Oke, Harry--pilih salah satu, dan kau tidak bisa memilih 'atau'. Mengerti?"
Setengah takjub karena Hermione dengan senggangnya mengajak melakukan sesuatu yang tidak
berhubungan dengan belajar, Harry mengangguk. Brunette di hadapannya berdehem pelan, lalu
melipat tangan di atas meja. Tubuhnya sedikit condong ke arah Harry, senyumannya menyiratkan
sesuatu yang... menyeramkan?
Sekarang Harry yang terbatuk. "Setelah ditilik dan ditelaah ulang, cokelat kodok lebih mudah
didapat."
Hermione meninju pundaknya pelan sebelum lanjut bertanya. "Ron atau Dudley?"
"Ron, tentu saja!" jawab Harry, seolah Hermione tiba-tiba membelah diri.
"Sirius atau Profesor Lupin? Kau tidak boleh memilih 'atau', Harry," Hermione mengingatkan Harry
sekali lagi, saat remaja berambut hitam itu sudah membuka mulut dengan wajah skeptis. Harry
bungkam lagi, memejamkan mata untuk berpikir keras. Lima menit berlalu dengan penuh
keheningan dan Harry yang kesusahan mengambil keputusan. 'Ini dilema,' begitu ucap ekspresinya
secara tersirat. Baru saat Hermione menjentikkan jarinya, si empunya mata hijau itu mengerang pelan
dan mengangkat tangan. "Aku tidak bisa memilih salah satunya; mereka terlalu susah untuk
dipisahkan--"
Mata hijau menyipit. Ia mulai curiga dengan niat Hermione melakukan semua ini; Hermione tidak
pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. "...Dursley. Setidaknya aku sudah mulai baikan dengan
mereka."
"Profesor Snape!"
"Dan terakhir..." Nah lho. Benar saja firasatnya barusan. Senyuman menyeramkan Hermione
kembali, apalagi saat matanya berkilat penuh minat. "Draco Malfoy atau Tom Riddle?"
Tuh kan.
"Ini... beneran enggak bisa milih 'atau'? Atau tanda tanya sekalian?" tanya Harry, mulai putus asa.
Hermione menggeleng santai. "Harus dua pilihan itu, Harry."
Harry mengerang kesal. Rambutnya tambah berantakan setelah diacak-acak. "Ingin memilih si
Malfoy, tapi orangnya--"
"Oh, ayolah Ginny! Kenapa aku tidak boleh masuk? Memangnya ada operasi dadakan di dalam?"
Redhead dan blonde di hadapannya saling lirik, lalu tersenyum sambil menunjuk Hermione yang
tercekat.
Putri bungsu keluarga Weasley menggelengkan kepala cepat sambil menutup mulut dengan kedua
tangannya, putri tunggal keluarga Lovegood masih tampak ragu.
Hermione mulai jengah. "Hitung mundur dari lima. Lima, empat, tiga--"
Pintu terbuka tiba-tiba, menampakkan sosok Hermione lain yang tampak sangat puas dan Harry yang
semula bersemu merah. Semula digunakan di sini karena awalnya memang demikian, tetapi berubah
menjadi sangat pucat begitu melihat Hermione 'lain' bersama Ginny dan Luna. Hermione yang baru
keluar menepuk pundak Hermione yang baru datang dengan riang, lalu berjalan pergi tanpa
mengucapkan apapun lagi. Harry dan Hermione yang asli menatap kepergiannya seolah baru
melihat boggart bertransformasi untuk pertama kalinya.
Hening lagi, sampai satu-satunya pemilik mata hijau di ruangan tersebut mengalihkan pandangan ke
dua juniornya dan berbicara dengan suara serak, "Jangan bilang dia--"
"--Draco Malfoy yang meminum ramuan polyjus? Ya." Luna menggenapkan dengan kalemnya.
Ginny hanya tersenyum lebar tanpa dosanya dan tidak berkata apapun, takut akan membuat salah
satu dari mereka pingsan saking kagetnya.
Hermione memicingkan mata, curiga.Ginny dan Luna berusaha tampak se-inosen mungkin yang
mereka bisa di bawah tekanan tatapan tajam Hermione. Tanpa sadar, mereka menghela napas lega
saat tatapan Hermione teralih ke rekan seangkatannya. "Apa yang ditanyakan Malfoy padamu tadi,
Harry?"
Harry mundur tidak teratur sampai punggungnya menabrak dinding Leaky Cauldron.
"J-jadi--yang tadi menanyaiku soal apa yang kupikirkan soal Malfoy itu--" Detik ini juga, keputusan
untuk membawa Harry ke St. Mungo adalah keputusan terbaik yang bisa mereka ambil. Hermione
baru akan pergi mencari Arthur Weasley ketika Harry tiba-tiba berdiri tegak lagi dan lari keluar
penginapan sambil berteriak, "SIALAN KAU, DRACO MALFOY!"
Terdengar tawa--bukan tawa mengejek--dari luar. Diikuti sumpah serapah Harry. Juga kejar-kejaran
ala kucing dan anjing; dengan Harry sebagai 'anjing' dan Hermione jejadian a.k.a Draco Malfoy
sebagai 'kucing'.
Hermione menarik napas dalam-dalam dan menatap lelah dua gadis di hadapannya.
"Oke, kalian berdua. Ceritakan padaku alasan kenapa kalian sampai mau membantu seorang Malfoy
begini. Sekarang."
Untuk pertama kalinya sejak awal cerita, Ginny menjawab, "Karena mereka sudah
terlalu hopeless untuk menyadari perasaan untuk satu sama lain?"
Bahu Hermione turun, tangan bertemu dengan dahinya. "Kurasa aku perlu istirahat yang lebih hari
ini..."