Anda di halaman 1dari 3

RENCANA KERJA PENGAWASAN

PANEN DAN PASCAPANEN MENTIMUN

Pendahuluan
Tanaman Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.); family labu-
labuan atau Cucurbitaceae merupakan tanaman yang menghasilkan buah dan dapat
dimakan. Buah mentimun biasanya dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum
masak fisiologi untuk dijadikan sayuran, penyegar, atau asinan tergantung jenisnya.
Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki
kandungan air yang cukup banyak, sehingga berfungsi menyejukkan. Buah mentimun
juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan kosmetika.
Di Indonesia tanaman mentimun tersebar hampir diseluruh wilayah dan
umumnya ditanam di dataran rendah sampai menengah dengan ketinggian sekitar 200 –
800 m dpl. Pertumbuhan optimal dapat dicapai pada lahan dengan ketinggian 400 m
dpl. Tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah
sekitar 6 – 7.
Masa panen buah mentimun yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah
tanam, atau tergantung dengan varietasnya, sistem tanam maupun tujuan
pemasarannya. Untuk mentimun lokal, panen buah pertama rata-rata ketikaa tanaman
berumur 48 hari atau + 6 minggu setelah benih ditanamam. Sedangkan buah mentimun
hibrida dapat dipanen pertama pada umur 42 hari setelah bibit dipindah tanamkan dari
persemaian ke kebun. Panen berikutnya dilakukan setiap 5-10 hari sekali, dengan cara
memilih buah yang ukurannya sesuai dengan permintaan pasar,
Masa panen juga terdapat waktu yang paling baik yaitu, sekitar jam 07.00 –
09.00, agar pada buah mentimun tidak terdapat air (embun). Cara panennya dengan
memetik (memotong) tangkai buah menggunakan alat bantu pisau tajam agar tidak
merusak tanaman.
Kriteria buah yang dapat dipanen yaitu warna buah seragam, buah muda yang
dipetik kulitnya akan mudah keriput dan buah yang terlambat dipetik akan terasa
pahit. Buah yang telah dipetik disimpan ditempat yang teduh dan terlindung dari
sinar matahari langsung.
Buah mentimun termasuk bahan sayuran (makanan) yang mudah busuk dan
rusak. Oleh karena itu selepas panen perlu penanganan pasca panen yang memadai
untuk mempertahankan kesegaran, mencegah susut dan kerusakan.
Hasil panen dari kebun langsung diangkut ke tempat penampungan
(pengumpulan) sementara, misalnya ruang gudang atau tempat lain yang teduh tidak
terkena sinar matahari langsung. Buah yang kurang baik bentuknya (bengkok), busuk
atau rusak harus dipisahkan dari buah yang baik.
Buah mentimun yang telah diklasifikasikan segera dicuci dalam air mengalir
atau air yang disemprotkan hingga bersih. Selesai pencucian, langsung ditiriskan di
tempat kering untuk menghilangkan air yang menempel. Buah mentimun yang telah
bersih dan kering dimasukkan ke dalam wadah, misalnya karung, dus karton atau
kontainer lainnya. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun
ditidurkan bersusun. Buah mentimun yang sudah diwadahi (packing) siap diangkut dan
dipasarkan.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilakukannya pengawasan ini yaitu mengawasi panen dan
pasca panen mentimun.

Uraian Rencana
1. Nama Pengawas : Devi Apriandini, S.P
2. Lokasi Pengawasan : Desa Zed Kecamatan Mendobarat
3. Pelaku Usaha yang Diawasi : Bapak Suparman
4. Komoditi : Mentimun
5. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan : 1. Melakukan persiapan alat dan bahan
untuk pengawasan berupa kamera, dan
ATK;
2. Melakukan pengawasan panen dan
pascapanen
3. Menyusun laporan hasil pengawasan.
Jadwal Palang

No. Tanggal Pukul Uraian

1. 15 Desember 2022 09.00 – 10.00 Persiapan Pelaksanaan Pengawasan.

10.00 – 11.00 Pelaksanaan Pengawasan

11.00 – 12.00 Evaluasi hasil pengawasan bersama


dengan pelaku usaha.

Sungailiat, 12 Desember 2022


PMHP,

Devi Apriandini, S.P.


NIP. 19830429 201503 2 001

Anda mungkin juga menyukai