Anda di halaman 1dari 35

REFRESH TRAINING

IDENTIFIKASI
BAHAYA
DAN PENILAIAN
RESIKO

#sehatselamatkitabisa
TUJUAN & SASARAN
PELATIHAN
TUJUAN
Memahami proses identifikasi bahaya,
penilaian resiko & penentuan pengendalian
resiko

SASARAN
Mampu mengidentifikasi aspek KPLH dengan
langkah yang sistematis
Mampu melakukan penilaian resiko atas aspek
KPLH yang teridentifikasi
Mampu menyusun pengendalian resiko
dengan berdasarkan tingkat hierarki yang
benar

#sehatselamatkitabisa 1
APA ITU
BAHAYA?
Setiap benda, bahan,
kegiatan atau kondisi yang
memiliki potensi untuk
menyebabkan cedera,
kerusakan atau kerugian.

#sehatselamatkitabisa 2
APA ITU
RESIKO?
Kesempatan atau
kemungkinan bertemunya
2 atau lebih bahaya dan
mengakibatkan sejumlah
kerugian.

#sehatselamatkitabisa 3
#sehatselamatkitabisa
ADA 7 JENIS BAHAYA,
APA AJA?
FISIKA PSIKOSOSIAL
Pencahayaan, getaran, suhu, Pola shift, suasana organisasi,
kebisingan, radiasi, tekanan dll intimidasi, dll

KIMIA LINGKUNGAN
Bahan berbahaya & beracun, debu, Gelap, grade jalan,
dll basah/kering, dll
BIOLOGIS ERGONOMI
Virus, jamur, bakteri, serangga, dll Warna pada panel control,
posisi tombol, bentuk kursi,
tinggi bidang kerja, posisi kerja,
MEKANIS dll
Permesinan, peralatan yang
berputar, bagian yang tajam, titik
jepit pada mesin

#sehatselamatkitabisa 4
HUBUNGAN BAHAYA,
RESIKO & INSIDEN
STUDI KASUS INSIDEN OHT 777-103 SITE DTA
(20 DESEMBER 2022 SHIFT 2)
KRONOLOGI SINGKAT
1. Pada hari Selasa tanggal 20 Desember 2022 pukul 05.40 WITA sdr. Romianto mengikuti P5M di Pos SIAP KM 26
dan mendapatkan settingan unit OHT 777-103 loading material OB di Excavator 1250-119.
2. Kemudian pada pukul 05.50 WITA Sdr. Romianto berangkat ketambang menggunakan Bus, sesampai di tambang
langsung melakukan P2H unit OHT 777-103 dengan unit OHT 777-103 siap di operasikan
3. Operasional berjalan lancar sampai pukul 07.30 Wita
4. Pukul 07.33 Wita, saat selesai loading di excavator 1250-119 dan mengarah ke disposal void di tengah jalan
melihat unit Greader 705-116 sedang melakukan penyecrapan jalan dengan posisi Greader 705-116 arah
berlawanan mengambil jalur muatan agak ketengah jalan, kemudian Sdr. Romianto mengambil jalur kosongan
(kearah kanan), saat berselisihan dengan unit Greader 705-116, unit OHT 777-103 yang di operasikan Sdr.
Romianto, tyre sebelah kanan menyisiri pinggiran tanggul sepanjang 60 meter kemudian unit OHT 777-103 yang di
operasikan sdr. Romianto berhenti tidak bisa dikendalikan.
5. Selanjutnya Sdr. Romianto melaporan kejadian tersebut ke pengawas lapangan sdr. Yahman

#sehatselamatkitabisa 5
HUBUNGAN BAHAYA, RESIKO &
INSIDEN
STUDI KASUS INSIDEN OHT 777-103 SITE DTA
(20 DESEMBER 2022 SHIFT 2)
OHT 777-103 mengarah ke INSIDEN
disposal void di tengah
jalan melihat unit Greader
705-116 sedang
melakukan penyecrapan
jalan
BAHAYA

Posisi Greader 705-116 arah


berlawanan mengambil jalur RESIKO
muatan agak ketengah jalan,
kemudian Sdr. Romianto
mengambil jalur kosongan
(kearah kanan),

Berselisihan dengan unit


Greader 705-116, unit OHT
777-103 yang di operasikan
Sdr. Romianto

#sehatselamatkitabisa 6
OHT 777-103 INSIDEN
mengarah ke disposal
void di tengah jalan
melihat unit Greader
705-116 sedang
melakukan
penyecrapan jalan
BAHAYA

Posisi Greader 705-116

PUTUS
arah berlawanan RESIKO
mengambil jalur muatan
agak ketengah jalan,
kemudian Sdr. Romianto
mengambil jalur kosongan PUTUS
(kearah kanan),

Berselisihan dengan
unit Greader 705-116,
unit OHT 777-103 yang
di operasikan Sdr.
Romianto

Insiden terjadi karena akumulasi bahaya yang dibiarkan, sehingga resiko terjadinya insiden
meningkat dan timbullah kerugian. Tetapi, apabila bahaya teridentifikasi dan langsung
ditindak lanjuti, resiko untuk terjadi insiden akan kecil

#sehatselamatkitabisa 6
TEORI
PIRAMIDA DTA Project

RASIO 1 MENINGGAL
KECELAKAAN
CIDERA RINGAN
10
KERUSAKAN
30 HARTA
BENDA

HAMPIR
600 CELAKA

KTA
20.000 &
TTA
Sumber : Frank E. bird (1985)
#sehatselamatkitabisa 8
ALUR PROSES IDENTIFIKASI
BAHAYA & PENGENDALIAN
RESIKO LEVEL 1

Mengidentifikasi Melakukan tindakan


bahaya perbaikan segera

Membuat laporan bahaya


Menilai Resiko

#sehatselamatkitabisa 9
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA

Berkeliling diarea kerja & perhatikan hal – hal yang bisa menjadi sumber
kecelakaan
Cermati kesesuaian intruksi pada lembaran data pabrik/MSDS dengan yang
actual diarea kerja
Cermati penyebab kasus insiden yang pernah terjadi

Cermati hasil inspeksi sebelumnya


Evaluasi sumber energi utama ditempat kerja

Tanyakan ke pekerja yang berada di area kerja,


terkait temuan bahaya diarea kerjanya

#sehatselamatkitabisa 10
APA BAHAYANYA?

1 2

3 4
#sehatselamatkitabisa 11
MENILAI
RESIKO
Resiko dapat dihitung, berikut rumusnya :
Resiko (R) = Kemungkinan (P) x Keparahan (S) x Frekuensi (F)
Apa maksudnya Kemungkinan, Keparahan & Frekuensi
Kemungkinan (Probability)
Potensi bahaya menjadi suatu cedera, kerusakan atau kerugian.

Keparahan (Severity)
Besarnya dampak yang dapat timbul akibat dari bahaya.
Frekuensi (Frequency)
Tingkat keseringan bahaya “itu” muncul.

#sehatselamatkitabisa 12
#sehatselamatkitabisa 13
TINGKAT KODE TINDAKAN PENGENDALIAN
NILAI RESIKO
BAHAYA BAHAYA

Laporkan ke atasan dan


Bahaya Resiko
2 sampai dengan 8 C perbaiki setelah bahaya AA-A-
Rendah
B selesai.
Laporkan ke atasan dan
Bahaya Resiko
9 sampai dengan 44 B perbaiki setelah bahaya AA-A
Sedang
selesai

Berhenti, SEGERA laporkan ke


45 sampai dengan Bahaya Resiko atasan, putuskan lanjutkan
A
100 Tinggi dengan catatan atau perbaiki
segera.

Berhenti, isolasi, SEGERA


101 sampai dengan Sangat Beresiko /
AA laporkan ke atasan, PERBAIKI
125 Tinggi Sekali
SEGERA

#sehatselamatkitabisa 14
MELAKUKAN TINDAKAN
PERBAIKAN SEGERA

Tindakan perbaikan
segera adalah tindakan
yang dilakukan saat itu
juga (di tempat kejadian)
setelah menemukan
bahaya.

#sehatselamatkitabisa 15
MEMBUAT LAPORAN
BAHAYA

Berikut format yellow card (IBPR Level 1) yang di isi oleh Karyawan
Non Staff, target minimal dalam 1 bulan 4 kali membuat laporan
bahaya

#sehatselamatkitabisa 16
Berikut format yellow card (IBPR Level 1) yang di isi oleh
Pengawas/PIC Area terkait bahaya yang ditemui di area kerjanya &
di verifikasi oleh tim HSE.

#sehatselamatkitabisa 17
ALUR PROSES PENYUSUNAN
DOKUMEN IBPR LEVEL 2

Menentukan Pengendalian
Mengidentifikasi Resiko
Bahaya

Menyusun Dokumen IBPR

Me-review Dokumen IBPR


Menilai Aspek
KPLH
Menentukan
Resiko

#sehatselamatkitabisa 18
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA
HAL APA SAJA YANG PERLU DIBUATKAN DOKUMEN IBPR LEVEL 2 ?

Semua kegiatan yang dilakukan oleh karyawan, kontraktor & supplier, baik yang bersifat
rutin maupun tidak rutin, terkait dengan perilaku dan kapabilitasnya

Semua fasiltas milik perusahaan, kontraktor / supplier yang digunakan


Semua kendaraan, peralatan dan perkakas milik perusahaan, kntraktor / supplier yang
digunakan
Semua aspek yang terkait lingkungan tidak terbatas pada emisi ke udara,
pembuangan limbah ke air / tanah, pemanfaatan sumber daya alam dan pemanfaatan
energi / panaran energi (panas, radiasi, getaran, limbah dan lain – lain)

Semua aspek yang terkait dengan kesehatan kerja (kebisingan, getaran, debu,
radiasi, ergonomic, suhu, bahaya biologis dan lain – lain.
Semua aspek akibat dampak dari interaksi dengan pihak luar atau tuntuan dari luar
seperti kontraktor, consumer, masyarakat dan lain–lain.
Semua aspek yang terkait dengan perubahan desain.

#sehatselamatkitabisa 19
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA
APA YANG MENJADI DASAR MEMBUAT DOKUMEN IBPR ?

Bisnis proses operasional unit kerja

Proses kerja operasional yang


berdasarkan tugas pokok dan fungsi unit
kerja
Setiap tahapan proses kerja akan
dijadikan sebagai pokok IBPR

#sehatselamatkitabisa 20
CONTOH BISNIS PROSES
Bussiness Process
HSE Department

MANAGEMENT TOOLS COMPLIANCE AGENT ADVISORY BODY LOSS CONTROL SKK

1. Observasi KPLH All Area


Kerja
1. Administrasi KPLH 1. Training KPLH in class 1. Pengelolaan aset KPLH 1. Administrasi
2. Inspeksi KPLH All Area 2. Sertifikasi / Re-sertifikasi 2. Bimbingan Teknis 2. Pengelolaan Rambu
Kerja KPLH KPLH KPLH
2. Promotif
3. Random Check Compliance 3. Monitoring aspek & dampak 3. PK2B KPLH Lev.Staff 3. Investigasi Insiden
Survey KPLH
3. Preventif
4. Comissioning / re-com unit 4. Monitoring legal compliance 4. Induksi / Re-induksi 4. Mobilisasi / De-
& tools KPLH KPLH mobilisasi
4. Kuratif
5. Penanggulangan
5. HSE Talk all area kerja
Keadaan Darurat
5. Rehabilitatif

Kegiatan – kegiatan diatas akan dikaji & disusun aspek KPLHnya, dinilai resikonya &
dilakukan pengendalian resikonya.

#sehatselamatkitabisa 21
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA
MENGAPA SETIAP BISNIS PROSES HARUS DIBUAT DOKUMEN IBPR ?

Setiap kegiatan pada bisnis proses pasti


memiliki aspek KPLH.

Setiap aspek KPLH dapat mengakibatkan


terjadinya kecelakaan yang berujung pada
kerugian.

Potensi kecelakaan atau kerugian harus


dikendalikan secara pro aktif.

Melakukan manajemen resiko yaitu proses untuk


menurunkan tingkat resiko terjadinya kecelakaan
hingga Batasan yang dapat diterima oleh
perusahaan.

#sehatselamatkitabisa 22
MENENTUKAN
ASPEK KPLH
Berikut aspek KPLH yang dikaji dari kegiatan yang teridentifikasi di bisnis proses

ASPEK KESELAMATAN
Potensi yang dapat menimbulkan resiko bagi keselamatan (personil, peralatan
maupun unit).
ASPEK KESEHATAN
Potensi yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan (personil).

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP


Potensi yang dapat mempengaruhi atau memberikan dampak lingkungan.

#sehatselamatkitabisa 23
MENENTUKAN
ASPEK KPLH
Selain aspek KPLH yang dikaji dari kegiatan yang teridentifikasi di bisnis proses, kita
kaji juga terkait aspek Eksternalnya.
ASPEK EKSTERNAL
Potensi yang dapat mempengaruhi atau memberikan dampak ke stakeholder
yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha.

#sehatselamatkitabisa 24
MENENTUKAN
RESIKO
Resiko adalah potensi terjadinya insiden / penyakit/ pencemaran akibat
munculnya aspek yang tidak dikendalikan.
Setiap potensi insiden/ penyakit/ pencemaran dapat dinilai risikonya.
Penentuan nilai resikonya hasil dari perkalian antara kemungkinan, keparahan
dan frekuensi, sehingga didapat nilai resiko 2 sampai dengan 125.

Hasil dari insiden/ penyakit/ pencemaran akan


ditetapkan sebagai tingkat keparahan bukan sebagai
resiko
Apabila ada aspek KPLH yang memiliki nilai resiko sebelum
kontrol > 45 dan memiliki aspek legal yang dinamakan
sebagai aspek penting & harus mendapatkan prioritas
pengendalian dalam operasional harian

#sehatselamatkitabisa 25
MENENTUKAN RESIKO
(KONTROL TAMBAHAN)

Kontrol tambahan yaitu suatu tambahan


penngendalian yang diperlukan untuk
menurunkan resiko hingga tingkatan
yang dapat diterima (acceptable risk).

Kontrol tambahan diperlukan bila


dengan control yang ada nilai resiko
masih di atas 45.
Kontrol tambahan di lakukan dengan
pendekatan sistematis dengan
mempertimbangkan efektifitas dalam
pengendalian resiko.

#sehatselamatkitabisa 26
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
Rekayasa
MENURUNKAN Engineering
TINGKAT
KEMUNGKINAN (Eliminasi, Substitusi,
(PROBABILITY) Occupational
dan Isolasi)
Pengendalian
Disease
Administratif
(Kebijakan,
prosedur
kerja,
prakterk
kerja)
MENURUNKAN
TINGKAT
KEPARAHAN APD
(SEVERITY)

#sehatselamatkitabisa 27
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
(ELIMINASI)

Menghilangkan aspek
KPLH atau praktik
kerja yang berbahaya
di tempat kerja,
merupakan langkah
pengendalian yang
paling efektif.

#sehatselamatkitabisa 28
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
(SUBSITUSI)

Mengganti atau
menukar suatu aspek
KPLH atau praktik kerja
yang berbahaya
dengan hal yang lebih
kecil potensi
bahayanya.

#sehatselamatkitabisa 29
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
(ISOLASI)

Mengisolasi suatu
aspek KPLH dengan
memodifikasi
unit/peralatan kerja.

#sehatselamatkitabisa 30
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
(PENGENDALIAN ADMINISTRATIF)

Pelaksanaan suatu kebijakan


dan perubahan dalam praktik
kerja dan prosedur kerja
merupakan salah satu cara
untuk mengurangi tingkat
resiko suatu bahaya.
Termasuk didalamnya berupa
pembatasan waktu paparan
bahaya, pembatasan jumlah
orang, melakukan rotasi
kerja, dll.

#sehatselamatkitabisa 31
MENENTUKAN
PENGENDALIAN RESIKO
(ALAT PELINDUNG DIRI)

Penggunaan alat pelindung diri adalah langkah


terakhir yang hanya dipertimbangkan menjadi
alternatif terakhir bila :
1. Metode lain tidak tersedia, sedangkan pekerjaan
harus dijalankan.
2. Digunakan dengan metode lain untuk
memberikan tingkat perlindungan yang lebih
tinggi.
3. Digunakan sebagai
pemenuhan peraturan yang
berlaku
4. Digunakan sebagai langkah
untuk mengurangi tingkat
keparahan.

#sehatselamatkitabisa 32
https://bit.ly/soalsmarttraining

Anda mungkin juga menyukai