Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA MELALUI


PENATAAN ASET LAHAN TRANSMIGRASI
DI DESA WONOREJO KECAMATAN KUSAN HULU
KABUPATEN TANAH BUMBU

NAMA : RONI L. PARNINGOTAN SITANGGANG, S.Sos.,M.A.P.


NIP :197008171998031006
NO. ABSEN : 31
JABATAN : KEPALA KANTOR PERTANAHAN
UNIT KERJA : KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

Disahkan di Banjarmasin, April 2021

COACH MENTOR

Drs. Darajat Muhammad Jaelani, M.Si. Alen Saputra, SH., M.Kn


NIP.196105121989031003 NIP.196509221991031001

ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR

Rancangan Aksi Perubahan diajukan oleh :

Nama Peserta : RONI L. PARNINGOTAN SITANGGANG, S.Sos., M.A.P.


NIP : 197008171998031006
Jabatan : Kepala Kantor
Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA)
Angkatan :1
Unit Kerja : Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

Judul Rancangan Aksi Perubahan :

Implementasi Reforma Agraria Melalui Penataan Aset Lahan Transmigrasi di


Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu.

Telah diseminarkan dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
Pelatihan Kepemimpinan Administrator, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam
aksi perubahan pada saat off class mulai tanggal 26 April 2021.

COACH MENTOR

Drs. Darajat Muhammad Jaelani, M.Si. Alen Saputra, SH., M.Kn.


NIP.196105121989031003 NIP.196509221991031001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Aksi
Perubahan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Laporan Aksi Perubahan
ini disusun berdasarkan hasil akhir Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA)
Angkatan 1 Tahun 2021 di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yang dilakukan
secara daring, serta dari hasil analisa isu-isu strategis dalam tugas dan fungsi
jabatan administrator di Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
Kalimantan Selatan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Deni Santo, ST., M.Sc., selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementerian ATR/BPN;
2. Bapak Alen Saputra, SH., M.Kn., selaku Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus sebagai Mentor
dalam Rancangan Aksi Perubahan;
3. Bapak Drs. Darajat Muhammad Jaelani, M.Si., selaku Coach yang telah membing
dan mengarahkan dalam Rancangan Aksi Perubahan;
4. Bapak/Ibu Widyaiswara Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian ATR/BPN yang telah memberikan pembelajaran, pengarahan dan
bimbingan selama kegiatan pelatihan berlangsung;
5. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminitrator Angkatan I
Tahun 2021 yang telah bekerjasama dan saling mendukung serta berbagi
pengalama selama masa pelatihan.
Kami menyadari, bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam hal
penulisan maupun materi rencana perubahan sehingga kami sangat
mengharapkan masukan dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi
acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi.

Batu Licin, Juni 2021


Roni L.Parningotan Sitanggang, S.Sos., M.A.P.
NIP. 197008171998031006
iv
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan Judul ............................................................................... ii
Lembar Pengesahan Seminar .......................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Tabel ...................................................................................................... vi
Daftar Gambar .................................................................................................. vii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Aksi Perubahan................................................................................. 7
C. Manfaat Aksi Perubahan............................................................................... 8

BAB II. PROFIL KINERJA ORGANISASI ....................................................... 9


A. Tugas dan Fungsi Organisasi ...................................................................... 9
1. Tugas dan Fungsi Instansi ....................................................................... 9
2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja ................................................................... 9
3. Area Bermasalah ..................................................................................... 11
B. Sumber Daya Instansi .................................................................................. 12

BAB III. ANALISA MASALAH ......................................................................... 13


A. Identifikasi Masalah Pada Area Tugas dan Fungsi Yang Bermasalah ........ 13
B. Penetapan Masalah Utama ......................................................................... 16
C. Analisa Kelayakan Inovasi ........................................................................... 16

BAB IV. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ......................................... 21


A. Terobosan/Inovasi ....................................................................................... 21
B. Hasil Inovasi ................................................................................................ 21
C. Pemanfaatan Sumber Daya ......................................................................... 24
D. Manajemen Resiko ...................................................................................... 29

v
BAB V. LAPORAN AKSI PERUBAHAN .......................................................... 30
A. Proses Kepemimpinan................................................................................. 30
B. Deskripsi Proses Kepemimpinan ................................................................. 37
C. Keberlanjutan Aksi Perubahan .................................................................... 39

BAB VI. PENUTUP ........................................................................................... 44


A. Kesimpulan .................................................................................................. 44
B. Rekomendasi ............................................................................................... 44

LAMPIRAN ....................................................................................................... 45
I. Surat Desa .................................................................................................. 45
II. SK Pembatalan Sertipikat Transmigrasi ..................................................... 46
III. Rapat Tim ................................................................................................... 53
IV. Data Kepemilikan Tanah Eks Transmigrasi yang Dibatalkan ..................... 55

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Wilayah Kecamatan dan Persentase


Tabel 2 : Data Desa Transmigrasi dan Status Desa Kabupaten Tanah Bumbu
Tabel 3 : Analisa USG
Tabel 4 : Alternatif Solusi dan Pemecahan MAsalah
Tabel 5 : Jadwal Tahap Jangka Pendek
Tabel 6 : Identifikasi Stakeholder

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu


Gambar 2 : Kantor Pertanahan Tanah Bumbu
Gambar 3 : Fishbobe Diagram
Gambar 4 : Struktur Tim Perubahan
Gambar 5 : Hubungan Antar Stakeholder
Gambar 6 : Analisa Stakeholder
Gambar 7 : Pembinaan oleh Bapak Kakanwil BPN Kalimantan Selatan sekaligus
penyampaian untuk aksi perubahan
Gambar 8 : Koordinasi dengan Bupati Tanah Bumbu
Gambar 9 : Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan UKM,
Dinas Perkimtan, dan Dinas PUPR untuk tindak lanjut aksi perubahan
Gambar 10 : Inventarisasi dan pengumpulan berkas oleh petugas dari Kantor
Pertanahan
Gambar 11 : Penyuluhan di Desa Wonorejo
Gambar 12 : Penyuluhan di Desa Wonorejo
Gambar 13 : Rapat Tim Penataan Lahan Transmigrasi dan Pembatalan Sertifikat
Gambar 14 : Koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Tanah Bumbu

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2020
tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Tugas tersebut diwujudkan dalam bentuk
penyelenggaraan pelayanan dan pengelolaan pertanahan secara menyeluruh di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terus berbenah dan berinvovasi dalam
melaksanakan tugas pendaftaran tanah diseluruh wilayah rerublik Indonesia.
Keinginan untuk terus memperbaiki kinerja dan berinovasi ini terlihat dari visi dan
misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Visi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional adalah
Pengelolaan Ruang dan Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia,
sedangkan misinya adalah :
1. Menyelenggarakan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang produktif,
berkelanjutan dan berkeadilan;
2. Menyelenggarakan pelayanan pertanahan dan ruang yang berstandar dunia.
Dalam rangka mensukseskan dan mewujudkan RPJM 2020 -2024 dan Visi
Presiden, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah
menetapkan 7 (tujuh) Strategic Goal Kementerian ATR/BPN TAhun 2025 yaitu
sebagai berikut :
1. Terwujudnya Keadilan Pertanahan
2. Mendaftarkan bidang-bidang tanah di seluruh Indonesia
3. Penataan Ruang berbasis RDTR untuk mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Meningkatkan standar kompetensi SDM menuju birokrasi berstandar dunia.
5. Mewujudkan Kantor Layanan Modern yang memberikan produk, layanan dan
pusat informasi pertanahan dan Tata Ruang secara elektronik berbasis teknologi
informasi.
6. Mengoptimalkan layanan informasi pertanahan dan tata ruang sebagai basis
penerimaan negara dalam self financing
7. Mewujudkan kepastian hokum hak atas tanah dengan memberlakukan system
pendaftaran tanah stelsel positif.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terus
melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Untuk mendorong hal tersebut diperlukan penyempurnaan system pelayanan publik
yang menyangkut metode dan prosedur pelayanan dalam rangka memberikan
pelayanan yang mudah, cepat, tepat, terjangkau dan akuntabel melalui penerapan
dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada berbagai
layanan pertanahan dengan cara memperluas akses local, membuka layanan
interaktif dan mendorong partisipasi masyarakat sehingga terwujud peningkatan
akses dan kualitas layanan.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga
melakukan penataan aset melalui Reforma Agraria. Reforma Agraria adalah
penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah yang berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai Penataan Akses untuk
kemakmuran rakyat Indonesia. Reforma Agraria merupakan salah satu Program
Prioritas Nasional yang ditingkatkan pemerintah dalam membangun Indonesia dari
pinggir serta meningkatkan kualitas hidup, sebagaimana terkandung dalam
Nawacita. Reforma agraria secara fundamental memberikan program-program yang
dapat menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan
kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas
tanah, memberikan pengakuan hak atas tanah yang dimiliki baik secara pribadi,
negara, dan tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan
masyarakat.
Reforma Agraria secara fundamental memberikan program-program yang
dapat menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan
kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan
dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas tanah,
memberikan pengakuan ha katas tanah yang dimiliki baik secara pribadi, negara dan
tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

2
Melalui Reforma Agraria, penataan ulang kepemilikan dan penguasaan tanah
dilakukan guna mengurangi ketimpangan dan konflik agraria.
Sektor Transmigrasi menjadi penting dalam pelaksanaan reforma agraria.
Transmigrasi memiliki nilai strategis dalam konteks ketersedian tenaga kerja
manusia yang produktif dari tanah ataulahan untuk dikembangkan oleh transmigran.
Transformasi paradigma dan strategi transmigrasi harus mampu menggeser makna
memindahkan kemiskinan atau mengasingkan rakyat miskin dari pembangunan
menjadi cara baru membangun produktivitas bersama rakyat dan pemerataan
kesempatan berkembangnya ekonomi.
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan merupakan kabupaten
yang banyak memiliki daerah transmigrasi. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
pemekeran dari Kabupaten Kota Baru yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang
No. 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah
Bumbu. Secara historis sebelum dilakukan pemekaran semula dinamakan Daerah
Tingkat II Persiapan Tanah Bumbu Selatan. Ibu kota kabupaten terletak di Batulicin
dan pusat pemerintahan kabupaten berada di Kelurahan Gunung Tinggi.
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak antara 2° 52’ – 3° 47’
Lintang Selatan dan 115° 15’ – 116° 04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu
adalah salah satu dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya
berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Kota Baru
- Sebelah Timur : Kabupaten Kota Baru
- Sebelah Selatan : Laut Jawa
- Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu, Kecamatan Kusan
Hilir, Sungai Loban, Satui Kusan, Batu Licin, Karang Bintang, Simpang Emppat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalah
kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan tahun 2005 lalu.

3
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Gambar 1 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Tabel 1 : Luas Wilayah Kecamatan dan Persentase


Kecamatan Luas Persentase
1 2 3
1. KusanHulir 401.54 7.92
2. Sungai Loban 358.41 7.07
3. Satui 876.58 17.30
4. Angsana 151.54 2.99
5. Kusan Hulu 1.609.39 31.76
6. Kuranji 110.24 2.18
7. Batulicin 127.71 2.52
8. KarangBintang 118.02 2.33
9. SimpangEmpat 302.32 5.97
10. Mantewe 1,011.21 19.96
Kabupaten Tanah Bumbu 5,066.96 100.00
Kalimantan Selatan 37,530.52 13.50
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Sejak keluarnya Undang-undang No. 2 tahun 2003, wilayah Kabupaten


Tanah Bumbu meliputi 10 Kecamatan yang terdiri dari 150 desa/kelurahan.

4
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah 5.066,96 km2 (506.696 Ha) atau
13,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan.
Transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai sejarah yang
panjang. Warga Transmigrasi mulai menempati UPT Sebamban 4 Blok B
Kecamatan Satui Kabupaten Kotabaru pada tahun 1982. Dimana warga transmigrasi
tersebut pindahan warga transmigrasi dari Lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi
Tabunganen 2 Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan. Para warga transmigrasi tersebut dipindahkan secara resmi
oleh pemerintah dengan alasan UPT Tabunganen 2 merupakan daerah pasang
surut, sementara para warga transmigrasi dari daerah asalnya yaitu Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali bukan berlatar belakang petani rawa/pasang
surut, sehingga para warga transmigrasi tersebut mengalami kendala serius dalam
mengelola lahan pertanian yang diberikan oleh pemerintah.
Saat ini lahan transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu berada di 9
Kecamatan dan 56 Desa. Hampir sebahagian besar pemilik lahan saat ini bukan
warga transmigrasi penempatan pertama kali oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Transmigrasi. Akan tetapi sudah beralih kepemilikannya kepada pihak-
pihak lain. Hal ini disebabkan pemilik pertama lahan transmigrasi kembali ke pulau
Jawa atau merantau ketempat lain. Lahan transmigrasi yang diberikan kepada
warga transmigrasi sudah sebagian besar diterbitkan sertipikat hak atas tanah
mereka. Sebagian besar sertipikat tersebut baru terbit setelah mereka menjual
tanahnya kepada pihak lain sehingga sertipikat tidak bisa diserahkan atau sertipikat
yang sudah terbit dan diserahkan kepada pemilik lahan dijual tanpa melalui
ketentuan yang berlaku akibat ketidaktahuan warga. Akibatnya pemilik lahan saat ini
merasa sangat kesulitan memperolah hak atas tanah nya akibat tidak dapat
dilaksanakan peralihan hak atas tanah ataupun untuk dapat diterbitkan sertipikat
atas nama mereka. Sementara pemilik lahan transmigrasi saat ini sangat
memerlukan sertipikat mereka agar kepemilikan tanah mereka sudah jelas dan
untuk menjadi modal usaha utk pengembangan lahan pertanian disebabkan
sebagian besar dari mereka adalah petani.

5
Tabel 2 : Data Desa Transmigrasi dan Status Desa Kabupaten Tanah Bumbu

UPT / DESA TRANSMIGRAN DAN STATUS DESA


KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

UPT/Desa Jumlah Tahun Tahun No SK GUB


No. Kecamatan Nama Desa Baru Ket.
Transmigrasi KK Jiwa Penempatan Penyerahan Kalsel
1 Sungai Loban Sebamban I/1 338 1355 1979 - 1980 1985 Sari Mulya 0429 Thn 1985
SK. Mendagri Sebamban I/2 320 1532 1980 1985 Marga Mulya 0429 Thn 1985
No. Sk.38/HPL/DA/82 Sebamban I/3 457 2093 1980 1985 Tri Mulya 0429 Thn 1985
Luas : 9.900 Ha Sebamban I/4 462 1851 1980 1985 Sari Utama 0429 Thn 1985
Peta Ukur Sebamban II/4 363 1480 1980 - 1981 1988 Kerta Buana 0454 Thn 1988
No.143/PT/KB/81 Sebamban III/1 600 2581 1980 - 1981 1988 Dwi Marga Utama 0454 Thn 1988
Sebamban III/3 300 1255 1980 - 1981 1988 Trimartani 0454 Thn 1988
Sebamban III/4 500 2030 1980 - 1981 1988 Batu Meranti 0454 Thn 1988
Sebamban III WPP Sumber Sari
2 Kuranji Sebamban I/5 423 1800 1980 1985 Karang Intan 0429 Thn 1985
SK. Mendagri Sebamban III/2 250 1122 1980 - 1981 1988 Indra Lokajaya 0454 Thn 1988
No. Sk.118/HPL/DA/86 Sebamban IV/1 500 2323 1981 - 1983 1988 Giri Mulya 0454 Thn 1988
Tgl, 4/12/1986 Sebamban IV/2 200 889 1981 - 1983 1988 Mustika 0454 Thn 1988
luas : 9.500 Ha Sebamban IV/5 300 1191 1981 - 1983 1988 Waringin Tunggal 0365 Thn 1997
Peta Ukur
No.162/PT-KB/83
3 Angsana Sebamban II/1 438 1819 1980 - 1981 1988 Bayan Sari 0454 Thn 1988
SK. Mendagri Sebamban II/2 654 2640 1980 - 1981 1988 Karang Indah 0454 Thn 1988
No. SK.4/ HPL/DA/80 Sebamban II/3 545 2316 1980 - 1981 1988 Banjar Sari 0454 Thn 1988
Tgl, 11/4/ 1980 Sebamban II SP E 500 2143 1981 1988 Sebamban/ Mekar Jaya
Luas. 15.000 Ha Sebamban II SP C 100 375 1998 1998 Makmur
Peta Ukur : Sebamban IV/2 413 1738 1981 - 1982 1988 Purwodadi 0454 Thn 1988
Dirjen Kehutanan Sebamban IV/3 609 2497 1981 - 1982 1988 Sumber Baru 0454 Thn 1988
No.119/PTH-2/80
Kep. Bup. Tanbu Angsana 75 311 2016 - Angsana -
N0:188.45/548/
Disnakersos/2013
4 Satui Sebamban IV/1 350 1587 1981 - 1982 1988 Sumber Makmur 0454 Thn 1988
SK. Mendagri Sebamban IV/1 124 546 1981 - 1982 1988 Tegal Sari 0454 Thn 1988
No. Sk.82/HPL/DA/83 Sebamban IV/4 507 2205 1981 - 1982 1988 Wonorejo 0454 Thn 1988
Luas : 15.000 Ha HTI Satui 300 1099 1992 - 1993 1999 Sumber Arum -
Peta Ukur : Sekapuk I 100 325 1992 - 1993 2001 Al Kausar -
Dirjen Kehutanan Sekapuk II 100 326 1992 - 1993 2001 Sekapuk -
No.119/PTH-2/80 Satui Timur 300 1005 1992 - 1993 2003 Satui Timur -
Jombang I 250 923 2004 2009 Jombang 1380 Thn 2009
Jombang II 200 765 2005 - - -
Bukit Baru 250 1032 2006 2010 Bukit Baru 177 Thn 2010
5 Kusan Hulu Sebamban IV/3 300 1181 1984 - 1985 1990 Karang Mulya -
SK. Mendagri Sebamban IV/4 226 792 1984 -1985 1990 Harapan Jaya -
No. 134/HPL/DA/84 Pir. Batulicin 2 761 2222 1986 - 1987 1992 Wono Rejo -
Luas :6.045 Ha Karang Sari -
Peta Ukur : Tapus 100 318 1994 - 1995 - Tapus -
No. 144/PT-KB/1981 Teluk Kepayang 100 350 1994 - 1995 - Teluk Kepayang -
Ringkit 150 495 1995 - 1995 - Ringkit
6 Kusan Hilir Satiung Salimuran 300 1041 1997 - 1998 - Karya Bhakti -
SK. Mendagri
No.118/HPL/DA/86
Luas :4.049 Ha
Peta Ukur :
No.162/PT-KB/1983
7 Karang Bintang Batulicin I/1 530 2430 1980 - 1981 1987 Manunggal 137 Thn 1987
SK. Mendagri Batulicin I/3 550 2385 1981 1987 Maju Sejahtera
No. Sk.3/HPL/DA/80 Madu Retno
Luas : 15.000 Ha Pir. Batulicin I 1229 4937 1981 - 1985 1988 Pematang Ulin 0454 Thn 1988
Peta dasar Teknis keli Pandan Sari 0454 Thn 1988
ling areal Trans Rejo Winangun 0454 Thn 1988
No. 6/1978 Batulicin Irigasi 300 1405 1989 - 1990 1994 Irigasi Gabung Desa
Mekar Sari Lama
8 Mantewe Batulicin I/2 430 1953 1980 -1981 1987 Sari Mulya (Blok B.C.F)/B
SK. Mendagri Sari Gadung (Blok F)
No. Sk.35/HPL/DA/82 Batulicin I/4 490 2186 1981 1987 Sepakat
Luas : 12.019,5 Ha Batulicin II/1 250 934 1980 -1981 1988 Sidomulyo 0454 Thn 1988
Peta Situasi Batulicin II/1 300 1128 1980 -1981 1988 Dukuh Rejo 0454 Thn 1988
No.16/IT/KB/1981 Batulicin II/2 475 2607 1980 -1981 1988 Bulu Rejo 0454 Thn 1988
Batulicin II/3 375 1490 1980 -1981 1988 Rejo Sari 0454 Thn 1988
Batulicin II/4 600 2397 1980 -1981 1988 Suka Damai 0454 Thn 1988
Batulicin II/5 (SP 2) 300 943 1996 - 1997 - Karya Bhakti -
Batulicin II SP II 300 987 1997 Maju Mulya
JUMLAH KK dan JIWA 18.894 77.335 JUMLAH DESA 57 DESA DESA PEMEKARAN

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kab. Tanah Bumbu

6
B. Tujuan Aksi Perubahan
Tujuan dari aksi perubahan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Segera melaksanakan inventarisasi terhadap subyek dan obyek terhadap
kepemilikan lahan transmigrasi di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu
unutk percepatan kegiatan tersebut.
b. Segera melaksanakan rapat dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan UKM untuk mengambil langkah-langkah dalam percepatan penataan
aset lahan transmigrasi.
c. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk membuat
Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penanganan Kepemilikan Lahan Transmigrasi.
d. Melaksanakan pengukuran kembali bidang tanah untuk mengetahui data
luas tanah terakhir pemilik lahan
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM
Kabupaten Tanah Bumbu dengan data subyek dan obyek yang telah ada,
agar Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu mengajukan pembatalan
sertipikat. Hal ini dimungkinkan apabila perilahan hak atas tanah
transmigrasi dilakukan sebelum 15 tahun penguasan lahan oleh warga
transmigrasi.
b. Koordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri untuk pertimbangan
hukum terkait atas pembatalan sertipikat transmigrasi agar tidak terjadi
permasalahan hukum dikemudian hari.
c. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola tanah transmigrasi
sesuai kewenangannya segera menetapkan calon pemegang
hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang ha katas
tanahnya dibatalkan.
d. Menerbitkan sertipikat hak atas tanah terhadap hak yang telah dibatalkan.
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Melaksanakan penataan kembali hak atas tanah lahan transmigrasi yang
sudah beralih kepemilikannya untuk semua desa lahan transmigrasi

7
sehingga semua pemilik lahan transmigrasi dapat mempunyai sertipikat
hak atas tanahnya.
b. Seluruh bidang tanah di lokasi transmigrasi sudah dapat terpetakan
kembali sehingga dapat meminimalkan sengketa pertanahan.

C. Manfaat Aksi Perubahan


Dengan dilaksanakan penataan kembali lahan transmigrasi tersebut, manfaat
yang dapat dirasakan adalah :
1. Manfaat bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu :
a. Sertipikat warga transmigrasi yang telah diterbitkan tapi belum sempat
diserahkan sudah dapat dibatalkan dan diterbitkan sertipikat pengganti
sehingga tidak menjadi beban kantor untuk menyimpan sertipikat tersebut.
b. Sertipikat warga transmigrasi yang sudah dibatalkan dapat segera
dimusnahkan agar tidak salah gunakan oleh pihak lain.
c. Tidak akan terjadi tumpang tindih atau sertipikat ganda diatas bidang
tanah lokasi transmigrasi.
d. Meminimalkan sengketa pertanahan.
2. Manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu :
a. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasidan UKM akan mempunyai data yang pasti baik secara
subyek maupun obyek terhadap lahan transmigrasi saat ini.
b. Menambah Pemasukan Asli Daerah (PAD) melalui BPHTB
c. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dapat memanfaatkan lahan
transmigrasi yang menjadi fasilitas umum dan fasilitas sosial.
3. Manfaat bagi Masyarakat :
a. Masyarakat mempunyai kepastian hak atas tanah yang dimilikinya.
b. Masyarakat dapat menambah modal usaha pertaniannya ke lembaga
keuangan.
c. Masyarakat dapat mengetahu luas tanah dan batas tanah dengan jelas.

8
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

A. Tugas dan Fungsi Organisasi


1. Tugas dan Fungsi Instansi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
berdasarkan Peraturan Menteri Agraria No.16 Tahun 2020 mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agraria/pertanahan dan tata
ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
Sedangkan fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional adalah:
a. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang,
surveydan pemetaan pertanahan dan ruang, penetapan hak dan
pendaftaran tanah, penataan agraria, pengadaan tanah dan pengembangan
pertanahan, pengendalian dan penertiban tanah dan ruang, serta
penanganan sengketa dan konflik pertanahan;
b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan nasional;
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di
daerah; dan
f. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substansif kepada seluruh unsur
organisai dilingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja


Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
merupakan salah satu kantor yang berada dibawah Kementerian Agraria dan
9
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan, disebutkan dalam Pasal 20 bahwa Kantor
Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan. Kantor Pertanahan
juga menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
2. Pelaksanaan survey dan pemetaan
3. Pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
4. Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;
5. Pelaksanan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;
6. Pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa;
7. Pelaksanaan modernisasi pelayananan pertanahan berbasis elektronik;
8. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan;
9. Pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi Kantor Pertanahan.

Gambar 2 : Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu

10
3. Area Bermasalah
3.1 Kinerja yang bermasalah saat ini.
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu untuk kegiatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2021 mendapat target Sertipikat Hak
Atas Tanah (SHAT) sebanyak 2550 bidang, target Peta Bidang Tanah ASN
sebanyak 1500 bidang , Peta Bidang Tanah Pihak ke Tiga sebanyak 18.000
bidang, Sertipikat Lintor sebanyak 500 bidang. Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu terus berusaha untuk mencapai target yang diberikan meskipun
permasalah yang sering dihadapi adalah bahwa minat masyarakat sangat
rendah untuk ikut dalam kegiatan PTSL dan lainnya. Untuk itu secara berkala,
seluruh staf Kantor Pertanahan Tanah Bumbu selalu bersosialisasi kepada
masyarakat untuk menjelaskan akan penting sertikat terhadap tanah yang
dimiliki masyarakat.
Disamping menyelesaikan pekerjaan target program strategis nasional,
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu juga menyelesaikan pelayanan
pertanahan yang bersifat rutin. Dengan kondisi sumber daya manusia yang ada,
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu masih dapat melaksanakan semua
pelayanan pertanahan dengan baik. Tunggakan pelayanan pertanahan saat ini
juga sudah mengalami penurunan yang cukup banyak, meskipun masih ada
yang belum dapat diselesaikan.
Kepala Kantor Pertanahan beserta seluruh staf mempunyai komitmen
untuk menyelesaikan tunggakan pelayanan pertanahan. Kepala Kantor setiap
minggu selalu melaksanakan evaluasi terhadap kinerja pelayanan pertanahan
khususnya penyelesaian tunggakan. Tunggakan pelayanan pertanahan perlu
diselesaikan dengan cepat agar masyarakat tidak kecewa terhadap pelayanan
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kantor Pertanahan Tanah Bumbu saat ini juga sering menerima keluhan
dari masyarakat khususnya di lokasi Transmigrasi. Dimana masyarakat yang
berdomisili di desa lahan transmigrasi sampai saat ini belum mendapat
kepastian mengenai sertipikat hak atas tanahnya. Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu saat inisudah mulai mendata secara internal mngenai
permasalahan tersebut dan direncanakan akan menjalin koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah Bumbu untuk
menyelesaikan permasalahan tanah yang ada di lokasi transmigrasi.
11
3.2 Kinerja yang diharapkan
Kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu yang diharapkan
adalah bahwa seluruh target yang dibebankan baik itu PTSL, Redistribusi, BMN
dan program strategis yang lainnya dapat diselesaikan dengan baik secara
kuantitas dan kualitas. Hambatan yang paling utama yaitu rendahnya minat
masyarakat untuk mengikuti PTSL. Kegiatan PTSL, Redistribusi dan program
strategis lainnya dapat di atasi dengan cara selalu bersosialisasi kepada
masyarakat dan menjelaskan arti pentingnya sertipikat hak atas tanah agar tidak
timbul permasalahan di kemudian hari dan dapat dijadikan modal usaha. Dalam
hal pelayanan pertanahan yang bersifat rutin khususnya tunggakan pelayanan
dapat diselesaikan secara bertahap dengan mengidentifikasi permasalahan
yang membuat terjadinya tunggakan dalam berkas pelayanan.
Untuk lahan transmigrasi yang saat ini dikuasai oleh masyarakat dengan
sertipikat yang diperoleh melalui jual beli tidak melalui ketentuan yang berlaku,
diharapkan dapat diselesaikan dengan baik, yaitu dengan menerbitkan sertipikat
hak atas tanah kepada warga transmigrasi pemilik lahan saat ini. Penataan
lahan transmigrasi juga merupakan salah satu perwujudan dalam pelaksanaan
Reforma Agraria. Dimana melalui Reforma Agraria, penataan ulang kepemilikan
dan penguasaan tanah transmigrasi yang dilakukan salah satunya adalah untuk
mengurangi guna mengurangi masalah pertanahan.

B. Sumber Daya Instansi


Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu terletak di Jalan Dharma
Praja, Kompels Perkantoran Gunung Tinggi, Kecamatan Batu Licin, Kabupaten
Tanah Bumbu. Kantor Pertanahan Kabupaten sudah mempunyai gedung
perkantoran sendiri serta gedung arsip yang dibangun terpisah dari gedung
kantor. Kondisi Sumber Daya Manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu saat ini berjumlah 25 (dua puluh lima) Aparatur Sipil Negara dan 25
(dua puluh lima) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Untuk
jabatan Eselon IV (Kasubbag Tata Usaha dan Kepala Seksi) semua sudah diisi
serta Jabatan fungsional yang sudah mulai berlaku menggantikan jabatan kepal
Sub Seksi (Esselon V).

12
BAB III
ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah Pada Area Tugas dan Fungsi yang Bermasalah


Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selalu berupaya untuk
meningkatkan pelayanan pertanahan kepada masyarakat, baik itu dalam kegiatan
rutin maupun kegiatan legalisasi asset seperti PTSL, Redistribusi, BMN dan yang
lainnya. Hal ini untuk mewujudkan nilai nilai Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yaitu Melayani, Profesional dan Terpercaya.
Untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2021
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu mendapat target Sertipikat Hak Atas
Tanah (SHAT) sebanyak 2550 bidang, target Peta Bidang Tanah ASN sebanyak
1500 bidang , Peta Bidang Tanah Pihak ke Tiga sebanyak 18.000 bidang, Sertipikat
Lintor sebanyak 500 bidang. Seluruh pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu mulai dari Kepala Kantor, Kepala Seksi hingga Pegawai Pemerintah
Non Pegarai Negeri (PPNPN) berkomitmen untuk mencapai target yang diberikan
meskipun minat masyarakat sangat rendah untuk ikut dalam kegiatan PTSL
Disamping itu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu saat ini
memandang perlu untuk melaksanakan penataan lahan transmigrasi dimana saat ini
pemilik lahan transmigrasi bukan sebagai warga transmigrasi yang pertama memiliki
lahan tersebut. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu saat ini merasa
perlu untuk segera mengambil langkah konkrit terhadap penyelesaian masalah
tersebut. Data dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah
Bumbu menyebutkan ada 57 desa di 5 kecamatan menjadi lokasi transmigrasi mulai
tahun penempatan pertama sekitar tahun 1979. Sertipikat yang telah diterbitkan oleh
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu di lokasi transmigrasi sejak tahun 1982
sampai dengan tahun 1993 adalah sebanyak 50.891 bidang.
Menurut informasi dari staf yang sudah lama bertugas, sertipikat yang terbit
tersebut sudah diterima oleh pemiliknya dan dialihkan ke pihak lain disebabkan
warga transmigrasi kembali ke Jawa atau pindah ke daerah lain tanpa melalui akta
jual beli yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Permasalahnnya ketika
mereka datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu untuk melakukan
peralihan hak atas sertipikat yang dimilikinya tidak dapat dilaksanakan disebabkan
hanya melampirkan surat jual beli dibawah tangan, sementara ketika diminta untuk
13
membuat akta jual beli kembali oleh PPAT, pihak penjual sudah tidak dapat ditemui
lagi. Di sisi lain pengalihan hak atas lahan transmigrasi sebelum 15 tahun sejak
penempatan tidak dapat dilakukan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian jo. Undang-undang No.29 tentang Perubahan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian.
Sampai saat ini Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu belum
mempunyai data yang pasti mengenai sertipikat yang sudah dilakukan jual beli,
disebabkan masyarakat tidak melaporkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu, tetapi hanya menyampaikan kepada Kepala Desa untuk diterbitkan
surat jual beli terhadap lahan transmigrasi tersebut. Menurut Kepala Desa di lokasi
transmigrasi tersebut masyarakat sangat berharap dirtebitkan kembali sertipikat atas
nama mereka saat ini.
Berkaitan dengan hal tersebut masalah pertanahan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu seharusnya diselesaikan dengan cepat dan tuntas.
Masalah tersebut dapat diklasifikasikan tingkat urgensi dalam penyelesaiannya.
Untuk mengukur urutan prioritas masalah tersebut harus di selesaikan, analisis yang
digunakan adalah Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG), yang merupakan
salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu
dengan menentukan skala 1-5 atau 1-10.
a. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi.
b. Seriusness: seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul jika isu tersebut tidak dipecahkan.
c. Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut berkembang jika
tidak ditangani sebagaimana mestina,
Skala yang digunakan dalam tulisan ini adalah 1-5, isu yang memiliki total
skor tertinggi merupakan isu prioritas.

14
Tabel 3 : Analisa USG

Kriteria
Urgency Seriousness Growth
No Identifikasi Masalah Total
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Rendahnya minat 5 4 4 13
masya-
rakat ikut dalam PTSL
2 Penyelesaian Tunggakan 4 4 3 11
Pelayanan Pertanahan

3 Penataan kembali lahan 4 5 5 14


Transmigrasi melalui
kegiatan pembatalan dan
penerbitan sertipikat.

Keterangan :
Berdasarkan Skala Likert :
1 : sangat kecil
2 : kecil
3 : sedang
4 : besar
5 : sangat besar

Berdasarkan hasil analisis USG tersebut atas permasalahan Kantor Pertanahan


Kabupaten Tanah Bumbu, yang menjadi prioritas untuk diselesaikan adalah
penataan kembali lahan transmigrasi yang setelah ditinggalkan oleh warga
transmigrasi pertama dan saat ini dikuasai oleh pemilik yang lain melalui kegiatan
pembatalan dan penerbitan sertipikat.

15
B. Penetapan Masalah Utama
Lahan transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu saat ini banyak yang telah
dikuasai bukan oleh warga transmigrasi penempatan dari awal. Tetapi sudah
dialihkan kepada pihak lain yang sampai saat ini telah menguasai lahan tersebut.
Bahwa sesuai dengan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian jo. Undang-undang No.29 tahun 2009 tentang Perubahan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang No, 29
Tahun 2009 tentang Peruahan Atas Undang-Undang No, 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian disebutkan bahwa lahan transmigrasi belum bisa dialihkan
sebelum 15 tahun sejak penempatan. Akan tetapi pemilik lahan pertama telah
mengalihkan kepada pihak lain sebelum 15 tahun penempatan, disebabkan warga
transmigrasi banyak yang kembali ke Jawa akibat kesulitan ekonomi, tidak nyaman
berada di lingkungan baru serta tidak mampu mengolah lahan pertanian yang telah
diberikan.
Menurut data dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten
Tanah Bumbu, sertipikat yang sudah diterbitkan dan diserahkan kepada masyarakat
pemilik awal lahan transmigrasi sebanyak 50.891 bidang terletak di 57 desa dan 5
kecamatan yang diterbitkan mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 1993.
Lahan transmigrasi yang dialihkan tersebut ada yang sudah bersertipikat dan
dilakukan jual beli tanpa melalui akta jual beli PPAT dan ada juga yang belum
sempat menerima sertipikat, sehingga jual beli kepada pemilik saat ini hanya
memakai surat jual beli dibawah tangan. Permasalahan terjadi ketika pemilik lahan
saat ini tidak dapat melaksanakan peralihan hak di Kantor Pertanahan Tanah
Bumbu disebabkan tidak mempunyai akta jual beli dari Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) serta jika ingin membuat akta jual beli kembali pemilik awal lahan
transmigrasi tersebut tidak diketahui lagi keberadaannya.

C. Analisa Kelayakan Inovasi


Untuk analisa kelayakan inovasi maka yang pertama dilaksanakan adalah
menganalisa permasalahan. Analisis fishbone dilakukan untuk menetapkan sebab
akibat permasalahan yang menjadi isu prioritas. Analisis fishbone berbasis 5M (Man,
Machine,Material, Methode and Money).
16
Gambar 3 : Fishbone diagram

Berdasarkan diagram fishbone di atas, dapat dijelaskan sejumlah akar persoalan


yang menyebabkan penataan lahan transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu tidak
dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Man atau Manusia
 Terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang ada di Kantor
Pertanahan Tanah Bumbu untuk melaksanakan kegiatan tersebut
disebabkan seluruh ASN dan PPNPN sudah terlebih dahulu
melaksanakan kegiatan proyek.
 Kurangnya motivasi kepada staf untuk membuat inovasi dalam
menyelesaikan kegiatan tersebut akibat terlalu fokus terhadap
penyelesaian target proyek.
b. Money/Dana
 Belum tersedianya anggaran dalam DIPA Kantor Pertanahan Tanah
Bumbu
c. Machine
 Kurangnya alat ukur untuk melaksanakan pengukuran bidang lahan
transmigrasi
 Lokasi yang cukup jauh sehingga diperlukan transportasi bagi petugas
d.Material
 Data pertanahan seperti buku tanah dan warkah yang belum
ditemukan

17
e. Method
 Tidak adanya pola yang jelas dalam penyelesaian masalah lahan
transmigrasi
Adapun alternatif solusi dan pemecahan masalah terhadap pelaksanaan
penataan kembali lahan transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu adalah
sebagai berikut :
Tabel 4 : Alternatif solusi dan Pemecahan Masalah
No KATEGORI 5 M MASALAH SOLUSI
1 2 3 4
1 MAN a. Terbatasnya SDM a. Memaksimalkan
dalam pelaksanaan SDM dalam
kegiatan pembagian tugas
untuk kegiatan
b. Kurangnya Motivasi legalisasi aset
kepada staf untuk dan penatahan
membuat inovasi dalam lahan
menyelesaikan kegiatan transmigrasi
tersebut akibat terlalu
fokus dalam b. Meningkatkan
penyelesaiannya target motivasi kerja staf
proyek. dengan
memberikan
reward dan
punishment
terhadap
pekerjaannya.

2 MATERIAL a. Data-data pertanahan a. Mengkoordinir


seperti buku tanah penanggung
dan warkah di lahan jawab buku
transmigrasi masih tanah dan
ada yang belum warkah agar
ditemukan lebih teliti lagi

18
dalam mencari
buku tanah dan
warkah
mengingat
sertipikat juga
masih ada yang
belum
diserahkan,

3 METHOD a. Tidak ada pola yang a. Akan membuat


jelas dalam tim internal untuk
penyelesaian mengambil
masalah lahan langkah-lngkah
transmigrasi yang perlu
dalam langkah
penataan lahan
transmigrasi.

4 MACHINE a. Kurangnya alat a. Koordinasi


ukur utk dengan instansi
pelaksanaan terkait di Pemkab
pengukuran untuk peminjaman
kembali lahan alat ukur.
transmigrasi. b. Memaksimalkan
b. Lokasi yang cukup kendaraan dinas
jauh sehingga di kantor baik
diperlukan roda 2 dan roda 4
transportasi bagi untuk sarana
petugas transportasi.

19
5 MONEY a. Belum tersedianya a. Koordinasi
anggaran DIPA dengan Pemkab
kantor kegiatan ini bisa
ditanggung oleh
APBD,

20
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan/inovasi
Inovasi adalah suatu progres dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan
suatu produk/sumber daya yang telag ada sebelumnya, sehingga memiliki nilai yang
lebih berarti. Invovasi adalah merupakan upaya mengubah ide kreatif menjadi
produk atau metode kerja. Pada inovasi harus mengandung unsur kebaharuan,
bermanfaatan, berkelanjutan, muda dievaluasi serta dapat kompatibel dengan
system/metode lain. Inovasi dapat berupa program, gerakan, metode atau strategi
(Puspitasari, 2020).
Terobosan ataupun inovasi yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah
bagaimana pemilik lahan transmigrasi pada saat sekarang ini bisa memperoleh
sertipikat hak atas tanahnya dan menata kembali bidang-bidang tanah lokasi
trasmigrasi dengan mulai berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tanah
Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah
Bumbu.

B. Hasil Inovasi
Hasil Inovasi yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dibagi
menjadi 3 (tiga) jangka waktu yakni :
1. Jangka Pendek, yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu off campus (2
bulan) :
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan membentuk tim kerja
efektif secara internal untuk melaksanakan kegiatan tersebut yang akan dipimpin
langsung oleh Kepala Kantor. Tim ini akan membahas strategi yang akan
diterapkan dalam percepatan kegiatan. Dari 57 desa transmigrasi, kegiatan
penataan lahan transmigrasi akan dilaksanakan di Desa Wonorejo, Kecamatan
Kusan Hulu, sebagai pilot project untuk kegiatan jangka pendek. Tim internal
akan melakukan inventarisasi terhadap kepemilikan lahan transmigrasi yaitu
Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu. Adapun alasan ditetapkan Desa
Wonorejo sebagai pilot project untuk kegiatan tersebut adalah mengingat
jaraknya hanya sekitar 1 jam perjalanan dari kantor dan Kepala Desa Wonorejo
sudah beberapa kali datang ke kantor untuk menyampaikan aspirasi masyarakat
21
dan bermohon agar dilaksanakan penataan kembali terhadap sertipikat lahan
transmigrasi.
Tim internal Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan mulai
melaksanakan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM.
Adapun koordinasi ini dilaksanakan untuk mengambil langha-langkah utk
percepatan penataan asset tersebut. Kemudian ditindaklanjuti untuk
melaksanakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati
Tanah Bumbu untuk penerbitan Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu untuk
Pembentukan Tim pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan sertipikasi
lahan transmigrasi yang telah beralih kepemilikannya.
Tim yang akan dibentuk nanti direncanakan akan beranggotakan aparat
dari Kantor Bupati Tanah Bumbu beserta dinas-dinas terkait, Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu, Aparat Penegak Hukum, Kepala Desa.
Setelah terbentuknya tim tersebut, maka data hasil inventarisasi oleh tim
internal Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan disampaikan kepada
dinas-dinas terkait untuk disesuaikan dengan data yang ada pada kantor mereka.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan survey di Desa Wonorejo,
Kecamatan Kusan Hulu, dan sekaligus mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat. Setelah survey dan penyuluhan akan dilaksanakan inventarisasi
subyek dan obyek. Kemudian data hasil inventarisasi tersebut akan disampaikan
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu untuk dilaksanakan
pengkuran bidang tanahnya.
Tabel 5 : Jadwal Tahapan Jangka Pendek
Jangka Pendek Output Biaya
No Kegiatan April Mei Juni
Ming Minggu Minggu
gu
4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pembentuk V V SK Tim
an Tim Efektif
Efektif
2 Inventarisas V V V V Data
i data Sekunder

22
sekunder
terkait
penguasaan
, pemilikan
dan
penggunaan
tanah
3 Koordinasi V V V
dengan
Pemkab
Tanah
Bumbu
4 Pembentuk V V V SK
an Tim Bupati
Kabupaten Pembent
Tanah ukan Tim
Bumbu
5 Pengukuran V V V Peta APBD/Ma
bidang Bidang syarakat
tanah Tanah

2. Jangka Menengah, yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun anggaran :


Kegiatan jangka menengah adalah pelaksaan selanjutnya yaitu apabila
ada daftar nominatifnya yaitu data subyek dan obyeknya serta data-data
sertipikat sudah dapat diketahui dengan pasti, maka Pemerintah Kabupaten
Tanah Bumbu akan mengajukan pembatalan sertipikat ke Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nsional Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai sesuai dengan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian jo. Undang-
undang No.29 tentang Perubahan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.

23
Kegiatan ini juga akan melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri,
untuk meminta pendampingan dan pertimbangan hukum, agar nantinya kegiatan
ini tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Setelah dikeluarkan Surat Keputusan Pembatalan Hak oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maka
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola
transmigrasi sesuai dengan kewenangannya segera menetapkan calon
pemegang hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang hak atas
tanahnya telah dibatalkan.
Tahapan selanjutnya adalah setelah calon pemegang hak telah
ditetapkan maka akan diusulkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu untuk diterbitkan sertipikatnya.

3. Jangka Panjang, yang akan dilaksanakan untuk tahun-tahun berikutnya :


Kegiatan jangka panjang adalah setelah kegiatan penataan lahan
transmigrasi untuk 2 (dua) desa tersebut telah diselesaikan sampai tahap
penyerahan sertipikat terhadap warga pemilik lahan transmigrasi maka aka
dintindak lanjuti untuk seluruh desa dari 57 desa lokasi transmigrasi. Sehingga
diharapkan seluruh lahan transmigrasi yang telah beralih kepemilikannya akan
dapat diterbitkan sertipikat hak atas tanahnya.
Apabila lahan transmigrasi tersebut telah dilaksanakan penatan kembali
dan diterbitkan sertipikat ha katas tanahnya maka diharapkan dapat
meminimalkan sengketa pertanahan.

C. Pemanfaatan Sumber Daya


Berdasarkan sumber daya yang ada, dolakukan pemetaan tim, peranan
masing-masing tim dan stakeholder yang terlibat dalam kegiatan aksi perubahan ini,
diantaranya :
1. Tim Aksi Perubahan
Gambaran struktur tim dalam pelaksanaan aksi perubahan dapat diilustrasikan
pada gambar dibawah ini :

24
PROJECT SPONSOR
ALEN SAPUTRA, S.H.,M,Kn
Kepala Kantor Wilayah
BPN Prov. Kalimantan Selatan

COACH PROJECT LEADER


Drs. DARAJAT M. JAELANI, RONI L.P. SITANGGANG,
M.Si S.Sos.,M.A.P.
Widyaiswara PPSDM Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten

PROJECT TEAM
1. Kasi Penetapan Hak dan
Pendaftaran
2. Kasi Survey dan Pengukuran
3. Kasi Penataan dan
Pemberdayaan
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
5. Jabatan Fungsional
6. PPNPN

Gambar 4: Struktur Tim Perubahan


Peranan masing-masing tim atau orang yang terlibat dalam penyelenggaraan
Aksi Perubahan adalah sebagai berikut :
a. Project Sponsor : Mentor/Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan, selaku pembimbing dan pengarah
Aksi Perubahan.
b. Coach : Widyaiswara, selaku pembimbing dan pengarah dalam penulisan
Aksi Perubahan.
c. Project Leader : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu
selaku penanggung jawab Aksi Perubahan
d. Project Team :
 Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran, yang akan membantu
menggerakan tim kerja efektif baik koordinasi internal maupun
eksternal serta pelaksana untuk tahapan pengumpulan data sekunder.

25
 Kepala Seksi Survey dan Pemetaan, ysng sksn mrmbsntu
menggerskksn tim kerja efektif baik koordinasi inernal maupun
eksternal serta pelaksanaan pengukuran bidang tanah,
 Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan, yang akan membantu tim
efektif untuk berkoordinasi dengan stake holder,
 Kepala SubBagian Tata Usaha, yang akan membantu tim efektif untuk
berkoordinasi dengan stake holder
 Jabatan Fungsional, bertugas untuk melaksanakan kegiatan
pengumpulan data fisik dan yuridis serta melaksanakan tugas
administrasi di kantor.
 Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), bertugas untuk
melaksanakan kegiatan pemberkasan dan administrasi di kantor.

2. Identifikasi Stakeholder
Tabel 6 : Identifikasi Stakeholder
Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal
1. Kakanwil BPN Prov. Kalsel 1. Bupati Tanah Bumbu
2. Kepala Bidang Penetapan Hak 2. Sekretaris Daerah Tanah
dan Pendaftaran Bumbu
3. Kepala Bidang Survei dan 3. Dinas Tenaga Kerja,
Pemetaan Transmigrasi
4. Kepala Bidang Pengendalian dan Dan UKM
Penanganan Sengketa 4. Badan Pengelolaan Keuangan
5. Kepala Seksi Penetapan Hak dan dan Aset daerah
Pendaftaran 5. Dinas Perumahan dan
6. Kepala Seksi Survey dan Pemukiman
Pemetaan 6. Kejaksaan Negeri
7. Kepala Seksi Penataan dan 7. Kepolisian
Pemberdayaan 8. Camat
8. Kepala Subbagian Tata Usaha 9. Pemerintah Desa
9. Jabatan Fungsional 10. Media Massa
10. PPNPN 11. Lembaga Swadaya
Masyarakat

26
Peranan stake holder yang terlibat dalam Aksi Perubahan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 5 : Hubungan antar stakeholder

Keterangan :
: Koordinasi
: Kolaborasi

27
Dari hasil identifikasi stakeholder diatas selanjutnya akan dianalisa untuk
mengetahui sejauh mana peran dari masing-masing stake holder yang akan
mempengaruhi keberhasilan Aksi Perubahan dengan menggunakan diagram analisa
stakeholder berikut ini :

Influence / Power

PROMOTERS
LATENTS
1. Kakanwil BPN Prov.
1. Kepolisian Kalsel
2. Bupati Tanah Bumbu
2. Kejaksaan Negeri
3. Sekretaris Daerah
4. Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan
UKM

Interest
APATHETIC DEFENDERS

1. Media Massa 1. Masyarakat


2. Badan Pengelola
2. LSM Pajak dan Retribusi
Daerah
3. Dinas Perkim
4. Camat
5. Pemerintah Desa
6. Perbankan

Gambar 6: Analisa Stakeholder

Keterangan :
Promoters : posisi stakeholder dengan pengaruh yang tinggi dan kepentingan
yang tinggi terhadap Aksi Perubahan.
Latents : stakeholder dengan pengaruh yang tinggi, akan tetapi
kepentingannya rendah terhadap Aksi Perubahan;
Apathetic : posisi stakeholder dengan pengaruhnya rendah dan kepentingannya
juga rendah terhadap Aksi Perubahan;
Defender : posisi stakeholder dengan pengaruh yang rendah, akan tetapi
kepentingannya tinggi terhadap Aksi Perubahan.

28
D. Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan untuk
meminimalkan bahkan mencegah terjadinya resiko dalam suatu kegiatan.
Resiko dalam suatu kegiatan dapat menjadi penghambat untuk mewujudkan
keberhasilan suatu tujuan.
Resiko yang dapat menjadi penghambat terwujudnya keberhasilan Aksi
Perubahan ini adalah :
1. Wabah pandemi Covid 19 yang sampai saat ini masih belum berlalu,
sehingga aktivitas sangat dibatasi seperti pada waktu inventarisasi subyek
dan obyek dilapangan, pelaksanaan pengukuran dan kegiatan yang sifatnya
mengummpulkan massa. Akibatnya waktu penyelesaian di tiap-tiap tahapan
tidak menjadi tepat waktu.
2. Disebabkan kesibukan Bupati sehingga sangat menyulitkan untuk
melaksanakan koordinasi dalam penerbitan SK pembentukan tim kegiatan
dan usulan pembatalan terhadap sertipikat tersebut.
3. Faktor cuaca yang saat ini memasuki musim hujan, sehingga dikhawatirkan
kegiatan yang bersifat lapangan akan terhambat seperti inventarisasi dan
pengukuran bidang tanah.
4. Tingkat kepercayaan masyarakat pemilik lahan transmigrasi saat ini akibat
masyarakat dari dulu beranggapan bahwa cukup sulit untuk melakukan
peralihan hak atas sertipikat yang mereka miliki.
5. Terdapat bidang tanah yang saat ini tidak lagi sesuai dengan sertipikat yang
sudah diterbitkan sehingga akan menyulitkan ketika dilaksanakan
pengukuran.
Dengan mempelajari serta memetakan resiko di atas serta untuk
menghadapi resiko lain yang mungkin terjadi maka tim kerja efektif akan mencari
solusi untuk meminimalkan resiko sehingga tahapan kegiatan mulai dari tahapan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang direncanakan akan
dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk meminimalkan resiko dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut, tim kerja efektif juga akan melibatkan stakeholder eksternal
untuk segera mengatasi apabila terjadi resiko.

29
BAB V
LAPORAN AKSI PERUBAHAN

A. Proses Kepemimpinan
1. Membangun Intergritas dan Akuntabilitas
Integritas adalah suatu potensi yang bisa digali seseorang dalam dirinya
untuk bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dan memberikan manfaat tertentu,
Integritas adalah bentuk komitmen, kejujuran serta konsistensi.Orang yang
mempunyai integritas adalah mereka yang dapat diberi kepercayaan lebih. Hal
ini didasarkan pada kesesuaian antara perilaku serta ucapannya. Integritas
menjadi cerminan bagi seseorang dengan suatu ciri yang transparan,
bertanggung jawab serta objektif.
Akuntabilitas adalah suatu konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain hal
ini sering dugunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggung jawabkan (responsbility), kemampuan memberikan jawaban
(answeraility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang
mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai
keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya.
Akuntabilitas secara umum dapat diartikan sebagai permintaaan
pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang diserahkan
kepadanya. Akuntabilitas kinerja penting bagi pemerintah karena merupakan
bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.
Prinsip-prinsip akuntabilitas sebagai berikut :
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunan sumber
daya secar konsisten dengan peraturan perunfang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.

30
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan
teknik pengukuran kinerja dan penyusunan akuntabilitas.
Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi
organisasi/instansi terutama bagi kepemimpinan administrator, karena
merupakan langkah menegakkan pengelolaan adminsitrasi kepada pimpinan
organisasi menuju good governance.
Integritas dan Akuntabilitas Kinerja pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu sudah mulai dibangun dengan baik. Setiap pegawai baik ASN
maupun PPNPN harus mengerti tugas pokok dan fungsinya dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.
Hal ini tercermin dari pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan
pertanahan yang bersifat rutin dan pelaksanaan kegiatan Proyek Strategis
Nasional seperti kegiatan PTSL, Redistribusi Tanah dan kegiatan yang lainnya
selalu dapat mencapai target dan mendapat penghargaan baik dari Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maupun dari
instansi lain. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selalu
menyampaikan pentingnya setiap pegawai harus berintegritas hal ini karena
kantor pertanahan selalu melayani publik dalam bidang pertanahan. Setiap
pegawai dan ASN dalam melaksanakan kegiatan pelayanan pertanahan harus
dapat diselasaikan tepat waktu dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
sehingga tidak mengecewakan masyarakat selaku pengguna layanan
pertanahan.
Dalam kegiatan pelaksanaan aksi perubahan pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu, setiap pegawai baik ASN dan PPNPN siap
mendukung untuk melaksanakannya dengan baik. Mengingat aksi perubahan
yang akan dilaksanakan ini sudah menjadi keinginan yang cukup lama dari
pemilik lahan transmigrasi untuk dapat memiliki sertipikat hak atas tanah atas
nama mereka sendiri. Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selama ini
belum dapat melayani masyarakat pemilik lahan transmigrasi untuk
melaksanakan peralihan hak atas lahan-lahan transmigrasi yang sudah
berpindah tangan disebabkan melakukan jual beli tanpa melalui Pejabat
31
Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan selalu disarakan untuk menempuh jalur
pengadilan untuk mensahkan jual beli tersebut. Akan tetapi karena prosesnya
cukup lama dan menyulitkan masyarakat sehingga tidak mau menempuh jalur
pengadilan tersebut. Masyarakat kecewa terhadap kantor pertanahan karena
tidak memberikan jalan keluar yang lain yang bisa memudahkan masyarakat
untuk memperoleh haknya.
Untuk itulah kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan ini adalah untuk
membantu masyarakat pemilik lahan transmigrasi untuk memperoleh sertipikat
atas nama mereka dengan menata kembali lahan transmigrasi sekaligus
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh haknya.
Dengan panggilan untuk melayani masyarakat dengan lebih bak lagi serta
dengan integritas dan akuntabilitas yang telah dipahami dengan baik setiap
pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu baik ASN dan PPNPN
berkomitmen untuk menyelesaikan kegiatan ini.
Kegiatan yang pertama dilaksanakan dalam aksi perubahan ini adalah
melaksanakan rapat dengan ASN dan PPNPN, dimana Kepala Kantor
menyampaikan arahan mengenai pelaksanakanaksi perubahan untuk penataan
lahan transmigrasi. Dimana untuk pilot project kegiatan ini adalah Desa
Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu. Kepala Kantor juga menyampaikan alasan
Desa Wonorejo ditetapkan sebagai pilot project kegiatan tersebut antara lain
yaitu bahwa masyarakat di desa tersebut sudah lama berharap agar sertipikat
yang dimiliki oleh masyarakat transmigrasi ditetapkan menjadi atas nama
mereka serta lahan transmigrasi di desa tersebut tidak begitu banyak masalah
tumpang tindih kepemilikan dan jaraknya nya juga tidak begitu jauh dari kantor
pertanahan. Kepala kantor juga meminta Masukan dan pendapat mengenai
kegiatan aksi perubahan ini, sehingga dapat mempercepatan kegiatan dan
meminimalkan hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi.
Sebagai tindak lanjut dari rapat tersebut maka disusunlah tim kerja efektif
yang melibatkan seluruh Pejabat Eselon IV dan Pejabat fungsional yang terkait
dan PPNPN.

2. Pengelolaan Budaya Kerja,


Budaya Kerja merupakan suatu konsep yang didasari oleh kebiasaan
atau keseluruhan pola perilaku setiap individu atau kelompok yang dibudayakan
32
dan dikembangkan dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk
mempertahankan efisensi dalam bekerja. Budaya kerja tentu saja diciptakan
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan menjadikannya
lebih produktif, sehingga visi dan misi perusahaan dapat terwujud serta mampu
menghadapi semua tantangan dimasa mendatang.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
sebagai suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan pertanahan dan
ruang telah menetapkan nilai-nilai organisasi yang berfungsi sebagai dasar dan
pondasi bagi organisasi Kementerian ATR/BPN. Pimpinan dan seluruh staf
dalam bekerja dan berprilaku. Nilai-nilai tersebut adalah Melayani,
Profesionalisme dan Terpercaya, yang mempunyai makna sebagai berikut :
a. Melayani
Bahwa dalam bekerja berupaya memberikan layanan yang berstandar dunia
dengan orientasi pada peningkatan kepercayaan dan kepuasan masyarakat
serta pemangku kepentingan.
b. Profesionalisme
Bahwa dalam bekerja harus mengutamakan kolaborasi, bersikap terbuka,
selalu semangat dalam menghadapi perubahan termasuk perubahan
teknologi.
c. Terpercaya
Bahwa dalam bekerja, berpikir, berkata, berprilaku dan bertindak dengan
cara terbaik dan benar, memegang teguh kode etik, amanat jabatan dan
prinsip-prinsip moral.

Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selalu berupaya untuk


melakukan budaya kerja yang baik dengan mewujudkan nilai-nilai Kementerian
ATR/BPN, dimana setiap pegawai dituntut untuk bekerja dengan berorientasi
melayani setiap pengguna layanan pertanahan dengan baik, sopan dan ramah
dan akan bersifat profesionalisme dalam bekerja untuk menghadapi tantangan
kedepan serta untuk membuat inovasi dalam malaksanakan pekerjaan serta
diharapkan bisa lebih terpercaya dalam bekerja, berpikir, berkata, berprilaku dan
bertindak dengan cara terbaik.
Dengan menerapkan budaya kerja yang berlandaskan nilai-nilai
Kementerian ATR/BPN diharapkan pelaksanaan proyek perubahan akan dapat
33
memenuhi target-terget yang telah dijadwalkan. Tim Kerja Efektif yang telah
dibentuk segera melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

3. Membangun Jejaring Kerja dan Kolaborasi


Kemampuan berjejaring kerja merupakan suatu hal penting yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin agar berhasil membawa organisasinya mencapai
target kinerjanya. Kemampuan verjejaring dari seorang pemimpin akan dapat
menentukan tumbuh, berkembang dan berdayagunanya jejaring untuk dapat
memberikan kontribusi dan dukungan pencapaian tujuan organisasi.
Membangun dan membina hubungan dan ikatan dengan orang/pihak lain di
dalam organisasi yang sama atau dengan orang/pihak lain dari luar organisasi
merupakan sebuah bentuk upaya yang disebut sebagai berjejaring kerja yang
pada akhirnya akan menciptakan berbagai peluang melalui terbangunnya
beragam bentuk kerjasama seperti kemitraan, aliansi strategis dan bentuk-
bentuk kerjasama lainnya baik yang bersifat formal maupun yang bersifat
informal.
Untuk dapat melaksanakan dengan baik proyek perubahan yang
dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu maka harus
mempunyai konsep jejaring kerja dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik
dengan pihak internal maupun dengan pihak eksternal. Jejaring kerja yang
dibangun adalah dengan pihak internal adalah melakukan koodinasi dengan
para Kepala Seksi dan Kasubag Tata Usaha dengan membuat Tim Kerja Efektif
dan selalu meminta bimbingan dan arahan dari Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan dan Kepala Bidang
Pendaftaran dan Penetapan Hak untuk mendapat pengerahan dalam
melaksanakan proyek perubahan dalam kegiatan penataan lahan transmigrasi.

34
Gambar 7:Pembinaan oleh Bapak Kakanwil BPN Kalimantan Selatan sekaligus
penyampaian untuk aksi perubahan

Jejaring kerja yang dibangun dengan pihak eksternal adalah dengan


melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu dalam hal ini dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan UKM Kabupaten Tanah Bumbu. Sebelum memulai kegiatan proyek perubahan
ini Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu beserta Kepala Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah Bumbu di dampingi oleh
Kepala Bidang Transmigrasi melakukan pertemuan dengan Bupati Tanah Bumbu
untuk menyampaikan pelaksanaan kegiatan ini. Bupati Tanah Bumbu sangat
menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dan mengharapkan kegiatan ini dapat
dilaksankan diseluruh desa-desa transmigrasi yang ada di Kabupaten Tanah
Bumbu.

35
Gambar 8: Koordinasi dengan Bupati Tanah Bumbu

Jejaring kerja yang dibangun juga dengan Pemerintah Desa Wonorojo.


Diharapkan peran aktif dari Kepala Desa Wonorejo untuk dapat membantu Kantor
Pertanahan Tanah Bumbu dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM
Kabupaten Tanah Bumbu dalam melaksanakan penyuluhan terhadap masyarakat
serta melakukan inventarisasi terhadap mayarakat pemilik sertipikat. Kepala Desa
Wonorejo sangat mengharapkan kegiatan ini bisa selesai dengan menerbitkan
sertipikat atas nama pemilik lahan sekarang dimana masyarakat sudah lama
menunggu adanya pelaksanaan kegiatan seperti ini.

36
Gambar 9: Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan UKM, Dinas
Perkimtan, dan Dinas PUPR untuk tindak lanjut aksi perubahan

B. Deskripsi Proses Kepemimpinan


1. Capaian Dalam Perbaikan Kinerja Organisasi
Penataan kembali lahan transmigrasi yang telah beralih
kepemilikannya menjadi salah satu inovasi yang dilaksanakan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu. Melalui penyuluhan yang telah
dilaksananakan di Desa Wonorejo, masyarakat berharap Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu dapat mewujudkan keinginan mereka yang sudah
lama. Selama ini banyak pihak yang telah menjanjikan akan membantu
masyarakat akan tetapi tidak dapat diselesaikan. Dengan kegiatan penataan
lahan transmigrasi yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu dan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memberikan kepercayaan
yang besar dari masyarakat terhadap kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu. Melalui kegiatan ini masyarakat dapat meningkatkan
perekonomian mereka dimana setelah sertipikat diterbitkan masyarakat dapat
menambah modal melalui pinjaman bank.
Tim Kerja Efektif Kantor Pertanahan Tanah Bumbu juga melaksanakan
kegiatan sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh Kepala Kantor
Pertanahan dan bekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan.

37
2. Capaian Dalam Perbaikan Sistem Pelayanan
Kegiatan penataan kembali lahan transmigrasi sangat membantu
masyarakat pemilik lahan transmigrasi saat ini. Pelayanan kepada masyarakat
terhadap kegiatan ini adalah masyarakat saat ini tidak perlu lagi datang kekantor
pertanahn tetapi cukup ke kantor desa untuk menyerahkan seluruh perssyaratan
yang harus dilengkapi. Petugas dari kantor pertanahan yang datang ke kantor
desa untuk mengumpulkan alas hak dan data-data yang diperlukan.
Hal ini sangat membantu masyarakat dimana mereka tidak perlu
membuang waktu dan biaya ke kantor pertanahan dan dapat langsung
berkonsultasi dengan petugas dari kantor pertanahan dan segera dapat
melengkapi kekurangan berkasnya.

Gambar 10: Inventarisasi dan pengumpulan berkas oleh petugas dari Kantor
Pertanahan

3. Manfaat Aksi Perubahan.


Dengan dilaksanakan penataan kembali lahan transmigrasi tersebut,
manfaat yang dapat dirasakan adalah :
a. Manfaat bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu :

38
1. Sertipikat warga transmigrasi yang telah diterbitkan tapi belum sempat
diserahkan sudah dapat dibatalkan dan diterbitkan sertipikat pengganti
sehingga tidak menjadi beban kantor untuk menyimpan sertipikat
tersebut.
2. Sertipikat warga transmigrasi yang sudah dibatalkan dapat segera
dimusnahkan agar tidak salah gunakan oleh pihak lain.
3. Tidak akan terjadi tumpang tindih atau sertipikat ganda diatas bidang
tanah lokasi transmigrasi.
4. Meminimalkan sengketa pertanahan.

b. Manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu :


1. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasidan UKM akan mempunyai data yang pasti baik secara
subyek maupun obyek terhadap lahan transmigrasi saat ini.
2. Menambah Pemasukan Asli Daerah (PAD) melalui BPHTB
3. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dapat memanfaatkan lahan
transmigrasi yang menjadi fasilitas umum dan fasilitas sosial.

c. Manfaat bagi Masyarakat :


1. Masyarakat mempunyai kepastian hak atas tanah yang dimilikinya.
2. Masyarakat dapat menambah modal usaha pertaniannya ke lembaga
keuangan.
3. Masyarakat dapat mengetahu luas tanah dan batas tanah dengan jelas.

C. Keberlanjutan Aksi Perubahan.


1. Legalitas Penerapan Inovasi.
Penerapan inovasi aksi perubahan dilaksanakan untuk menindaklanjuti
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang No.29 tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
Pelaksanaan aksi perubahan ini juga telah mendapat dukungan dari stake
holder eksternal yaitu Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dengan
menerbitkan Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu
39
No.188.46/DISNAKERTRANSKOP&UM/2021 tanggal 27 April 2021, tentang Tim
Pembatalan Sertipikat Hak Milik Tanah Desa Transmigrasi Tahun Anggaran
2021.
2. Keberlanjutan Kegiatan Inovasi Dengan Menetapkan Target Jangka
Menengah dan Jangka Panjang.
Aksi Perubahan yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu, mempunyai 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Jangka Pendek, yang dilaksanakan dalam kurun waktu off campus (2
bulan).
Tahapan Jangka Pendek telah dilaksanakan pada waktu off campus. Semua
tahapan yang telah dijadwalkan dalam jangka pendek tersebut sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan
tahapan jangka pendek mendapat dukungan yang baik dari stake holder
sehingga tidak menemui kendala.

Gambar 11: Penyuluhan di Desa Wonorejo

40
Gambar 12: Penyuluhan di Desa Wonorejo

Gambar 13: Rapat Tim Penataan Lahan Transmigrasi dan Pembatalan Sertifikat

41
b. Jangka Menengah, yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun anggaran :
Kegiatan jangka menengah adalah pelaksaan selanjutnya yaitu apabila
ada daftar nominatifnya yaitu data subyek dan obyeknya serta data-data
sertipikat sudah dapat diketahui dengan pasti, maka Pemerintah Kabupaten
Tanah Bumbu akan mengajukan pembatalan sertipikat ke Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai sesuai dengan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian jo. Undang-
undang No.29 tentang Perubahan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
Kegiatan ini juga akan melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri,
untuk meminta pendampingan dan pertimbangan hukum, agar nantinya kegiatan
ini tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Gambar 14: Koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Tanah Bumbu

42
Setelah dikeluarkan Surat Keputusan Pembatalan Hak oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maka
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola
transmigrasi sesuai dengan kewenangannya segera menetapkan calon
pemegang hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang hak atas
tanahnya telah dibatalkan.
Tahapan selanjutnya adalah setelah calon pemegang hak telah
ditetapkan maka akan diusulkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu untuk diterbitkan sertipikatnya.

c. Jangka Panjang, yang akan dilaksanakan untuk tahun-tahun berikutnya :


Kegiatan jangka panjang adalah setelah kegiatan penataan lahan
transmigrasi untuk 2 (dua) desa tersebut telah diselesaikan sampai tahap
penyerahan sertipikat terhadap warga pemilik lahan transmigrasi maka aka
dintindak lanjuti untuk seluruh desa dari 57 desa lokasi transmigrasi. Sehingga
diharapkan seluruh lahan transmigrasi yang telah beralih kepemilikannya akan
dapat diterbitkan sertipikat hak atas tanahnya.
Apabila lahan transmigrasi tersebut telah dilaksanakan penatan kembali
dan diterbitkan sertipikat ha katas tanahnya maka diharapkan dapat
meminimalkan sengketa pertanahan.

43
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan melaksanakan aksi perubahan ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahwa Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan UKM sangat berharap aksi perubahan penataan
lahan transmigrasi dapat terus dilanjutkan.
2. Bahwa aksi perubahan yang dilaksanakan sangat membantu masyarakat
untuk menata kembali lahan transmigrasi dan menerbitkan kembali sertipikat
atas nama mereka.
3. Bahwa disebabkan kegiatan untuk menerbitkan kembali sertipikat diatas lahan
transmigrasi. Masyarakat diharuskan membayar Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) maka diharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten untuk
membantu pembiayaannya.
4. Bahwa aksi perubahan ini memerlukan kesinambungan terus menerus
disebabkan setelah aksi perubahan dilaksanakan di Desa Wonorejo, maka
penataan lahan transmigrasi akan dilanjutkan ke 56 desa yang ain.

B. Rekomendasi
1. Untuk melanjutkan aksi perubahan ini ke tahapan jangka menegah dan
tahapan jangka panjang perlu dukungan dari stake holder terkait khususnya
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, karena untuk penataan kembali lahan
transmigrasi di desa yang lain, pasti ada masalah yang timbul, seperti
tumpang tindih kepemilikan atau lahan cadangan yang sudah dikuasai oleh
masyarakat.
2. Tanah lokasi transmigrasi yang telah terbit sertipikatnya tidak bisa dimasukan
sebagai target PTSL untuk K1 sehingga direncanakan akan dimasukkan
sebagai target K4 untuk tahun-tahun berikutnya, sehingga lahan transmigrasi
tersebut bisa diukur melalui PTSL. Untuk itu diharapkan target K4 di Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu bisa ditingkat

44
45
Lampiran
I. Surat Desa

46
II. SK Pembatalan Sertifikat Transmigrasi

47
48
49
50
51
52
53
III. Rapat Tim

54
55
IV. Data Kepemilikan Tanah Eks Transmigrasi yang Dibatalkan

56

Anda mungkin juga menyukai