Anda di halaman 1dari 45

KISI-KISI UP UKMPPG

NO PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN


KESEHATAN HASIL DISKUSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN INDIKATOR ESENSIAL
Menguasai konsep dasar Mampu menguraikan kriteria keilmuan Aspek ontolog tentang hal yang unik yg tidak dikaji pd disiplin ilmu lain
1 keilmuan dan filosofi yang mencakup aspek a. Bermain
pembelajaran PJOK ontologi, dan epistemologi dalam b. Berolah raga
sebuah disiplin ilmu keolahragaan c. Pendidikan Jsmani
d. Rekreasi
e. Tari
Epistomologi Kajian yg menjawab pertanyaan tntng bagaimana cara/sistem kajian yg
mengembangkan ilmu keolahragaan
a. Multi Displin
b. Inter
c. Lintas
d. Trans

Mampu merencanakan Merumuskan indikator kompetensi SKL mencakup sikap(Sepiritual, Sosial), pengetahuan, dan ketrampilan.
2 pembelajaran PJOK secara pembelajaran berdasarkan standar Diatur dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
baik untuk peserta didik normal kompetensi lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
maupun berkebutuhan khusus Indikator Sikap Sepiritual
- Ketaatan beribadah
- Berprilaku sukur
- Berdoa
- Toleransi dalam beribadah
Sikap Sosial
- Jujur
- Disiplin
- Tanggung jawab
- Santun
- Peduli
- Percaya diri

Mampu merencanakan Merumuskan capaian pembelajaran - Tujuan Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pembelajaran PJOK secara baik berdasarkan standar kompetensi pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
3 untuk peserta didik normal lulusan standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
maupun berkebutuhan standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan
Khusus terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
- Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara standar kompetensi
lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. hasil yang
diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan standar kompetensi lulusan di masa yang akan datang. Setiap
lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga
dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Mampu merencanakan Menetapkan materi, proses, sumber
4 pembelajaran PJOK secara pembelajaran dan media
baik untuk peserta didik normal pembelajaranPJOK
maupun berkebutuhan khusus

Ceri utama media pembelajaran


- Ciri fiksatif
- Ciri manipulatif
- Ciri distributif

Penetapan Media pembelajaran


a. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Karakteristik peserta didik
c. Karakteristik media yang akan dimanfaatkan
d. Jenis rangsangan belajar yang dinginkan
e. Ketersediaan sumber stempat
f. Efektifitas biaya
Mampu merencanakan Menyusun Rencana Pelaksanaan Meyusun RPP sesuai dengan silabus yaitu :
pembelajaran PJOK secara Pembelajaran (RPP) sesuai silabus 1. Identitas Sekolah
5 baik untuk peserta didik normal 2. Identitas Mapel
maupun berkebutuhan khusus 3. Kelas/Semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
6. Tujuan Pembelajaran
7. Kompetensi Dasar dan Indikator
8. Materi Pembelajaran
9. Model/Metode Pembelajaran
10. Media Pembelajaran
11. Sumber belajar
12. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
13. Evaluasi/ penilaian
Berdasarkan permen No. 22 tahun 2016
Mampu melaksanakan dan Melaksanakan kegiatan pendahuluan - Menyiapkan Peserta didik
mengelola pembelajaran PJOK dalam pembelajaran PJOK - Memberi motivasi peserta didik
6 secara aktif, inovatif, kreatif, - Mengajukan pertanyaan yg relefan dengan materi sebelumnya
efektif, dan menyenangkan, baik - Menjelaskan KD dan Tujuan Pembelajaran
untuk peserta didik normal - Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus
maupun berkebutuhan khusus
Mampu melaksanakan dan Melaksanakan kegiatan inti dan Yang berhubungan dengan Saintifik : Mengamati, Menanya,mengumpulkan informasi/
mengelola pembelajaran PJOK penutup dalam pembelajaran PJOK mencoba, mengasosiasikan/mengolah informasi, mengkomuniksikan
secara aktif, inovatif, kreatif, Kegiatan inti, guru mendesain langkah-langkah penerapan model pembelajaran
7 efektif, dan menyenangkan, baik dan/atau metode pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik. Demikian pula
untuk peserta didik normal guru mendesain penerapan media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
maupun berkebutuhan khusus dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik
dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan /atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
jenjang pendidikan

Mampu melaksanakan dan Penerapan Feed Back dalam proses - Feedback adalah cara guru/pelatih dalam membantu siswa menigkatkan
mengelola pembelajaran PJOK pembelajaran PJOK pengetahuan, motor skill, dan sikap yang dilakukan dengan cara observasi dan
8 secara aktif, inovatif, kreatif, memberikan informasi serta dapat diberikan secara individu maupun
efektif, dan menyenangkan, baik
kelompok.
untuk peserta didik normal
maupun berkebutuhan khusus - Menurut Rusli Lutan (1988) Jenis feedback (Umpan balik) yaitu umpan balik
intrinsik dan ekstrinsik.
- Menurut Conellan (2003) Umpan balik yang bersifat motivasi, umpan balik
yang bersifat informatif, dan umpan balik yang bersifat membangun.
- Memberikan umpan balik terhadap proses (waktu pembelajaran masih
berlangsung ) dan hasil pembelajaran (dilakukan waktu kegiatan penutup)
Mampu melaksanakan dan Melaksanakan pengembangan variasi Variasi dalam gaya mengajar
mengelola pembelajaran PJOK materi dalam pembelajaran PJOK Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
secara aktif, inovatif, kreatif,
9 efektif, dan menyenangkan, baik
untuk peserta didik normal
maupun berkebutuhan khusus
Mampu melaksanakan dan Pengelolaan kelas PJOK melalui - Adalah proses, cara, atau perbuatan mendekati yang dilakukan oleh guru
mengelola pembelajaran PJOK pendekatan ektifitas prosedur dan kepada peserta didik melalui pendekatan efektifitas dan urutan
10 secara aktif, inovatif, kreatif, urutan pembelajaran pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
efektif, dan menyenangkan, baik mengajar .
untuk peserta didik normal - Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
maupun berkebutuhan khusus pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoritis tertentu.
- Macam-macam pendekatan ; kontekstual, kontruktivisme, deduktif, induktif, dan
konsep.
Mampu melaksanakan dan Pengelolaan kelas PJOK yang efektif PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,  Kreatif, Efektif, dan
mengelola pembelajaran PJOK melalui penataan dan antisipasi Menyenangkan. Penerapan PAKEM dalam pengelolaan kelas akan membawa situasi
secara aktif, inovatif, kreatif, perilaku peserta didik yang belajar siswa ke dalam dunianya sendiri, dunia bermain yang penuh dengan keasyikan
efektif, dan menyenangkan, baik mengganggu belajar tanpa adanya tekanan dan paksaaan terhadap siswa. Pembelajaran yang
untuk peserta didik normal disajikan akan lebih aktif dan menyenangkan
maupun berkebutuhan khusus
MELALUI SETTING KELAS YANG VARIATIF DAN DINAMIS PRINSIP SETTING
KELAS:
 Aksebilitas
Peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
 Mobilitass
11 Peserta didik ke bagian lain dalam kelas.
 Interaksi
Memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta
didik.
 Variasi kerja peserta didik
Memungkinkan peserta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan,
atau kelompok.

Pengelompokan Terpisah (Breakout groupings). Jika kelas cukup besar atau jika
ruangan memungkinkan, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok
kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat menempatkan
susunan pecahanpecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling
mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok
kecil terlalu jauh dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit dijaga
Mampu mengevaluasi Menetapkan penilaian, dan evaluasi
pembelajaran PJOK secara pembelajaran PJOK
12 berjenjang, terukur, dan Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam
berkelanjutan proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: Kognitif, Afektif,
dan Psikomotorik. Ketiga domain ini secara serempak dikembangkan melalui
aktivitas pendidikan jasmani.
1. Domain Kognitif
Bertambahnya Kognitif (Pengetahuan) siswa tentang kesegaran jasmani dan
sebagai keterampilan gerak merupakan salah satu tujuan pendidikan jasmani
sekolah. Selain harus mengumpulkan data perkembangan pengetahuan siswa
tentang materi yang sudah di berikan gurunya. Untuk itu guru tersebut harus
menentukan :

 Pengetahuan apa yang ingin diketahui ? Misalnya pengetahuan tentang


kesegaran jasmani, jenis keterampilan gerak, teknik/koordinasi gerak,
peraturan, kesehatan dsb.
 Kapan pelaksanaan pengetesannya ? Misalnya di kelas, di lapangan, setelah
atau sebelum PBM, dsb.
 Bagaimana mengetesnya ?

Hal ini yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyusun soalnya adalah :

 Pertama, butir tes harus menggambarkan pengetahuan yang sudah di ajarkan ;


 Kedua, keterbacaan soal harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
 Ketiga, pengetesan harus direncanakan dan dikelola, mmisalnya kapan,
dimana, dan bagaiman sehingga tidak banyak menyita lokasi pembelajaran.

Untuk menghemat waktu pelaksanaan tes pengetahuan, ada beberapa cara


sebagai berikut :

a) Tes di kelas
Cara ini paling sering digunakan oleh guru penjas untuk mengukur pengetahuan. Agar
beban guru berkurang dalam menulis jumlah soal tetapi mutu tetap cukup baik,
beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tidak banyak tapi sering


Guru penjas dapat membuat soal yang tidak begitu banyak, tapi di imbangi frekwensi
pelaksanaan yang lebih sering. Misalnya tes pengetahuan untuk satu Kli per semester
dengan jumlah soal 30 butir, pelaksanaanya dapat diubah menjadi 3 kali dalam satu
semester dengan jumlah soal masing masing 10 butir. Utuk menghemat waktu tes, tes
dilakukan beberapa saat saat sebelum siswa pergi kelapangan. Dengan demikian mutu
soal dapat meningkat, seperti juga mutu keterwakilannya.
2. Pembagian waktu tes yang berbeda
Guru tentu sangat sibuk bila 400 orang anak dites pada waktu tes bersamaan. Guru
tersebut harus membuat soal untuk semua kelas ( kelas 1 sampai kelas 6) dan guru
juga harus memeriksa hasi dan menilainya. Karena itu perbedaan waktu tes
merupakan salah satu alternative untuk memecahkan kesulitan itu. Perbedaan waktu
ini diatur agar tidak menyibukan gurunya, misalnya dihari senin dilaksanakan tes di
kelas 3, selasa kelas di kelas 4 dan seterusnya.
3. Dikoordinasikan oleh sekolah
Cara pengetesan lainnya adalah dikoordinir oleh sekolah :
 Penyediaan waktu khusus. Pihak sekolahan menyediakan waktu khusus untuk
melakukan pengetesan terutama pada tengah catur wulan atau pada akhir
catur wulan. Pada sekolah tertentu pemberian waktu khusus tersebut pula
sering di ikuti oleh jadwal khusus ujian dan pengawas ujian yang melibatkan
seluruh guru.
 Pelayanan khusus dari pihak sekolah . Karena guru bidang studi berbeda
dengan guru kelas, maka untuk keperluan tertentu, kepala sekolah
memberikan layanan khusus untuk guru bidang studi. Salah satunya caranya
adalah meminta bantuan kepada guru
 kelas untuk menyisihkan waktu mengajarnya untuk melakukan pengetesan
penjas pada masing masing kelas yang di ajarnya.

Dengan cara ini, pengetesan sebelumnya dapat menghabiskan waktu satu


minggu, sekarang dapat dilakukan maksimat 30 menit. Keuntungan cara
seperti di atas, selain dapat mengurangi beban siswa dan menghemat waktu.
Dalam satu jam pelajaran dapat digunakan untuk pengetesan dan
penyelenggaraan pelajaran.

b) Tes tulis singkat dilapangan


Tes tulis dilapangan dilaksanakan dengan cara menyeluruh siswa siswa untuk
menolong temannya yang tidak bisa. Guru membawa kertas dan pensil untuk ujian.
Selanjutnya guru membuat soal dan menyampaikan kepada siswa, baik berupa lisan
maupun tulisan.

2. Domain Afektif
Dalam aplikasinya guru mengadakan tes Afektif (Sikap) untuk mengetahui sikap anak
didiknya terhadap aktivitas belajar atau program penjas pada umumnya. Misalnya
apakah siswa menyenangi hasil belajar yang diperoleh dan sebagai berikut. Sikap anak
didik ini penting diketahui sebagai ukuran untuk melihat kecenderungan gaya hidup
siswa pada saat sekarang dan selanjutnya. Salah satu contoh yang dapat digunakan
guru untuk melakukan tes sikap yaitu menggunakan Kartu Ceria.
Hampir sama seperti kartu merah dan hijau, guru menyediakan 3 kartu ceria untuk
setiap siswa. Masing – masing terdiri atas kartu yang bergambar muka ceria, muka
netral, dan muka muram. Sebelum siswa meninggalkan tempat olahraga, suruh siswa
untuk memilih salah satu kartu tersebut dan simpan ditempat yang sudah ditetapkan.
Pilihan kartu harus menggambarkan perasaan siswa terhadap kemempuannya atau
kesenangannya terhadap pelajaran yang diberikan gurunya. Beberapa contoh
pertanyaan yang dianjurkan guru kepada siswa sebelum siswa mengambil kartu ceria
sebagai berikut :
a) “Bagaimana perasaanmu tentang pelajaran ini ?”
b) “Bagaimana perasaanmu tentang kemampuan menggiring bola
ditempat ?”
c) “Bagaimana perasaanmu untuk melanjutkan belajar melempar bola pada
pertemuan berikutnya ?”
3. Domain Psikomotor
Perkembangan Psikomotorik (Keterampilan Gerak) merupakan salah satu tujuan
program pendidikan jasmani di Sekolah. Evaluasi terhadap perkembangan
keterampilan gerak harus di lakukan,meskipun di anggap lebih sulit dan memakan
waktu. Sebab, aspek gerak ini sangat kompleks dan bervariaasi sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Namun pengukuran perkembangan keterampilan gerak perlu di
lakukan tanpa harus menggunakan semua waktu yang tersedia untuk pelajaran penjas.
Beberapa cara yang dapat di lakukan antara lain

1. Tempat Tes yang Menetap


Salah satu siasat untuk menghemat waktu pengetesan adalah dengan cara
menempatkan pelaksanaan tes yang menetap di lantai, di dinding, atau di
lapangan. Keuntungannya, guru tidak harus selalu membuat lingkaran sasaran
pada dinding atau membuat garis batas awal melempar bola, sebab sudah di
buat tetap. Untuk itu perlu di pertimbangkan jenis tes yang harus memiliki
tempat dan bagaimana pembuatannya sehingga dapat di gunakan untuk
bermacam-macam tes. Keuntungan cara ini, antara lain adalah
 Menghemat waktu
 Siswa dapat melakukan tes secara mandiri, dan
 Guru dapat memperlakukan tes sebagai pusat belajar.

2. Menilai Komponen Penting


Pengukuran keterampilann gerak biasanya menekankan aspek kuantitatif. Misalnya,
melemparkan bola masuk ke dinding dalam tempo 30 detik, atau beberapa kali bola
masuk ke ring dari 10 kali lemparan. Tapi guru sering tidak puas dengan hanya
mengetahui skor atau frekuensi pelaksanaan tugas gerak, seperti contoh tad. Guru
lebih ingin mengetahui lebih jauh mutu gerak lemparannya, misalnya apakah koordinasi
geakan melempar siswa sudah cukup baik.
Peneilaian yang menekankan aspek kuantitatif (misalnya kualitas gerak) seperti di
sebutkan, terkadang cukup banyak menyita waktu. Namun demikian ada beberapa
alternative yang dapat di gunakan guru untuk menghemat waktu. Salah satunya adalah
dengan cara hanya mengamati satu komponen terpenting untuk diskusi.
Dengan hanya mengamati satu komponen terpenting, maka guru dapat menghemat
waktu pengetesan. Pelaksanaan pengamatan tersebut dapat di laksanakan khusus
pada waktu tes atau pada waktu PMB berlangsung.

a. Pada waktu tes


Pada saat pelaksanaan tes frekuensi pukulan bulu tangkis kedinding misalnya, guru
dapat mengamati posisi kaki siswa karena di anggap penting untuk berpengaruh
terhadap pukulan. Lama waktu yang di perlukan tersebut untuk melihat keajegkan
kualitas gerak selama 5 menit atau lebih. Untuk pelaksanaan tes pukulan tersebut,
usahakan pengamatan jangan kurang dari 5 menit.

b. Pada waktu PMB berlangsung


Menjelang akhir pelajaran, guru menyuruh siswa untuk melakukan tugas lempar
tangkap. Sementara siswanya sibuk melakukan lempar tangkat, gurunya mengamati
tampilan semua siswa, apakah komponen terpenting dari lempar tangkap sudah di
kuasai oleh sebagian siswa. Pengamatan misalnya, tertuju pada koordinasi gerak
siswa. Untuk memahami komponen keterampilan yang harus di kuasai oleh siswa, guru
penjas mendiskusikannya dengan guru penjas lainnya. Keuntungan cara ini adalah
keterampilan guru mengamati semakin cermat.

Tes keterampilan gerak juga memiliki banyak komponen gerak yang perlu di tes. Hal ini
tentu dapat menyulitkan guru bila semua komponen di tes sekali gus. Karena itu guru
perlu memilih dan menilai beberapa keterampilan gerak yang menjadi fokus dalam
program pengajaran penjas. Keterampilan seperti melempar, menangkap, menendang,
menggiring, dan memukul bola (dengan tangan, raket, dan bet) merupakan beberapa
bentuk keterampilan gerak yang menjadi fokus dalam pengajaran penjas.

Mampu mengevaluasi Melaksanakan penilaian otentik-holistik Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik antara lain
13 pembelajaran PJOK secara yang mencakup ranah Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
berjenjang, terukur, dan sikap, pengetahuan, dan keterampilan a. Penilaian Sikap
berkelanjutan dalam PJOK melalui pendekatan Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
proses yang baik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian
sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan
keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam
hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik.
1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara
lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian
utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian.
Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman,
hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu
(incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Dalam pelaksanaan
penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator sikap yang akan
diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang akan dilakukan,
misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan kerapihan dalam
praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa perencanaan,
misalnya perilaku yang muncul tidak terduga selama proses pembelajaran dan
di luar proses pembelajaran. Hasil pengamatan perilaku tersebut dicatat dalam
jurnal. Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama
dan budi pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas
mengumpulkan data dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau
skala). Peserta didik yang berperilaku menonjol sangat baik diberi
penghargaan, sedangkan peserta didik yang berperilaku kurang baik diberi
pembinaan. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua
dan pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu
semester.
Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di
dalam rapor peserta didik. Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap
spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu diberi pembinaan.

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses
berpikir.
Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,
pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan
pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Hasil penilaian pencapaian
pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi. Angka
menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam
huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan
Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM.
Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Teknik penilaian pengetahuan
menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.

1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

Instrumen tes tertulis dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah


berikut.
 Melakukan analisis KD.
 Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
 Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah
penulisan soal.
 Menyusun pedoman penskoran.
 Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran.

2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan
pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
lisan.
Tes lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek
penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:


 Melakukan analisis KD.
 Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
 Membuat pertanyaan atau perintah.
 Menyusun pedoman penilaian
 Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan

3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan.
Tugas dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik
tugas. Tugas tersebut dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di luar
sekolah.

c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio.

Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai


dengan 100, predikat, dan deskripsi.
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya
ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Pada penilaian kinerja, penekanannya dapat dilakukan pada proses atau
produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian
produk, misalnya poster, puisi, dan kerajinan.
Penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik,
misalnya bermain sepak bola, memainkan alat musik, menyanyi, melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca
puisi.

2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan. Pada penilaian proyek
ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara
kelompok.
b) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan pelajaran.
c) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri di
bawah bimbingan pendidik.
d) Inovasi dan kreativitas
Proyek yang dilakukan peserta didik mengandung unsur-unsur kebaruan atau
sesuatu yang berbeda dari biasanya.

3) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Pada akhir periode portofolio tersebut dinilai oleh pendidik bersama-sama
dengan peserta didik dan selanjutnya diserahkan kepada pendidik pada kelas
berikutnya dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti autentik
perkembangan peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1. karya asli peserta didik
2. saling percaya antara pendidik dan peserta didik
3. kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik
4. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
5. kepuasan pada diri peserta didik
6. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7. penilaian proses dan hasil
8. penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
9. Bentuk portofolio

a) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait
dengan produk seni  (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
b) Album berisi foto, video, audio.
c) Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan) dan
sebagainya.
d) Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan
portofolio peserta didik SD.

Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik perlu memperhatikan


hal-hal berikut:
a) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya
memuat hasil belajar peserta didik;
b) menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;
c) sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan pendidik yang berisi
komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
d) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan pendidik;
e) catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu
diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat
terlihat.

Mampu mengevaluasi Melaksanakan penilaian otentik-holistik 1. Penilaian Sikap


pembelajaran PJOK secara yang mencakup ranah Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
14 berjenjang, terukur, dan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan jurnal. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri
berkelanjutan dalam PJOK dengan berdasar pada sendiri, namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan
kegunaan dan tujuan penilain penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga bersifat otentik.
2. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan biasanya dinilai dengan cara-cara seperti di bawah ini :
1) Tes tulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban dan mensuplai jawaban.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga,
sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugasnya.
3. Penilian Ketetrampilan
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.
Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui
pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran
di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku
siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta system pelaksanaannya.
4.  Memberikan
pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

Mampu mengevaluasi Menggunakan hasil penilaian untuk 1. Penilaian Formatif


15 pembelajaran PJOK secara meningkatkan kualitas Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan untuk
berjenjang, terukur, dan pembelajaran PJOK memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penilaian ini
berkelanjutan akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran,
mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan.
Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan
hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penilaian formatif
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk
memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan
dapat meningkatkan kompetensi siswa.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau
angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa 9. Kegiatan
penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran
telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi
penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk
merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis.

Mampu memanfaatkan metode Penerapan pendekatan Saintifik dalam 1.    Mengamati


16 atau gaya mengajar pembelajaran PJOK Mengamati adalah proses mengenal objek melalui penggunaan indra yang dimiliki,
dalam pembelajaran PJOK misalnya dengan melihat/menonton, mendengarkan, dan membaca. Sehingga peserta
didik akan memperoleh konsep awal dan menemukan permasalahan-permasalahan
dalam materi yang akan dipelajari. Proses ini juga menyebabkan peserta didik
memahami obyek secara nyata, senang, tertantang, dan memudahkan pelaksanaan
proses pembelajaran selanjutnya.
Contoh kegiatan mengamati dalam pembelajaran materi pokok sepak bola:
 Mencari dan membaca informasi variasi dan kombinasi teknik teknik permainan
sepak bola (mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan menembak bola
ke gawang) dari berbagai sumber media cetak atau elektronik. Proses
pengamatan ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembelajaran.
 Mengamati pertandingan sepak bola secara langsung dan atau di TV/Video
dan membuat catatan tentang variasi dan kombinasi teknik dasar (mengumpan,
mengontrol, menggiring, dan menembak bola ke gawang) dan membuat
catatan hasil pengamatan, atau
 Bermain sepak bola dan yang lainnya mengamati pertandingan tersebut, dan
membuat catatan tentang kekuatan dan kelemahan variasi dan kombinasi
(mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan menembak bola ke gawang)
yang dilakukan oleh temannya selama bermain
2.    Menanya
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengungkapkan berbagai masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan
dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang akan diraihnya.
Contoh kegiatan menanya dalam pemainan sepakbola:
 Pertanyaan yang berhubungan dengan afektif: bagaimana jalannya permainan
sepakbola bila tidak didukung oleh kerjasama team?
 Pertanyaan yang berhubungan dengan keterampilan: bagaimana jalannya bola
jika titik perkenaan bola dengan kaki dirubah (bawah, tengah dan atas bola)?”,
apakah jarak titik tumpu berpengaruh terhadap kekuatan menendang bola?,
berapakah kekuatan di transfer ke bola sehingga bola sampai pada jarak yang
diinginkan?.
 Pertanyaan yang berhubungan dengan kognitif: apa manfaat permainan sepak
bola terhadap kesehatan dan otot-otot yang dominan yang dipergunakan dalam
permainan sepak bola?
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen ini merupakan bagian dari kegiatan
eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan terkait dengan
pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Contoh kegiatan eksperimen dalam pemainan sepakbola:
 Mengeksperimenkan bermain sepak bola tanpa kerjasama tim
 Mengeksperimenkan cara menendang dengan merubah titik perkenaan kaki
dengan bola secara individual, berpasangan  atau berkelompok dalam posisi di
tempat dan sambil bergerak dasar fundamental dengan menunjukkan nilai
disiplin, menghargai perbedaan, dan kerjasama.
4. Mengasosiasi/menalar
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah menalar
dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
beragam peristiwa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.
Contoh kegiatan menalar dalam pemainan sepakbola:
 Mencari hubungan antara titik perkenaan bola dengan kaki dikaitkan dengan
arah gerak bola sehingga mampu memilih alternatif terbaik.
 Mencari hubungan antara jenis tendangan dengan sasaran yang hendak
dicapai sehingga mampu memilih alternatif terbaik.
 Mencari hubungan antara permainan sepak bola dengan kesehatan dan
kebugaran tubuh.
5. Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bentuk penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan sikap
dalam pembelajaran atau kehidupan. Contoh kegiatan mengomunikasikan dalam
pemainan sepakbola:
Melakukan permainan sepak bola dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi
dengan menerapkan gerak dasar fundamental permainan sepak bola (mengumpan,
menghentikan, dan menggiring) serta menunjukkan sikap sportif,  kerjasama, 
bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan toleransi selama bermain.

Mampu memanfaatkan metode Penggunaan metode dalam Macam-Macam Metode pembelajaran :


17 atau gaya mengajar pembelajaran PJOK 1. Metode Ceramah
dalam pembelajaran PJOK Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah,
metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
 3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana
seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

4. Metode Ceramah Plus


Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode
lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru
hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)


Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan
hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Mampu memanfaatkan metode Penggunaan gaya dalam Gaya Mengajar
18 atau gaya mengajar pembelajaran PJOK 1.      Gaya A: Komando (Command).
dalam pembelajaran PJOK Gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru.
Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek
pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap
pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan siswanya. Pada
dasarnya gaya ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya,
gaya itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian siswa
mencontoh dan melakukannya berulang kali.
Penerapan Gaya Komando :
·                  Ingin diajarkan ketrampilan khusus atau khas
·                  Menangani kelas yang sulit dikendalikan
·                  Ingin mencapai kemajuan yang lebih cepat
·                  Sekelompok anak yang memerlukan bantuan khusus
2.      Gaya B: Latihan (Practice).
Dalam gaya ini siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan,
sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan. Disini
guru bertanggung jawab menentukan tujuan pengajaran, memilih aktivitas dan
menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Gaya latihan sangat
sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar. Di dalam gaya tugas ini
siswa ikut serta menentukan cepat lambatnya tempo belajar, maksudnya guru
memberikan keleluasaan bagi setiap siswa untuk menentukan sendiri kecepatan
belajar dan kemajuan belajarnya. Dalam gaya ini, guru tidak menghiraukan bagaimana
kelas organisasi, atau apakah siswa melakukan tugas itu secara serempak atau tidak
karena hal itu tidak begitu penting baginya. Tugas dapat disampaikan secara lisan atau
tulisan. Siswa melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya dan dia juga dapat
dibantu oleh temannya, atau tugas itu dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil.
Penerapan Gaya Latihan
·                  Tugas diberikan secara lisan atau tulisan
·                  Tugas lisan atau tulisan dibuat secara jelas dan singkat
·                  Siswa melakukan tugas dengan kemampuannya
3.       Gaya C Timbal Balik (Resiprocal)
Pada gaya resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu
(dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/siswa yang berperan sebagai pelaku,
dan sebagai observer (pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator.
4.      Gaya D: Evaluasi Diri (Shelfcheck).
Pengertian dari Self Check Style adalah Menilai penampilannya sendiri dan
menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri serta belajar bersikap
objektif terhadap penampilannya, baik belajar menerima keterbatasannya, membuat
keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pelajaran. Dalam gaya ini
siswa lebih mandiri dibanding dengan gaya sebelumnya. Dalam gaya ini siswa
membandingkan antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari guru.
5.      Gaya E: Inklusi (Inclusion).
Pada gaya inklusi, guru berperan sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan,
sedangkan peserta didik menentukan pilihan terhadap kelompok kegiatan dalam
pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu
menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan, dan menetapkan pembagian
level, atau kelompok kegiatan atas dasar kemampuan peserta didik yang terkait
dengan tingkat berat dan kesulitan aktivitas yang akan dilakukan.
6.      Gaya F: Penemuan Terpandu (Guided Discovery).
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund "discovery adalah proses
mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip". Proses
mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya
(Roestiyah, 2001:20). Sedangkan menurut Jerome Bruner "penemuan adalah suatu
proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau
iten pengetahuan tertentu". Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar
dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa
dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa
dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing
siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri,
menganalisis sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum berdasarkan bahan
atau data yang telah disediakan guru(PPPG,2004:4). Metode pembelajaran penemuan
adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara
tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972).
7.      Gaya G: Penemuan Konvergen.
·      Gaya ini penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif
·      Guru menyusun serangkaian pertanyaan
·      Pertanyaan yg disusun hanya satu jawaban yg dianggap benar
·      Pertanyaan harus menghasilkan jawaban yg mengarah pada penemuan konsep,
prinsip, dan atau gagasan
Sasaran Gaya Konvergen
·      Melibatkan siswa dalam proses penemuan yang konvergen
·      Mengembangkan hubungan yang serasi dan tepat antara jawaban siswa dengan
pertanyaan
·      Mengembangkan keterampilan untuk menemukan jawaban yang berurut yang
akan menuju pada penemuan konsep
·      Mengembangkan kesabaran guru dan siswa
8.      Gaya H: Penemuan Mandiri/Produksi (Divergen).
Gaya mengajar Divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam gaya
ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas
yang khusus di dalam pokok bahasan. Gaya ini memungkinkan jawaban-jawaban yang
beraneka ragam atau divergen atau jawaban-jawaban pilihan. Ini berbeda dengan gaya
Penemuan Terpimpin, yang pertanyaan-pertanyaannya hanya disusun untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang konvergen.
Gaya ini disusun sedemikian rupa sehingga suatu masalah, pertanyaan atau situasi
yang dihadapkan kepada siswa akan memerlukan pemecahan. Rangsangan-
rangsangan yang diberikan akan membimbing siswa untuk mencari pemecahan atau
jawaban secara individual.
9.      Gaya I: Program Rancangan Individu Siswa (Individual Programme).
Tujuan gaya ini adalah untuk merancang, mengembangkan, dan menampilkan
serangkaian tugas yang disusun ke dalam program pribadi dengan berkonsultasi
dengan guru. Hakikat: Siswa merancang, mengembangkan, dan menampilkan
serangkaian tugas yang disusun ke dalam program pribadi. Siswa memilih topik,
mengidentifikasi pertanyaan, mengumpulkan data, mencari jawaban, dan menyusun
informasi. Siswa memilih area tema umum..
10.  Gaya J: Inisiasi Siswa.
Tujuan gaya ini adalah agar siswa mampu menginisiasi atau memprakarsai
pengalaman belajarnya, merancangnya, menampilkannya, dan mengevaluasinya,
bersama-sama dengan guru berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya.
Hakikat: Siswa memprakarsai gaya yang ia lakukan baik satu kegiatan maupun
serangkaian kegiatan. Siswa mempunyai pilihhan untuk memilih gaya manapun di
dalam Spektrum. Siswa harus mengenal deretan gaya yang terdapat dalam Spektrum.
11.  Gaya K: Melatih Diri (Shelf Teaching).
Gaya ini memberikan siswa kesempatan untuk membuat keputusan maksimal tentang
pengalaman belajarnya tanpa adanya campur tangan langsung guru. Gaya ini sangat
jarang digunakan di sekolah. Gaya ini sangat cocok dikembangkan sebagai hobi atau
kegiatan hiburan. Hakikat: siswa memprakarsai pengalaman belajarnya sendiri,
merancangnya, menampilkannya, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan seberapa
besar ikut campur gurunya
Mampu memanfaatkan media Penggunaan media dan alat bantu, Hasil Dari analisis indicator :
dan mengembangkan perangkat serta Iptek pembelajaran PJOK 1. Media dan metode yang digunakan dalam proses komunikasi harus
19 teknologi informasi dan disesuaikan dengan strategi pembelajaran, karakteristik komunikan (peserta didik),
komunikasi (TIK) untuk dan tujuan pembelajaran.
mendukung pembelajaran PJOK Gagne (1990) mengartikan media pembelajaran sebagai jenis komponen dalam
lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar

delapan klasifikasi media, yaitu: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual
diam, (3) media visual gerak, (4) media visual diam, (5) media semi gerak, (6) media
audio, dan (7) media cetak.
Secara lengkap dapai dilihat pada skema berikut ini.
Heinich, Molenda, & Russel, mengemukakan klasifikasi dan jenis media yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
1. Media yang tidak diproyeksikan,
- Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
- Model: Benda tiga dimensi yang merupakan
representasi dari benda sesungguhnya
- Grafis: Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan
(Grafik, Chart, Poster, Kartun)
- Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu
sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.
2. Media yang diproyeksikan (projected media), slide presentasi dengan LCD
(liqiud Cristal Diaplay),
3. Media audio, program audio, audio vission, aktive audio vission
4. Media video dan film,
5. Multimedia berbasis computer, Computer Assisted Instructional (CAI), program
multimedia pembelajaran,
6. Multimedia Kit, perangkat praktikum (program simulator,
Smaldino dkk (2015) menjelaskan enam klasifikasi utama dari media pembelajaran,
yaitu:
1. Media teks: buku cetak, modul pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), ebook, webpages,
2. Media audio: compact disk, presenter live, podcast
3. Media visual: poster, wallchart, photo, gambar yang interactive whiteboard,
4. Media video: program video pembelajaran, DVD (Digital Versatile Disc),
streaming video,
5. Media Manipulatif: mockup, trainning kit, berbagai bangun matematik,
simulator.
6. Orang: dalam kenyataannya, orang sangat penting dalam belajar. Peserta didik
di sekolah belajar dari guru dan teman lainnya, di masyarakat peserta didik belajar
dari orang dewasa lainnya.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media pembelajaran


Dalam menentukan media pembelajaran yang akan dimanfaatkan dalam proses
belajar mengajar, pertama-tama seorang guru harus mempertimbangkan:
1. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
2. Karakteristik peserta didik,
3. Karakteristik media yang akan dimanfaatkan,
4. Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio atau visual),
5. Ketersediaan sumber setempat,
6. Efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang.

F. Perkembangan Pemanfaatan Media Pembelajarqan sebagai Sumber Belajar


Media pembelajaran awalnya berupa alat bantu visual untuk memberikan pengalaman
konkrit dan motivasi belajar. Contoh alat bantu visual: gambar, model, objek dan lain-
lain. pada awalnya media pembelajaran hanya berpusat pada alat bantu visual tanpa
memperhatikan apek desain, pengembangan dan evaluasi.
Pada tahun 1965-1970 pendekatan sistem (system approach). Mendorong digunakan
media sebagai integral dalam program pembelajaran. Program pembelajaran
direncanakan berdasar kebutuhan peserta didik dan karakteristik yang nantinya tingkah
laku peserta didik akan diubah sesuai dengan tujuan yang akan di capai,
menggunakan media yang telah di rancang secara seksama.
Gurupun mulai merencanakan kegiatan pembelajaran dengan media yang dibutuhkan.
Seiring berjalannya waktu peranan media pembelajaran meningkat muncul
kekhawatiran jika media pembelajaran akan menggeser guru sebagai sumber belajar.
Kekhawatiran ini dipicu dengan ditemukannya mesin cetak yang dapat menghasilkan
buku teks sebagai salah satu sumber belajar. Padahal selain sumber belajar guru juga
memberikan perhatian dan bimbingan secara individu terhadap peserta didik
(Sadiman, 2014)

Mampu memanfaatkan media Menggunakan TIK untuk mendukung Teknologi menjadi gebrakan baru untuk membatu pembuatan media pembelajaran.
20 dan mengembangkan perangkat pembelajaran PJOK Terbukti dari banyaknya bentuk media pendidikan yang dapat dihasilkan, seperti:
teknologi informasi dan presentasi power point, buku/materi pembelajaran berupa soft file, video pembelajaran,
komunikasi (TIK) untuk media pendidikan berupa software dan lain-lain. media pembelajaran terus
mendukung pembelajaran PJOK berkembang dengan adanya internet
Smart phone merupakan teknologi terkini dalam bidang komunikasi. Dengan smart
phone semua orang tidak hanya dimudahkan dalam komunikasi saja, tapi dapat
berbagi informasi dengan mudah dan gambang terlebih karena ukuran smart phone
yang kecil dan dapat dibawa kemana saja. Teknologi ini juga dilengkapi dengan fitur
dan aplikasi yang dapat dikembangkan untuk dunia pendidikan. Aplikasi smart phone
dapat dibuat dan dikembangkan untuk media pembelajaran, contoh bentuk media
pembelajaran dari aplikasi smart phone adalah: aplikasi game edukatif, aplikasi materi
pembelajaran interaktif, video tutorial.

Mampu merancang dan Pemecahan masalah pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melaksanakan penelitian yang PJOK melalui penelitian melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
21 relevan dengan masalah praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Suyanto, 2002). Sedangkan
pembelajaran sesuai kaidah Kemmis dan Taggart (Sujati, 2000:2) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas
penelitian ilmiah merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan yang
diselaraskan dengan kondisi dimana praktik itu dilakukan.
1. Penyusunan Rencana
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
5. Sasaran Penelitian Tindakan
6. Data Penelitian Tindakan
7. Analisis Data
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk
memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan sehingga dapat dilakukan upaya
perbaikan.

Menguasai konsep dasar Mampu menguraikan kriteria keilmuan Ilmu Keolahragaan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan
22 keilmuan dan filosofi yang mencakup aspek terorganisasi tentang fenomena keolahragaan yang dibangun melalui sistem penelitian
pembelajaran PJOK aksiologi dalam sebuah disiplin ilmu ilmiah. Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri pada hakekatnya Ilmu Keolahragaan
keolahragaan dapat didukung dengan kajian ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan
yang didapatnya, kajian aksiologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa
sebenarnya nilai-nilai yang diberikan oleh ilmu keolahragaan bagi kemaslahatan hidup
umat manusia.
Menguasai konsep dasar Mampu menguraikan fenomena gerak
23 keilmuan dan filosofi manusia melalui perilaku gerak
pembelajaran PJOK (bermain, berolahraga, dan berlatih)
dalam disiplin ilmu
keolahragaan
Memahami sejarah dan Mampu menjelaskan sejarah olimpiade Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada
24 perkembangan olahraga kuno tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan
dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Olimpiade kuno
ditandai dengan Dalam sejarah dikisahkan bahwa peserta lomba harus bertelanjang
bulat sebagai bentuk persembahan kesucian di depan sang Dewa, terlebih ketika Sang
Juara Olimpiade pada saat itu mampu menghentikan peperangan yang sedang
bergejolak. Hal ini menjadi suatu pertanda bahwa olahraga saat itu diyakini sebagai
alat perdamaian dan alat pemersatu antar suku.
Olimpiade kuno mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi kemudian
secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke tangan Romawi.
Tidak ada konsensus yang menyatakan secara resmi mengenai berakhirnya
Olimpiade, namun teori yang paling umum dipegang saat ini adalah pada tahun 393 M,
saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa semua budaya praktik-praktik
kuno Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M, Theodosius II
memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade tidak
diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.
Memahami sejarah dan Mampu menjelaskan sejarah olimpiade Olimpiade modern pertama sekali diselenggarakan di Athena pada tahun 1896 hampir
25 perkembangan olahraga modern identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG
Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang merupakan
cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun
1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di
London untuk pertama kalinya.
Pada tanggal 16-23 Jni 1894, dibentuklah Komite Olimpiade Internasional atau IOC
(International Olympic Committee) dalam sebuah kongres di Universitas Sorbonne,
Paris. Komite ini lantas menyelenggarakan Olimpiade untuk kali pertama di tahun 1896
di Athena, Yunani. Olimpiade ini diikuti oleh 14 negara dengan 241 atlet dalam 9
cabang olahraga. Setelah itu, Olimpiade digelar terus setiap empat tahun sekali hingga
sekarang.
Olimpiade memiliki simbol berupa lima cincin dengan warna berbeda (biru, kuning,
hitam, hijau, dan merah) yang saling terkait. Kelima cincin itu melambangkan lima
benua yang ada di dunia, Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa.
Olimpiade memiliki motto, yakni "Citius, Altius, Fortius" dalam bahasa Latin yang
diartikan "Faster, Higher, Stronger" dalam bahasa Inggris atau "Lebih cepat, Lebih
tinggi, Lebih kuat" dalam bahasa Indonesia
Menguasai konsep dasar gerak, Mampu menguraikan aspek Perkembangan gerak menurut para ahli dibangi sesuai dengan peride atau fase mulai
26 perkembangan gerak, perkembangan gerak dari lahir sampai usia lanjut. Gallahue (1997) memberikan ada 10 fase sesuai usia
dan belajar gerak pada manusia manusia adalah sebagai berikut:
 1 Janin sampai 4 (empat) bulan Fase gerak fundamental penguraian informasi
 4 (empat) Bulan sampai 1 (satu) tahun Fase penerimaan informasi
 Lahir sampai 1 (satu) tahun Fase gerak belum sempurna adanya hambatan
reflex
 1 tahun sampai 2 tahun Fase prakontrol
 2 tahun sampai 3 tahun Fase gerakan dasar tahap awal (Initial)
 4 tahun sampai 5 tahun Tahap gerak sederhana (Elementary)
 6 tahun sampai 7 tahun Tahap kematangan (mature)
 7 tahun sampai 10 tahun Fase gerak khusus tahap peralihan
 11 tahun sampai 12 tahun Tahap penerapan
14 tahun ke atas Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.
Menguasai konsep dasar gerak, Mampu menguraikan perbedaan gerak Gerak Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat Keterampilan lokomotor misalnya
perkembangan gerak, dan non-lokomotor, lokomotor dan berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena
27 belajar gerak pada manusia manipulatif dalam implementasi merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor
terhadapaktivitas membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan
penjas dan olahraga gerak otot besar. (berjalan,berlari,meloncat,melompat, melayang, meluncur,
berjingkrak, memanjat )
Gerakan non-lokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil, gerakan yang
dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah tumpuannya.  Dapat
juga didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang
memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga
sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat. Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor )
termasuk didalamnya, seperti : Stretching dan Bending, Twisting dan
Turning, Swinging dan Swaying, Pushing dan Pulling
(membungkuk, meregang, memutar, mengayun
Handstand, memutar tubuh, mendarat ,berhent,i
Mengelak, keseimbangan).

Gerak manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan


tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan dari gerak manipulatif, yaitu reseptif
dan propulsif.Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek seperti menangkap
dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau kekuatan terhadap
suatu objek, seperti memukul, melempar, memantul atau menendang. (melempar,
menangkap, menendang, menjerat/menjebak menyerang, memvoli, melambung,
memelanting, Bergulir, menggelinding, menyepak )

Menguasai konsep dasar gerak, Mampu menjelaskan aspek kognitif, Aspek kognitif (Keterampilan Berpikir)
28 perkembangan gerak, emosi dan fisik dalam Aspek kognitif merupakan kemampuan intelektual yang dimulai dari tingkat
dan belajar gerak pada manusia pengaruh gerak yang terampil mengingat informasi sederhana sampai pada tingkat menganalisis dan Mempelajari
peraturan dan strategi suatu permainan, mengetahui sejarah cabang olahraga,
mengetahui manfaat dari
berbagi bentuk latihan, memahami prosedur keselamatan yang ditetapkan,
menganalisa dan melakukan koreksi terhadap penampilan keterampilan gerak,
serta dapat merancang program olahraga pribadi merupakan aktifitas kognitif
dalam pendidikan jasmani dan ilmu keolahragaan
mengevaluasi informasi-informasi kompleks
Mengembangkan kemampuan pengetahuan dan membuat keputusan serta
memahami  peraturan permainan, keselamatan, dan etika.
Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik cabang olahraga.

Aspek Afektif (keterampilan Sikap mental, sosial dan emosional)


Menyesuaikan diri dengan orang lain dan belajar berkomunikasi.
Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.
Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan
.
Aspek Psikomotor dalam PJOK
Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan
utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua,
mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. keterampilan psikomotor ada
enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan
fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif

Menguasai konsep dasar gerak, Mampu menguraikan fase-fase belajar 1). Fase kognitif,
29 perkembangan gerak, gerak merupakan fase awal dalam proses belajar gerak. Proses belajar diawali dengan aktif
dan belajar gerak pada manusia berfikir tentang gerakan yang akan dipelajari, orang yang belajar berusaha mengetahui
dan memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya.

2) Fase Assosiasi,
ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana siswa sudah mampu melakukan
gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya.

3). Fase Otonom,


ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan,sehingga seseorang telah mampu
melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Fase ini dikatakan sebagai fase
otonom karena siswa mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh
walaupun pada saat melakukan gerakan siswa harus memperhatikan hal-hal lain selain
gerakan yang dilakukan.
Menguasai konsep dasar gerak, Mampu mengimplemen-tasikan fase- 1. Tahap Kognitif
30 perkembangan gerak, fase belajar gerak dalam Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak,
dan belajar gerak pada manusia aktivitas penjas dan olahraga pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan
konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik.
Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara
melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah
terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara
melakukan keterampilan gerak.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang
telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai
tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa
yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak
yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau
otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan
latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di
sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah
memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa
telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat
dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan.Tanda-tanda
keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat
mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang
dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Menguasai Mampu menjelaskan pengertian Pemanduan bakat dalam olahraga adalah potensi seseorang untuk berprestasi dalam
31 pertumbuhkembangan peserta pemanduan bakat dalam olahraga tertentu karena dalam dirinya ada cirri-ciri tertentu yang dapat
didik olahraga dikembangkann dan kondisi pra penunjang kegiatan
Menguasai Mampu menguraikan aspek-aspek Aspek – aspek pemanduan bakat:
32 pertumbuhkembangan peserta dalam pemanduan bakat 1.Aspek Internal,yaitu:
didik olahraga -kondisi fisik (tinggi dan berat badan, kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan
kekuatan)
2. Aspek eksternal,yaitu :
- Lingkungan alam
-Peralatan
Menguasai konsep anatomi, Mampu menguraikan fungsi otot dan Fungsi otot : jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai
33 fisiologi dan biomekanika tulang dalam hubungannya alat gerak aktif yang berperan untuk membantu tulang agar bisa bergerak. Tanpa
gerak tubuh manusia dengan aktivitas gerak penjas dan adanya otot tubuh manusia tidak bisa bergerak.
olahraga Fungsi tulang :
1. Member bentuk pada tubuh
2. Melindungi organ atau jaringan vital
3. Menyangga berat badan
4. Tempat melekatnya otot lurik/otot rangka
5. Membantu pergerakan
6. Hemopoiesis , adalah sumsum tulang belakang orang dewasa dapat menghasilkan
sel- sel darah putih,sel darah merah dan platelet . Pada anak fungsi sumsum
tulang belakang ini digantikan oleh organ limpa sampai sumsum tulang belakang
menjadi matang
7. Menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfat.
Menguasai konsep anatomi, Mampu menguraikan fungsi sendi Sendi merupakan perhubungan antar tulang sehingga tulang dapat di
34 fisiologi dan biomekanika dalam hubungannya dengan gerakkan.hubungan dua tulang di sebut persendian(artikulasi). Fungsi utama sendi
gerak tubuh manusia aktivitas gerak penjas dan olahraga adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga sebagai
poros anggota gerak.
Menguasai konsep anatomi, Mampu menjelaskan pengertian Kinesiologi/biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk
35 fisiologi dan biomekanika kinesiologi/biomekanika dalam dan macam – macam gerakan atas dasar prinsip – prinsip mekanika dan menganalisis
gerak tubuh manusia olahraga suatu gerakan.
Menguasai konsep anatomi, Mampu menguraikan aspek mekanika Aspek-aspek mekanika :
36 fisiologi dan biomekanika gerak dalam Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics, biomechanics of
gerak tubuh manusia menghasilkan gerak yang efektif dan exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport biomechanics
efisien (biomekanika olahraga).
1. Developmental biomechanics, yaitu biomekanika yang secara khusus
mempelajari perubahan pola-pola gerak selama hidup dan orang-orang cacat.
Misalnya: analisis yang dilakukan terhadap orang-orang yang menderita celebral palsy.
2. Biomechanics of exercise, yaitu biomekanika yang mempelajari usaha-usaha
untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari latihan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cedera.
3. Rehabilitation mechanics, yaitu biomekanika yang mempelajari pola gerak
orang-orang yang mengalami cedera.
4. Equipment design, yaitubiomekanika yang mempelajari desain peralatan yang
digunakan dalam olahraga. Misalnya: desain raket tenis, bulutangkis, sepatu
atletik, bola, pakaian, sepeda balap, peralatan golf, dan lain-lain.
5. Sports Biomechanics (Biomekanika Olahraga), yaitu ilmu biomekanika yang
digunakan untuk meningkatkan efisiensi gerak atlet ketika menampilkan cabang
olahraga.

Menguasai konsep anatomi, Mampu menguraikan faktor yang Faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh :
37 fisiologi dan biomekanika mempengaruhi mekanika 1. Status kesehatan
gerak tubuh manusia gerak dalam olahraga 2. Nutrisi
3. Emosi
4. Status situasi dan kebiasaan
5. Pengetahuan
Menguasai konsep anatomi, Mampu menjelaskan fungsi organ Fungsi organ jantung :
38 fisiologi dan biomekanika jantung, paru dan organ lain 1.sebagai transportasi darah dan nutrisi ke seluruh tubuh.Fungsi transportasi terutama
gerak tubuh manusia dalam proses kardiovaskular dilakukan oleh darah dan jaringan pembuluh darah.
2. Sebagai pelindung tubuh
Sel darh putih di dalam darah melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.
3. Pengatur
Pengatur konsentrasi ion hydrogen (pH) dalam tubuh dan mengatur suhu tubuh dan
panas tubuh, juga mengatur garam dan air isi sel-sel dalam tubuh.
Paru-paru
Organ dalam kardiovaskular ginjal,pencernaan,usus,
Menguasai konsep anatomi, Mampu menguraikan tentang sistem 1. Sistem energy anaerobic
39 fisiologi dan biomekanika energi dalam hubungan Proses pemenuhan energy tidak tidak memerlukan bantuan oksigen(O2) ,tetapi
gerak tubuh manusia aktivitas gerak dan olahraga menggunakan system energy yang tersimpan dalam otot (ATP dan PC)
2. Sistem energy aerobic dalam proses pemenuhan kebutuhan energy untuk
bergerak memerlukan bantuan oksigen(O2)
Letak perbedaan kedua system tersebut adalah ada tidaknya bantuan oksigen
(O2)
Menguasai aspek psikologi Mampu menguraikan aspek Aspek kecemasan dan stress dalam aktivitas penjas dan olahraga:
40 Olahraga kecemasan, dan stress dalam 1. Kekhawatiran merupakan pikiran negative pada dirinya sendiri seperti perasaan
hubungan dengan aktivitas penjas dan negative pada dirinya
olahraga 2. Emosionalitas , sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonomi seperti
jantung berdebar-debar,keringat dingin,tegang dll
3. Gangguan dan hambatan dadam menyelesaikan tugas(task generated
interference)merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang tertekan
karena pemikiran yang rasional
Menguasai aspek psikologi Mampu menguraikan aspek motivasi, motivasi secara umum, artinya motivasi seseorang untuk melibatkan diri di dalam suatu
41 Olahraga percaya diri, dan persepsi diri dalam aktivitas tertentu dalam upaya memperoleh hasil atau mencapai sasaran tertentu.
hubungan dengan aktivitas penjas dan Aspek motivasi,percaya diri dan persepsi diri
olahraga - Sehat fisik dan mental.
- Lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
- Fasilitas lapangan dan alat yang baik untuk latihan.
- Olahraga yang disesuaikan dengan bakat dan naluri.
- Olahraga yang disesuaikan dengan bakat dan naluri.
- Menggunakan audio-visual.
- Metode mengajar.
Memahami dimensi etika, Mampu menguraikan aspek etika dan Ada 5 Aspek penting Etika dan moral
42 perilaku mulia, budaya, perilaku moral dalam dalam kegiatan olahraga:
suku, gender dan dinamika konteks aktivitas penjas dan olahraga 1. justice and aquality (keadilan dan persamaan),
sosial dalam PJOK 2. self -respect (penghormatan pada diri sendiri),
3. respect for others (penghormatan pada orang lain),
4. respect for rulesand authority (penghormatan pada peraturan dan atasan),
6. a sense of perspective or relative values (kesadaran akan sudut pandang nilai atau
nilai terkait)
Memahami dimensi etika, Mampu menguraikan aspek budaya, 1.Meletakkan landasan yang kuat dalam internalisasi nilai dalam pendidikan
43 perilaku mulia, budaya, suku, dan gender dalam 2.Membangun landasan kepribadian yang kuat, cinta damai, sikap social dan toleransi
suku, gender dan dinamika konteks aktivitas penjas dan olahraga dalm konteks kemajemukan budaya, etnis dan budaya
sosial dalam PJOK 3.Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas penjas
4.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, percaya diri
dan demokratis
5.Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, akuatik, dan pendidikan
luar kelas
6.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui aktivitas jasmani
7.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain
8.Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk
mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
9.Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif
Memahami dimensi etika, Mampu menguraikan aspek dinamika Olahraga selalu memainkan peran dan fungsi dalam budaya pranata sosial
44 perilaku mulia, budaya, sosial yang berkembang masyarakat, mulai dari peran yang sederhana sampai kepada yang Tinggi. Peran-
suku, gender dan dinamika dalam aktivitas penjas dan olahraga peran tersebut meliputi:
sosial dalam PJOK 1. mekanisme untuk memperoleh keadilan
2. wahana inisiasi dan ritus pubertas
3. wahana untuk memilih jodoh Politik
4. wahana untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan
5. wahana ritual kepercayaan
6. cara menunjukan prestise
wahana pendidikan
Memahami konsep keterbatasan Mampu menguraikan jenis-jenis Jenis keterbatasan individu pada anak berkebutuhan khusus
individu dan keterbatasan individu pada anak - Siswa Autis
45 pengimplementasian PJOK berkebutuhan khusus - Siswa yang mengalami hambatan penglihatan ( tunanetra)
pada anak berkebutuhan - Siswa yang mengalami hambatan pendengaran dan komunikasi (tunarungu )
khusus (special need) - Siswa yang mengalami hambatan emosi (tunalaras)
- Siswa tunagrahita
- Siswa mengalami hambatan fisik (tunadaksa)
- Siswa yang memiliki hambatan belajar (LD)
- Siswa yang memiliki hambatan lainnya seperti epilepsy, HIV, asma. Leukemia dan
lain sebagainya
Memahami konsep keterbatasan Mampu mengimplemen-tasikan Dalam meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani bagi siswa yang berkebutuhan
individu dan aktivitas olahraga pada anak khusus maka suasana dan lingkungan belajar perlu dirubah sehingga kebutuhan-
46 pengimplementasian PJOK berkebutuhan khusus kebutuhan pendidikan siswa dapat terpenuhi secara baik untuk memperoleh hasil
pada anak berkebutuhan khusus maksimal.
(special need) Adapun teknik-teknik memodifikasi lingkungan belajar siswa:
1. Modifikasi fasilitas dan peralatan
2. Pemanfaatan ruang secara maksimal
3. Menghindari gangguan dan pemusatan konsentrasi

Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Gerak spesifik adalah gerakan dasar dalam permainan bola besar
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifikaktivitas Gerakan spesifik pada bola besar : menendang, melempar, mendrible, passing,
komponen kebugaran jasmani, permainan bola besar untuk smash
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak
dan kecil, atletik, beladiri, yangbaik
47 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan menganalisis Variasai dalam permainan bola voli adalah melakukan suatu bentuk gerak spesifik
kombinasi pengembangan variasi gerak spesifik aktivitas dengan berbagia cara, seperti melakukan gerak spesifik passing atas bola voli di
komponen kebugaran jasmani, permainan bola besar untuk tempat, sambil bergerak maju dan mundur serta bergerak menyamping, baik secara
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak yang perorangan, berpasangan ataupun berkelompok.
dan kecil, atletik, beladiri, baik Dalam permainan bola besar melalui permainan bola voli ini terdapat beberapa gerak
48 permainan sederhana dan spesifik yang terdiri dari :
permainan tradisional, senam, • Gerak spesifik passing atas (mengumpan)
aquatik, aktivitas luar ruangan • Gerak spesifik passing bawah (mengumpan)
(outdoor activities), cedera • Gerak Spesifik tenis servis (servis atas), dan
olahraga, kesehatan, dan • Variasi gerak spesifik
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Kombinasi gerak spesifik permainan bola voli adalah :
kombinasi pengembangan menganalisis kombinasi gerak spesifik Gabungan beberapa bentuk gerakan dasar dengan berbagai cara secara perorangan,
komponen kebugaran jasmani, aktivitas permainan bola besar untuk berpasangan maupun kelompok. Contoh gerakan : passing berpasangan, mengumpan
aktivitas permainan bola besar menghasilkanketerampilan gerak sesama teman
49 dan kecil, atletik, beladiri, yangbaik
permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Gerak spesifik adalah gerakan dasar dalam permainan bola kecil
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifik aktivitas Gerakan spesifik pada bola besar : melempar,menangkap,memukul
komponen kebugaran jasmani, permainan bola kecil untuk
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak yang
dan kecil, atletik, beladiri, baik.
50 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Lempar bola kecil
kombinasi pengembangan menganalisis variasi gerak spesifik  Menangkap bola keci
komponen kebugaran jasmani, aktivitas permainan bola kecil untuk  Memukul bola kecil
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak yang  Melambungkan bola kecil
dan kecil, atletik, beladiri, baik.  Servis tenis meja
51 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Meberikan lemparan bola kecil lurus ke depan, ke bawah
kombinasi pengembangan menganalisis kombinasi gerak spesifik  kesamping kanan dan kiri
komponen kebugaran jasmani, aktivitas permainan bola kecil untuk  lemparan ke atas dan bawah
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak  melempar bola ke sasaran
dan kecil, atletik, beladiri, yang baik.
52 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Lempar tangkap bola rendah kemudian tinggi
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifik aktivitas  Lempar tangkap bola individu dan berpasangan
komponen kebugaran jasmani, atletik untuk menghasilkan  Lempar bola dan memukul bola individu
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerak jalan, lari, lempar  Lempar dan memukul bola kemudian lari
dan kecil, atletik, beladiri, dan lompat yang baik.
53 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Berjalan ke depan ,samping kanan/ kiri, jalan mundur
kombinasi pengembangan menganalisis variasi gerak spesifik  Lari di tempat,lari ke depan
komponen kebugaran jasmani, aktivitas atletik untuk menghasilkan  Lempar bola ke atas/depan/belakng dan samping
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerakjalan, lari,  Lompat di tempat/ lompat ke depan /samping dan ke belakang
dan kecil, atletik, beladiri, lempar dan lompat yangbaik.
54 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Jalan jinjit/ dengan tumit/ jalan zigzag/ jalan mundur/ samping
kombinasi pengembangan menganalisis kombinasi gerak  Lari di tempat dan lari zig- zag/ lari bolak balik
komponen kebugaran jasmani, spesifik aktivitas atletik untuk  Lempar ke sasaran
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak  Lompat kangkang, lompat kanguru/ katak
dan kecil, atletik, beladiri, jalan, lari, lempar dan lompat yang
55 permainan sederhana dan baik.
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Melakukan lari pos berangkai jalan lari lempar dan lompat (sirkuit training)
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifik aktivitas  Permainan GOZILASHOT (guling,zigzag,lari,lempar dan shoting)
komponen kebugaran jasmani, keterampilan seni beladiri untuk  Permainan lompat tali
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak yang
dan kecil, atletik, beladiri, baik.
56 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Sikap mula/sikap siap
kombinasi pengembangan menganalisis variasi dan kombinasi  Sikap kuda kuda
komponen kebugaran jasmani, gerak spesifik aktivitas seni beladiri  Sikap pasang
aktivitas permainan bola besar untuk menghasilkan keterampilan  Tolakan,
dan kecil, atletik, beladiri, gerak yang baik.  Tangkisan
57 permainan sederhana dan  Pukulan
permainan tradisional, senam,  Tendangan
aquatik, aktivitas luar ruangan  Bantingan
(outdoor activities), cedera  Langkah kaki
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Sikap kuda kuda depan/samping/belakng/serong.
kombinasi pengembangan menganalisis variasi dankombinasi  Sikap pasang tertutup dan terbuka
komponen kebugaran jasmani, permainan sederhana untuk  Pukulan depan/ bandul /lingkar/samping
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan yang  Tendangan depan/belakng/samping
dan kecil, atletik, beladiri, baik.  Bantingan
58 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan  Mengendong teman berpasangan
kombinasi pengembangan menganalisis variasi dan kombinasi  Estafet bola
komponen kebugaran jasmani, permainan tradisional untuk  Estafet simpai
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan yang  Gerobak dorong
dan kecil, atletik, beladiri, baik.  Jalan kepiting
59 permainan sederhana dan  Lompat tali
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan menganalisis  Sunda manda
kombinasi pengembangan konsep latihan komponen kebugaran  Bentengan
komponen kebugaran jasmani, jasmani yang berkaitan dengan  Gobak sodor
aktivitas permainan bola besar kesehatan untuk menunjang  Benthik
dan kecil, atletik, beladiri, kemampuan fisik yang baik.  Bakiak
60 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Pengertian kebugaran jasmani : Kebugaran jasmani menurut organisasi kesehatan
kombinasi pengembangan menganalisis konsep latihan dibagi menjadi 2, yaitu sehat dan bugar. Sehat artinya fisik dan mental seseorang yang
komponen kebugaran jasmani, komponen kebugaran jasmani terbebas dari penyakit.
aktivitas permainan bola besar yang berkaitan dengan Bugar adalah kemampuan sesorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara
dan kecil, atletik, beladiri, keterampilan untuk menunjang maksimaltetapi masih mempunyai energy cadangan tanpa mengalami kekelahan.
permainan sederhana dan kemampuan fisik yang baik. 10 Komponen kebugaran jasmani.
61 1.Kekuatan atau straight,
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan 2.Daya Tahan
3.Daya otot
(outdoor activities), cedera
4.Kecepatan
olahraga, kesehatan, dan
5.Daya lentur/flexibility
PPPK
6.Kelincahan/agylity
7.Koordinasion/Koordination
8.Keseimbangan/Balance
9.Ketepatan/Acuracy
10.Reaksi/Reaction
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan 1.Kekuatan otot lengan, kaki,perut, menangkat barberl,pul up, naik turun tangga, scout
kombinasi pengembangan menganalisis penyusunan program jump, sit up back up.
komponen kebugaran jasmani, pengembangan kebugaran jasmani 2.Daya tahan, lari pelan-pelan jogging,
aktivitas permainan bola besar untuk menunjang kemampuan fisik 3.Daya otot, lari sprint,lari estafet,
62 dan kecil, atletik, beladiri, yang baik. 4.Kecepatan, shuttle run, lari jarak pendek,
permainan sederhana dan 5.Daya lentur, peregangan
permainan tradisional, senam, 6.Kelincahan, lari bolak-balik,
aquatik, aktivitas luar ruangan 7.Koordinasi, jalan, lari lompat, lari zigzag,
(outdoor activities), cedera 8.Keseimbangan,sikap kapal terbang, berjalan diatas garis, berjalan di atas baloktitian,
olahraga, kesehatan, dan 9.Akurat/akutasion, lompat jauh, melempar disatu titik tapi tepatsasaran,
PPPK 10.Reaksi, lempar tangkap bola,
AEROBIK adalah jenis olahraga yang merangsang denyut jantung dan laju pernafasan
agar meningkat dengan cepat.
CONTOH : Bersepeda, basket, sepak bola, berjalan dengan kecepatan sedang,
bulutangkis, renang
ANAEROBIC adalah latihan tanpa pasokan oksigen sehingga membuat mudah
kehabisan nafas dan membuat ledakan yang cepat dalam satu waktu.
CONTOH : Angkat beban, lari cepat dan panjat tebing.
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Menggunakan mutipel state,atau dengan menggunakan peluit
kombinasi pengembangan menganalisis tes untuk kebugaran
komponen kebugaran jasmani, jasmani.
aktivitas permainan bola besar
dan kecil, atletik, beladiri,
63 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu melakukan tes dan Tes pengukuran tinggi badan dan berat badan,
kombinasi pengembangan pengukuran untuk komponen Melempar tepat sasaran,,
komponen kebugaran jasmani, kebugaran jasmani yang berkaitan Tes push up,sit up, pull up
aktivitas permainan bola besar dengan kesehatan dan keterampilan
dan kecil, atletik, beladiri,
64 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Senam ketangkasan adalahbentuk latihan senam yang dilakukan diatas lantau dengan
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifik aktivitas beralaskan matrasyang bertujuan untuk membuat tubuh menjadilentur fleksibel.
komponen kebugaran jasmani, senam untuk menghasilkan
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerak yang baik.
dan kecil, atletik, beladiri,
permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
65 aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Menggunakan alat dan tanpa alat,
kombinasi pengembangan menganalisis variasi dan kombinasi Dengan alat : lompat kangkang/kaki terbuka,lompat jongkok,
komponen kebugaran jasmani, gerak spesifik aktivitas senam untuk Tanpa alat : sikap lilin, loncathariamau, guling lenting,kayang,meroda
aktivitas permainan bola besar menghasilkan keterampilan gerak
dan kecil, atletik, beladiri, yang baik.
66 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Senam Ritmik adalah senam yang dikembangkan dari senam irama sehingga dapat di
kombinasi pengembangan menganalisis gerak spesifik aktivitas pertandingkan. Senam ritmik diantarkan melalui gerak-gerak tubuh dan alat yang
komponen kebugaran jasmani, berirama/ritmik untuk menghasilkan artistik.
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerak yang baik.
dan kecil, atletik, beladiri,
67 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Dengan alat dan tanpa alat
kombinasi pengembangan menganalisis variasi aktivitas gerak Dengan alat : bola, simpai, kayu, gada, pitai
komponen kebugaran jasmani, berirama/ritmik untuk menghasilkan Tanpa alat : hanya bergerak, langkah kesamping, menhayun, dengan ketukan
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerak yang baik.
68 dan kecil, atletik, beladiri,
permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Mengayun tangan, lengan, dengan gerakan kaki, bisa menggunakan alat
kombinasi pengembangan menganalisis variasi dan kombinasi
komponen kebugaran jasmani, pada aktivitas gerak berirama/ritmik
aktivitas permainan bola besar untuk menghasilkan keterampilan
69 dan kecil, atletik, beladiri, gerak yang baik.
permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Pengertian aquatik dan renang, merupakan sebuah aktivitas dengan menggunakan air.
kombinasi pengembangan menganalisis pengenalan air untuk Macam-macam:
komponen kebugaran jasmani, menghasilkan keterampilan gerak yang 1.Masuk kedalam air
aktivitas permainan bola besar baik. 2.Berjalan di dalam air
70 dan kecil, atletik, beladiri, 3.Bernafas
permainan sederhana dan 4.Mengapung
permainan tradisional, senam, 5.Meluncur
aquatik, aktivitas luar ruangan
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
PPPK
Menguasai konsep variasi dan Mampu menguraikan dan Ada 4 macam gaya renang :
kombinasi pengembangan menganalisis gaya-gaya renang dan 1. Renang gaya bebas (crawl/ front crawl stroke)
komponen kebugaran jasmani, loncat indah untuk menghasilkan 2. Renang gaya dada (breast stroke)
aktivitas permainan bola besar keterampilan gerak yang baik. 3. Renang gaya punggung (back stroke/ back crawl stroke)
4. Renang gaya kupu-kupu (butterfly stroke)
71 dan kecil, atletik, beladiri,
permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam, Loncat indah :
aquatik, aktivitas luar ruangan merupakan gabungan antara gerakan olahraga senam dengan seni gerakan kelenturan
tubuh yang dimainkan pada suatu ketinggian air. Aspek penilaian dalam loncat indah
(outdoor activities), cedera
ialah keindahan dan ketepatan suatu gerakan. Gerakan-gerakan dalam loncat indah,
olahraga, kesehatan, dan
antara lain salto ke depan, salto ke belakang, salto kontra, salto ke dalam, serta
PPPK
gabungan skrup dan salto.
Menguasai konsep variasi dan Mampu menerapkan dan Menolong korban tenggelam yang melibatkan kontak langsung dengan korban
kombinasi pengembangan melakukan teknik pertolongan/ merupakan tindakan yang sangat berbahaya untuk penyelamat, memerlukan
komponen kebugaran jasmani, kegawat daruratan di air pembelajaran khusus, dan tidak boleh kecuali dilakukan oleh orang/ penyelamat yang
aktivitas permainan bola besar telah terlatih dalam dalam tindakan penyelamatan. Kontak langsung dengan korban
dan kecil, atletik, beladiri, tidak boleh dilakukan ketika korban sedang berjuang atau dalam keadaan panik.
Penyelamat harus mengambil bantuan pelampung untuk membantu penyelamatan
72 permainan sederhana dan dengan menyediakan alat bantu lainnya bagi korban atau penyelamat. Setelah berhasil
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan diselamatkan, korban harus dipindahkan jauh dari airdan meyakinkan dalam kondisi
yang aman. Jika kondisi korban dalam keadaan shock tetapi korban dalam keadaan
(outdoor activities), cedera
sadar dan jika tidak ada cedera harus diletakkan di atas/ punggung dengan posisi kaki
olahraga, kesehatan, dan
di atas. Korban harus diberi selimut/ ditutup jika dia kedinginan. Jangan memberikan
PPPK
makanan maupun minuman. Kemudian segeralah kirim ke rumah sakit atau klinik
terdekat.
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi berbagai jenis Fungsi makanan bagi tubuh: mengurangi dan mencegah rasa lapar, mengganti sel-sel
kombinasi pengembangan makanan bergizi dan minuman yang yang rusak, untuk pertumbuhan badan, sebagai sumber tenaga, membantu
komponen kebugaran jasmani, bermanfaat untuk kesehatan, menyembuhkan penyakit.
aktivitas permainan bola besar pertumbuhan dan perkembangan
dan kecil, atletik, beladiri, tubuh. Menurut Sumintarsih, (2008: 14) pola makanan yang sehat adalah pola makan yang
seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat makanan.
73 permainan sederhana dan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan Kriteria makanan yang sehat adalah 4 sehat 5 sempurna. Pola tersebut perlu
dilengkapi dengan criteria makanan sehat berimbang
(outdoor activities), cedera
meliputi: (1) Cukup Kuantitas, (2) Proporsional, (3) Cukup kualitas, (4)Sehat, (5)
olahraga, kesehatan, dan
PPPK Makanan segar alami, (6) Makanan nabati, (7) Cara memasak,(8) Teratur dalam
penyajian, (9) Minum air 8 gelas sehari

Secara umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh (triguna makanan), yaitu sumber
tenaga (karbohidrat, lemak, pootein), sumber zat pembangun (protein, air), dan sumber
zat pengatur (vitamin dan mineral).
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi Pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu
kombinasi pengembangan pengembangan pola hidup sehat untuk yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Pola hidup atau
komponen kebugaran jasmani, kesehatan, pertumbuhan dan cara hidup yang sehat adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup dalam
aktivitas permainan bola besar perkembangan tubuh. segala aspek kehidupan. Selain dengan mengonsumsi makanan sehat yang tepat dan
dan kecil, atletik, beladiri, olahraga yang teratur, pola hidup ini juga harus didukung dengan bersikap dan berpikir
positif dalam kehidupan sehari-hari.Pengaruh pola makan yang sehat terhadap
74 permainan sederhana dan perkembangan manusia Dizaman sekarang kita telah mengenal berbagai macam
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan produk makanan instan. Sesungguhnya makanan instan yang seperti itu tidak baik
untuk kesehatan kita ataupun pertumbuhan dan perkembangan seorang individu.
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
Upaya untuk menerapkan pola hidup sehat seperti: menjaga pola makan, misalnya
PPPK
mengurangi memakan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak,
menghindari memakan makanan yang mengandung bahan pengawet. Memakan
sayur-sayuran maupun buah-buahan yang cukup dan mencukupi kebutuhan air dalam
tubuh dengan meminum air putih. Jangan lupa juga berolahraga secara teratur, tidak
tidur terlalu malam, cukup istirahat dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Menguasai konsep variasi dan Mampu menganalisis peran dan Pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda disesuaikan dengan
kombinasi pengembangan manfaat pendidikan kesehatan jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu antara lain demam berdarah, flu burung,
komponen kebugaran jasmani, disekolah untuk perkembangan pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan sampah, pengelolaan tinja,
aktivitas permainan bola besar peserta didik. sarana pembuangan limbah, pengelolaan air bersih, penyediaan air bersih, air dan
dan kecil, atletik, beladiri, sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya. Pendidikan
kesehatan memiliki beberapa tujuan yaitu agar peserta didik:
75 permainan sederhana dan 1.Memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan 2.Memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
3.Memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan
(outdoor activities), cedera
4.Memiliki kebiasaan hidup sehat dan menularkan perilaku hidup sehat
olahraga, kesehatan, dan
5.Tumbuh kembang secara harmonis
PPPK
6.Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit
7.Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
8.Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal.

Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui:


1.Penyajian pendidikan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif
peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan,
permainan, dan penugasan.
2.Penanaman kebiasaan. Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan
untuk melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan pengamatan terus menerus oleh
guru dan kepala sekolah.
Menguasai konsep variasi dan Mampu menganalisis peran dan Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
kombinasi pengembangan manfaat aktivitas fisik dalam pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,
komponen kebugaran jasmani, pencegahan penyakit dan kesehatan dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis
aktivitas permainan bola besar pada umumnya. aktivitas fisik yang dapat dilakukan berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki,
dan kecil, atletik, beladiri, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun
76 permainan sederhana dan tangga, membawa belanjaan. Sedangkan jenis olah raga yang bias dilakukan yaitu:
permainan tradisional, senam, push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness dan
aquatik, aktivitas luar ruangan angkat beban/berat. Untuk melakukan aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling
(outdoor activities), cedera sedikit 30 menit dalam sehari, untuk kesehatan jantung, paru-paru serta alat tubuh
olahraga, kesehatan, dan lainnya. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3
PPPK bulan ke depan akan terasa hasilnya.
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi dan Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
kombinasi pengembangan menganalisis jenis-jenis dan bahaya "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
komponen kebugaran jasmani, penggunaan NARKOBA/NAPZA Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
aktivitas permainan bola besar terhadap diri sendiri, keluarga dan psikotropika, dan zat adiktif.
dan kecil, atletik, beladiri, masyarakat.
Jenis-jenis narkoba dari narkotika dan bahayanya:
77 permainan sederhana dan •Morfin bahayanya menurunnya kesadaran pengguna, Menimbulkan eufori,
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan kebingungan, Berkeringat, Dapat menyebabkan pingsan, dan jantung berdebar-
debar, Menimbulkan gelisah, dan perubahan suasana hati, Mulut kering dan warna
(outdoor activities), cedera
muka berubah Mengalami kejang lambung,Produksi air seni berkurang,
olahraga, kesehatan, dan
Mengakibatkan gangguan menstruasi dan impotensi.
PPPK
•Heroin/putau bahayanya Melambatnya denyut nadi, Tekanan darah menurun, Otot
menjadi lemas, Pupil mengecil, Hilang kepercayaan diri, suka menyendiri,
Seringkali berdampak kriminal, misalnya berbohong, menipu, Kesulitan saat buang
air besar, Sering tidur Kemerahan dan rasa gatal pada hidung, Gangguan bicara
(cadel)
•Kokain bahayanya Sering merasa gelisah, Menurunnya berat badan, Timbul
masalah pada kulit, Mengalami gangguan pernafasan, Sering kejang-kejang,Sering
mengeluarkan daha, Mengalami emfisema (kerusakan pada paru-paru), Turunnya
selera makan, Mengalami paranoid, Mengalami gangguan penglihatan, Sering
merasa kebingungan.
•Ganja/Kanabis/Mariyuana bahayanya Denyut nadi dan jantung lebih cepat, Mulut
dan tenggorokan terasa kering, Sulit dalam mengingat, Sulit diajak berkomunikasi,
Kadang-kadang terlihat agresif, Mengalami gangguan tidur, Sering merasa gelisah,
Berkeringat, Nafsu makan bertambah, Sering berfantasi, euforia
•LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs bahayanya Sering berhalusinasi,
mengenai berbagai kejadian, tempat, warna, dan waktusering terobsesi dengan
apa yang ada dalam halusinasinya,Sering juga mengalami paranoid akibat hal-hal
yang dihalusinasikannya, Denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat,
Diafragma mata melebar, Mengalami demam, Sering depresi dan merasa pusing,
Memiliki rasa panik dan takut yang berlebihan, Mengalami gangguan persepsi.
•Opiat / opium
Memiliki semangat yang tinggi
Sering merasa waktu berjalan begitu lambat
Merasa pusing / mabuk
Birahi meningkat
Timbul masalah kulit di bagian mulut dan leher
Sering merasa sibuk sendiri
•Kodein bahayanya Mengalami mual dan muntah
Mudah mengantuk, Mulut terasa kering,
Mengalami hipotensi, Mengalami depresi
Sering sembelit, Mengalami depresi saluran pernafasan
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi dan Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas
kombinasi pengembangan menganalisis bahaya pergaulan bebas dari kewajiban, aturan, tuntutan, syarat, dan perasaan malu. Pergaulan bebas juga
komponen kebugaran jasmani, dan pentingnya pergaulan yang sehat dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun
aktivitas permainan bola besar terhadap diri sendiri dan norma kesusilaan.
dan kecil, atletik, beladiri, lingkungannya.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah, yaitu sebagai
78 permainan sederhana dan berikut:
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan 1.Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang
melanggar norma sosial
(outdoor activities), cedera
2.Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan
olahraga, kesehatan, dan
narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya
PPPK
3.Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social
yang berlaku
4.Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
5.Kehamilan yang tidak diinginkan
6.Masalah kesehatan secara global

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang
ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan
semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas
eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.
Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga
mampumembedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan
sesuatu.
2. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga
mampu meningkatka rasa percaya diri
4. Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan
masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani
5. Menjadi lebih mudah bergaul dan mengenal serta menerima orang lain
6. Menjadi seseorang yang bisa diteladani oleh orang lain.
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi dan Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah pertolongan sementara yang diberikan
kombinasi pengembangan menganalisis aspek-aspek P3K terhadap seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan sebelum di tangani oleh
komponen kebugaran jasmani, /pencegahan cedera dan bagaimana tim medis/ dokter
aktivitas permainan bola besar menjaga keselamatan diri dan orang Tujuan dari P3K
dan kecil, atletik, beladiri, lain 1.Menyelamatkan jiwa korban
2.Mencegah agar cidera yang ada tidak berubah
79 permainan sederhana dan 3.Mempercepat penyembuhan
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
BEBERAPA LANGKAH DASAR DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
(outdoor activities), cedera
olahraga, kesehatan, dan
Secara umum, langkah Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
PPPK
1. Harus tenang! Hanya orang yang tenang yang bisa membantu orang lain.
2. Selamatkan diri Anda terlebih dahulu, kemudian orang sekitar Anda – Periksa
keadaan bahaya lalu lintas, kebakaran, aliran listrik, atau apa saja yang mengancam
keselamatan Anda, orang lain, dan korban. Dekati korban setelah kondisi benar-
benar aman.
3. Mintalah bantuan. Jangan tinggalkan korban sendirian. Kirim orang lain untuk
segera cari pertolongan. Bila Anda satu-satunya orang yang berada di tempat
kejadian dan bantuan tidak kunjung tiba, Anda bisa pergi tinggalkan korban untuk cari
pertolongan.
4. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas medis terdekat. Pesan yang diberikan kepada
layanan gawat darurat harus singkat: di mana lokasi korban, kondisi korban, dan
berapa banyak korban.
5. Jangan pindahkan korban patah tulang atau bagian belakang tanpa tandu.
6. Jangan berikan makanan atau minuman kepada korban bila korban tidak sadar
atau setengah sadar.
7. Segera transportasikan korban ke pusat pelayanan kesehatan.

Ada beberapa macam pencegahan


terhadap cedera, yaitu:
a. Pencegahan lewat keterampilan
b. Pencegahan lewat fitness
c. Pencegahan lewat makanan
d. Pencegahan lewat pemanasan
e. Pencegahan lewat lingkungan
g. Pencegahan lewat pakaian
h. Pencegahan lewat pertolongan
Menguasai konsep variasi dan Mampu mengidentifikasi dan Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual
kombinasi pengembangan menganalisis bahaya Penyakit Menular atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan
komponen kebugaran jasmani, Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau
aktivitas permainan bola besar pun cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa
dan kecil, atletik, beladiri, terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika melahirkan.
Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang
80 permainan sederhana dan juga berisiko menularkan infeksi.
permainan tradisional, senam,
aquatik, aktivitas luar ruangan
Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
(outdoor activities), cedera
seksualitas. PMS akan lebih beresiko melakukan hubungan seksual dengan
olahraga, kesehatan, dan
berganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak
PPPK
ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menular dan
menyebabkan sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian

Penyakit menular bisa disebabkan oleh beberapa hal:


1. Beberapa penyakit menular seksual akibat bakteri adalah sifilis, gonore, chlamydia,
chancroid, granuloma inguinale, dan lymphogranuloma venereum.
2. Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yakni Herpes genital, kutil
kelamin, molluscum contagiosum, hepatitis B, hepatitis D, dan HIV
3. Terdapat pula beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan parasit, antara
lain: Kudis atau scabies, Kutu pada rambut kemaluan,
4. Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Protozoa yakni : Trikomoniasis
5. Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Jamur yakni : Tinea cruris, Infeksi
Candida.

Untuk mencegah dan mengobati penyakit menular seksual dapat ditempuh dengan
beberapa alternatif cara sebagai berikut: Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat
dan tempat prostitusi, Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran,
perzinahan), Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang (termasuk praktek LGBT
(Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) serta perzinahan, Tidak berganti-ganti
pasangan seksual (orgy), Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS,
Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex, Menggunakan kondom sebagai alat
kontrasepsi, Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif, Mencari aktivitas
positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,kegiatan organisasi
kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai