Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Implementasi Sanitasi lingkungan pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Banjarmasin

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang dapat mempersatukan setiap warga Negara
menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan dibina
untuk menjadi warga Negara yang menyadari dan merealisasikanhak dan kewajibannya.
pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi Negara untuk membangun sumber daya
manusia yang diperlukan dalam pembangunan juga bagi setiap peserta didik untuk dapat
mengembangkan diri sesuai degan potensi yang dimiliki
Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik (Wahab et al., 2021). Menurut Crow dan Crow (Chomaidi & Salamah,
2018), setiap bangsa tentu akan menyatakan tujuan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan yang sedang diperjuangkannya untuk kemajuan bangsanya. Walaupun masing-masing
bangsa akan memiliki tujuan hidup yang berbeda, namun dalam garis besarnya ada beberapa
persamaan dalam aspeknya
Pendidikan bagi setiap individu merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan
jasmani, jiwa, perasaan-perasaan sosial, Susila, dan sebagainya. Dengan demikian apakah
sebenarrnya dengan Pendidikan itu bagi tiap individu? Ada yang menafsirkan sebagai suatu
proses belajar. Jadi, Pendidikan adalah pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan
(insight), dan penyesuaian bagi seseorang juga menyebabkan ia berkembang. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan suatu proses dimana dapat terjadi suatu
perubahan dari hasil belajar. Dalam proses pengajaran manusia dapat mengalami perubahan dari
sikap laku maupun pengetahuan yang baru bagi dirinya (Chomaidi & Salamah, 2018).
Banyak hal yang menuntut diadakannya inovasi Pendidikan di Indonesia, di antaranya
adalah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dewasa ini, penguasaan terhadap
teknologi menjadi hall yang penting dan prestise, karena dianggap sebagai indicator kemajuan
suatu negara. Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat penguasaan teknologi tinggi (High
technology), sedangkan negara-negara yang tidak dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi
sering disebut sebagai negara gagal (failed country) (Kaidi & Awwaliyah, 2017).
Selain problematika diatas, terdapat masalah lain, diantaranya: (1) rendahnya kualitas
sarana fisik, sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
gedungnya telah rusak, kepemilikan dan penggunaan media pembelajaran yang rendah, buku
perpustakaan tidak lengkap. (2) rendahnya kualitas guru, kedaan guru di indonesia juga amat
memperihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasa 39 UU No 20/2003 tentang sidiknas
yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan sebuah penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat (Kaidi & Awaaliyah, 2017).
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa terdapat problematic dalam Pendidikan di
indonesia begitu pula disekolah yang menjadi tempat penilitan kami. Pada sekolah ini terdapat
beberapa permasalahan yang membutuhkan inovasi guna memperbaharui ataupun menyelesaikan
permasalahan yang ada di sekolah ini. Inovasi yang dimaksudkan diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada. Terutama pada Kesehatan, kebersihan serta kenyamanan
anak disekolah.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan masyarakat serta mahkluk
hidup lain. Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat mengganggu
terhadap tercapainya Kesehatan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat kedepannya. Begitu
besarnya pegaruh lingkungan sehingga untuk meningkatkan status Kesehatan perlu dilakukan
upaya penyehatan lingkungan yang merupakan usaha pencehagan terhadap penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan hidup. Perilaku yang kurang baik dari masyarakat telah
menimbulkan sejumlah masalah sanitasi. Satinasi meliputi penyediaan air bersih, akses
pembuangan tinja yang baik, pembuangan sampah, udara yang bersih dan aman (Ihsani &
Santoso, 2019).
Pada tahun 1973 didirikan sebuah sekolah kejuruan dengan diterbitkannya SK
Mendikbud RI No. 2275/2/1973 tanggal 18 Desember 1973 dengan nama SMPP 28. Pada
perkembangan selanjutnya sekolah ini dipandang kurang mendapatkan minat dari warga
Banjarmasin, kemudian pada tahun 1982 sekolah ini dirubah menjadi sebuah sekolah menengah
umum dengan SK Mendikbud No.0353/0/1985 tanggal 9 Agustus 1985 menjadi SMA Negeri 7
Banjarmasin.
Pada fase berikutnya pergantian pemerintahan melahirakan suatu sistem baru dalam
dunia Pendidikan di Indonesia, SMA Negeri 7 Banjarmasin dirubah menjadi SMU dengan
dikeluarkannya SK mendikbud No. 035/0/1997 tanggal 7 maret 1997, menjadi SMU Negeri 7
Banjarmasin. Dengan digulirkannya otonomi daerah maka pada tahun 2003 walikota
Banjarmasin Bapak Dr. H sopian Arfan memgukuhkan SMU Negeri 7 Banjarmasin sebagai
sekolah plus dengan diterbitkannya SK Walikota Banjarmasin No. 83 tanggal 6 juni 2003
tentang pengukuhan SMU 7 Plus.
Nama SMU dirubah lagi menjadi SMA, Sesuai dengan amanat UU No.20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan nasional sehingga nama SMU Negeri 7 Plus Banjarmasin Kembali
menjadi SMA Negeri 7 Banjarmasin. Pada tahun 2007 SMA Negeri 7 Banjarmasin mendapat
kepercayaan dari pemerintah manjadi sekolah rintisan bertaraf internasional. Pada tahun 2010
SMA Negeri 7 Banjarmasin juga memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dari Lembaga sertifikasi
sistem mutu dan berhasil mempertahakan pengakuan kelayakan penyadakan sertifikat ISO untuk
tahun 2011. Dengan adanya kebijakan baru kementrian Pendidikan dan kebudayaan pada tahun
20013 tentang RSBI maka SMA Negeri 7 Banjarmasin Kembali ke status sekolah biasa. Gedung
sekolah SMA Negeri 7 Banjarmasin dibangun diatas tanah seluas kurang lebih 8216 meter
persegi yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan surat keputusan gubernur Kepala di
daerah TK I Kalimantan Selatan.
Sejak berdirinya SMA Negeri 7 Banjarmasin pada tahun 1973 hingga sekarang, telah
mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan/Kepala Sekolah dan yang sekarang menjabat
sebagai Kepala Sekolah yaitu Bapak Tumiran, S.Pd., M.M dengan NIP. 19630703 198703 1 020.
Adapun Visi dan Misi dari SMA Negeri 7 Banjarmasin sebagai berikut :

a. Visi Sekolah

Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia berkarakter, berliterat serta memiliki
keterampilan yang diperlukan di abad 21.

INDIKATOR VISI WARGA SEKOLAH

1. Taat menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.


2. ramah, santun dan saling menghormati.
3. Memiliki budaya literasi yang tinggi.
4. Memiliki keterampilan bekomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kreatif dan inovatif.
5. Lingkungan sekolah bersih, rindang, indah dan nyaman.
6. Unggul dalam bidang akademik.
a). Perolehan nilai ujian nasional yang tinggi.
b). Lulus seleksi PMDK dan sejenisnya.
c). Lulus dalam SPMB (Seleksi penerimaan mahasiswa baru) dan sejenisnya.
d). Berbagai perlombaan baik tingkat provinsi, Nasional maupun Internasional.
e). Lulus seleksi masuk universitas dan perguruan tinggi yang favorit.

7. Unggul dalam bidang non akademik.

a). Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler/pengembangan diri sesuai bakat dan minat.

b). Berprestasi dalam perlombaan bidang olahraga dan seni.

a. Misi Sekolah
1) Menyelengarakan kegiatan pembelajaran mengembangkan sikap toleransi antar
penganut umat beragama.
2) Menumbuhkan budaya literasi mulai literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, literasi visual.
3) Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuhkan keterampilan
berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis serta kreatif, inovatif.
4) Menciptakan lingkungan sekolah sehat yang bersih, hijau, hemat, aman.
5) Mengembangkan sikap jujur, sopan santun, saling menghormati, disiplin, dan
bertanggungjawab.
6) Mengembangkan potensi siswa sehingga mampu bersaing ditingkat nasional
maupun internasional.
b. Tujuan Sekolah
1). Membekali siswa dengan karakter yang kuat khususnya religious, naisonalis,
mandiri, gotong royong, dan integras.
2). Mewujudkan peningkatan kualitas lulusan.
3). Membekali siswa dengan keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir
kritis, dan kreativitas.
4). Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan akademik dan
keterampilan yang dapat digunakan berwirausaha.
5). Menempatkan SMA Negeri 7 Banjarmasin sebagai barometer model
pengembangan manajemen pengelolaan SMA yang unggul dan menjadi
sekolah rujukan.
c. Potensi Fisik
SMA Negeri 7 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah yang
berada dibawah naungan dinas Pendidikan kota Banjarmasin yang
memiliki Gedung sekolah yang memadai dan memiliki siswa yang
banyak yaitu 1496 siswa dan memiliki tenaga pengajar sebanyak
73 orang. Gambaran umum dari SMA Negeri 7 Banjarmasin
adalah sebagai berikut :
1) Identitas Sekolah
Nama sekolah : SMA Negeri 7 Banjarmasin
NSS : 3002256004004
Alamat Sekolah : Jalan A. Yani Km.5/Dharma Praja
V
Kecamatan : Banjarmasin Timur
Kota : Banjarmasin
Status Sekolah : Negeri
Tahun didirikan : 1973
Dengan surat keputusan
1. Pejabat : Menteri P&K Republik Indonesia
2. No. dan Tanggal : 2275/2/1973 Tanggal 16/12/1973
Waktu penyelenggaraan : Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
dan Jumat pukul 07.30 – 16.00 WITA
2) Identitas kepala sekolah
Nama : Tumiran, S.Pd., M.M
NIP : 19630703 198703 1 020

Berdasarkan tabel SWOT sekolah SMAN 7 Banjarmasin (terlampir) memiliki banyak


kekuatan ataupun kelebihan seperti terjalankannya program literasi sebelum memulai
pembelajaran, terjalin hubungan baik antara guru dan siswa, dari segi akademik pun sekolah ini
sudah menerapkan sistem wajib KTI untuk syarat ujian/kelulusan yang berguna untuk
mempersiapkan dan memperkenalkan kepada peserta didik mengenai karya tulis yang akan
berguna di jenjang Pendidikan selanjutnya. Guru yang mengajar pun adalah guru yang
berkompeten dan berprestasi yang terdiri dari guru penggerak, tugas belajar tingkat internasional
(ke china), guru terbaik seprovinsi sampai dengan Staff tata administrasi sekolah terbaik
seprovinsi. Dapat dipastikan bahwa dari tenaga pendidik pun sangat berkompeten dibidangnya.
SMAN 7 Banjarmasin mendukung siswa tidak hanya dalam prestasi akademik namun
juga prestasi akademik termasuk dalam penanaman karakter siswa maupun religius siswa,
terbukti dengan sekolah memberikan dukungan berupa perizinan yang dipermudah untuk siswa
yang ingin bertanding, berupa dana dan lain sebaginya. Sekolah juga memfasilitasi masjid yang
berada didalam Kawasan sekolah bertujuan mempermudah bagi siswa yang ingin beribadah juga
mempermudah sisiwa laki-laki untuk sholat jum’at agar tidak keluar dari ingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah nyaman, rindang dan sejuk dikarenakan dikelilingi pohon, pohon tersebut
sengaja ditanam agar udara dikawasan sekolah terasa segar hal ini juga menjadi program sekolah
terkait tentang penghijauan lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
nyaman, rindang dan asri.
Lingkungan sekolah berada dipusat kota dan berdekatan dengan lingkungan perkantoran
membuat sekolah memiliki relasi yang baik, rekan Kerjasama serta sekolah kerapkali menjadi
sekolah yang paling aktif dikunjungi dan diberikan sosialisasi baik bawaslu, puskesmas, dan
instansi lainnya. Relasi yang terjalin tidak hanya dengan instansi/kedinasan sekitar sekolah
namun juga dengan instansi dari berbagai universitas salah satunya Universitas Lambung
Mangkurat dan beberapa universitas dari luar Kalimantan seperti Universitas Binus, Hal ini
dikarenakan banyak siswa yang berprestasi tingkat daerah maupun nasional yang membuat pihak
universitas tertarik menarik siswa tersebut menjadi mahasiswa dikampusnya. Sebagian besar
orangtua siswa berkerja sebagai dosen, dekan, staff akademika disuatu perguruan tinggi di
Banjarmasin. Peluang yang begitu besar membuat SMAN 7 Banjarmasin memiliki kesempatan
dan keuntungan yang besar pula namun dibalik itu semua bukan berarti sekolah ini tidak
memiliki kekurangan dan ancaman.
Ancamannya seperti dikarenakan sekolah berada dikawasan perkantoran, hotel dan
ditengah kota kerapkali halaman sekolah kebanjiran karena Kawasan sekitar sekolah adalah
perkantoran, sungai dan hotel hal tersebut membuat sistem drainess sekolah terganggu. Selain
itu, nama sekolah yang sudah popular dimasyarakat membuat SMAN 7 Banjarmasin memiliki
tanggung jawab besar untuk menjaga nama baik sekolah yang harus dijaga bagi seluruh warga
sekolah khususnya siswa artinya adalah setiap gerak gerik siswa diluar sekolah akan diperhatikan
oleh masyarakat jika ada hal yang menyeleweng dari norma yang seharusnya maka akan
dilaporkan ke sekolah dan membuat nama sekolah tercoret. Selain itu SMAN 7 Banjarmasin juga
kekurangan kantin. Jumlah kantin yang ada disekolah sangat sedikit sehingga kurang mampu
memenuhi kebutuhan siswa khususnya pada saat makan siang, rasio antara siswa dan makanan
yang disediakan dikantin sangat kurang, kekurangan tersebut diatasi dengan siswa yang
membawa bekal. Selain itu juga adalah toilet sekolah yang berbau tidak sedap karena digunakan
oleh kurang lebih 1.149 siswa kurangnya kesadaran siswa akan sanitasi membat toilet berbau
tidak sedap dan bernyamuk.
Inovasi adalah suatu ide, benda, peristiwa, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) sebagai hasil invensi
maupun diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan masalah
(Ananda,amiruddin ; 2017). Dalam permasalahan ini kelompok mengangkat topik “Peningkatan
Implementasi Sanitasi lingkungan di Kalangan Remaja SMA” dengan inovasi berupa
meningkatkan lagi impelementasi sanitasi lingkungan khususnya di Kawasan toilet,
meningkatkan penerapan kebiasaan – kebiasaan misalnya seperti menyiram toilet sampai bersih
ketika selesai digunakan, memasang wewangian ruangan, tidak meinggalkan sampah ditoilet,
dan lain sebagainya.
Sanitasi lingkungan yang baik sangat penting untuk dijalankan dilingkungan sekolah
mengingat waktu siswa berada disekolah sangatlah Panjang dan kontinu. Toilet yang kotor
menjadi pemicu munculnya berbagai macam penyakit yang bisa membahayakan sisw-siswi
ataupun pengguna toilet lainnya. Maka dari itu kelompok mengambil judul tersebut agar bisa
membantu mencegah bagi yang belum terjadi dan bisa mengurangi bagi sekolah yang sedang
mengalami masalah tersebut.
Topik : peningkatan implementasi sanitasi lingkungan bagi remaja SMA
Nama Sekolah SMA NEGERI 7 Banjarmasin

Alamat Jl. Dharma Praja A. Yani Km. 5, Banjarmasin Timur.


Visi Sekolah Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia berkarakter,
berliterat serta memiliki keterampilan yang diperlukan di abad
21.
INDIKATOR VISI : WARGA SEKOLAH
a. Taat menjalankan ibadah sesuai dengan agam yang
dianutnya
b. Bersikap ramah, santun dan saling menghormati
c. Mamiliki budaya literasi yang tinggi
d. Memiliki keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi,
berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif dan inovatif
e. Lingkungan sekolah bersih, rindang, indah dan nyaman
f. Unggul dalam bidang akademik.
1) Perolehan nilai ujian nasional tinggi
2) Lulus seleksi PMDK dan sejenisnya
3) Lukus dalam SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa
baru) dan sejenisnya
4) Berbagai perlombaan baik tingkat provinsi, nasional
maupun internasional
5) Lulus seleksi masuk universitas dan perguruan tinggi
yang favorit
g. Unggul dalam bidang non akademik
1) Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler/ pengembangan
diri sesuai bakat minat
2) Berprestasi dalam perlombaan bidang olahraga dan
seni.
Misi Sekolah a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengembangkan
sikap toleransi antar penganut umat beragama
b. Menumbuhkan budaya literasi mulai literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, literasi visual
c. Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuhkan
keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis
serta kreatif, inovatif
d. Menciptakan lingkungan sekolah sehat yang bersih, hijau,
hemat, aman
e. Mengembangkan sikap jujur, sopan santun, saling
menghormati, disiplin, dan bertanggungjawab
f. Mengembangkan potensi siswa sehingga mampu bersaing
ditingkat nasional maupun internasional
Analisa SWOT
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
sekolah memfasilitasi Pemahaman guru Lingkungan sekolah Nama baik sekolah
anak berprestasi non- tentang kurikulum aman dan berada akan tercoreng jika
akademik merdeka masih ditengah kota siswa terlibat masalah
kurang yang besar dengan
orang lain
Beberapa Tenaga Masih ada beberapa Eskul basket kerapkali Bangunan sekolah
pendidik memiliki siswa yang menjadi juara bertingkat, bagi siswa
prestasi tingkat melanggar beberapa yang berada dikelas
nasional dan guru peraturan sekolah atas suka duduk
penggerak, guru dipinggir pagar rawan
tugas belajar keluar terjatuh.
negeri/ berkompeten
Kepala TU miliki Fasilitas seperti Akses Kerjasama Siswa menjadi malas
prestasi tingkat buku bacaan dan dengan perusahaan luar untuk belajar karna
nasional pelajaran sistem pembelajaran
diperpustakaan yang membosankan
masih kurang dan tidak
lengkap menyenangkan
Guru BK dan Ruang Beberapa guru mata Akses media informasi Guru BK yang
BK menjadi tempat pelajaran luas tergabung kedalam
yang disukai siswa, memberikan sistem tim ketertiban dinilai
pembelajaran yang tidak sesuai dengan
kurang disukai tugas BK disekolah,
siswa karena membuat
siswa menjadi takut
dan memusuhi BK.
Fasilitas sekolah Siswa masih Akses dan relasi Beberapa guru mata
lengkap seperti lab disuruh membeli Kerjasama dengan pelajaran terlalu
fisika, biologi, buku LKS untuk perguruan tinggi, menekankan pada
kimia,Bahasa dan menunjang akademik anak dari
CBT pembelajaran pada non-akademik
disekolah anak sehingga
membuat anak akan
menjadi dibedakan
Eskul sebagai Kantin sekolah Guru harus Guru sering tidak
pengembangan diri belum mencukupi memperhatikan siswa masuk kelas
mendapat dukungan kebutuhan siswa, mulai dari kelengkapan menjadikan anak
penuh (fasilitas, menu makanan atribut dan sikap sering keluar kelas
rekomendasi, dll) tidak variatif dikarenakan oarangtua seperti kekantin
bekerja.
Siswa aktif Kesadaran diri banyak mendapatkan Guru yang kurang
mengunjungi ruang siswa masih kurang hibah yang bersumber paham dengan
BK atas kewajibannya dari alumni dan kurikulum baru
sebagai pelajar orantua siswa menjadikan guru
kurang berkompeten
memberikan materi
pembelajaran
Branding sekolah Sering terjadi banjir kerjasama dengan Anak yang disuruh
baik Ketika hujan lebat pemerintah dan membeli buku LKS
dikarenakan sistem kedinasan karena merasa banyak
drainess kurang berada diwilayah menghabiskan uang
perkantoran. sehingga membuat
mereka malas untuk
belajar
Hubungan antara Jadwal pembelajaran
siswa dan guru yang padat beserta
terjalin baik tugas sekolah yang
banyak dapat
membuat anak stress
Siswa dari kelas XI .
diharuskan membuat
karya tulis ilmiah
yang merupakan
bentuk peran guru
membekali siswa
pengalaman yang
berguna untuk
perkuliahan ataupun
kerja.
Sekolah memiliki
fasilitas tempat
ibadah pribadi
Budaya literasi sudah
terjalankan dengan
baik siswa.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Wahab, A, dkk. (2021). Teori dan Aplikasi Ilmu Pendidikan. Sigli. Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini
Chomaidi dan Salamah. (2018). Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah.
Jakarta. PT Grasindo
Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 1(2).
Ihsani, I., & Santoso, M. B. (2020). Edukasi Sanitasi Lingkungan Dengan Menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Kelompok Usia Prasekolah Di Taman Asuh Anak
Muslim Ar-Ridho Tasikmalaya. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 6(3), 289.
Ananda, H. R., & Amiruddin, M. P. (2017). Inovasi pendidikan: Melejitkan potensi teknologi
dan Inovasi Pendidikan. CV. Widya Puspita.
Andini, N. H., & Widowati, E. (2021). Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Sekolah
di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bogor. Indonesian Journal of Public Health and
Nutrition, 1(1), 142-154.
Ayunina, Q. (2020). Infrastruktur Sekolah Dasar Siaga Bencana. HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development), 4(Special 1), 37-46.
Harefa, I. E., & Mawarni, S. G. (2019, December). Komunikasi Interpersonal (Self Talk)
Sebagai Pencegahan Self-Harm Pada Remaja. In Prosiding Seminar Nasional LP3M
(Vol. 1, pp. 173-178).
Kholifah, N., Subakti, H., Saputro, A. N. C., Nurtanto, M., Ardiana, D. P. Y., Simarmata, J., &
Chamidah, D. (2021). Inovasi Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Kusumanti, I., Sitindaon, H. M., Nurfatharani, F., & Istiqomah, A. (2021). Peningkatan
Implementasi Sanitasi Lingkungan melalui Pelatihan bagi Siswa Sekolah Dasar di
Bogor. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 7(1), 22-29.
Mawati, A. T., Permadi, Y. A., Rasinus, R., Simarmata, J., Chamidah, D., Saputro, A. N. C., ...
& Prasetya, A. B. (2020). Inovasi Pendidikan: Konsep, Proses dan Strategi. Yayasan
Kita Menulis
Novianti, N., Latifah, M., & Hernawati, N. (2018). Mengoptimalkan faktor diri dan keluarga
dalam prestasi akademik remaja. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 11(1), 60-73.
Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh ibu bekerja dan peran ayah dalam coparenting terhadap prestasi
belajar anak. SOUL: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 1(2), 1-14.
Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran guru penggerak dalam pendidikan
merdeka belajar di indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 88-99.
Sijabat, O. P., Manao, M. M., Situmorang, A. R., Hutauruk, A., & Panjaitan, S. (2022).
Mengatur Kualitas Guru Melalui Program Guru Penggerak. Journal of Educational
Learning and Innovation (ELIa), 2(1), 130-144.
Safitri, A. D. (2020). Kondisi Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Sekolah Dasar. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development),
4(Special 2), 392-403.
Werdayanti, A. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas dan
Fasilitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dinamika Pendidikan, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai