Anda di halaman 1dari 2

DI AWAL ABAD PERTENGAHAN, EROPA BARAT MEMASUKI MASA YANG DIKENAL SEBAGAI MASA

KEGELAPAN. ( Karena dogma agama pada masa ini lebih mendominasi dari pada pendapat alamiah)

>Namun berkembangannya ilmu oleh pemikir Islam Justru mengalami puncaknya pada masa ini.

>Masa kegelapan: Eropa Barat Memasuki masa kegelapan, sementara peradaban islam sedang
berkembang pesat abad ke 7-14

PADA SAAT EROPA BARAT SEDANG DI LANDA DENGAN MASA KEGELAPAN, PERADABAN ISLAM PADA
MASA ITU JUSTRU MENGALAMI KEMAJUAN, PADA SAAT ABAD KE 7 SAMPAL ABAD KE-14, TRADISI
KEILMUAN YANG TELAH TERLEBIH DAHULU DIKEMBANGKAN OLEH FILUSUF YUNANI, KINI TELAH
DILANJUTKAN OLEH PEMIKIR-PEMIKIR MUSLIM.

SALAH SATU INDIKATOR PERKEMBANGAN ILMU NAFS YAKNI ADANYA BEBERAPA RUMAH SAKIT JIWA
YANG TELAH BERDIRI.

SYED (2002) BERPENDAPAT BAHWA RUMAH SAKIT JIWA TELAH BERDIRI PADA AWAL ABAD KE-8 DI FES
MAROKO. SEDANGKAN MENURUT DOLS (1996) BERPENDAPAT BAHWA RUMAH SAKIT JIWA TELAH
BERDIRI PADA ABAD KE-9 DI BAGDAD.

BUKAN HANYA

MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI BENTUK GANGGUAN KEJIWAAN, TETAPI PADA MASA INI JUGA TELAH
BERKEMBANG BENTUK-BENTUK PSIKOTERAPI UNTUK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN.

Adapun beberapa pemikir muslim yang berkontribusi baik itu secara langsung atau tidak langsung
terhadap perkembangan psikologi.

1. Al ASH'ATH BIN QAIS AL-KINDI (1801-1866)

PEMIKIRAN AL KINDI DI BIDANG PSIKOLOGI MENYANGKUT TENTANG JIWA. KECERDASAN. SERTA


STRATEGI KOGNITIF DALAM MENGATASI KESEDIHAN. AL KINDI MENGEMUKAKAN PENDAPATNYA
BAHWA JIWA MANUSIA MERUPAKAN SUATU PANCARAN YANG DI ANUGERAHI DARI TUHAN.
WALAUPUN MENYATU SECARA AKSIDENTAL DENGAN TUBUH, JIWA TERSEBUT BERSIFAT INDEPENDEN,
DAN MEMPUNYAI SIFAT RASIO. AL KINDI SANGAT MENEKANKAN PENTINGNYA JIWA YANG AKAN
KEMBALI LAGI KE SANG PENCIPTA.

•Pemikiran mengenai jiwa, kecerdasan, dan strategi kognitif dalam mengatasi kesedihan.

2. ABU ALI AL-HUSAYN ABDULLAH IBN SINA (1981-1937)

Ibnu Sina menganggap bahwa jiwa merupakan substansi yang mandiri dan terpisah dari raga, serta
merupakan esensi dari manusia. Menurutnya, jiwa tersebut memiliki tiga tingkatan, yaitu jiwa nabati,
jiwa hewani, dan jiwa insani. Pada masa ini juga Ibnu Sina jyga telah mengenalkan terapi membaca dan
musik untuk melankolia.

• Jiwa: Substansi yang mandiri yang terpisah dari raga


•Pandangan tentang Jiwa yang memiliki 3 tingkatan.

•telah menggunakan terapi membaca dan musik untuk melankolia.

ABU NASHR MUHAMMAD IBN TARKHAN AL FARABI (1870-1950)

Pandangan Al Farabi mengenai jiwa juga dipengaruhi oleh Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Yang
menurutnya, manusia merupakan binatang rasional. jiwa manusia merupakan sesuatu yang bersifat
immateral sehingga jika jiwa ada setelah tubuh diciptakan, keduanya akan bersatu secara accidental.
Yang artinya, manakala tubuh hancur, jiwa tidak sendirinya hancur. Karena, jiwa dn tubuh mempunyai
substansi yang berbeda.

•Jiwa Manusia terdiri dari 5 daya: nutritive, inderawi, afektif, imaginative, dan rasional

•Pengetahuan diperoleh dengan 3 kemampuan: kemampuan inderawi eksternal, imajinasi indera


internal: representasi, estimasi, mengingat, dan kemapuan berpikir.

•Sumbangan lain dari Al Farabi terhadap psikologi adalah mengenai penggunaan seni untuk terapi.

ABU BAKAR IBN ZAKARIA YAHYA AR-RAZI

Menurut Ar Razi, perilaku seorang manusia harus berada dalam kendali rasio. la menentang apapun
yang menumpulkan rasio, dan menyarankan untuk menghindarinya. Ia juga menentang minuman keras,
dikarenakan bukan hanya bertentangan oleh agama, melainkan dapat juga merusak akal. Dalam
menjalankan profesinya sebagai dokter, Ar Razi beranggapan bahwa pengetahuan mengenai jiwa dan
tubuh sangatlah penting. la juga berpandangan bahwa antara tubuh dan jiwa terdapathubungan yang
sangat erat diantara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai