Anda di halaman 1dari 61

Rasional, Konsep dan Karakteristik

Kurikulum Merdeka Jenjang SMP


Surabaya, 13 Mei 2022

Oleh: Martadi
martadi@unesa.ac.id
Lingkup Materi Bimbingan Teknis

3. Struktur Kurikulum
4. Capaian Pembelajaran, TP dan ATP
5. Pembelajaran dan assessment
6. Penyusunan Modul Ajar
7. Proyek Profil Pelajar Pancasila

01 KONTEK
S
03 PRAKTI
K

02 TEKS
9. Prinsip Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan (KOSP)
1. Rasional Kurikulum Merdeka
10. Pengembangan Dokumen KOSP
2. Konsep dan karakteristik Kurikulum
Merdeka
01
RASIONAL
PERUBAHAN
Kurikulum Merdeka
Konteks Perubahan Kurikulum Merdeka

MENYESUAIKAN PERUBAHAN TEORI BELAJAR


Teori belajar semakin Humanis – Student Center .Learning

MEWADAHI KEUNIKAN ANAK


Kurikulum memfasilitasi ragam bakat-potensi anak

MENYIAPKAN UNTUK ERA INDUSTRY 4.0


Lanskape pekerjaan berubah, kompetensi yang dibutuhkan karakter,
soft skills, dan literasi-numerasi.
MENGUATKAN KEMBALI IDENTITAS BANGSA
Kurikulum harus merujuk pada tujuan Pendidikan Nasional dan
menguatkan jatidiri anak Indonesia.
MENJALANKAN AMANAT UNDANG-UNDANG
Tujuan Pendidikan nasional dalam UU No 20 Tahun 2003
MENGUATKAN OTONOMI SEKOLAH
Kondisi setiap sekolah/daerah berbeda perlu di beri
ruang otonomi.
5
01. Perubahan Teori Belajar
Teori belajar
yang mendasari
Kurikulum Merdeka

Sibernetik Konstruk Ki Hajar


tivistik Dewantara
Implikasi dalam Pembelajaran

Heutagogi

Pedagogi
02. Mewadahi Potensi Keberagaman
Anak (Unik)
<
Kurikulum “NASI RAMES” Kurikulum “SEMI PRASMANAN”
03. Menyiapkan Kompetensi Industri 4.0

- Secara global era digitalisasi akan menghilangkan


sekitar 1 – 1,5 miliar pekerja sepanjang 2015-
2025 karena digantikannya posisi manusia dengan
mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist);

- Diestimasi akan datang, 65% murid SD di dunia


akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah
ada di hari ini (U.S. Department of Labor report).
Old Economy VS New Economy
1. Tenaga penjualan 1. Blogger
2. Manager pembelian 2. Web developer
3. Juru gambar Teknik 3. Apps creator
4. Teknisi 4. Drone operator
5. Programmer 5. Smart chief listener
6. Manajer layanan IT 6. Smart ketle manager
7. Manager R & D 7. Big data analyst
8. Operator Mesin Produksi 8. Cyber troops
9. Supervisor Accounting Transformasi Paradigma 9. Cyber psicholoyst
10. Mandor Baru Pendidikan dan 10. Forensic cyber crime specialist
11. Kepala Cabang Perubahan Kurikulum 11. Cyber patrol
12. Teller 12. Smart animator
13. Costumer services 13. Game developer
14. Operator call center 14. Medical sonographer
15. Publik relation 15. Prosthodontist
16. Staff eginering 16. Social entrepreneur
17. Managemen trainne 17. Fashionista and ambassador
18. Teknikal support 18. BIM Developer
19. Staf ekspedisi 19. Cloud computing service
20. Sales Promotion Girls Sumber: Kemenaker RI, 2018 20. Barista
Kompetensi Yang Dibutuhkan DuDi

Kemampuan Yg dibutuhkan Dunia Kerja


Kompetensi di Abad 21

21st Century learning: Critical thinking


• To know Creativity
• To do Learning Communication
• To be and
Collaboration
• To live together Innovation
Skills

Core
subjects Flexibility
21st Century Initiative
Context Life and Leadership
Information Digital
career Social-skills
Media, and literacy
skills Cross cultural
ICT literacy
Productivity
Accountability
Life-long learner
14
04.
04. ICT memunculkan Bazzar Global Culture yg bisa
mengancam Jatidiri ke-Indonesiaan
05. UU No.20 Th 2003 tentang SISDIKNAS
2

Manusia yang
Beriman dan bertaqwa, berahlak Profil
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, Pelajar
Pancasila
mandiri, warga negara yang
demokratis, bertanggung jawab
Tujuan Pendidikan
Nasional
Otonomi Sekolah
06.
(Desentralisasi Pendidikan)

UU no. 23/2014
Desentralisasi
pendidikan
diletakkan kepada
pemerintah daerah MBS: DESENTRALISASI
PENDIDIKAN SAMPAI KE
LEVEL SEKOLAH DG
PRINSIP MBS
UU no. 20/2003:
Pengelolaan sekolah
dilaksanaan dg
prinsip MBS
KONSEP MBS

Esensi MBS adalah


OTONOMI SEKOLAH +
FLEKSIBILITAS +
PARTISIPATIF stake holders
sebagai partner

KTPS
Apa Konsep Kurikulum
1. Personalise Curriculum Merdeka
2. Kurikulum Berdiferensiasi Memberi pilihan siswa untuk menentukan
sendiri belajarnya, baik konten yang
3. Kurikulum Inklusif dipelajari, strategi belajar yang sesuai, dan
jenis asessment yang digunakan, agar anak
berkembang sesuai potensinya.

KONSEP
Sekolah
=
Taman

Sistem Pembelajaran
Sistem AMONG, yaitu pembelajaran
yang mendasarkan ASAH, ASIH, dan
ASUH (Care And Dedication Based On
Love)
02
Konsep dan Karakteristik
Kurikulum Merdeka
Struktur, Pembelajaran & Asessment, dan
Rencana Pembelajaran: TP, ATP, Modul Ajar,
Proyek Profil Pelajar Pancasila.
Konsep Kurikulum Merdeka

Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas


pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum sebelumnya.

Berbasis kompetensi Pembelajaran fleksibel Karakter Pancasila

• Pengetahuan, keterampilan, • CP disusun dalam fase-fase • Sinergi antara kegiatan


dan sikap dirangkaikan (2- 3 tahun per fase), sehingga pembelajaran rutin sehari-
sebagai satu kesatuan proses peserta didik memiliki hari di kelas dengan
yang berkelanjutan sehingga kesempatan untuk belajar kegiatan non- rutin (projek)
membangun kompetensi sesuai dengan tingkat interdisipliner yang
yang utuh, dinyatakan pencapaian, kebutuhan, berorientasi pada
sebagai Capaian kecepatan, dan gaya pembentukan dan penguatan
Pembelajaran (CP). belajarnya. karakter berdasarkan kerangka
• Muatan atau konten Profil Pelajar Pancasila.
dikurangi agar peserta didik
* TaRL: Teaching at the Right Level memiliki waktu yang
memadai untuk menguasai
kompetensi yang
ditargetkan.
Konsep Kurikulum Merdeka

Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan


pendidikan yang sudah diatur dalam kurikulum sebelumnya.

Struktur minimum Otonomi Sederhana Gotong royong

• Pemerintah menetapkan • Kurikulum memberikan • Perubahan yang • Pengembangan kurikulum


struktur kurikulum minimum kemerdekaan pada seminimal mungkin. dan perangkat ajarnya
dan satuan pendidikan satuan pendidikan dan Namun beberapa aspek dilakukan dengan
dapat mengembangkan pendidik untuk berubah secara melibatkan puluhan
program dan kegiatan merancang proses dan signifikan dari kurikulum institusi termasuk
tambahan sesuai dengan materi pembelajaran sebelumnya. Tujuan, Kemenag, universitas,
visi misi dan sumber daya yang relevan dan arah perubahan, dan sekolah, dan lembaga
yang tersedia. kontekstual. rancangannya jelas dan pendidikan lainnya.
• Pemerintah mudah dipahami sekolah
menyediakan buku dan pemangku
teks dan perangkat kepentingan.
ajar untuk membantu
guru yang membutuhkan
panduan dalam
merancang pembelajaran
Konsep Kurikulum Merdeka

Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran


yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran.

Literasi dan numerasi adalah Contoh: kemampuan memahami


kompetensi dasar yang akan informasi berupa teks yang
diperkuat serta memperkuat dipadukan dengan grafik dibangun
melalui beberapa mata pelajaran.
kompetensi lain yang dibangun di
semua mata pelajaran. Oleh karena itu, tidak benar bahwa
literasi dan numerasi hanya terkait
dengan mapel Bahasa Indonesia
dan Matematika.
Karakteristik Kurikulum Prototype di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SLB
SMK
1. Kegiatan bermain 1. Penguatan kompetensi 1. Penyesuaian 1. Program peminatan/ 1. Dunia kerja dapat terlibat 1. Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar yang mendasar dan penjurusan tidak dalam pengembangan pendidikan khusus dibuat
dengan
yang utama pemahaman holistic diberlakukan hanya untuk yang
perkembangan pembelajaran
2. Penguatan literasi dini 2. Di kelas 10 pelajar memiliki hambatan
2. Untuk memahami teknologi digital, 2. Struktur lebih sederhana dengan
dan penanaman menyiapkan diri untuk intelektual
lingkungan sekitar, mata mata pelajaran dua kelompok mata pelajaran,
karakter melalui menentukan pilihan mata
pelajaran IPA dan IPS Informatika menjadi yaitu Umum dan Kejuruan. 2. Untuk pelajar di SLB yang
kegiatan bermain- pelajaran di kelas 11. Mata
digabungkan sebagai mata pelajaran Persentase kelompok kejuruan tidak memiliki hambatan
belajar berbasis buku pelajaran yang dipelajari
mata pelajaran Ilmu meningkat dari 60% ke 70% intelektual, capaian
bacaan anak wajib serupa dengan di SMP
Pengetahuan Alam dan pembelajarannya sama
3. Penerapan pembelajaran
3. Fase Fondasi untuk Sosial (IPAS) 2. Panduan untuk guru dengan sekolah reguler
3. Di kelas 11 dan 12 pelajar berbasis projek dengan
meningkatkan yang sederajat, dengan
3. Integrasi computational Informatika disiapkan mengikuti mata pelajaran mengintegrasikan mata
kesiapan bersekolah menerapkan prinsip
thinking dalam mata untuk membantu guru- dari Kelompok Mapel pelajaran terkait.
4. Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
pelajaran Bahasa guru pemula, sehingga Wajib, dan memilih mata
projek untuk penguatan pelajaran dari kelompok 4. Praktek Kerja Lapangan
Indonesia, Matematika, guru mata pelajaran 3. Sama dengan pelajar di
profil Pelajar Pancasila MIPA, IPS, Bahasa, dan (PKL) menjadi mata pelajaran
dan IPAS tidak harus berlatar sekolah reguler, pelajar di
dilakukan melalui Keterampilan Vokasi sesuai wajib minimal 6 bulan (1
SLB juga menerapkan
kegiatan perayaan hari 4. Bahasa Inggris sebagai belakang pendidikan minat, bakat, dan semester).
pembelajaran berbasis
besar dan perayaan mata pelajaran pilihan informatika aspirasinya projek untuk menguatkan
5. Pelajar dapat memilih
tradisi lokal
3. Pembelajaran mata pelajaran di luar Pelajar Pancasila dengan
4. Pembelajaran berbasis
5. Pembelajaran berbasis berbasis projek untuk program keahliannya mengusung tema yang
projek untuk penguatan
projek untuk penguatan penguatan profil sama dengan sekolah
profil Pelajar Pancasila 6. Alokasi waktu khusus projek
profil Pelajar Pancasila reguler, dengan
Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali
dilakukan minimal 2 kali penguatan profil pelajar kedalaman materi dan
dilakukan minimal 3 dalam satu tahun ajaran, Pancasila dan Budaya Kerja
dalam satu tahun ajaran aktivitas sesuai dengan
kali dalam satu tahun dan pelajar menulis esai untuk peningkatan soft skill karakteristik dan
ajaran ilmiah sebagai syarat (karakter dari dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB
kelulusan

20
01.
Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan
PROGRAM INTRA-KURIKULER PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PROGRAM EKSTRAKURIKULER
PANCASILA (KOKURIKULER)
TUJUAN Mengembangkan kompetensi Menguatkan Profil Pelajar Pancasila dan Sarana bagi peserta didik untuk
pelajar sesuai CP membangun pemahaman mengenai isu-isu mengeksplorasi dan melatih
penting dan melatih kemampuan penyelesaian keterampilan sesuai minat dan bakat
masalah dalam tema atau isu penting terkait peserta didik
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals, SDGs)
METODE ● Menggunakan berbagai metode ● mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil ● Bersifat individual dan
pengajaran/pendekatan belajar dan kontekstual dalam bentuk projek merupakan pilihan peserta didik
● Menggunakan berbagai instrumen ● Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta ● Melibatkan guru dan narasumber
asesmen dalam menilai progress didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel profesional dalam melatih
dan capaian peserta didik ● Melibatkan seluruh komunitas sekolah keterampilan tertentu
● Melibatkan guru dalam proses (peserta didik, guru, staf, orangtua) serta
desain asesmen dan moderasi hasil narasumber/profesional
asesmen
HASIL ● Bukti pencapaian CP berupa ● Bukti berupa jurnal kerja yang fokus pada ● Bukti berupa testimoni atau cerita
portfolio/kumpulan hasil pekerjaan proses dan pencapaian tujuan proyek dari peserta didik
peserta didik dari berbagai ● Sekolah menyediakan waktu khusus untuk ● Sekolah bisa memilih bentuk
instrumen asesmen peserta didik menunjukkan hasil proyek pelaporan
● Dilaporkan melalui rapor melalui pameran/pertunjukan
● Dilaporkan melalui rapor pada bagian
terpisah dengan intrakurikuler
Siswa tidak harus mempelajari hal yang
sama setiap minggu sepanjang tahun.

Jam pelajaran (jp) Target jp untuk satu tahun bisa dicapai


kurang dari satu tahun.
diatur oleh pusat
per tahun, bukan Contoh skenario di SD:
● Mapel seni rupa dipelajari secara intensif
per minggu dalam semester ganjil dan asesmen
sumatifnya berupa pameran karya
● Di semester ganjil tersebut ada mata
pelajaran lain yang dikurangi jp-nya, yaitu
mapel IPAS
● Di semester genap mapel seni rupa tersebut tidak
diajarkan, dan mapel IPAS akan dipelajari siswa
secara intensif seperti halnya seni di semester
ganjil, dengan asesmen sumatif pameran hasil
penelitian siswa
SMP
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran di SMP

Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum


• Informatika sebagai mata pelajaran • Informatika sebagai mata pelajaran
pilihan wajib
• Pertimbangan ketersediaan guru • Guru yang mengajar tidak harus
memiliki latar belakang pendidikan
informatika. Buku guru disiapkan untuk
membantu guru-guru “pemula” dalam
mata pelajaran ini
Alokasi waktu mata pelajaran SMP K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-9) Per Tahun Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP
Minggu reguler/mingg 20% dari total PER
u (tahun) per tahun) TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Prakarya menjadi salah satu
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 pilihan, tidak hanya Seni.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pertimbangan: 1) untuk
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 siswa
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 yang tidak meneruskan ke
Esa dan Budi Pekerti* SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 K13
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
**Pembelajaran reguler tidak
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 penuh 36 minggu untuk memenuhi
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 alokasi projek
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Indonesia: 34 minggu
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Informatika: 27 minggu
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Pilihan minimal 1: 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa,
Budidaya, Pengolahan)
1368 28 (1008) 360 1368
02.
Pembelajaran dan Asessmen
Paradigma Baru
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru

Apakah pembelajaran paradigma baru?


1. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. PAUD s.d SMA

2. Di jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA, pembelajaran paradigma baru


merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar Kurikulum

kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan Tujuan


asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik Pembelajaran

dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

3. Pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK, asesmen diagnostik Profil Pelajar
juga dilakukan, namun terdapat perbedaan pemanfaatan hasil Asesme Pancasila Pembelajaran
asesmen diagnostik pada Pendidikan Khusus dibanding dengan n
jenjang lainnya.. Proses Proses
Asesme Pembelajara
n n
4. Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi
pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

5. Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila


berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan
dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk
pembelajaran, dan asesmen.
Prinsip Pembelajaran

Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip


pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru?

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada 5 prinsip pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai
mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan.
Konsep Asesmen
Menerapkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) dalam Asesmen
Harapannya, asesmen bisa membangun kesadaran bahwa proses mencapai tujuan
pembelajaran lebih penting daripada hasil akhir.

Untuk itu, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip pola pikir bertumbuh
(Growth Mindset) dalam asesmen, sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan dan
dicarikan jalan keluar akan menstimulasi pertumbuhan otak peserta didik.
2. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, kemampuan menilai dan berkarya yang mendalam.
Konsep Asesmen
Menerapkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) dalam Asesmen

3. Ekspektasi Guru yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.
4. Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak
perlu dibandingkan dengan teman-temannya.
5. Lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah yang kondusif
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang optimal.
6. Pujian/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi
belajar
peserta didik.
Fungsi Asesmen
1. Memberi informasi penting yang diharapkan oleh orang tua: anak belajar sesuatu!
Asesmen membuat pembelajaran anak tampak jelas. Hal ini diperlukan Bapak/Ibu guru
untuk memberi informasi kepada orangtua bahwa anak memang belajar dan berkembang
di lembaga PAUD Bapak/Ibu sekalian. Hampir sebagian besar orang tua memasukkan anak
ke lembaga PAUD dengan tujuan dan harapan supaya anaknya belajar sesuatu.

2. Memberi informasi yang bermanfaat bagi guru: Pijakan untuk merencanakan


pembelajaran berikutnya.
Asesmen dapat menjadi sumber informasii tentang pembelajaran apa yang dapat
disiapkan untuk anak selanjutnya. Berdasar hasil asesmen hari ini, keesokan harinya guru
dapat menyiapkan buku, tambahan material lepasan untuk memperluas gagasan main
anak.
03.
Rencana Pembelajaran:
- Tujuan Pembelajaran (TP)
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
- Modul Ajar (MA)
Tujuan kegiatan analisis CP untuk menyusun TP dan ATP : Mendapatkan peta
Rencana kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran, jabaran Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk
kompetensi pada CP menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan TP dan
yang dipetakan ke ATPmemenuhi kriteria berikut ini:
dalam TP dan ATP. Kriteria tujuan pembelajaran (TP) idealnya terdiri dari komponen berikut:
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
Peta kompetensi mencapai tujuan pembelajaran.
tersebut kemudian ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu
digunakan sebagai unit
pembelajaran.
acuan untuk ● Variasi Keterampilan Berpikir yaitu tingkat kompetensi berpikir yang perlu dikuasai peserta
mengembangkan didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
perangkat ajar. Kriteria alur tujuan pembelajaran (ATP):
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari
awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang
Rencana Pembelajaran pada PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Khusus

Capaian Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan sekumpulan kompetensi dan lingkup


materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi yang harus dicapai
Pembelajaran (CP) peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada
satuan PAUD, pendidikan dasar, menengah dan Pendidikan khusus.
Pada jenjang PAUD s.d SMA/SMK, pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam
fase usia menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik.
Pada Pendidikan Khusus, pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia dengan
menyesuaikan usia mental.

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Fondasi
Prasekolah Kelas 1 dan 2 Kelas 3 dan 4 Kelas 5 dan 6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 - 12
Taman kanak- SD atau MI SD atau MI SD atau MI SMP atau SMA, SMK SMA, SMK
kanak MTs atau MA atau MA
Usía ≤ 7 tahun ± 8 tahun ± 8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Mental

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar


yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan
Operasional pendidikan.
23
Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi
yang sama dengan silabus, yaitu sebagai acuan perencanaan
Kurikulum Operasional pembelajaran.
Jika satuan pendidikan memiliki kurikulum operasional dan tujuan
pembelajaran, pengembangan perangkat ajar dapat merujuk kedua
dokumen tersebut.

● Modul ajar merupakan salah satu jenis


Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran perangkat ajar
● Satuan pendidikan yang menggunakan
modul ajar yang disediakan pemerintah,
Jabaran kompetensi yang dicapai peserta Rangkaian tujuan pembelajaran yang
dapat dipadankan dengan RPP Plus,
didik dalam satu atau lebih kegiatan tersusun secara sistematis dan logis,
pembelajaran. karena modul ajar tersebut memiliki
menurut urutan pembelajaran sejak awal
komponen yang lebih lengkap dibanding
hingga akhir suatu fase.
RPP.
● JIka satuan pendidikan mengembangkan
modul ajar secara mandiri, maka modul
ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP
● Satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai perangkat ajar termasuk modul
Modul Ajar ajar atau RPP dengan kelengkapan
komponen dan format yang beragam
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik
Penyusunan Tujuan Pembelajaran
KARAKTERISTIK
ANAK DAN ELEMEN CAPAIAN VISI MISI SATUAN
BUDAYA SMA DAN PROFIL
PEMBELAJARAN
SETEMPAT ANAK SMA

Tujuan Pembelajaran (untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran):


1.
2.
3.
dst
Catatan khusus:
Dituliskan catatan penting terkait situasi dan kondisi satuan SMA, anak dan budaya setempat
yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan rencana kegiatan belajar
Contoh Tujuan P e m b e l a j a r a n

C ontoh:
( Cont oh kasus bagi pe sert a didik dengan ket erbat asan int elekt ual tanpa g a n g g u a n / hambat an
b i c a ra )

• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.

Catatan:
● Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/ aksi
● Konten yang dipelajari
● Variasi luaran yang dihasilkan
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dal am TP dan ATP

Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

Fase A
Kelas 1 Kelas 2 Alur Tujuan Pembelajaran
1.1 Menirukan ucapan atau 2.1 Melafalkan atau
mengisyaratkan kata-kata mengisyaratkan kata dari Awal Tujuan Tujuan Tujuan
TP
yang diucapkan pendidik kartu kata dan gambar yang Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Akhir Fase
1. 1.2 1.3
Kelas A Kelas 1
dengan benar tersedia 1
1

1.2 Menyebutkan atau 2.2 Menyebutkan atau


mengisyaratkan nama benda mengisyaratkan kata dari
berdasarkan gambar yang benda yang ada di sekitar kelas Awal Tujuan Tujuan Tujuan
TP
ditunjukkan oleh pendidik Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Akhir Fase
Kelas 2. 2.2 2.3 A Kelas 2
dengan benar 1
2
1.3 Melakukan percakapan 2.3 Melakukan percakapan
dengan menjawab pertanyaan sederhana untuk Alur tersebut dilakukan hingga Akhir Capaian
Pembelajaran
berkaitan dengan gambar dan mengungkapkan keinginan Fase F Fase A
nama benda yang dikaitkan tentang sesuatu yang
dengan kegiatan keseharian diinginkan
1.4 Menceritakan kembali isi 2.4 Menceritakan isi teks
teks cerita bergambar cerita bergambar
sederhana dengan dengan bahasa yang dikuasai
bahasanya sendiri dibantu dibantu dengan isyarat
dengan isyarat Cuplikan CP, TP, d an ATP
04.
Pengembangan Modul
Ajar
Tujuan pengembangan modul ajar: Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
Mengembangkan perangkat ajar yang berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama
memandu pendidik melaksanakan modul ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar
pembelajaran.
sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk: Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut:
● memilih atau memodifikasi modul 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
ajar yang sudah disediakan pengalaman belajar dan lintas disiplin.
pemerintah untuk menyesuaikan 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
modul ajar dengan karakteristik
belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
peserta didik, atau dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
● menyusun sendiri modul ajar tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
sesuai dengan karakteristik
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks
peserta didik
di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.

31
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan
pendidik dalam proses pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik
pengembangan modul ajar? berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai
berikut.

Informasi umum Komponen inti Lampiran


● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik
● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik dan pendidik ● Daftar pustaka
digunakan

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di
satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan
dan kebutuhan belajar peserta didik.
05.
Project Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila
dalam Kurikulum
Merdeka
“Karakter Profil Pelajar Pancasila menjadi inti dari
kurikulum Merdeka Belajar. Penanaman
dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila dilakukan
melalui projek yang mengacu kepada tema-tema isu
prioritas pada peta jalan Pendidikan Nasional dan
kebutuhan dunia nyata.”
Definisi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

• Penanaman dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila akan dilakukan melalui projek


yang mengacu kepada tema-tema isu prioritas pada peta jalan Pendidikan Nasional
1 2020-2035 dan kebutuhan dunia nyata

• P4 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi
4 terhadap permasalahan di lingkungan sekitar melalui projek.

• P4 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak
formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga
5 terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi.

• P4 didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah,


6 dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah
dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.
Fleksibel dan berpusat pada siswa
● Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun
Projek penguatan profil sesuai jenjang, jangka waktu masing-masing
Pelajar Pancasila adalah ●
projek tidak harus sama
Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar, karena
kegiatan yang fleksibel, siswa dapat melakukan penelitian, pengerjaan

tidak rutin/terstruktur, karya, dsb. sesuai kebutuhan mereka. Hal ini


mendorong self-regulated learning
dan lebih berpusat pada
siswa Kontekstual
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema
yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik
yang lebih spesifik dari tema tersebut, sesuai
dengan tahap capaian pembelajaran siswa

Penjelasan tentang projek untuk menguatkan upaya pencapaian profil


Pelajar
Pancasila akan disampaikan dalam sesi terpisah
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan
melalui Proyek Nyata Kehidupan

Indonesia memiliki kekayaan cultural diversity, kearifan lokal (local


wisdom) yang sarat nilai-nilai karakter, tetapi belum dimanfaatkan
secara optimal.

Kearifan budaya lokal banyak mengandung nilai-nilai luhur, ajaran


moral, dan nasihat bijak. Situasi “pencelupan” anak dalam situasi
tertentu/ kehidupan nyata terbukti efektif bagi pembentukan
karakter.

Dasar dari belajar adalah aktivitas anak berinteraksi dengan


lingkungannya. Pembelajaran yang kontekstual dengan kondisi
nyata akan lebih konkret, mudah dipahami, dan lebih bermakna
(Piaget).
Penguatan Nilai Karakter Pancasila
Berbasis Kearifan Budaya

Grebeg Beriman,

Majapahit bertakwa kepada


Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak
mulia

Mandiri Berkebinekaan
global
Pelajar
Maulud Nabi Hari Ibu Proyek Profil Pelajar Indonesi
Pancasila a

Bergoton
Bernalar kritis
g
royong
HUT RI Memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk belajar Kreatif

dalam situasi tidak formal,


fleksibel, lebih interaktif, dan juga
terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar untuk
Kearifan budaya lokal yang Indentifikasi nilai-nilai karakter Profil
menguatkan berbagai kompetensi.
mengandung nilai-nilai karakter Pelajar Pancasila
Alokasi waktu mata pelajaran SMP K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-9) Per Tahun Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP
Minggu reguler/mingg 20% dari total PER
u (tahun) per tahun) TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Prakarya menjadi salah satu
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 pilihan, tidak hanya Seni.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pertimbangan: 1) untuk
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 siswa
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 yang tidak meneruskan ke
Esa dan Budi Pekerti* SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 K13
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
**Pembelajaran reguler tidak
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 penuh 36 minggu untuk memenuhi
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 alokasi projek
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Indonesia: 34 minggu
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Informatika: 27 minggu
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 54 (2)** 18 (25%) 72 Jika P4 bertema: 2. Kearifan
Lokal, yg mengabungkan
Pilihan minimal 1: 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
maple: 1) Bhs Indonesia, 2) IPS,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, dan 3) Seni Budaya maka
Budidaya, Pengolahan) dibutuhkan 118 JP (15 Hari)
1368 28 (1008) 360 1368
Penerapan Profil Pelajar
Pancasila di Satuan Pendidikan Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter M u a t a n P e l a ja ra n
yang dijabarkan dalam Keg ia ta n/ Pe n g a la m a n
Profil Pelajar Pancasila Be lajar P r o g r a m
dibangun dalam keseharian K e b u t u h a n Khusus.
dan dihidupkan dalam diri Beriman,
setiap individu peserta didik bertakwa kepada
Tuhan Yang
melalui budaya sekolah, Maha Esa,
pembelajaran intrakurikuler, berakhlak mulia
Projek Penguatan
projek penguatan Profil Mandir Berkebinekaa Profil Pelajar
Pelajar Pancasila, maupun i n global
Pancasila
ekstrakurikuler. Pelajar
Indones Projek Lintas Disiplin Ilmu
ia y a n g kontekstual d a n
berbasis p a d a kebutuhan
ma s y a r a k a t / p e rm a s a l a h a n
Bergoton
Bernalar kritis
g di lingkungan sekolah.
royong

Budaya Sekolah Kreatif

Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan,
p o l a interaksi d a n K e g ia t a n untuk
komunikasi, serta n o r m a mengembangkan
y a n g be rlaku d i sekolah. min a t d a n b a ka t .
Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1
• Gaya Hidup Berkelanjutan;
 TEMA 1 SAMPAI
• Kearifan lokal;
DENGAN 7 2
MERUPAKAN TEMA • Bhinneka Tunggal Ika
3
PILIHAN
 MINIMAL • Bangunlah Jiwa dan Raganya
4
DILAKSANAKAN 1
• Suara Demokrasi
TEMA PADA 5
SETIAP TAHUN • Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
AJARAN. 6

• Kewirausahaan
7
RAPOR PROJEK PROFIL PELAJAR PANCASILA

0
03
Menyusun Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan (KOSP)
Mekanisme Penyusunan Kurikulum Merdeka

Kerangka Dasar
Kurikulum Contoh
ditetapkan oleh Perangkat
Ajar: 1) Buku
Pemerintah
Teks
Pusat
Pelajaran,
2) Bahan Ajar,
3) Modul ajar
mata pelajaran
dan projek profil
pelajar
Penyusunan Pancasila,
Kurikulum 4) Contoh
Operasional kurikulum
Tingkat satuan
Satuan pendidikan
Pendidikan
KURIKULUM OPERASIONAL
SATUAN PENDIDIKAN (KOSP)

Kata Pengantar Lampiran-lampiran


SK Penetapan Kurikulum a. Program Tahunan
Lembar Pengesahan Kurikulum b. Kalender Pendidikan
Daftar Isi c. Jadwal Aktivitas Pembelajaran
d. Peta Konsep
1. Karakteristik Sekolah
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Visi
f. Asesmen
3. Misi
4. Tujuan
5. Pengorganisasaian Pembelajaran
6. Rencana Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran dan Elemen Capaian Pembelajaran

b. Pengaturan Beban Belajar

7. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Professional


8. Penutup
Alternatif PENYUSUNAN DOKUMEN KOSP

DOKUMEN KTSP DOKUMEN KOSP


Kelas 8 dan 9 Kelas 7
1. Visi 1. Karakteristik Sekolah
2. Misi 2. Visi
LAMPIRAN:
3. Strategi 3. Visi a. Program
4. Misi Tahunan
4. Tujuan Pendidikan b. Kalender
5. Strategi Pendidikan
5. Struktur & Muatan Dokumen II 6. Tujuan Pendidikan
c. Jadwal Aktivitas
Kurikulum: [Jam Silabus & RPP Pembelajaran
pelajaran] Kelas 8 & 9 7. Pengorganisasian d. Peta Konsep
pembelajaran Kelas 7 e. Rencana
Pelaksanaan
6. Waktu & Beban 8. Rencana Pembelajaran:
Pembelajaran
Belajar TP, ECP, Pengaturan
Beban Belajar f. Asesmen

7. Kalender Akademik 9. Penutup


Terimakasih
martadi@unesa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai