumnya mempunyai dampak yang besar pada tingkat kinerja
dan keselamatan lalu-lintas sebuah simpang daripada jenis pengaturan.
Waktu hilang sebuah simpang bertambah dan rasio hijau untuk setiap fase
berkurang bila fase tambahan diberikan. Maka sinyal akan efisien bila
dioperasikan hanya pada dua fase, yaitu hanya waktu hijau untuk konflik
utama yang dipisahkan. Tetapi dari sudut keselamatan lalu-lintas, angka
kecelakaan umumnya berkurang bila konflik utama antara lalu- lintas belok
kanan dipisahkan dengan lalu-lintas terlawan, yaitu dengan fase sinyal
terpisah untuk lalu-lintas belok kanan.
Fase (dan lajur) terpisah untuk lalu-lintas belok kanan disarankan terutama
pada keadaan-keadaan berikut:
- Bila terdapat lebih dari satu lajur terpisah untuk lalu-lintas belok kanan
pada salah satu pendekat.
- Bila arus belok kanan selama jam puncak melehihi 200 kendaraan/jam
dan keadaan-keadaan berikut dijumpai:
Belok kiri langsung sedapat mungkin digunakan bila ruang jalan yang
tersedia mencukupi untuk kendaraan belok kiri melewati antrian lalu-lintas
lurus dari pendekat yang sama, dan dengan aman bersatu dengan lalu-lintas
lurus dari fase lainnya yang masuk ke lengan simpang yang sama.
- sebuah sinyal utama ditempatkan dekat garis stop pada sisi kiri
pendekat
Gambar 2.3.5:1 Contoh penempatan sinyal utama dan sinyal kedua pada
simpang bersinyal
LANGKAH D : KAPASITAS
D-1 : Kapasitas
E-1 : Persiapan
E-4 : Tundaan
a) Kapasitas
Hambatan samping SF
b) Derajat kejenuhan
DS = Qsmp / C
di mana:
Fsmp = (empLV×LV%+empHV×HV%+empMC×MC%)/100
dimana empLV, LV%, empHV,HV%, empMC dan MC% adalah emp dan
komposisi lalu lintas untuk kendaraan ringan, kendaraan berat dan
sepeda motor
C = Kapasitas (smp/jam)
= c) Tundaan
Tundaan lalu-lintas seluruh simpang (DT), jalan minor (DT MI) dan jalan
utama (DTMA), ditentukan dari kurva tundaan empiris dengan derajat
kejenuhan sebagai variabel bebas.
Untuk DS • 1,0: DG = 4
dimana
DS = Derajat kejenuhan.
Tundaan meningkat secara berarti dengan arus total, sesuai dengan arus
jalan utama dan jalan minor dan dengan derajat kejenuhan. Hasil
pengamatan menunjukkan tidak ada perilaku 'pengambilan-celah' pada
arus yang tinggi. Ini berarti model barat yaitu lalu-lintas jalan utama
berperilaku berhenti / memberi jalan, tidak dapat diterapkan (di
Indonesia). Arus keluar stabil maksimum pada kondisi tertentu yang
ditentukan sebelumnya, sangat sukar ditentukan, karena variasi perilaku
dan arus keluar sangat beragam. Karena itu kapasitas ditentukan sebagai
arus total simpang dimana tundaan lalu lintas rata-rata melebihi 15
detik/smp, yang dipilih pada tingkat dengan probabilitas berarti untuk
titik belok berdasarkan hasil pengukuran lapangan; (nilai 15 detik/smp
ditentukan sebelummya). Nilai tundaan yang didapat dengan cara ini
dapat digunakan bersama dengan nilai tundaan dan waktu tempuh dengan
d) Peluang antrian
SIMPANG EMPAT-LENGAN
422 1 T 1
424 2 T 1
424M 2 Y 1
444 2 T 2
444M 2 Y 2
SIMPANG TIGA-LENGAN
Tabel 2.3.2:1 Definisi tipe simpang yang digunakan dalam bagian panduan
b) Pertimbangan ekonomi
< 2550-
< 3150-
2200 3550
0.5-1 1/1 10/10 < 1650 1800 - 2200-
Juta 1/1 25/25 1650 2050 2300 - 2450
< 2700-
2050 3100
0.1-0.5 1/1 10/10 < 1350 1500 - 1750-
Juta 1/1 25/25 1350 1650 1800 - 2000
< 2200-
1650 2450
32 324 324 344 344M
2 M
1-3 1/1 10/10 < 1600 1750 - 2150-
Juta 1. 1600 1650 1900 - 2300
< 3000-
1800 3250
0.5-1 1/1 10/10 < 1650 - 175 -
Juta 1/1 25/25 1650 1650 - 0- 1800-
< 180 1900
1650 0
17
50
0.1-0.5 1/1 10/10 < - - 13 1450-
Juta 1/1 25/25 1350 1350 - 50 1500
< 145 -
1350 0-
150
0
Penjelasan:
Untuk daerah luar kota biaya pembebasan tanah lebih rendah sehingga
memungkinkan pembuatan simpang yang lebih besar, tetapi kecepatan
rencana biasanya tinggi sehingga diperlukan ruang yang lebih luas untuk
tipe simpang yang sama sesuai dengan panduan standar Bina Marga.
c) Perilaku lalu-lintas
e) Pertimbangan lingkungan
Data empiris dari Indonesia tentang emisi kendaraan tidak ada pada
saat pembuatan manual ini. Emisi gas buang kendaraan dan atau
kebisingan umumnya bertambah akibat percepatan atau perlambatan
kendaraan yang sering dilakukan, demikian juga akibat waktu berhenti.
Dan pemahaman ini simpang tak-bersinyal dengan tundaan rata-rata
lebih rendah dari simpang bersinyal pada arus total yang sama lebih
disukai. Meskipun demikian untuk keadaan simpang yang mempunyai
Perencanaan rinci
Sketsa ringkasan
Situasi lalu-lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut Arus Jam
Rencana, atau Lalu- lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT) dengan
faktor-k yang sesuai untuk konversi dari LHRT menjadi arus per jam
(umum untuk perancangan). Nama pilihan alternatif lalu-lintas dapat
dimasukkan.
Data masukan untuk kondisi lalu-lintas terdiri dari empat bagian, yang
dimasukkan ke dalam Formulir USIG-I sebagaimana diuraikan di bawah:
1) Periode dan soal (alternatif), dimasukkan pada sudut kanan atas Formulir
USIG-I.
2) Sketsa arus lalu-lintas menggambarkan berbagai gerakan dan arus lalu-
QDH = k × LHRT
Data lalu-lintas sering tidak ada atau kualitasnya kurang baik. Nilai normal
yang diberikan pada Tabel A-2:1, 2 dan 3 di bawah dapat digunakan untuk
keperluan perancangan sampai data yang lebih baik tersedia.
Faktor Normal
Rasio arus jalan minor PMI 0,25
Rasio belok-kiri PLT 0,15
Rasio belok-kanan PRT 0,15
Faktor-smp, Fsmp 0,85
- Hitung arus jalan minor total QMI yaitu jumlah seluruh arus pada
pendekat A dan C dalam smp/jam dan masukkan hasilnya pada Baris 10,
Kolom 10.
- Hitung rasio arus jalan minor PMI yaitu arus jalan minor dibagi dengan
arus total, dan masukkan hasilnya pada Baris 24, Kolom 10.
- Hitung rasio arus belok-kiri dan kanan total (PLT, PRT) dan masukkan
hasilnya pada Baris 20, Kolom 11 dan Baris 22, Kolom 11.
a) Lebar rata-rata pendekat minor dan utama W AC dan WBD dan Lebar rata-
rata pendekat WI
- Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada jarak kurang dari
20 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari
jalan berpotongan, lebar pendekat tersebut harus dikurangi 2 m.
- Hitung lebar rata-rata pendekat pada jalan minor dan jalan utama dan
masukkan hasilnya pada Kolom 4 dan 7 (lihat juga Gambar B-1:2 di
bawah).
WI = (b + c/2 + d/2)/3
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
53
Lebar rata-rata pendekat minor dan utama (lebar masuk)
b) Jumlah lajur
c) Tipe Simpang
Tipe simpang menentukan jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada
jalan utama dan jalan minor pada simpang tersebut dengan kode tiga
angka, lihat Tabel B-1:1. Jumlah lengan adalah jumlah lengan dengan
lalu-lintas masuk atau keluar atau keduanya. Masukkan hasil kode tipe
simpang (IT) ke dalam Kolom 11.
322 3 2 2
324 3 2 4
342 3 4 2
422 4 2 2
424 4 2 4
Dalam tabel di atas tidak terdapat simpang tak bersinyal yang kedua jalan
utama dan jalan minornya mempunyai empat lajur, yaitu tipe simpang
344 dan 444, karena tipe simpang ini tidak dijumpai selama survei
lapangan. Jika analisa kapasitas harus dikerjakan untuk simpang seperti
ini, simpang tersebut dianggap sebagai 324 dan 424.
Faktor penyesuaian
Uraian Tipe M
median, (FM)
1,00
Tidak ada median jalan utama Tidak ada
Ada median jalan utama, lebar < 3 m Sempit 1,05
Ada median jalan utama, lebar • 3 m Lebar
1,20
Faktor penyesuaian ukuran kota ditentukan dari Tabel B-5:1 dan hasilnya
dimasukkan dalam Kolom
23. Variabel masukan adalah ukuran kota, CS.
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
57
Ukuran kota CS Penduduk Juta Faktor penyesuaian ukuran kota
FCS
tinggi/
Akses terbatas 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75
sedang/rendah
Variabel masukan adalah belok-kiri, PLT dari Formulir USIG-I Baris 20,
Kolom 11. Batas-nilai yang diberikan untuk PLT adalah rentang dasar
Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor ditentukan dari Gambar B-9:1 di
bawah.
Variabel masukan adalah rasio arus jalan minor (PMI, dari Formulir USIG-I
Baris 24, Kolom 10) dan tipe simpang IT (USIG-II Kolom 11). Batas-nilai
yang diberikan untuk PMI pada gambar adalah rentang dasar empiris dari
manual.
DS = QTOT/C,
dimana:
QTOT = Arus total (smp/jam) dari Formulir USIG-I, Baris 23, Kolom 10.
C = Kapasitas dari Formulir USIG-II, Kolom 28.
dimana :
LANGKAH B: KAPASITAS
TIDAK
Gambar 2.4:1 Bagan alir analisa simpang tak bersinyal
Akhir analisa
Tipe perhitungan
Tingkat analisa
Periode analisa
Analisa kapasitas jalan dilakukan untuk periode satu jam puncak; arus
dan kecepatan rata-rata ditentukan untuk periode tersebut pada manual ini.
Penggunaan periode analisa satu hari penuh (LHRT) terlalu kasar untuk
analisa operasional dan perencanaan. Di lain pihak, penggunaan 15 menit
puncak dari jam puncak terlalu rinci. Dalam Manual ini, arus dinyatakan
dalam satuan per jam (smp/jam). Untuk perancangan, dimana arus biasanya
hanya diketahui dalam LHRT, tabel telah disediakan untuk mengubah arus
secara langsung dari LHRT menjadi ukuran kinerja dan sehaliknya, untuk
kondisi asumsi tertentu.
III.8.2. Variabel
Dimana :
Kapasitas
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk
jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu
jalan/kereb
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
V = L/TT
Dimana :
1. Penentuan segmen
c. Nama kota.
f. Segmen antara ...dan ... (mis. JI Kopo dan JI Pasir Koja; atau
km 4,240 - 4,765).
g. Kode segmen.
1. Rencana situasi
f. Bangunan utama atau bangunan samping jalan yang lain dan tata guna
lahan.
d. Lebar bahu efektif. Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu sisi,
lebar bahu rata-rata adalah sama dengan setengah lebar bahu tersebut.
Untuk jalan terbagi lebar bahu rata-rata dihitung per arah sebagai
jumlah lebar bahu luar dan dalam
a. Tanpa bukaan
b. Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m)
B : Data yang tersedia adalah arus lalu-lintas per jenis per arah
Jika data rinci hambatan samping tersedia, ikuti langkah 1-4 di bawah:
2. Kalikan frekuensi kejadian pada Kolom 23 dengan bobot relatif dari tipe
kejadian pada Kolom 22 dan masukkan frekwensi berbobot kejadian
pada Kolom 24.
4. Tentukan kelas hambatan samping dari tabel A-4:1 berdasarkan hasil dari
langkah 3.
2. Amati foto pada Gambar A-4:1-5 yang menunjukkan kesan visual rata-
rata yang khusus dari masing-masing kelas hambatan samping, dan pilih
salah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata sesungguhnya pada
lokasi untuk periode yang diamati.
Dimana :
dimana:
dimana:
Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu -lintas.
Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah
lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang
terpisah.
Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat
ditentukan dengan menggunakan nilai per lajur yang diberikan untuk jalan
empat-lajur dalam Tabel C-2:1.
Untuk jalan terbagi dan jalan satu -arah, faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0 sebaiknya
dimasukkan ke dalam Kolom 13.
dimana:
Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu -lintas.
Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah
lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang
terpisah.
1. Lihat arus total (Q) dari Formulir UR-2 Kolom 10 Baris 5 untuk jalan
tak-terbagi, dan Kolom 10 Baris 3 dan 4 untuk masing masing arah dari
jalan terbagi, dan masukkan nilainya ke dalam Formulir UR-3 Kolom 21.
DS = Q/C
b. Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik tersebut sampai
berpotongan dengan nilai kecepatan arus bebas sesungguhnya (FV
dari Kolom 7).
3. Hitung waktu tempuh rata-rata untuk kendaraan ringan dalam jam untuk
kondisi yang diamati, dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 25:
Cara yang paling cepat untuk menilai hasilnya adalah dengan melihat
derajat kejenuhan dari kondisi yang diamati, dan membandingkannya
KONDISI LAPANGAN
Hambatan Lebar pendekat (m)
Tipe Belok kiri Jarak ke
Kode samping Median Kelandaian Belok kiri
lingkungan langsung kendaraan Pendekat Masuk Keluar
pendekat Tinggi / Ya/Tidak +/- % langsung
jalan Ya/Tidak parkir (m) WA WMASUK WKELUAR
Rendah WLTOR
U COM Rendah Tidak 0 Tidak
S COM Rendah Tidak 0 Ya 5.6 4.2 1.4 10.89
T COM Rendah Tidak 0 Ya 10.4 7.8 2.6 4.44
B COM Rendah Tidak 0 Ya 4.44 3.33 1.11
8
Formulir SIG-III Hari Libur Periode 07.00-08.00
Tanggal : 2 Oktober 2022
SIMPANG BERSINYAL
Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
Formulir SIG-III:
Kota: Makassar
WAKTU ANTAR HIJAU
Simpang : SB 4
WAKTU HILANG
Perihal : 2-Fase
Waktu
LALU LNTAS merah
LALU LINTAS DATANG
BERANGKAT semua
(det)
Kecepata Pendekat U S T B
Pendekat
n Kecepatan VA m/det 10 10 10 10
jarak berangkat-datang (m)* 16,1+5-7
B 10
waktu berangkat-datang (det)** 1,6+0,5-0,7 1.4
9
Formulir SIG-IV Hari Libur Periode 07.00-08.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN KAPASITAS Kota Makassar Perihal : 2-Fase
Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
Distribusi Arus Lalu Lintas (smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 1 Fase 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.07 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.989308 2368 480 0.20 0.48 10 825 0.58
T 2O 0.21 0.53 519 120 7.8 4680 1 0.86 1 1 1 1 4025 893 0.22 0.52 11 1534 0.58
B 2O 0.54 0.46 120 519 3.33 1998 1 0.93 1 1 1 1 1858 274 0.15 11 708 0.39
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 29.55
8 IFR = ∑Frcrit 0.42
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 30
10
Formulir SIG-V Hari Libur Periode 07.00-08.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota Makassar Perihal : 2-Fase
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
TUNDAAN Waktu Siklus 30
Jumlah kendaraan antri Tundan
Jumlah
Rasio Tundaan
Arus lalu lintas Derajat Panjang kendaraan Tundaan lalu Tundaan rata- Tundaan
Kapasitas Rasio Hijau kendaraan geometrik Tingkat
(smp/jam) Kejenuhan antrian (m) terhenti lintas rata-rata rata total
Kode Pendekat Total (stop/smp) rata-rata Pelayanan
NQ1 NQ2 NQMAX (smp/jam) det/smp (det/smp) (smp/det)
NQ1+NQ2=NQ (det/smp) (LOS)
11
Formulir SIG-II Hari Libur Periode 08.00-09.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal: 2 Oktober 2022 Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
FORMULIR SIG-II: Kota: Makassar
ARUS LALU LINTAS Simpang: SB 4 Perihal: 2-Fase
Periode: Jam puncak pagi-sore
Arah Lalu Lintas Kendaraan Bermotor (MV) Kendaraan Bermotor
Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)
Kode
emp terlindungi 1 emp terlindungi 1.3 emp terlindungi 0.2 Kendaraan Bermotor Total
Pendeka Arah Arus UM Rasio
emp terlawan 1 emp terlawan 1.3 emp terlawan 0.4 MV Rasio Berbelok
t kend/jam UM/MV
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam p LT p RT
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam
TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan Rms.(13) Rms.(14)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
LT/LTOR
ST
U
RT
Total
LT/LTOR 24 24 24 0 0 0 74 15 30 98 39 54 0.07 3
ST 319 319 319 4 5 5 925 185 370 1248 509 694 22
S
RT 0.00
Total 343 343 343 4 5 5 999 200 400 1346 548 748 25 0.019
LT/LTOR 111 111 111 2 3 3 315 63 126 428 177 240 0.23 8
ST 147 147 147 1 1 1 373 75 149 521 223 298 13
T
RT 379 379 379 6 8 8 568 114 227 953 500 614 0.50 5
Total 637 637 637 9 12 12 1256 251 502 1902 900 1151 26 0.014
LT/LTOR 106 106 106 3 4 4 231 46 92 340 156 202 0.54 14
ST
B
RT 64 64 64 0 0 0 226 45 90 290 109 154 0.46 19
Total 170 170 170 3 4 4 457 91 183 630 265 357 33 0.052
12
Formulir SIG-III Hari Libur Periode 08.00-09.00
Tanggal : 2 Oktober 2022
SIMPANG BERSINYAL
Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
Formulir SIG-III:
Kota: Makassar
WAKTU ANTAR HIJAU
Simpang : SB 4
WAKTU HILANG
Perihal : 2-Fase
Waktu
LALU LNTAS merah
LALU LINTAS DATANG
BERANGKAT semua
(det)
Kecepata Pendekat U S T B
Pendekat
n Kecepatan VA m/det 10 10 10 10
jarak berangkat-datang (m)* 16,1+5-7
B 10
waktu berangkat-datang (det)** 1,6+0,5-0,7 1.4
13
Formulir SIG-IV Hari Libur Periode 08.00-09.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN KAPASITAS Kota Makassar Perihal : 2-Fase
Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
Distribusi Arus Lalu Lintas (smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 1 Fase 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.07 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.988351 2366 548 0.23 0.47 12 849 0.65
T 2O 0.23 0.50 614 154 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1151 0.26 0.53 13 1784 0.65
B 2O 0.54 0.46 154 614 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 357 0.20 13 722 0.49
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 33.37
8 IFR = ∑Frcrit 0.49
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 33
14
Formulir SIG-V Hari Libur Periode 08.00-09.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota Makassar Perihal : 2-Fase
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
TUNDAAN Waktu Siklus 33
Jumlah kendaraan antri Tundan
Jumlah
Rasio Tundaan Tundaan
Arus lalu lintas Derajat Rasio Panjang kendaraan Tundaan Tundaan
Kapasitas kendaraan lalu lintas geometrik Tingkat
(smp/jam) Kejenuhan Hijau antrian (m) terhenti rata-rata total
Kode Pendekat Total (stop/smp) rata-rata rata-rata Pelayanan
NQ1 NQ2 NQMAX (smp/jam) (det/smp) (smp/det)
NQ1+NQ2=NQ det/smp (det/smp) (LOS)
15
Formulir SIG-II Hari Libur Periode 11.00-12.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal: 2 Oktober 2022 Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
FORMULIR SIG-II: Kota: Makassar
ARUS LALU LINTAS Simpang: SB 4 Perihal: 2-Fase
Periode: Jam puncak pagi-sore
Arah Lalu Lintas Kendaraan Bermotor (MV) Kendaraan Bermotor
Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)
Kode
emp terlindungi 1 emp terlindungi 1.3 emp terlindungi 0.2 Kendaraan Bermotor Total
Pendeka Arah Arus UM Rasio
emp terlawan 1 emp terlawan 1.3 emp terlawan 0.4 MV Rasio Berbelok
t kend/jam UM/MV
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam p LT p RT
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam
TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan Rms.(13) Rms.(14)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
LT/LTOR
ST
U
RT
Total
LT/LTOR 18 18 18 0 0 0 108 22 43 126 40 61 0.10 3
ST 331 331 331 4 5 5 787 157 315 1122 494 651 7
S
RT 0.00
Total 349 349 349 4 5 5 895 179 358 1248 533 712 10 0.008
LT/LTOR 178 178 178 0 0 0 373 75 149 551 253 327 0.26 7
ST 137 137 137 1 1 1 343 69 137 481 207 276 10
T
RT 488 488 488 1 1 1 599 120 240 1088 609 729 0.51 2
Total 803 803 803 2 3 3 1315 263 526 2120 1069 1332 19 0.009
LT/LTOR 89 89 89 1 1 1 207 41 83 297 132 173 0.40 13
ST
B
RT 94 94 94 2 3 3 345 69 138 441 166 235 0.60 20
Total 183 183 183 3 4 4 552 110 221 738 297 408 33 0.045
16
Formulir SIG-III Hari Libur Periode 11.00-12.00
Tanggal : 2 Oktober 2022
SIMPANG BERSINYAL
Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
Formulir SIG-III:
Kota: Makassar
WAKTU ANTAR HIJAU
Simpang : SB 4
WAKTU HILANG
Perihal : 2-Fase
Waktu
LALU LNTAS merah
LALU LINTAS DATANG
BERANGKAT semua
(det)
Kecepata Pendekat U S T B
Pendekat
n Kecepatan VA m/det 10 10 10 10
jarak berangkat-datang (m)* 16,1+5-7
B 10
waktu berangkat-datang (det)** 1,6+0,5-0,7 1.4
17
Formulir SIG-IV Hari Libur Periode 11.00-12.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN KAPASITAS Kota Makassar Perihal : 2-Fase
Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
Distribusi Arus Lalu Lintas (smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 1 Fase 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.10 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.983846 2355 533 0.23 0.43 12 788 0.68
T 2O 0.26 0.51 729 235 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1332 0.30 0.57 16 1967 0.68
B 2O 0.40 0.60 235 729 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 408 0.23 16 796 0.51
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 35.86
8 IFR = ∑Frcrit 0.53
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 36
18
Formulir SIG-V Hari Libur Periode 11.00-12.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal 2 Oktober 2022 Ditangani oleh : Fira Zalzabila Nur
FORMULIR SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota Makassar Perihal : 2-Fase
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang Jalan Andi Tonro - Jalan Kumala Periode : Jam puncak pagi-sore
TUNDAAN Waktu Siklus 36
Jumlah kendaraan antri Tundan
Jumlah
Rasio Tundaan
Arus lalu lintas Derajat Panjang kendaraan Tundaan lalu Tundaan rata- Tundaan
Kapasitas Rasio Hijau kendaraan geometrik Tingkat
(smp/jam) Kejenuhan antrian (m) terhenti lintas rata-rata rata total
Kode Pendekat Total (stop/smp) rata-rata Pelayanan
NQ1 NQ2 NQMAX (smp/jam) det/smp (det/smp) (smp/det)
NQ1+NQ2=NQ (det/smp) (LOS)
Q C DS=Q/C GR=g/c QL NS Nsv DT DG D=DT+DG DxQ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
U 0
S 533 788 0.677 0.33 0.55 4.57 5.11 10 48 0.87 462 12.76 3.47 16.22 8651 C
T 1332 1967 0.677 0.44 0.55 10.56 11.10 18 46 0.75 1003 8.96 3.77 12.73 16950 B
B 408 796 0.512 0.44 0.03 2.93 2.95 7 43 0.65 267 7.32 3.86 11.18 4558 B
19
Formulir SIG-II Hari Libur Periode 12.00-13.00
SIMPANG BERSINYAL Tanggal: 2 Oktober 2022 Ditangani oleh: Fira Zalzabila Nur Idris
FORMULIR SIG-II: Kota: Makassar
ARUS LALU LINTAS Simpang: SB 4 Perihal: 2-Fase
Periode: Jam puncak pagi-sore
Arah Lalu Lintas Kendaraan Bermotor (MV) Kendaraan Bermotor
Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)
Kode
emp terlindungi 1 emp terlindungi 1.3 emp terlindungi 0.2 Kendaraan Bermotor Total
Pendeka Arah Arus UM Rasio
emp terlawan 1 emp terlawan 1.3 emp terlawan 0.4 MV Rasio Berbelok
t kend/jam UM/MV
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam p LT p RT
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam
TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan TerlindungiTerlawan Rms.(13) Rms.(14)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
LT/LTOR
ST
U
RT
Total
LT/LTOR 19 19 19 0 0 0 95 19 38 114 38 57 0.09 3
ST 358 358 358 7 9 9 747 149 299 1112 517 666 13
S
RT 0.00
Total 377 377 377 7 9 9 842 168 337 1226 555 723 16 0.013
LT/LTOR 150 150 150 3 4 4 349 70 140 502 224 294 0.25 3
ST 152 152 152 2 3 3 383 77 153 537 231 308 13
T
RT 451 451 451 5 7 7 489 98 196 945 555 653 0.48 0
Total 753 753 753 10 13 13 1221 244 488 1984 1010 1254 16 0.008
LT/LTOR 138 138 138 5 7 7 301 60 120 444 205 265 0.53 6
ST
B
RT 109 109 109 0 0 0 287 57 115 396 166 224 0.47 13
Total 247 247 247 5 7 7 588 118 235 840 371 489 19 0.023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.09 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.985122 2358 555 0.24 0.45 12 828 0.67
T 2O 0.25 0.48 653 224 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1254 0.28 0.55 15 1874 0.67
B 2O 0.53 0.47 224 653 3.33 1998 1 0.95 1 1 1 1 1898 489 0.26 15 800 0.61
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 35.22
8 IFR = ∑Frcrit 0.52
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.09 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.985823 2360 656 0.28 0.44 17 862 0.76
T 2O 0.26 0.45 768 224 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1556 0.35 0.56 21 2045 0.76
B 2O 0.56 0.44 224 768 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 511 0.28 21 827 0.62
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 45.69
8 IFR = ∑Frcrit 0.63
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
U 0
S 656 862 0.761 0.37 1.08 7.32 8.40 14 68 0.91 596 17.28 3.63 20.91 13715 C
T 1556 2045 0.761 0.46 1.09 16.42 17.51 26 67 0.80 1241 12.17 3.73 15.90 24753 C
B 511 827 0.618 0.46 0.31 4.90 5.21 10 61 0.72 369 10.66 3.62 14.28 7302 B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.14 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.977978 2341 672 0.29 0.45 17 877 0.77
T 2O 0.28 0.46 757 248 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1541 0.35 0.55 21 2013 0.77
B 2O 0.53 0.47 248 757 3.33 1998 1 0.95 1 1 1 1 1898 552 0.29 21 859 0.64
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 46.37
8 IFR = ∑Frcrit 0.63
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.06 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.98961 2369 978 0.41 0.52 38 1114 0.88
T 2O 0.24 0.43 815 272 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1685 0.38 0.48 35 1920 0.88
B 2O 0.54 0.46 272 815 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 613 0.34 35 776 0.79
Waktu hilang total L Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 81.65
8 IFR = ∑Frcrit 0.79
LTI (det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 82
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 50.05
8 IFR = ∑Frcrit 0.66
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.13 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.979853 2346 607 0.26 0.44 15 837 0.72
T 2O 0.26 0.45 728 252 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1439 0.32 0.56 18 1985 0.72
B 2O 0.44 0.56 252 728 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 475 0.26 18 803 0.59
Waktu hilang total L Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 40.70
8 IFR = ∑Frcrit 0.58
LTI (det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 41
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 45.63
8 IFR = ∑Frcrit 0.63
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
U 0 0
S 1P 0.07 0.00 0 0 4.2 2520 1 0.95 1 1 1 0.989308 2368 635 0.27 0.44 16 854 0.74
T 2O 0.27 0.32 567 293 7.8 4680 1 0.95 1 1 1 1 4446 1502 0.34 0.56 20 2019 0.74
B 2O 0.49 0.51 293 567 3.33 1998 1 0.9 1 1 1 1 1798 604 0.34 20 817 0.74
Waktu hilang total L Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 43.13
8 IFR = ∑Frcrit 0.61
LTI (det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 43
Waktu hilang total L LTI Waktu siklus pra penyesuaian cua (det) Rms.(29) 64.65
8 IFR = ∑Frcrit 0.74
(det) Waktu siklus disesuaikan c (det) Rms.(31) 65
Faktor-Faktor Koreksi
Nilai Nilai
Semua Tipe Pendedkat Hanya Tipe P Waktu Kapasitas
Nama Kode kapasitas Kapasitas
Kelerengan Hijau (smp/jam)
Simpang Pendekat dasar Ukuran Hambatan Kelandaia Belok Belok Disesuaikan
Parkir
(smp/jam) Kota Samping n Kanan Kiri (smp/jam)
Faktor-Faktor Koreksi
Nilai Semua Tipe Pendedkat Hanya Tipe P Nilai
Waktu Kapasitas
Nama Kode kapasitas Kapasitas
Kelerengan Hijau (smp/jam)
Simpang Pendekat dasar Hambatan Kelandaia Belok Belok Disesuaikan
Ukuran Kota Parkir
(smp/jam) Samping n Kanan Kiri (smp/jam)
Jalan Kumala
2520 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 0.99 2366 12 849
(Selatan)
Jalan Andi
Hari Libur 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 13 1784
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.90 1.00 1.00 1.00 1.00 1798 13 722
Tonro (Barat)
Simpang
Bersinyal
Jalan Kumala
2520 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 0.99 2375 22 1032
(Selatan)
Jalan Andi
Hari Kerja 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 20 1803
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.90 1.00 1.00 1.00 1.00 1798 20 729
Tonro (Barat)
Jalan Kumala
2520 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 0.99 2358 12 828
(Selatan)
Jalan Andi
Hari Libur 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 15 1874
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 1898 15 800
Tonro (Barat)
Simpang
Bersinyal
Jalan Kumala
2520 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 0.99 2363 19 959
(Selatan)
Jalan Andi
Hari Kerja 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 19 1861
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.90 1.00 1.00 1.00 1.00 1798 19 753
Tonro (Barat)
Jalan Andi
Hari Libur 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 21 2013
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 1898 21 859
Tonro (Barat)
Simpang
Bersinyal
Jalan Kumala
2520 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 0.98 2356 23 847
(Selatan)
Jalan Andi
Hari Kerja 4680 1.00 0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 4446 33 2297
Tonro (Timur)
Jalan Andi
1998 1.00 0.90 1.00 1.00 1.00 1.00 1798 33 929
Tonro (Barat)
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
1942
1845
1707
1646
1597
1549
1518
1445
1315
1256
1221
1021
894
864
858
803
806
800
795
783
753
739
637
473
42
20
15
14
15
10
12
11
9
6
2
r) r) r) r) r) r) ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
u u u u u u
ib ib ib ib ib ib er er er er er er
(L (L (L (L (L (L (K (K (K (K (K (K
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. 00 .0 .0 . 00 . 00 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0
8 9 2 3 7 8 8 9 2 3 7 8
-0 -0 -1 -1 -1 -1 -0 -0 -1 -1 -1 -1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 .0 .0 0 0 .0 0 .0 .0 0 .0 .0
7. 8 1 2. 6. 7 7. 8 1 2. 6 7
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
1861
1537
1132
1121
1078
1058
999
984
954
895
842
802
594
495
480
478
455
452
439
377
371
349
343
283
20
18
15
16
7
9
5
r) r) r) r) r) r) ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
ja
)
u u u u u u
b b b b b b er er er er er er
( Li ( Li ( Li ( Li ( Li ( Li (K (K (K (K (K (K
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 9
.0
2
.0 .0 7
.0
8
.0
8 9 2 3 7 8 8 3
-0 -0 -1 -1 -1 -1 -0 -0 -1 -1 -1 -1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 .0 .0 0 0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0
7. 8 1 2. 6. 7 0
7
0
8
1
1
1
2
1
6
1
7
0 0 1 1 1 1
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
1190
973
818
742
714
650
650
650
588
552
457
411
321
295
250
247
221
216
197
198
183
170
170
107
19
18
18
14
8
5
6
2
3
r) r) r) r) 1 r) r) ) ) ) ) ) )
u u u u u u ja ja ja ja ja ja
b b b b b b er er er er er er
( Li ( Li ( Li ( Li ( Li ( Li (K (K (K (K (K (K
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 9
.0
2
.0 .0 7
.0
8
.0
8 9 2 3 7 8 8 3
-0 -0 -1 -1 -1 -1 -0 -0 -1 -1 -1 -1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 .0 .0 0 0 .0 0 .0 .0 0 .0 .0
7. 8 1 2. 6. 7 7. 8 1 2. 6 7
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
A r us Lalu Lintas
1800 1685
1600 1556 1541 1502
1417 1439 1416 1458
1400 1332
1254
1200 1151
1000 893
800
600
400
200
0
07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00- 07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00-
08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00 08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00
(Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja)
A RUS LA LU LINTA S
1200
978
1000
811
800 730 713
656 672 635
607
600 548 533 555
480
400
200
0
07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00- 07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00-
08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00 08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00
(Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja)
Hasil analisis arus lalu lintas untuk Jalan Andi Tonro (Barat)
ditunjukkan oleh grafik berikut :
A r us Lalu Lintas
900
800 781
700
613 604
600 552
511 518
489 480 475
500
408
400 357
300 274
200
100
0
07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00- 07.00- 08.00- 11.00- 12.00- 16.00- 17.00-
08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00 08.00 09.00 12.00 13.00 17.00 18.00
(Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Libur) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja) (Kerja)
DERAJAT KEJENUHAN
Derajat Kejenuhan Libur Derajat Kejenuhan Kerja
0.88
0.79
0.77
0.76
0.76
0.74
0.72
0.68
0.67
0.65
0.63
0.58
07.00- 08.00- 1 1 . 0 0 -1 2 . 0 0 1 2 . 0 0 -1 3 . 0 0 1 6 . 0 0 -1 7 . 0 0 1 7 . 0 0 -1 8 . 0 0
08.00 09.00
DERAJAT KEJENUHAN
Derajat Kejenuhan Libur Derajat Kejenuhan Kerja
0.88
0.84
0.79
0.77
0.76
0.76
0.74
0.72
0.68
0.67
0.65
0.58
07.00- 08.00- 1 1 . 0 0 -1 2 . 0 0 1 2 . 0 0 -1 3 . 0 0 1 6 . 0 0 -1 7 . 0 0 1 7 . 0 0 -1 8 . 0 0
08.00 09.00
DERAJAT KEJENUHAN
Derajat Kejenuhan Libur Derajat Kejenuhan Kerja
0.84
0.79
0.74
0.69
0.66
0.64
0.62
0.61
0.59
0.51
0.49
0.39
07.00- 08.00- 1 1 . 0 0 -1 2 . 0 0 1 2 . 0 0 -1 3 . 0 0 1 6 . 0 0 -1 7 . 0 0 1 7 . 0 0 -1 8 . 0 0
08.00 09.00
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO Rata-rata Utama total
smp/jam Fw FM FCS FLT
Tbl. B-2:1 Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
(20) 3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.880 1.092 0.752 0.908 2478
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
1 KOMPOSISI LALU LINTAS LV%: 18% HV%: 1% MC%: 82% Faktor-smp 0.70 Faktor-k
Kend. tak
ARUS LALU LINTAS bermotor
Arah Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda motor MC Kendaraan bermotor total MV UM
kend/jam
Pendekat kend/jam emp=1,0 kend/jam emp=1,3 kend/jam emp=0,5 kend/jam smp/jam Rasio
smp/jam smp/jam smp/jam belok
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
2 Jl. Minor:A LT 531 531 31 40 2828 1414 3390 1985 0.56 6
3 ST
4 RT 704 704 5 7 1712 856 2421 1567 0.44 6
5 Total 1235 1235 36 47 4540 2270 5811 3552 12
6 Jl. Minor:C LT
7 ST
8 RT
9 Total
10 Jl. Minor total A+C 1235 1235 36 47 4540 2270 5811 3552 12
11 Jl. Utama:B LT
12 ST 390 390 6 8 2498 1249 2894 1647 59
13 RT 788 788 60 78 5435 2718 6283 3584 0.69 47
14 Total 1178 1178 66 86 7933 3967 9177 5230 106
15 Jl. Utama:D LT
16 ST 994 994 7 9 3230 1615 4231 2618 6
17 RT
18 Total 994 994 7 9 3230 1615 4231 2618 6
19 Jl. Utama total B+D 2172 2172 73 95 11163 5582 13408 7848 112
20 Utama+minor LT 531 531 31 40 2828 1414 3390 1985 0.17 6
21 ST 1384 1384 13 17 5728 2864 7125 4265 65
22 RT 1492 1492 65 85 7147 3574 8704 5150 0.45 53
23 Utama+minor total 3407 3407 109 142 15703 7851.5 19219 11400 0.63 124
24 Rasio Jl.Minor/(Jl.Utama+minor)total 0.31 UM/MV 0.006
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.120 0.673 0.876 2319
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
1 KOMPOSISI LALU LINTAS LV%: 27% HV%: 1% MC%: 72% Faktor-smp 0.26 Faktor-k
Kend. tak
ARUS LALU
bermotor
LINTAS
Arah Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda motor MC Kendaraan bermotor total MV UM
kend/jam
Pendekat kend/jam emp=1,0 kend/jam emp=1,3 kend/jam emp=0,5 kend/jam smp/jam Rasio
smp/jam smp/jam smp/jam belok
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
2 Jl. Minor:A LT 437 437 21 27 668 334 1126 798 0.59 2
3 ST
4 RT 284 284 5 7 535 268 824 558 0.41 8
5 Total 721 721 26 34 1203 602 1950 1356 10
6 Jl. Minor:C LT
7 ST
8 RT
9 Total
10 Jl. Minor total A+C 721 721 26 34 1203 602 1950 1356 10
11 Jl. Utama:B LT
12 ST 301 301 5 7 915 458 1221 765 24
13 RT 480 480 29 38 1735 868 2244 1385 0.64 17
14 Total 781 781 34 44 2650 1325 3465 2150 41
15 Jl. Utama:D LT
16 ST 637 637 10 13 1788 894 2435 1544 28
17 RT
18 Total 637 637 10 13 1788 894 2435 1544 28
19 Jl. Utama total B+D 1418 1418 44 57 4438 2219 5900 3694 69
20 Utama+minor LT 437 437 21 27 668 334 1126 798 0.16 2
21 ST 938 938 15 20 2703 1352 3656 2309 52
22 RT 764 764 34 44 2270 1135 3068 1943 0.38 25
23 Utama+minor total 2139 2139 70 91 5641 2820.5 7850 5051 0.54 79
24 Rasio Jl.Minor/(Jl.Utama+minor)total 0.27 UM/MV 0.010
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.094 0.735 0.906 2559
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
1 KOMPOSISI LALU LINTAS LV%: 25% HV%: 1% MC%: 74% Faktor-smp 0.38 Faktor-k
Kend. tak
ARUS LALU
bermotor
LINTAS
Arah Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda motor MC Kendaraan bermotor total MV UM
kend/jam
Pendekat kend/jam emp=1,0 kend/jam emp=1,3 kend/jam emp=0,5 kend/jam smp/jam Rasio
smp/jam smp/jam smp/jam belok
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
2 Jl. Minor:A LT 502 502 8 10 1848 924 2358 1436 0.57 1
3 ST
4 RT 467 467 5 7 1178 589 1650 1063 0.43 1
5 Total 969 969 13 17 3026 1513 4008 2499 2
6 Jl. Minor:C LT
7 ST
8 RT
9 Total
10 Jl. Minor total A+C 969 969 13 17 3026 1513 4008 2499 2
11 Jl. Utama:B LT
12 ST 468 468 1 1 1160 580 1629 1049 17
13 RT 573 573 75 98 2090 1045 2738 1716 0.62 20
14 Total 1041 1041 76 99 3250 1625 4367 2765 37
15 Jl. Utama:D LT
16 ST 796 796 16 21 2203 1102 3015 1918 10
17 RT
18 Total 796 796 16 21 2203 1102 3015 1918 10
19 Jl. Utama total B+D 1837 1837 92 120 5453 2727 7382 4683 47
20 Utama+minor LT 502 502 8 10 1848 924 2358 1436 0.20 1
21 ST 1264 1264 17 22 3363 1682 4644 2968 27
22 RT 1040 1040 80 104 3268 1634 4388 2778 0.39 21
23 Utama+minor total 2806 2806 105 137 8479 4239.5 11390 7182 0.59 49
24 Rasio Jl.Minor/(Jl.Utama+minor)total 0.35 UM/MV 0.004
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C) smp/jam
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- (28)
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.162 0.733 0.861 2575
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO Rata-rata Utama total
smp/jam Fw FM FCS FLT
Tbl. B-2:1 Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
(20) 3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.124 0.755 0.890 2650
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.141 0.726 0.859 2496
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.166 0.739 0.868 2624
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C) smp/jam
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- (28)
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.109 0.746 0.869 2523
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO Rata-rata Utama total
smp/jam Fw FM FCS FLT
Tbl. B-2:1 Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
(20) 3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.130 0.754 0.894 2673
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.106 0.717 0.878 2443
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C)
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- smp/jam
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.119 0.748 0.887 2606
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
2. Kapasitas
Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Pilihan Dasar Lebar Median Ukuran Kota Hambatan Samping Belok Kiri Belok Rasio Kapasitas
Pendekat Jalan Kanan Minor/
CO smp/jam Rata-rata Utama total
Tbl. B-2:1 Fw FM FCS FLT
(20) Gbr.B- Tbl. B-4:1 Tbl.B-5:1 Gbr. B-7:1 FRT FM (C) smp/jam
3:1 (22) (23) (24) (25) Gbr. B- Gbr. B- (28)
1 3200 1.123 1.05 1 0.930 1.056 0.691 0.914 2340
Catatan :
Tingkat Pelayanan (LoS) : A
Tundaan Simpang : > 5
- Arus bebas
- Kecepatan tinggi dan volume rendah
b. Kapasitas
FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS
KAPASITA
HARI WAKTU LEBAR UKURAN HAMBAT RASIO BELOK RASIO MINOR KAPASITAS
S DASAR RASIO BELOK KIRI
PEBDEKA KOTA AN KANAN TOTAL
07.00-08.00 3200 1.12 1 0.88 1.09 0.75 0.91 2478
08.00-09.00 3200 1.12 1 0.93 1.09 0.74 0.91 2559
11.00-12.00 3200 1.12 1 0.93 1.12 0.76 0.89 2650
12.00-13.00 3200 1.12 1 0.93 1.17 0.74 0.87 2624
16.00-17.00 3200 1.12 1 0.93 1.13 0.75 0.89 2673
LIBUR 17.00-18.00 3200 1.12 1 0.93 1.12 0.75 0.89 2606
07.00-08.00 3200 1.12 1 0.93 1.12 0.67 0.88 2319
08.00-09.00 3200 1.12 1 0.93 1.16 0.73 0.86 2575
11.00-12.00 3200 1.12 1 0.93 1.14 0.73 0.86 2496
12.00-13.00 3200 1.12 1 0.93 1.11 0.75 0.87 2523
16.00-17.00 3200 1.12 1 0.93 1.11 0.72 0.88 2443
KERJA 17.00-18.00 3200 1.12 1 0.93 1.06 0.69 0.91 2340
RATA-RATA 3200 1.12 1 0.93 1.12 0.73 0.88 2524
MAX 3200 1.12 1 0.93 1.17 0.76 0.91 2650
MIN 3200 1.12 1 0.88 1.06 0.67 0.86 2319
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
4540
3026
2173
1903
1495
1389
1316
1278
1235
1218
1203
1184
1094
1090
1063
1024
982
969
959
860
783
746
721
540
36
29
26
27
30
21
23
22
13
12
15
14
Hasil Analisis Volume kendaraan untuk simpang Jalan Sultan Alauddin B
ditunjukkan oleh grafik berikut :
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
7933
3250
2911
2650
2620
1959
1947
1893
1851
1844
1750
1638
1535
1522
1429
1400
1178
1165
1118
1071
1041
974
781
729
111
93
66
76
71
48
34
31
30
24
16
12
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
3230
2206
2203
2012
1963
1788
1728
1713
1462
1438
994
925
928
879
873
823
819
807
796
785
760
696
692
637
21
21
16
10
6
4
2. Pembahasan Arus Lalu Lintas
10000
8000 7182
6502 6129 6019 5892
5665 5835 5299 5205
6000 5051
4212
4000
2000
0
DERAJAT KEJENUHAN
4.92
1.70
LIBUR KERJA
DERAJAT KEJENUHAN
2.79
1.97
LIBUR KERJA
DERAJAT KEJENUHAN
2.41
2.14
LIBUR KERJA
DERAJAT KEJENUHAN
2.34
2.22
LIBUR KERJA
2.17
LIBUR KERJA
DERAJAT KEJENUHAN
2.35
2.22
LIBUR KERJA
Tabel rekap jumlah kendaraan pada hari libur tanggal 02 Oktober 2022
Arah Arus Lalu Lintas (Kendaraan/Jam)
Waktu Peninjau
Gerak LV HV MC UM
LT 0 0 0 0
Arah ST 734 28 2339 89
Flyover RT 0 0 0 0
TOTAL 734 28 2339 89
07.00 - 08.00
LT 0 0 0 0
Arah ST 516 28 2204 293
Boulevard RT 0 0 0 0
TOTAL 516 28 2204 293
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua
Kapasitas
Kapasitas
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
5000 4636
4500 3737
4000 3355
3500 2949 2948 2875
2548 2648
3000 2339 2458 2156 2092
2410
2500 1788 1719 1562 1751 1561
2000 1398 1388 1600 1386
1500 734 918
1000
500 28 24 32 38 14 6 36 54 88 80 54 36
0
VOLUME KENDARAAN
LV HV MC
4500 3895
4000 3720
3357 3397
3500 3044 3062 2829
3000 2484 2555 2491
2204 2181
2500 1955 2043
2000 1326 1325 1325 1553 1520
1194 1298 1145
1500 785
1000 516
500 28 24 15 22 15 13 30 43 63 53 36 27
0
Hasil Analisis Arus Lalu Lintas untuk Ruas pada arah Flyover ditunjukkan
oleh grafik berikut :
Hasil Analisis Arus Lalu Lintas untuk Ruas pada arah Boulevard
ditunjukkan oleh grafik berikut :
DERAJAT KEJENUHAN
Derajat Kejenuhan Libur Derajat Kejenuhan Kerja
0.68
0.56
0.53
0.50
0.49
0.48
0.48
0.47
0.43
0.41
0.32
0.26
DERAJAT KEJENUHAN
Derajat Kejenuhan Libur Derajat Kejenuhan Kerja
0.63
0.56
0.49
0.49
0.47
0.45
0.42
0.41
0.39
0.38
0.30
0.21
V.1 Kesimpulan
2. Dari hasil analisa data, diperoleh nilai derajat kejenuhan untuk simpang
SB 4 pada hari libur, untuk pagi didapatkan 0.58 dan 0.65, untuk siang
didapatkan 0.68 dan 0.67 dan untuk sore didapatkan 0,76 dan 0.77
sehingga tingkat pelayanannya di dapatkan hasil yang sangat beragam
3. Dari analisa data, diperoleh pula jumlah tundaan simpang yang terjadi
pada simpang SB 4 pada hari libur di Jalan Andi Tonro (Timur) di peroleh
11,53 hingga 16,39, pada hari kerja 18,38 hingga 32,81, untuk Jalan
Kumala didapatkan tundaan 11,86 hingga 20,91 untuk hari libur dan 18,38
hingga 32,81 untuk hari kerja, serta tundaan di Jalan Andi Tonro (Barat) di
dapatkan untuk hari libur 10.20 hingga 15,16 dan untuk hari kerja 13,30
hingga 30,10.
1. Dari survey volume kendaraan pada simpang STB 2, diperoleh data yang
berkisar antara 729 hingga 1750 untuk kendaraan ringan, 12 hingga 111
untuk kendaraan berat, dan 1535 hingga 7933 untuk kendaraan bermotor
setiap jamnya di jalan Sultan Alauddin (B), 540 hingga 1389 untuk
kendaraan ringan, 13 hingga 36 untuk kendaraan berat, dan 783 hingga
4540 untuk kendaraan motor Jalan A.P Pettarani, dan 637 hingga 994
untuk kendaraan ringan, 4 hingga 21 untuk kendaraan berat, dan 692
hingga 3230 untuk kendaraan motor Jalan Sultan Alauddin (D)
FIRA ZALZABILA NUR IDRIS | D011 21 1012
1
2. Dari hasil analisa data, diperoleh nilai derajat kejenuhan untuk simpang
STB 2 pada hari libur, untuk pagi didapatkan 1,70 dan 1,97, untuk siang
didapatkan 2,14 dan 2,22 dan untuk sore didapatkan 2,43 dan 2,35
sehingga tingkat pelayanannya masuk pada kategori A (Arus stabil,
kecepatan tinggi dengan volume yang rendah, pengemudi masih dapat
kebebasan dalam memilih kecepatannya). Sedangkan pada Hari Kerja,
untuk pagi didapatkan 4,92 dan 2,79, untuk siang didapatkan 2,41 dan
2,34, dan untuk sore didapatkan 2,17 dan 2,22 sehingga tingkat
pelayanannya masuk pada kategori A (Arus stabil, kecepatan tinggi
dengan volume yang rendah, pengemudi masih dapat kebebasan dalam
memilih kecepatannya).
3. Dari analisa data, diperoleh pula jumlah arus lalu lintas yang terjadi pada
simpang STB 2 pada hari libur didapatkan arus tertinggi 6502 smp/jam,
pada hari kerja, didapatkan arus tertinggi 11400 smp/jam.
1. Dari survey volume kendaraan pada ruas R-5, diperoleh data yang berkisar
antara 516 hingga 2092 untuk kendaraan ringan, 6 hingga 88 untuk
kendaraan berat, dan 2156 hingga 4636 untuk kendaraan bermotor setiap
jamnya.
2. Dari hasil analisa data, diperoleh nilai derajat kejenuhan untuk simpang R-
5 pada hari kerja, untuk pagi didapatkan 0,68, untuk siang didapatkan 0,53
dan untuk sore didapatkan 0,63 sehingga jika di ratakan tingkat
pelayanannya masuk pada kategori B (Arus stabil, kecepatan sedikit
terbatas oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat kebebasan dalam memilih
kecepatannya). Sedangkan pada hari libur, untuk pagi didapatkan 0,32,
untuk siang didapatkan 0,43 dan untuk sore didapatkan 0,48 sehingga jika
diratakan maka tingkat pelayanannya masuk pada kategori A (Arus bebas,
volume rendah dan kecepatan tinggi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki).
V.1 SARAN