Anda di halaman 1dari 28

Literasi Baca Tulis

di Masyarakat:
GLM & Mengelola
Komunitas
Literasi

Melvi
Gerakan Literasi Nasional
(GLN)

Sekolah Keluarga

Masyarakat

Tripusat Pendidikan (Ki Hajar Dewantara)


Gerakan Literasi Masyarakat
(GLM)

Dari Oleh Untuk


GLM
Masyarakat Masyarakat Masyarakat

Tumbuh karena Hadir di tengah-


Memberi manfaat
Gerakan Literasi kepedulian tengah masyarakat
dan perubahan
Masyarakat seseorang atau dan digerakan oleh
bagi masyarakat
sekelompok orang masyarakat
Gerakan Literasi Masyarakat
(GLM)
Rumah
Baca
Komunitas
Taman
Literasi Bacaan
Masyarakat
(TBM)
Pojok
Baca

Pustaka
Bergerak
Gerakan
Pemerintah
Literasi
Masyarakat
Pembudayaan (GLM)
Kegemaran Undang-undang No 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan:

Membaca “Pemerintah, Pemerintah Daerah


dan masyarakat mendorong
tumbuhnya taman bacaan
masyarakat dan rumah baca untuk
Masyarakat menunjang pembudayaan
kegemaran membaca.”
Gerakan Literasi Masyarakat
(GLM)

Presiden
Perjalanan Presiden Era Presiden Bangsa
Soeharto
Panjang Soekarno Reformasi Jokowi Literat
(Orde Baru)
•1948: •Pemberantasan Buta Huruf •Masyarakat kelas menengah, •2015 (Kemdikbud): Gerakan
Pemberantasan fungsional hingga program Paket LSM, anak muda, intelektual Indonesia Membaca, Kampung
Buta Aksara (PBA) A. Presiden Soeharto dianugerahi kampus dan mahasiswa di kota- Literasi, penguatan TBM.
dalam skala besar “Aviciena Award” oleh Unesco. kota besar (Bandung, Jakarta, •Badan Pengembangan dan
dilaksanakan di •1992: Direktorat Pendidikan Jogjakarta) mendirikan Taman Pembinaan Bahasa: membina
seluruh pelosok Masyarakat, Kemdikbud, Bacaan independen yang pegiat literasi untuk terlibat
Nusantara membuat kebijakan selanjutnya berkembang mengembangkan Taman
•1960: “Komando menyediakan TBM, terutama di menjadi gerakan literasi. Bacaan Masyarakat/ Komunitas
Presiden” untuk desa padat buta aksara. TBM •TBM bermetamorfosis menjadi Literasi di daerah.
memberantas hanya sebagai program jangka learning center. •Perpustakaan Nasional
buta aksara pendek. Koleksi buku difokuskan •2008: Sub-Direktorat Budaya Republik Indonesia (PNRI):
sampai akhir mengenai Pancasila, doktrin Baca (kemudian turun ke level penguatan Komunitas Literasi di
tahun 1964 pemerintah dan propaganda Seksi) di bawah Direktorat daerah.
politik Orde Baru. TBM pun tidak Pendidikan Masyarakat. Salah •2017: Pertemuan Presiden
menarik bagi masyarakat dan satunya fungsinya membina dengan Pegiat Literasi Inspiratif
tidak mendapatkan dukungan TBM.
dari masyarakat.
Mengapa “literasi” menjadi tren dan isu yang seksi?

Minat baca
Indonesia 0,001%
(dari 1.000
penduduk, hanya
Gerakan
Literasi
satu orang yang
2014: Indonesia membaca)
peringkat ke-6 Anak-anak
Masyarakat
Unesco 2012
besar pengakses Indonesia
internet membaca hanya

(GLM)
2017: Indonesia 27 halaman buku
peringkat ke-2 dalam satu tahun.
pengguna Unesco 2014
Facebook Potret
Literasi
Literasi Indonesia Indonesia
peringkat ke-60 dari
Indeks Minat Baca
61 negara yang
Siswa DKI: Rendah
diteliti.
(2,24)
World’s Most Literate
Nations, Central Connecticut Forum TBM DKI , 2016
State University (penelitian
2003-2014) Minat baca
masyarakat
termasuk kategori
rendah (25,1)
Perpustakaan
Nasional, 2015
Gerakan Literasi
Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan
relawan literasi hadir di tengah-tengah
(GLM) masyarakat, menjadi energi gerakan
literasi di Tanah Air.
3722
TBM Tak kenal lelah mengajak setiap orang
Donasibuku.kemi
kbud.go.id untuk mau membaca.
diakses 28 Maret
7082 TBM 2019
(Data
Kemendikbud
2013)
Energi Berkelana menyusuri ilmu
pengetahuan. Berkreasi menjadi
tempat edukasi dan kegiatan

Literasi masyarakat untuk melahirkan insan-


insan yang literat dan berdaya.

Ribuan
Relawan
Literasi

Terbatasnya akses masyarakat terhadap buku (bahan bacaan) menjadi


masalah/kendala utama.
Dalam perkembangannya, TBM bertransformasi menjadi mitra strategis bagi berbagai

Gerakan
kalangan untuk menjangkau masyarakat dalam menumbuhkan nilai-nilai dan upaya
peningkatan kecakapan hidup serta kesejahteraan hidup masyarakat.

Literasi TBM menjadi modal kapital/sumber energi pengembangan Gerakan Literasi Nasional.

Masyarakat Transformas
(GLM) i kecakapan
hidup abad
Pendidikan 21: 6 literasi

Taman Bacaan Masyarakat adalah


Nonformal:
PAUD, Kejar
Paket A-C,
TBM dasar

Pelatihan, dll
sebuah wadah/tempat yang
didirikan atau dikelola oleh
Mitra
masyarakat maupun pemerintah Strategis
yang berfungsi sebagai sumber
belajar untuk memberikan akses
layanan bahan bacaan yang sesuai Tali
Integritas:
dan berguna bagi masyarakat sekitar. Edukasi
(Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pemberdayaan Antikorupsi
2009) Ekonomi
Masyarakat:
Industri
Kreatif, Desa
Wisata, Bank
Tani, dll
Regulasi TBM?
Gerakan
Literasi Di masyarakat,
banyak TBM lahir
Masyarakat secara independen
dan juga menjadi

(GLM)
pusat pembelajaran
masyarakat.

Permendikbud 81
tahun 2013: TBM
masih dianggap
sebagai program yang
menjadi pelengkap di
Satuan Pendidikan
seperti Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat Pemerintah Daerah
(PKBM). tidak bersedia
mengeluarkan Surat Izin
Operasional
dikarenakan belum
adanya acuan regulasi
terkait dengan TBM.
TBM & Komunitas Literasi

– Komunitas:
– Sekumpulan orang yang memiliki kesamaan visi, hobi, atau profesi, sehingga mereka
mau untuk membentuk suatu ikatan.
– TBM dan komunitas literasi
– Terbentuk karena keterpanggilan seseorang atau sekelompok orang (komunal) untuk
melakukan perubahan sosial melalui kegiatan literasi.
– Karakteristik: nonformal (awalnya) dan kental dengan unsur kerelawanan.
Jenis & Karakteristik TBM

Jenis/Karakteristik TBM Mandiri TBM dalam Satuan Pendidikan atau Lembaga


(TBM Subordinat)
Pengertian TBM yang didirikan oleh perorangan atau TBM yang berada atau menginduk di lembaga satuan pendidikan
komunitas. nonformal (seperti PKBM, SKB dan lainnya) atau lembaga lainnya
(seperti desa, rumah ibadah, dan lainnya). TBM yang menginduk atau
berada di dalam satuan pendidikan atau di sebuah lembaga menjadi
bagian atau sarana/tempat atau program dari lembaga tersebut.
Legalitas Bisa memperkuat keberadaannya menjadi sebuah Tidak perlu membuat legalitas tersendiri. Perizinan atau dokumen
lembaga yang memiliki izin operasional atau legalitas mengacu pada dokumen lembaga induk
dokumen legalitas.
Organisasi/Struktur Organisasi Independen, dapat membuat struktur organisasi Organisasi/struktur organisasi sesuai atau berdasarkan persetujuan
sendiri lembaga induk.
Pengelola/Pengelolaan Merekrut secara mandiri, bersifat kerelawanan Berdasarkan izin dan ketentuan lembaga induk

Pengembangan Kegiatan literasi bertumpu pada learning center, TBM sebagai penunjang/program
lebih variatif
Aspek Eksternal Kemitraan dengan berbagai pihak: masyarakat, Kemitraan dengan berbagai pihak: masyarakat, pemangku
pemangku kepentingan, pihak swasta, media, dll kepentingan, pihak swasta, media, dll
Mengelola Komunitas Literasi

Aspek Internal Aspek Eksternal

• Legalitas • Kemitraan dengan


• Struktur Organisasi berbagai pihak:
• Pengelolaan masyarakat, pemangku
kepentingan, pihak
• Pengembangan
swasta, media, dll
Aspek Penting dalam
Mengelola Komunitas Literasi
1. Memiliki kesamaan: visi, misi, mimpi, passion, hobi, dll
2. Prinsip: “berbagi dan melayani” bukan “menuntut”
3. Struktur dan aturan komunitas: buatlah struktur dan aturan sesederhana mungkin
4. Pemimpin (leader)
5. Relawan
6. Energi Komunitas:
a. Materi: finansial
b. Non-materi: value, kebanggaan atau manfaat yang diberikan komunitas
7. Kegiatan
8. Networking
9. Regenerasi: jangan terlambat melakukan kaderisasi dan regenerasi!
Berbagi Kisah dalam Mengelola Komunitas
Literasi: Heru Kurniawan (TBM Wadas Kelir,
Purwokerto)
T: Bagaimana cara atau strategi yang Mas Heru dilakukan dalam mengelola komunitas literasi?
J: Komunitas dibangun dengan mimpi bersama. Mimpi untuk bisa jadi orang-orang yang bermasa
depan gemilang. Dari mimpi itu, anggota komunitas dipimpin dengan dasar kekeluargaan untuk
belajar, berkarya, dan mengabdi dengan sungguh-sungguh. Dari situ, komunitas hidup karena anggota
sukses belajar untuk sekolah, sukses berkarya untuk prestasi dan materi, serta sukses mengabdi untuk
memajukan masyarakat.
T: Tantangan terbesar dalam mengembangkan dan mempertahankan keberlangsungan komunitas?
J: Dua tantangan terbesar komunitas adalah kebermanfaatan dan kesejahteraan. Komunitas jika tidak
memberikan manfaat nyata pada masyarakat maka akan ditinggalkan, dan pada akhirnya akan bubar
perlahan-lahan karena tidak ada dukungan, maka semaksimal mungkin komunitas harus bermanfaat.
Komunitas itu dikelola oleh relawan yang usianya akan terus bertambah, jika komunitas tidak
memberikan jaminan hidup yang mensejahterakan maka perlahan-lahan akan ditinggalkan oleh
relawannya. Komunitas bertahan dengan baik jika mampu menjaga kinerja yang memberikan manfaat
dan membawa kesejahteraan bersama.
Berbagi Kisah dalam Mengelola Komunitas
Literasi: Heru Kurniawan (TBM Wadas
Kelir, Purwokerto)
T: Apa kendala yang sering dihadapi dalam mengembangkan komunitas?
J: Kendala paling fundamental dan takdir adalah keuangan karena terkait ingin
maksimal tetapi harus menjaga sinergi dengan kemampuan finansial. Kendala
utama lainnya adalah menjaga stamina untuk terus bergerak karena kenyataannya
berbagai persoalan terus ada dan ini menjadi hal yang terus terjadi.
Maka, strategi dan siasat perlu diberikan pada kami agar kami tahu cara dan
metode yang efektif dalam mengatasi dua persoalan tersebut.
T: Nilai-nilai apa yang perlu dimiliki oleh pengelola komunitas?
J: Nilai kekeluargaan dan kesabaran
Berbagi Kisah dalam Mengelola Komunitas
Literasi: Irwan (TBM Lingkaran, Medan)

T: Bagaimana cara dan strategi yang bang Irwan lakukan dalam mengelola komunitas literasi?
J: Kekuatan kami tidak hanya di para relawan yang notabene pemuda setempat, tapi juga sistem volunter dari kalangan
mahasiswa. Selain itu mengajak para orang tua untuk mengembangkan literasi finansial melalui program peningkatan
ekonomi yang digawangi oleh ibu-ibu kelompok UMKM.
Literasi finansial yang teraplikasi pada peningkatan ekonomi keluarga, menjawab persoalan secara langsung kebutuhan
masyarakat. 5 % hasil penjualan produk olahan makanan kelompok UMKM dialokasikan untuk penguatan program
TBM dan pendidikan karakter. Keterikatan ini yang menjadi kekuatan bagi kami dalam menjaga komunitas literasi.
T: Hal-hal apa saja yang menjadi komponen penting dalam menjalankan komunitas?
J: Pertama: SDM/volunteer sebagai penggerak literasi
Kedua: Sarana pendukung, kami masih menggunakan Betor (becak motor) sebagai alat pengangkut buku-buku saat
keliling dusun sekali dalam seminggu
Ketiga: Keterikatan emosional. Metode yg dikembangkan menggunakan pendekatan partisipatori. Khususnya
dikalangan orang tua.
SDM (volunteer), Sarana Pendukung dan Metodologi/pendekatan
Berbagi Kisah dalam Mengelola Komunitas
Literasi: Irwan (TBM Lingkaran, Medan)

T: Apa tantangan terbesar dalam mengembangkan dan mempertahankan keberlangsungan sebuah


komunitas?
J: Tantangannya adalah volunteer kami mbak. Rata-rata setelah mereka tamat kuliah, mereka mencari
kerja. Karena kami tidak bisa memenuhi kebutuhan finasial mereka. Dampaknya adalah hubungan
emosional yang sudah terbangun antara volunteer dan komunitas terganggu. Walau tidak dalam waktu
bersamaan para volunteer yang tamat kuliah mendapat pekerjaan. Contoh, untuk pendamping literasi
finansial kelompok ibu-ibu saat ini sudah mengalami pergantian yang ketiga kalinya.
T: Strategi apa yang bang Irwan lakukan dalam menggalang orang untuk menjadi volunteer?
J: Pendidikan karakter yang kami selenggarakan menjadi salahsatu upaya menggalang volunteer. Anak-
anak lulusan dari pendidikan karakter yang kami kuatkan sebagai cikal volunteer. Saat ini pendidikan
karakter sudah masuk angkatan ke 5. Angkatan pertama dan kedua yang usianya saat ini masih di
bangku SLTA menjadi vunteer untuk kegiatan-kegiatan kami. Walau belum bisa dilepas sepenuhnya
karena masih berproses. Mereka masih didampingi oleh volunteer dewasa. Nilai-nilai yang kami kuatkan
dalam pendidikan karakter menjadi salah satu upaya kaderisasi para volunteer kehidupan.
Merancang Kegiatan Literasi
Baca Tulis di Komunitas
1. Membaca buku bersama dan mendiskusikannya
2. Diskusi/bedah buku bersama penulis
3. Apresiasi dan aksi literasi: musikalisasi puisi, monolog, pementasan seni, dll
4. Kampanye Literasi
5. Donasi dan pameran buku
6. Penguatan kapasitas pengelola TBM dan pegiat literasi
Salam Literasi
dari
Sahabat Literasi

Melvi
Menciptakan
Kreasi & Inovasi
Literasi Baca
Tulis di
Masyarakat

Firman Venayaksa
Membudayakan Literasi Baca-
Tulis di Masyarakat
– Deklarasi Praha, 2003: mengartikan literasi baca-tulis juga mencakup bagaimana
seseorang berkomunikasi dalam masyarakat.
– Deklarasi Unesco, 2003: Literasi baca-tulis juga bermakna praktik dan hubungan
sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya.
– Saryono dkk, 2017: 5: Deklarasi Unesco tersebut juga menjelaskan bahwa literasi
baca-tulis terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan,
menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi,
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-
macam persoalan. Kemampuan-kemampuan tersebut perlu dimiliki tiap individu
sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan hal tersebut
merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang
hayat.
Membudayakan Literasi Baca-
Tulis di Masyarakat

Keluarga Masyarakat

Pengembangan literasi baca tulis dan


kepekaan literasi di keluarga berdampak
pada interaksi dan pengembangan gerakan
literasi di masyarakat
Membudayakan Literasi Baca-
Tulis di Masyarakat

Momentum
2018 Gerakan
Gernas Baku Literasi
Keluarga

Membiasakan kembali
membacakan buku kepada
Pencanangan oleh
anak-anak, terutama di
Mendikbud
waktu senggang mereka
seperti waktu hendak tidur.
Membudayakan Literasi Baca-
Tulis di Masyarakat

Fakta:
Banyak TBM yang berawal dari keluarga dan
koleksi buku keluarga.
Membudayakan Literasi Baca-Tulis di Masyarakat

Fungsi TBM
Semua kegiatan yang TBM bertindak sebagai
terjadi di TBM dan semua pusat pelayanan dan
koleksi yang dikelolanya penyebaran informasi
memenuhi syarat untuk kepada masyarakat

Su da
terlaksananya pengguna dan kepada

m n
ar

be Ja
kemudahan proses lembaga lainnya dalam

aj

r I rin
belajar bagi

el
bentuk kerjasama tukar

nf ga
rB

or n
penggunanya menukar informasi.

be

m
as
m
Su

i
TBM
Para pengunjung TBM Pu
sa

-
i asi
tidak terbatas orangnya
Be t
rk da Sos

a s re
mereka terdiri dari TBM memberikan hiburan

uk ek
masyarakat yang e n ia
aa bu yang mendidik dan

Ed t R
l
beraneka macam suku, d
pa
n a menyenangkan, sehingga
budaya, tingkat y m mampu membawa
Te
pendidikan status sosial, masyarakat lebih dewasa
tingkat pendidikan dan dalam perilaku, bergaul di
karakteristik lainnya. masyarakat lingkungan

DITJEN PAUD DAN DIKMAS 10


Menciptakan Kreasi & Inovasi Literasi Baca-Tulis
di Masyarakat
Menulis
Buku
Bersama
Koran Kreasi &
Desa Inovasi Literasi
Baca Tulis di
Masyarakat
Musikali-
sasi Puisi

Ekranisasi

Anda mungkin juga menyukai