Anda di halaman 1dari 4

RMK AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

CHAPTER 1 - PENDAHULUAN, MASALAH DAN KONTEKS

PENDAHULUAN, MASALAH DAN KONTEKS

1.1 Pendahuluan
Planet Bumi di abad ke-21 adalah tempat yang membingungkan dan kompleks. Upaya
untuk memahami dan mengatasi kebingungan tersebut datang dalam berbagai bentuk. Di
beberapa negara, memiliki cukup air untuk diminum adalah lambang surga, sementara di
negara lain, waktu yang dihabiskan bersama keluarga atau berbagi makanan adalah hal
yang paling penting dalam hidup. Kesejahteraan materi dari para elit planet ini mungkin
tidak pernah setinggi ini; ketidaksetaraan akses terhadap barang-barang materi dan
kesejahteraan materi di seluruh dunia mungkin tidak pernah sebesar ini; sistem
perdagangan dan bisnis tidak pernah menjanjikan, dan bahkan memberikan, begitu
banyak hal (tidak selalu hal yang sama); penentangan terhadap nirwana ini mungkin tidak
pernah begitu meluas. Sulit untuk mengetahui dengan pasti, namun kemungkinan besar
tidak pernah ada begitu banyak orang yang meninggal setiap jamnya karena kekurangan
air, makanan pokok, dan amenitas. Berdasarkan bukti yang ada, umat manusia mungkin
membunuh planet ini dan akan menyebabkan penurunan yang tidak dapat dipulihkan
dalam keberlanjutannya.
Untuk memahami semua itu, sepertinya kita harus melihat “kabar baik” dan “kabar
buruk” sebagai, setidaknya dua sisi dari satu mata uang yang sama. Tumpahan minyak,
perusakan habitat, kelaparan dan kemiskinan, pengangguran, perusakan lapisan ozon,
konflik industri, keruntuhan pasar saham, penipuan besar-besaran dan perdagangan
orang dalam, penyakit yang berkaitan dengan stres, kekerasan, hujan asam dan
eksploitasi merupakan guncangan negatif. Fenomena-fenomena tersebut, untuk
sebagian besar, saling terkait erat. Semua itu adalah harga yang harus dibayar dunia
untuk “kabar baik”. Setiap “kemajuan” ekonomi atau sosial dimenangkan oleh sistem
bisnis dan ekonomi yang sangat sukses – tetapi ada harganya. “Harga” tersebut adalah
apa yang disebut oleh para ekonom sebagai eksternalitas – konsekuensi dari aktivitas
ekonomi yang tidak tercermin dalam biaya yang ditanggung oleh individu atau organisasi
yang menikmati manfaat dari aktivitas tersebut.
Sejauh mana laba yang dilaporkan tahun ini dibeli dengan mengorbankan peningkatan
jejak lingkungan; sejauh mana eksploitasi pekerja anak yang memungkinkan untuk
membeli sepatu olahraga dengan harga murah; sejauh mana dana pensiun bergantung
pada penjualan senjata kepada rezim yang menindas; sejauh mana kontribusi terhadap
perubahan iklim dan polusi melalui transportasi mobil pribadi dan pendingin ruangan, dan
seterusnya.
Sekarang, meskipun masih jauh dari jelas mengapa harus ada sesuatu yang kita sebut
sebagai “Akuntansi sosial” – atau bahkan sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi
sama sekali – yang akan membantu kita untuk mengetahui, memeriksa, dan mungkin
memperbaiki aspek-aspek negatif dari kehidupan modern. Dalam kondisi terbaiknya,
akuntansi sosial dapat mengungkapkan konflik, kesulitan, eksternalitas yang tak
KELOMPOK 5
1. IBNU SYAHID SIRA HAQ - A062231046
2. AMALIA FEBRIANI - A062231039
3. SITI LUTHFIAH RAMADHANI - A062231033
RMK AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN
CHAPTER 1 - PENDAHULUAN, MASALAH DAN KONTEKS

terpisahkan, dan solusi potensial yang harus dihadapi oleh kapitalisme keuangan
internasional abad ke-21 yang maju.
1.2 Apa yang dimaksud dengan akuntansi sosial?
Akuntansi sosial merupakan tiga hal: (i) manifestasi yang cukup mudah dari upaya
perusahaan untuk melegitimasi, menjelaskan, dan membenarkan aktivitas; (ii) komponen
yang diinginkan secara etis dari demokrasi yang berfungsi dengan baik dan, (iii) salah
satu dari sedikit mekanisme yang tersedia untuk mengatasi keberlanjutan yang tidak
melibatkan fasisme dan / atau kepunahan spesies.
Gray dkk. (1987) mendefinisikan pelaporan sosial perusahaan sebagai proses
mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi
kepada kelompok-kelompok kepentingan tertentu di dalam masyarakat dan kepada
masyarakat luas. Dengan demikian, hal ini melibatkan perluasan akuntabilitas organisasi
(khususnya perusahaan), di luar peran tradisional untuk memberikan laporan keuangan
kepada pemilik modal, khususnya para pemegang saham. Perluasan ini didasarkan pada
asumsi bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab yang lebih luas daripada sekadar
menghasilkan uang bagi para pemegang sahamnya.
Kemudian lebih baru Gray (2000) mendefinisikan pelaporan sosial perusahaan
sebagai persiapan dan publikasi laporan tentang interaksi sosial, lingkungan, karyawan,
masyarakat, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya dari suatu organisasi dan
interaksi dan aktivitas dan, jika memungkinkan, konsekuensi dari interaksi dan aktivitas
tersebut. Laporan sosial dapat berisi informasi keuangan, tetapi lebih cenderung
merupakan kombinasi dari informasi non-keuangan yang dikuantifikasi dan informasi
deskriptif yang tidak dikuantifikasi. Laporan sosial dapat melayani sejumlah tujuan, tetapi
pemenuhan akuntabilitas organisasi kepada para pemangku kepentingannya harus
menjadi alasan yang paling dominan dan menjadi dasar penilaian laporan sosial.
Pada dasarnya, ada empat karakteristik yang diperlukan, keempat karakteristik ini
menggambarkan dunia yang dilihat oleh para akuntan dan menyebabkan akun-akun
konvensional dibatasi:
1. Deskripsi keuangan;
2. Peristiwa ekonomi tertentu (dengan harga tertentu);
3. Terkait dengan organisasi atau entitas akuntansi tertentu;
4. Untuk menyediakan informasi bagi pengguna tertentu dari informasi tersebut.
1.3 Apakah akuntansi sosial itu penting? Mengapa?
Akuntansi sosial dapat memungkinkan suara-suara alternatif untuk didengar; dan
akuntansi sosial berpotensi mengekspos konflik antara pengejaran tujuan-tujuan
ekonomi dengan pengejaran ambisi-ambisi sosial dan lingkungan. Akuntansi sosial
penting pada tingkat tertentu bagi perusahaan dan organisasi lainnya untuk melegitimasi
aktivitas, mengelola pemangku kepentingan, menghindari peraturan perundang-

KELOMPOK 5
1. IBNU SYAHID SIRA HAQ - A062231046
2. AMALIA FEBRIANI - A062231039
3. SITI LUTHFIAH RAMADHANI - A062231033
RMK AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN
CHAPTER 1 - PENDAHULUAN, MASALAH DAN KONTEKS

undangan, menempatkan sisi organisasi dalam cerita dan menjaga semangat kerja
karyawan serta bersaing dengan kompetitor, menciptakan keunggulan kompetitif, dan
menandakan keberhasilan pengelolaan risiko.
Prinsip utama yang mendasari adalah prinsip akuntabilitas. Secara sederhana,
akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
memiliki hak atas informasi tersebut. Hal ini terkait erat dengan gagasan tanggung jawab
(sosial) dan merupakan hal yang penting. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang, atau sebuah organisasi, terhadap orang, sumber daya, komunitas, dll.,
semakin besar pula tanggung jawabnya untuk memberikan pertanggungjawaban penuh
atas pengelolaan orang, sumber daya, atau komunitas tersebut.
Akuntabilitas adalah prinsip yang didasarkan pada gagasan demokrasi. Hal tersebut
akan menjadi dorongan yang cukup untuk membuat akuntansi sosial menjadi penting,
namun alasan lebih mendesak adalah gagasan tentang keberlanjutan. Banyak aspek
keberlanjutan planet ini berada di bawah ancaman yang paling serius. Ancaman tersebut
kemungkinan besar muncul dari kombinasi populasi dan aktivitas ekonomi, organisasi,
dan kinerja. Perusahaan mengejar keuntungan, yang didorong oleh tuntutan pasar modal
yang semakin meningkat, merupakan salah satu penyebab utama pertumbuhan
eksponensial dalam kegiatan yang tidak berkelanjutan, maka masyarakat secara
keseluruhan memiliki kebutuhan serius untuk mengetahuinya. Oleh karena itu, akuntansi
sosial memiliki potensi untuk memainkan peran yang sangat penting dalam hubungan
yang beradab pada skala planet.

1.4 Krisis? Krisis apa? Keberlanjutan dan keadaan dunia

Krisis yang terjadi sebagian besar dari kita tidak pernah mengalami kelaparan,
kekeringan, kemiskinan yang mengancam jiwa, atau secara angsung terancam oleh
perang. Namun kesejahteraan materi yang menakjubkan tersebut, bagaimanapun juga
ada harganya. Apakah harga tersebut berupa eksploitasi anak-anak, penindasan
terhadap orang lain, perusakan lingkungan alam atau apapun. Artinya, seperti yang
sering dikutip oleh Milton Friedman; “tidak ada yang namanya makan siang gratis”.
Kesejahteraan kita harus dibayar mahal dan harga tersebut bagi banyak orang, sudah
lama tidak dapat diterima secara moral, dan semakin lama semakin terlihat tidak
berkelanjutan secara fisik.
Berbagai laporan yang dibuat oleh sumber-sumber yang bertanggung jawab dan
independent memberikan gambaran yang mengerikan tentang kapasitas planet ini untuk
mendukung tingkat ekstraksi, penggunaan, limbah, dan polusi. Penilaian Ekosistem
Milenium PBB; Pandangan Lingkungan Global PBB; Tujuan Pembangunan Milenium Kofi
Annan; WWF dan proyek Limits to Growth (misalnya Meadows dkk., 2005), memberi
tahu, bahwa populasi saat ini dengan cara-cara organisasi dan aktivitas ekonomi saat ini
menggunakan lebih banyak daripada yang dapat diproduksi oleh planet. Jejak manusia
KELOMPOK 5
1. IBNU SYAHID SIRA HAQ - A062231046
2. AMALIA FEBRIANI - A062231039
3. SITI LUTHFIAH RAMADHANI - A062231033
RMK AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN
CHAPTER 1 - PENDAHULUAN, MASALAH DAN KONTEKS

akan menjadi tiga kali lipat dari ruang planet yang tersedia. Sangat jelas bahwa sesuatu
harus dilakukan untuk mengubah tingkat konsumsi, produksi, limbah, polusi, dan
perusakan habitat. Jika tidak, tidak ada spesies, termasuk manusia yang dapat bertahan
hidup. Seolah-olah hal ini belum cukup, bukti-bukti menunjukkan bahwa orang kaya
meskipun semakin kaya, namun tidak semakin bahagia (Layard, 2005).
Jadi, perusahaan dan organisasi serta institusi besar lainnya, merupakan salah satu
tempat yang dapat kita tuju jika kita ingin mencari keseimbangan yang berbeda antara
konsekuensi positif dan negatif dari pertumbuhan ekonomi.
1.5 Ekonomi, Masyarakat Sipil, Negara dan pasar
Dalam memahami isu-isu ini sevara sistematis, kita harus mencoba dan menghindari
pendekatan yang terlalu sederhana atau terlalu halus. Di satu sisi, kita perlu mencoba
dan menghindari jawaban-jawaban yang mudah (ini semua adalah kesalahan
pemerintah), sasaran yang mudah (ini semua adalah kesalahan kapitalisme) atau solusi
yang basi (saya mendaur ulang kertas, jadi semuanya baik-baik saja). Di sisi lain, tidak
ada keuntungan yang jelas dalam keputusasaan atau membuat analisis yang begitu rumit
tentang isu-isu yang kita semua hanya memiliki sedikit pemahaman tetang apa yang
sebenarnya terjadi.
Kita telah melihat isu-isu yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan (Porrit, 2005).
Korporasi dituduh secara signifikan dan sistematis telah merongrong negara – bahkan di
negara-negara maju. Kita tidak dapat mempercayai apa yang dikatakan oleh organisasi-
organisasi tersebut tentang apa yang mereka lakukan atau apa yang mereka katakan
tentang apa yang tidak mereka lakukan (Adams, 2003; Kolk dan van Tulder, 2004;
Leipziger, 2003). Ada sejumlah tema yang akan melingkupi pembahasan ini, dan diantara
tema tersebut, ada tiga tema yang layak disebutkan ialah (a) ada sesuatu yang secara
inheren bermasalah dalam sifat korporasi itu sendiri; (b) ada sesuatu yang secara inheren
bermasalah dengan kapitalisme keungan internasional seperti yang kita alami saat ini;
(c) ada sesuatu yang secara inheren bermasalah dengan sifat dasar ekonomi dan pasar.
Pada intinya Thielemann, sudah menjadi sifat dasar ekonomi untuk berusaha
menyinkirkan segala sesuatu yang tidak ekonomis; menyingkirkan apa yang disebutnya
dengan “nilai-nilai yang tidak sesuai dengan pasar”. Menjadi efisien dalam hal ekonomi
berarti mencari lebih banyak peluang ekonomi dan ini dicaoai dengan mengorbankan
bidang kehidupan lain yang dijajah oleh ekonomi. Hubungan guru-murid, hubungan
perawat-pasien dan seterusnya semakin didominasi oleh kepentingan ekonomi, padahal
seharusnya hubungan-hubungan tersebut dianggap sebagai hubungan yang sifatnya
lebih profesional, sosial, dan manusiawi.

KELOMPOK 5
1. IBNU SYAHID SIRA HAQ - A062231046
2. AMALIA FEBRIANI - A062231039
3. SITI LUTHFIAH RAMADHANI - A062231033

Anda mungkin juga menyukai