Anda di halaman 1dari 39

Sedulur Sikep

Cabang Aliran Kepercayaan Ajaran Samin

Sedulur Sikep berasal dari bahasa Jawa


yang berarti (dalam Bahasa Indonesia)
"Saudara Sikep" adalah kelompok
masyarakat yang berusaha menjalankan
kehidupan sehari-hari sesuai dengan
Ajaran Samin atau Saminisme. Sedulur
Sikep merupakan suatu ajaran berupa
pengetahuan lokal dan interaksi antara
manusia dengan alam. Sedulur Sikep
sendiri merupakan salah satu tradisi dan
budaya yang merupakan bagian dari
Kebudayaan Jawa, oleh karena itu
Sedulur Sikep dapat ditemui baik di Jawa
Tengah, Ngawi maupun daerah Jawa
Timur.[1][2][3][4][5][6][7]

Komunitas masyarakat yang disebut


Sedulur Sikep ini terbanyak ditemukan di
daerah Bojonegoro, Tuban, Blitar, Gresik,
dan Madiun untuk di Provinsi Jawa Timur,
untuk Kabupaten Ngawi dijumpai pada
Ngawi bagian utara yakni Kecamatan
Pitu, Kecamatan Karanganyar,
Kecamatan Bringin, Kecamatan Padas
dan Kecamatan Karangjati, sementara
untuk di Provinsi Jawa Tengah komunitas
Sedulur Sikep dapat ditemui di daerah
Blora, Rembang, Grobogan, Pati, dan
Kudus.[1][8][3][9][2][10]

Asal-Usul
Keberadaan Sedulur Sikep tidak dapat
dipisahkan dari kemunculan Ajaran Samin
yang dipelopori oleh seorang tokoh asal
Blora bernama Samin Surosentiko atau
Raden Kohar,[8][11][3][12] oleh karena itu
Sedulur Sikep juga dapat disebut dengan
Sedulur Sikep Blora.[1][13][14][15][7] Raden
Kohar adalah anak dari Raden
Surowidjojo, yang juga dikenal karena
melakukan perlawanan terhadap
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
dengan mendirikan kelompok
perlawanan yang bernama Tiyang Sami
Amin.[16] Raden Kohar juga masih
dipercaya memiliki garis keturunan dari
Kerajaan Majapahit.[8]

Raden Kohar dalam sejarahnya pernah


melakukan suatu pemberontakan dengan
bentuk pembangkangan terhadap
penjajahan Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda pada 1890.[11] Namun dalam
buku The Samin Movement karya Henry
J. Benda dan Lance Castles, perlawanan
Raden Kohar dimulai pada 4 Februari
1907.[8] Selain itu versi lainnya juga hadir
dari antropolog Amrih Widodo dalam
karyanya yang berjudul Samin in The
Order: The Politics of Encounter and
Isolation, Raden Kohar memulai
pemberontakannya terhadap Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda pada dekade
1890-an.[16] Meski ada perbedaan waktu
dalam berbagai macam versi yang
berbeda, inti daripada Ajaran Samin
tetaplah sama, yakni membela hak
petani.[8][11][17][18][19]

Raden Kohar sendiri kemudian ditangkap


di Rembang, Jawa Tengah oleh
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada
1914 dan dibuang ke Padang, Sumatra
Barat atas tuduhan pemberontakan
hingga wafat di sana.[16]
Pergerakan
Meski dikenal sebagai gerakan yang
cenderung mengisolasi diri, Sedulur Sikep
memiliki prinsip dan ideologi yang
populis sehingga ia dapat menyebar dan
diterima dibanyak tempat di Jawa,
terutama Jawa Tengah, Ngawi dan Jawa
Timur. Pada periode 1900-an Sedulur
Sikep dan Ajaran Samin yang mereka
anut berhasil menyebar hingga ke
berbagai kota dan daerah di luar Blora,
antara lain; Pati, Bojonegoro, Grobogan,
Pitu, Karangjati, Bringin, Rembang, dan
Madiun.[16][7]
Ditangkap dan dibuangnya Raden Kohar
ke Padang, Sumatra Barat oleh
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tidak
menyurutkan perlawanan kelompok
Sedulur Sikep. Kelompok Sedulur Sikep
bahkan menjadi semakin berani untuk
menggunakan Bahasa Jawa ngoko
terhadap pejabat pemerintah dan priyayi,
hal ini dikarenakan kelompok Sedulur
Sikep menganggap Bahasa Jawa kromo
sebagai bentuk stratifikasi sosial yang
menindas.[11] Selain itu mereka juga
digambarkan tidak suka dengan bentuk
otoritas apapun karena dianggap sebagai
pengengkangan.[16][1]
Prinsip
Dalam perjuangannya Raden Kohar
membela hak-hak petani, salah satunya
dalah melawan kebijakan pajak tanah
yang diterapkan oleh Pemerintah Kolonial
Hindia Belanda. Sejak saat itu Ajaran
Samin - termasuk juga komunitas Sedulur
Sikep - mulai dikenal sebagai hal yang
dekat dengan unsur-unsur perlawanan
dan pemberontakan melawan segala
bentuk sistem ketidakadilan, termasuk
terhadap kolonialisme dan
kapitalisme.[1][11][8][3][7]

Pada suatu ketika seorang filsuf dan


ilmuwan Jerman bernama Karl Jaspers
dan salah satu tokoh pergerakan
nasional Tjipto Mangoenkoesoemo
melakukan penelitian tentang Ajaran
Samin dan komunitas Sedulur Sikep.
Keduanya tetap memiliki analisis dan
kesimpulan yang sama mengenai Ajaran
Samin dan Sedulur Sikep, yakni ajaran
tersebut adalah gabungan daripada nilai-
nilai Agama Hindu dengan prinsip
anarkisme petani atau yang juga ada
kecenderungan ke arah ekoanarkisme
dan anarko-primitivisme.[1]

Konsep daripada Ajaran Samin yang


diaktualisasikan oleh Sedulur Sikep,
antara lain:
Urip (dalam Bahasa Indonesia) berarti
hidup. Hidup yang dimaksud adalah
manusia dan komponen
pendukungnya, yakni pangan dan
sandang.[1]
Semua aktivtias manusia untuk
menunjang urip, yakni sikep rabi
(reproduksi manusia) dan toto nggaoto
(memproduksi pangan, sandang, dan
mengelola lahan).[1]
Demen janji, artinya saat bekerja
berpegang teguh pada janji dan tidak
berkhianat.[1]
Tidak ada otoritas, baik itu agama
maupun negara.[1]
Utamakan Pertanian

Seperti yang telah dijelaskan


sebelumnya, masyarakat Sedulur Sikep
memang sangat mengutamakan
pertanian atau agrikultur sebagai mata
pencaharian utama. Prinsip Sedulur Sikep
dalam engelola pertanian adalah hanya
untuk bertahan hidup atau memenuhi
kebutuhan pangan sehari-hari, tidak ada
keinginan untuk mengeksploitasi alam
secara besar-besaran. Etika dan etos
kerja masyarakat Sedulur Sikep dalam
menjaga dan mengelola alam dapat
dikatakan sebagai salah satu yang
terbaik, khususnya dalam upaya
menanggulangi krisis pangan.[20]
Konsep Pendidikan

Masyarakat Sedulur Sikep juga memiliki


sistem pendidikan sendiri untuk anak-
anak mereka. Dalam Sedulur Sikep
pendidikan formal tidak mencerminkan
Ajaran Samin yang dekat dengan alam,
bagi mereka sekolah terbaik adalah
alam, salah satunya dalah cara
mengelola sawah. Tetapi mereka tetap
memberikan pelajaran baca-tulis kepada
anak-anaknya secara otodidak di
rumah.[11] Selain itu, konsep pendidikan
masyarakat Sedulur Sikep juga
mengajarkan tentang lingkungan hidup,
cinta kasih, kekeluargaan, keadilan sosial,
toleransi, kepedulian, gotong royong dan
nilai-nilai positif lainnya yang sulit
didapatkan dari pendidikan formal.[8][7]

Masalah Pernikahan

Sebagai komunitas masyarakat yang


mengisolasi diri, Sedulur Sikep hanya
memperbolehkan pernikahan sesama
anggota atau penganut Ajaran Samin.
Apabila ada pengahut Sedulur Sikep atau
Ajaran Samin yang ingin menikahi orang
dari luar komunitasnya, maka orang yang
dinikahinya tersebut harus siap menjadi
bagian dari masyarakat Sedulur Sikep.[8]
Komunitas masyarakat Sedulur Sikep
memang dari dahulu melihat otoritas
sebagai sesuatu yang menindas,
sehingga mereka melawannya. Hal ini
membuat warga Sedulur Sikep
sebelumnya menjadi kesulitan saat
melangsungkan pernikahan karena
mereka menolak melaporkannya ke
Kantor Urusan Agama (KUA).[1] Namun
sekarang masyarakat Sedulur Sikep
sudah dapat menerima otoritas agama
dan negara, khususnya terkait dengan hal
pernikahan.[21][22][23][24][25][26]

Sikap Politik Saat Ini


Meski memiliki sejarah yang kental
dengan perlawanan terhadap otoritas,
namun saat ini masyarakat Sedulur Sikep
sudah mulai terbuka. Masyarakat Sedulur
Sikep telah paham mengenai kontalasi
politik Indonesia, khususnya dalam
Pemilihan Umum Presiden Indonesia
2019 dan Pemilihan Umum Legislatif
Indonesia 2019. Warga Sedulur Sikep pun
menerima sosialisasi pemilihan umum
yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia (KPU RI) di
daerah-daerah tempat masyarakat
Sedulur Sikep tinggal, serpti di Pati,
Kudus, dan sekitarnya. Mereka juga kerap
memantau para calon presiden, calon
legislatif, dan partai politik melalui
televisi.[27][28] Hal ini menunjukkan tingkat
kesadaran politik yang terus meningkat di
kalangan masyarakat adat Sedulur Sikep,
sekaligus menunjukkan komunitas ini
siap mengikuti perkembangan zaman.
Perjuangan Saat Ini

Pegunungan Kendeng yang


diperjuangkan oleh masyarakat
Sedulur Sikep. Kawasan ini memang
terkenal dengan batu kapur yang
sangat kaya, sehingga menimbulkan
konflik antara pabrik semen dengan
petani.

Sampai saat ini masyarakat Sedulur


Sikep masih tetap bertahan menjaga
idealisme Ajaran Samin di tengah arus
Industrialisasi, modernisasi, dan
globalisasi yang semakin massif. Seperti
pada awal kemunculannya, Sedulur Sikep
dan Ajaran Samin masih konsisten
memperjuangkan hak-hak hidup petani
dan konservasi lingkungan hidup. Salah
satu perjuangan yang dilakukan oleh
komunitas masyarakat Sedulur Sikep
saat ini adalah melawan pembangunan
pabrik semen di Pegunungan Kendeng,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Aksi
penolakan pembangunan pabrik semen
tersebut juga dikenal dengan Aksi Petani
Kendeng.[11][16][19][29][30][31]

Bagi masyarakat Sedulur Sikep,


perlawanan terhadap pabrik semen
dikarenakan industri tersebut telah
merusak lingkungan hidup dan
mengancam keberlangsungan pertanian
yang menjadi mata pencaharian utama
masyarakat Sedulur Sikep, khususnya
yang ada di Pegunungan Kendeng. Dalam
setiap aksinya, masyarakat Sedulur Sikep
tidak pernah menggunakan cara
kekerasan, mereka melakukan protes
dengan melantunkan lagu Ibu Bumi dan
yang paling parah adalah menyakiti diri
dengan menyemen kaki sendiri di depan
Istana Merdeka. Bagi masyarakat
Sedulur Sikep khususnya (Orang Jawa
pada umumnya) aksi menyakiti diri
sendiri adalah puncak kemarahan, karena
bagi mereka jika kemarahan disalurkan
dengan kekerasan terhadap orang lain
adalah hal yang buruk, maka dengan
begitu mereka lebih memilih untuk
menyakiti diri sendiri daripada menyakiti
orang lain.[16]
Referensi
1. Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Buku Penentapan Warisan Budaya
Takbenda Indonesia 2018 (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia,
2018) hal. 219
2. Kemdikbud, Pustekkom. "Komunitas
Adat Samin - Peta Budaya" (http://bel
ajar.kemdikbud.go.id/petabudaya) .
belajar.kemdikbud.go.id. Diakses
tanggal 2019-04-26.
3. "Kupas Tuntas Ajaran & Kehidupan
Sedulur Sikep Samin, Dulu dan Kini"
(https://web.archive.org/web/20190
426015218/https://www.direktoripat
i.com/kupas-tuntas-ajaran-kehidupan
-sedulur-sikep-samin-dulu-dan-kini/) .
Direktori Pati (dalam bahasa Inggris).
2016-12-16. Diarsipkan dari versi asli
(https://www.direktoripati.com/kupa
s-tuntas-ajaran-kehidupan-sedulur-sik
ep-samin-dulu-dan-kini/) tanggal
2019-04-26. Diakses tanggal
2019-04-26.
4. Sedulur Sikep Menjaga Warisan
Ajaran Samin dalam
https://1001indonesia.net/sedulur-
sikep-menjaga-warisan-ajaran-
samin/ diakses pada 26 April 2019.
5. "Sejarah - USD" (https://www.usd.ac.i
d/fakultas/sastra/sejarah/daftar.ph
p?id=&noid=160&offset=0) .
www.usd.ac.id. Diakses tanggal
2019-04-26.
6. "Sedulur Sikep" - UNNES JOURNAL
dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/jess/article/download/16252/84
99/ diakses pada 26 April 2019.
7. Munadi, Budaya Politik Masyarakat
Samin (Sedulur Sikep) dalam
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/
politika/article/download/6070/5178
.pdf diakses pada 26 April 2019.
8. "Mengenal Lebih Dekat Sedulur
Sikep" (http://kabarkampus.com/201
8/12/mengenal-lebih-dekat-sedulur-s
ikep/) . KabarKampus.com (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal
2019-04-26.
9. seputarkudus.com (2016-10-21).
"Sedulur Sikep (1), Sejarah
Keberadaan Penganut Samin
Surosentiko di Dukuh Kaliyoso
Undaan Kudus" (https://web.archive.
org/web/20190426031513/http://se
putarkudus.com/2016/10/sejarah-ke
beradaan-sedulur-sikep-penganut-sa
min-di-undaan-kudus.html) . Seputar
Kudus. Diarsipkan dari versi asli (htt
p://seputarkudus.com/2016/10/seja
rah-keberadaan-sedulur-sikep-penga
nut-samin-di-undaan-kudus.html)
tanggal 2019-04-26. Diakses tanggal
2019-04-26.
10. "Bojonegoro Gelar Budaya 'Sedulur
Sikep' Samin" (https://republika.co.i
d/berita/nasional/daerah/16/04/23/
o63hwg284-bojonegoro-gelar-buday
a-sedulur-sikep-samin) . Republika
Online. 2016-04-23. Diakses tanggal
2019-04-26.
11. "Sedulur Sikep" (https://tirto.id/sedul
ur-sikep-bCP8) . Tirto.id. Diakses
tanggal 2019-04-26.
12. "Komunitas Samin Usulkan Tokohnya
Jadi Pahlawan Nasional" (https://rep
ublika.co.id/berita/breaking-news/nu
santara/10/11/29/149410-komunita
s-samin-usulkan-tokohnya-jadi-pahla
wan-nasional) . Republika Online.
2010-11-29. Diakses tanggal
2019-04-26.
13. "Kehebatan Wong Samin Blora" (http
s://phinemo.com/wong-samin-tegap-
berdiri-menantang-kapitalisme/) .
Phinemo (dalam bahasa Inggris).
2015-01-22. Diakses tanggal
2019-04-26.
14. Huda, Publisher : W. (2018-04-22).
"Sejarah Sedulur Sikep di Desa
Karangrowo" (http://isknews.com/sej
arah-sedulur-sikep-di-desa-karangro
wo/) . ISKNEWS.COM. Diakses
tanggal 2019-04-26.
15. webadmin. "Sedulur Sikep Samin
Karangpace Peringati Hari Lahir
Pancasila" (http://www.blorakab.go.i
d/index.php/public/berita/detail/55
4/sedulur-sikep-samin-karangpace-p
eringati-hari-lahir-pancasila) .
Pemerintah Kabupaten Blora (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal
2019-04-26.
16. Asril, Sabrina (ed.). "Air Mata Petani
Kendeng dan Prinsip "Sedulur Sikep"
Menjaga Ibu Bumi" (https://nasional.
kompas.com/read/2017/03/23/064
50991/air.mata.petani.kendeng.dan.
prinsip.sedulur.sikep.menjaga.ibu.bu
mi) . Kompas.com. Diakses tanggal
2019-04-26.
17. Pertanian Dalam Kearifan Lokal
Sedulur Sikep dalam
https://nusakini.com/news/pertanian
-dalam-kearifan-lokal-sedulur-sikep
diakses pada 26 April 2019.
18. Aprianto, Tri Chandra (2018-04-30).
"PERAMPASAN TANAH DAN
KONFLIK: KISAH PERLAWANAN
SEDULUR SIKEP" (https://jurnalbhum
i.stpn.ac.id/index.php/JB/article/vie
w/156) . BHUMI: Jurnal Agraria dan
Pertanahan (dalam bahasa
Indonesia). 0 (37): 157–168.
doi:10.31292/jb.v0i37.156 (https://d
oi.org/10.31292%2Fjb.v0i37.156) .
ISSN 2580-2151 (https://www.worldc
at.org/issn/2580-2151) .
19. Kurniawan, Joeni Arianto (2018-10-
15). "Pelajaran dari Konflik Antara
Komunitas Sedulur Sikep dan
Industri Semen di Jawa Tengah" (http
s://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/
37985) . Mimbar Hukum - Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada. 30
(3): 504–515.
doi:10.22146/jmh.37985 (https://doi.
org/10.22146%2Fjmh.37985) .
ISSN 2443-0994 (https://www.worldc
at.org/issn/2443-0994) .
20. Adhi Surya Perdana, "Optimalisasi
Etos Kerja Petani Sedulur Sikep
sebagai Upaya Penganggulangan
Krisis Pangan", Jurnal PKS Vol. 12
No. 3. September 2013 hal. 215-224
dalam
https://ejournal.kemsos.go.id/index.
php/jpks/article/download/1250/66
4 Diarsipkan (https://web.archive.or
g/web/20190426070803/https://ejo
urnal.kemsos.go.id/index.php/jpks/a
rticle/download/1250/664) 2019-
04-26 di Wayback Machine. diakses
pada 26 April 2019.
21. Hazami, Akrom. "Pemerintah Resmi
Catat Pernikahan Sedulur Sikep di
Kudus" (https://news.detik.com/berit
a-jawa-tengah/d-4525250/pemerinta
h-resmi-catat-pernikahan-sedulur-sik
ep-di-kudus) . detikcom. Diakses
tanggal 2019-04-26.
22. Sucipto, Ady. "Pernikahan Sederhana
& Unik Pasangan Sedulur Sikep di
Pati, Tak Ada Dekorasi Namun Penuh
Makna Ini" (http://bali.tribunnews.co
m/2019/04/26/pernikahan-sederhan
a-unik-pasangan-sedulur-sikep-di-pati
-tak-ada-dekorasi-namun-penuh-mak
na-ini) . Tribunnews.com. Diakses
tanggal 2019-04-26.
23. Hazami, Akrom. "Pertama Kalinya,
Sedulur Sikep Akan Catat Pernikahan
ke Disdukcapil Kudus" (https://news.
detik.com/berita-jawa-tengah/d-4523
077/pertama-kalinya-sedulur-sikep-a
kan-catat-pernikahan-ke-disdukcapil-
kudus) . detikcom. Diakses tanggal
2019-04-26.
24. Agustina, Dewi. Agustina, Dewi, ed.
"Bahagianya Kristiyanto-Ani, Pertama
Kalinya Pernikahan Penghayat
Sedulur Sikep Dicatatkan Negara" (ht
tp://www.tribunnews.com/regional/2
019/04/26/bahagianya-kristiyanto-an
i-pertama-kalinya-pernikahan-pengha
yat-sedulur-sikep-dicatatkan-negar
a) . Tribunnews.com. Diakses
tanggal 2019-04-26.
25. Tyas, Maria Novena Cahyaning.
"Pertama Kali, Pernikahan Cara Adat
Sedulur Sikep di Kudus akan Dicatat
oleh Negara" (http://wow.tribunnews.
com/2019/04/24/pertama-kali-perni
kahan-cara-adat-sedulur-sikep-di-kud
us-akan-dicatat-oleh-negara) .
Tribunnews.com. Diakses tanggal
2019-04-26.
26. "Sah, Pernikahan Sedulur Sikep di
Kudus Dicatat dalam Adminitrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil"
(https://www.murianews.com/2019/
04/26/163283/sah-pernikahan-sedul
ur-sikep-di-kudus-dicatat-dalam-admi
nitrasi-kependudukan-dan-pencatata
n-sipil.html) . MURIANEWS.com.
2019-04-26. Diakses tanggal
2019-04-26.
27. M, Akhmad Nazaruddin Lathif dan
Achmad Zaenal. Setiawanto, Budi,
ed. "Kepastian memilih dari
penghayat Sedulur Sikep" (https://ww
w.antaranews.com/berita/812937/ke
pastian-memilih-dari-penghayat-sedu
lur-sikep) . ANTARA News. Diakses
tanggal 2019-04-26.
28. Hazami, Akrom. "Capres di Mata
Sedulur Sikep: Ngerti Calonnya Tapi
Belum kenal" (https://news.detik.co
m/berita-jawa-tengah/d-4446804/ca
pres-di-mata-sedulur-sikep-ngerti-cal
onnya-tapi-belum-kenal) . detikcom.
Diakses tanggal 2019-04-26.
29. Laksana, Lutfi Untung Angga.
"Pegunungan Kendeng Utara, Sedulur
Sikep, Kearifan Lokal dan Advokasi
Kebijakan Publik" (https://www.acade
mia.edu/7699147/Pegunungan_Ken
deng_Utara_Sedulur_Sikep_Kearifan_
Lokal_dan_Advokasi_Kebijakan_Publi
k) (dalam bahasa Inggris).
30. Surabaya, Kukuh S. Wibowo (2017-
02-10). Surabaya, Kukuh S Wibowo,
ed. "Penyebab Petani Rembang
Blokir Pabrik PT Semen Indonesia" (h
ttps://nasional.tempo.co/read/84519
9/penyebab-petani-rembang-blokir-p
abrik-pt-semen-indonesia) .
Tempo.co. Diakses tanggal
2019-04-26.
31. "Berita Terkini REMBANG: Ritual Unik
Petani Kendeng Tagih Janji
Pemerintah Soal Pabrik Semen" (http
s://www.suara.com/tag/rembang) .
Suara.com. Diakses tanggal
2019-04-26.

Pranala luar
Buku Penentapan Warisan Budaya
Takbenda Indonesia 2018 dari
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (http
s://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/d
ashboard/media/Buku%20Penetapan%
20WBTb%202018.pdf?utm_source=Mi
si+2&utm_campaign=81d369040a-EM
AIL_CAMPAIGN_2019_03_19_06_16&u
tm_medium=email&utm_term=0_919a
bbfea5-81d369040a-304162869)
Pernikahan Pertama Warga Sedulur
Sikep yang Dicatat oleh Negara dalam
Detik News (https://news.detik.com/vi
deo/190426011/pertama-dalam-sejar
ah-pernikahan-sedulur-sikep-dicatatka
n-ke-negara)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sedulur_Sikep&oldid=23151509"

Halaman ini terakhir diubah pada 22 Maret 2023,


pukul 19.39. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai