Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Teori Politik Behavioral, Tradisional, dan Post-Behavioral beserta Pendekatannya

Teori politik adalah kumpulan gagasan dan konsep yang digunakan untuk menjelaskan fenomena
politik. Teori politik memiliki banyak aliran dan pendekatan yang berbeda, dan dalam tulisan ini,
kita akan membahas tiga pendekatan utama dalam teori politik: Behavioral, Tradisional, dan
Post-Behavioral. Setiap pendekatan memiliki cara pandang dan metodologi yang berbeda untuk
memahami politik, dan kita akan menjelaskan masing-masing dari mereka di bawah ini.
1. Teori Politik Behavioral
Teori politik behavioral adalah pendekatan dalam ilmu politik yang muncul pada tahun 1950-an
dan 1960-an. Pendekatan ini berfokus pada perilaku individu dalam sistem politik dan mencoba
untuk menggambarkan dan menjelaskan pola-pola perilaku politik. Berikut adalah pengertian
teori politik behavioral dan pendekatannya:
a. Pengertian Teori Politik Behavioral:
Teori politik behavioral menekankan pada pengamatan empiris tentang perilaku politik individu
dan kelompok. Ini berasumsi bahwa tindakan politik dapat dijelaskan secara ilmiah dengan
mengamati perilaku manusia. Teori ini berusaha menjadikan ilmu politik lebih objektif dan
kuantitatif dengan menggunakan metode ilmiah untuk memahami politik.
b. Pendekatan Teori Politik Behavioral:
Pendekatan teori politik behavioral memiliki beberapa elemen kunci:
- Menggunakan Metode Ilmiah:Pendekatan ini mengedepankan penggunaan metode ilmiah
seperti survei, eksperimen, dan analisis statistik untuk mengumpulkan data dan menguji hipotesis
tentang perilaku politik.
- Fokus pada Individu: Teori ini memfokuskan perhatiannya pada individu sebagai unit analisis
utama. Peneliti berusaha memahami bagaimana individu membuat keputusan politik dan
bagaimana faktor-faktor seperti preferensi, nilai, dan informasi memengaruhi perilaku politik
mereka.
- Asumsi Rasionalitas:Teori politik behavioral mengasumsikan bahwa individu dalam sistem
politik bertindak secara rasional. Artinya, mereka berusaha mencapai tujuan politik mereka
dengan cara yang dianggap paling efisien berdasarkan informasi yang mereka miliki.
- Penekanan pada Proses Politik:Pendekatan ini juga menyoroti proses politik, termasuk
pemilihan umum, pembuatan kebijakan, dan interaksi antara aktor politik. Penelitian dalam teori
politik behavioral sering kali mencoba mengidentifikasi pola-pola dalam perilaku politik yang
dapat memberikan wawasan tentang cara sistem politik berfungsi.

2. Teori Politik Tradisional:


Teori politik tradisional, juga dikenal sebagai teori klasik, adalah pendekatan yang sudah ada
sebelum munculnya teori politik behavioral. Pendekatan ini lebih berfokus pada filosofi politik
dan ide-ide politik utama daripada pada pengamatan empiris. Berikut adalah pengertian teori
politik tradisional dan pendekatannya:
a. Pengertian Teori Politik Tradisional:
Teori politik tradisional menekankan pemahaman konsep-konsep politik dasar seperti kekuasaan,
otoritas, keadilan, dan hak asasi manusia. Ini lebih bersifat normatif dan filosofis daripada
empiris, dan mengambil inspirasi dari pemikiran filosof politik seperti Plato, Aristoteles, Thomas
Hobbes, dan John Locke.
b. Pendekatan Teori Politik Tradisional:
Pendekatan teori politik tradisional memiliki beberapa elemen kunci:
- Pemahaman Konsep Politik: Teori ini berusaha untuk memahami dan mendefinisikan konsep-
konsep politik yang mendasar, seperti kekuasaan (power), legitimasi, negara, dan keadilan.
Penelitian dalam teori politik tradisional seringkali berpusat pada konsep-konsep ini.
- Pemikiran Filosofis: Pendekatan ini mengambil inspirasi dari pemikiran filosof politik klasik
dan mencoba menerapkannya dalam konteks politik kontemporer. Misalnya, pemikiran Plato
tentang negara ideal atau pemikiran Hobbes tentang kontrak sosial.
-Kritik Terhadap Pemerintahan dan Kekuasaan: Teori politik tradisional seringkali melibatkan
kritik terhadap pemerintahan dan struktur kekuasaan yang ada. Ini dapat mencakup pemikiran
tentang bentuk pemerintahan yang ideal atau masalah-masalah etika yang muncul dalam politik.
-Aspek Normatif:Pendekatan ini cenderung memiliki aspek normatif yang kuat, yaitu
penekanan pada bagaimana politik seharusnya berfungsi dan bagaimana nilai-nilai etika
seharusnya menginformasikan kebijakan dan tindakan politik.

3. Teori Politik Post-Behavioral:


Teori politik post-behavioral adalah pendekatan yang berkembang setelah era teori politik
behavioral. Pendekatan ini mengejar kritik terhadap pendekatan behavioral dan menawarkan
perspektif yang lebih reflektif dan kritis terhadap ilmu politik. Berikut adalah pengertian teori
politik post-behavioral dan pendekatannya:
a. Pengertian Teori Politik Post-Behavioral:
Teori politik post-behavioral muncul sebagai respons terhadap keterbatasan teori politik
behavioral dalam menjelaskan kompleksitas fenomena politik. Ini menolak pendekatan
positivistik yang berfokus pada pengukuran empiris dan mencari cara baru untuk memahami
politik.
b. Pendekatan Teori Politik Post-Behavioral:
Pendekatan teori politik post-behavioral memiliki beberapa elemen kunci:
-Pemahaman Terhadap Keterbatasan Pendekatan Behavioral: Teori ini mengakui keterbatasan
pendekatan behavioral dalam menjelaskan fenomena politik yang kompleks dan kontekstual.
Post-behavioralisme menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek-aspek seperti budaya,
ideologi, dan konteks dalam analisis politik.

Praktek Pendekatan Politik di Indonesia:


Praktek pendekatan politik di Indonesia mencerminkan kombinasi dari ketiga pendekatan
tersebut. Misalnya, dalam pemilihan umum, terdapat upaya pemerintah untuk mengontrol
pemilih dan hasilnya, yang mencerminkan pendekatan behavioral. Namun, ada juga upaya untuk
mempromosikan nilai-nilai politik seperti demokrasi dan persatuan, yang mencerminkan
pendekatan tradisional.
Selain itu, setelah era Reformasi, pendekatan politik post-behavioral semakin terlihat dalam
bentuk partisipasi publik yang lebih aktif dan beragam. LSM, organisasi masyarakat sipil, dan
media sosial semuanya berperan dalam membentuk proses politik yang lebih inklusif dan
responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Contoh lain adalah debat politik yang semakin sering diadakan dalam pemilihan umum. Debat-
debat ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan pemahaman pemilih tentang pilihan politik
mereka dan mempromosikan dialog politik yang lebih berarti.
Dalam kesimpulan, pendekatan politik di Indonesia mencakup pendekatan behavioral,
tradisional, dan post-behavioral, tergantung pada konteks dan periode waktu tertentu. Pendekatan
ini mencerminkan kompleksitas politik Indonesia yang terus berubah seiring waktu, serta upaya
untuk memahami dan mengatasi masalah politik yang beragam. Referensi dan sumber daya
terkait dengan topik ini dapat ditemukan dalam literatur politik Indonesia, jurnal akademik, dan
laporan penelitian yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai