Anda di halaman 1dari 15

NILAI AKHLAK BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Sunhu Rasik
Prodi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana IAIN Bengkulu
Email: sunhu_rasik@gmail.com

Abstract: The issues raised in this study were 1) How is the form of pepatah petitih Besemah‟s societies in Pagaralam, 2) How is
values of attitude of education that meant in pepatah-petitih Besemah societies in Pagaralam. The purpose of this study was to know
values of attitude of education that meant ini pepatah-petitih Besemah‟s societies in Pagaralam. This study is qualitative research by
using method and for descriftive. Colleting for the data in this sudy was interview and document study. The result of study showed
that: (1) Pepatah petitih Besemah Society can be classified into three types. Those are pepatah petitih in form of prohibition,
expression or idiom and life principle. (2) The moral eduaciton values that contained in “pepatah petitih” Besemah society were
moral of self. and moral of fellow human being. The moral education value of self covered value of obedience, value of hard
working, value of responsibility, value of habituation and discipline, value of keeping promises, humble, patient, and honest. The
moral education values of human beings were the value of tolerance, the value of affection toward others, the value of justice, the
value of sacrifice, and social care.
Keywords: Value, Attitude, Local Wisdom

Abstrak: Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana bentuk-bentuk Pepatah-petitih masyarakat Besemah
Pagaralam. 2) Bagaimana nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Pepatah petitih masyarakat Besemah Pagaralam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk pepatah petitih masyarakat Besemah Pagaralam serta mengetahui
nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam pepatah petitih masyarakat Besemah Pagaralam. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode diskriftif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara dan studi dokumenter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pepatah petitih masyarakat Besemah dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu pepatah petitih berbentuk larangan, pepatah petitih berbentuk ungkapan (Perumpaan), dan
pepatah petitih berbentuk prinsip hidup. 2) Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam pepatah petitih masyarakat Besemah
meliputi akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama manusia Nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap diri sendiri
meliputi nilai ketaatan, nilai kerja keras, nilai tanggung jawab, nilai pembiasaan dan disiplin, nilai menepati janji, rendah hati, sabar,
dan jujur. Nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap sesama manusia adalah nilai toleransi, nilai kasih sayang terhadap orang lain, nilai
keadilan, nilai rela berkoban, nilai peduli social.

Kata kunci: Nilai, Akhlak, Kearifan Lokal

Pendahuluan lokal itu sendiri. Guru yang kurang memahami


Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat makna kearifan lokal, cenderung kurang sensitif
digunakan sebagai media untuk melestarikan terhadap kemajemukan budaya setempat. Hambatan
potensi masing-masing daerah. Kearifan lokal lain yang biasanya muncul adalah guru yang
harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi mengalami lack of skill. Akibatnya, mereka kurang
daerah merupakan potensi sumber daya spesifik mampu menciptakan pembelajaran yang
yang dimiliki suatu daerah tertentu. Para siswa menghargai keragaman budaya daerah.
yang datang ke sekolah tidak bisa diibaratkan Salah satu budaya yang memiliki kearifan lokal
sebagai sebuah gelas kosong, yang bisa diisi yang dapat digunakan untuk membentuk akhlak
dengan mudah. Siswa tidak seperti plastisin yang peserta didik adalah pepatah petitihyang berasal
bisa dibentuk sesuai keinginan guru. Mereka sudah dari masyarakat Besemah Sumatera Selatan.
membawa nilai-nilai budaya yang dibawa dari Penggalian dari nilai-nilai yang terdapat dalam
lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Guru pepatah petitihBesemah tentu saja untuk ditujukan
yang bijaksana harus dapat menyelipkan nila-nilai kepada peserta didik yang berdomisili dan me-
kearifan lokal mereka dalam proses pembelajaran. nikmati pendidikan di daerah Besemah. Hal
Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu akan tersebut karena pada prinsipnya pendidikan akhlak
berhasil apabila guru memahami wawasan kearifan tetap harus memerhatikan konteks dan lingkungan

al-Bahtsu: Vol. 2, No. 1, Juni 2017


155
Sunhu Rasik

peserta didik. Jadi, tidak ada pemaksaan bahwa satu Landasan Teori
nilai ini dapat digunakan di seluruh daerah di 1. Sistem Nilai Budaya.
Indonesia. Sistem adalah perangkat unsur yg secara teratur
Pepatah petitih merupakan bagian ungkapan saling berkaitan sehingga membentuk suatu
tradisional dalam masyarakat yang sering diguna- totalitas.2 Sistem merupakan istilah dari bahasa
kan dalam kehidupan sehari-hari yang berfungsi yunani “system” yang artinya adalah himpunan
sebagai sarana nasehat dan mendidik serta sebagai bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
pedoman hidup. Hal ini merupakan tradisi teratur untuk mencapai tujuan bersama3. Pengertian
masyarakat setempat dalam bentuk tradisi lisan sistem menurut sejumlah para ahli:
maupun tulisan. Tradisi lisan merupakan tradisi L. James Havery.
rakyat Indonesia yang masih original dan belum Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan
terkontaminasi budaya modern. tradisi lisan rasional untuk merancang suatu rangkaian
merupa-kan cikal bakal berkembangnya kegiatan komponen yang berhubungan satu dengan yang
bersastra di Indonesia. Berkaitan dengan hal ini lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai
Amir menegaskan bahwa sastra lisan penting di suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
kaji karena sastra ada dan terus hidup di tujuan yang telah ditentukan4
masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun di John Mc Manama
Negara-negara lain1 Menurutnya sistem adalah sebuah struktur
Dengan melihat konsep awal ini, dan melihat konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi
berbagai problema diatas, penulis berpendapat yang saling berhubungan yang bekerja sebagai
bahwa pengembangan pendidikan akhlak berbasis suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu
keraripan lokal mutlak diperlukan sebagai upaya hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.5
untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, C.W. Churchman
untuk mendapat informasi yang akurat mengenai Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-
nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kearipan lokal, bagian yang dikoordinasikan untuk melaksana-
penulis berusaha mengkaji Nilai Akhlak berbasis kan seperangkat tujuan.6
Kearifan Lokal (Studi terhadap Nilai-nilai
Semntara Nilai-nilai budaya merupakan nilai-
Pendidikan Akhlak dalam Pepatah petitih
nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
Masyarakat Besemah Pagaralam)
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan
masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
Rumusan Masalah
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan
Bagaimana bentuk-bentuk Pepatah petitih karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan
Besemah Pagaralam? lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas
Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai
terkandung dalam Pepatah-petitih masyarakat budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan,
Besemah? moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai
acuan pokok moto suatu lingkungan atau
Tujuan Penelitan organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-
Bentuk-bentuk pepatah petitih Besemah nilai budaya ini yaitu:
Pagaralam
Nilai nilai pendidikan akhlak yang terkandung KBBI Online ini dikembangkan oleh Ebta Setiawan © 2012-2015
versi 1.4 Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan
dalam pepatah petitih masyarakat Besemah dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)
Pagaralam Rizki Akbar, 2011, Pengertian dan konsep nilai dalam Islam,
http://www. Majalah pendidikan.com, diakses 26 april 2015
Hedi Sasrawan, Pengertian sistem menurut para ahli, 2014,
http://hedisasrawan. blogspot.com, diakses tanggal 26 April 2015
Hedi Sasrawan, Pengertian sistem menurut para ahli, 2014,
http://hedisasrawan. blogspot.com, diakses tanggal 26 April 2015
Amir, Adriyetti, sastra lisan Nusantara, (Yogyakarta, CV. And Hedi Sasrawan, Pengertian sistem menurut para ahli, 2014,
Offset, 2013) h. 19 http://hedisasrawan. blogspot.com, diakses tanggal 26 April 2015
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang ikhlas, jujur dan suci. dengan kata lain pendidikan
kelihatan kasat mata (jelas). Sikap, tindak laku, gerak akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang
gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut memiliki keutamaan (al-fadhilah). berdasarkan
Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang tujuan ini, maka setiap saat, keadaan pelajaran,
mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam aktifitas merupakan sarana pendidikan akhlak di
bertindak dan berperilaku (tidak terlihat). atas segala-galanya.7
Jadi, sistem nilai budaya, adalah pandangan Tujuan pendidikan akhlak jika diamati lebih
hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan lanjut sebenarnya ialah ingin mengembagkan
tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak potensi akhlak itu sendiri melalui pendidikan
dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai- sekolah, keluarga, dan msyarakat. Potensi yang
nilai budaya itu merupakan konsep-konsep akan dikembangkan adalah potensi yang baik.
mngenai apa yang hidup dalam alam pikiran Adapun tujuan pendidikan akhlak secara spesifik
sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat telah dirumuskan oleh para ahli Pendidikan Agama
mengenai apa yang mereka anggap bernilai, Islam diantaranya sebagi berikut:
berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat Menurut Moh Atiyah Al-Abrasyi mengatakan
berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi bahwa “tujuan pendidikan akhlak adalah mem-
arah dan orientasi kepada kehidupan- para warga bentuk manusia bermoral baik, sopan dalam
masyarakat itu sendiri. perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah
Nilai-nilai budaya ini bersifat umum, luas dan laku,berperangai, bersifat sederhana, sopan,
tak konkret maka nilai-nilai budaya dalam suatu ikhlas, jujur dan suci.
kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai Menurut Al-Ghazali tujuan pendidikan akhlak
budaya yang lain dalam waktu yang singkat. Dalam adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi
masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu nikmat, sesorang yang dermawan akan
dan yang lain berkaitan satu sama lain sehingga merasakan lezat dan lega ketika memberikan
merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai hartanya dan ini berbeda dengan orang yang
suatu pedoman dari konsep-konsep ideal dalam memberikan hartanya karena terpaksa.
kebudayaan memberi pendorong yang kuat Seseorang yang merendahkan hati, ia merasa-
terhadap arah kehidupan masyarakat. kan lezatnya tawadhu.8
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
2. Tujuan Pendidikan Akhlak tujuan pendidikan akhlak dalah agar manusia
Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang mempunyai budi pekerti yang luhur dan mulia, taat
ataupun sekelompok orang sudah barang tentu kepada Allah, penciptaannya dan berbuat baik
mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai, kepada sesama manusia dan makhluk lainnya sesuai
termasuk juga dalam kegiatan pendidikan, yaitu dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
pendidikan akhlak. Tujuan merupakan landasan
berpijak, sebagai sumber arah suatu kegiatan, 3. Fungsi kearifan lokal
sehingga dapat mencapai suatu hasil yang optimal. Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan John
Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat Haba sebagaimana dikutip Irwan Abdullah dkk,
dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan setidaknya terdapat 6 (enam) signifikansi serta
yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang fungsi kearifan lokal.9 Pertama, sebagai penanda
mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali identitas sebuah komunitas yang membedakannya
apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan dengan komunitas lain. Kedua, menjadi elemen
akhlaknya secara baik. perekat lintas warga, lintas agama dan kepercayaan.
Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia
untuk membentuk manusia yang bermoral baik, 2006), cet. V h.90
keras kemauan, sopan dalam berbicara dan Bambang Trim, Menginstal Akhlak Anak, (Jakarta: PT Grafindo
Media Pratama, 2008), h.6
perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, Irwan Abdullah, dkk., Agama dan Kearifan Lokal dalam
bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, Tantangan Global, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008, h. 7-8.
Sunhu Rasik

Kearifan lokal dianggap mampu mempersatukan yang hebat padahal yang hebat itu adalah orang
perbedaan yang ada di masyarakat.Ketiga, kearifan lain.
lokal tidak bersifat memaksa, tetapi ada dan hidup Kelintuk ulagh ijang (Terkulai ular hijau)
bersama masyarakat. Kesadaran diri dan ketulusan
Pepatah petitih ini digunakan untuk meng-
menjadi kunci dalam menerima dan mengikuti
gambarkan orang yang seolah-olah pendiam
kearifan lokal. Keempat, kearifan lokal
tidak banyak cakap, tidak suka mengganggu
memberikan warna kebersamaan dalam komunitas.
orang lain padahal sesungguhnya adalah penipu.
Tentu saja kebersamaan yang harmonis atas dasar
Orang yang digambarkan dalam perumpamaan
kesadaran diri. Kelima, kearifan lokal mampu
ini adalah orang yang munafik. sebagai manusia
mengubah pola piker dan hubungan timbal-balik
hendaknya kita jangan me- miliki sifat munafik
individu dan kelompok. Proses interaksi dalam
yang bila berkata penuh kebohongan, bila
komunitas telah berpengaruh terhadap pola perilaku
berjanji diingkari, bila dipercaya dihianati.
individunya. Keenam,kearifan lokal dapat berfungsi
Selain itu, dapat juga di pahami bahwa pesan
mendorong terbangunnya apresiasi sekaligus
moral dalam pepatah petitih ini agar kita dalam
menjadi sebuah mekanisme bersama untuk menepis
menjalani kehidupan jangan mudah percaya
berbagai kemungkinanyang meredusir atau bahkan
kepada sesuatu, hanya melihat dari luar saja
merusak solidaritas.
tetapi harus dilihat dari semua sisi. Dengan kata
Kesimpulannya, kearifan lokal yang digali, lain kita harus hati-hati dan teliti dalam menilai
dipoles, dikemas dan dipelihara dan dilaksanakan dan mencermati sesuatu.
dengan baik bisa berfungsi sebagai alternative
pedoman hidup manusia Indonesia dewasa ini.
Calaq ikuk Kebau (pintar ekor kerbau)
Nilai-nilai itu dapat digunakan untuk menyaring
Nilai pendidikan yang terkandung dalam
nilai-nilai baru atau asing agar tidak bertentangan
pepatah ini adalah agar kita kita jangan mudah
dengan kepribadian bangsa dan menjaga
merasa pintar apalagi kalau kita memang benar-
keharmonisan hubungan manusia dengan Sang
benar tidak tahu terhadap suatu hal, jangan
Khalik, alam sekitar, dan sesamanya. Dan sebagai
mudah memberi fatwa apalagi kalau hal itu
bangsa besar pemilik dan pewaris sah kebudayaan,
berkaitan dengan urusan agama. Hendaknya kita
kearifan lokal dapat menjadi benteng kokoh
pahami dulu, kita mengerti dulu baru kita
menanggapi modernitas dengan tidak kehilangan
sampaikan kepada orang lain. Ketika ada orang
nilai-nilai tradisi lokal yang telah mengakar.
lain yang bertanya kepada kita terhadap suatu
persoalan misalnya persoalan agama, kalau kita
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian mengenai nilai nilai tidak tahu jawab saja tidak tahu, ini lebih
pendidikan akhlak dalam pepatah petitih selamat dari pada berpura-pura tahu tapi
masyarakat Besemah yang berbentuk ungkapan menyesatkan orang lain. Dalam sejarah pernah
dikisahkan bahwa imam Malik seorang ulama
Pembahasan kandungan nilai-nilai pendidikan
mazhab pernah ditanya tentang 40 pertanyaan,
akhlak dalam pepatah petitih Tungguan, Angguan,
namun dari jumlah tersebut hanya delapan saja
Patian jurai Besemah (penantian, penantian,
yang dijawab, 32 pertanyaan yang lain tidak
kebiasaan, pedoman pesan dan anjuran nenek
dijawabnya. Bayangkan saja orang sekaliber
moyang) adalah sebagai berikut;
imam Malik yang sangat luas pemahamannya
a. Kijang betanduk Kancil anggahe (Kijang terhadap persoalan agama, lagi sangat hati-hati
bertanduk Kancil yang membanggakannya) sekali dalam menjawab suatu persoalan. Apalagi
Sebagaimana telah diungkapkan dalam hasil kita yang masih sangat banyak kekurangan ilmu
penelitian di atas, pepatah Kijang betanduk kancil pengetahuan.
anggahe adalah perumpamaan bagi seseorang Tunduk endap kerlit tinggi (menunduk kepala
yang senang membanggakan orang lain atau melihat keatas)
saudaranya yang berkedudukan penting, pejabat
Ungkapan tunduk endap kerlit tinggi (menunduk
atau orang kaya, seolah-olah dirinyalah
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

kepala melihat keatas) ditujukan kepada orang kerugian bagi diri kita sendiri.
yang sukar diatur, ketika diberi nasehat pura- Dululah beketik tigha betelugh (lebih dulu
pura menuruti dan tidak membantah sedikitpun berkotek dari pada bertelur)
tentang apa yang dibicarakan, namun dalam
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
benaknya menolak dan memberontak. Pelajaran
pepatah ini adalah agar kita berhati-hati dalam
yang dapat kita ambil dari ungkapan ini adalah
berbicara. Berbicaralah yang baik-baik atau
bahwa dalam hidup kita jangan memiliki sifat
diam. Pepatah ini dapat juga diasumsikan
egois, mau menang sendiri, sulit di atur dan sulit
sebagai pedoman bagi kita agar jangan ber-
dipercayai. Belajarlah bertanggung jawab
mulut besar, apalagi yang dibicarakan belum
dengan apa yang telah diamanatkan kepada kita.
jelas hasilnya dan belum tentu kebenarannya.
Jangan berpura-pura sehingga akhirnya
Ditakutkan apa yang dibicarakan tidak sesuai
membuat kecewa orang lain.
dengan kenyataan yang ada.
Mintak sisik nga keli (minta sisik kepada ikan
Sesungguhnya lisan ini adalah penguasa / raja
sejenis ikan lele) atas semua anggota tubuh, semuanya tunduk dan
Makna ungkapan ini ialah kalau meminta patuh kepadanya. Jika ia lurus maka semua
per-tolongan mintalah kepada orang yang bisa anggota tubuh akan ikut menjadi lurus, dan jika
memberikan pertolongan, sehingga tidak ia bengkok, bengkoklah semua anggota. Jadi
terkesan melecehkan. Sudah tau orang tersebut bahwa apapun yang diucapkan manusia, ia
tidak bisa menolong masih kita mintai dicatat, bisa jadi itu menjadi pahala baginya,
pertolongan, akhirnya salah tanggapan orang atau menjadi dosa atasnya.
tersebut merasa dilecehkan dan tersinggung.
Tuwe ngipat, kecik meripat (Tua mengayomi
Jadi pesan moralnya adalah kita dituntut agar
kecil menuruti)
cermat memahami situasi dan kondisi dalam
Nilai nilai pendidikan dalam pepatah petitih ini
kehidupan bermasyarakat dalam rangka saling
adalah kita harus memiliki sikap saling hormat
membantu
menghormati, saling kasih mengasihi, dan saling
Tolong menolong merupakan adat kebiasaan yang
pengertian baik itu terhadap anggota keluarga
sudah terjadi sejak lama dimasyarakat Besemah,
maupun dalam masyarakat luas.
tetapi dalam meminta pertolongan harus dilihat
Diq ngukur baju di pakai (tidak mengukur baju
juga dan dipahami apakah kira-kira orang yang
akan kita minta pertolongan itu mampu atau tidak.
di pakai)
Dengan melihat dan meneliti hal ini maka kita Pesan moral dalam pepatah petitih ini adalah
tidak akan kecewa. Kadang-kadang dalam hendaknya kita sebagai manusia jangan jadi
masyarakat ketika minta pertolongan tidak lagi orang yang lupa daratan,lupa diri. Kita harus tau
melihat situasi dan kondisi yang diminta tolong, siapa diri kita, harus tau apa kekurangan dan
sehingga ketika keinginan tidak seusai harapan kelemahan diri kita, jangan memaksakan
akhirnya kecewa, akibat kecewa sampai-sampai sesuatu yang tidak mungkin.
memutuskan tali silaturrahmi. Pepatah ini juga Ndepat mbalik, serame beghagih (menemukan
memberikan pengajaran kepada kita agar jangan sesuatu kembalikan milik bersama berbagi)
berharap pada sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Disini ada dua pesan akhlak; pertama, apabila
kita mendapat atau menemukan sesuatu (baik
Gegihik teghujak (mengorek telinga tertusuk) berupa barang, uang dan lain lain, milik orang
Nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam yang kita kenal ataupun tidak) di mana saja kita
pepatah petitih ini adalah dalam melakukan diajarkan agar kita mengembalikan barang
suatu pekerjaan jangan ceroboh, lakukan dengan tersebut dengan berbagai cara yang mungkin
perencanaan yang matang dan rinci, diharapkan kita lakukan (ndepat mbalik).
apa yang kita programkan tidak terhenti di Kedua, anak cucu keturunan Besemah dianjur-
tengah jalan, dan terhindar dari kesalahan- kan/di ingatkan agar tidak memperebutkan milik
kesalahan yang dapat menimbulkan bersama (misalanya warisan/ harta pusaka
Sunhu Rasik

dari orang tua), jagalah harta tersebut, bagilah (kualitas) keimanan kaum mukminin adalah mereka
dengan seadil-adilnya (serame beghagi). yang paling baik akhlaqnya…..” (HR al-Thabrani)
Artinya kita harus berusaha menanamkan sifat Utang bayar piutang tanggapi (utang dibayar
adil dalam diri kita. yang mau pinjam di tanggapi)
Nde dighi nde dighi nde ughang nde ughang (milik Utang bayar piutang tanggapi itu dalam ajaran
kita milik kita, milik orang lain milik orang lain agama wajib, jadi kalau kita punya hutang wajab
Pepatah petitih ini berisikan nilai-nilai pen- dibayar, orang yang berpiutang dengan kita
didikan yang secara gamblang berarti jagalah wajib bagi kita melakukan penagihan, terlepas
dan manfaatkanlah milik kita sendiri (Nde dighi orang sudah bisa membayar atau belum tetapi
nde dighi), jangan mengambil hak orang lain, kita sudah mengingatkan.
jangan mencuri, jangan korupsi (nde ughang Kewajiban membayar hutang merupakan
nde ughang). Terkait pepatah ini, Islam pun sesuatu yang tidak boleh di tunda-tunda, hal ini
mengajarkan agar kita tidak mengganggu orang pulalah yang mendasari nenek moyang (Puyang)
lain. Dari Abu Mûsa, beliau menceritakan Besemah memberikan petuah atau nasehat ini
bahwa para Sahabat bertanya kepada agar bisa dijalankan dalam kehidupan sehari-
Rasulullah, “Wahai Rasulullah! Islam manakah hari.
yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Yaitu
Jika hutang tidak dibayar di dunia maka akan
orang yang membuat kaum muslimin yang lain dibayar di akhirat dengan pahala, padahal pada
selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
hari tersebut setiap kita sangat butuh dengan
(HR al-Bukhari dan Muslim).
pahala untuk memperberat timbangan kebaikan
Seorang Muslim adalah orang yang tidak kita. Hari akhirat tidak ada dinar dan tidak ada
mengganggu- saudaranya, temannya, maupun dirham untuk membayar hutang kita. Jangan
tetangganya. Mereka merasa aman dengan pernah meremehkan hutang meskipun sedikit.
kehadiran dirinya. Adapun orang yang suka Bisa jadi di mata kita hutang 100 ribu rupiah
mengganggu atau menyakiti orang lain, baik adalah jumlah yg sedikit, akan tetapi di mata
dengan lisan maupun tangannya, maka dia penghutang adalah nominal yang berharga dan
seorang muslim yang tidak sejati. Nabi dia tidak ridho kepada kita jika tidak dibayar,
bersabda, “Setiap muslim itu bersaudara. Maka lantas dia akan menuntut di hari kiamat.
tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya,
mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu
Kemudian Jangan pernah malu untuk menagih
beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan
hutang. Justru kalau kita sayang kepada orang yang
telah berbuat keburukan jika ia menghina
berhutang maka hendaknya kita menagih hutang
saudaranya sesama Muslim. Darah, harta, dan
tersebut darinya. Karena kalau kita malu menagih
kehormatan setiap Muslim atas Muslim lainnya
hutang bisa menimbulkan kemudorotan bagi kita
adalah haram (untuk diganggu)” (HR Muslim)
dan juga baginya, diantaranya:
Rasulullah memberikan batas minimal bagi Kita jadi dongkol terus jika bertemu dengan dia,
seorang yang disebut Muslim yaitu apabila bahkan bisa jadi kita terus akan menggibahnya
Muslim-Muslim lain merasa aman dari lidah dan karena kedongkolan tersebut, padahal kita
tangannya. Sementara ciri-ciri lain di- sebutkan- sendiri malu untuk menagih hutang tersebut.
cukup banyak bagi orang yang meningkatkan
Jika kita membiarkan dia berhutang hingga
kualitas keimanannya. Sehingga tidak jarang Nabi
meninggal dunia maka ini tentu akan memberi
menganjurkan dengan cara peringatan seperti,
kemudorotan kepadanya di akhirat kelak
Menjaga lisan termasuk salah satu kesempurnaan
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pesan
Islam seseorang, Rasulullah shallallahu „alaihi wa
moral dari pepatah petitih ini adalah bahwa dalam
sallam bersabda, “Sebaik-baik (kualitas)
hidup tidak bisa hidup sendiri kita pasti
keislaman kaum mukminin adalah orang yang
membutuhkan orang lain. Oleh karena itu dalam
kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan)
hidup ini harus saling tolong menolong
lisan dan tangannya. Sebaik-baik
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

dan saling membantu. Jika punya hutang kita wajib yang terkandung di dalamnya.
dan bertanggung jawab untuk membayarnya sesuai Dapat dipahami bahwa konsep saling menolong
dengan janji dan kesepakatan yang telah kita buat, telah diajarkan dalam Islam sebagai bentuk
jadi kita harus konsisten. Jangan meremehkan kepedulian terhadap sesama. Sebagaimana
masalah hutang karena hutang bisa jadi penghalang hadits diatas yang menjelaskan tentang anjuran
dalam kehidupan di akherat. demikian sebaliknya untuk memperhatikan, meringankan dan meng-
jika orang ingin berhutang atau meminta bantuan hindarkan kesulitan orang lain yang sekiranya
kepada kita, harus kita tanggapi dengan cara-cara membutuhkan atau patut untuk dibantu dalam
yang baik.Selanjutnya, Penjabaran nilai-nilai kebaikan dan kita mampu untuk menolong
pendidikan akhlak yang terkandung dalam pepatah hendaklah kita tolong. Namun, tentunya
petitih masyarakat Besemah yang berbentuk kepedulian social tersebut harus dilandasi
larangan larangan akan penulis paparkan dalam dengan niat yang tulus, semata-mata hanya
deskripsi berikut ini; mengharap ridha Allah, sehingga nantinya kasih
Jangan ndengagh nelinge Bake (jangan saying Allah akan datang kepada kita baik di
mendengar seperti telinga Bake (alat yang biasa dunia maupun diakhirat sebagai bentuk balasan
digunakan untuk membawa barang) yang dari-Nya.
diletakkan dipunggung) Dalam Islam antara seorang muslim terhadap
Sebagaimana telah diungkapkan dalam hasil muslim lain adalah saudara dan tentunya ada
penelitian di atas bahwa Jangan Ndengagh salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Nelinge bake mengandung makna bahwa seorang muslim terhadap saudaranya yaitu tidak
apabila kita punya telinga hendaklah dipakai boleh membuat saudaranya kesusahan, sengsara,
sebagaimana fungsi telinga. Mendengar yang kewajiban untuk mempermudah kepentigan
baik-baik. Bila dinasehati dengarkanlah apa (hajat atau kebutuhan saudaranya) dan kita
yang dinasehatkan. jangan apabila dinasehati sebagai seorang muslim harus memberi rasa
masuk telinga kanan keluar telinga kiri. aman terhadap saudara muslim yang lain. Maka
Jadi nilai-nilai pendidikan yang terkandung dari itu, Allah SWT akan memberikan balasan
dalam pepatah-petitih ini adalah agar kita terhadap seorang muslim yang me- menuhi
memiliki sikap hormat dan patuh (taat) kepada kewajiban antar sesame muslim tersebut pada
kedua orang tua, juga agar kita mau menerima hari kiamat.
saran dan nasehat dari orang lain (tidak egois Jangan ngeghu ulu mandian (jangan membuat
dan keras hati), disamping itu gunakanlah keruh air dihulu tempat mandi)
telinga untuk mendengar hal-hal yang baik yang Nilai nilai pendidikan akhlak yang terkandung
bermanfaat bagi diri kita, jangan mendengar hal dalam pepatah petitih jangan ngeghu ulu
hal yang dapat membawa kita kepada maksiat manndian adalah jangan sampai kita melakukan
dan dosa. perbuatan yang merugikan orang lain
Jangan nginak bemate Buluh (jangan melihat (masyarakat umum), jangan melakukan suatu
seperti mata bambu) perbuatan yang mem- bawa dapak negative bagi
Dari keterangan yang terdapat dalam hasil diri sendiri dan orang lain.
penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat Disamping itu dapat pula dipahami bahwa nilai
kita pahami bahwa nilai-nilai pendidikan yang nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam
terkandung dalam pepatah petitih ini adalah pepatah petitih ini adalah berhati-hati dalam
nilai-nilai social berupa rasa kepedulian berprilaku ataupun bertindak. Harus dipikirkan
terhadap lingkungan sekitar. Kita tidak bisa dan dipertimbangkan dampak dari perilaku kita
hidup tanpa bantuan orang lain, oleh karena itu tersebut. Dengan kata lain kita harus memiliki
kita harus dan wajib menanamkan rasa peduli sikap cermat dan teliti dalam menanggapi setiap
dalam diri kita terhadap orang lain dan permasalahan dan pesoalan dalam kehidupan.
lingkungan sekitar. Jika dikaitkan dengan Islam,
pepatah ini sejalan dengan ajaran-ajaran
Sunhu Rasik

d. Jangan nutuh dahan peninggiran ( jangan Jangan manakah batu keluagh (jangan
memotong tempat berpijak atau duduk) melempar batu keluar)
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung Jangan manakah batu keluagh mengandung
dalam pepatah petitih ini adalah bahwa setiap makna kiasan jangan membukakan aib diri
sikap dan perbuataan dalam kehidupan akan sendiri dan aib keluarga. Berkaitan dengan hal
membawa konsekwensi bagi diri kita. Oleh ini Rasulullah shallallahu alaihi was sallam
karena itu perhitungkanlah dengan matang apa bersabda yang artinya:
yang akan kita lakukan jangan sampai Dari sahabat Abu Hurairoh ra dari Nabi Saw.
merugikan dan menyengsarakan diri kita Nabi bersabda tidaklah seorang hamba menutupi
sendiri, dalam setiap perbuatan kita harus jujur aib seorang hamba lainya di dunia terkecuali
dan bertanggung jawab. Allah menutupi aibnya pada hari kiama.t10
Jangan meghetak jambat (jangan meretak/ Dari kutifan diatas dan penjelasan mengenai
merusak jembatan) pepatah petitih ini dapat ditarik kesimpulan
Menurut penulis dapat di pahami bahwa nilai- bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam
nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam pepatah petitih ini adalah anjuran untuk menjaga
pepatah ini adalah bahwa hidup jangan suka kehormatan diri. Jangan merendahkan
membuat kerusakan yang dapat mencelakai (membuka aib diri sendiri) kepada orang lain.
orang lain, jangan egois. Lawan dari sikap egois Jangan munuh cici pengetaman (jangan mem-
adalah sikap peduli (jiwa social) terhadap orang bunuh burung ciblek pemakan hama padi)
lain. Setiap manusia memang sudah diwariskan
Pesan moral yang terkandung dalam pepatah
mempunyai jiwa social, sehingga mau tidak mau
petitih ini adalah jangan melakukan perbuatan
antara manusia satu dengan yang lainnya saling
yang tidak mendatangkan manfaat malah
bergantung. Seringkali kita dihadapkan pada
sebaliknya mendatangkan mudharat
suatu masalah yang pada akhirnya
(keburukan). Pepatah petitih ini boleh juga
mengharuskan kita untuk meminta bantuan dari
diasumsikan supaya kita memiliki sikap peduli
seseorang atau orang yang ter- dekat dengan terhadap orang yang melakukan kesalahan-
kita, begitupun sebaliknya sehingga ini
kesalahan dengan mengingatkan dan
menimbulkan hubungan timbal balik.
menegurnya sehingga dikemudian hari
Sayangnya terkadang hubungan seperti ini tiba-
kesalahan kesalahan itu tidak kembali terulang.
tiba harus berakhir, lantaran ada sifat
Jangan munuh tikus njujul tengkiang (jangan
mementingkan diri sendiri atau keegoisan yang
membunuh tikus dengan membakar lumbung
terjadi. Barangkali inilah pesan moral yang
padi)
terkandung dalam pepatah petitih ini, bahwa kita
sebagai makhluk Allah harus peka terhadap Pesan moral yang terkandung dalam pepatah
lingkungan dan memiliki jiwa social yang petitih ini adalah agar kita dalam memutuskan
tinggi. sesuatu jangan tergesah-gesah, harus berhati hati
dan penuh pertimbangan. Dapat juga
Jangan meghaih punggoy keadapan (jangan
diasumsikan bahwa dalam menghadapi segala
meraih pohon yang sudah mati/ rapuh ke hadapan)
pesoalan hidup ini jangan mudah putus asa
Makna yang dapat kita ambil dari pepatah
sehingga akbiat dari hal itu mengambil
petitih jangan meghaih punggoy keadapan keputusan terhadap suatu persoalan dengan jalan
adalah supaya tidak melakukan suatu pekerjaan
yang kurang tepat.
yang dapat membahayakan bagi kita, keluarga
Jangan ndak lemak dek bemule (jangan mau
kita dan orang di sekeliling kita. Dari sini dapat
enak tapi tidak punya jalan)
kita pahami bahwa hendaknya kita memiliki
sifat dan sikap yang selalu berhati hati, cermat Maksudnya jangan mau enak tidak dibuat
dan teliti dalam mengahadapi segala persoalan
Al-imam al hafiz zakiyudin abdul azim al munziri ad dimasqy,
kehidupan. Mukhtasor Shoih Muslim, Beirut:al maktab, al islami, 1421 H/2000M.
cet. I. h.473 No hadist 1778
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

jalannya. Orang yang mengusahakan kita yang nafsu kita, memang kalu memperturutkan hawa
mengambil hasilnya. Orang berkorban, nafsu semuanya ingin lebih,ingin banyak dapat
berusaha, bekerja kita merampas hasilnya. Mau dan lain sebagainya, akhirnya merugikan diri
enaknya sendiri jika ingin mencicipi suatu hasil kita sendiri. Oleh karenanya hidup apa adanya
yang mengenakkan, pasti harus dimulai dan akan lebih baik, hati akan tentram dan damai.
diusahakan. Tidak mungkin rezeki, jodoh harta
datang sendiri tanpa ada sebabnya (tanpa usaha).
Kalau tidak diusahakan akan menjadi angan Pembahasan hasil penelitian nilai nilai
angan saja. Islam sendiri sebagai agama yang pendidikan akhlak dalam Pepatah petitih
rahmatan lil alamin sangat menekankan agar masyarakat Besemah yang bentuk Pribahasa
manusia bekerja dengan keras. Penjabaran nilai-nilai pendidikan akhlak yang
Jadi pesan moral dalam pepatah ini adalah kalau terkandung dalam pepatah petitih masyarakat
mau hidup enak harus bekerja keras, tekun dan Besemah dalam bentuk pribahasa, akan penulis
ulet tidak bermalas-malasan. paparkan dalam deskripsi berikut ini;
k. Jangan nundekah keghe naiq akagh (jangan Amukah jaguk didekah mati ditarap Elang,
mengajari kera memanjat pohon) Amukah selikur didekah mandak diduepuloh
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung (kalau ayam jago tidak akan mati di sambar
dalam pepatah petitih ini adalah anjuran untuk Elang, kalau sampai di duapuluh satu tidak akan
menjadi seorang teladan yang baik. Kalau jadi berhenti di dua puluh)
pemipin jadilah pemimpin yang mampu Ungkapan ini terkait dengan ketentuan dan
memberikan contoh yang baik buat bawahan, takdir Allah. Kita harus yakin dengan ketentuan
jadi guru harus mampu meberikan teladan untuk atau takdir yang Allah berikan, kemudian dalam
peserta didik, jadi kepala keluarga harus mampu keyakinan itu kita dianjurkan untuk tetap teguh
memberikan contoh yang baik buat anggota pendirian, tidak mudah terombang ambing oleh
keluarga. Dengan kata lain kita harus konsisten hal-hal yang dapat merusak pendirian tersebut.
dalam bersikap sesuai antara perkataan dan Terkait dengan hal ini, dalam hidup kita dituntut
perbuatan. untuk berusaha semaksimal mungkin dan punya
Jangan meliling juwaq (jangan seperti siput keyakinan yang kuat dengan usaha kita itu akan
tidak bertutup) membuahkan hasil. Jikapun belum berhasil kita
harus menyadari dan memahami bahwa itu
Pesan moral dari kisah ini adalah agar seseorang
memang ketentuan Allah yang harus kita terima
jangan mengharapkan sesuatu yang belum pasti,
dengan rela dan lapang dada.
gunakan dan manfaatkan apa yang sudah ada
pada diri kita atau apa yang sudah kita
miliki.dengan kata lain jadi manusia itu tidak Berangkelah pedang di tangan siangi jalan
boleh tamak dan serakah. Jadilah manusia yang kemandian (jangan hanya membawa pedang
menerima apa adanya hidup dalam terhunus saja, bersihkan jalan ke tempat mandi)
kesederhanaaan dan tidak berlebih-lebihan, serta
tetap bersyukur terhadap apa yang telah Nilai-nilai akhlak dalam pepatah petitih ini
dikaruniakan Allah kepadanya. adalah jadilah orang yang bermanfaat bagi orang
Jangan meghaup nggan siku ati tangan diq banyak, jangan mencari permusuhan, jadilah
beghisi (jangan meraup/mengambil sesuatu orang yang dapat memberikan ketentraman dan
sampai ke siku tang tidak ada isi) kedamaian dalam masyarakat. Kemudian
pepatah petitih ini dapat juga diasumsikan
Makna pepatah petitih Jangan meghaup nggan
bahwa kita dituntun untuk men- dahulukan
siku ati tangan diq beghisi adalah jangan tamak
kepentingan umum dari pada kepentingan
dan serakah, kita harus menyadari bahwa segala
pribadi serta berbuatlah untuk kepentingan
sesuatu sudah ada ketentuannya dari Allah jadi
umum semaksimal mungkin.
jangan terlalu memperturutkan hawa
Sunhu Rasik

Awak kecik duduk di luan nyilap kemenyan kerjaan, lakukan pekerjaan itu dengan penuh
Bapang ade (masih kecil duduk didepan, ketelitian, jangan bekerja serampangan,
membakar kemenyan ayahnya ada) dengarkan dahulu petunjuk dan arahan arahan.
Makna dari pepatah petitih ini adalah bahwa Komunikasikan dan koordinasikan jika
terhadap segala urusan jangan mendahului orang pekerjaan itu bersangkutan dengan orang lain,
yang lebih tau, atau orang yang lebih dituakan. boleh kita punya ide dan gagasan tetapi tetap
Dalam masyarakat atau lembaga tempat bekerja, gagasan dan ide itu dimusyawarahkan terlebih
jangan karena ingin kelihatan menonjol lantas dahulu, sehingga nanti ketika hal tersebut
melakukan pekerjaan tanpa berkoordinasi dilaksanakan jika hasilnya tidak sesuai dengan
terlebih dahulu dengan pimpinan dan pihak- harapan orang lain tidak menyalahkan kita
pihak terkait. Bekerjalah sesuai dengan tugas karena sudah merupakan keputusan bersama.
pokok dan fungsi, taatilah aturan-aturan yang Jangan sudah susah payah bekerja dan berusaha
ada. Jadi ringkasnya pepatah petitih ini (ayik la keghuh), tetapi hasil tidak ada (ikan diq
mengandung nilai-nilai akhlak ketaatan dan dapat) artinya pekerjaan tersebut sia-sia. Jika
hormat menghormati. pekerjaan kita selalu sia-sia lambat laun hal ini
akan menumbuhkan sikap apatis dalam diri kita.
Awak pandak nak ngentam pagu (orang pendek
mau menerjang loteng)
Pepatah ini memberikan pengajaran kepada kita Sembawi pengarang rakit timbul tenggelam
agar kita tau diri, menyadari apa ke- kurangan same-same (seperti rotan untuk mengikat rakit
dan kelemahan kita. Sehingga tidak muluk- timbul tenggelam sama-sama)
muluk dalam berangan-angan dan bercita-cita. Pepatah petitih ini banyak sinonimnya seperti
Nilai-nilai filosofis dari pepatah ini juga berarti kelurah sama menurun kebukit sama mendaki,
bahwa dalam menjalani kehidupan ini harus atau ringan sama di pikul berat sama di jinjing.
banyak-banyak melihat kebawah (introspeksi Pesan moral dalam pepatah petitih ini adalah
diri) jangan terlalu mendongak ke atas karena adanya kerja sama yang baik dalam
harus kita sadari semuanya sudah ada mengerjakan atau melakukan sesuatu, ketika
ketentuannnya. suatu pekerjaan dilakukan dengan kebersamaan
Nasu kecik tulang diangkit awak ndrake sedut maka akan menghasilkan sessuatu yang baik.
Pekerjaan yang di tanggulangi bersama akan
payah (kemauan kecil, tenaga tidak dikeluarkan
lebih terasa ringan, cepat selesai karena di
sudah miskin tidak mau berusaha/malas)
lakukan secara gotong royong. Untung rugi di
Pepatah ini menggambarkan orang yang kurang
tanggung bersama, sehingga semuanya akan
kemauan dalam suatu usaha atau perjuangan.
melakukannya dengan sungguh-sungguh dan
Orang seperti ini sulit untuk maju karena malas.
akan mengeluarkan segenap kemampuan masing
nilai-nilai akhlak yang terdapat dalam pepatah
masing.
petitih ini adalah mengajarkan kita untuk
bekerja keras dan membuang sikap malas yang Dalam makna lain pepatah ini bisa juga di
asumsikan sebagai bentuk keharmonisan dalam
ada dalam diri kita. Untuk mencapai suatu
keinginan dan cita-cita kita harus berjuang sebuah kelompok/ komunitas atau dalam rumah
tangga. Makna ini dapat dipahami dari kalimat
dengan kesungguhan dan mengerahkan segala
daya dan upaya yang ada dalam diri kita, kita timbul tenggelam same-same (timbul tenggelam
harus tekun, ulet, tidak mudah menyerah dalam sama-sama), jadi ada rasa solidaritas dalam diri
mengapai apa yang kita inginkan tersebut kita sebagai bagian dari sebuah komunitas dalam
masyakat ataupun dalam keluarga. Oleh
karenanya sikap atau rasa solidaritas ini harus
Ayik la keghuh, ikan diq dapat (air sudah keruh
ditumbuhkan dalam pribadi setiap manusia
ikan tidak dapat)
sebagai salah satu bentuk akhlak yang mulia.
Pesan moral dalam pepatah petitih ini
Takut jangan belaghi, melawan jangan ngalau
hendaknya apabila kita melakukan suatu pe-
(takut jangan belari, melawan jangan mengejar)
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

Ungkapan ini berisikan pesan berupa nilai-nilai Diq tau ngiluqi jangan merusak jadilah (tidak
akhlak yang secara gamblang berarti meskipun bisa memperbaiki kalau bisa jangan merusak)
kita takut atau khawatir dengan sesuatu, kita Pepatah petitih ini merupakan salah satu
tidak usah lari dari kenyataan. Kita harus berani landasan bagi masyarakat Besemah dalam
mempertahankan hak, walaupun resikonya tidak kehidupan bermasyarakat. Pepatah ini
ringan. Sepanjang kita berada dipihak yang mengandung pesan moral agar kita menjaga dan
benar wajib hal itu dipertahankan (takut jangan memanfaatkan dengan baik apapun yang kita
belaghi). Sebaliknya meskipun kita berhadapan miliki termasuk juga berbagai fasilitas-fasilitas
dengan lawan yang lemah, jangan diremehkan umum yang ada dalam masyarakat.
dianggap enteng, dan dihina. Tidak boleh
ndak iluk mpung gi tunggal lambat diq urung
berlaku congkak, takabur, merasa, super dan
kah becerai (mau berbuat baik mumpung masih
lain-lain (melawan jangan ngalau.
bersama lambat laun akan berpisah juga)
Jadi ringkasnya nilai-nilai pendidikan akhlak
Pesan moral dalam pepatah ini adalah supaya
dalam pepatah ini adalah keberanian dalam
hidup rukun dan damai baik dalam keluarga
menyatakan yang hak dan yang batil, tidak
maupun masyarakat, disamping pepatah petitih
boleh pula berlaku congkak angkuh dan
ini bisa juga diasumsikan sebagai perintah atau
sombong. Pepatah ini juga mengandung makna
anjuran untuk berbuat kebaikan. Dalam berbuat
ketika berada di tempat yang asing (merantau) kebaikan jangan menunda-nunda lakukan segera
jangan terlalu diam dan jangan terlalu banyak
mungkin, misalnya mau bersedekah, mau
bicara/sombong, tidak perlu terlalu diperlihatkan
membantu sesama anggota keluarga maupun
kehebatan kita. anggota masyarakat lakukanlah dengan segera
Janji nunggu kate betaruh (janji ditepati, kata tidak usah menunggu-nunggu, menunggu kaya,
dipertaruhkan) menunggu lebih jadi kapan sedekahnya.
Pesan nenek moyang jurai Besemah ini sangat Imam An Nawawi dalam kitabnya Riyadhush
indah dan sesuai dengan ajaran agama Islam, shalihiin meletakkan bab khusus dengan judul:
yang maknanya bahwa kita sebagai hamba Babul mubaadarah ilal khairaat wa hatstsu man
Allah harus menepati janji (janji nunggu) dan tawajjaha likhairin „alal iqbaali „alaihi bil jiddi
kata-kata harus dipegang (kate bertaruh). Kata- min ghairi taraddud (Bab bersegera dalam
kata yang kita ucapkan harus bernilai, melakukan kebaikan, dan dorongan bagi orang-
bermakna, berkualitas, tidak hanya sekedar kata- orang yang ingin berbuat baik agar segera
kata kosong. Di masyarakat Indonesia juga melakukannya dengan penuh kesungguhan tanpa
dikenal istialh atau ungkapan “janji adalah ragu sedikitpun). Lalu ayat yang pertama kali
hutang”. Mungkin masing-masing kita pernah disebutkan sebagai dalil adalah ayat di atas.
punya rasa marah atau jengkel karena seseorang Perhatikan betapa Imam An Nawawi telah
atau sahabat kita yang tidak menepati janjinya, memahmi ayat tersebut sebegai berikut:
baik untuk bertemu atau berjanji untuk
Pertama, bahwa melakukan kebaikan adalah hal
membayar hutangnya pada waktu dan tanggal
yang tidak bisa ditunda, melainkan harus segera
tertentu.
dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat
Pengalaman seperti ini harus kita jadikan terbatas. Kematian bisa saja datang secara tiba-
sebagai guru kita untuk mengembangkan sikap tiba tanpa diketahui sebabnya. Karena itu
dan sifat empati kita terhadap siapa saja dalam semasih ada kehidupan, segeralah berbuat baik.
pergaulan kita sehari-hari. Apabila kita tidak Lebih dari itu bahwa kesempatan berbuat baik
suka ataupun tidak senang terhadap orang yang belum tentu setiap saat kita dapatkan. Karenanya
tidak pernah menepati janjinya kepada kita, begitu ada kesempatan untuk kebaikan, jangan
maka kitapun harus menyadari dan berusaha ditunda-tunda lagi, tetapi segera dikerjakan.
sungguh-sunggu untuk tidak mengingkari janji Karena itu Allah swt. dalam Al Qur‟an selalu
kepada siapapun. Dengan kata lain kita dituntut menggunakan istilah bersegeralah, seperti
untuk konsisten fastabiquu atau wa saari‟uu
Sunhu Rasik

yang maksudnya sama, bergegas dengan segera, di tinggalkan (ikan mati jangan tidak diambil,
jangan ditunda-tunda lagi untuk berbuat baik kegiatan di desa jangan tidak di ikuti)
atau memohon ampunan Allah swt. Dalam Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
hadist Rasulullah saw. Juga menggunakan dalam pepatah petitih ini adalah nilai-nilai social
istilah baadiruu maksudnya sama, tidak jauh berupa anjuran agar peduli terhadap lingkungan
dari bersegera dan bergegas. sekitar. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup
Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya sendiri, kita membutuhkan orang lain, oleh
selalu saling mendorong dan saling tolong karena itu kita harus beradaptasi dan
menolang. Imam An Nawawi mengatakan: wa bermasyarakat. Disamping itu pesan moral dari
hatstsu man tawajjaha likhairin „alal iqabaal pepatah ini adalah anjuran kepada kita agar
„alaihi. Ini menunjukkan bahwa kita harus mem- membiasakan perilaku saling tolong menolong
bangun lingkungan yang baik. Lingkungan yang dalam menjalani kehidupan. Sejalan dengan
membuat kita terdorong untuk kebaikan. Karena pepatah petitih ini, di dalam Al-Quran dan
itu dalam hadits yang menceritakan seorang Hadis, Kita banyak diingatkan tentang
pembunuh seratus orang lalu ia ingin bertaubat, kewajiban membantu mereka yang
disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan taubat membutuhkan dalam rangka tolong menelong
tersebut disyaratkan akan ia meninggalkan terhadap sesama, Di antara kebajikan itu, seperti
lingkungannya yang buruk. Sebab tidak sedikit firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah 177
memang seorang yang tadinya baik menjadi rusak yang artinya;
karena lingkungan. Karena itu Imam An Nawawi „‟... memberikan harta yang dicintainya kepada
menggunakan al hatstsu yang artinya saling kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
mendukung dan memotivasi. Sebab dari miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan),
lingkungan yang saling mendukung kebaikan akan dan orang yang meminta-minta.‟‟
tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiqamah. Kita diwajibkan membantu mereka yang ditimpa
kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia
Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan menurut Islam adalah hidup ber- masyarakat,
harus didukung dengan kesungguhan yang dalam. yakni hidup bersama satu rasa . Ini diungkapkan
Imam An Nawawi mengatakan: bil jiddi min ayat 1 surat an-Nisa dan ayat 13 surat al-Hujurat.
ghairi taraddud . Kalimat ini menunjukkan bahwa Kewajiban Seperti adanya ajakan untuk ibadah
tidak mungkin kebaikan dicapai oleh seseorang berjamaah seperti Shalat Jumat dan sejumlah
yang setengah hati dalam mengerja- kannya. ibadah lainnya. Yang merupakan dukungan moral
Rasulullah saw. bersabda: baadiruu fil a‟maali yang kuat mengenai keharusan untuk hidup
fitanan ka qitha‟il lailill mudzlim, yushbihur rajulu bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini,
mu‟minan wa yumsii kaafiran, ,wa yumsii Nabi Muhammad menekankan persaudaraan umat.
mu‟minan wa yushbihu kaafiran, yabi‟u diinahu bi Beliau bersabda: „‟Kaum Muslimin seperti satu
„aradhin minad dunyaa (HR. Muslim). Dalam tubuh. Bila salah satu bagian sakit, bagian lainnya
hadits ini Rasulullah saw. mendorong agar segera ikut menderita.‟‟
beramal sebelum datangnya fitnah, di mana ketika
Manifestasi persaudaraan Islam ini telah
fitnah itu tiba, seseorang tidak akan pernah bisa
dicontohkan dengan gemilang oleh Nabi dan
berbuat baik. Sebab boleh jadi pada saat itu
para sahabatnya. Dalam bentuk saling menolong
seseorang dipagi harinya masih beriman, tetapi
kepada orang yang sedang dalam penderitaan,
pada sore harinya tiba-tiba menjadi kafir. Atau
membantu orang yang membutuhkannya.
sebaliknya pada sore harinya masih beriman tetapi
Karenanya, mari kita lebih menggalang lagi
pada pagi harinya tiba-tiba menjadi kafir. Agama
kesetiakawanan untuk membantu saudara-
pada hari itu benar-benar tidak ada harganya,
saudara kita, dengan saling membantu satu sama
mereka menjual agama hanya dengan sepeser
lain. Ali Bin Abu Thalib pernah berkata:
dunia.
“Orang hebat adalah orang yang punya
l. ikan mati jangan diq ngambek aguk bedusun jangan
Nilai Akhlak Berbasis Kearifan Lokal

banyak teman, dan orang yang paling hebat Azizy Qodri, , Membangun Integritas Bangsa, Jakarta:
adalah, orang yang punya teman, namun tak Renaisan, 2004
melupakannya” Ali Daud Muhammad, Pendidikan Agama Islam,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2013
Penutup Darmaningtyas, Pendidikan Rusak-rusakan,
Pepatah petitih masyarakat Besemah Pagaralam Yogyakarta: LKiS, 2007
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah,
pepatah petitih yang berbentuk ungkapan dan Bandung, CV Diponegoro, 2000
pepatah petitih berbentuk pribahasa
Dewey John, Experience and Education, New York:
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
Touchstone, 1997
dalam pepatah petitih masyarakat Besemah
meliputi akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak Http://www.sagangonline.com/baca/folklor/289/
terhadap sesama manusia Nilai-nilai pendidikan petatah-petitih
akhlak terhadap diri sendiri meliputi nilai J. Moloeng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif,
ketaatan, nilai kerja keras, nilai tanggung jawab, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009
nilai pembiasaan dan disiplin, nilai menepati Kattsoff Louis O., Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara
janji, rendah hati, sabar, menjaga diri dan jujur. Wacana, judul asli Elements of Philosophy,alih
Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap bahasa: Soejono Soemargono, 2004
sesama manusia diantaranya adalah nilai Majid Abdul dan Andayani Dian, Pendidikan
toleransi, nilai kasih sayang terhadap orang lain, Karakter Perspektif Islam, Bandung: Remaja
nilai keadilan, nilai rela berkoban, dan nilai Rosdakarya, 2011
peduli sosial.
Makbuloh Deden, Pendidikan Agama Islam (Arah
Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di
Daftar Pustaka Perguruan Tinggi), Jakarta, Raja Grafindo
Abdullah Irwan,dkk., Agama dan Kearifan Lokal Persada, 2013
dalam Tantangan Global, Yogyakarta:Pustaka M. Yunus Firdaus, Pendidikan Berbasis Realitas
Pelajar, 2008 Sosial,Yogyakarta: Logung Pustaka, 2007
Ahmadi Khoiru Iif & Amri Hendro Ari Setyono Maulana Achmad dkk, , Kamus Ilmiah Populer,
Sofan. Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: PT Yogyakarta: Absolut, 2004
Prestasi Pustakakarya, 2011
Mohamad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam,
An-Nahlawi Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Jakarta: Rajagrafindo, 2008
Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di
Miles, M.B., Huberman., A.M.., Analisis Data
Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: CV
Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode
Diponegoro, 1992
Baru. Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohedi.
A.S. Hornby, Oxford Advanced Learner‟s Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2009
Dictionary of Current English. New York:
Muhadjir Noeng, Metodologi Penelititan Kualitatif,
Oxford University Press, 1995
Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, cet II,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2005 Nata Abuddin , Metodologi Studi Islam, Jakarta,
110 Raja Grafindo Persada, 2013
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk
Nata Abudin, Filsafat Pendidikan Islam 1, Jakarta:
Perguruan Tinggi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
Rajawali Press, 2003
Azra Azyumardi, Paradigma Baru Pendidikan
Permana Arif Nurhayat Arif, Kaleidoskop 5 Tahun
Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi, Jakarta:
Pembangunan Kota Pagaralam, Pagaralam; Tavern
Kompas Media Nusantara, 2002
ArtWork dan Humas Protokol Pagaralam, 2008
A Koesoema Doni, Pendidikan Karakter; Strategi
Rosyadi Rahmad, Pendidikan Islam dalam
Mendidik Anak di Zaman Global Jakarta:
Pembentukan karakter anak usia dini (konsep
Grafindo, 2010
Sunhu Rasik

dan praktik paud islami), Jakarta; Rajagrafindo Suan Ahmad Bastari, Bsemah Lampik Empat Mardike
persada, 2013 due, Palembang-Pagaralam; Pesake – Pemkot
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pagaralam, 2008
Kalam Mulia, 2006 Suspa Ety, Sastra Besemah Bagian dari “Sastra
Rahardjo Mudjia, Triangulasi Dalam Penelitian Melayu Lama”Tinjauan Diskriptif, Bandung,
Kualitatif, http://mudjiarahardjo.com/ Uvula Press, 2010
artikel/270.html?task=view Shihab M. Qurais, Membumikan Al-Quran (Fungsi
Suan Ahmad Bastari, dkk., Atung Bungsu, Sejarah dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Asal Usul Jagat Besemah, Palembang- Masyarakat), Bandung, PT Mizan Pustaka, 2008
Pagaralam; Pesake – Pemkot Pagaralam, 2007

Anda mungkin juga menyukai