Anda di halaman 1dari 15

MAKNA UNGKAPAN DALAM KLASIFIKASI ANGGOTA TUBUH, “MATA

DAN HATI” DALAM BAHASA PAMONA DI KABUPATEN POSO, SULAWESI


TENGAH

THE IDIOM MEANING IN THE CLASSIFICATION OF BODY PARTS, “EYES AND


HEART” IN PAMONA LANGUAGE OF POSO DISTRICT, CENTRAL SULAWESI

Tamrin
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sulawesi Tengah
Jalan Untad I, Bumi Roviga, Tondo, Palu
Pos-el: thamrin21@ymail.com
Telp. (0451) 4705498; 421874/ HP. 085240066115

(Makalah diterima tanggal 31 Mei 2022 — Disetujui tanggal 21 Juni 2022)

Abstrak: Etnik Pamona di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan sebuah etnik yang masih
kuat memegang teguh nilai-nilai budaya dalam sebuah ungkapan sebagai penguat jati diri dalam
memegang teguh kearifan lokal setempat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi dan
makna yang terkandung dalam ungkapan tradisional klasifikasi anggota tubuh,”mata dan hati,”
dalam bahasa Pamona di Kabupaten Poso. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap dan kepercayaan individual dan kelompok. Data dalam penelitian ini berupa
ungkapan klasifikasi tubuh bagian “mata dan hati”. Hasil menggambarkan bahwa fungsi ungkapan
pada klasifikasi mata dan hati berfungsi sebagai panduan dan sebagai pemberi motivasi terhadap
dukungan pemberlakuan kearifan lokal. Adapun makna ungkapan klasifikasi mata dan hati dalam
bahasa Pamona adalah bahwa setiap tindakan harus berpegang teguh pada nilai norma dan adat
kebiasaan secara turun temurun, selain itu, juga bermakna menasihati, memotifasi, mengingatkan,
menyadarkan, dan menyemangati. Contoh dalam bahasa Pamona mata ntau “rendah hati’
bermakna apa yang telah dipertimbangkan secara matang itulah keputusannya, rado raya “tenang
pikiran” bermakna tetap pada pendirian dan mempunyai batin yang tenang.

Kata Kunci: ungkapan, mata dan hati, etnik, budaya, Pamona

Abstract: The Pamona ethnic group in Poso Regency, Central Sulawesi is an ethnic group that still
strongly adheres to cultural values in an expression as an identity reinforcement in upholding local
local wisdom. By raising the theme of the meaning of expressions in the classification of the limbs
of the eyes and heart in the Pamona language in Poso Regency, Central Sulawesi, this study aims
to describe the functions and meanings contained in the traditional expression for the classification
of the limbs "eyes and heart" in the Pamona language in Poso Regency. The method used in this
study is a qualitative research method that involes describing and analyzing the phenomena,
events, social activities, attitudes, and beliefs of individuals and groups. The data in this study is in
the form of body classification expressions such “eyes and heart”. The results showed that the
expression function in the eye and heart classifications serves as a guide and as a motivator to
support the application of local wisdom. The meaning of the expression classification of the eyes
and heart in the Pamona language is that every action must adhere to the norms and customs that
have been passed down from generation to generation. Aside from that it also means to advise,
motivate, remind, awaken, and encourage.

Keywords: expression, eyes and heart, ethnicity, culture, Pamona


JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

PENDAHULUAN tradisional sebagai istilah induk yang di


Bahasa merupakan salah satu dalamnya termasuk peribahasa.
media yang digunakan untuk Sebaliknya, Mahayana dkk. (1997: xv)
menyampaikan pesan yang diwariskan memisahkan peribahasa dari ungkapan.
secara turun temurun oleh pengguna Menurut mereka, suatu konstruksi disebut
bahasa tersebut. Adapun cara pewarisan ungkapan apabila sedikitnya memenuhi
bahasa tersebut yaitu secara lisan dan syarat-syarat berikut ini.
tulisan. Pada umumnya, yang paling 1. Ungkapan terdiri atas dua kata atau
banyak dijumpai di dalam masyarakat lebih yang membentuk satu makna.
adalah penggunaan bahasa secara lisan. 2. Ungkapan merupakan satu konstruksi
Adapun cara penyampaian tidak hanya yang maknanya dalam hubungan
melalui komunikasi, tetapi juga dapat semantik.
disampaikan secara tersirat melalui pesan 3. Ungkapan tidak dapat disisipi atau
berupa ungkapan. disela oleh unsur-unsur lain.
Mengungkapkan sebuah 4. Makna ungkapan tidak dapat
ungkapan yang merupakan pesan yang ditelusuri berdasarkan makna
ditujukan kepada orang lain, selain anggota-anggota yang membentuknya
berkembang di Indonesia, juga sangat atau makna yang ditelusuri hanya dari
berkembang dalam bahasa daerah dan satu anggota yang menjadi bagian
bahkan merupakan sebuah kebudayaan inti dari ungkapan yang bersangkutan.
yang dipelihara oleh pemakainya. Pada 5. Ungkapan dapat berupa frasa, klausa,
dasarnya, makna sebuah ungkapan atau kalimat dan maknanya bukan
merupakan sebuah budaya yang dalam hubungan sintaksis.
mempunyai beberapa nilai yang dapat 6. Ungkapan dapat pula berupa idiom.
diwariskan dan ditafsirkan kepada Harimurti dan Kridalaksana pun memiliki
generasi sejalan dengan proses perubahan pendapat yang sama dengan Mahayana.
sosial kemasyarakatan. Praktik Demikian juga penggunaan
penggunaan nilai-nilai budaya merupakan ungkapan dalam bahasa Pamona di
perwujudan serta pengesahan masyarakat Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah,
terhadap budayanya. (selanjutnya disingkat BP) sarat dengan
Hal tersebut sejalan dengan apa makna nilai budaya dan nilai moral.
yang diungkapkan Dananjaya (1984) Ungkapan tradisional dalam BP di
yang mengungkapkan bahwa ungkapan Kabupaten Poso salah satu jenis folklore

80
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

yang mengandung nilai estetika. Adapun bisa mengetahui apakah seseorang sedang
bagian estetika tergambar pada bentuk sedih atau bahagia hanya dengan menatap
yang mengiringinya atau yang matanya. Mata juga dapat mengungkapkan
membangunnya. apakah senyuman itu asli atau palsu. Hal

Ada beberapa unsur yang itu sejalan dengan peribahasa atau

mengiringi ungkapan tradisional dalam ungkapan yang diungkapkan oleh Audry

BP di antaranya diksi, tema, dan amanat. Hepbrn (dalam Yulianto: 2021) yang
mengatakan bahwa "Kecantikan seorang
Ungkapan tradisional dalam BP tak
wanita harus dilihat dari matanya karena
terlepas dari fungsinya yang saat ini
di sanalah pintu hatinya, tempat di mana
masih didukung oleh masyarakat
cinta berada."
pendukungnya. Ada hal yang menarik
Berdasarkan hal tersebut, bentuk
dalam ungkapan BP yaitu banyak
dan fungsi ungkapan tradisional dalam
menggunakan kosa kata mata dan hati.
masyarakat etnik Pamona ini menjadi
Berdasarkan hasil pengamatan
fokus penelitian. Seperti yang
dan wawancara penulis terhadap
diungkapkan sebelumnya bahwa bentuk
beberapa orang etnik Pamona,
dan fungsi ungkapan yang hidup dan dan
mengatakan bahwa mata adalah pujian
dilestarikan oleh masyarakat etnik
karunia Tuhan yang tak ternilai harganya.
pamona berabad-abad lamanya itu terus
Mata sering kali diidentikkan dengan
bergeser dan bukan mustahil pada
jendela jiwa. Hal itulah sehingga etnik
akhirnya hilang. Hal ini di sebabkan oleh
Pamona banyak mengambil ungkapan
kehadiran norma-norma dan nilai-nilai
yang berhubungan dengan kosa kata
baru sebagai akibat dari kemajuan
mata. Mata tidak dapat dibohongi, mata
teknologi komonikasi canggih dan
menunjukkan kebenaran, tidak peduli
pewarisan ungkapan dari generasi lama
ekspresi wajah apa yang Anda pasang,
ke generasi baru yang dilakukan secara
seperti bahasa tubuh, mata mengatakan
lisan.
lebih dari sekadar kata-kata biasa. Mata
Berdasarkan hal tersebut, penulis
mampu memberikan sinyal tentang
tertarik untuk mengkaji Makna
keadaan emosional seseorang. Saat
bertemu seseorang untuk pertama kalinya, Ungkapan Klasifikasi Anggota “Tubuh

cara terbaik untuk mengenalnya adalah Mata dan Hati” dalam Bahasa Pamona.

dengan menatap matanya dan mengamati Adapun alasan penulis mengkaji makna
perasaan apa yang mereka sampaikan. Kita tersebut karena masyarakat etnik Pamona

81
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

masih kuat memegang teguh nilai-nilai Bima yang digunakan oleh etnik Bima.
budaya dalam sebuah ungkapan dan juga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
agar ungkapan-ungkapan seperti itu dapat ungkapan dalam bahasa Bima berfungsi
dijadikan sebagai penguat jati diri dalam memotifasi, memberikan dukungan,
memegang teguh kearifan lokal sebagai pengingat kearifan lokal,
setempat. pendukung kearifan lokal, dan sebagai
Sekaitan dengan hal tersebut, penyemangat.
permasalahan yang akan dijawab dalam Selanjutnya, (Rustam, 2016)
penelitian ini adalah fungsi dan makna meneliti tentang “Peranan Ungkapan
apa saja yang terkandung dalam Tradisional dalam Membangun Tatanan
ungkapan tradisional klasifikasi anggota Sosial dan Sistem Komunikasi
tubuh, “mata dan hati,” dalam bahasa Masyarakat Melayu Jambi”. Dalam
Pamona di Kabupaten Poso? tulisan tersebut mengkaji masalah sistem
Berdasarkan masalah tersebut, tulisan ini komunikasi tutur verbal dalam bahasa
bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi Melayu Jambi melalui ungkapan
dan makna yang terkandung dalam tradisional yang menggambarkan
ungkapan tradisional klasifikasi anggota prinsip-prinsip pragmatis. Hasil
tubuh, “mata dan hati,” dalam bahasa penelitian menunjukkan bahwa ungkapan
Pamona di Kabupaten Poso. tradisional dalam bahasa Melayu Jambi
Beberapa kajian tentang fungsi mampu membangun tatanan sosial yang
dan makna yang terkandung dalam luhur dan bermartabat tinggi dalam
ungkapan tradisional telah dilakukan. masyarakat Melayu Jambi.
Tulisan Nurmiawati dan Fahidah ditulis Melalui kemampanan konsep
pada tahun 2018 dengan judul “Makna dalam ungkapan tersebut yaitu filosofi
Ungkapan Tradisional dalam Bahasa adat, tujuan adat, dasar hukum adat,
Bima”. Tulisan tersebut membahas kedudukan lembaga adat, fungsi lembaga
masalah sebuah ungkapan yang adat, dan kewajiban lembaga adat
digunakan oleh etnik Bima di Nusa mencerminkan bahwa ungkapan-
Tenggara Barat. Fahidah membahas ungkapan tradisional Melayu Jambi
makna dan fungsi penggunaan ungkapan dapat diimplementasikan secara konkret
dalam bahasa Bima. Selain itu, juga dalam aspek sosial budaya oleh
dibahas masalah kebertahanan penuturnya.
penggunaan ungkapan dalam bahasa

82
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

Sekaitan dengan hal tersebut, pemakaian ungkapan pada umumnya


sepengetahuan penulis, belum pernah ada digunakan untuk menyindir, menasihati,
yang mengkaji atau meneliti tentang menegaskan, dan memperingtakan.
makna ungkapan dalam klasifikasi Hal tersebut dapat juga dikatakan
anggota tubuh mata dan hati. Oleh karena bahwa ungkapan tradisional adalah
itu, penulis akan mengkaji makna semua yang diungkapkan berupa wujud
ungkapan dalam klasifikasi anggota gabungan kata yang maknanya tidak
tubuh mata dan hati dalam bahasa sama dengan pengaduan makna oleh
Pamona di Kabupaten Poso, Sulawesi setiap kata dalam pembentukan
Tengah. ungkapan tersebut. Hal ini senada yang
diungkapkan oleh Fatimah, 1997 dalam
KAJIAN LITERATUR (Nurmiawati, 2018: 125) bahwa
Pemakaian sebuah ungkapan ungkapan merupakan sebuah susunan
bahasa Pamona oleh Masyarakat Poso banyak kata yang mempunyai arti satu.
dapat diyakini memiliki berbagai sebuah Menurutnya, sebuah ungkapan tidak bisa
nilai yang menyeluruh dan dapat dimaknai secara aksara tetapi mempunyai
digolongkan ke dalam nilai budaya arti khusus yang dapat disamakan dengan
nasional yang bersifat local genius. idiom.
Sejalan dengan hal tersebut, Suseno, Selanjutnya, M. Ali K, (1996:5)
(1992) mengatakan bahwa nilai budaya mengatakan bahwa idiom adalah
lokal yang tidak dapat mencerminkan kebiasaan khusus dalam bahasa yang
nilai kemanusiaan akan kehilangan berupa gabungan kata dan maknanya
harkatnya sebagai martabat manusia. Hal tidak dapat dijabarkan dari makna unsur
tersebut bermakna bahwa apabila sebuah gabungan. Sedangkan tradisional adalah
etnik kehilangan budayanya, maka etnik sikap dan cara berpikir dan bertindak
tersebut akan kehilangan pula jati dirinya. oleh etnik yang bersangkutan yang
Ungkapan yang dimaksud adalah berpegang teguh pada norma dan adat
ungkapan yang meliputi keseluruhan kebiasaan secara turun temurun.
ungkapan yang muncul dalam berbagai Lebih lanjut, Kridalaksana, 1993
bentuk dan ragam bahasa Pamona yang dalam (Rambitan dan Mandolang,
menggambarkan perilaku perseorangan 2014:75) mengatakan bahwa ungkapan
dan cara hidup dalam masyarakat dan peribahasa adalah sebuah kalimat
Pamona di Kabupaten Poso. Adapun atau sebuah penggalan kalimat yang

83
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

telah membeku berubah bentuk, makna, klasifikasi anggota tubuh “mata dan hati”
dan fungsinya dalam masyarakat yang dalam bahasa Pamona digunakan metode
telah turun-temurun yang digunakan deskriptif yang mengutamakan
untuk memberi nasihat dan pedoman pemaparan informasi data kebahasaan
hidup. Sejalan dengan hal tersebut yang berupa ungkapan tradisional dalam
Danandjadja dalam (Fadhillah, 2020:32) bentuk tuturan verbal bahasa Pamona di
mengungkapkan bahwa ungkapan adalah Kabupaten Poso.
kumpulan beberapa kata yang Data dalam penelitian ini berupa
mempunyai makna tidak sama dengan ungkapan klasifikasi tubuh “mata dan
makna anggota-anggotanya. Selain itu, hati”. Ungkapan tersebut dideskripsikan
sebuah ungkapan dapat juga dimaknai secara objektif dan empiris tanpa
sebagai kalimat yang panjang sehingga melibatkan unsur subjektif peneliti.
ungkapan dapat bermakna suatu maksud Selanjutnya, hasil analisis dideskripsikan
tertentu dengan ragam bahasa kias yang berdasarkan fenomena tindak tutur
mempunyai nilai-nilai yang terkandung verbal berupa ungkapan yang dialami
dalam masyarakat yang dapat diwariskan atau dilakukan oleh penuturnya. Sumber
secara turun-temurun. Berdasarkan hal data berasal dari informan daerah di
tersebut teori yang digunakan dalam wilayah penutur BP di Kabupaten Poso.
penelitian adalah Kridalaksana, (1993) Data tambahan berupa data tulis
dan Danandjadja (1991). diperoleh dari beberapa penelitian
terdahulu dan buku-buku lainnya yang
METODE berhubungan dengan ungkapan dalam
Metode yang digunakan dalam bahasa Pamona.
penelitian ini adalah metode penelitian Lebih lanjut, unutk memperoleh
kualitatif. Penelitian kualitatif data lisan digunakan teknik simak cakap
(qualitative research) adalah penelitian yaitu menyimak tuturan informan melalui
yang digunakan untuk mendeskripsikan media perekam sambil mengajukan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, pertanyaan yang berhubungan dengan
aktivitas sosial, sikap kepercayaan, hal-hal ungkapan tradisional klasifikasi
persepsi, pemikiran orang secara anggota tubuh mata dan hati, lihat
individual maupun kelompok (Moleong, Sudaryanto (1993: 48). Adapun data
2007: 7). Berdasarkan hal tersebut, dalam tertulis diperoleh melalui teknik catat dan
mengkaji data makna ungkapan dalam unutk menguji keabsahan data digunakan

84
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

teknik trianggulasi yaitu berupa teknik amat disayangi, baik anak, orang tua,
pemeriksaan data yang dimanfaatkan hal kakek dan nenek atau seseorang yang
lain di laur data sebagai perbandingan sangat disayangi. Ungkapan tersebut
data (Moelung, 2001: 197). diungkapan oleh etnik Pamona terhadap
orang kesayangan atau orang sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN disayang.
A. Bentuk dan Makna Ungkapan
dalam Klasifikasi Tubuh “Mata”
2. mata mpenai
dalam Bahasa Pamona
‘mata pedang’

Mata merupakan karunia Tuhan yang tak


Seperti halnya dalam ungkapan bahasa
ternilai harganya. Wajarlah apabila sering
Indonesia, dalam BP pun kata pedang
dikatakan bahwa mata adalah jendela
banyak mengandung makna perlwawanan
hati. Hal tersebut karena mata selalu
atau peperangan atau yang menyakitkan.
menunjukkan kebenaran. Walaupun
Ungkapan dalam BP, mata mpenai
ekspresi wajah selalu menutupi sebuah
‘mata pedang’ bermakna bagian tajam
kebenaran, tetapi ekspresi mata tidak bisa
pada pedang atau juga bisa bermakna
berbohong. Serupa dengan bahasa tubuh,
peperangan. Ungkapan tepu’umo mata
mata juga bisa mengatakan lebih dari
mpenei ‘pecah sudah perang’ (perang
sekadar kata-kata. Mata mampu
sedang berlangsung) adalah makna
mengungkapkan senyuman seseorang
dibalik dari tajamnya pedang. Selain itu
apakah asli atau palsu. Berdasarkan hal
juga bermakna peperangan berlangsung
tersebut, banyak ungkapan yang
amat dasyat dengan pertumpahan darah
berhubungan dengan anggota tubuh mata.
yang sangat banyak Selanjutnya, masih
Demikina juga dalam ungkapan bahasa
berhubungan dengan kata pedang,
Pamona, banyak terdapat ungkapan
ungkapan yang berbunyi wasae kojo
tradisional yang berhubungan dengan
mata mpenainya secara harfiah berarti
kata “mata” seperti berikut ini.
‘basah benar mata pedangnya’, hal ini
1. ogu mata
bermakna “peperangan telah berlangsung
‘biji mata’
lama atau biasa diungkapkan dengan
Biji mata merupakan alat vital manusia ungkapan bare’e oti-oti mata mpenai
yang paling berharga karena mata yang bermakna ‘pedang selalu dalam
merupakan jendela hati. Makna dari keadaan basah dengan darah, perang
ungkapan tersebut adalah orang yang

85
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

belum berhenti dan masih terus orang’ artinya apabila telah sesuai
berlangsung. dengan pendiriannya maka apapun kata
Ungkapan dalam BP Rapamo orang mereka tidak memedulikannya.
mata mpenai ‘Diam sudah mata pedang’ Pendaptanyalah yang dianggap paling
(Mata pedang telah berdiam) bermakna benar.
telah diam mata pedang, pedang tidak
5. da kuto’omo ri matamu
lagi bergerak memotong ke sana ke mari.
‘akan kukatakan di matamu’
Makna konotasinya telah terjadi gencatan
senjata, telah tercapai perdamaian, perang Dalam BP, ungkapan ini bermakna
telah usai. kejujuran, akan mengatakan yang
susungguhnya. Apabila ungkapan ini
3. mata mpelawa telah dikatakan oleh seseorang, maka
‘mata jarak jauh’
apapun yang dikatakan, itulah yang
sebenarnya. Hal itu bermakna bahwa
Dalam BP, ungkapan ini bermakna
apabila mata yang sudah berbicara maka
bahwa ada seseorang yang mampu
kepalsuan dan kebohongan telah sirna.
menerawang suatu kejadian yang belum
Merupakan sebuah kesakralan buat etnik
terjadi, artinya orang tersebut mampu
Pamona apabila ungkapan ini telah
memprediksi suatu kejadian yang belum
diucapkan maka yakinlah apa yang
terjadi. Hal ini bisa juga diumpamakan
dikatakan itu benar dan jauh dari unsur
sebagai mata rusa yaitu mata yang
kebohongan atau kepalsuan.
dimiliki oleh seekor rusa yang matanya
tajam mampu melihat dari jarak jauh.
6. mata mesoyo
‘mata masuk’
4. mata ntau
‘mata orang’
Etnik Pamona sering mengatakan, Ana
Dalam BP ungkapan mata ntau ‘mata matanya mesoyo ri ara tutunya, artinya
orang’ bermakna anggapan atau pendapat ‘Anak matanya masuk di bawah
orang lain. Etnik pamona bahwa apa yang tutupnya’. Makna dari ungkapan itu
telah dipertimbangkan secara matang yaitu biji mata anak itu bersembunyi di
itulah keputusannya. Ungkapan tersebut balik kelopak matanya. Sebenarnya
biasanya ditambahkan dengan kata ungkapan ini bermakna bahwa anak
Bare’e natubu mata ntau ‘Tidak tersebut telah meninggal dunia. Etnik
mengukur mata orang atau pendapat Pamona mempunyai kebiasaan tidak

86
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

menyatakan secara langsung bahwa orang


tersebut telah meninggal dunia, tetapi Dalam BP, etnik Pamona sering
mengganti dengan ungkapan yang memaknai “mata” sebagai gadis. Salah
menurut mereka beretika berdasarkan satu contohnya adalah Mata Laloda.
adat dan budaya etnik Pamona. Mata Laloda bermakna gadis tercantik
dari Desa Laloda. Hal ini biasa juga
7. pekita dayaku, tanoanaku dikatakan Bunga Laloda, gadis tercantik
‘mata pikiranku, mata jiwaku’
dari Desa Laloda. Berdasarkan hasil
wawancara penulis terhadap responden
Ketika etnik Pamona mengungkapkan
mengatakan bahwa kata mata dalam BP
sebuah ungkapan, Benya bara kuincai, je
juga bisa bermakna sebagai gadis cantik,
pekita-kita ndayaku, secara harfiah
bergantung dari konteks yang
berarti ‘Bukan barang kutahu, hanya di
membangunnya.
mata-mata pikiranku’, maknanya “bukan
9. mata manu
pengetahuanku, hanya khayalan hatiku”.
‘mata ayam’
Hal tersebut juga bermakna bahwa mata
hati adalah jendela jiwa, mata tidak Secara harfiah, mata manu berarti mata
berbohong, mata menunjukkan kebenaran ayam. Dalam etnnik Pamona mata manu
tidak terpengaruh oleh ekspresi wajah. ‘mata ayam’ adalah sebutan mata uang
Mata dapat memberi informasi logam kecil yang berukuran sebesar mata
banyak hal tentang keadaan emosi orang ayam. Contoh ini sekaligus menunjukkan
lain. Ketika pertama kali bertemu dengan gabungan antara anggota tubuh manusia
seseorang, cara terbaik untuk dan anggota tubuh binatang.
mengenalnya adalah dengan menatap
matanya dan mencoba mengamati 10. mata sando
‘mata banyak’
perasaan apa yang disampaikan. Kita
dapat mengetahui apakah seseorang sedih
Apabila orang Pamona mengatakan
atau bahagia hanya dengan melihat
sando matanya, ‘banyak matanya’ hal itu
matanya. Mata juga bisa mengungkapkan
berarti perempuan yang bermata
apakah sebuah senyuman itu asli atau
keranjang. Dalam etnik Pamona,seorang
palsu.
perempuan yang selalu melirik dan
memandang laki-laki sering dikatakan,
8. mata Laloda
Ana we’a sando matanya, “Anak
‘mata Laloda’

87
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

perempuan banyak mata, suka melirik Taupadaso ane mewalilimo, ndato’o


dan memandang laki-laki yang bukan mata mpadaso. Pengintai yang dapat
muhrimnya.” Atau dalam bahasa kembali disebut pengintai berhasil (tidak
Indonesia sering dikatakan mata terbunuh).
keranjang. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), tahun 2016 Edisi 13. mata ue
‘mata air’
kelima mata keranjang adalah sifat selalu
merasa berahi apabila melihat lawan
Secara harfiah, makna mata ue adalah
jenisnya. Arti lainnya dari mata keranjang
‘mata air’. Secara gramatikal, dalam BP
adalah sangat suka pada laki-laki bagi
mata ue bermakna orang yang akan
perempuan dan sangat suka perempuan
menyusuri sungai untuk mencari
bagi laki-laki.
hulunya. Maksudnya, seseorang akan
menuntut kembali hak miliknya atas
11. ri matamu
kekayaan keluarga setelah lama
‘di matamu’
meninggalkan kampung halaman.
Bagi etnik Pamona, apabila mata Apabila telah berhasil mendapatkan apa
berbicara maka itulah yang sebenarnya. yang dituntut maka si penuntut tetap
Mata tidak pernah berbohong. Apabila membayar denda seekor kerbau.
etnik Pamona mengatakan, Da kuto’mo ri
matamu, ‘Nanti kukatakan di matamu’, 14. maea mataku
‘malu mataku’
barmakna bahwa aku akan mengatakan
yang sesungguhnya, saya akan
Maea mataku, ‘malu mataku’, biasa
berterusterang, dan mengatakan apa
dikatakan kepada orang yang sangat malu
adanya.
atas perbutan apa yang dilakukan.

12. mata mpadaso


15. mangkoni mata mpae
‘mata pengintai’
‘makan mata padi’

Mata pengintai bermakna orang yang


Etnik pamona pada umumnya bermata
dijadikan sebagai mata-mata dalam
pencaharian sebagai petani. Apabila
sebuah peperangan. Seorang pengintai
dalam pertanian berhasil dengan panen
setelah kembali akan dikatakan mata
yang melimpah biasa dikatakan akan
pengintai atau dalam BP biasa dikatakan
melakukan acara mangkoni mata mpae

88
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

yang bermakna acara makan hasil panen seseorang yang mengecewakan karena
pertama. berbohong, tidak beretika dll. Apabila
seorang anak yang selalu pergi tanpa
B. Bentuk dan Makna Ungkapan pamit atau anak-anak mereka pergi tanpa
dalam Klasifikasi Tubuh “Hati”
arah dan tujuan biasa dikatakan anak
dalam Bahasa Pamona
malengkangi raya “anak yang
Dalam BP, banyak ditemukan menguruskan hati” maknanya anak yang
ungkapan yang berhubungan dengan kosa menyusahkan hati. Sering pula dikatakan
kata hati. Dalam penelitian ini, penulis Melengkengi raya mbe’a ane be
bukan membahas masalah hati dari sisi rapepalakanaka pandote, “Kurus hati
kesehatan fisik tetapi mengamati dan perempuan kalau tidak memberitahukan
menganalisis makna ungkapan dibalik pergi“ hal tersebut bermakna bahwa
kosa kata hati. Berdasarkan pengamatan seorang perempuan tidak senang bila
penulis, banyaknya ungkapan yang orang pergi tanpa pamit.
berasal dari kosa kata hati, dapat
diasumsikan bahwa penutur BP sangat 2. telengko raya
“tergerak hati”
memperhatikan apa yang terjadi pada hati
atau pandai mengungkapkan ihwal hati.
Ungakapan dalam BP ini sering
Berkaitan dengan hal tersebut,
dikatakan kepada orang menyukai atau
apabila dikaitkan dengan budaya
tertarik dengan sesuatu, misalnya tertarik
penutur BP mungkin saja akan muncul
pada sebuah pemandangan, tertarik pada
penanda yang lain yang berkaitan erat
sebuah benda. Lain halnya kalau jatuh
dengan kebudayaan etnik Pamona.
cinta atau kasmaran, jikalau seseorang
Bagaimana pun ungkapan yang
lagi jatuh cinta biasa dikatakan dalam BP
dituturkan dalam BP menunjukkan pula
metaka raya, “melekat hati” maknanya
kebuadayaan pada etnik tersebut. Berikut
jatuh hati atau jatuh cinta.
adalah beberapa ungkapan dalam BP
yang berkaitan dengan kosa kata “hati”.
3. ipu raya
“gelisah hati”
1. malengkangi raya
‘kurus hati’ Berbeda dengan makna ungkapan
metaka raya “ jatuh hati, jatuh cinta”, ipu
Dalam BP, kurus hati dapat diartikan
raya bermakna kebalikan dari ungkapan
sebagai ungkapan kekesalan terhadap

89
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

metaka raya, ipu raya bermakna gelisah dikatakan madja rayanya maknanya
hati. Salah satu contoh ungkapan dalam jahat hatinya atau panas hatinya sehingga
kalimat, Ipu rayaku madonge kama’i menimbulkan kemarahan.
nto ja’a, “Gelisah hatiku mendengar
kedatangan orang jahat”. Kalimat 6. kodi raya
“kecil hati”
tersebut bermakna hati seseorang gelisah
ketika mendengar bahwa orang jahat
Ungkapan ini sering dikatakan kepada
sedang menuju kemari.
orang yang kecewa atau orang yang
4. kaipu ndaya/ raya
marah dan ngambek. Selain itu, orang
“rasa ragu, curiga”
yang merasa dihina atau terhina biasa
Seorang ibu atau istri oleh etnik Pamona dikatakan kepada dirinya kodi rayaku
mempunyai perasaan lebih pekah berkecil hati karena dihina oleh
dibanding dengan seorang ayah atau seseorang.
suami. Seorang ibu yang mempunyai
naluri yang tinggi sering mengatakan 7. cinggo raya
“singgah hati”
kaipu ndayaku/ rayaku, “perasaanku
ragu”. Contoh ungkapan dalam sebuah
Ungkapan dalam BP ini sering dikatakan
kalimat dalam BP, Kaipu ndayaku pai
kepada orang yang tidak mempunyai
kupanto’oka si’a ne’e nyo’u. “Khawatir
pendirian tetap dan sering membelok
hatiku, maka kukatakan, “jangan pergi”.
dari perjanjian atau jalan semula. Makna
Hal tersebut bermakna bahwa seorang ibu
cinggo raya atau mesinggo raya adalah
melarang kepergian suami atau anaknya
membelok hati atau berbelok- belok
karena khawatir akan terjadi sesuatu hal
hatinya. Ungkapan mesinggo bermakna
yang membahayakan anak atau
tiba-tiba membelok dari jalan semua yang
suaminya.
telah disepakati bersama. Kacinggo-
cinggo rayanya “berbelok-belok
5. madja rayanya
pikirannya”, bertindak sesuka hati, tidak
“jahat, jelek hatinya”
tetap pemikirannya.
Orang yang mempunyai hati jahat atau
hati jelek dalam BP dikatakan madja 8. rado raya
“tenang pikiran”
rayanya jelek dan jahat hatinya. Selain
itu, orang yang sedang marah juga sering

90
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

Ungkapan ini kebalikan dari ungkapan ungkapan dalam kalimat Ne’e


cinggo raya “hati yang membelok”. nupakapeni rayamu, pedongeka patujuku,
Rado raya bermakna orang yang “jangan dikeraskan hatimu, dengarkanlah
mempunyai hati tenang, tetap pada nasihatku”.
pendirian, mempunyai batin yang tenang,
dan berkepala dingin. 11. lauka raya
“rendah hati’
9. mawo rayanya
“ingin sekali hatinya”
Ungkapan ini dikatakan kepada orang
Ungkapan ini dikatakan kepada orang yang bersahaja, rendah hati, dan tidak
yang hatinya berapi-api dan sombong. Pada umumnya etnik Pamona
berkeinginan yang yang meluap-luap. menginginkan anak-anaknya dan
Seseorang yang sedang dilanda kerinduan komunitasnya untuk berhati rendah dan
sering dikatakan mawo rayanya bersahaja.
melimpah keinginan hatinya ingin
berjumpa atau rindu yang tak terbendung. 12. lia raya
“bingung/ linglung hati”
Demikian juga dengan keinginan
terhadap sesuatu hal, misalnya ingin
Ungkapan ini dikatakan kepada orang
sekali mendengar suaran seseorang untuk
yang sedang linglung, bimbang, dan ragu.
menyanyi sering dikatakan, Mawo rayaku
Selain itu, ungkapan ini juga biasa
da madonge pongayunya, “Saya ingin
dikatakan kepada orang yang kehilangan
sekali mendengar dia bernyanyi”. Selain
akal. Contoh ungkapan dalam kalimat,
itu, mawo rayaku bisa juga bermakna
Lia raya, ewa lingu mompepalaika
sedih perasaan yang mendalam. Mawo
yununya, “Bingung seperti kehilangan
rayaku da malai, “Saya sedih akan
akal, sering ingin melatrikan diri dari
berpisah”. Kata mawo dapat digunakan
keramaian”.
dalam dua situasi suasana hati yang
berbeda.
13. kapuru raya
10. mapeni raya “perasaan kasihan”
“keras hati”
Ungkapan ini biasa diucapkan oleh orang
Ungkapan dalam BP ini sering dikatakan
yang sedang melihat orang yang sedang
kepada orang yang keras hati, keras
kena musibah atau masalah. Ungkapan
kepala, dan teguh pada pendirian. Contoh
ini diucapkan karena merasa ibah

91
JURNAL BÉBASAN, Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022: 79—93

terhadap orang terkena musibah. Mapuru, merupakan sebuah perumpamaan yang


“mangasihani”, kapuru raya, adalah mempunyai arti sebuah perasaan di dalam
perasaan kasihan, seruan yang diucapkan hati yang tulus.
sewaktu melihat atau mendengar sesuatu Mata hati dapat menjadi sebuah arti
yang menimbulkan perasaan kasihan yang menunjukkan bahwa seseorang
atau sedih. memiliki sinyal yang menyatakan bahwa
mata mata dan hati tidak pernah salah.
14. matala ri rayaku Hal ini menunjukkan bahwa mata hati
“tenggelam di pikiranku”
juga bisa menunjukkan sebuah ketulusan.
Makna ungkapan klasifikasi mata dan
Ungkapan ini merupakan ungkapan
hati dalam bahasa Pamona adalah bahwa
dalam BP yang bermakna lupa.
setiap tindakan harus berpegang teguh
Ungkapan ini biasa dikatakan kepada
pada norma dan adat kebiasaan secara
orang yang banyak pikiran dan tidak
turun temurun, selain itu juga bermakna
keruan seakan pikirannya tenggelam
menasihati, memotifasi, mengingatkan,
dalam khayalan.
menyadarkan, dan menyemangati.

15. mawongko raya


“mengangkat hati” DAFTAR PUSTAKA
Danandjaya, James. (1984). Folklor
Ungkapan ini dikatakan kepada Indonesia: Ilmu gosip, dongeng,
dan lain-lain. Jakarta: Grafittipers
orang yang bersuka cita, beregembira,
dan bersyukur. _________________. (1991). Folklor
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama
Grafi. Jakarta: Pustaka Grafiti.
PENUTUP
Fadhillah, Arif Muhammad. (2020).
Berdasarkan hasil dan
Analysis Makna dan Fungsi
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ungkapan Bahasa Aceh di
Kecamatan Tanah Jambo Aye,
bentuk dan makna ungkapan dalam
Aceh Utara. Jurnal Samudra
klasifikasi tubuh “mata dan hati” dalam Bahasa Vol. 4 Nomor 1 2020.
bahasa Pamona di Kabupaten Poso,
Hanif Sri Yulianto (2021) “Kata-Kata
Sualwesi Tengah yaitu berbentuk Mutiara tentang Mata, Sang Jendela
Jiwa” Bola.com diunduh pada
ungkapan yang terdiri atas ungkapan dua
tanggal 16 Februari 2022.
kata dan ungkapan terdiri atas lebih dari
dua kata. Bagi etnik Pamona, mata hati

92
Makna Ungkapan dalam Klasifikasi Anggota Tubuh (Tamrin)

K., Ali M. (1996). Kamus Sejuta


Ungkapan Peribahasa Indonesia,
PT. Indah:Surabaya.
Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus
Linguistik . Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Mahayana, Maman S. dkk. (1997).


Kamus Ungkapan Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Nurmiawati dan Fahidah. (2018). Makna


Ungkapan Tradisional dala
Masyarakat Bima: Jurnal Ilmiah
Telaah Vol. 3 No. 2 Juli 2018.

Rambitan dan Mandolang. (2014).


Ungkapan dan Peribahasa Bahasa
Mongondow: Jurnal LPPM Bidang
EkoSosBudkum Vol. 1 Nomor 2
Tahun 2014.

Rustam. (2016). Peranan Ungkapan


Tradisionald dalam Membangun
Tatanan Sosial dan Sistem
Komunikasi Masyarakat Melayu
Jambi. Jurnal Ilmiah Pena Vol. 6
No. 1 Juli 2016.

Sudaryanto, (1993). Metode Linguistik:


ke Arah Memahami Metode
Linguistik. Yogyakarta: Gajah
Mada University.

Suseno, Magnis Franz. (1992). Filsafat


sebagai Ilmu Kritis. PT Kanisius:
Yogyakarta.

93

Anda mungkin juga menyukai