LK1 - Analisis Komponen AKM Literasi
LK1 - Analisis Komponen AKM Literasi
A. LITERASI
Petunjuk:
1. Carilah 1 (satu) contoh soal literasi, berasal dari PMM, laman/web Pusmenjar, PISA,
AKSI atau dari sumber lain yang relevan!
2. Salin atau pindahkan soal tersebut di bawah ini!
3. Telaah atau Identifikasi komponen AKM, yakni (1) konten, (2) proses kognitif, dan
(3) konteks.
Sumber :
https://pusmendik.kemdikbud.go.id/an/asesmen_kompetensi_minimum/view/literasi-
membaca
Bulus raksasa merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar yang berukuran besar.
Spesies ini tersebar di Asia Barat Daya dan Asia Tenggara. Habitat utama bulus raksasa
berada di sekitar danau, pantai laut, atau muara sungai besar. Itulah mengapa bulus raksasa
merupakan salah satu spesies yang teridentifikasi dalam publikasi kura-kura Semenanjung
Kampar yang disusun oleh tim Restorasi Ekosistem Riau (RER). Bulus raksasa juga
merupakan satu dari 101 spesies reptil dan amfibi yang teridentifikasi di wilayah RER.
Bulus raksasa dapat tumbuh hingga mencapai panjang tempurung antara 60 hingga 100 cm
dengan berat mencapai 50 kg. Tempurungnya berbentuk gepeng, cenderung lembek, dan
mulus tanpa sisik luar cangkang yang biasa terlihat pada kura-kura dengan tempurung keras
berwarna abu-abu kehijauan tanpa pola-pola tertentu. Bagian bawah tubuhnya berwarna
putih, kemerahan atau kekuningan. Kepalanya cukup lebar dengan leher panjang, terdapat
beberapa benjolan kecil di sekitar lehernya. Hidungnya menyerupai belalai pendek. Sekilas,
wajahnya menyerupai katak. Itulah mengapa ia disebut sebagai bulus raksasa berwajah
katak. Bulus raksasa jantan dan betina dapat dibedakan melalui bentuk ekornya, di mana
yang jantan memiliki ekor yang lebih panjang dibanding betina.
Bulus raksasa juga tergolong sebagai omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan
hewan). Ketika berburu, bulus raksasa akan mengeluarkan kepalanya dengan cepat dari
tempurungnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap mangsa. Ketika merasa
terancam, ia dapat melakukan serangan ‘pukulan tanpa gigitan’ dengan kepalanya. Bulus
raksasa dapat bertelur tiga kali dalam setahun. Bulus raksasa akan mengubur telur-telurnya
di sebuah kantung telur di dalam pasir. Satu kantung telur rata-rata berisi 24 hingga 70
telur, sedangkan rata-rata periode inkubasi telurnya adalah sekitar 60 hari.
Populasi bulus raksasa di alam liar mengalami penyusutan yang cukup drastis karena
kerusakan yang terjadi pada habitat alami mereka serta maraknya perburuan liar. Di wilayah
Semenanjung Kampar, tim RER fokus dan konsisten memberikan edukasi kepada
masyarakat lokal untuk melakukan metode penangkapan ikan yang lestari termasuk dengan
menjaga spesies kura-kura.
https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-bulus-raksasa/
https://www.idntimes.com/science/discovery/shandy-pradana/hewan-unik-terancam-
punah-c1c2/full/4
3 kali
24 kali
50 kali
70 kali
Jawaban: 3 kali
Bulus raksasa merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar yang berukuran besar.
Spesies ini tersebar di Asia Barat Daya dan Asia Tenggara. Habitat utama bulus raksasa
berada di sekitar danau, pantai laut, atau muara sungai besar. Itulah mengapa bulus raksasa
merupakan salah satu spesies yang teridentifikasi dalam publikasi kura-kura Semenanjung
Kampar yang disusun oleh tim Restorasi Ekosistem Riau (RER). Bulus raksasa juga
merupakan satu dari 101 spesies reptil dan amfibi yang teridentifikasi di wilayah RER.
Bulus raksasa dapat tumbuh hingga mencapai panjang tempurung antara 60 hingga 100 cm
dengan berat mencapai 50 kg. Tempurungnya berbentuk gepeng, cenderung lembek, dan
mulus tanpa sisik luar cangkang yang biasa terlihat pada kura-kura dengan tempurung keras
berwarna abu-abu kehijauan tanpa pola-pola tertentu. Bagian bawah tubuhnya berwarna
putih, kemerahan atau kekuningan. Kepalanya cukup lebar dengan leher panjang, terdapat
beberapa benjolan kecil di sekitar lehernya. Hidungnya menyerupai belalai pendek. Sekilas,
wajahnya menyerupai katak. Itulah mengapa ia disebut sebagai bulus raksasa berwajah
katak. Bulus raksasa jantan dan betina dapat dibedakan melalui bentuk ekornya, di mana
yang jantan memiliki ekor yang lebih panjang dibanding betina.
Bulus raksasa juga tergolong sebagai omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan
hewan). Ketika berburu, bulus raksasa akan mengeluarkan kepalanya dengan cepat dari
tempurungnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap mangsa. Ketika merasa
terancam, ia dapat melakukan serangan ‘pukulan tanpa gigitan’ dengan kepalanya. Bulus
raksasa dapat bertelur tiga kali dalam setahun. Bulus raksasa akan mengubur telur-telurnya
di sebuah kantung telur di dalam pasir. Satu kantung telur rata-rata berisi 24 hingga 70
telur, sedangkan rata-rata periode inkubasi telurnya adalah sekitar 60 hari.
Populasi bulus raksasa di alam liar mengalami penyusutan yang cukup drastis karena
kerusakan yang terjadi pada habitat alami mereka serta maraknya perburuan liar. Di wilayah
Semenanjung Kampar, tim RER fokus dan konsisten memberikan edukasi kepada
masyarakat lokal untuk melakukan metode penangkapan ikan yang lestari termasuk dengan
menjaga spesies kura-kura.
https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-bulus-raksasa/
https://www.idntimes.com/science/discovery/shandy-pradana/hewan-unik-terancam-
punah-c1c2/full/4
Klik pada pilihan Berburu atau Terancam untuk setiap pernyataan berikut ini!
Bulus raksasa merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar yang berukuran besar.
Spesies ini tersebar di Asia Barat Daya dan Asia Tenggara. Habitat utama bulus raksasa
berada di sekitar danau, pantai laut, atau muara sungai besar. Itulah mengapa bulus raksasa
merupakan salah satu spesies yang teridentifikasi dalam publikasi kura-kura Semenanjung
Kampar yang disusun oleh tim Restorasi Ekosistem Riau (RER). Bulus raksasa juga
merupakan satu dari 101 spesies reptil dan amfibi yang teridentifikasi di wilayah RER.
Bulus raksasa dapat tumbuh hingga mencapai panjang tempurung antara 60 hingga 100 cm
dengan berat mencapai 50 kg. Tempurungnya berbentuk gepeng, cenderung lembek, dan
mulus tanpa sisik luar cangkang yang biasa terlihat pada kura-kura dengan tempurung keras
berwarna abu-abu kehijauan tanpa pola-pola tertentu. Bagian bawah tubuhnya berwarna
putih, kemerahan atau kekuningan. Kepalanya cukup lebar dengan leher panjang, terdapat
beberapa benjolan kecil di sekitar lehernya. Hidungnya menyerupai belalai pendek. Sekilas,
wajahnya menyerupai katak. Itulah mengapa ia disebut sebagai bulus raksasa berwajah
katak. Bulus raksasa jantan dan betina dapat dibedakan melalui bentuk ekornya, di mana
yang jantan memiliki ekor yang lebih panjang dibanding betina.
Bulus raksasa juga tergolong sebagai omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan
hewan). Ketika berburu, bulus raksasa akan mengeluarkan kepalanya dengan cepat dari
tempurungnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap mangsa. Ketika merasa
terancam, ia dapat melakukan serangan ‘pukulan tanpa gigitan’ dengan kepalanya. Bulus
raksasa dapat bertelur tiga kali dalam setahun. Bulus raksasa akan mengubur telur-telurnya
di sebuah kantung telur di dalam pasir. Satu kantung telur rata-rata berisi 24 hingga 70
telur, sedangkan rata-rata periode inkubasi telurnya adalah sekitar 60 hari.
Populasi bulus raksasa di alam liar mengalami penyusutan yang cukup drastis karena
kerusakan yang terjadi pada habitat alami mereka serta maraknya perburuan liar. Di wilayah
Semenanjung Kampar, tim RER fokus dan konsisten memberikan edukasi kepada
masyarakat lokal untuk melakukan metode penangkapan ikan yang lestari termasuk dengan
menjaga spesies kura-kura.
https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-bulus-raksasa/
https://www.idntimes.com/science/discovery/shandy-pradana/hewan-unik-terancam-
punah-c1c2/full/4
Klik pada pilihan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan berikut ini!