Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEJADIAN NYERI DADA


DENGAN RESPON AWAL PASIEN DALAM MENCARI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG
KORONER DI PUSKESMAS KALISAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Mellani Puja Fahrera
1511011042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEJADIAN NYERI DADA


DENGAN RESPON AWAL PASIEN DALAM MENCARI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG
KORONER DI PUSKESMAS KALISAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Mellani Puja Fahrera
15.1101.1042

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
HUBUNGAN PENGETAHUAN KEJADIAN NYERI DADA
DENGAN RESPON AWAL PASIEN DALAM MENCARI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG
KORONER DI PUSKESMAS KALISAT

Mellani Puja Fahrera


NIM. 15.1101.1042

Artikel Jurnal ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 20 Juli 2019

Pembimbing I

Ns. Cipto Susilo, S.Pd., S.Kep., M.Kep.


NPK. 93 05 382

Pembimbing II

Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M. Kep., Sp. Kep. MB.


NPK. 15 09 368
PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEJADIAN NYERI DADA


DENGAN RESPON AWAL PASIEN DALAM MENCARI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG
KORONER DI PUSKESMAS KALISAT

Mellani Puja Fahrera


NIM. 15.1101.1042

Dewan Penguji Ujian Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 20 Juli 2019


Penguji,
1. Ketua : Ns. Sasmiyanto, S.Kep.,M.Kes (........................)
NPK. 03 05 358

2. Penguji I : Ns. Cipto Susilo, S.Pd., S. Kep., M.Kep. (........................)


NPK. 93 05 382

3. Penguji II : Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M.Kep., Sp.Kep. MB (........................)


NPK. 15 09 368

Mengetahui,
Dekan

(Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat)


NIP. 197012132005012001
HUBUNGAN PENGETAHUAN KEJADIAN NYERI DADA
DENGAN RESPON AWAL PASIEN DALAM MENCARI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI PUSKESMAS KALISAT

Mellani Puja Fahrera1, Cipto Susilo2, Ginanjar Sasmito Adi3


1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember
2,3
Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jember Jl. Karimata No. 49 Sumbersari, Jember
Email: nimela1996@gmail.com

Abstrak:
Pendahuluan: Penyakit jantung koroner salah satunya ditandai dengan nyeri dada. Pengetahuan
nyeri dada akan berdampak pada respon awal dalam mengambil keputusan. Tujuan penelitian
ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan kejadian nyeri dada dengan respon awal
pasien dalam mencari pertolongan pertama pada penyakit jantung koroner di Puskesmas Kalisat.
Metode: Desain penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner yang berjumlah 181 orang
dengan sampel sebanyak 125 orang yang diambil secara purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil: Analisa data uji statistik yang digunakan
adalah Spearman Rho (p < 0,05) diperoleh nilai P value adalah 0,001 dengan nilai koefisien
korelasi 0,807, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan kejadian nyeri
dada dengan respon awal pasien dalam mencari pertolongan pertama pada penyakit jantung
koroner di Puskesmas Kalisat. Diskusi: Direkomendasikan kepada pasien dengan riwayat
penyakit jantung koroner ketika mengalami kejadian nyeri dada diharapkan dapat mematuhi
dalam mencari pertolongan pertama.

Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, Pengetahuan Nyeri Dada, Respon Awal, Mencari
Pertolongan Pertama.

Abstract

Introduction: Coronary heart disease is marked with chest pain. Knowledge of chest pain will
have an impact on the initial response in decision making. The purpose of this research is to
identify the correlation between incidents of chest pain knowledge with patient’s initial response
in seeking first aid on coronary heart disease at Puskesmas Kalisat. Methods:The design of this
research was correlation with cross sectional approach. The populations of this research were
181 people patients who have coronary heart disease history with the samples were 125 people
which were taken used purposive sampling. The technique of data collection used questionnaire.
Result: The analysis based on statistics test Spearman Rho (p < 0,05) resulted p value was
0,001 with coefficient correlation 0,807 thus it could be concluded that if the correlation between
incident of chest pain knowledge with patient’s initial response in seeking first aid on coronary
heart disease at Puskesmas Kalisat had a very strong correlation. Discussion: It is
recommended for patients with coronary heart disease history when they are in chest pain to be
obey and well-behave in seeking first aid.

Key words: Coronary Heart Disease, Chest Pain Knowledge, Initial Response, Seeking First
Aid.
PENDAHULUAN sehingga ketika timbul gejala,
Penyakit jantung koroner pasien dan keluarga beranggapan
adalah penyakit yang diakibatkan hanya sakit biasa yang akan sembuh
adanya penyumbatan pembuluh ketika sudah minum obat bebas
darah koroner. Gejala umum yang yang dibeli di apotik terdekat dan
penderita PJK alami ketika serangan beristirahat (McKinly, et al., 2009).
akut yang terjadi adalah nyeri dada Penelitian telah banyak dilakukan
yang kebanyakan sebagai penyebab yang menyatakan bahwa
kekambuhan (Rega Dwi P, 2018). pengetahuan menjadi salah satu
Di Indonesia menurut hasil faktor penting dari pemanjangan
Riskesdas tahun 2013, penderita waktu tiba pasien yang berhubungan
PJK meningkat seiring dengan dengan pasien kurang memiliki
bertambahnya usia. Perkiraan pengetahuan mengenali tanda dan
jumlah penderita PJK tertinggi gejala PJK (Perkins Porras et al.,
diduduki Jawa Timur yaitu 1,3% 2009).
atau sekitar 375.127 orang. (Desta Masyarakat memiliki respon
Saesarwati, 2016). Prevalensi yang berbeda saat merasakan sakit,
penyakit jantung koroner di sehingga pada saat gejala penyakit
Kabupaten Jember kurang lebih yang dirasakan, maka akan timbul
sebanyak 400 orang setiap tahunnya. berbagai macam perilaku dan
(Dinas Kesehatan, 2018). usaha. Pada saat muncul gejala
Faktor tingkat pengetahuan nyeri dada, pasien PJK hanya
berpotensi terhadap keterlambatan beristirahat, menganggap nyeri
tiba pasien PJK di IGD, hal ini akan segera berkurang. Padahal
dikarenakan pengetahuan terhadap kenyataannya, nyeri dada tersebut
PJK akan sangat menentukan pasien ada yang tidak dapat hilang hanya
dan keluarga untuk dapat dengan beristirahat saja (Lina
melakukan tindakan segera ketika Indrawati, 2014). Respon yang
mengalami tanda dan gejala PJK berkaitan dengan gejala yang mulai
tersebut. Keterlambatan tiba di IGD dirasakan yaitu tidak melakukan
terjadi ketika pasien dan keluarga tindakan apapun hingga
tidak memahami PJK dengan baik berkonsultasi dengan dokter atau
pergi ke IGD rumah sakit. Pada diperoleh yaitu angka kejadian
gejala PJK maka respon perilaku penyakit jantung koroner di
sangat penting mempengaruhi Puskesmas Kalisat mengalami
keterlambatan tiba di IGD (McKee peningkatan dalam tiga tahun
et al., 2013). Keterlambatan tiba terakhir yaitu kurang lebih
pasien di IGD dengan PJK menigkat sebanyak 20-30 jumlah
dikarenakan pasien merasa mampu pasien setiap tahunnya. Pada tahun
melakukan pengobatan secara 2016 tercatat ada 137 orang
mandiri dengan cara kompres, mengalami PJK, tahun 2017
istirahat, diolesi minyak, diterapi tercatat ada 165 orang, dan pada
pijit, dan bahkan membeli obat tahun 2018 tercatat ada 181 orang
bebas untuk mengurangi keluhan yang mengalami PJK.
yang dialami. Mencari pengobatan Berdasarkan latar belakang
dengan tidak langsung ke rumah tersebut peneliti tertarik untuk
sakit terdekat untuk mendapatkan melakukan penelitian hubungan
pertolongan dinilai berkontribusi pengetahuan kejadian nyeri dada
lebih dari 50% menyebabkan dengan respon awal pasien dalam
keterlambatan tiba pasien di IGD mencari pertolongan pertama pada
(George, 2013). penyakit jantung koroner di
Menurut Rohman (2013) di puskesmas Kalisat. Adapun tujuan
Indonesia penyebab pasien tiba dari penelitian ini yaitu
terlambat di IGD disebabkan oleh mengidentifikasi pengetahuan
sebagian besar penderita PJK kejadian nyeri dada terhadap respon
mengobati diri sendiri seperti awal pasien dalam mencari
kompres, diolesi minyak gosok dan pertolongan pertama pada penyakit
dipijit terlebih dahulu sebelum ke jantung koroner di puskesmas
rumah sakit. Kalisat.
Hasil Studi Pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti
dimulai sejak bulan Januari pada
tahun 2019 dengan hasil
wawancara sekaligus data yang
METODE PENELITIAN rho yaitu untuk mengetahui
Dalam penelitian ini, peneliti hubungan antara variabel
menggunakan desain penelitian independen dan variabel dependen
correlational dengan pendekatan dengan data berskala ordinal
cross-sectional, yaitu mencoba (Handayani, 2014).
mencari hubungan antar variable dan
subjek penelitian dikumpulkan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
diukur dalam waktu bersamaan Hasil Penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Populasi Tabel 1 Distribusi Responden
dalam penelitian ini adalah pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan
dengan riwayat PJK sebanyak 181 di Pendidikan Terakhir di Puskesmas
Puskesmas Kalisat. Besarnya sampel Kalisat.
pada penelitian ini berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Frekuensi Prosentase
rumus Slovin yaitu 125 orang. Laki-laki 92 73,6
Sampling dalam penelitian ini Perempuan 33 26,4
Pendidikan Terakhir
menggunakan jenis Non probability SD 21 16,8
sampling dengan tehnik purposive SMP 37 29,6
SMA 26 20,8
sampling yaitu dengan cara memilih SARJANA 16 12,8
Tidak Sekolah 25 20,0
sampel di antara populasi sesuai
Sumber : Data Primer Terolah
dengan yang dikehendaki peneliti
Berdasarkan tabel 1 diatas
(Nursalam, 2015).
menunjukkan sebagian besar
Pada penelitian ini alat
berjenis kelamin laki-laki dengan
pengumpul data menggunakan
persentase 73,6 % atau 92 orang.
instrumen lembar kuesioner. Pada
Sebagian besar pendidikan terakhir
kuisioner variabel independen yaitu
SMP dengan persentase 29,6% atau
menggunakan skala Guttman dengan
37 orang.
pertanyaan pilihan ganda. Sedangkan
pada kuisioner variabel dependen
yaitu menggunakan skala Likert
dengan terdapat pernyataan positif
dan negatif. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Spearman’s
Tabel 2 Distribusi Responden BMI
Berdasarkan Pekerjaan, Penghasilan Kategori Frekuensi Prosentase
< 18,5 16 12,8
dan Jarak rumah ke Puskesmas
18,5-24,9 35 28,8
Kalisat. > 24,9 74 59,2
Pekerjaan Riwayat Penyakit Keluarga (PJK)
Kategori Frekuensi Prosentase Tidak 87 69,6
IRT 7 5,6 Ya 38 30,4
Wiraswasta 62 49,6 Riwayat Penyakit Pasien
Petani 14 11,2 Merokok 59 47,2
PNS 16 12,8 Hipertensi 27 21,6
DLL 26 20,8 Kolesterol 35 28,0
Penghasilan tinggi
< Rp. 1 Juta 82 65,6 Diabetes 4 3,2
> Rp. 1 Juta 43 34,4 Konsumsi Makanan Asin dan Berlemak
Jarak Rumah ke Puskesmas Tidak 18 14,4
< 1 Km 35 28,0 Ya 107 85,6
> 1 Km 90 72,0 Stres saat Menghadapi Masalah
Tidak 23 18,4
Sumber : Data Primer Terolah
Ya 102 81,6
Berdasarkan tabel 2 diatas Olahraga
Tidak 97 77,6
menunjukkan sebagian besar
Ya 28 22,4
pekerjaan responden yaitu Sumber : Data Primer Terolah
wiraswasta dengan persentase Berdasarkan tabel 3 diatas
49,6% atau 62 orang. Penghasilan menunjukkan sebagian besar
responden sebagian besar < Rp. 1 responden memiliki BMI > Normal
Juta dengan persentase 65,6% atau 18,5-24,9 dengan persentase 59,2 %
82 orang. Sebagian besar jarak atau 74 orang. Sebagian besar tidak
rumah dengan Puskesmas yaitu > 1 memiliki riwayat penyakit keluarga
Km dengan persentase 72,0% atau (PJK) dengan persentase 69,6 % atau
90 orang. 87 orang. Sebagian besar responden
memiliki riwayat penyakit merokok
Tabel 3 Distribusi Responden dengan persentase 47,2 % atau 59
Berdasarkan BMI, Riwayat orang. Responden mengkonsumsi
Penyakit Keluarga (PJK), Riwayat makanan asin dan berlemak dengan
Penyakit Pasien, Konsumsi persentase 85,6% atau 107 orang.
Makanan Asin dan Berlemak, Stres Sebagian besar responden stres saat
Saat Menghadapi Masalah, menghadapi masalah dengan
Olahraga di Puskesmas Kalisat. persentase 81,6% atau 102 orang.
Sebagian besar responden tidak Tabel 5 Distribusi Responden
berolahraga dengan persentase Berdasarkan Pengetahuan Kejadian
77,6% atau 97 orang. Nyeri Dada Pasien pada Penyakit
Tabel 4 Distribusi Responden Jantung Koroner di Puskesmas
Berdasarkan Usia, Berat Badan, Kalisat.
Tinggi Badan, Tekanan Darah, Nadi Pengetahuan Kejadian Nyeri Dada
Kategori Frekuensi Prosentase
di Puskesmas Kalisat Kurang 53 42,4
Cukup 38 30,4
Usia Baik 34 27,2
Mean Nilai Nilai Total 125 100,0
Maximum Minimum Sumber : Data Primer Terolah
61,20 th 77 th 45 th
Berat Badan Berdasarkan tabel 5 diatas
70,13 kg 80 kg 48 kg menunjukkan sebagian besar
Tinggi Badan
164,38 cm 178 cm 155 cm responden memiliki pengetahuan
Tekanan Darah
126,64 mmHg 180 mmHg 90 mmHg kejadian nyeri dada yaitu kurang
Nadi
86,72x/mnt 116x/mnt 68x/mnt
dengan persentase 42,4% atau 53
Sumber : Data Primer Terolah orang.
Berdasarkan tabel 4 diatas
menunjukkan bahwa rata-rata usia Tabel 6 Distribusi Responden
yaitu 61,20 tahun, dengan nilai Berdasarkan Respon Awal Pasien
maximum 77 tahun dan nilai dalam Mencari Pertolongan Pertama
minimum 45 tahun. Berat badan rata- pada Penyakit Jantung Koroner di
rata yaitu 70,13 kg, dengan nilai Puskesmas Kalisat.
maximum 80 kg dan nilai minimum Respon Awal Pasien dalam Mencari
Pertolongan Pertama
47 kg. Tinggi Badan rata-rata yaitu Kategori Frekuensi Prosentase
Kurang 72 57,6
164,38 cm, dengan nilai maximum Cukup 37 29,6
178 cm dan nilai minimum 155 cm. Baik 16 12,8
Total 125 100,0
Tekanan Darah rata-rata yaitu 126,64 Sumber : Data Primer Terolah
mmHg, dengan nilai maximum 180 Berdasarkan tabel 6 diatas
mmHg dan nilai minimum 90 menunjukkan sebagian besar
mmHg. Nadi rata-rata yaitu 86,72 responden memiliki respon awal
x/mnt, dengan nilai maximum pasien dalam mencari pertolongan
116x/mnt dan nilai minimum pertama yaitu kurang dengan
68x/mnt. persentase 57,6% atau 72 orang.
Tabel 7 Hubungan pengetahuan kejadian nyeri dada dengan respon awal pasien
dalam mencari pertolongan pertama di Puskesmas Kalisat.
Respon Awal Pasien
Pengetahuan Kejadian Kurang Cukup Baik Total R p
Nyeri Dada Value
Kurang 53 0 0 53
Cukup 17 20 1 38 0,807 0,000
Baik 2 17 15 34
Total 72 37 16 125
Sumber : Data Primer Terolah

Berdasarkan tabel 7 diatas pertama pada penyakit jantung


menunjukkan dengan hasil yang koroner di puskesmas Kalisat
signifikan pada uji statistik terdapat hubungan dengan hasil
Spearman rho diperoleh nilai p yang signifikan. Berdasarkan hasil
value = 0,001 yang berarti p < 0,05 analisis, menurut peneliti sebagian
maka H0 ditolak dan H1 diterima. besar responden memiliki
Artinya, ada hubungan antara pengetahuan yang kurang baik
Pengetahuan Kejadian Nyeri Dada terkait dengan gejala nyeri dada
Dengan Respon Awal Pasien Dalam yang dirasakan saat terkena PJK, hal
Mencari Pertolongan Pertama Pada ini berdampak juga pada respon
Penyakit Jantung Koroner di awal atau perilaku pasien. Respon
Puskesmas Kalisat. Nilai coefficient awal pasien dalam penelitian ini
correlation r = 0,807 artinya termasuk dalam kategori kurang
pengetahuan kejadian nyeri dada baik dalam mencari pertolongan
berpengaruh dengan korelasi sangat pertama. Hasil analisis
kuat pada respon awal pasien dalam menunjukkan sebagian besar
mencari pertolongan pertama pada responden memiliki pengetahuan
penyakit jantung koroner di kejadian nyeri dada yaitu kurang
puskesmas Kalisat. baik dengan persentase 42,4% atau
53 orang. Sebagian besar responden
Pembahasan memiliki respon awal pasien dalam
Hasil analisis pengetahuan kejadian mencari pertolongan pertama yaitu
nyeri dada dengan respon awal kurang dengan persentase 57,6%
pasien dalam mencari pertolongan atau 72 orang.
Menurut peneliti ketika berpotensi terhadap keterlambatan
pasien tidak memahami PJK dengan tiba pasien PJK di IGD, hal ini
baik sehingga ketika timbul gejala, dikarenakan pengetahuan terhadap
pasien dan keluarga beranggapan PJK akan sangat menentukan pasien
hanya sakit biasa yang akan sembuh dan keluarga untuk dapat
ketika sudah minum obat bebas melakukan tindakan segera ketika
yang dibeli di apotik terdekat dan mengalami tanda dan gejala PJK
beristirahat. Selain itu juga untuk tersebut. Akan tetapi pada saat
menghilangkan nyeri, banyak timbul gejala, pasien dan keluarga
responden yang mencoba untuk beranggapan hanya sakit biasa yang
mengkompres dadanya dengan air akan sembuh ketika sudah minum
hangat. Sehingga hal ini dapat obat bebas yang dibeli di apotik
dikatakan bahwa respon awal atau terdekat dan beristirahat (McKinly,
perilaku pasien menjadi salah satu et al., 2009).
faktor penting dari pemanjangan
Perilaku mencari pengobatan
waktu tiba pasien atau responden
merupakan suatu respon yang
yang berhubungan dengan pasien
dilakukan ketika seseorang sakit
kurang memiliki pengetahuan
melakukan pengobatan meliputi
mengenali tanda dan gejala PJK
pengobatan sendiri, mencari
seperti kejadian nyeri dada di
pengobatan ke fasilitas kesehatan
Puskesmas. Menurut O’Donnell &
seperti rumah sakit, puskesmas,
Moser (2012) mengatakan penyebab
dokter, dan lainnya ataupun ke
waktu keterlambatan penanganan
fasilitas kesehatan alternatif seperti
sebelum masuk ke rumah sakit
pengobatan alternatif, karismatik,
pasien PJK disebabkan oleh
dan dukun (Notoatmodjo, 2011).
pengetahuan pasien dalam
Responden dalam upaya
berperilaku mencari pelayanan
mencari pengobatan diantaranya
kesehatan, dimana pasien menunda
mengobati diri sendiri seperti
dan ragu-ragu untuk segera mencari
kompres air hangat, diolesi minyak
bantuan medis di rumah sakit.
gosok, ada juga responden yang
Pengetahuan terhadap gejala langsung mencari pengobatan ke
penyakit PJK seperti nyeri dada fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit dan puskesmas. Hal ini dengan pernyataan sangat setuju
diperkuat oleh hasil penelitian yaitu 54 orang dengan persentase
terkait yang dilakukan Farshidi et al. 43,2%. Tingkat awareness
(2013) yang menyebutkan bahwa seseorang terhadap kesehatannya
3,4% pasien tiba terlambat di IGD juga mempengaruhi dalam
disebabkan oleh upaya mengobati pengambilan keputusan terhadap
diri sendiri pada saat serangan nyeri gejala yang dialaminya (Ika Setyo
dada, selain itu juga dijelaskan Rini, 2017).
bahwa waktu keterlambatan sangat
beresiko pada kematian. KESIMPULAN
Respon awal atau perilaku Pengetahuan kejadian nyeri
pasien menjadi salah satu faktor dada pada penyakit jantung koroner
penting dari pemanjangan waktu di Puskesmas Kalisat termasuk
tiba pasien atau responden yang dalam penilaian kurang baik.
berhubungan dengan pasien kurang Respon awal pasien dalam mencari
memiliki pengetahuan mengenali pertolongan pertama pada penyakit
tanda dan gejala PJK seperti jantung koroner di Puskesmas
kejadian nyeri dada. Hal ini Kalisat termasuk dalam penilaian
didukung oleh data hasil kuisioner kurang baik. Ada hubungan
dengan pernyataan ketika nyeri pengetahuan kejadian nyeri dada
dada, hal yang dilakukan mereka dengan respon awal pasien dalam
sangat setuju seperti mengkompres mencari pertolongan pertama pada
dengan air hangat dan mengolesi penyakit jantung koroner di
minyak gosok sebanyak 40,8% Puskesmas Kalisat.
dengan 51 responden yang
melakukan hal tersebut. Pasien juga DAFTAR PUSTAKA
AHA. (2015). Pedoman
tidak melakukan apapun karena jauh
Tatalaksana Sindrom
dari fasilitas kesehatan, sebagian Koroner Akut. Edisi Ketiga.
Centra Communications.
besar memberikan pernyataan
sangat setuju dengan persentase Alkhawam, H., et al., (2016). Risk
factors for coronary artery
44,85 atau 56 orang. Pasien juga beli
disease and acute coronary
obat-obatan yang dijual diwarung syndrome in patients <40
years old. Future medicine (4th ed.).
Cardiology, 1–8. Philadelphia: Elsevier

Amsterdam, E. A., et al,. (2014). 2014 Cindy, Anissa. (2014). Penanganan


AHA/ACC guideline for the Pertama dalam Pre-
management of patients with Hospital. Vol 6 No.1
non-st-elevation acute Agustus 2014. Dinamika
coronary syndromes: A Kesehatan
report of the American
college of Demirkan et al. (2013). Patients
cardiology/American heart with acute myoacrdial
association task force on infarction using ambulance
practice guidelines. or private transport to reach
Circulation (Vol. 130). definitive care: wich modeis
quicker?. Internal medicine
Anderson, J. L., et al,. (2013). 2012 journal, 2013- Wiley Online
ACCF/AHA Focused Library
Update Incorporated Into
the ACCF/AHA 2007 Dinas Kesehatan Jember. (2018).
Guidelines for the Data Penyakit Tidak
Management of Patients Menular Kabupaten Jember
With Unstable Angina/Non- Tahun 2018
ST-Elevation Myocardial
Infarction: A Report of the Farshidi et al. (2013). Factor
American College of affecting time to arrival in
Cardiology hospital among patients with
Foundation/American Heart non-ST-segment elevation
Association Ta. Circulation myoardial infarction (MI).
Journal of Scientific
Antoro, Marwin Didik. (2017).
Gambaran Pemahaman Gallego,C.G., et al., (2014).
Pasien Penyakit Jantung Pathophysiologi of Acute
Koroner (PJK) Dalam Coronary Syndrome.Curr
Penggunaan Obat Atheroscler Rep (2014)
Trombolitik di Poli Jantung 16:401
RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau George, S., (2013). Prehospital
Delay, Procrastination and
Bhalli, M. A., et al., (2011). Personality in Patients with
Frequency of risk factors in Acute Coronary Syndrome.
male patients with acute Dissertation: The University
coronary syndrome. Journal of Texas Medical Branch
of the College of Physicians December 2013
and Surgeons--Pakistan :
JCPSP, 215. Goldstein et al. (2011). ACCF/AHA
Focused Update
Cameron, P., et al., (2015). Textbook Incorporated Into the
of adult emergency ACCF/AHA 2007 Guidelines
for the Management of Kannikar, Wechkunanukul et al.
Patients With Unstable (2017). Pre-hospital delay in
Angina/Non-ST-Elevation patients with acute coronary
Myocardial Infarction: A syndromes (from the Global
Report of the American Registry of Acute Coronary
College of Cardiology. (Vol. Events (GRACE)).
130). American Journal of
Cardiology. 103 (5), 598-
Handayani. (2014). Pendekatan 603
Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : Lagraauw, H.M., Kuiper, J & Bot, I
Salemba Medika (2015). Acute and chronic
psychological stress as risk
Husein, M & Dewi, A (2014). factors for cardiovascular
Evaluasi Kepatuhan Dalam disease :Insights gained
Penatalaksanaan Sindrom from epidemiological,
Koroner Akut di IGD RSU clinical and experimental
KPU Muhammadiyah studies. Brain, Behavior, and
Bantul. Thesis. Universitas Immunity Volume 50,
Muhammadiyah November 2015, Pages 18-
YogyakartaIstiadjid MES, 30
(2014). Buku Ajar Etik
Penelitian Kesehatan. UB Mann et al. (2012). Emergency
PressSep, 13(6) : 516-2 medicine (4th ed.).
Philadelphia: Elsevier
Indrawati, Lina. (2014). Hubungan
Antara Pengetahuan, Sikap, McKee, G., et al., (2013).
Persepsi, Motivasi, Multivariate analysis of
Dukungan Keluarga dan predictors of pre-hospital
Sumber Informasi Pasien delay in acute coronary
Penyakit Jantung Koroner syndrome. International
dengan Tindakan Journal of Cardiology. 168,
PencegahannSekunder 2706–2713.
Faktor Risiko (Studi kasus di
RSPAD Gatot Soebroto McKinley, S., et al., (2009). The effect
Jakarta). Volume 2 Nomor 3 of a short one-on-one
Agustus – Oktober 2014 nursing intervention on
knowledge, attitudes and
Irman, Ode. Dkk. (2017). Hubungan beliefs related to response to
Persepsi Tentang Nyeri acute coronary syndrome in
Kardiak Dengan people with coronary heart
Keterlambatan Prehospital disease: A randomized
Pada Pasien Sindrome controlled trial.
Koroner Akut Di IGD RSUD International Journal of
d.r. T.C. Hillers. Vol 2 No 1 Nursing Studies, 46, 1037-
Tahun 2017. Journal of 1046
Nursing Care &
Biomolecular
Musthofa, Arief. (2012). Faktor- Overbaugh. (2009). Patients with
faktor yang berhubungan acute myoacrdial infarction
dengan Perilaku pencarian using ambulance or private
Pengobatan di Puskesmas transport to reach definitive
Tegalombo Kabupaten care: wich modeis quicker?.
Pacitan tahun 2012. Internal medicine journal,
2009- Wiley Online Library
Muttaqin. (2009). Asuhan
Keperawatan Klien dengan PERKI. (2015). Pedoman
Gangguan Sistem Tatalaksana Hipertensi dan
Kardiovaskular dan Penyakit Kardiovaskular,
Hematologi. Jakarta: edisi pert., Perhimpunan
Salemba Medika Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan Jakarta.
dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Porras, Perkins et.at. (2009). Pre-
Cipta hospital delay in patients
with acute coronary
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi syndrome: factors
penelitian kesehatan. Jakarta associated with patient
: Rineka Cipta decision time and home to
hospital delay. Eur
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu JcardivascNurs 2009;8: 26-
Perilaku Kesehatan. Jakarta 33.
: Rineka Cipta
Putri, Rega Dwi. (2018). Kajian
Nursalam. (2013). Konsep & Kebutuhan Belajar Klien
Penerapan Metodologi dengan Penyakit Jantung
Penelitian Ilmu Koroner. Volume 1 Nomor 1
Keperawatan. Jakarta : February 2018.
Salemba Medika
Riegel, Barbara, et.al,. (2007).
Nursalam. (2017). Pendekatan Psycometric Evaluation of
Praktek Metodologi Riset the Acute Coronary
Keperawatan. Jakarta : CV. Syndrome ( ACS) Response
Sagung Seto Index. Research in Nursing
and Health, 2007, 30 : 584-
O’Donnell, Moser. (2012). Hubungan 594 : Wiley InterScience.
Persepsi Tentang Nyeri
Kardiak Dengan Rini, Ika Setyo. Dkk. (2017). Faktor-
Keterlambatan Prehospital faktor yang Berhubungan
Pada Pasien Sindrome dengan Persepsi Gejala
Koroner Akut Di IGD RSUD Nyeri Dada Kardiak Iskemik
d.r. T.C. Hillers. Vol 2 No 1 pada Pasien Infark Miokard
Tahun 2017. Journal of Akut di RSUD dr. Saiful
Nursing Care & Anwar Malang. Jurnal Ilmu
Biomolecular
Keperawatan. Volume 5 Zahrawardani, Diana. (2013).
Nomor 1 Mei 2017 Analisis Faktor Risiko
Kejadian Penyakit Jantung
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Koroner di RSUP
Badan Penelitian dan Dr.Kariadi Semarang.
Pengembangan Kesehatan, Jurnal Kedokteran
Kementerian Kesehatan RI, Muhammadiyah (Volume 1
Jakarta Nomor 2). Halaman 18-19

Rohman. (2013). Hubungan Antara


Karakteristik Pasien Nyeri
Dada Kardiak Iskemik
Dengan Interval Waktu
Antara Terjadinya Nyeri
Dada Sampai Tiba Di
Rumah Sakit Di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
Majalah Kesehatan FKUB

Silviana. (2013). Macam-macam


Respon Seseorang dalam
Berperilaku. Volume 1
Nomor 1 Desember 2013

Susilo, Cipto, (2015). Identifikasi


faktor usia, jenis kelamin
dengan luas Infark Miokard
pada Penyakit Jantung
Koroner di Ruang ICCU
RSD dr. Soebandi Jember.
Vol. 6, No. 1, Desember
2015

Udjianti. (2011). Penanganan


Pertama dalam Pre-
Hospital. Vol 6 No.1
Agustus 2011. Dinamika
Kesehatan

Yuniati Desyka. Dkk (2018).


Pengetahuan Pasien dan
Keluarga terhadap
Keterlambatan Prehospital
Pada Pasien Sindrome
Koroner Akut. Vol 9 No.1
Juli 2018. Dinamika
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai