Anda di halaman 1dari 12

230

PERSEPSI GURU TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER


(STUDI DI MAN 1 BUTON TENGAH)

Oleh :
ABDIA
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MANAN SAILAN
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) persepsi guru tentang
pendidikan karakter, (2) materi yang diberikan guru dalam pendidikan karakter,
(3) nilai hasil pembelajaran pendidikan karakter. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian
ini adalah guru (pendidik) sebanyak 9 orang terdiri dari guru PPKn, guru Agama,
guru Bahasa Indonesia, guru Matematika, guru Kimia, guru Biologi, guru Seni
Budaya, guru IPS, guru Olahraga (Penjaskes), dan peserta didik sebanyak 7 orang.
Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru mengenai pendidikan
karakter menunjukkan hal yang positif, yang mengintegrasikan materi pendidikan
karakter kedalam materi ajar belajar dan pembelajaran mereka, pendidikan
karakter diangggap sebagai nilai esensi dalam membentuk dan membentengi
kepriabadian peserta didik; (2) Materi (konsep) pendidikan karakter yang disusun
dan diajarkan guru (pendidik) disesuaikan dengan substansi isi materi pelajaran
tertentu, dengan berbasis pada nilai-nilai Al-Qur’an, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945, Pancasila, serta norma atau aturan
yang berlaku; dan (3) Para guru (informan) memberikan penilaian atas materi
pendidikan karakter yang dimulai saat proses pembelajaran sampai dengan selesai
proses pembelajaran.dalam bentuk penilaian tertulis.

Kata Kunci : Persepsi Guru, Pendidikan Karakter


231

ABSTRACT: This study aims to determine: (1) teachers' perceptions of character


education, (2) the material given by teachers in character education, (3) the value
of learning outcomes of character education. This research is descriptive research
using qualitative approach. Informants in this research are teachers (educators) as
many as 9 people consisting of teachers PPKn, Religious teachers, Indonesian
teachers, Mathematics teachers, Chemistry teachers, Biology teachers, Cultural
Art teachers, Social Studies teachers, Sports teachers (Penjaskes), and learners as
much 7 people. The technique of determining the informant using purposive
sampling technique. Data collection was done by observation, interview, and
documentation. The data obtained then processed by descriptive qualitative. The
results of this study indicate that: (1) teachers' perceptions of character education
show a positive thing, which integrates character education materials into their
learning and learning materials, character education is regarded as the essential
value in shaping and fortifying the learner's mastery; (2) Character education
materials that are prepared and taught by teachers (educators) are adapted to the
substance of certain subject matter content, based on Qur'anic values, 1945
Constitution of the Republic of Indonesia (UUD NRI) Pancasila, as well as the
prevailing norms or rules; and (3) The teachers (informants) provide an
assessment of the character education materials that began during the learning
process until the learning process is completed. In the form of a written
assessment.

Keywords: Teacher Perception, Character Education


232

PENDAHULUAN positif seperti undang-undang yang


Adanya kesenjangan sosial, kemudian dilaksanakan atau
ekonomi, politik di masyarakat yang diimplementasikan agar memiliki
masih besar, kerusakan lingkungan yang dampak atau tujuan yang diinginkan.
terjadi di seluruh pelosok negeri, masih Lebih lanjut, permasalahan
terjadinya ketidakadilan hukum, pendidikan karakter di sekolah atau
kekerasan dan kerusuhan yang membawa madrasah dewasa ini, perlu segera dikaji
dan merambah pada semua sektor dan dicari alternatif solusinya, serta perlu
kehidupan masyarakat dimana semua dikembangkannya secara lebih
perilaku negatif yang terjadi dikalangan operasional, sehingga mudah untuk
pelajar dan masyarakat maupun kalangan diimplementasikan di sekolah. Mengacu
lainnya, menunjukkan kerapuhan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP),
karakter yang cukup parah yang salah pendidikan karakter pun perlu memiliki
satunya disebabkan oleh tidak optimalnya standar mutu, baik berkitab dengan isi,
pengembanngan pendidikan karakter di proses, kompetensi lulusan, kompetensi
lembaga pendidikan. Pelaksanaan pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
pendidikan karakter harus dipikul oleh dan prasarana pendidikan, manajemen,
semua pihak, termasuk pihak sekolah dan pembiayaan, maupun standar evaluasi
para guru. Fenomena buruk tersebut bagi pendidikan karakter bangsa. Salah
menunjukkan bahwa karakter generasi satu alternatif untuk mengatasi
muda Indonesia sudah berada pada permasalahan dan fenomena-fenomena
tingkatan yang mengkhawatirkan. buruk tentang minimnya kualitas budi
Sehingga sistem pendidikan di Indonesia pekerti (karakter) peserta didik adalah
dibawah naungan Kementerian dengan melalui pelaksanaan pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik karakter, yaitu mengoptimalkan kegiatan
Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang pendidikan informal lingkungan keluarga
Penumbuhan Budi Pekerti yang dengan pendidikan formal di sekolah.
disampaikan pada rapat koordinasi Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik
dengan Kepala Dinas Pendidikan di sekolah perlu dioptimalkan agar
Provinsi se-Indonesia yakni hari jum’at peningkatan mutu hasil belajar dapat
10 Juli 2015. Penumbuhan budi pekerti di dicapai, terutama dalam pembentukan
sekolah ini dirasa penting, karena karakter peserta didik. Di MAN 1 Buton
diketahui bahwa kemerosotan moral Tengah sendiri, beberapa guru memiliki
generasi penerus Indonesia saat ini sangat tanggapan tersendiri tentang pendidikan
memprihatinkan. karakter.
Secara umum implementasi berarti Pertama, guru yang berpikir bahwa
pelaksanaan atau penerapan.Istilah pendidikan karaker merupakan mata
implementasi sering dikaitkan dengan pelajaran baru dan berdiri sendiri,
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk sehingga menanyakan kurikulum, silabus
mencapai tujuan tertentu. Impelentasi dan bukunya. Padahal pendidikan
adalah suatu tindakan atau pelaksanaan karakter bukanlah mata pelajaran karena
dari sebuah rencana yang sudah disusun sesungguhnya sudah ada dalam setiap
secara matang dan terperinci. Pengertian mata pelajaran yang diajarkan saat ini.
implementasi jika dikaitkan dengan Oleh karena itu, pendidikan karakter
kebijakan adalah bahwa suatu kebijakan tidak membutuhkan kurikulum, silabus
dirumuskan dan di buat dalam bentuk atau buku yang khusus.
233

Kedua, guru yang beranggapan yakni menyangkut intern dan ekstern.


bahwa pendidikan karakter adalah tugas Berbagai ahli telah memberikan
dari guru mata pelajaran Agama dan pengertian (definisi) yang beragam
PPKn saja, serta kalau perlu melibatkan terkait tentang konsep persepsi itu
guru BK sekiranya terjadi masalah yang sendiri, walaupun pada prinsipnya
terkait dengan karakter siswa. Padahal mengandung makna yang sama. Lebih
pendidikan karakter adalah tugas semua lanjut, menurut Yuwono dan Selvita,
guru dan seluruh mata pelajaran, karena persepsi adalah tanggapan.1
setiap mata pelajaran yang diajarkan pasti Istilah persepsi sering disebut juga
memiiki nilai-nilai pendidikan moral dengan pandangan, gambaran, atau
akan memberikan dampak pada anggapan, sebab dalam persepsi terdapat
kehidupan orang banyak. tanggapan seseorang mengenai satu hal
Ketiga, guru yang beranggapan atau objek tertentu. Secara umum,
bahwa pendidikan karaker hanyalah suatu persepsi mempunyai banyak pengertian.
pelengkap atau tambahan saja, sehingga Persepsi merupakan suatu proses yang
tidak perlu diprioritaskan seperti halnya didahului oleh penginderaan, yaitu
dengan materi-materi atau konsep merupakan proses yang berwujud
akademis. Padahal pendidikan karakter diterimanya stimulus oleh individu
adalah inti dari suatu kegiatan pendidikan melalui alat (panca) indera atau juga
karena alangkah berbahayanya seorang disebut proses sensoris.
peserta didik yang hanya berkembang B. Faktor-faktor dan Proses
dalam hal akademis, tetapi tidak Terbentuknya Persepsi
berkembang dalam hal karakter. Faktor yang mempengaruhi
Keempat, guru yang beranggapan bahwa persepsi terbagi menjadi 2 (dua) sebagai
pendidikan karakter hanyalah sebuah berikut: (1) faktor fungsional, yaitu
pengetahuan semata (kognitif), sehingga berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
tidak perlu adanya usaha yang khusus lalu dan termasuk apa yang disebut
dan terencana. Padahal pendidikan sebagai faktor personal, (2) faktor
karakter adalah sebuah usaha yang struktural, yaitu berasal dari sifat stimuli
holistik, sehingga tidak hanya melibatkan fisik dan efek-efek saraf yang
sisi kognitif, tetapi juga sisi afektif dan ditimbulkannya pada sistem saraf
psikomotor. Dengan demikian, peserta individu.
didik dapat memahami lalu kemudian Proses terbentuknya persepsi
bisa merasakan dan pada akhirnya mau didasari pada beberapa tahapan sebagai
melakukan nilai-nilai yang dianggap berikut.
penting. 1. Stimulus atau rangsangan, yaitu
TINJAUAN PUSTAKA proses terjadianya persepsi yang
Konsep Persepsi diawali ketika seseorang (individu)
A. Pengertian Persepsi dihadapkan pada suatu stimulus atau
Secara umum, persepsi dapat rangsangan yang hadir dari
diartikan sebagai salah satu aspek lingkungannya.
psikologis yang penting bagi kehidupan 2. Registrasi, dimana dalam proses
manusia dalam merespon kehadiran registrasi, suatu gejala yang nampak
berbagai aspek atau unsur-unsur dan
1
gejala yang ada di sekitarnya. Persepsi Trisno Yuwono dan Selvita, I.S, Kamus
mengandung pengertian yang sangat luas, Lengkap Bahasa Indonesia Surabaya: Arkola,
hlm. 436.
234

adalah mekanisme fisik yang berupa Menurut UU No. 20 Tahun 2003


penginderaan dan syaraf seseorang tentang Sisdiknas, pendidik adalah tenaga
berpengaruh melalui alat indera yang profesional yang bekerja, melaksanakan
dimilikinya. proses pembelajaran, menilai hasil
3. Interprestasi, dimana suatu aspek pembelajaran, melakukan pembimbingan
kognitif dari persepsi yang sangat dan pelatihan.4
penting, yaitu proses dalam B. Peran, Tugas dan Tanggungjawab
memberikan arti kepada stimulus Guru
yang diterimanya. Proses interprestasi Menurut Adam dan Vecey, peranan
tersebut bergantung pada caraatau dan kompetensi guru yang dominan
metode pendalamannya, motivasi dan sebagai demonstrator, pengelola kelas,
kepribadian dari seseorang. mediator, fasilitator dan evaluator. Guru
Konsep Guru juga berperan dalam hal
A. Pengertian Guru pengadministrasian secara pribadi dan
Menurut Undang-Undang RI No. secara psikologi (Usman, 1992: 8). 5
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Selain itu, Cece Wijaya mengatakan
“Guru adalah pendidik profesional bahwa peran guru sebagai berikut.
dengan tugas utama mendidik, mengajar, 1. Guru sebagai pendidik dan pengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, yakni harus memiliki kestabilan
menilai dan mengevaluasi peserta didik emosi, ingin mengajukan peserta
pada pendidikan usia ini, pendidkan didik, bersikap realistis, bersikap
dasar, dan pendidkan menengah”. Guru jujur dan terbuka, terhadap
mempunyai kedudukan sebagai pengajar perkembangan terutama instansi
profesional pada jenjang pendidikan usia pendidikan.
dini, pendidikan dasar, pendidikan 2. Guu sebagai anggota masyarakat,
menengah, pada jalur pendidikan formal yakni harus bergaul dengan
yang diangkat sesuai dengan peraturan masyarakat.
perundang-undangan (Pasal 2 UU RI No. 3. Guru sebagai pembimbing.
14 tahun 2005).2 4. Guru sebagai pelaksana administrasi,
Menurut A. Ametembun, guru yakni akan dihadapkan kepada
adalah orang yang berwenang dan administrsi yang harus dikerjakan di
bertangungjawab terhadap pendidikan sekolah.
murid, baik individual maupun klasikal, 5. Guru sebagai pengelola proses belajar
baik di sekolah maupun di luar sekolah. mengajar, yakni harus menguasai
Berdasarkan pengertian tersebut, guru berbagai metode mengajar dan harus
dalam melaksanakan pendidikan, baik di menguasai situasi belajar mengajar di
lingkungan formal maupun non formal dalam kelas dan di luar kelas.6
dituntut untuk mendidik dan mengajar,
karena keduanya mempunyai peranan
yang penting dalam proses belajar untuk
4
mencapai tujuan ideal pendidikan.3 Kunandar, Guru Profesional Impelemntasi
Kurikulm Tingkat Satuan (KTSP) dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, Revisi ke 7, Jakarta :
2
Supardi, Kinerja Guru, Edisi 1 Cetakan ke 2, Rajawali Pers, 2011, hlm. 54.
5
Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm. 52. Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan
3
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, hlm. 45.
6
Agama Islam. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan
Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm. 9. Agama Islam, hlm. 46.
235

Menurut Ahmad Rohani, peran 5. Tanggung jawab membina hubungan


guru adalah ganda, yakni sebagai dengan masyarakat.9
pengajar dan pendidik (Sudirman, 1999: Pendidikan Karakter
141-144). Sedangkan menurut Sudirman A. Pengertian Pendidikan Karakter
AM, peranan guru adalah sebagai berikut. Menurut Depdiknas (2008: 258),
1. Informator, pelaksanaan cara karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan,
mengajar informatif. akhlak atau budi pekerti yang
2. Organisator, pengelola kegiatan membedakan seseorang dari yang lain.10
akademik. Berdasarkan hal tersebut, Ki Hadjar
3. Motivator, meningkatkan kegiatan Dewantara memandang karakter sebagai
belajar peserta didik. watak atau budi pekerti. Menurutnya,
4. Pengasuh/ direktor, membimbing dan budi pekerti merupakan bersatunya antara
mengarahkan kegiatan belajar peserta gerak pikiran, perasaan, dan kemauan
didik sesuai dengan tujuan yang yang kemudian menimbulkan sesuatu
dicita-citakan. seperti tenaga. Pendidikan karakter
5. Inisiator, pencetus ide dalam proses diartikan sebagai usaha kita secara
belajar mengajar. sengaja dari seluruh dimensi sekolah
6. Transmitter, penyebar kebijaksanaan untuk membantu pengembangan karakter
pendidikan dan pengetahuan. dengan optimal. Hal ini berati bahwa
7. Fasilitator, memberikan fasilitas atau untuk mendukung perkembangan
kemudahan dalam proses belajar karakter peserta didik harus melibatkan
mengajar. seluruh komponen di sekolah, baik dari
8. Mediator, penengah dalam kegiatan aspek kurikulum, proses pembelajaran,
belajar mengajar. kualitas hubungan, penanganan mata
9. Evaluator, menilai prestasi anak didik pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-
(Sudirman, 1999: 141-144).7 kurikuler, serta etos seluruh lingkungan
Dalam melaksnakan tugasnya, sekolah.11
seorang guru mempunyai tanggungjawab Pendidikan karakter merupakan
yang utama. Menurut Peters, tugas dan suatu sistem penanaman nilai-nilai
tanggungjawab guru adalah sebagai karakter pada peserta didik yang meliputi
pengajar, sebagai pembimbing, dan komponen : kesadaran, pemahaman,
sebagai administrasi kelas. 8 Sedangkan kepedulian, dan komitmen yang tinggi
menurut Amstrong, tugas dan untuk kemudian melaksanakan nilai-nilai
tanggungjawab guru ada 5 (lima) sebagai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang
berikut. Maha Esa, diri sendiri, sesama,
1. Tanggung jawab pengajar. lingkungan, maupun masyarakat dan
2. Tanggung jawab memberikan bangsa secara keseluruhan, sehingga
bimbingan. menjadi manusia sempurna sesuai dengan
3. Tanggung jawab mengembangkan
9
kurikulum. Ibid.
10
4. Tanggung jawab mengembangkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
profesi. Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
: Gramedia, 2008, hlm. 258.
http://infosekolahterbaru.blogspot.co.id/2015/07/p
7
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan engertian-karakter.html.
11
Agama Islam, hlm. 45-46. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter
8
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga
Agama Islam, hlm. 42. Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011, hlm. 14.
236

kodratnya. 12 Menurut Doni Kusuma, 1. Sekolah harus berkomitmen pada


pendidikan karakter merupakan proses nilai-nilai etis inti.
dinamika pengembangan yang bertahap 2. Karakter harus dipahami secara utuh,
atau berkesinambungan dalam diri mencakup pengetahuan atau
manusia untuk mengadakan internalitasi pemikiran, perasaan, dan tindakan.
nilai-nilai, sehingga menghasilkan 3. Sekolah harus bersikap pro aktif dan
disposisi aktif, stabil dalam diri individu. bertindak sistematis dalam
Dinamika ini membuat pertumbuhan pembelajaran karakter dan tidak
individu menjadi semakin utuh. Unsur– sekedar menunggu datangnya
unsur ini menjadi dimensi yang menjiwai kesempatan.
proses formasi setiap individu. 4. Sekolah harus membangun suasana
Menurut Zartasi (2010), saling memperhatinkan satu sama lain
“Pendidikan karakter sangat terkait dan menjadi dunia kecil
dengan pengelolaan institusinya, yaitu (mikrokosmos) mengenai masyarakat
bagaimana pendidikan karakter yang saling peduli.
direncanakan, dilaksanakan dan 5. Kesempatan untuk mempraktikkan
dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan tindakan moral harus bervariasi dan
pendidikan di dalan institusi tersebut bersedia bagi semua.
secara memadai”. Menurut Buchori 6. Studi akademis harus menjadi hal
(2007), “Pendidikan karakter seharusnya utama.
membawa peserta didik kepengenalan 7. Sekolah perlu mengembangkan cara-
nilai-nilai secara kognitif, penghayatan cara meningkatkan motivasi instrinsik
niai secara efektif, dan akhirnya peserta didik yang mencakup nilai-
pengamalan secara nyata”. 13 Istilah nilai inti.
pendidikan karakter yang digunakan di 8. Sekolah perlu bekerjasama dan
Amerika merupakan transformasi dari mendialogkan norma pendidikan
pendidikan moral, atau pendidikan nilai- karakter.
nilai (di Inggris). Istilah pendidikan 9. Guru dan peserta didik harus berbagi
moral lebih disukai di beberapa Negara. dalam kepemimpinan moral sekolah.
Permasalahannya, pendidikan moral pada 10. Orang tua dan masyarakat harus
umumnya bersifat teoritisdengan menjadi rekan kerja dalam
menggunkan pendekatan Liberal, pendidikan karakter.
konstruktivissik, dan kognitif.14 11. Harus dilakukan evaluasi mengenai
B. Prinsip danTujuan Pendidikan efektivitas pendidikan karakter di
Karakter sekolah, terutama terhadap guru dan
Manakala sekolah akan karyawan, serta peserta didik.15
melaksanakan pendidkan karakter, maka Pendidikan karakter bertujuan
terdapat sebelas prinsip pendidikan untuk meningkatkan kualitas/ mutu
karakter sebagai berikut. proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter
12
dan akhlak mulia peserta didik secara
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
Karakter, Edisi Pertama, Cetakan Keempat,
Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014, hlm. 7.
13
E. Mulyasa, op. cit, hlm. 8.
14 15
Ridwan Abdullah Sanni, Pendidikan Saptono, Dimensi Pendidikan Karakter,
Karakter di Pesantren, Bandung : Cipta Pustaka Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis, hal. 25-
Media Perintis, 2011, hlm. 2. 26.
237

standar kompetensi lulusan pada setiap penelitian yang digunakan adalah


satuan pendidikan.16 penelitian deskriptif, dimana peneliti
C. Nilai-nilai Pendidikan Karakter akan menggali informasi secara
Pendidikan karakter dianggap mendalam mengenai persepsi guru
sebagai pendidikan nilai moralitas tentang pendidikan karakter.
manusia yang disadari dan dilakukan Populasi dalam penelitian ini
dalam tindakan nyata. Nilai-nilai itu adalah semua guru yang bekerja di MAN
merupakan nilai yang dapat membantu 1 Buton Tengah. Sampel yang dipilih
interaksi bersama orang lain secara lebih dalam penelitian ini dipilih secara
baik. Nilai tersebut mencakup berbagai purposive sampling Adapun sampel yang
bidang kehidupan, seperti halnya akan diambil oleh peneliti adalah guru
hubungan dengan sesama (orang lain, MAN 1 Buton Tengah sebanyak 9 orang.
keluarga), diri sendiri, hidup bernegara, Teknik pengumpulan data dalam
lingkungan dan Tuhan.17 penelitian ini adalah (1) Observasi; (2)
Lebih lanjut, Kementerian Wawancara; (3).Dokumentasi.
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) HASIL PENELITIAN
melansir bahwa berdasarkan kajian nilai- Kondisi Persepsi Guru Tentang
nilai agama, norma-norma sosial, Pendidikan Karakter di MAN 1 Buton
peraturan atau hukum, etika akademik, Tengah
dan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia Dengan adanya pendidikan karakter
(HAM), telah teridentifikasi 80 butir nilai di MAN 1 Buton Tengah dapat dijadikan
karakter yang dikelompokkan menjadi 5 sebagai upaya membentuk karakter
(lima) : nilai-nilai perilaku manusia yang peserta didik menjadi pribadi yang baik,
berhubungan dengan Tuhan YME, nilai- khususnya ketika proses belajar mengajar
nilai perilaku manusia yang berhubungan berlangsung di dalam kelas. Pendidikan
dengan diri sendiri, nilai-nilai perilaku karakter sangat penting dan diperlukan
manusia yang berhubungan dengan untuk membuat karakter peserta didik
sesama manusia, nilai-nilai perilaku menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya,
manusia yang berhubungan dengan sehingga kegiatan ini menjadi suatu
lingkungan, nilai-nilai perilaku manusia keharusan bagi guru untuk diterapkan di
yang berhubungan dengan kebangsaan. dalam kelas. Pendidikan karakter perlu
METODE PENELITIAN dibudayakan untuk mengantisipasi
Adapun pendekatan yang masuknya pengaruh lingkungan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dapat mempengaruhi sikap/ karakter
pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan peserta didik, sehingga dapat menentukan
pada deskripsi atas fenomena yang keberhasilan seorang peserta didik di
diteliti. Adapun alasan penggunaan masa mendatang.
pendekatan kualitatif adalah karena Dalam rangka pelaksanaan atau
dalam penelitian ini data yang dihasilkan penerapan pendidikan karakter pada
berupa data deskriptif yang diperoleh dari tingkat satuan pendidikan di kelas/
data-data berupa tulisan, kata-kata dan sekolah, telah teridentifikasi 18 nilai yang
dokumen yang dapat dipercaya. Jenis bersumber dari agama, pancasila, budaya,
dan tujuan pendidikan nasional. Beberapa
16
E. Mulyasa, op. cit, hlm. 9. nilai karakter tersebut diantaranya, yaitu
17
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter nilai kejujuran, kedisiplinan, kesopanan,
Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, kerja keras, kemandirian, menghargai,
hlm. 67.
238

peduli, serta nilai tanggung jawab. Nilai umumnya serta merupakan salah satu
tersebut juga merupakan salah satu upaya tujuan Kemendikbud. Namun, perubahan
perwujudan amanat pancasila dan tersebut tidak terjadi pada semua peserta
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang didik.
dilatarbelakangi oleh adanya fenomena Tujuan pendidikan karakter dalam
dan realita permasalahan sosial yang proses belajar mengajar di dalam kelas
berkembang saat ini, seperti bergesernya lebih mengutamakan pertumbuhan moral
nilai budaya dan etika dalam kehidupan individu, yaitu sebagai proses yang
bernegara. Pelaksanaan pendidikan membawa peserta didik untuk memahami
karakter di kelas diajarkan melalui proses dan membentuk kepribadian dan budi
belajar pada setiap materi pelajaran. pekerti, serta pembentukan karakter
Pengajaran pendidikan karakter peserta didik yang begitu penting dan
dikembangkan melalui kegiatan dapat dijadikan modal di dalam proses
pembelajaran yang masih berhubungan pembangunan. Lebih dari itu, pendidikan
dengan materi pelajaran, dimana sinergi karakter juga bertujuan untuk
antara pendidikan karakter dengan materi mempertahankan sikap yang sudah
pembelajaran yang harus dirancang, diperoleh sebelumnya, sebagai proses
dikembangkan, dan dilaksanakan secara pendewasaan peserta didik, serta sebagai
saling melengkapi. proses peningkatan aspek pengetahuan
Proses pengajaran pendidikan (kognitif).
karakter dapat dilakukan dengan Persepsi Guru Tentang Materi Konsep
menceritakan kisah teladan kehidupan Pendidikan Karakter
seseorang yang dianggap patut diteladani Dalam proses pembelajaran, guru
akhlaknya, membiasakan peserta didik diharapkan menyiapkan/
untuk memulai dan mengakhiri proses mengembangkan bahan ajar yang
pembelajaran dengan membaca do’a, berwawasan karakter untuk menjadikan
menggunakan instrumen atau konsep peserta didik memiliki pemahaman
kesenian, serta memberikan hukuman karakter yang baik yang disesuaikan
agar peserta didik dapat memperbaiki dengan materi/ bahan ajar dan rencana
sikap menjadi lebih baik. pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
Faktor lingkungan dalam konteks merupakan salah satu program
pendidikan karakter memiliki peran yang Kemendikbud. Penyampaian nilai-nilai
sangat penting, karena perubahan karakter dapat dilakukan dengan berbagai
perilaku peserta didik sebagai hasil dari macam bentuk. Sebagian besar pendidik
proses pendidikan karakter sangat dalam pelaksanaan pendidikan karakter,
ditentukan oleh faktor lingkungan. disampaikan dengan menggunakan lisan
Perubahan sikap peserta didik yang atau secara tidak tertulis. Lebih dari itu,
dimaksud adalah perubahan dari hal-hal penyampaian nilai karakter juga dapat
negatif menjadi hal positif yang dilihat dilakukan dengan mengkombinasikan
melalui proses observasi atau bentuk penyampaian secara tertulis dan
pengamatan secara langsung, seperti tidak tertulis.
halnya keaktifan di dalam kelas, kerapian Materi pendidikan karakter bisa
dan penggunaan waktu. Perubahan digunakan sebagai bahan atau media
karakter/sikap peserta didik merupakan untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
aspek yang diinginkan oleh setiap guru, dan karakter. Oleh karena itu, guru tidak
orang tua, maupun masyarakat pada perlu mengubah pokok bahasan yang
239

sudah ada, tetapi menggunakan materi Raport merupakan laporan hasil


pokok bahasan itu untuk penilaian pembelajaran peserta didik.
mengembangkan nilai budaya dan Buku raport disusun atas dasar
karakter bangsa, sehingga dengan adanya rangkuman nilai dari semua proses
hal tersebut, dapat memberikan pembelajaran yang ditetapkan
pemahaman lebih kepada peserta didik berdasarkan rapat dewan guru. Penilaian
tentang substansi nilai karakter serta raport melalui proses Ujian Tengah
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- Semester (UTS), Ujian Akhir Semester
hari. Pemahaman peserta didik tentang (UAS), tugas-tugas (tugas kelompok
pendidikan karakter dapat ditandai dan/atau tugas individu), PR, nilai
dengan kemampuannya dalam tingkah laku peserta didik, seperti halnya
membedakan karakter yang baik dan aspek kejujuran. Penilaian karakter atau
karakter yang kurang atau tidak baik. sikap peserta didik dimasukkan dalam
Pendidikan karakter menjadi sangat buku raport penilaian berdasarkan acuan
penting dan diharapkan sebagai suatu kurikulum K-13. Indikator mata pelajaran
upaya serta dapat menjadi titik terang menggambarkan perilaku afektif seorang
dalam perbaikan kualitas sumber daya peserta didik berkenaan dengan mata
manusia (SDM), sehingga lahir generasi- pelajaran tertentu. Perilaku yang
generasi yang dapat memahami dan dikembangkan dalam indikator
mampu melaksanakan nilai-nilai karakter pendidikan karakter disesuaikan dengan
yang baik secara optimal, serta memiliki nilai-nilai karakter itu sendiri.
karakter baru dan positif yang Indikator dirumuskan dalam bentuk
menghormati nilai-nilai luhur yang ada di perilaku peserta didik yang diamati
dalam masyarakat, bangsa, Negara dan melalui pengamatan ketika peserta didik
agama. Pentinya pelaksanaan pendidikan melakukan tindakan yang bersifat rutin di
karakter dilaksanakan agar peserta didik kelas, seperti melakukan do’a bersama
di masa mendatang dapat memiliki sikap sebelum memulai pelajaran atau
dan perilaku yang mandiri dan lebih mengikuti kegiatan hari besar nasional.
dewasa dalam menanggapi setiap Penerapan pendidikan karakter
peristiwa atau persoalan hidup, serta dilaksanakan melalui tahap penilaian
dapat mengetahui dan menentukan arah yang terdiri atas dua macam, yaitu
dan tujuan hidupnya. penilaian pada tahap proses (melalui
Terkait dengan proses pegamatan langsung) dan penilaian pada
pembelajaran berbasis karakter di dalam tahap hasil (melalui penilaian secara
kelas, maka pendidik tentunya memiliki tertulis). Pada tahap proses merupakan
pedoman yang merupakan dasar atau tahapan untuk melakukan penilaian
petunjuk dalam upaya menanamkan, terhadap sikap atau karakter peserta didik
membangun serta menumbuhkan dengan cara mengamati tingkahlaku
karakter-karakter yang baik dan positif peserta didik yang masih berhubungan
pada setiap peserta didik, seperti dengan proses pembelajaran, sedangkan
Alqur’an, aturan/ norma-norma, pada tahap hasil merupakan tahapan
kurikulum sekolah yang bernaung pada untuk melakukan penilaian terhadap
Peraturan Pemerintah, pancasila, serta pengetahuan (kognitif) peserta didik.
Undang-Undang Dasar (UUD) NRI 1945. Kriteria Ketuntasan Minimal
Persepsi Guru Tentang Nilai Hasil merupakan acuan setiap guru dalam
Pembelajaran Pendidikan Karakter menentukan pencapaian dan keberhasilan
240

peserta didik. Secara umum, pencapaian pembelajaran.dalam bentuk penilaian


hasil belajar peserta didik sangat tertulis.
bervariasi. Hal ini dikarenakan masing- Guru hendaknya dapat menigkatkan
masing peserta didik memiliki pendidikan karakter dengan baik agar
karakteristik dan kepribadian yang peserta didik memiliki karakter atau
berbeda-beda, sehingga guru harus akhlak yang baik dalam kehidupan
menyesuaikan dengan keadaan masing- sehari-hari. Diharapkan dengan adanya
masing peserta didik. Pencapaian materi tentang pendidikan karakter guru
keberhasilan belajar peserta didik dapat hendaknya dapat meningkatkan
pula dilihat berdasarkan tiga ranah penerapan pendidikan karakter dalam
penilaian, yaitu kognitif, afektif, setiap pembelajaran, maupun diluar
psikomotorik. Penilaian pendidikan pembelajaran. Guru diharapkan dapat
karakter peserta didik di MAN 1 Buton menyisipkan nilai-nilai pendidikan
Tengah disesuaikan berdasarkan hasil karakter yang lain selain nilai-nilai
pengamatan guru pada setiap indikator karakter yang difokuskan saat ini, serta
pencapaian nilai-nilai pendidikan memperbaiki tingkat pencapaian hasil
karakter. Penskoran nilai pendidikan belajar peserta didik menjadi lebih baik
karakter menggunakan rentang 1-4 lagi sesuai dengan nilai KKM yang sudah
dengan kategori sebagai berikut: SB ditentukan.
(Sangat Baik) = 4, B (Baik) = 3, C DAFTAR PUSTAKA
(Cukup) = 2, K (Kurang) = 1. Hawi, Akmal. 2014. Kompetensi Guru
PENUTUP Pendidikan Agama Islam. Edisi
Berdasarkan hasil pembahasan Pertama, Cetakan Kedua. Jakarta :
mengenai persepsi guru tentang Rajawali Pers.
pendidikan karakter di MAN 1 Buton Kunandar. 2011. Guru Profesional
Tengah pada bab IV, maka disimpulkan: Impelemntasi Kurikulm Tingkat
(1) Persepsi guru mengenai pendidikan Satuan (KTSP) dan Sukses Dalam
karakter menunjukkan hal yang positif, Sertifikasi Guru, Revisi ke 7.
yang mengintegrasikan materi pendidikan Jakarta : Rajawali Pers.
karakter kedalam materi ajar belajar dan Mulyasa, E. 2014. Manajemen
pembelajaran mereka, pendidikan Pendidikan Karakter, Edisi
karakter diangggap sebagai nilai esensi Pertama, Cetakan Keempat. Jakarta
dalam membentuk dan membentengi : PT. Bumi Aksara.
kepriabadian peserta didik. (2) Materi Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter
(konsep) pendidikan karakter yang Menjawab Tantangan Krisis
disusun dan diajarkan oleh para guru Multidimensional.
(pendidik) disesuaikan dengan substansi Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
isi materi pelajaran tertentu, dengan Nasional. 2008. Kamus Besar
berbasis pada nilai-nilai Al-Qur’an, Bahasa Indonesia. Jakarta :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Gramedia.
Indonesia (UUD NRI) 1945, Pancasila, http://infosekolahterbaru.blogspot.c
serta norma atau aturan yang berlaku. (3) o.id/ 2015/ 07/pengertian-
Para guru (informan) memberikan karakter.html.
penilaian atas materi pendidikan karakter Sanni, Ridwan Abdullah. 2011.
yang dimulai saat proses pembelajaran Pendidikan Karakter di Pesantren.
sampai dengan selesai proses
241

Bandung : Cipta Pustaka Media


Perintis.
Saptono. 2011. Dimensi Pendidikan
Karakter, Wawasan, Strategi, dan
Langkah Praktis. Jakarta :
Erlangga.
Supardi. 2014. Kinerja Guru, Edisi 1
Cetakan ke 2, Jakarta : Rajawali
Pers.
Yuwono, Trisno dan Selvita, I.S. Tahun
Tidak Dicantumkan. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia
Surabaya: Arkola.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Karakter Konsepsi dan Aplikasinya
Dalam Lembaga Pendidikan,
Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai