Dokumentasi keperawatan yang berkualitas tinggi sangat penting untuk kualitas dan kontinuitas asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif antara profesional perawatan kesehatan yang membuatnya penting untuk keselamatan pasien. Pada awalnya dokumentasi keperawatan dilakukan secara tertulis, tetapi banyak kekurangan dari dokumentasi keperawatan secara tertulis (Paper Based Documentation), seperti membutuhkan cukup banyak waktu untuk mengisi formulir dan mencari dokumentasi yang sudah ada di tempat yang luas dikarenakan penyimpanan dokumentasi keperawatan membutuhkan tempat yang luas, mengeluarkan biaya berlebih dan rentan hilang (Hadi, 2011 dalam Wulandari dan Handayani, 2019). Selain menggunakan dokumentasi keperawatan secara tertulis, dokumentasi dapat dilakukan menggunakan perangkat elektronik. Indonesia sendiri dokumentasi menggunakan prangkat elektronik sudah ada sejak tahun 2000-an, akan tetapi saat ini masih banyak yang mendokumentasikannya secara tertulis 2. Pengertian dokumentasi keperawatan Dokumentasi keperawatan merupakan semua catatan proses keperawatan yang telah dilakukan baik itu tertulis mapun elektronik. Dokumentasi keperawatan dibuat oleh perawat yang melakukan proses keperawatan kepada pasien, meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Semua proses keperawatan yang dilakukan perawat akan tercermin dalam dokumentasi yang dibuatnya. 3. Tujuan dokumentasi keperawatan Dokumentasi keperawatan memiliki tujuan yaitu membuat catatan kesehatan yang berasal dari pengalaman yang dimiliki klien terhadap sistem kesehatan atau perawatan. Dokumentasi ini menunjukkan apa saja yang telah dilakukan perawat kepada pasien, dan membuat catatan perawatan atau kesehatan pasien, Selain itu tujuan dari dokumentasi keperawatan adalah membentuk komunikasi diantara tim-tim Kesehatan, memberikan perawatan yang berkelanjutan, professional accountability, legal, quality assurance, funding and resource, dan research. 4. Komponen dokumentasi keperawatan Dokumentasi keperawatan memiliki komponennya sendiri, antara lain 1) Pengkajian, pengkajian bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dari pasien sehingga perawat dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dan kebutuhan pasien 2) Diagnosis, diagnosis merupakan pernyataan yang berasal dari pasien yang bersifat nyata maupun bersifat potensial 3) Rencana keperawatan, rencana keperawatan merupakan tindakan-tindakan yang telah disiapkan dan akan diberikan kepada pasien untuk memecahkan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan yang ada. Rencana keperawatan ini sendiri terdiri atas tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan 4) Pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan tujuan mengoptimalkan kebutuhan pasien. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah yang ada. 5) Evaluasi, Evaluasi merupakan suatu proses dari peninjauan ulang rencana keperawatan untuk mencapai tujuan. Evaluasi ini meliputi subyek, obyek, assessment, dan rencana tindakan. 6) Tanda Tangan & Nama Terang Perawat, nama terang & tanda tangan perawat harus tercantum pada kolom yang tersedia sebagai bukti legal dan bentuk pertanggungjawaban perawat atas tindakan yang dilakukan 7) Catatan Keperawatan, catatan keperawatan harus diisi dengan lengkap dan jelas setelah memberikan tindakan keperawatan 8) Catatan Pasien Pulang atau Meninggal Dunia, catatan ini disesuaikan dengan keadaan pasien pada saat itu, catatan ini harus diisi dengan rinci meliputi keadaan pasien dan masalah keperawatannya 9) Resume Keperawatan, resume keperawatan diisi setelah keluarnya pernyataan boleh tidaknya pasien untuk pulang, pernyataan kematian pasien yang ditulis dengan singkar dan jelas sesuai dengan asuhan keperawatan yang diberikan 5. Aspek legal dan etik dalam pendokumentasian Aspek legal adalah kelayakan yang mempermasalahkan kebenaran tindakaan dilihat dari hukum yang berlaku. Dalam dokumentasi keperawatan aspek legal adalah bukti tertulis setiap tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk asuhan keperawatan kepada pasien. Dokumentasi keperawatan memiliki aspek hukum, omunikasi, Pendidikan, jaminan mutu, keuangan, penelitian, dan akreditasi (Clarke, 2014). Aspek legal dokumentasi keperawatan tercantum dalam pasal 54 ayat 1 dan 2, pasal 54 ayat 1, Keputusan Menteri Kesehatan : KepMenkes No. 1239/Meskes/SK/XI/2001, pasal 16 dan pasal 23 6. Prinsip pendokumentasian Dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan, perlu diperhatikan hal-hal berikut 1) Dokumentasi merupakan bagian integral dalam pemberian asuhan keperawatan 2) Praktik dalam dokumentasi memiliki sifat konsisten 3) Praktik dokumentasi memiliki formatnya tersendiri 4) Dokumentasi dibuat oleh seseorang yang melakukan tindakan atau yang mengobservasi pasien secara langsung 5) Dokumentasi keperawatan dibuat segera setelah tindakan selesai dilakukan 6) Dokumentasi dibuat secara kronologis 7) Dokumentasi ditulis singkat dan menggunakan istilah yang umum diketahui dan seragam 8) Tertulis dalam dokumentasi : jam, tanggal, tanda tangan dan inisial penulsi 9) Dokumentasi bersifat akurat, lengkap, benar, jelas, ringkas, ditulis dengan tinta dan dapat dibaca 10) Dokumentasi bersifat rahasia 7. Standar pendokumentasian Standar pendokumentasian adalah suatu pernyataan terkait kualitas dan kuantitas yang dipertimbangkan dalam situasi tertentu yang akan memberikan informasi bahwasanya dokumentaasi terdapat ukuran untuk mempertimbangkan kualitasnya. Standar tersebut dibagi menjadi 6 standar (Murr, 2008), yaitu 1) Standar I berupa pengkajian keperawatan 2) Standar II berupa diagnose keperawatan 3) Standar III berupa perencanaan keperawatan 4) Standar IV berupa Implementasi/tindakan keperawatan 5) Standar V berupa evaluasi keperawatan 6) Standar VI berupa dokumentasi asuhan keperawatan 8. Pedoman pencatatan yang relevan dengan hukumiaya Menurut Potter & Perry (1994) pedoman atau panduan dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut 1) Tidak diperbolehkan menghapus catatan yang telah dilakukan menggunakan cairan penghapus atau mencoret-coret kata yang salah. Hal yang benar dilakukan adalah dengan membuat garis lurus pada kata yang salah, usahakan kata yang salah tersebut tetap bisa dibaca 2) Tidak diperbolehkan mencatat komentar negatif yang bersifat mengkritik 3) Koreksi kesalahan penulisan sesegera mungkin 4) Kesalahan yang tidak segera diperbaiki akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan selanjutnya 5) Catatan harus bersifat akurat, valid dan reliabel. Catatan juga harus sesuai dengan fakta yang ada, tidak diperbolehkan mencatat spekulasi-spekulasi berdasarkan pemikiran pribadi 6) Jangan biarkan terdapat bagian yang kosong pada dokumentasi keperawatan, hal ini bertujuan agar orang lain tidak menambah informasi-informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tersebut 7) Semua pencatatan tertulis menggunakan tinta dan dapat dibaca 8) Jangan menulis untuk orang lain, tulis catatan untuk diri sendiri, karena perawat yang menulis bertanggunggugat atas apa yang telah ditulisnya 9) Hindarilah pemakaian istilah yang tidak umum digunakan 10) Mulai pencatatan dokumentasi dengan tanggal dan waktu, serta akhirilah dokumentasi dengan tanda tangan dan nama jelas