Anda di halaman 1dari 15

GENRE

JENIS TEKS
Teks membentuk wacana. Wacana yang terwujud dalam suatu teks memiliki tujuan komunikatif. Berdasarkan
tujuan komunikatif yang hendak dicapai, teks dikelompokkan ke dalam berbagai jenis. Untuk mencapai tujuan
komunikatif tersebut, teks disusun dengan sturktur tertentu dan direalisasikan dengan ciri-ciri bahasa tertentu.
Struktur suatu teks yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, melainkan bervariasi. Dalam mencapai
tujuannya, suatu jenis teks lazimnya memiliki unsur minimal. Misalnya, sebuah resep memasak setidak-tidaknya
akan menyodorkan unsure bahan dan cara membuat. Unsur lain seperti cara menyajikan dapat pula diulas, akan
tetapi ini tidak harus ada—karena merupakan unsur tambahan. Unsur minimal inilah yang membuahkan ragam
teks. Di bawah ini dikupas ragam-ragam teks beserta peruntukkannya dan unsur minimal yang dimilikinya.

1. DESCRIPTION
Teks description bertujuan untuk menggambarkan seseorang, sesuatu, suatu tempat, seekor binatang.
Teks description meng-highlight satu orang/benda/tempat/binatang secara khusus. Teks description
menyodorkan banyak informasi tentang orang/benda/tempat/binatang tertentu secara gambling. [sering] rinci,
[acapkali] dapat divisualisasikan.
Teks description umumnya memiliki struktur:
- Identification, pengenalan subyek atau hal yang akan dideskripsikan.
- Description, penginformasian cirri-ciri subjek –misalnya sifat-sifat psikologis, perilaku, tampilan fisik,
fitur-fitur khas, kualitas, dan sejenisnya.

Teks description sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Noun yang spesifik, misalnya father, school, my dog, dan lain-lain;
- Simple present tense;
- Detailed noun phrase, kata benda yang mendapatkan perian kata sifat;
- Beragam jenis adjective yang bersifat describing, numbering, classifying;
- Relational process, menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan participant, dan atau
mengisyaratkan kepemilikan;
- Figurative language, menggunakan bahasa figurative seperti simile atau metapor sebagai cara untuk
member ilustrasi perbandingan.

2. REPORT
Teks report mengupas suatu hasil pengamatan, penelaahan, penelitian, observasi, atau studi tentang
benda, binatang, orang atau tempat. Participant pada report cenderung general. Data yang tersaji umumnya
berupa simpulan umum akan karakteristik, ciri, dan atau keberadaan dan keadaan participant. Tujuan teks
report adalah untuk menggambarkan participant apa adanya. Bila yang dibicarakan suatu benda, teks report
lebih menyoroti fungsi dari benda tersebut.
Teks report lazimnya menyodorkan suatu generalisasi akan participant yang diulas generalisasi ini
umumnya didapat lewat membandingkan yang satu dengan yang lain yang tergolong participant sejenis.
Teks report umumnya memiliki struktur:
- General classification, pernyataan umum yang menerangkan subyek laporan, keterangan, dan
klasifikasinya.
- Description, penginformasian ciri-ciri umum.generalisasi yang dimiliki subyek – misalnya, sifat-sifat
psikologis, prilaku, tampilan fisik, fitur-fitur khas, kualitas, dan sejenisnya.

Teks report sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- General noun, kata yang merujuk pada sesuatu secara umum; misalnya:
Tigers are wild animals. (harimau yang mana saja)
Birds can fly. (burung manapun)
- Relation process, meggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan participant, dan atau
mengisyaratkan kepemilikan.
Birds have wings.
An elephant is a big animal.
- Simple present tense, untuk menyatakan suatu kebenaran umum atau fakta ilmiah.
A baby of the blue whale generally weighs more than 500 kilograms.
3. EXPLANATION
Text explanation bertujuan untuk menerangkan proses sesuatu ada/terbentuk, atau membahas suatu
teori, faham, fenomena, definisi, ideolofi, dan hal yang bertali dengan fenomena alam. Teks explanation juga
dapat digunakan untuk menggambarkan atau menerangkan fungsi dari suatu benda atau alat.
Teks explanation umumnya memiliki struktur:
- General statement, pernyataan umum berupa pendapat penulis atau fenomena yang terjadi di ala mini,
atau suatu hal yang secara umum sudah diketahui.
- Penjelasan proses, mengapa dan bagaimana sesuatu bisa ada/terjadi.

Teks explanation sering menggunakan unsur kebahasaan tertentu, antara lain:


- General dan abstract noun, misalnya earthquake, chopping, speech, dan sebagainya.
- Action verb
- Simple present tense
- Passive voice

4. EXPOSITION
Text exposition bertujuan untuk menyodorkan pendapat/ide/pandangan/argument penulis akan suatu
perkara/topic/permasalahan/fenomena.
Terdapat dua varian dari teks exposition: 1) analytical exposition, dan 2) hortatory exposition. Dalam
analytical exposition penulis menyodorkan pandangan/ide/opini/pendapat bahwa suatu topic atau fenomena
atau masalah perlu mendapat perhatian, ulasan, atau penjelasan, atau uraian, atau data penguat – tanpa
dimunculkannya usaha untuk mempengarhi/membujuk pembaca untuk memiliki sikap pro-kontra terhadapt
sesuatu, dan atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu. Analytical exposition juga dikenal dengan
istilah argumentative, sementara hortatory exposition dapat disebut juga dengan sitilah persuasive.

Teks analytical exposition umunya memiliki


Teks horatory exposition umumnya memiliki
struktur:
struktur:
- Thesis, pernyataan pendapat penulis akan suatu
- Thesis, pernyataan pendapat penulis akan suatu
kasus/fenomena.
kasus/fenomena: atau issue, hal yang dipersoalkan.
- Argument, terdiri dari point atau inti
- Argument, alasan mengapa ada keprihatinan, dan
masalha/perbincangan atau hal yang menjadi
mengarah pada ssaran atau rekomendasi.
concern, dan elaboration, penjelasan atau
- Recommendation, pernyataan tentang bagaimana
pemaparan pernyataan.
sehrausnya atau tidak seharusnya sesuatu ada atau
- Reiteration, penguatan pernyataan.
dilakukan.
Teks analytical exposition sering menggunakan
Teks hortatory exposition sering menggunakan unsur
unsure kebahasaan tertentu, antara lain:
kabahassaan tertentu, antara lain:
- General noun misalnya pollution, car, dan
- Abstract noun misalnya policy, government, dan
sebagainya.
sebagainya
- Abstract noun misalnya policy, government, dan
- Jargon, misalnya species, mammal, dan lain-lain.
sebagainya
- Modals misalnya must, should, dan lain-lain
- Jargon, misalnya species, mammal, dan lain-lain.
- Bahasa evaluatif, misalnya necessary. Important,
- Modals misalnya must, should, dan lain-lain.
significant, valuable.
- Bahasa evaluatif, misalnya necessary, important,
- Kalimat pasif
significant, valuable.
- Thinking verb, misalnya I believe, I think.
- Kalimat pasif.
5. DISCUSSION
Teks discussion bertujuan untuk menyodorkan dua atau lebih pendapat/ide/pandangan/argument akan
suatu perkara/topik/permasalahan/fenomena. Lazimnya teks discussion menyuguhkan dua atau lebih
perspektif yang berbeda akan suatu persoalan. Diantara ciri teks discussion adalah dipergunakannya
conjunctions: on the other hand, however, but, yet, while, meanwhile, dan nevertheless.
Teks discussion umumnya memiliki struktur:
- Issue, topic yang menjadi perhatian.
- Argument, terdiri pro dan kontra.
* pendapat pertama diikuti elaborasi (uraian)
* pendapat yang bersebrangan dengan yang pertama diikuti elaborasi
- Conclusion atau recommendation, simpulan atau saran.

Teks discussion sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- General noun misalnya pollution, car, dan sebagainya.
- Abstract noun misalnya policy, government, dan sebgainya.
- Modals misalnya must, should, have been, perhaps, dan lain-lain.
- Bahasa evaluatif, misalnya necessary, important, significant, valuable.
- Contrastive conjunction, misalnya on the other hand, however, but, yet, while, meanwhile, nevertheless,
dan similarly.
- Adverbials of manner, misalnya hopefully, deliberately, dan lain-lain.
- Thinking verb, misalnya I believe, I think.

6. PROCEDURE
Teks procedure bertujuan untuk member petunjut tentang langkah-langkah/metode/cara-cara melakukan
sesuatu. Teks procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu
barang atau melakukan suatu aktivitas. Teks procedur dikenal juga dengan istilah directory.
Teks procedure umumnya memiliki struktur:
- Goal, tujuan kegiatan.
- Materials, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu barang/melakukan suatu aktivitas,
sifatnya opsional.
- Steps, serangkaian langkah.

Teks procedure sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Imperative, kalimat-kalimat perintah misalnya go, sit, don’t put, don’t mix, dan sebagainya.
- Action verb, kata kerja yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau intelektual, misalnya mix, turn,
don’t, put¸ dan sebagainya.
- Connective of sequence, misalnya then, while, next, dan lain-lain.
- Numbering, angka-angka yang menunjukkan urutan kegitatan, misalnya first, second, third, dan
seterusnya.
7. REVIEW
Teks review bertujuan member ulasan tentang suatu karya sseperti film, music, buku, pameran dan
sejenisnya. Dalam teks review umumnya tersajikan kritik atau apresiasi akan karya bersangkutan. Teks review
boleh menyodorkan paparan/ulasan, telaahan, pendapat, perbandingan pendapat, atau saran/usul. Ini berarti
teks review cara penyajiannya dapat seperti description, report, explanation, exposition, ataupun discussion,
akan teteapi asalkan kontennya mengupas suatu karya, maka harus dianggap teks review.
Teks review umumnya memiliki struktur:
- Orientation, pengelanalan karya yang akan diulas.
- Interpretative recount, rangkuman plot atau alur cerita atau konten.
- Evaluation, penelitian atau interpretasi atau tafsir penulis akan karya bersangkutan.
- Evaluative summation, rangkuman akan penilaian atau interpretasi atau tafsir yang dilakukan penulis
tentang karya itu.

Teks review sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Particular participant, terfokus pada partisipan (karya) tertentu yang spesifik.
- Perspective adjective, menggunakan kata sifat yang menunjukkan sikap atau penilain, mislanya good, bad,
wonderful, extraordinary, dan sebagainya.
- Long and complex sentences, banyk menggunakan kalimat-kalimat panjang dan berstruktur kompleks.
- Bahasa metafor, misalnya pingponged, dan lain-lain.

8. NARRATIVE
Teks narrative merupakan jenis teks berupa cerita atau dongeng yang bertujuan menghibur pembaca. Ciri
utama teks narrative adalah terdapatnya masalah (atau hal yang dianggap masalah atau pelik) dan langkah
yang diambil untuk merespon masalah tersebut – ini umunya berupa solusi atau penyelesaian. Konten teks
narrative dapat berupa cerita khayalan atau kisah nyata yang mendapatkan bumbu-bumbu perekayasa.
Teks narrative umumnya memiliki struktur:
- Orientation, pendahaluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
- Complication/crisis, pengembangan konflik atau pemunculan masalah.
- Resolution, penyelesaian konflik atau langah yang diambil untuk merespon masalah.
- Reorientation, penutup – ungkapan-ungkapan yang menunjukkan cerita sudah berakhir, ini sifatnya
opsional.
- Coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita: sifatnya opsional.

Teks narrative sering menggunakan unsure kebahasan tertentu, antara lain:


- Noun tertentu sebgai kata ganti orang, hewan, dan benda dalam cerita, misalnya stepmother, household,
dan sebagainya.
- Complication/crisis, pengembangan konflik atau pemunculan masalah.
- Resolution, penyelesaian konflik atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.
- Reorientation, penutup – ungkapan-ungkapan yang menunjukkan cerita sudah berakhir, ini sifatnya
opsional.
- Coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita; sifatnya opsional.

Teks narrative sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Noun tertentu sebagai kata ganti orang, hewan, dan benda dalam cerita, misalnya stepmother, household,
dan sebagainya.
- Indidual participant, terfokus pada kisahan partisipan (pelaku) tertentu yang spesifik.
- Past tense, menggunakan kata kerja bentuk lampau, misalnya went, ran, ate, dan sebagainya.
- Time connective dan conjunction untuk mengurutkan kejadian, misalnya after, before, soon,then, after
that, dan sebaginya.
- Action verbs, kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan, misalnya stayed, climbeb, killed, dan
lain-lain.
- Saying verb dan thinking verbs, kata kerja yang menunjukkan pelaporan atau ujaran, misalnya said, told,
promised, thought, understood, dan sebagainya.
9. SPOOF
Teks twist pada dasarnya sama dengan teks narrative yakni merupakan jenis teks berupa cerita atau
dongeng yang bertujuan menghibur pembaca, hanya saja ditambah unsur lucu atau hal yang di luar dugaan. Ini
berarti teks spoof merupakan bentuk narrative plus – yaitu plus unsur lucu.
Teks spoof umumnya memiliki struktur:
- Orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
- Events, rangkaian kejadian/peristiwa.
- Twist, akhir yang lucu atau tidak terduga.

Teks spoof sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Noun tertentu sebagai kata ganti orang, hewan, dan benda dalam cerita, misalnya a pinguuin, a farmer, dan
sebgainya.
- Individual participant, terfokus pada kisahan partisipan (pelaku) tertentu yang spesifik.
- Past tense, menggunakan kata kerja bentuk lampau, misalnya went, wan, ate, dan sebagainya.
- Time connective dan conjunction untuk mengurutkan kejadian, misalnya after, before, soon, then, after
that, dan sebagainya.
- Action verbs, kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan, misalnya stayed, climbed, killed, dan
lain-lain.
- Saying verb dan thinking verbs, kata kerja yang menunjukkan pelaporan atau ujaran, misalnya said, told,
promised, thought, understood, dan sebagainya.

10. RECOUNT
Teks recount merupakan jenis teks yang kontennya melapor peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang
menimpa seseorang, atau berupa pengalaman seseorang. Tujuan teks recount adalah untuk memberitahukan
atau hiburan.
Teks recount umumnya memiliki struktur:
- Orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
- Events, rangkaian/peristiwa.
- Reorientation, penutup – ungkapan-ungkapan yang menunjukkan peristiwa/kejadian/kegiatan sudah
selesai.
- Komentar pribadi akan peristiwa yang diutarakan, sifatnya opsional.

Teks recount sering menggunakan unsur kebahasaan tertentu, antara lain:


- Noun tertentu sebagai kata ganti orang, misalnya Otong Setiawan, Seanu Prabu, Ratu Kadita, Eha,
Djuharie, dan sebagainya.
- Individual participant, terfokus pada kisahan partisipan (pelaku) tertentu yang spesifik.
- Past tense, menggunakan kata kerja bentuk lampau, misalnya went, ran, ate, dan sebagainya.
- Time connective dan conjunction untuk mengurutkan kejadian, misalnya after, before, soon, then, after
that, dan sebagainya.
- Action verbs, kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan, misalnya stayed, climbed, killed, dan
lain-lain.
- Adverbs dan adverb phrases untuk menunjukkan tempat, waktu, dan cara, misalnya, yesterday, last week,
at home, slowly, carefully, dan lain-lain.
11. ANECDOTE
Teks anecdote pada dasarnya mirip dengan teks recount, yakni jenis teks yang kontennya melaporkan
peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang menimpa seseorang, atau berupa pengalaman seseorang; akan tetapi
teks anecdote diakhiri hal-hal lucu atau plesetan. Teks anecdote, bila tidak memiliki unsur lucu, harus
berisikan pengalaman/peristiwa/kejadian aneh ataulain dari pada yang lain – unik. Tujuan teks anecdote adalah
untuk berbagi penglaman lucu atau aneh.
Teks anecdote umumnya memiliki struktur:
- Abstract, berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh,
atau berupa rangkuman atas apa yang akan di ceritakan atau dipaparkan teks; sifatnya opsional.
- Orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
- Events, rangkaian kejadian/peristiwa.
- Crisis, pemunculan masalah.
- Reaction, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.
- Coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita; sifatnya opsional.
- Reorientation, penutup – ungkapan-ungkapan yang menunjukkan cerita sudah berakhir, ini sifatnya
opsional.

Teks anecdote sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu, antara lain:


- Noun tertentu sebagai kata ganti orang, misalnya Otong Setiawan, Seanu Prabu, Ratu Kadita, Eha,
Djuharie, dan sebagainya.
- Individual participant, terfokus pada kisahan partisipan (pelaku) tertentu yang spesifik.
- Past tense, menggunakan kata kerja bentuk lampau, misalnya went, ran, ate, dan sebagainya.
- Exclamation, seruan/kata seru, seperti So this!, sifatnya opsional.
- Rethorical question, pertanyaan teoritik, seperti And do you know what, It’s funny, isn’t it?, dan lain-lain.
Sifatnya opsional.
- Time connective dan conjunction untuk mengurutkan kejadian, misalnya after, before, soon, then, after
that, dan lain sebagainya.
- Action verbs, kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan, misalnya stayed, climbed, killed, dan
lain-lain.
- Adverbs dan adverb phrases untuk menunjukkan tempat, waktu, dan cara, misalnya, yesterday, lastw eek,
at home, slowly, carefully, dan lain-lain.

12. NEWS ITEM


Teks news item merupakan teks yang kontennya memberitakan peristiwa atau kejadian yang dipandang
layak di ketahui publik – bermuatan berita. Pada dasarnya teks news item adalah bagian dari jenis teks recount,
hanya saja cara penulisannya berbeda; yakni news item lazimnya diawali tempat kejadian/peristiwa dan diikuti
nama media pelapornya, baru kemudian paparan/informasi peristiwa, kejadian, atau kegiatan. Tujuan teks
news item adalah agar public tahu akan suatu peristiwa penting.
Teks news item umumnya memiliki struktur:
- Newsworthy event, kejadian inti.
- Background events, latar belakang atau pemicu kejadian; elaborasi kejadian, orang yang terlibat, tempat
kejadian, dan lain sebagainya.
- Sources, komentar saksi kejadian, pendapat para ahli dan sebagainya.
- Crisis, pemunculan masalah.

Teks news item sering menggunakan unsure kebahasaan tertentu:


- Headline, informasi singkat akan peristiwa
- Action verbs, kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan, misalnya inaugurated, signed, killed,
dan lain-lain.
- Saying verb, kata kerja pelaporan, misalnya said, witnessed, told, dan lain-lain.
ISTILAH DALAM GENRE
A. Participant
Istilah participant merujuk pada pelaku-aktivitas dalam kalimat, atau subyek kalimat.

B. Circumstance
Istilah circumstance memayungi pertanyaan ‘kapan’, ‘dimana’, ‘mengapa’, ‘bagaimana’, ‘berapa
banyak’, dan ‘tentang apa’.
Circumstance mewujudkan makna tentang:
 Waktu (urutan/ temporal) menyatakan ‘kapan’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘kapan?’,’berapa
sering?’,’berapa lama?’
Contoh: Ratu goes to school everyday.
 Tempat (lokasi /spatial) menyatakan ‘dimana’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘dimana?’,’berapa
jauh?’
Contoh: Ratu goes to school everyday.
 Manner menyatakan ‘bagaimana’
 Alat (means): menyatakan ‘dengan alat apa’
Contoh: Ratu goes to school by car everyday.
 Kualitas (quality): menyatakan ‘seperti apa hal itu terjadi/dilakukan’
Contoh: Prabu lifted the box gently, carefully, and slowly.
 Pengibaratan (comparison): menyatakan ‘bagaikan apa sesuatu terjadi/dilakukan
Contoh: He was yawning like a lion’s stretching its jaws.
 Muasal (cause) menyatakan ‘mengapa’
 Alasan (reason): menyatakan ‘apa yang menyebabkan suatu terjadi’, dan ditelusuri oleh pertanyaan
‘mengapa?’ atau ‘bagaimana?’
Contoh: The refugees died of hunger.
 Tujuan (purpose): menyatakan ‘tujuan’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘untuk apa?’
Contoh: Seanu went to the mall for bread.
 Peruntukan (behalf): menyatakan ‘peruntukan’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘untuk siapa?’
Contoh: Seanu went to the mall to buy bread for his sister.
 Kelengkapan (accompaniment) menyatakan ‘kesertaan atau ketidaksertaan seseorang atau
sesuatu’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘siapa lagi/siapa saja?’ atau ‘apa lagi/apa saja?’
Contoh: Ratu came home from work without her handbag.
 Perihal (matter) menyatakan ‘tentang apa’ atau ‘merujuk pada apa’, dan ditelusuri dengan
pertanyaan ‘tentang apa?’
Contoh: Parents are worrying about the rempant juvenile delinquency.
 Peran (role) menyatakan ‘sebagai apa’, dan ditelusuri oleh pertanyaan ‘sebagai apa?’
Contoh: Setiawan earns his living as a teacher.
Perhatikan ilustrasi berikut untuk menelaah circumstance yang muncul secara simultan.
Two weeks ago (Circ: time) the Setiawan held a party for thanksgiving (Circ: cause) in their new house
(Circ: place). Mr. Setiawan Djuharie, who was accompained by his wife –Nunik Nurhayati (Circ:
accompaniment), acting as the host (Cric: role) greeted all guests (Circ: behalf) before the gate (Circ:
place). He talked to all guests (Circ: behalf) politely and gently (Circ: manner) about the purpose of the
party (Circ: matter), and asked them to enjoy themselves.
C. Processes
Istilah Process terwujudkan oleh bentuk kata kerja (verb) dalam suatu kalimat. Secara tradisional, kata
kerja (verb) selama ini didefinisikan sebagai kata yang menyatakan mengerjakan sesuatu (doing word).
Namun, kenyataannya beberapa kata kerja tidak menyatakan ‘mengerjakan sesuatu’ sama sekali, melainkan
cenderung menyatakan keadaan atau kepemilikan. Process (verb), dengan demikian, menyatakan apa yang
dilakukan participant atau participant dalam keadaan apa.
Halliday membagi jenis process menjadi tujuh kategori:
Istilah Fungsi Spesifikasi
Material Menyatakan ‘mengerjakan’ Secara fisik, secara ragawi, secara signifikan
Behavioral Menunjukkan ‘perilaku’ Secara fisiologi, secara fisikologi
Secara emosional, secara intelektual, secara
Mental Menyatakan ‘merasakan’
inderawi
Menyatakan
Verbal Secara lisan, secara isyarat
‘mengatakan/mengujarkan’
Relational Menyatakan ‘keadaan’ Sama dengan, atau ciri dari
Existential Menyatakan ‘keberadaan’ Hadir
Meteorological Menunjukkan ‘cuaca/suhu’

1. Relational Processes
Relational process merujuk pada kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan participant, dan atau
mengisyaratkan kepemilikan. Lazimnya relational process terwujudkan dengan penggunaan copula dan
linking verbs.
Kata kerja yang berusaha member sebutan atau pengidentifikasian disebut identifying process,
participant-nya disebut token dan value; kata kerja yang menunjukkan kualitas/keadaan disebut
attributive; dan participant-nya disebut carrier dan attribute.
- Prabu may be the best football player.
token identifying value
- Seanu is a good football player.
Carrier attributive attribute
Relational process dapat pula dikategorikan berdasarkan intensice, possessive, atau circumstancetial.
- Cytoplasm is sort of a jelly-like material.
carrier attributive: intensive attribute
- Plant cells have a cell wall.
carrier attributive: possessive attribute
- Tuesday was the deadline.
token identifying: circumstantial value

Berikut kelompok kata kerja yang lazim digunakan dalam relational process:
Attributive Identifying
be become go be become equal
get turn grow add up to play act as
keep stay remain call mean define
look appear seem represent spell express
smell taste form give constitute
sound end up imply stand for symbolize
last weigh realize indicate signify
cost has betoken take up span
need require resemble occupy own
concern feel include involve contain
belong to turn out comprise provide cause
2. Material Processes
Material processes merujuk pada kegiatan fisik atau ragawi yang dilakukan participant. Material
process mengharuskan suatu klausa memiliki kata kerja yang menunjukkan hal yang dilakukan oleh
doer/participant.
- The water flows.
participant process
- The kid slept on the couch.
participant process circumstance

Untuk ‘siapa’ atau ‘apa’ yang melakukan sesuatu disebut actor.


Untuk ‘siapa’ atau ‘apa’ yang dikenai process, dan atau yang mana process diarahkan atau
diperuntukkan/ditujukan disebut goal.
- Mr. Setiawan combs his hair.
participant process goal
- Mr. Setiawan drives his kids to school.
Participant process goal circumstance

Goal lebih identik dengan istilah direct object dalam tatabahasa tradisional. Lazimnya jenis kata
kerja yang diikuti goal adalah dalam bentuk transitive.
Terdapat dua ragam material process: creative dan dispositive. Dalam jenis creative, goal dikenai
process. Dalam bentuk creative, goal dibentuk oleh process, atau merupakan tertuju atau yang
mengambil manfaat dari process.
- Mr. Setiawan wrote the Messiah.
actor material goal
Dalam bentuk dispositive, kita menerapkan ‘melakukan’ dan ‘peristiwa’
- Mr. Setiawan fired Mr. Rob Roster.
actor material goal
- Mr. Setiawan yawned.
actor material
- The bomb exploded.
actor material
Untuk mengenali material process, cobalah gunakan pertanyaan ‘Apa yang X lakukan? (terhadap
Y?)’ dan atau ‘Apa yang terjadi pada Y?’

3. Mental Processes
Mental process merujuk pada kata kerja yang menyatakan inderawi: perasaan (feeling), pikiran
(thingking), dan pengkajian (perceiving). Terdapat tiga jenis mental process: afektif atau reaktif (feeling),
kognitif (thinking), dan perseptif (mencerna lewat lima panca indera).
Bedanya mental process dan material process adalah: dalam mental process, participant
melakukan gerakaln fisik, mengerjakan sesuatu; sementara, dalam mental process, dipaparkan apa yang
terjadi, dan participant tidak melakukan gerakan fisik. Participant dari mental process disebut senser an
phenomenon. Senser merupakan pelaku atau yang merasakan mental process, dan phenomenon adalah apa
yang dirasa/dilihat atau di-persepsi-i.
- Mr. Setiawan loves Fini.
participant: senser mental [affective] participant: phenomenon.
- Prabu doesn’t like juice.
sensert mental [affective] phenomenon
- Ratu understood.
senser mental [cognitive]
- Loneliness hurts.
phenomenon mental: affect
- New car satisfies Mr. Setiawan.
phenomenon mental: affect senser
- Mr. Setiawan is satisfied with his new car.
senser mental: affect phenomenon
4. Behaviour Processes
Behavior processs merupakan kata kerja yang menunjukkan proses fisiologis dan fisikologis, seperti
bernafas (breathing), bermimpi (dreaming), ngorok (snoring), tersenyum (smiling), sendawa (hiccupping),
melihat (looking), menonton (watching), menyimak (listening), dan merenung (pondering). Participant
dari behavioural process disebut behaver.
- Perdana snores loudly.
behaver behavioral circumstance: manner
Kelompok kata kerja tertentu dapat termasuk behavioral dan material; amati konteks berikut
untuk melihat perbedaannya:

Behavioral Mental
Ratu did the shopping. Ratu shopped.
Ratu took a nap. Ratu took two briefcase.
Ratu threw a tantrum. Ratu threw a stone.
Ratu dew a ragged breath. Ratu drew a picture.
Ratu drove a hard bargain. Ratu drove a BMW.

5. Verbal Processes
Verbal Processes merujuk pada kata kerja yang menyatakan ‘mengungkapkan’ atau ‘berujar’.
Particiapnt dari verbal process disebut sayer.
- Kadita said Prabu doesn’t like doughnut.
sayer verbal senser mental: affect phenomenon
- Kadita explained that she didn’t like barbecue.
sayer verbal senser mental: affect phenomenon
- The notice says ‘No Parking’.
sayer verbal material

Terdapat tiga jenis participant yang acapkali muncul dalam verbal process:
1) Receive, pihak dimana verbalisasi itu ditunjukan/diperuntukkan.
2) Target, penderita dari verbalisasi.
3) Range/verbiage, nama yang verbalisasi itu sendiri.

- Prabu told Ratu an interesting story.


sayer verbal receiver verbiage
- Prabu slurred Ratu.
sayer verbal target

Diantara kata yang tergolong verbal (reporting): insinuate, imply, remind, hypothesize, deny, make
out, claim, pretend, pretend, maintain; verbal (quoting sekaligus reporting): say, tell, observe, continue,
point out, report, announce, shout, cry, ask, demand, inquire, query, interrupt, reply, explain, protest,
warn, insist.
Participant yang memperoleh manfaat atau tertuju manfaat dari kata kerja disebut beneficiary.
- I make coffee for you.
actor material goal recipient

6. Existential Processes
Existential processes menunjukkan keberadaan atau hadirnya sesuatu atau seseorang. Lazimnya
existential process hadir dengan isyarat munculnya ungkapan there + verb.
- There appears a problem
existential existent
- There was an English book on the teacher’s table.
Existential existent circumstance: place
- On the teacher’s table was an English book.
Circumstance: place existential existent
7. Meteorological Processes
Saat impersonal ‘it’ hadir sebagai subyek, klausa yang terbentuk lazimnya difahami sebagai
meteorological process.
- It is hot.
meteorological
- It was windy.
meteorological
- It’s seven o’clock.
meteorological

D. Projection
Projection menghubungkan klausa yang satu dengan yang lain baik berupa kutipan maupun pelaporan.
Baik makna (meaning/ideas) maupun ujaran dapat menjadi projection. Ujaran yang di-projection-kan
ditandai dengan tanda kutip (“...”) dan makna yang di-projection-kan ditandai dengan tanda petik
tunggal(“...”).
- The musician said “the next performance is in December.”
- I thought ‘the next concert is in December.’
Projecting verb = kata kerja yang diikuti klausa. Klausa yang hadir mengikuti projecting verb disebut
projecting clause.
- She told me that she would help me.
Project verb projecting clause

E. Nominal Group
Nominal group mengacu pada kata benda (noun) yang mendapatkan penjelasan (modifier):
demonstrative, possessive, atau artikel, dan lain-lain. Nominal group identik dengan noun phrase
(dalam.tatabahasa traditional).
- A beautiful girl
- That house
- My mother
- Dan lain-lain.

F. Epithet
Epithet adalah kata atau kelompok kata yang memberi penjelasan (modifier) terhadap suatu kata benda.
Ephibet lazimnya terealisasikan dalam bentuk adjective baik yang bersifat objectif, subyektif, ataupun sikap
(attitudinal).
- An old man
epithet
- A very beautiful girl
epithet

G. Verb Group
Verb group mengacu pada penggunaan kata kerja yang dirangkai dengan auxiliary. Verb group identik
dengan verb phrase (dalam tatabahasa traditional).
- Will go
- Have been living
- Would have been beaten
- Dan lain-lain.

H. Adverbial Group
Adverbal group identik dengan adverbial phrase.
- More quickly
- As quickly as
- Dan lain-lain.
I. Conjunction Group
Conjunction group mengacu pada kata hubung yang terdiri dari lebih dari satu kata.
- Even if
- As soon as
- As though
- Dan lain-lain.

J. Prepositional Group
Prepositional group mengacu pada preposisi yang terdiri dari lebih dari satu kata.
- Right behind
- Immediately in front of
- Dan lain-lain.

K. Lexicogrammatical
Lexicogrammatical identik dengan syntax (dalam tatabahasa traditional). Lexicogrammar mengacu
pada struktur tertentu yang digunakan untuk mengungkapkan makna tertentu.

L. Generic Structure
Generic Structure atau schematic structure mengacu pada alur yang tersaji dalam teks, atau
tahapan-tahapan pemetaan gagasan/informasi dalam teks. Generic structure identik dengan plot.
Istilah yang lazim menjadi stage dalam generic structure adalah:
 Orientation
Orientation mengacu pada bagian teks yang memberi setting atau pendahuluan. Bagian teks
yang merupakan orientation akan menggiring pembaca membuat terkaan akan bentuk bacaan juga
kontent apa yang akan dia baca. Misalnya, ungkapan Dear sir/madam memberi clue pada pembaca
bahwa dia akan membaca teks berbentuk surat; ungkapan once, once up on a time, in olden time
(alkisah, konon, jaman dahulu kala) memberi clue bahwa dia akan membaca sebuah dongeng.
Orientation juga dapat difahami sebagai bagian teks yang memberi latar cerita, atau awal mula
kejadian.
 Re-orientation
Re-orientation mengacu pada bagian teks yang memberi isyarat bahwa yang dibicarakan teks
sudah selesai. Re-orientation merupakan ungkapan atau kalimat penutup. Re-orintation juga dapat
difahami sebagai bagian akhir suatu cerita atau kisahan. Misalnya, ungkapan Sincerely yours memberi
clue pada pembaca bahwa yang dibicarakan dalam surat yang dia baca sudah selesai; ungkapan They
lived happily ever after (akhirnya mereka hidup bahagia selamanya) dalam dongeng Snow White atau
Cinderella memberi isyarat bahwa dongeng yang pembaca baca sudah tamat/selesai.
 Event
Event mengacu pada bagian teks yang menunjukkan suatu peristiwa atau kejadian yang
berlangsung. Misalnya, I bought many souvenirs (saya membeli banyak oleh-oleh); Ten years ago my
grandfather died (sepuluh tahun lalu kakek saya meninggal), dan lain-lain.
 Incident
Incident mengacu pada bagian teks yang menunjukkan suatu peristiwa atau kejadian yang
berlangsung. Incident cenderung identik dengan event.
 General classification
General classification mengacu pada bagian teks yang menunjukkan hal yang diulas/dibahas
termasuk golongan apa atau ruang lingkup apa. Misalnya, Lizards are vertebrates (kadal adalah
vertebrata); Dolphins are sea-living mammals (lumba-lumba merupakan binatang mamalia yang ada di
laut), dan lain-lain.
 Description
Description mengacu pada bagian teks yang menggambarkan hal/benda yang diulas seperti apa;
umumnya penggambaran ini mencakup bagian-bagian yang dimiliki oleh hal/benda yang sedang diulas.
Juga, penggambaran dapat mencakup fungsi, kualitas/keadaan, kebiasaan, perilaku, dan sebagainya
yang dimiliki benda/hal bersangkutan.
 General statement
General statement mengacu pada bagian teks yang menyatakan pendapat penulis atau fenomena
yang terjadi di alam ini yang mana [mayoritas] pembaca akan setuju terhadap apa yang pernyataan
tersebut. General statement umumnya berupa pernyataan yang tidak menimbulkan pro-kontra.
 Thesis
Thesis mengacu pada bagian kalimat (berupa topic sentence) yang menyatakan pendapat penulis
akan suatu kasus/fenomena; pendapat ini tidak harus benar adanya, dan umumnya boleh menimbulkan
pro-kontra. Pendapat ini kemudian akan diulas atau dibuktikan benar-salah-nya pada supporting ideas
teks tersebut.
 Issue
Issue merujuk pada bagian teks yang mengisyaratkan terdapatnya suatu permasalahan atau topik
yang layak mendapat pembahasan atau ulasan.
 Argument
Argument mengacu pada bagian teks yang berupa alasan-alasan atau data-data atau penalaran
yang dipaparkan/disosorkan penulis untuk mendukung atau memperkuat pendapatnya.
 Elaboration
Elaboration mengacu pada bagian teks yang berupa penjelasan atau uraian detil dari argumen
yang disosorkan penulis.
 Explanation
Explanation mengacu pada bagian teks yang berupa penjelasan atau uraian detil dari fenomena
yang diulas penulis. Explanation identik dengan elaboration.
 Reiteration
Reiteration mengacu pada bagian teks yang berupa pengulangan pendapat penulis atau
penegasan pendapat yang penulis buat terhadapmasalah yang dibahasnya.
 Conclusion
Conclusion mengacu pada bagian teks yang menyatakan simpulan penulis terhadap suatu
permasalahan yang dibahasnya. Conclusion dapat berupa reiteration.
 Newsworty event
Newsworty event mengacu pada bagian teks yang menyatakan suatu peristiwa yang bermuatan
berita, atau informasi kejadian yang khalayak layak tahu.
 Background event
Background event mengacu pada bagian teks yang menerangkan apa yang terjadi, untuk siapa
dan dalam situasi apa.
 Source
Source mengacu pada bagian teks yang berupa komentar participant, saksi, dan pihak
berwenang terhadap suatu peristiwa.
 Abstract
Abstract mengacu pada bagian teks yang berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa
kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh. Abstract juga dapat berupa rangkuman atas apa yang
akan diceritakan atau dipaparkan teks.
 Crisis
Crisis mengacu pada bagian-bagian teks yang menyodorkan kejadian-kejadian yang tidak
lumrah atau tidak biasanya. Crisis lazimnya berupa permasalahan yang dihadapi atau harus dihdapi
participant.
 Complication
Complication mengacu pada bagian teks yang menginformasikan adanya suatu permasalahan,
atau kejadian yang tidak lumrah/biasa. Complication identik dengan crisis.
 Reaction
Reaction mengacu pada bagian teks yang menginformasikan suatu tindakan atau reaksi terhadap
crisis (permasalahan yang dihadapi participant).
 Resolution
Resolution mengacu pada bagian teks yang berupa tindakan yang dilakukan participant untuk
memecahkan masalah yang muncul atau dihadapinya. Resolution cenderung identik dengan reaction.

 Coda
Coda mengacu pada bagian teks yang menunjukkan/menggambarkan suatu refleksi atau
evaluasi terhadap suatu crisis. Coda juga bisa berupa suatu tindakan yang dilakukan untuk mereaksi
susuatu atau hasil kontemplasi atau perenungan—pemikiran yang panjang.
 Evaluation
Evaluation mengacu pada bagian teks yang berupa penerawangan balik akan suatu masalah
untuk kemudian dianalisa dan dinilai. Bagian teks berupa evaluative lazimnya identik dengan pendapat
atau persperktif penulis akan suatu perkara atau kejadian.
 Goal
Goal merujuk pada bagian teks yang menyatakan tujuan/peruntukkan dari apa yang dibicarakan.
 Material
Material merujuk pada bagian teks yang menginformasikan alat atau benda atau bahan yang
digunakan untuk melakukan sesuatu.
 Step
Step mengacu pada bagian teks yang menunjukkan cara atau langkah-langkah untuk melakukan
sesuatu. Step sering juga disebut method.
 Identification
Identification merujuk pada bagian teks yang menyebutkan suatu fenomena atau participant
yang akan digambarkan atau dipreteli.
 Recommendation
Recommendation mengacu pada bagian teks yang menyatakan suatu solusi atau saran yang
disodorkan atas suatu perkara atau permasalahan. Isinya umumnya berupa apa yang seharusnya atau
tidak seharusnya dilakukan/terjadi.
 Interpretative Recount
Interpretative recount mengacu pada bagian teks yang berupa rangkuman plot dan atau berupa
penjelasan bagaimana alur dari karya yang diulas bisa ada.
 Summation
Summation mengacu pada bagian teks yang memperlihatkan rangkuman atau menyebutkan
kembali poin-poin penting dari apa yang telah dipaparkannya.
 Evaluative Summation
Evaluative summation cenderung identik dengan kesimpulan/conclusion. Evaluative summation
memberikan rangkuman umum pendapat penulis akan suatu karya yang dikomentarinya.
 Twist
Twist mengacu pada bagian teks yang memberikan pelintiran atau hal yang membuat pembaca
tersenyum, dan atau tertawa, dan atau terheran-heran.
 Punchline
Punchine adalah bagian teks yang membuat pembaca tersentak, kaget, terpana, terheran-heran,
atau tertawa-tawa. Punchlline juga mengacu peristiwa/kejadian pada teks yang menceritakan hal yang
diluar dugaan pembaca, atau bagian cerita yang mengakal-akali pembaca.

Anda mungkin juga menyukai