Anda di halaman 1dari 3

PENDI DI DI DALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul 5)

Nama : SITI MARIYAMAH


NIM : 2301018033
NPK : 2853900148068
Dosen Pembimbing : Nurul Afifah, M.Pd.I

A. Judul Modul : JINAYAH DAN JIHAD


B. Kegiatan Belajar : TAKZIR (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Konsep (Beberapa 1. PENGERTIAN TAKZIR


istilah dan definisi)
di KB. 3 Takzir merupakan tindak pidana yang tidak ditentukan
sanksinya oleh al-Qur'an dan hadits, contohnya tidak melaksanakan
amanah, merampas harta orang, menghina orang lain, menghina
agama, menjadi saksi palsu, suap, dan lain sebagainya.
Menurut Dr. Wahbah al-Zuhailiy, beliau mendefinisikan
takzir sebagai balasan (hukuman) syar’i atas perbuatan maksiat atau
kejahatan yang tidak ada hadnya dan tidak ada kafarat, baik
kejahatan/pelanggaran terhadap hak Allah misalnya berbuka kepada
siang hari bulan Ramadan tanpa uzur yang dibolehkan,
meninggalkan sholat, dan riba, maupun pelanggaran terhadap hak-
hak manusia misalnya menggauli wanita kepada selain faraj
(vagina), mencuri yang tidak sampai nisabnya, menghianati amanat,
memanggil orang lain dengan panggilan tuduhan berbuat jahat.
Sedangkan menururt al-Zuhailiy, Sayyid Sabiq, beliau memberi
definisi takzir sebagai suatu tindakan edukatif terhadap prilaku
perbuatan dosa yang tidak ada sanksi had atau kafarat.
Dari pengertian di atas, maka dirumuskan bahwa takzir
merupakan hukuman yang bersifat edukatif yang dijatuhkan kepada
seseorang yang melakukan suatu tindak kejahatan yang bentuk
hukumannya belum ditentukan secara tegas di di dalam al-Qur'an
dan sunah, baik kejahatan itu berupa pelanggaran terhadap hak-hak
Allah maupun hak-hak manusia.

2. MACAM-MACAM JARIMAH TAKZI

Jarimah takzir dibagi berdasarkan kepada beberapa segi.


Dilihat dari hak yang dilanggar, maka terbagi pada :
a) jarimah takzir yang melanggar hak Allah
Jarimah dengan hak Allah merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kemaslahatan umum. Contohnya membuat
kerusakan di bumi, pemberontakan, perampokan dan
sebagainya.
b) jarimah takzir melanggar hak hamba.
Sedangkan jarimah hak hamba (adami) merupakan segala
sesuatu yang mengancam kemaslahatan bagi diri seorang
manusia misalnya penghinaan.
Dilihat dari segi sifatnya, jarimah takzir terbagi menjadi :
a) jarimah takzir karena melakukan perbuatan maksiat,
Berbentuk pelanggaran terhadap hal-hal yang dilarang oleh
syarak misalnya bersumpah palsu, atau dapat berupa perbuatan
meninggalkan hal-hal yang diperintahkan oleh syarak misalnya
tidak berpuasa kepada bulan Ramadan tanpa uzur yang
dibolehkan oleh syarak
b) jarimah takzir karena melakukan perbuatan yang membahayakan
kepentingan umum,
Apabila di dalam suatu perbuatan yang kepada dasarnya mubah
lalu mengandung unsur yang membahayakan atau merugikan
kepentingan umum, perbuatan itu dipandang jarimah dan dapat
dikenakan sanksi takzir
c) jarimah takzir karena melakukan pelanggaran (mukhalafah),
yakni meninggalkan yang sunnat dan melakukan yang makruh.
Perbutan ini diperselisihkan oleh fukaha apakah termasuk
jarimah atau tidak. Sebagian fukaha memandang bahwa
mengerjakan yang makruh dan meninggalkan yang sunah tidak
dapat digolongkan jarimah karena tidak ada taklif atasnya
sedangkan perbuatan dapat dianggap jarimah bila ada taklif
atasnya
Dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya), jarimah
takzir terbagi pada :
a) Jarimah takzir yang berasal dari jarimah hudud atau kisas-diat
yang tidak memenuhi syarat penerapan sanksi hadnya atau
mengandung syubhat misalnya pencurian harta yang tidak
disimpan kepada tempat penyimpanan semestinya.
b) Jarimah takzir yang perbuatannya dilarang di dalam al-Qur'an
dan sunah, akan tetapi sanksinya belum ditetapkan, misalnya
menyuap, mengurangi timbangan, meninggalkan sholat fardu,
dan sebagainya.
c) Jarimah takzir yang jenis dan bentuk sanksinya belum ditentukan
oleh syarak.
Penetapan jarimah ini diserahkan kepada pemerintah ataupun
hakim, misalnya yaitu pelanggaran peraturan lalu lintas,
pelanggaran disiplin PNS, dan lain sebagainya.

3. SANKSI JARIMAH TAKZIR

a) Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Badan


Sanksi jarimah takzir yang berkaitan dengan badan ada
dua macam, yakni :
- hukuman mati
Hukuman mati merupakan sanksi yang dikenakan pada
pelaku jarimah kisas dan hudud, di antaranya pembunuhan
sengaja, zina muhsan, riddah, perampokan
- dera
Fukaha telah sependapat menganai penggunaan dera atau
cambuk sebagai sanksi di dalam jarimah takzir misalnya
pemalsuan stempel baitul mal, percobaan perzinaan,
pencurian tidak sampai nisab dan sebagainya.
b) Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Kemerdekaan
Bentuk sanksi yang termasuk di dalam golongan ini merupakan:
- Penjara
Jenis-jenis jarimah yang dapat dikenakan sanksi penjara
terbatas merupakan penghinaan, penjual khamar, pemakan
riba, tidak puasa kepada bulan Ramadan tanpa uzur, saling
mencaci di depan mengadilan dan lain-lain
- Pengasingan
Sanksi pengasingan diancamkan pada pelaku jarimah-
jarimah yang dikhawatirkan berpengaruh pada orang lain
sehingga pelakunya harus diasingkan guna menghindari
pengaruh-pengaruh tersebut
c) Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Harta
Ibnu al-Qayyim mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang
mengemukakan bahwa sanksi takzir berupa harta ada tiga
macam, yakni : menghancurkannya (itlaf), mengubahnya
(tagyir), dan memilikinya (tamlik). Takzir berupa penghancuran
dikenakan pada pelaku jarimah misalnya tempat khamar,
patung, menumpahkan susu yang dicampur dengan air, dan
sebagainya. Takzir dengan tagyir misalnya patung dipotong-
potong lalu dijadikan sebagai batu penyangga, atau kepalanya
dipotong sehingga menjadi misalnya pohon. Adapun takzir
dengan tamlik, misalnya melipatgandakan sanksi bagi pencuri
buah dari buah yang dicurinya. Sanksi bentuk ketiga ini dapat
disebut sebagai denda.
d) Sanksi Takzir yang Ditentukan oleh Pemerintah Demi
Kemaslahatan Umum
Sanksi jarimah takzir yang dapat digunakan oleh pemerintah
atau hakim guna mewujudkan kemaslahatan umum selain sanksi
yang telah disebutkan sangat banyak. Sanksi-sanksi tersebut
dapat digunakan selama dapat memberikan efek jera sebagai
bentuk pendidikan terhadap pelakunya. Ini menjadi
pertimbangan penting bagi hakim yang menangani pelanggaran
jarimah takzir ini.

4. HIKMAH JARIMAH TAKZIR

Semua orang akan berhati-hati dan berusaha guna menjaga


diri agar tidak melakukan kejahatan, sehingga ketertiban dan
keamanan masyarakat akan dapat terwujud.

5. KONTEKSTUALISASI NILAI-NILAI MODERASI


BERAGAMA DI DALAM MATERI TAKZI

Takzir merupakan bentuk sanksi yang dikenakan pada


pelaku tindak kejahatan, bentuk kejahatan yang sanksinya belum
ditetapkan di dalam al-Qur’an atau hadits, dan bentuk pelanggaran
terhadap pearturan yang ditetapkan di dalam rangkan mewujudkan
ketertiban masyarakat. Penetapan bentuk takzir dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu dimusyawarhkan oleh pihak yang
berkepentingan. Hal ini merupakan bentuk nilai moderasi beragama
yang terkandung di dalam di dalam ajaran takzir.

2 Daftar materi
kepada KB. 3 yang
sulit dipahami -

3 Daftar materi yang


sering mengalami
miskonsepsi di di di -
dalam pembelajaran

Dibuat Tanggal : 08 September 2023

Anda mungkin juga menyukai