Anda di halaman 1dari 31

PENGUATAN SEKOLAHE AREK SURABAYA (SAS)

UNTUK PENINGKATAN AKSES MUTU PENDIDIKAN


Surabaya, 04 Oktober 2023

Oleh: Dr. Martadi, M.Sn


Kondisi Nyata Tantangan Pendidikan
di Surabaya

01. Surabaya sbg


Barometer
02. Disparitas 03. Dinamika
Masyarakat
04. Kebijakan &
Partisipasi
1. Harus selalu 1. Kesenjangan mutu 1. Masyarakat “sadar 1. Kebijakan pendidikan
inovativ antar sekolah mutu” nasional yg dinamis
2. Menjaga mutu 2. Sebaran sekolah 2. Mutu Pendidikan 2. Masyarakat cenderung
bermutu tidak bukan lagi ‘Nilai’, “pasrah bongkok’an”
merata antar tetapi karakter, 3. Penghapusan UN,
wilayah ketrampilan abad 21 berpotensi dis-insentif
3. Tiga dosa belajar
Pendidikan masih
terjadi di sekolah
Fenomena Stunted School : No Way

Developed School

Stunted School Stunted School


1. Kecongkaan Sekolah
(School arrogance)

Performance
RIP
2. Mudah puas dg program (‘Rest In Peace’)
yang ada School
3. Miskin inovasi (akademik
dan tatakelola)
4. Abai terhadap dinamika
perkembangan kehidu-
pan (ICT, bangsa, trend,
kemanusiaan, dll)

Time
Ukuran Mutu Sekolah

Kelulusan
01 ▪ Nilai UN Raport Mutu
▪ Prosentasi Kelulusan (Skore AN)
▪ Angka melanjutkan

02 Akreditasi Sekolah
Mutu
Sekolah
Prestasi sekolah
03 ▪ Akademik
▪ Non Akademik
Makna Mutu dan Merata

a) Memenuhi SNP (Akreditasi)


b) Memenuhi harapan masyarakat
c) Prestasi baik (akademik dan non akademik)
d) Skore raport mutu: AN (AKM, SK, SLB)
Bermutu

a) Di semua wilayah
b) Baik Negeri – Swasta
c) Semua Jenjang Pendidikan
d) Menjangkau org miskin & kaya
Merata
MUTU PENDIDIKAN
Mutu Pendidikan (MP) merupakan
fungsi dari mutu input peserta didik/
Potensi Siswa (PS), Mutu pengalaman
Belajar yang ditunjukan oleh Kemam-
puan Profesional guru (KP), mutu Fasili-
tas Belajar (FB), dan Budaya Sekolah (BS).
(Satori: 1995)
FAKTOR PENENTU MUTU PENDIDIKAN

Potensi
Siswa (PS)

Budaya Kemampuan
Sekolah (BS) Profesional
(KP)
Fasilitas
Belajar (FB)

MP = f (PS. KP. FB. BS)


Konsep Sekolahe AREK Surabaya (SAS)

Sekolah yang warganya memiliki komitmen untuk


meningkatkan mutu sekolah, melalui penciptaan
ekosistem lingkungan sekolah yang aman, rekreatif
, edukatif, dan kegotong-royongan yang berbasis
potensi keunggulan sekolah.
Apa bedanya dengan SAS dengan…?

Sekolah
Pengerak

Sekolah Sekolah
Ramah Adiwiyata
Anak

Sekolah Sekolah
Sekolahe MBS Sehat, dll
AREK
Surabaya
Tujuan Sekolahe AREK Suroboyo

1
Pembinaan sekolah melalui
Bechmarking penerapan
pengembangan mutu sekolah
sekolah AREK bagi sekolah
secara menyeluruh (whole school
lain dalam mengembangkan
development) dalam memberikan
sekolah bermutu berbasis
layanan prima melalui sekolah

2
kearifan dan keunggulan

4
AREK.
sekolah

Model penerapan
Mewujukan sekolah bermutu
managemen berbasis

3
melalui ekosistem lingkungan
sekolah yang bergotong-
sekolah yang aman, rekreatif,
royong untuk mewujudkan
edukatif, dan kegotongroyongan
learning community yang
seluruh warga sekolah.
religius dan berbudaya
Indikator Sekolahe AREK Surabaya

AMAN REKREATIF EDUKATIF KEGOTONG-


ROYONGAN

Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah


yang aman, ramah dan sebagai tempat yang yang mendidik, baik yang terbangun
nyaman bagi anak menyenangkan dan aspek akademik, kebersamaan, partisipatif
untuk bertumbuh dan membetahkan anak ketrampilan maupun warga sekolah dalam
berkembang karakter mewujudkan sekolah
yang bermutu

Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:


Capaian SK, SLB Capaian SK, SLB & Capaian AN (AKM, SK, Capaian SK, SLB dan
prestasi akademik dan SLB) & prestasi akademik Tatakelola yang
non akademik dan non akademik partisipatif
IMPLEMENTASI
Komponen Aman
Ekosistem lingkungan sekolah yang aman,
nyaman, dan sehat bagi anak untuk belajar
dan beraktivitas.

Ekosistem lingkungan sekolah yang ramah


anak: anti perundungan, anti kekerasan
seksual, dan intoleransi, dll

Ekosistem lingkungan sekolah yang positif,


kondusif, inspiratif, dan partisipatif, dan
produktif mendukung bakat, minat, dan
potensi siswa.
Ciri-ciri Sekolah Ramah Anak
1. Sekolah sebagai tempat belajar, pengembangan, dan sosialisasi
2. Merencanakan dan menyiapkan makanan bergizi seimbang, kebiasaan kebersihan diri
yang sehat
3. Melakukan penyadaran pendidikan kpd masyarakat, profesional untuk mencegah dan
menghilangkan diskriminasi kepada anak penyandang disabilitas dan anak dengan
HIV/AIDS
4. Menjamin anak untuk menikmati kondisi yang layak atas layanan pendidikan yang
inklusi
5. Memerangi bullying dan memberikan pelatihan khusus thd anak disabilitas dalam
perlindungan diri.
6. Menghindari hukuman korporal di sekolah: memukul, menampar, menendang,
melempar, mencubit, menjambak rambut, menarik telinga, memaksa tinggal di posisi
yang tidak nyaman, dan panas, dll.
7. Membebaskan lingkungan sekolah dari bullying psikologis dan perpeloncoan.
8. Menghindari adanya penghinaan, ejekan, meremehkan, mengejek dan menyakiti
perasaan anak.
IMPLEMENTASI
Komponen Rekreatif

Lingkungan sekolah yang tertata, hijau,


indah, dan sehat (Adiwiyata, sekolah sehat).

Lingkungan yang menyenangkan dan


membetahkan bagi anak untuk belajar.

Lingkungan yang bisa menjadi pusat ragam


aktivitas mengembangkan bakat dan minat
anak.
Kenapa Joyfull Learning

• Belajar akan efektif kalau kita (anak) dalam kondisi ‘fun’


(Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos).
• Hakikat mengajar bukanlah bagaimana memberikan mate
ri sebanyak-banyaknya kepada anak, namun menciptakan
suasana lingkungan agar anak tertarik untuk belajar
(DePorter,1999)
• 70 % siswa yang mampu bertahan konsentrasi pada 10
menit pertama pelajaran, dan hanya 20 % yang mampu
bertahan konsentrasi pada 10 menit terakhir
(Mc Keachie, 1986)
IMPLEMENTASI
Komponen Edukatif
Sekolah yang menumbuhkan karakter, HOTS,
dan soft skills abad 21

Sekolah yang menerapkan pembelajaran project base


learning yang dikontektualisasi dengan kehidupan
nyata untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila.

Pembelajaran yang memfasilitasi keunikan anak:


bakat-minat, gaya belajar, bekal awal anak, ldll.

Sekolah yang melaksanakan pembelajaran


literasi data dan multi cultural
Ciri-ciri Meaningful Learning

1. Apakah siswa senang dan betah selama di sekolah?


2. Apakah siswa senang dengan apa yg dipelajari?
3. Apakah siswa merasakan manfaat dari apa yang dipelajari
di sekolah?
4. Apakah siswa berubah perilakunya kearah yang positif
setelah belajar?
5. Apakah siswa dpt menerapkan apa yg dipelajari di sekolah,
setelah mereka lulus?
6. Apakah masyarakat mendapat manfaat dari anak yang seko
lah? (social benefit)?
Contoh: PEMBELAJARAN YANG MEANINGFULL
BERBASIS PROYEK

CP: Memahami konsep per


PENGAJARAN kecambahan biji (Mapel IPA
)

HOTS: Mengolah Profil Pelajar Pancasila


dan mengembangkan : Menampilkan sikap
berfikir analitis, mandiri
evaluatif. (hak & kewajiban)

PENDIDIKAN
MODEL

Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meni


nggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka
khawatir akan kesejahteraan (QS 4/9) (Mapel Agama)
Profil Pelajar Pancasila: Berakhalk mulia, tanggungjawab, peduli
Meaningful learning yang diintegrasikan ke dalam
Pembelajaran Berbasis Problem (PBL)

• Mata pelajaran : IPAS


• Kelas / semester : VII/1
• Capaian Pembelajaran :
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dan fungsinya .
• Kompentensi Dasar :
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
• Indikator : Dapat menyebutkan bentuk –bentuk daun.
• Kegiatan : 1) Mengumpulkan berbagai jenis ragam daun
2) Melakukan pengamatan berbagai macam
bentuk daun.
3) Melakukan analisis struktur berbagai jenis daun
4) Menuliskan nilai-nilai hasil pengamatan terhadap
berbagai ragam daun
Meaningful learning yang diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran dari belajar topik daun

Makna nilai yang diperoleh :


1. Berbeda-beda tetap satu (kebhinekaan, menghargai keragaman)
2. Setiap daun-daunan diciptakan untuk memberi bermanfaat bagi manusia
3. Menunjukkan kebesaran kuasa Alloh Tuhan Yang Maha Esa (Beriman dan bertaqwa)
Meaningful learning yang diintegrasikan ke dalam
Pembelajaran Berbasis Produk

• Mata pelajaran : SBK


• Kelas/semester : VI/1
• Capaian Pembelajaran:
Siswa memahami, menanggapi keragaman gagasan dalam objek tema,
simbol karya seni rupa nusantara serta berkreasi dan memamerkan karya
seni rupa.
• Indikator : Memilih dan menyiapkan karya seni rupa
dimensi buatan sendiri dan menata pameran
• Kegiatan : 1) Menganalis berbagai bentuk dan fungsi sandal
2) Membuat sandal dari karton dan kertas kado
3) Menuliskan aktivitas yang akan dilakukan jika
memakai sandal yang dibuat.
Makna nilai yang diperoleh :
1. Langkahku untuk mengejar cita-cita (kerja keras)
2. Langkahku untuk menuntut ilmu (cerdas)
3. Langkahku untuk menolong orang lain (peduli)
IMPLEMENTASI
Komponen Kegotong-
royongan
Ekosistem sekolah yang memiliki kesadaran untuk
menumbuhkan sikap kebersamaan, kepedulian
dalam mewujudkan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)

Tata Kelola sekolah yang melibatkan partisipasi


aktif warga sekolah dalam mendukung program-
program sekolah

Tata Kelola sekolah yang menguatkan jejaring


kerjasama dan partisipasi masyarakat, DuDi
Strategi Implementasi SAS

Pilotting. SAS diberlakukan bertahap untuk sekolah yang sudah siap di


masing-masing jenjang SD, SMP di wilayah Surabaya Pusat, Timur, Utara,
Barat, dan Selatan.

Holistik-integratif. Dimulai dari perencanaan, implementasi,


monitoring, dan evaluasi output secara terukur mencakup indikator SAS.

Pendampingan. Sekolah piloting SAS diberikan pendampingan scr


berkelanjutan oleh pengawas, penilik, Dudi, NGO, dan perguruan tinggi
mitra.

Difusi Penularan (contagious diffusion). Pola diseminasi scr snowball


di setiap jenjang dan wilayah. Misal: 2023 ditunjuk 30 SD, tahun 2024 me
njadi 60, Tahun 2025 menjadi 90 dan seterusnya.
Pendekatan SAS (CIPO)
CONTECT
Evaluasi Diri & INPUT
& Perencanaan SAS
A. RKJM (4Th) &
Berbasis Data RKJP (1Th) SAS

4. LINGKUNGAN BUDA
1. KURIKULUM
2. (IN-KO-EKS)

YA SEKOLAH
PROSES

3. SARANA
Pelaksanaan & Pendam

2. SDM

5. MBS
pingan Program SAS

Hasil Program SAS B. INDEKS MUTU SAS (AKM, SLB, SK)


OUTPUT
C. PRESTASI SEKOLAH
(Akademik & Non Akademik)
Mutu SAS Tercermin dari...?
1. Menerapkan kurikulum Merdeka
2. Pembelajaran student center learning yang menumbuhkan HOTS – Soft Skills
3. Pembelajaran blended/ hibryd learning
4. Menerapkan Produk/ Problem/ Proyek Base Learning berbasis lingkungan dan keunggulan
sekolah
1. MUTU KURIKULUM 5. Menerapkan P5 berbasis ponteni keunggulan sekolah dan kearifan local Surabaya
(Intra-Ko-Ekstra) 6. Pembelajaran intra maksimal pkl 12, dilanjutkan Ko-korikuler dan atau esktrakurikuler

1. Kualifikasi guru minimal S1, S2 /S3


2. Guru bersertifikat Profesi Pendidik
3. Kompetensi mengajar berbasis e-learning/ billingual
2. MUTU SDM
1. Memenuhi SNP plus
2. Ruang media dan sumber belajar
(Learning Resources Centre)
3. SARANA & PRASARANA 3. Digital Library, cooworking space,
dll
4. School Branding,dll

4. MUTU BUDAYA & 1. Pemanfatan lingkungan sekolah sebagai laboratoriu


LINGKUNGAN m, pusat aktivitas belajar, dll).
2. Optimalisasi lingkungan dan budaya masyarakat m
enjadi media belajar
5. MUTU MBS 3. Lingkungan belajar yang literet ICT
4. Lingkungan yang kreatif, inovatif, produktif.

1. Keterlibatan orangtua/masyarakat/ Dudi terhadap pro


gram sekolah
2. Keterlibatan anak secara aktif dalam program sekolah
Timeline Implementasi SAS
Juni Juli Agustus—Nopember Desember

1. Penyusunan konsep 3. Penyempurnaan rencana 7. Implementasi program SAS di 11. Gebyar karya inovasi
road mapp SAS program SAS di sekolah masing-masing sekolah & apresiasi SAS oleh
2. Sosialisasi program 4. Sosialisasi SAS ke warga 8. Pendampingan program SAS di Walikota
SAS ke semua sekolah sekolah: guru, tendik, siswa, sekolah piloting oleh pengawas 12. Penyusunan laporan
Komite Sekolah monev SAS
9. Penulisan best practices implementasi
6. Bimtek SAS untuk guru, SAS di sekolah
tendik sekolah piloting 10. Monitoring dan Evaluasi program
SAS di sekolah piloting
Program SAS
Tercermin dalam dokumen apa?

Renstra/ RPJM KOSP


& Renop/ RKT Program SAS dipastikan
terintegrasi dengan dokumen
SAS diupayakan by desain
Kurikulum Operasional Satuan
yang tertuang dalam Renstra 4
Pendidikan (KOSP), BUKAN
tahunan dan Rencana Kegiatan
program terpisah.
Tahunan.
Kondisi Kondisi
Sekolah Strategi SAS yang
Saat Ini Mencapai Diharapkan

• Visi-misi Walikota
& Dispendik Sby Evaluasi Diri MISI VISI
• Rapor Mutu (AN) (SWOT Analisis) Sekolah Sekolah
• Potensi & Keung
gulan Sekolah

Isu-isu Kebijakan
RPJM
Rencana Strategis Sekolah (4 th)
Pengembangan Pendidikan

SAS
Program Tujuan
Sekolah Program

RKT
Kegiatan Sasaran
(1 th)
Terimakasih
Dinas Pendidikan Kota Surabaya

Anda mungkin juga menyukai