Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


PENILAIAN PENDERITA

DISUSUN OLEH :
MUHAMAD ALI RO’IS ( 0522040109 )
DOSEN PENGAMPU :
1. HAIDAR NATSIR AMRULLAH, SST., M.T
2. GALIH ANINDITA, S.T., M.T

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK


PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................3
1.3 TUJUAN...............................................................................................................4
BAB II DASAR TEORI..........................................................................................................4
2.1 DEFINI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.......................4
2.2 PENILAIAN KEADAAN.....................................................................................5
2.3 PENIALIAN DINI................................................................................................5
2.4 PEMERIKSAAN FISIK.......................................................................................7
2.5 RIWAYAT PENDERITA.....................................................................................8
2.6 PEMERIKSAAN BERKALA..............................................................................8
2.7 PELAPORAN.......................................................................................................9
BAB III METODE PERCOBAAN.........................................................................................9
3.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN.................................................................9
3.2 LANGKAH PERCOBAAN..................................................................................9
3.3 DIAGRAM ALIR PERCOBAAN......................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................19
4.1 HASIL PENGAMATAN....................................................................................19
4.2 PEMBAHASAN.................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................22
5.1 KESIMPULAN...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja, terutama dalam bidang
industri. Tempat kerja merupakan tempat atau ruangan, dimana terdapat tenaga kerja
yang berkeja serta adanya bahaya kerja dari sumber bahaya, yang memiliki risiko untuk
terjadinya kecelakaan kerja diatur dalam UU NO 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pada pasal 1 ayat 1. Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
karena terdapat potensi bahaya yang tidak terkendali.
Oleh karena itu Tingkat keparahan kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan
menerapkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) pada pekerja yang mengalami
kecelakaan pada saat bekerja. Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan
segera pada orang yang cidera atau mendadak sakit sebelum mendapat pertolongan yang
lebih sempurna dari dokter atau paramedic. Pertolongan pertama yang diberikan harus
tepat, karena apabila penagangan yang diberikan salah maka keadaan korban dapat
bertambah parah dan dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan.
Karena setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan unutk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas.
Oleh sebab itu petugas P3K di tempat kerja harus diberikan pelatihan yang sesuai dan
berkelanjutan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar serta lisensi yang
diatur dalam Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan. Dalam
upaya memberikan pertolongan kepada penderita terlebih dahulu harus mengerti tentang
Penilaian keadaan, karena kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapi apakah
terdapat bahaya yang dapat membahayakan korban. Pertolongan pertama diharapkan
menjadi bagian sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.) Apa saja persiapan dan Kesesuaian Petugas P3K di sebuah perusahaan?
2.) Apa tujuan Pembinaan petugas P3k?
3.) Bagaimana gambaran terapan pertolongan pertama pada Kecelakaan di tempat kerja
yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan.
1.3 TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran terapan Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan.
1.) Untuk melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja, merawat fasilitas P3K ditempat
kerja , mencatat setiap kegiatan P3K kepada pengurus dan melakukan pelatihan P3K
ditempat kerja sekurang-kurangnya 6 bulan sekali dan dicatat dalam buku kegiatan
petugas P3K ditempat kerja.
2.) Dapat mengikuti pelatihan mengenai materi dan praktek pertolongan pertama pada
kecelakaan untuk memenuhi syarat kewajiban dasar dalam mendapatkan lisensi sebagai
petugas P3K.
3.) Untuk mengecek perlengkapan dan bahan yang digunakan saat melakukan
pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja, contoh perlengkapan P3K yaitu ruang P3K,
kotak P3K beserta isinya, alat evakuasi dan alat transportasi.

BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Definisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1.) Pengertian pertolongan pertama adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna, ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah pertolongan sementara yang di lakukan petugas dari dokter
(Abu Al Fatih, 2014).
2.) Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan segera pada orang yang
cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak menggantikan perawatan
medis yang tepat. Pertolongan pertama hanya memberi bantuan sementara sampai
mendapatkan perawatan medis yang kompeten. Jika perlu, atau sampai kesempatan
pulih tanpa perawatan medis terpenuhi (Alton Thygerson, 2011)
3.) Dalam buku Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira (2008), Pertolongan
Pertama yaitu pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau
cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Dalam memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan, tindakan penilaian merupakan urutan langkah
yang harus dilakukan.
4.) P3K (First Aid) adalah perawatan pertama yang dapat dilakukan penolong yang
diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang mendadak sebelum
korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, seperti dokter, klinik atau rumah
sakit.
2.2 PENILAIAN KEADAAN
Pada saat sampai dilokasi kejadian, Penilaian keadaan bertujuan untuk memperoleh
gambaran umum tentang kejadian kecelakaan serta untuk dapat mengetahui faktor -
faktor apa saja yang dapat mendukung ataupun mendukung pelaksanaan
pertolongan pertama. Disamping hal itu, penilaian keadaan juga perlu menilai
mengenai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap penderita, penolong maupun
orang lain di sekitar tempat kejadian. Menurut ASEAN Trainer Guide Perform Basic First
Aid Procedures 2012 Yaitu
1. Bahaya tempat kerja dan insiden khusus termasuk persediaan, pabrik, perlengkapan,
mesin, peralatan, kenaraan dan lingkungan umum karena hal ini dapat berhubungan
dengan panas, dingin, angin, sinar matahari, dan hujan.
2. Bahaya terkadang dikaitkan dengan manajemen korban. Misalnya, penyedia
pertolongan pertama harus sadar bahwa ada resiko digigit oleh korban, atau resiko
kekerasan karena korban menjadi bingung dan kehilangan arah.
3. Cairan tubuh. Cairan tubuh memliki potensi untuk mencemari dan menyebabkan
penyakit. Beberapa penyakit hanya menyebar melalui virus atau patogen yang ditularkan
melalui darah, tetapi disarankan untuk waspada terhadap potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh semua cairan tubuh (darah, air liur, air kencing, kotoran, lendir, pus,
semen, keringat, air mata).
4. Resiko cedera lebih lanjut terhadap korban yang dapat disebabkan oleh berbagai
masalah lain.
2.3 PENILAIAN DINI
Penilaian dini dimulai dengan membedakan kasus, apakah termasuk kasus trauma atau
kasus medis. Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa yang
memiliki tanda yang jelas dan terlihat atau teraba, contohnya luka terbakar, memar, patah
tulang, dan lain-lain. Kasus medis yaitu kasus yang diderita seseorang tanpa riwayat ruda-
paksa, contohnya sesak nafas, pingsan, dan lain-lain (PMI, 2008).
Selanjutnya dilakukan penilaian respon atau kesadaran. Respon penderita adalah suatu
cara sederhana untuk mendapatkan gambaran berat ringannya gangguan yang terjadi
dalam otak. Ada 4 tingkatan respon yang dapat disingkat dengan ASNT atau AVPU, yaitu:
1. Respon Awas/Alert (penderita sadar sepenuhnya)
2. Respon Suara/Voice (penderita hanya menjawab jika mendengar suara)
3. Respon Nyeri/Pain (penderita hanya bereaksi jika ada rangsang nyeri yang diberikan
penolong)
4. Tidak respon/Un-respon (penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun) Setelah
dilakukan penilaian respon, selanjutnya melakukan teknik
1. Circulation (peredaran darah)
Jika korban sadar, cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi pergelangan tangan
(radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar, nadi yang diperiksa adalah di bagian
leher (carotis).

Sumber : Dokumentasi Pribadi.

2. Airway (jalan nafas)


Memastikan jalan nafas korban terbuka dengan baik. Jika tidak ada dugaan cedera
kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik angkat dagu tekan dahi (head tilt-chin lift).
Jika ada dugaan cedera kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik Jaw Thrust
Manuever
Sumber : https://images.app.goo.gl/TyW8veMei7Ef8qRKA
3.Breathing (nafas)
Setelah jalan nafas berjalan dengan baik, dilakukan pemeriksaan pernafasan dengan
teknik LDR (Lihat, Dengar, Rasakan) adanya pernafasan pada korba selama 5-10 detik

Sumber : https://images.app.goo.gl/RjsgpM8y6F6pbDys9

2.4 PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh anggota badan penderita yang
dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. Dalam buku
Patient Assessment (2005), pemeriksaan fisik meliputi 4 teknik dasar, yaitu inspeksi
(penglihatan), palpasi (sentuhan), perkusi (ketukan), dan auskultasi (pendengaran). Tanda-
tanda yang perlu ditemukan penolong dapat disingkat dengan PLNB (Perubahan bentuk,
Luka terbuka, Nyeri, dan Bengkak), yaitu:
1. Adanya perubahan bentuk pada bagian tubuh korban
2. Adanya luka terbuka pada tubuh korban
3. Perasaan nyeri saat bagian tubuh korban diraba atau ditekan
4. Adanya bengkak pada tubuh korban

Tanda-tanda vital pada manusia yang menunjukkan adanya kehidupan dapat dilihat pada:
1. Denyut nadi
Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung. Denyut nadi normal
manusia adalah:
Bayi : 120 – 150 kali/menit
Anak-anak : 80 – 150 kali/menit
Dewasa : 60 – 90 kali/menit
2. Frekuensi pernafasan
Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan satu kali mengeluarkan nafas (satu
kali gerakan naik dan turun). Frekuensi pernafasan normal manusia adalah:
Bayi : 25 – 50 kali/menit
Anak-anak : 15 – 30 kali/menit
Dewasa : 12 – 20 kali/menit

3. Tekanan darah
Menurut Aryani (2009), ukuran manset pada pengukuran tekanan darah dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah. Ukuran manset yang direkomendasikan
untuk pengukuran darah harus sesuai dengan ukuran lengan orang yang akan diperiksa.
Tekanan darah normal pada manusia adalah:
Sistolik : 100 – 140 mmHg
Diastolik : 60 – 90 mmHg

4. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal manusia adalah 37°C

5. Kulit
Kulit lembab, jika diraba terasa hangat dan warnanya kemerah-merahan

2.5 RIWAYAT PENDERITA


Wawancara sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi penderita karena untuk mencari
informasi sebanyak mungkin mengenai kejadian darurat medis. Hal ini bisa dilakukan
kepada penderita langsung (bila sadar) atau saksi/keluarga (bila penderita tidak sadar).
Untuk memudahkan wawancara kita mengenal akronim : KOMPAK
· K : Keluhan utama (gejala dan tanda)
· O : Obat-obatan yang diminum
· M : Makanan/minuman yang terakhir
· P : Penyakit yang diderita
· A : Alergi yang dialami (dimiliki)
· K : Kejadian yang dialami

2.6 PEMERIKSAAN BERSKALA/LANJUT


Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan diatas bukan berarti tugas penolong selesai,
namun Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala dengan mengulang pemeriksaan dari
awal atau mencari hal yang terlewati. harus dilakukan pemeriksaan berkelanjutan sampai
mendapatkan pertolongan medis. Pemeriksaan ini bisa juga mencari hal-hal yang
terlewatkan.
Secara umum pemeriksaan berkala, harus dinilai kembali :
a. Keadaan respon
b. Nilai kembali ABC
c. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan periksa ulang dari ujung
kepala sampai ujung kaki
d. Periksa secara seksama bila ada hal-hal yang belum diperiksa
e. Nilai kembali penatalaksanaan
f. Pertahankan komunikasi dengan penderita

2.7 PELAPORAN
Setelah selesai menangani korban, maka perlu dilaporkan secara singkat dan jelas kepada
penolong selanjutnya secara singkat dan jelas kepada penolong.

BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tanda vital adalah :
1) Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch
2) Senter kecil
3) Stetoskop
4) Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5) Alat tulis untuk mencatat
6) Termometer badan
3.2 LANGKAH PERCOBAAN
A. Penilaian Keadaan
Pada tahap ini penolong harus melakukan pengamanan lokasi kejadian. Sebagai
panduan jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Bagaimana kondisi saat itu?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
3. Bagaimana mengatasinya?
...................................................................................................................
..................................................................................................................
B.Penilaian Dini
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan tepat , cepat , dan sederhana. Langkah -
langkah penilaian dini:
1. Kesan Umum
Kasus Trauma Kasus Medis

Alasan : ........................................................................................................................
2 Memeriksa Respon
Tahap ini adalah cara sederhana untuk mengetahui berat/ringannya gangguan
pada otak penderita

A = Awas N = Nyeri
B = Suara T = Tidak respon
Alasan : ........................................................................................................................
Kesimpulan sementara : ..............................................................................................
3 Memeriksa jalan nafas ( Airway ) , pernafasan (Breathing) dan peredaran
darah (Circulation) ABC

AIRWAY
a) Penderita dengan respon baik

Suara tambahan : ada tidak

b) Penderita tidak respon , Cara :

1. Tekan dahi penderita

2. Angkat dagu penderita ( kecuali kalo dicurigai cedera tulang belakang dan
tulang leher )
BREATHING

Cara melihat ada / tidaknya nafas :

 Dilihat naik turunnya dada penderita

 Didengar ada/tidaknya hembusan & tarikan nafas

 Dirasakan ada/tidaknya hembusan nafas

Nafas penderita : ada tidak


Jika penderita tidak ada nafas maka perlu Resusitasi Jantung Paru (RJP/CPR)
CIRCULATION
Tahap ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan baik atau tidak , serta
untuk melihat ada tidaknya perdarahan yang harus segera ditangani.
Cara menilai circulation / peredaran darah adalah :
a) Penderita Respon baik

Periksa nadi radial (pergelangan tangan), brakial (bagian dalam lengan) dan karotis
(leher) untuk melihat ada/tidaknya kerja jantung.

Nadi penderita : ada tidak


b) Penderita Tidak Respon

Periksa nadi seperti pada penderita respon baik. Jika tidak ada nadi maka lakukan
RJP/CPR
Nadi penderita : ada tidak
Kesimpulan sementara :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
A. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh anggota badan penderita yang


dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut s/d ujung kaki. Pemeriksaan fisik ini
dilakukan dengan penglihatan (inspeksi) , perabaan (palpasi) , dan pendengaran
(auskultasi). Pada penderita trauma harus dicari :
1. Perubahan bentuk (P)

2. Luka Terbuka (L)

3. Nyeri Tekan (N)

4. Bengkak (B)

1. Kepala
P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

 Hidung dan Telinga

P L N B

Gambaran Umum
:...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

 Mulut

P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
 Mata

P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. LEHER
P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. DADA
P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. PERUT
P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. PUNGGUNG
P L N B
Gambaran Umum
:...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
6. PANGGUL
P L N B

Gambaran Umum
:...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
7. EXREMITAS ATAS DAN BAWAH
 Tangan

P L N B

Gambaran Umum
:................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
 Kaki

P L N B

Gambaran Umum
:...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
8. PENGUKURAN TANDA VITAL
 Denyut nadi :.............................................. kali/menit

 Frekuensi nafas :.............................................. kali/menit

 Suhu badan : ..................... 0C

 Tekanan Darah

Sistolik : ..........................................mmHg
Diastolik : ..........................................mmHg
Cara mengukur tekanan darah:
1. Mengencangkan klep pada tensimeter

2. Melilitkan manset sampai menutupi setengah lengan atas arteri brakialis

3. Memompa dengan cepat sampai arteri tidak teraba, kemuadian tambakan 30


mmHg

4. Mengurangi tekanan manset dengan cara membuka klep secara perlahan-lahan


dan jangan terlalu cepat

5. Saat mendengar denyutan pertama membaca angkanya . Itu merupakan angka


sistolik.

6. Saat mendengar denyutan pertama membaca angkanya. Itu merupakan angka


sistolik

7. Terus kurangi tekanan manset sampai tidak terdengar denyutan. Ini merupakan
nilai diastolik.

8. Mencatat nilai sistolik dan nilai diastolik dalam mmHg.

9. Paling efektif penderita diukur dalam keadaan telentang. Apabila tidak


memungkinkan, mencatat posisi penderita pada saat diukur.
Kesalahan pengukuran dapat terjadi karena:
a. Bising

b. Bagian telinga stetoskop tidak terpasang dengan baik

c. Manset tidak terpasang dengan baik

d. Nilai sistolik belum pada nilai maksimal

e. Ukuran manset tidak sesuai

f. Bagian balon terlalu besar atau terlalu kecil

g. Pengurangan tekanan manset terlalu cepat

B. RIWAYAT PENDERITA

Selain penilaian seperti yang disebutkan di atas, tetap harus dilakukan wawancara
terhadap penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab
atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau perjalanan suatu penyakit.
Wawancara ini dapat dilakukan dengan penderita, keluarga atau saksi mata. Hal-hal
yang perlu ditanyakan dalam wawancara adalah:

1. Keluhan utama (gejala dan tanda)

Gejala adalah hal-hal yang hanya dirasakan oleh penderita. Tanda adalah hal-hal yang
dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar maupun diraba. Saat tanya jawab
hindari jawaban “ya” dan “tidak”. Jadi gunakan pertanyaan terbuka.

2. Obat-obatan yang diminum

Tanyakan apakah pada saat ini penderita sedang menjalani suatu pengobatan. Mungkin
gangguan yang dialami adalah akibat lupa minum atau menelan obat tertentu. Ini
sering menjadi petunjuk dalam menghadapi kasus medis.
3. Makanan/minuman terakhir

Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan melaluli saluran cerna.,
terutama keracunan racun melalui saluran cerna.
4. Penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang pernah diderita berhubungan dengan keadaan saat ini
5. Alergi yang dialami

Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada penderita ini adalah suatu bentuk alergi
terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderita atau keluarga sudah
mengetahuinya.

6. Kejadian

Pertanyaan ini membantu menentukan sebuah kasus trauma dan medis / gabungan
C. PEMERIKSAAN BERKALA

Penilai dari penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas seseorang
penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala dengan mengulang
memeriksa dari awal atau mencari hal yang terlewati.
D. PELAPORAN

Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat dan jelas
kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :

1. Umur dan jenis kelamin penderita

2. Keluhan utama

3. Tingkat respon

4. Keadaan jalan nafas

5. Pernafasan

6. Sirkulasi

7. Pemeriksaan fisik yang penting

8. Wawancara yang penting

9. Penatalaksanaan

10. Perkembangan lain yang dianggap penting.


3.3 DIAGRAM ALIR PERCOBAAN

Tiba di
tempat
kejadian

Penilaian

Keadaan

Penilaian
dini

Trauma Medis

Cek Pemeriksaan Riwayat


Cek C -A -B Evaluasi Pelaporan
kesadaran fisik penderita

Tanda vital

PLNB
K.O.M.P.A.
K
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN


Dari hasil praktikum Pertolongan Pertama Pad Kecelakan ( P3K ) tentang Penilaian
Dini pada tanggal 23 september 2022 di Laboratium Ergonomi Politekbik Perkapalan
Negeri Surabaya dengan menggunakan alat stetoskop, stigmomanometer, alat tulis, dan
jam tangan.
 Kasus pada tanggal 23 september 2022
KARTU PENDERITA (A)

Asal : Kelompok 3
Nama Ketua : Muhamad Ali Rois
Identitas Pasien :
 Nama : Akmal
 Umur : 21 Tahun
Informasi Masuk : Jam 07.28
Waktu Kejadian : Jam 07.25
Tiba Dilokasi : Jam 07.33
DAFTAR PUSTAKA
Tipe Kasus : Kasus Trauma
 1. Thygerson, A. (2016).
Kejadian
Pertolongan Pertama (Kelima). Penerbit Erlangga. Dan
: Terjadi kecelakaan pada saat bekerja
Keputusan Direktur Jendral Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan. (2009).
Keadaan Pasien : Pasien sadar namun masih shock
2.Santoso, K. (2017) Dasar-Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja UPT
Respon :a) Awas : -
Penerbitan UNEJ.
 Keputusan
b) Suara : Direktur
- Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor :
Kep.53/DJPPK/VIII/2009.
c) Nyeri : √ Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas
Pertolongan Pertama
d) Tidak respon : - Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
 Santiasih S.KM, Indri.
Airway : Ada 2014.Modul Praktikum Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya:Surabaya.
Breathing : Ada
 Sucipto , Tito. 2009. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Dan Anwar, M.,
Circulation : Ada
Sugiharto, (2018). Penyebab Kecelakaan Kerja PT. Pura Barutama Unit Offset.
Kulit Jurusan Ilmu Kesehaatan
: Normal Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Nafas Negeri Semarang.: Kuat.ISSN:( 16 kali/menit )
1475-362846
 ASEAN Trainer Guide
Nadi : Kuat.Perform Basic) First Aid Procedures 2012.
(72 kali/menit
Suhu Tubuh : Normal 37' C
SUMBER LINK : 110/80
Tekanan Darah
 https://media.neliti.com/media/publications/18408-ID-analisis-mitigasi-
Keluhan : Nyeri pada pergelangan tangan dan pusing
pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-di-pt-x.pdf
 file:///C:/Users/cuyde/Downloads/247-Article%20Text-976-1-10-
Obat :-

20201208%20(2).pdf
Makanan/minuman :-
 https://jom.htp.ac.id/index.php/kesmas/article/view/65/52
Penyakit : Pusing
 http://repository.stimart-amni.ac.id/75/3/BAB%20II%20new.pdf
Alergi :-
 http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN
%209-10%20PPPK.pdf
Kejadian : Akmal (21 Tahun) seorang pekerja yang sedang menggunakan mesin
 https://media.neliti.com/media/publications/143603-ID-none.pdf
press disuatu pabrik. Pada saat itu dia merasa pusing akhirnya tanganya terjepit mesin
press.
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan kejadian yang sudah dijelaskan, tindakan penilaian yang harus
dilakukan dalam memberikan pertolongan yaitu :
1. Penilaian Keadaan
Pada penilaian keadaan, pengamanan lokasi dan keamanan penolong harus dicek terlebih
dahulu untuk memudahkan proses pertolongan. Penolong harus memperkenalkan diri
terlebih dahulu dan menyampaikan bahwa penolong dapat melakukan pertolongan
pertama juga meminta salah satu orang sebagai saksi yang berada disekitar lokasi untuk
menghubungi pihak medis.
2. Penilaian Dini
Pada kasus ini korban termasuk pada jenis kasus trauma karena terdapat patah tulang
ditangan kanan. Setelah itu respon korban adalah nyeri karena pada saat saya mencubit
bagian tubuh korban ia merespon. Selanjutnya keadaan airway korban baik karena korban
bisa merespon. Untuk pemeriksaan breathing dengan cara mendekarkan telinga saya
untuk mendengar hembusan/tarikan nafas korban dan naik turunya korban yaitu ada.
Selanjutnya circulation dengan memeriksa denyut nadi korban diarea Karotis (leher)
hasilnya ada.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya PLNB ( Perubahan bentuk, Luka
terbuka, Nyeri, Bengkak ) secara menyeluruh dari kepala hingga ujung kaki untuk mencari
apakah ada luka yang tersembunyi. Lalu memeriksa tanda vital korban seperti, nafas 16
kali/menit, denyut nadi 72 kali/menit, tekanan darah 110/80, kulit normal, dan suhu
tubuh normal 37’ C.
4. Riwayat Penderita
Dengan cara wawancara KOMPAK yaitu :
K = keluhan yang dirasakan yaitu pusing serta nyeri pada tangan kanan.
O = Obat-obatan yaitu korban sebelum berkerja tidak mengkonsumsi obat-obatan
M = Makanan, korban tidak makan sebelum melaksanakan pekerjaan
P = Penyakit, korban menderita penyakit pusing-pusing sebelum kejadian
A = Alergi, korbat tidak mempunyai alergi apapun
K = Kejadian pada saat itu yang dialami korban tiba-tiba pusing dan tidak sadar kalau
tanganya masuk kedalam mesin press sehingga terjadi kecelakaan dan menyebabkan
patah tulang pada tangan kanan.
5. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan dengan memeriksa kembali kondisi korban. Saya
melakukan setiap 10 menit sekali untuk memastikan tanda vital masih normal dan
memastikan tidak ada hal yang terlewatkan dengan cara metode KOMPAK.
6. Pelaporan
Melaporkan informasi penting yang telah saya peroleh kepada penolong selanjutnya yaitu
petugas medis yaitu rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

BAB 5
KESIMPULAN
4.3 KESIMPULAN
Dalam melakukan penilaian penderita yang harus dilakukan yaitu :
1. Penilaian Keadaan dengan memeriksa keadaan disekitar dan keamanan penolong
2. Penilaian Dini yang terdiri dari kesan umum, pemeriksaan respon, dan
pemeriksaan CAB (circulation, Airway, Breathing)
3. Pemeriksaan Fisik terdiri dari pemeriksaan PLNB (Perubahan bentuk, Luka terbuka,
Nyeri, Bengkak) pada seluruh bagian tubuh serta pemeriksaan tanda vital manusia
yaitu denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah.
4. Riwayat penderita yang terdiri dari KOMPAK (Keluhan utama, Obat-obatan,
Makanan/minuman, Penyakit, Alergi, Kejaidan)
5. Pemeriksaan Berkala dengan mengulang kembali KOMPAK an mengecek tanda
vital korban.
6. Pelaporan kepada pihak medis.
Kita harus melakukan persiapan dan keesesuaian dalam melaksanakan pertolongan
pertama dalam perusahaan sehingga kita wajib mengikuti pembinaan agar mendapatkan
lisensi pertolongan pertama.
DAFTAR PUSTAKA
 Lestariwati, Badraningsih, dkk.(2015). Kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja Materi
Ajar K3 FT UNY. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
 Hakim Setyobudi,Muhammad.(2017).Sistem Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Menggunakan Metode Forward Chaining Di KSR Palang Merah
Indonesia Unit UN PGRI Kediri Berbasis Web.Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tahun 2017 : Kediri
 Santiasih S.KM, Indri. 2014.Modul Praktikum Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya:Surabaya.
 Aryani, Evelyn dan Jo Suherman. 2009. “Pengaruh Ukuran Manset Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 9, Nomor 1,
Halaman 50.
 ASEAN Trainer Guide Perform Basic First Aid Procedures 2012
LINK
 https://media.neliti.com/media/publications/18408-ID-analisis-
mitigasi pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-di-pt-x.pdf
 file:///C:/Users/cuyde/Downloads/247-Article%20Text-976-1-10-
20201208%20(2).pdf
 https://jom.htp.ac.id/index.php/kesmas/article/view/65/52
 http://repository.stimart-amni.ac.id/75/3/BAB%20II%20new.pdf
 http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN
%209-10%20PPPK.pdf
 https://media.neliti.com/media/publications/143603-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai