(Tamrin - Makna Ungkapan Dalam Klasifikasi Final Fix) 79 - 93
(Tamrin - Makna Ungkapan Dalam Klasifikasi Final Fix) 79 - 93
Tamrin
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sulawesi Tengah
Jalan Untad I, Bumi Roviga, Tondo, Palu
Pos-el: thamrin21@ymail.com
Telp. (0451) 4705498; 421874/ HP. 085240066115
Abstrak: Etnik Pamona di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan sebuah etnik yang masih
kuat memegang teguh nilai-nilai budaya dalam sebuah ungkapan sebagai penguat jati diri dalam
memegang teguh kearifan lokal setempat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi dan
makna yang terkandung dalam ungkapan tradisional klasifikasi anggota tubuh,”mata dan hati,”
dalam bahasa Pamona di Kabupaten Poso. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap dan kepercayaan individual dan kelompok. Data dalam penelitian ini berupa
ungkapan klasifikasi tubuh bagian “mata dan hati”. Hasil menggambarkan bahwa fungsi ungkapan
pada klasifikasi mata dan hati berfungsi sebagai panduan dan sebagai pemberi motivasi terhadap
dukungan pemberlakuan kearifan lokal. Adapun makna ungkapan klasifikasi mata dan hati dalam
bahasa Pamona adalah bahwa setiap tindakan harus berpegang teguh pada nilai norma dan adat
kebiasaan secara turun temurun, selain itu, juga bermakna menasihati, memotifasi, mengingatkan,
menyadarkan, dan menyemangati. Contoh dalam bahasa Pamona mata ntau “rendah hati’
bermakna apa yang telah dipertimbangkan secara matang itulah keputusannya, rado raya “tenang
pikiran” bermakna tetap pada pendirian dan mempunyai batin yang tenang.
Abstract: The Pamona ethnic group in Poso Regency, Central Sulawesi is an ethnic group that still
strongly adheres to cultural values in an expression as an identity reinforcement in upholding local
local wisdom. By raising the theme of the meaning of expressions in the classification of the limbs
of the eyes and heart in the Pamona language in Poso Regency, Central Sulawesi, this study aims
to describe the functions and meanings contained in the traditional expression for the classification
of the limbs "eyes and heart" in the Pamona language in Poso Regency. The method used in this
study is a qualitative research method that involes describing and analyzing the phenomena,
events, social activities, attitudes, and beliefs of individuals and groups. The data in this study is in
the form of body classification expressions such “eyes and heart”. The results showed that the
expression function in the eye and heart classifications serves as a guide and as a motivator to
support the application of local wisdom. The meaning of the expression classification of the eyes
and heart in the Pamona language is that every action must adhere to the norms and customs that
have been passed down from generation to generation. Aside from that it also means to advise,
motivate, remind, awaken, and encourage.
80
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
yang mengandung nilai estetika. Adapun bisa mengetahui apakah seseorang sedang
bagian estetika tergambar pada bentuk sedih atau bahagia hanya dengan menatap
yang mengiringinya atau yang matanya. Mata juga dapat mengungkapkan
membangunnya. apakah senyuman itu asli atau palsu. Hal
BP di antaranya diksi, tema, dan amanat. Hepbrn (dalam Yulianto: 2021) yang
mengatakan bahwa "Kecantikan seorang
Ungkapan tradisional dalam BP tak
wanita harus dilihat dari matanya karena
terlepas dari fungsinya yang saat ini
di sanalah pintu hatinya, tempat di mana
masih didukung oleh masyarakat
cinta berada."
pendukungnya. Ada hal yang menarik
Berdasarkan hal tersebut, bentuk
dalam ungkapan BP yaitu banyak
dan fungsi ungkapan tradisional dalam
menggunakan kosa kata mata dan hati.
masyarakat etnik Pamona ini menjadi
Berdasarkan hasil pengamatan
fokus penelitian. Seperti yang
dan wawancara penulis terhadap
diungkapkan sebelumnya bahwa bentuk
beberapa orang etnik Pamona,
dan fungsi ungkapan yang hidup dan dan
mengatakan bahwa mata adalah pujian
dilestarikan oleh masyarakat etnik
karunia Tuhan yang tak ternilai harganya.
pamona berabad-abad lamanya itu terus
Mata sering kali diidentikkan dengan
bergeser dan bukan mustahil pada
jendela jiwa. Hal itulah sehingga etnik
akhirnya hilang. Hal ini di sebabkan oleh
Pamona banyak mengambil ungkapan
kehadiran norma-norma dan nilai-nilai
yang berhubungan dengan kosa kata
baru sebagai akibat dari kemajuan
mata. Mata tidak dapat dibohongi, mata
teknologi komonikasi canggih dan
menunjukkan kebenaran, tidak peduli
pewarisan ungkapan dari generasi lama
ekspresi wajah apa yang Anda pasang,
ke generasi baru yang dilakukan secara
seperti bahasa tubuh, mata mengatakan
lisan.
lebih dari sekadar kata-kata biasa. Mata
Berdasarkan hal tersebut, penulis
mampu memberikan sinyal tentang
tertarik untuk mengkaji Makna
keadaan emosional seseorang. Saat
bertemu seseorang untuk pertama kalinya, Ungkapan Klasifikasi Anggota “Tubuh
cara terbaik untuk mengenalnya adalah Mata dan Hati” dalam Bahasa Pamona.
dengan menatap matanya dan mengamati Adapun alasan penulis mengkaji makna
perasaan apa yang mereka sampaikan. Kita tersebut karena masyarakat etnik Pamona
81
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
masih kuat memegang teguh nilai-nilai Bima yang digunakan oleh etnik Bima.
budaya dalam sebuah ungkapan dan juga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
agar ungkapan-ungkapan seperti itu dapat ungkapan dalam bahasa Bima berfungsi
dijadikan sebagai penguat jati diri dalam memotifasi, memberikan dukungan,
memegang teguh kearifan lokal sebagai pengingat kearifan lokal,
setempat. pendukung kearifan lokal, dan sebagai
Sekaitan dengan hal tersebut, penyemangat.
permasalahan yang akan dijawab dalam Selanjutnya, (Rustam, 2016)
penelitian ini adalah fungsi dan makna meneliti tentang “Peranan Ungkapan
apa saja yang terkandung dalam Tradisional dalam Membangun Tatanan
ungkapan tradisional klasifikasi anggota Sosial dan Sistem Komunikasi
tubuh, “mata dan hati,” dalam bahasa Masyarakat Melayu Jambi”. Dalam
Pamona di Kabupaten Poso? tulisan tersebut mengkaji masalah sistem
Berdasarkan masalah tersebut, tulisan ini komunikasi tutur verbal dalam bahasa
bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi Melayu Jambi melalui ungkapan
dan makna yang terkandung dalam tradisional yang menggambarkan
ungkapan tradisional klasifikasi anggota prinsip-prinsip pragmatis. Hasil
tubuh, “mata dan hati,” dalam bahasa penelitian menunjukkan bahwa ungkapan
Pamona di Kabupaten Poso. tradisional dalam bahasa Melayu Jambi
Beberapa kajian tentang fungsi mampu membangun tatanan sosial yang
dan makna yang terkandung dalam luhur dan bermartabat tinggi dalam
ungkapan tradisional telah dilakukan. masyarakat Melayu Jambi.
Tulisan Nurmiawati dan Fahidah ditulis Melalui kemampanan konsep
pada tahun 2018 dengan judul “Makna dalam ungkapan tersebut yaitu filosofi
Ungkapan Tradisional dalam Bahasa adat, tujuan adat, dasar hukum adat,
Bima”. Tulisan tersebut membahas kedudukan lembaga adat, fungsi lembaga
masalah sebuah ungkapan yang adat, dan kewajiban lembaga adat
digunakan oleh etnik Bima di Nusa mencerminkan bahwa ungkapan-
Tenggara Barat. Fahidah membahas ungkapan tradisional Melayu Jambi
makna dan fungsi penggunaan ungkapan dapat diimplementasikan secara konkret
dalam bahasa Bima. Selain itu, juga dalam aspek sosial budaya oleh
dibahas masalah kebertahanan penuturnya.
penggunaan ungkapan dalam bahasa
82
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
83
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
telah membeku berubah bentuk, makna, klasifikasi anggota tubuh “mata dan hati”
dan fungsinya dalam masyarakat yang dalam bahasa Pamona digunakan metode
telah turun-temurun yang digunakan deskriptif yang mengutamakan
untuk memberi nasihat dan pedoman pemaparan informasi data kebahasaan
hidup. Sejalan dengan hal tersebut yang berupa ungkapan tradisional dalam
Danandjadja dalam (Fadhillah, 2020:32) bentuk tuturan verbal bahasa Pamona di
mengungkapkan bahwa ungkapan adalah Kabupaten Poso.
kumpulan beberapa kata yang Data dalam penelitian ini berupa
mempunyai makna tidak sama dengan ungkapan klasifikasi tubuh “mata dan
makna anggota-anggotanya. Selain itu, hati”. Ungkapan tersebut dideskripsikan
sebuah ungkapan dapat juga dimaknai secara objektif dan empiris tanpa
sebagai kalimat yang panjang sehingga melibatkan unsur subjektif peneliti.
ungkapan dapat bermakna suatu maksud Selanjutnya, hasil analisis dideskripsikan
tertentu dengan ragam bahasa kias yang berdasarkan fenomena tindak tutur
mempunyai nilai-nilai yang terkandung verbal berupa ungkapan yang dialami
dalam masyarakat yang dapat diwariskan atau dilakukan oleh penuturnya. Sumber
secara turun-temurun. Berdasarkan hal data berasal dari informan daerah di
tersebut teori yang digunakan dalam wilayah penutur BP di Kabupaten Poso.
penelitian adalah Kridalaksana, (1993) Data tambahan berupa data tulis
dan Danandjadja (1991). diperoleh dari beberapa penelitian
terdahulu dan buku-buku lainnya yang
METODE berhubungan dengan ungkapan dalam
Metode yang digunakan dalam bahasa Pamona.
penelitian ini adalah metode penelitian Lebih lanjut, unutk memperoleh
kualitatif. Penelitian kualitatif data lisan digunakan teknik simak cakap
(qualitative research) adalah penelitian yaitu menyimak tuturan informan melalui
yang digunakan untuk mendeskripsikan media perekam sambil mengajukan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, pertanyaan yang berhubungan dengan
aktivitas sosial, sikap kepercayaan, hal-hal ungkapan tradisional klasifikasi
persepsi, pemikiran orang secara anggota tubuh mata dan hati, lihat
individual maupun kelompok (Moleong, Sudaryanto (1993: 48). Adapun data
2007: 7). Berdasarkan hal tersebut, dalam tertulis diperoleh melalui teknik catat dan
mengkaji data makna ungkapan dalam unutk menguji keabsahan data digunakan
84
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
teknik trianggulasi yaitu berupa teknik amat disayangi, baik anak, orang tua,
pemeriksaan data yang dimanfaatkan hal kakek dan nenek atau seseorang yang
lain di laur data sebagai perbandingan sangat disayangi. Ungkapan tersebut
data (Moelung, 2001: 197). diungkapan oleh etnik Pamona terhadap
orang kesayangan atau orang sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN disayang.
A. Bentuk dan Makna Ungkapan
dalam Klasifikasi Tubuh “Mata”
2. mata mpenai
dalam Bahasa Pamona
‘mata pedang’
85
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
belum berhenti dan masih terus orang’ artinya apabila telah sesuai
berlangsung. dengan pendiriannya maka apapun kata
Ungkapan dalam BP Rapamo orang mereka tidak memedulikannya.
mata mpenai ‘Diam sudah mata pedang’ Pendaptanyalah yang dianggap paling
(Mata pedang telah berdiam) bermakna benar.
telah diam mata pedang, pedang tidak
5. da kuto’omo ri matamu
lagi bergerak memotong ke sana ke mari.
‘akan kukatakan di matamu’
Makna konotasinya telah terjadi gencatan
senjata, telah tercapai perdamaian, perang Dalam BP, ungkapan ini bermakna
telah usai. kejujuran, akan mengatakan yang
susungguhnya. Apabila ungkapan ini
3. mata mpelawa telah dikatakan oleh seseorang, maka
‘mata jarak jauh’
apapun yang dikatakan, itulah yang
sebenarnya. Hal itu bermakna bahwa
Dalam BP, ungkapan ini bermakna
apabila mata yang sudah berbicara maka
bahwa ada seseorang yang mampu
kepalsuan dan kebohongan telah sirna.
menerawang suatu kejadian yang belum
Merupakan sebuah kesakralan buat etnik
terjadi, artinya orang tersebut mampu
Pamona apabila ungkapan ini telah
memprediksi suatu kejadian yang belum
diucapkan maka yakinlah apa yang
terjadi. Hal ini bisa juga diumpamakan
dikatakan itu benar dan jauh dari unsur
sebagai mata rusa yaitu mata yang
kebohongan atau kepalsuan.
dimiliki oleh seekor rusa yang matanya
tajam mampu melihat dari jarak jauh.
6. mata mesoyo
‘mata masuk’
4. mata ntau
‘mata orang’
Etnik Pamona sering mengatakan, Ana
Dalam BP ungkapan mata ntau ‘mata matanya mesoyo ri ara tutunya, artinya
orang’ bermakna anggapan atau pendapat ‘Anak matanya masuk di bawah
orang lain. Etnik pamona bahwa apa yang tutupnya’. Makna dari ungkapan itu
telah dipertimbangkan secara matang yaitu biji mata anak itu bersembunyi di
itulah keputusannya. Ungkapan tersebut balik kelopak matanya. Sebenarnya
biasanya ditambahkan dengan kata ungkapan ini bermakna bahwa anak
Bare’e natubu mata ntau ‘Tidak tersebut telah meninggal dunia. Etnik
mengukur mata orang atau pendapat Pamona mempunyai kebiasaan tidak
86
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
87
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
88
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
yang bermakna acara makan hasil panen seseorang yang mengecewakan karena
pertama. berbohong, tidak beretika dll. Apabila
seorang anak yang selalu pergi tanpa
B. Bentuk dan Makna Ungkapan pamit atau anak-anak mereka pergi tanpa
dalam Klasifikasi Tubuh “Hati”
arah dan tujuan biasa dikatakan anak
dalam Bahasa Pamona
malengkangi raya “anak yang
Dalam BP, banyak ditemukan menguruskan hati” maknanya anak yang
ungkapan yang berhubungan dengan kosa menyusahkan hati. Sering pula dikatakan
kata hati. Dalam penelitian ini, penulis Melengkengi raya mbe’a ane be
bukan membahas masalah hati dari sisi rapepalakanaka pandote, “Kurus hati
kesehatan fisik tetapi mengamati dan perempuan kalau tidak memberitahukan
menganalisis makna ungkapan dibalik pergi“ hal tersebut bermakna bahwa
kosa kata hati. Berdasarkan pengamatan seorang perempuan tidak senang bila
penulis, banyaknya ungkapan yang orang pergi tanpa pamit.
berasal dari kosa kata hati, dapat
diasumsikan bahwa penutur BP sangat 2. telengko raya
“tergerak hati”
memperhatikan apa yang terjadi pada hati
atau pandai mengungkapkan ihwal hati.
Ungakapan dalam BP ini sering
Berkaitan dengan hal tersebut,
dikatakan kepada orang menyukai atau
apabila dikaitkan dengan budaya
tertarik dengan sesuatu, misalnya tertarik
penutur BP mungkin saja akan muncul
pada sebuah pemandangan, tertarik pada
penanda yang lain yang berkaitan erat
sebuah benda. Lain halnya kalau jatuh
dengan kebudayaan etnik Pamona.
cinta atau kasmaran, jikalau seseorang
Bagaimana pun ungkapan yang
lagi jatuh cinta biasa dikatakan dalam BP
dituturkan dalam BP menunjukkan pula
metaka raya, “melekat hati” maknanya
kebuadayaan pada etnik tersebut. Berikut
jatuh hati atau jatuh cinta.
adalah beberapa ungkapan dalam BP
yang berkaitan dengan kosa kata “hati”.
3. ipu raya
“gelisah hati”
1. malengkangi raya
‘kurus hati’ Berbeda dengan makna ungkapan
metaka raya “ jatuh hati, jatuh cinta”, ipu
Dalam BP, kurus hati dapat diartikan
raya bermakna kebalikan dari ungkapan
sebagai ungkapan kekesalan terhadap
89
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
metaka raya, ipu raya bermakna gelisah dikatakan madja rayanya maknanya
hati. Salah satu contoh ungkapan dalam jahat hatinya atau panas hatinya sehingga
kalimat, Ipu rayaku madonge kama’i menimbulkan kemarahan.
nto ja’a, “Gelisah hatiku mendengar
kedatangan orang jahat”. Kalimat 6. kodi raya
“kecil hati”
tersebut bermakna hati seseorang gelisah
ketika mendengar bahwa orang jahat
Ungkapan ini sering dikatakan kepada
sedang menuju kemari.
orang yang kecewa atau orang yang
4. kaipu ndaya/ raya
marah dan ngambek. Selain itu, orang
“rasa ragu, curiga”
yang merasa dihina atau terhina biasa
Seorang ibu atau istri oleh etnik Pamona dikatakan kepada dirinya kodi rayaku
mempunyai perasaan lebih pekah berkecil hati karena dihina oleh
dibanding dengan seorang ayah atau seseorang.
suami. Seorang ibu yang mempunyai
naluri yang tinggi sering mengatakan 7. cinggo raya
“singgah hati”
kaipu ndayaku/ rayaku, “perasaanku
ragu”. Contoh ungkapan dalam sebuah
Ungkapan dalam BP ini sering dikatakan
kalimat dalam BP, Kaipu ndayaku pai
kepada orang yang tidak mempunyai
kupanto’oka si’a ne’e nyo’u. “Khawatir
pendirian tetap dan sering membelok
hatiku, maka kukatakan, “jangan pergi”.
dari perjanjian atau jalan semula. Makna
Hal tersebut bermakna bahwa seorang ibu
cinggo raya atau mesinggo raya adalah
melarang kepergian suami atau anaknya
membelok hati atau berbelok- belok
karena khawatir akan terjadi sesuatu hal
hatinya. Ungkapan mesinggo bermakna
yang membahayakan anak atau
tiba-tiba membelok dari jalan semua yang
suaminya.
telah disepakati bersama. Kacinggo-
cinggo rayanya “berbelok-belok
5. madja rayanya
pikirannya”, bertindak sesuka hati, tidak
“jahat, jelek hatinya”
tetap pemikirannya.
Orang yang mempunyai hati jahat atau
hati jelek dalam BP dikatakan madja 8. rado raya
“tenang pikiran”
rayanya jelek dan jahat hatinya. Selain
itu, orang yang sedang marah juga sering
90
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
91
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93
92
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)
93