A. PENGKAJIAN
Tanggal : 6 November 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas PMB Suparyani
Biodata
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. M
Umur : 30 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang
Alamat : Beji 4/2 Alamat : Beji 4/1
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : -
2. Keluhan Utama : Klien mengatakan ASI belum keluar dan ingin memberikan
Susu Formula
3. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 tahun
Nyeri Haid : Pada hari 1-2 menstruasi
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Leukorhea : tidak ada
Banyaknya : Hari ke 1-2 ganti pembalut 3-4 x/hari
Hari ke 4-7 ganti pembalut 2x/hari
1
b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu
Ham Nifas
Persalinan
il ini
Tanggal UK Jenis Penolong Komplikas J BB Lakt Komplikasi
Persalia i K asi
nan
I 8 Mei 2009 40 spontan Bidan TAK P 2700 T A Tdk ada
mg K
2 Hamil ini
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Paritas : Ini merupakan anak kedua
Tempat Persalinan : PMB Suparyani
Jenis Persalinan : Spontan
Abortus : Tidak pernah
Ditolong Oleh : Bidan
Masalah dalam Persalinan : Tidak ada masalah dalam persalinan
Keadaan Plasenta : Placenta lahir lengkap
Keadaan Tali Pusat : Tali pusat lahir lengkap
Keadaan Bayi : Sehat Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal / Jam lahir : 6-11-2021 jam 09.00 WIB
Apgar Score : 8 – 9 - 10
BB : 3200 gr, PB : 50 cm, LK : 32 cm, LD : 34 cm
Kelainan bawaan : Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan
Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM, asma, jantung, dan penyakit keturunan lainnya.
Keluarga : Keluarga juga tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, asma, jantung, dan penyakit menular lainnya,
seperti TBC, dll
e. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pernah menggunakan jenis KB suntik
1
f. Pola Kebutuhan Sehari-hari :
a. Nutrisi
Jenis : Nasi, lauk, sayur, dan susu
Frekuensi : 3X/hari
Porsi : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
Minuman : ibu minum air putih 8 gelas / hari
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : kekuningan
Konsistensi : lembek
BAK
Frekuensi : 6-7X/hari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2-3X/hari
Frekuensi gosok gigi : 2-3X/hari
Frekuensi ganti pakaian/jenis : 2-3X/hari
d. Tidur dan Istirahat
Siang hari : 1 jam/hari
Malam hari : 8 jam/hari
Masalah : Tidak ada
e. Aktivitas sehari-hari : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga.
f. Aktivitas saat ini : Setelah melahirkan ibu baru duduk untuk
menyusui bayinya dan jalan disekitar tempat tidur serta ke kamar
mandi untuk BAK
10. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
2
a. Merokok : tidak
b. Minuman beralkohol : tidak
c. Obat - obatan : Ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bidan
d. Jamu : tidak
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : ibu hamil kedua dan
kehamilan ini ibu merasa sehat.
11. Pola Menyusui : Ibu pernah menyusui sebelumnya
12. Riwayat Psikososial- Spiritual
a) Riwayat Perkawinan : Ini merupakan perkawinan pertama ibu
b) Kehamilan ini : Diharapkan oleh Suami dan Keluarga
c) Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) : Ibu melakukan
musyawarah dengan keluarga besar dalam mengambil keputusan
d) Ibu Tinggal serumah dengan : suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
f) Dalam kondisi emergency : Ibu bisa mengambil keputusan
g) Orang terdekat ibu : Suami
h) Yang Menemani ibu untuk kunjungan PNC : -
(Ibu masih ditemani suami dan ibu kandungnya karena masih
dirawat di PMB)
i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas :
Ibu tidak diperbolehkan tidur siang selama masa nifas
j) Penghasilan Perbulan : Kurang lebih 3 juta perbulan
k) Praktik agama yang berkaitan dengan nifas : tidak ada
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan Kesehatan :
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh Nakes wanita maupun pria.
m) Tingkat pengetahuan Ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengerti untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
Hal-hal yang belum diketahui ibu : Ibu belum mengerti cara
memperlancar ASI
3
Hal-hal yang ingin diketahui Ibu : Ibu ingin mengetahui
makanan apa saja yang dapat meningkatkan ASI dan Cara
untuk memperlancar ASI
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : Composmentis
g. Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg R : 22x/m
N : 84x/m T: 36,4 0 C
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : Kepala tampak bersih tak berketombe,
pertumbuhanrambut tampak sehat dan rambut tidak rontok.
Muka : Tampak tidak pucat, terlihat cloasma
gravidarum.
Mata : Bentuk simetris, tidak tampak ikterik pada
sklera,konjungtiva tampak tidak pucat, dan tidak
adapembengkakan di palpebra.
Telinga : Bentuk simetris, kondisi telinga baik dan tidak
ada serumen.
Hidung : Bentuk simetris, tidak nampak pernafasan
cupinghidung, tidak ada polip dan sekret.
Mulut : Bibir tidak tampak pucat, lidah tampak bersih
gigi tidakada caries, berlubang dan gusi tidak berdarah
Leher : Tidak tampak ada pembengkakan vena jugularis
dan kelenjartiroid.
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Tungkai : Tidak nampak varises dan tidak ada odem pada kaki
kanan dan kiri
Anus : tidak ada hemoroid
4
b. Status Obstetrik
Muka : Tidak ada oedema
Mamae : Bentuksimetris, tampak ada hiperpigmentasi pada
areola, puting susu menonjol, Pengeluaran ASI belum ada
Abdomen : Tidak ada bekas luka SC TFU 3 jari dibawah
pusat, Kontraksi Uterus ada
Genetalia : Lochea : Rubra
Luka Perineum : Tidak Ada
1. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Dilakukan
V. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ASI yang belum keluar di 6 jam
setelah persalinan adalah normal, sehingga ibu tidak perlu memberikan
Susu formula
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3. Mengajari suami dan keluarga tentang pijat oxsitosin guna
memperlancar ASI.
Masalah pengeluaran ASI ini dipengaruhi oleh berkurangnya
rangsangan hormon oksitosin, sedangkan perubahan pisik dan
psikologis dapat mempengaruhi proses laktasi. Secara teori bahwa cara
kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikologis, karena itu
persiapan ibu pasca bersalin merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi keberhasilan menyusui, stress.
5
Hasil : Suami dan Keluarga bersedia untuk mempraktekan pijat
oksitosin dirumah
4. Memberikan motivasi (Breastfeeding self efficacy ) serta dukungan
kepada ibu dan keluarga untuk percaya diri bahwa ibu akan bisa untuk
menyusui tanpa pemberian susu tambahan.
Faktor yang dapat mendukung tindakan menyusui efektif antara lain
keyakinan diri bahwa mampu untuk menyusui secara efektif. Self
efficacy merupakan rasa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu hal yang belum dilakukan yang dapat meningkatkan
motivasi. Breastfeeding self efficacy merupakan rasa percaya diri yang
dimiliki oleh ibu dalam hal menyusui yang
dapat menjadi predictor apakah ibu akan memutuskan untuk
menyusui, sebesar apa upaya yang akan dilakukan untuk menyusui,
apakah mempunyai pola pikir membangun atau merusak dan
bagaimana cara merespons berbagai masalah dan kesulitan selama
menyusui.
5. KIE kepada ibu dan keluarga tentang nutrisi untuk memperlancar ASI
salah satunya dengan sari kacang hijau
Salah satu cara untuk memperlancar produksi ASI yaitu dengan
mengkonsumsi sari kacang hijau, karena di dalamnya terkandung
berbagai komposisi gizi, diantaranya protein, zat besi dan vitamin B1.
Hasil : Ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand dan
menganjurkan ibu untuk membangunkan bayinya pada saat waktunya
menyusui.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh Bidan
6
7. Memberikan KIE kepada ibu tentang adat kebiasaan yang berkaitan
dengan masa nifas yaitu tidak boleh tidur siang adalah hal yang tidak
benar. Ibu nifas harus mencukupi kebutuhan istirahat / tidur, yaitu 6-8
jam/ hari. Sebagian besar ibu nifas mengalami kurang tidur saat malam
hari karena sering terbangun untuk menyusui bayinya, oleh sebab itu
apabila bayi tidur maka ibu dianjurkan untuk tidur. Bila kebutuhan
istirahat tidak terpenuhi bisa menyebabkan stress dan produksi ASI
tidak lancar serta memperlambat proses involusio (pengecilan rahim)
dan bisa meningkatkan perdarahan.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan bidan dan akan
melaksanakan anjuran bidan.
8. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada hari ketiga postpartum
yaitu tanggal 9 November 2021 untuk melihat perkembangan
pemberian ASI.
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang tanggal 9 November
2021.
Pembimbing Klinik Praktikan
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
7
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.RM :
Tempat : Nama Pasien : Ny.S
PMB Nama Bidan : Lis Puji Mulyati
Suparyani
8
sesuai kebutuhan dan istirahat cukup
3. Tetap memberikan support kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI secara Eksklusif.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa lebih
tenang dan yakin akan dapat memberikan
ASI secara eksklusif.
4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
kunjungan rumah 1 mgg lagi untuk melihat
perkembangan pemberian ASI Ekslusif
terhadap bayinya dan menganjurkan ibu
untuk kontrol jika ada keluhan
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan
yang diberikan dan bersedia untuk kontrol
jika ada keluhan
9
NO.RM :
Tempat : Nama Pasien : Ny.S
PMB Nama Bidan : Lis Puji Mulyati
Suparyani
10
dan segera KB tidak usah menunggu
datangnya haid.
Hasil : ibu bersedia dan akan
mendiskusikannya dengan suami.
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1
bulan atau apabila ada keluhan.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan bidan dan
bersedia kontrol ulang 1 bulan atau apabila
ada keluhan.
11
12
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan antara konsep dasar dan tinjauan kasus
dalam penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.”S “ umur 30 tahun P2 A0 mulai 6 jam
postpartum sampai 10 hari postpartum. Pengkajian pertama dilakukan pada tanggal 6
November 2021 di ruang Nifas PMB Suparyani
Berdasarkan data subyektif yang diperolah penulis bahwa ibu mengalami
masalah yaitu pengeluaran ASI yang tidak keluar serta ketidak percayaan ibu tentang
kemampuan memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. United Nations Childrens
Fund (UNICEF) menyatakan bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan
10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui
pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa
harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi. Bayi yang diberi
susu formula, memiliki kemungkinan atau peluang untuk meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang disusui
oleh ibunya secara eksklusif.
Pada pemeriksaan data obyektif didapatkan keadaan umum ibu adalah baik,
kesadaran umum composmentis,tekanan darah ibu mencapai 120/80 mmHg, respirasi
22x/m, nadi 84x/m, temperatur 36,4 0 C, untuk pemeriksaan obstetri didapatkan : TFU
: 3 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus keras, Pada perineum terdapat luka perineum
sedangkan PPV terdapat pengeluaran lochea rubra.
Berdasarkan data subyektif dan objektif yang diperoleh penulis memberikan
asuhan sesuai dengan evidence based dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keluhan yang dialami ibu
saat ini masih dalam keadaan normal.
Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah produksi ASI
yang sedikit, terutama pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Hal ini dikarenakan
masih adanya sedikit hormon progesteron, esterogen, Human Placental Lactogen
(HPL) dan Prolactin Inhibiting Factor (PIF) didalam tubuh ibu, sehingga Produksi
ASI masih terhambat terlebih pada hari 2-3 setelah melahirkan (Pollard, 2016).
Rendahnya cakupan ASI ekslusif ini disebabkan karena timbulnya beberapa
faktor, antara lain : faktor ibu, faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan,
dan faktor sosial budaya. Factor bayi sendiri dipengaruhi oleh hisapan bayi dalam
13
Pemberian edukasi kembali tentang ASI eksklusif pada ibu post partum
sesegera mungkin sudah didasari dengan evidence based penelitian yang banyak. Dari
analisa situasi lapangan yang dilakukan tim pengabdian masyarakat ini didapatkan
hampir lebih 50 % ASI busui tidak keluar dengan lancar mulai dari 2 jam post-
partum, pengetahuan busui dan keluarga tentang ASI eksklusif masih kurang,
sedangkan teori mengatakan pengetahuan akan mempengaruhi sikap
dan perilaku (Notoatdmodjo, 2010).
15
DAFTAR PUSTAKA
Anggraresti, Irfa Eka dan Ahmad Syauqy. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Semarang.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.ph p/jnc. Diakses tanggal 7 Maret
2018.
Astuti, S. Judistiani, T. Rahmiati, L. Susanti, A. (2015) Asuhan Kebidanan Nifas
danMenyusui. Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama
Isnaini, N., & Rama, D. (2015). Hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
pengeluaran asi di wilayah kerja puskesmas raja basa indah bandar
lampung tahun 2015. Jurnal kebidanan, 1(2): 91-97. Retrieved from:
http://ejurnal.malahayati. ac.id/index.php?
journal=bidan&page=article&op=view&path%5B%5D=19
Maita, L., 2016. Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI. Jurnal Penelitian
Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes
Voice"), 7(3), pp.173-175.
Maryunani, A. (2012). Asuhan Pada Ibu Nifas dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: Trans Info Media
Melyansari, R., Sartika, Y. and Vitriani, O., 2018. Pengaruh Metode Stimulasi Pijat
Endorphine, Oksitosin, Dan Sugestif (Speos) Terhadap Produksi Asi
Ibu Nifas Di Bidan Praktik Mandiri Siti Juleha Pekanbaru. Jurnal Ibu
Dan Anak, 6(2), Pp.68-73.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pollard, Maria. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC
Rahmawati, N, dkk,. (2009). Stimulasi Refleks Oksitosin dan Breast Care terhadap
Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Primipara di Bidan Praktek Swasta
Benis Jayanto Ngentak Kujon, Ceper, Kabupaten Klaten. Diunduh
Senin 10 November 2014
Retnayu, Pradanie; 2011 PAKET DUKUNGAN TERHADAP BREASTFEEDING SELF EFFICACY
DAN KEBERHASILAN MENYUSUI PADA IBU POSTPARTUM
Reni. (2014) Payudara dan Laktasi.Jakarta : Salemba medika
Rukmana R, Yudirachman. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta :
Nuha Medika
Walyani, S.E., & Purwoastuti E.Th (2015) Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta. PT. Pusaka Baru