Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

PADA Ny. R USIA 20 TAHUN P1A0 6 JAM POST PARTUM


DENGAN KELUHAN ASI BELUM KELUAR
DI PUSKESMAS BATANG 3

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 4 April 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas Puskesmas Batang 3
Biodata
Nama ibu : Ny. R Nama suami : Tn. S
Umur : 20 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kalislak 4/1 Alamat : Kalisalak 4/1

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : -
2. Keluhan Utama : Klien mengatakan ASI belum keluar dan ingin memberikan
Susu Formula
3. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 tahun
Nyeri Haid : Pada hari 1-2 menstruasi
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Leukorhea : tidak ada
Banyaknya : Hari ke 1-2 ganti pembalut 3-4 x/hari
Hari ke 4-7 ganti pembalut 2x/hari

1
b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu
Ham Nifas
Persalinan
il ini
Tanggal U Jenis Penolong Komplikasi J B Laktasi Komplikasi
K Persalian K B
an
I Hamil ini
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Paritas : Ini merupakan anak pertama
Tempat Persalinan : Puskesmas Tulis
Jenis Persalinan : Spontan
Abortus : Tidak pernah
Ditolong Oleh : Bidan
Masalah dalam Persalinan : Tidak ada masalah dalam persalinan
Keadaan Plasenta : Placenta lahir lengkap
Keadaan Tali Pusat : Tali pusat lahir lengkap
Keadaan Bayi : Sehat Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal / Jam lahir : 4-4-2021 jam 09.00 WIB
Apgar Score : 8 – 9 - 10
BB : 3200 gr, PB : 50 cm, LK : 32 cm, LD : 34 cm
Kelainan bawaan : Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan
Ibu  : Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM, asma, jantung, dan penyakit keturunan lainnya.
Keluarga     : Keluarga juga tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, asma, jantung, dan penyakit menular lainnya,
seperti TBC, dll
e. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu belum pernah menggunakan jenis KB apapun
f. Pola Kebutuhan Sehari-hari :
a. Nutrisi

1
 Jenis                            : Nasi, lauk, sayur, dan susu
 Frekuensi                     : 3X/hari
 Porsi                            : 1 piring
 Pantangan                   : Tidak ada
 Minuman : ibu minum air putih 8 gelas / hari
b. Eliminasi
BAB
 Frekuensi                      : 1x sehari
 Warna : kekuningan
 Konsistensi : lembek
BAK
 Frekuensi                      : 6-7X/hari
 Warna                           : Kuning jernih
 Masalah                        : Tidak ada
c. Personal Hygiene
 Frekuensi mandi                       : 2-3X/hari
 Frekuensi gosok gigi                : 2-3X/hari
 Frekuensi ganti pakaian/jenis   : 2-3X/hari
d. Tidur dan Istirahat
 Siang hari                                 : 2 jam/hari
 Malam hari                               : 8 jam/hari
 Masalah                                    : Tidak ada
e. Aktivitas sehari-hari : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga dan
bekerja sebagai karyawan di pabrik.
f. Aktivitas saat ini : Setelah melahirkan ibu baru duduk untuk
menyusui bayinya dan jalan disekitar tempat tidur serta ke kamar
mandi untuk BAK
10. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a. Merokok   : tidak
b. Minuman beralkohol  : tidak

2
c. Obat - obatan : Ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bidan
dan Dokter
d. Jamu    : tidak
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya     : Bidan
11. Pola Menyusui : Ibu belum pernah menyusui sebelumnya
12. Riwayat Psikososial- Spiritual
a) Riwayat Perkawinan : Ini merupakan perkawinan pertama ibu
b) Kehamilan ini : Diharapkan oleh Suami dan Keluarga
c) Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) : Ibu melakukan
musyawarah dengan keluarga besar dalam mengambil keputusan
d) Ibu Tinggal serumah dengan : suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
f) Dalam kondisi emergency : Ibu bisa mengambil keputusan
g) Orang terdekat ibu : Suami
h) Yang Menemani ibu untuk kunjungan PNC : -
(Ibu masih ditemani suami dan ibu kandungnya karena masih
dirawat di puskesmas)
i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas :
Ibu tidak diperbolehkan tidur siang selama masa nifas
j) Penghasilan Perbulan : Kurang lebih 2 juta perbulan
k) Praktik agama yang berkaitan dengan nifas : tidak ada
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan Kesehatan :
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh Nakes wanita maupun pria.
m) Tingkat pengetahuan Ibu :
 Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengerti untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
 Hal-hal yang belum diketahui ibu : Ibu belum mengerti cara
memperlancar ASI

3
 Hal-hal yang ingin diketahui Ibu : Ibu ingin mengetahui
makanan apa saja yang dapat meningkatkan ASI dan Cara
untuk memperlancar ASI
C. Data Obyektif
1.    Pemeriksaan Umum
a.    Keadaan umum         : Baik
b.    Kesadaran umum      : Composmentis
g.   Tanda-tanda vital      : TD : 110/70 mmHg  R : 22x/m
    N   : 84x/m   T: 36,4 0 C
2.    Pemeriksaan khusus
a.    Inspeksi
 Kepala        : Kepala tampak bersih tak berketombe,
pertumbuhanrambut tampak sehat dan rambut tidak rontok.
 Muka          : Tampak tidak pucat, terlihat cloasma
gravidarum.
 Mata           : Bentuk simetris, tidak tampak ikterik pada
sklera,konjungtiva tampak tidak pucat, dan tidak
adapembengkakan di palpebra.
 Telinga         : Bentuk simetris, kondisi telinga baik dan tidak
ada serumen.
 Hidung       : Bentuk simetris, tidak nampak pernafasan
cupinghidung, tidak ada polip dan sekret.
 Mulut         : Bibir tidak tampak pucat,  lidah tampak bersih
gigi tidakada caries, berlubang dan gusi tidak berdarah
 Leher         : Tidak tampak ada pembengkakan vena jugularis
dan    kelenjartiroid.
 Dada          : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
 Tungkai   : Tidak nampak varises dan tidak ada odem pada kaki
kanan  dan   kiri
 Anus : tidak ada hemoroid

4
b.    Status Obstetrik
 Muka : Tidak ada oedema
 Mamae  : Bentuksimetris, tampak ada hiperpigmentasi pada 
areola,  puting susu menonjol, Pengeluaran ASI belum ada
 Abdomen    : Tidak ada bekas luka SC TFU 3 jari dibawah
pusat, Kontraksi Uterus ada
 Genetalia   :  Lochea : Rubra
Luka Perineum : Ada

1. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Dilakukan

IV. ANALISA DATA


Ny.” R “ umur 20 tahun P1 A0 6 jam postpartum dengan keluhan ASI belum
keluar.

V. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ASI yang belum keluar di 6 jam
setelah persalinan adalah normal, sehingga ibu tidak perlu memberikan
Susu formula
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3. Mengajari suami dan keluarga tentang pijat oxsitosin guna
memperlancar ASI.
Masalah pengeluaran ASI ini dipengaruhi oleh berkurangnya
rangsangan hormon oksitosin, sedangkan perubahan pisik dan
psikologis dapat mempengaruhi proses laktasi. Secara teori bahwa cara
kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikologis, karena itu
persiapan ibu pasca bersalin merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi keberhasilan menyusui, stress.

5
Hasil : Suami dan Keluarga bersedia untuk mempraktekan pijat
oksitosin dirumah
4. Memberikan motivasi (Breastfeeding self efficacy ) serta dukungan
kepada ibu dan keluarga untuk percaya diri bahwa ibu akan bisa untuk
menyusui tanpa pemberian susu tambahan.
Faktor yang dapat mendukung tindakan menyusui efektif antara lain
keyakinan diri bahwa mampu untuk menyusui secara efektif. Self
efficacy merupakan rasa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu hal yang belum dilakukan yang dapat meningkatkan
motivasi. Breastfeeding self efficacy merupakan rasa percaya diri yang
dimiliki oleh ibu dalam hal menyusui yang
dapat menjadi predictor apakah ibu akan memutuskan untuk
menyusui, sebesar apa upaya yang akan dilakukan untuk menyusui,
apakah mempunyai pola pikir membangun atau merusak dan
bagaimana cara merespons berbagai masalah dan kesulitan selama
menyusui.

Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan berjanji akan


berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan ASI kepada
bayinya

5. KIE kepada ibu dan keluarga tentang nutrisi untuk memperlancar ASI
salah satunya dengan sari kacang hijau
Salah satu cara untuk memperlancar produksi ASI yaitu dengan
mengkonsumsi sari kacang hijau, karena di dalamnya terkandung
berbagai komposisi gizi, diantaranya protein, zat besi dan vitamin B1.
Hasil : Ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand dan
menganjurkan ibu untuk membangunkan bayinya pada saat waktunya
menyusui.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh Bidan

6
7. Memberikan KIE kepada ibu tentang adat kebiasaan yang berkaitan
dengan masa nifas yaitu tidak boleh tidur siang adalah hal yang tidak
benar. Ibu nifas harus mencukupi kebutuhan istirahat / tidur, yaitu 6-8
jam/ hari. Sebagian besar ibu nifas mengalami kurang tidur saat malam
hari karena sering terbangun untuk menyusui bayinya, oleh sebab itu
apabila bayi tidur maka ibu dianjurkan untuk tidur. Bila kebutuhan
istirahat tidak terpenuhi bisa menyebabkan stress dan produksi ASI
tidak lancar serta memperlambat proses involusio (pengecilan rahim)
dan bisa meningkatkan perdarahan.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan bidan dan akan
melaksanakan anjuran bidan.
8. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang kerumah
pada hari ketiga postpartum yaitu tanggal 7 April 2021 untuk melihat
perkembangan pemberian ASI.
Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang tanggal 7 April 2021.

Batang, April 2021


Pembimbing Klinik Praktikan

Eka Sulistyaningrum, Amd.Keb Kholifah


NIP : 197202141991032001 NIM: P1337424820221

Mengetahui
PembimbingInstitusi

Nur Khafidhoh, S.SiT, M.Kes


NIP. 198010262006042003

7
CATATAN PERKEMBANGAN
Tempat : NO.RM :
Rumah Nama Pasien : Ny.R
Pasien Nama Bidan : Kholifah
CATATAN PERKEMBANGAN Nama
Tanggal dan
dan
Jam
Paraf
7 April 2021 S : Ny.R mengatakan ASI sudah keluar tapi
Jam 13.00 masih belum lancar
WIB O : 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/80 mm/Hg
Nadi : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
2. Status Present
 Pemeriksaan Fisik dalam keadaan Normal
 Mamae : Putting susu tidak lecet, ASI :
sudah keluar tapi masih bercampur
kolostrum
 TFU 3 jari diatas sympisis
 Kontraksi uterus keras
 PPV : Lochea Rubra
A : Ny.R umur 20 tahun P1A0 3 hari postpartum
P :
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan ibu dan bayi.
Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui
tentang hasil pemeriksaan dan tenang karena

8
hasil pemeriksaan baik.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
selalu mencukupi kebutuhan cairan dengan
minum air putih 8-10 gelas/ hari. Selain itu
tidur siang sangat dibutuhkan ibu untuk
menjamin stamina / kesehatan ibu nifas serta
mengurangi stress yang akan berpengaruh
terhadap proses kelancaran ASI.
Hasil : Ibu dan keluarga tampak paham
dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia untuk mengkonsumsi air putih
sesuai kebutuhan dan istirahat cukup
3. Tetap memberikan support kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI secara Eksklusif.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa lebih
tenang dan yakin akan dapat memberikan
ASI secara eksklusif.
4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
kunjungan rumah 1 mgg lagi untuk melihat
perkembangan pemberian ASI Ekslusif
terhadap bayinya dan menganjurkan ibu
untuk kontrol jika ada keluhan
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan
yang diberikan dan bersedia untuk kontrol
jika ada keluhan

9
Tempat : NO.RM :
Rumah Nama Pasien : Ny.R
Pasien Nama Bidan : Kholifah
CATATAN PERKEMBANGAN Nama
Tanggal dan
dan
Jam
Paraf
14 April 2021 S : Ny.R mengatakan ASI sudah keluar tapi masih
Jam 15.00 belum lancar
WIB O : 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 82 x/ menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
2. Status Present
 Pemeriksaan Fisik dalam keadaan Normal
 Mamae : Putting susu tidak lecet, ASI : sudah
keluar
 TFU tidak teraba
 Kontraksi uterus : tidak teraba
 PPV : Lochea Alba
A : Ny.R umur 20 tahun P1A0 10 hari postpartum
P :
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan ibu dan bayi.
Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui
tentang hasil pemeriksaan dan tenang karena
hasil pemeriksaan baik.
2. Memberikan KIE tentang cara perawatan
payudara dan cara menangani apabila terjadi

10
bendungan ASI.
Hasil : Ibu dan keluarga tampak paham
dengan penjelasan yang diberikan.
3. Tetap memberikan support kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI secara Eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
secara on demand (sesuai keinginan bayi)
karena dengan sering disusui bayi maka
produksi ASI akan bertambah.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa lebih tenang
dan yakin akan dapat memberikan ASI secara
eksklusif
4. Menganjurkan ibu untuk merencanakan KB
dan segera KB tidak usah menunggu
datangnya haid.
Hasil : ibu bersedia dan akan
mendiskusikannya dengan suami.
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1
bulan atau apabila ada keluhan.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan bidan dan
bersedia kontrol ulang 1 bulan atau apabila
ada keluhan.

11
12

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan antara konsep dasar dan tinjauan kasus
dalam penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.”R “ umur 20 tahun P1A0 mulai 6 jam
postpartum sampai 10 hari postpartum. Pengkajian pertama dilakukan pada tanggal 4
April 2021 di ruang Nifas Puskesmas Batang 3.
Berdasarkan data subyektif yang diperolah penulis bahwa ibu mengalami
masalah yaitu pengeluaran ASI yang tidak keluar serta ketidak percayaan ibu tentang
kemampuan memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. United Nations Childrens
Fund (UNICEF) menyatakan bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan
10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui
pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa
harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi. Bayi yang diberi
susu formula, memiliki kemungkinan atau peluang untuk meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang disusui
oleh ibunya secara eksklusif.
Pada pemeriksaan data obyektif didapatkan keadaan umum ibu adalah baik,
kesadaran umum composmentis,tekanan darah ibu mencapai 120/80 mmHg, respirasi
22x/m, nadi 84x/m, temperatur 36,4 0 C, untuk pemeriksaan obstetri didapatkan : TFU
: 3 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus keras, Pada perineum terdapat luka perineum
sedangkan PPV terdapat pengeluaran lochea rubra.
Berdasarkan data subyektif dan objektif yang diperoleh penulis memberikan
asuhan sesuai dengan evidence based dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keluhan yang dialami ibu
saat ini masih dalam keadaan normal.
Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah produksi ASI
yang sedikit, terutama pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Hal ini dikarenakan
masih adanya sedikit hormon progesteron, esterogen, Human Placental Lactogen
(HPL) dan Prolactin Inhibiting Factor (PIF) didalam tubuh ibu, sehingga Produksi
ASI masih terhambat terlebih pada hari 2-3 setelah melahirkan (Pollard, 2016).
Rendahnya cakupan ASI ekslusif ini disebabkan karena timbulnya beberapa
faktor, antara lain : faktor ibu, faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan,
dan faktor sosial budaya. Factor bayi sendiri dipengaruhi oleh hisapan bayi dalam
13

proses menyusui sesuai dengan penelitian yang dilakukan Endang (2012)


menyebutkan bahwa ada pengaruh antara hisapan bayi terhadap produksi ASI.
Menurut penelitian yang dilakukan Hana (2016) menyebutkan adanya
hubungan stres psikologis dengan kelancaran produksi ASI pada ibu primipara yang
menyusui bayi usia 1-6 bulan. Faktor psikologis sendiri secara teori bahwa cara kerja
hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikologis, karena itu persiapan ibu pasca
bersalin merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyusui,
stress, rasa khawatir yang berlebihan, ketidak bahagiaan sangat berperan dalam
kesuksesan menyusui.
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
dan merupakan usaha merangsang hormon oksitosin setelah melahirkan. Dengan
dilakukan pemijatan ini ibu akan merasa rileks, kelelahan setelah melahirkan akan
hilang, sehingga dengan begitu hormon oksitosin memperlancar produksi ASI.Pijat
Oksitosin dapat merangsang refleks oksitosin dan let down reflex (Rahmawati. E.,
2014). Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah mengalami proses
persalinan dapat dilakukan selama 5 menit secara rutin minimal 1 kali dalam sehari.
Pijat Oksitosin merupakan pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6
sampai scapula (tulang belikat) yang akan mempercepat kerja syaraf parasimpatis,
saraf yang berpangkal pada medula oblongata dan pada daerah sacrum dan medulla
spinalis, merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin, oksitosin akan
menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos yang melingkari duktus laktiferus kelenjar
mamae dan menyebabkan kontraktilitas mioepitel payudara sehingga dapat
menyebabkan peningkatan pemancaran ASI dari kelenjar mammae (Isnaini et al,
2015).
Selain itu pemberian sari kacang hijau juga digunakan sebagai salah satu
cara untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas . Kacang hijau (vigna radiate)
merupakan tanaman yang dapat tumbuh hampir disemua tempat di Indonesia. Sari
kacang hijau mengandung Vitamin B1 (thiamin) yang berfungsi untuk mengubah
karbohidrat menjadi energi, memperkuat sistem saraf dan bertanggung jawab untuk
produksi ASI, dimana thiamin akan merangsang kerja neurotransmiter yang akan
menyampaikan pesan ke hipofisis posterior untuk mensekresi hormone oksitosin
sehingga hormon ini dapat memacu kontraksi otot polos mammae yang ada di
dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI di pompa keluar, pembentukan
ASI serta pengeluran ASI lancar (Reni, 2014)
14

Pemberian edukasi kembali tentang ASI eksklusif pada ibu post partum
sesegera mungkin sudah didasari dengan evidence based penelitian yang banyak. Dari
analisa situasi lapangan yang dilakukan tim pengabdian masyarakat ini didapatkan
hampir lebih 50 % ASI busui tidak keluar dengan lancar mulai dari 2 jam post-
partum, pengetahuan busui dan keluarga tentang ASI eksklusif masih kurang,
sedangkan teori mengatakan pengetahuan akan mempengaruhi sikap
dan perilaku (Notoatdmodjo, 2010).
15

DAFTAR PUSTAKA

Anggraresti, Irfa Eka dan Ahmad Syauqy. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Semarang.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.ph p/jnc. Diakses tanggal 7 Maret
2018.
Astuti, S. Judistiani, T. Rahmiati, L. Susanti, A. (2015) Asuhan Kebidanan Nifas
danMenyusui. Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama
Isnaini, N., & Rama, D. (2015). Hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
pengeluaran asi di wilayah kerja puskesmas raja basa indah bandar
lampung tahun 2015. Jurnal kebidanan, 1(2): 91-97. Retrieved from:
http://ejurnal.malahayati. ac.id/index.php?
journal=bidan&page=article&op=view&path%5B%5D=19
Maita, L., 2016. Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI. Jurnal Penelitian
Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes
Voice"), 7(3), pp.173-175.
Maryunani, A. (2012). Asuhan Pada Ibu Nifas dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: Trans Info Media
Melyansari, R., Sartika, Y. and Vitriani, O., 2018. Pengaruh Metode Stimulasi Pijat
Endorphine, Oksitosin, Dan Sugestif (Speos) Terhadap Produksi Asi
Ibu Nifas Di Bidan Praktik Mandiri Siti Juleha Pekanbaru. Jurnal Ibu
Dan Anak, 6(2), Pp.68-73.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pollard, Maria. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC
Rahmawati, N, dkk,. (2009). Stimulasi Refleks Oksitosin dan Breast Care terhadap
Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Primipara di Bidan Praktek Swasta
Benis Jayanto Ngentak Kujon, Ceper, Kabupaten Klaten. Diunduh
Senin 10 November 2014
Retnayu, Pradanie; 2011 PAKET DUKUNGAN TERHADAP BREASTFEEDING SELF EFFICACY
DAN KEBERHASILAN MENYUSUI PADA IBU POSTPARTUM
Reni. (2014) Payudara dan Laktasi.Jakarta : Salemba medika
Rukmana R, Yudirachman. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta :
Nuha Medika

Safitri. I. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI pada


ibu menyusui. Tesis: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
16

Walyani, S.E., & Purwoastuti E.Th (2015) Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta. PT. Pusaka Baru

Anda mungkin juga menyukai