Laporan Aksi Perubahan Final Roni Sitanggang
Laporan Aksi Perubahan Final Roni Sitanggang
COACH MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR
Telah diseminarkan dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
Pelatihan Kepemimpinan Administrator, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam
aksi perubahan pada saat off class mulai tanggal 26 April 2021.
COACH MENTOR
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Aksi
Perubahan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Laporan Aksi Perubahan
ini disusun berdasarkan hasil akhir Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA)
Angkatan 1 Tahun 2021 di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yang dilakukan
secara daring, serta dari hasil analisa isu-isu strategis dalam tugas dan fungsi
jabatan administrator di Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
Kalimantan Selatan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Deni Santo, ST., M.Sc., selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementerian ATR/BPN;
2. Bapak Alen Saputra, SH., M.Kn., selaku Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus sebagai Mentor
dalam Rancangan Aksi Perubahan;
3. Bapak Drs. Darajat Muhammad Jaelani, M.Si., selaku Coach yang telah membing
dan mengarahkan dalam Rancangan Aksi Perubahan;
4. Bapak/Ibu Widyaiswara Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian ATR/BPN yang telah memberikan pembelajaran, pengarahan dan
bimbingan selama kegiatan pelatihan berlangsung;
5. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminitrator Angkatan I
Tahun 2021 yang telah bekerjasama dan saling mendukung serta berbagi
pengalama selama masa pelatihan.
Kami menyadari, bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam hal
penulisan maupun materi rencana perubahan sehingga kami sangat
mengharapkan masukan dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi
acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi.
Cover ................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan Judul ............................................................................... ii
Lembar Pengesahan Seminar .......................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Tabel ...................................................................................................... vi
Daftar Gambar .................................................................................................. vii
v
BAB V. LAPORAN AKSI PERUBAHAN .......................................................... 30
A. Proses Kepemimpinan................................................................................. 30
B. Deskripsi Proses Kepemimpinan ................................................................. 37
C. Keberlanjutan Aksi Perubahan .................................................................... 39
LAMPIRAN ....................................................................................................... 45
I. Surat Desa .................................................................................................. 45
II. SK Pembatalan Sertipikat Transmigrasi ..................................................... 46
III. Rapat Tim ................................................................................................... 53
IV. Data Kepemilikan Tanah Eks Transmigrasi yang Dibatalkan ..................... 55
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2020
tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Tugas tersebut diwujudkan dalam bentuk
penyelenggaraan pelayanan dan pengelolaan pertanahan secara menyeluruh di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terus berbenah dan berinvovasi dalam
melaksanakan tugas pendaftaran tanah diseluruh wilayah rerublik Indonesia.
Keinginan untuk terus memperbaiki kinerja dan berinovasi ini terlihat dari visi dan
misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Visi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional adalah
Pengelolaan Ruang dan Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia,
sedangkan misinya adalah :
1. Menyelenggarakan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang produktif,
berkelanjutan dan berkeadilan;
2. Menyelenggarakan pelayanan pertanahan dan ruang yang berstandar dunia.
Dalam rangka mensukseskan dan mewujudkan RPJM 2020 -2024 dan Visi
Presiden, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah
menetapkan 7 (tujuh) Strategic Goal Kementerian ATR/BPN TAhun 2025 yaitu
sebagai berikut :
1. Terwujudnya Keadilan Pertanahan
2. Mendaftarkan bidang-bidang tanah di seluruh Indonesia
3. Penataan Ruang berbasis RDTR untuk mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Meningkatkan standar kompetensi SDM menuju birokrasi berstandar dunia.
5. Mewujudkan Kantor Layanan Modern yang memberikan produk, layanan dan
pusat informasi pertanahan dan Tata Ruang secara elektronik berbasis teknologi
informasi.
6. Mengoptimalkan layanan informasi pertanahan dan tata ruang sebagai basis
penerimaan negara dalam self financing
7. Mewujudkan kepastian hokum hak atas tanah dengan memberlakukan system
pendaftaran tanah stelsel positif.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terus
melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Untuk mendorong hal tersebut diperlukan penyempurnaan system pelayanan publik
yang menyangkut metode dan prosedur pelayanan dalam rangka memberikan
pelayanan yang mudah, cepat, tepat, terjangkau dan akuntabel melalui penerapan
dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada berbagai
layanan pertanahan dengan cara memperluas akses local, membuka layanan
interaktif dan mendorong partisipasi masyarakat sehingga terwujud peningkatan
akses dan kualitas layanan.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga
melakukan penataan aset melalui Reforma Agraria. Reforma Agraria adalah
penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah yang berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai Penataan Akses untuk
kemakmuran rakyat Indonesia. Reforma Agraria merupakan salah satu Program
Prioritas Nasional yang ditingkatkan pemerintah dalam membangun Indonesia dari
pinggir serta meningkatkan kualitas hidup, sebagaimana terkandung dalam
Nawacita. Reforma agraria secara fundamental memberikan program-program yang
dapat menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan
kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas
tanah, memberikan pengakuan hak atas tanah yang dimiliki baik secara pribadi,
negara, dan tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan
masyarakat.
Reforma Agraria secara fundamental memberikan program-program yang
dapat menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan
kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan
dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas tanah,
memberikan pengakuan ha katas tanah yang dimiliki baik secara pribadi, negara dan
tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
2
Melalui Reforma Agraria, penataan ulang kepemilikan dan penguasaan tanah
dilakukan guna mengurangi ketimpangan dan konflik agraria.
Sektor Transmigrasi menjadi penting dalam pelaksanaan reforma agraria.
Transmigrasi memiliki nilai strategis dalam konteks ketersedian tenaga kerja
manusia yang produktif dari tanah ataulahan untuk dikembangkan oleh transmigran.
Transformasi paradigma dan strategi transmigrasi harus mampu menggeser makna
memindahkan kemiskinan atau mengasingkan rakyat miskin dari pembangunan
menjadi cara baru membangun produktivitas bersama rakyat dan pemerataan
kesempatan berkembangnya ekonomi.
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan merupakan kabupaten
yang banyak memiliki daerah transmigrasi. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
pemekeran dari Kabupaten Kota Baru yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang
No. 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah
Bumbu. Secara historis sebelum dilakukan pemekaran semula dinamakan Daerah
Tingkat II Persiapan Tanah Bumbu Selatan. Ibu kota kabupaten terletak di Batulicin
dan pusat pemerintahan kabupaten berada di Kelurahan Gunung Tinggi.
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak antara 2° 52’ – 3° 47’
Lintang Selatan dan 115° 15’ – 116° 04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu
adalah salah satu dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya
berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Kota Baru
- Sebelah Timur : Kabupaten Kota Baru
- Sebelah Selatan : Laut Jawa
- Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu, Kecamatan Kusan
Hilir, Sungai Loban, Satui Kusan, Batu Licin, Karang Bintang, Simpang Emppat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalah
kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan tahun 2005 lalu.
3
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
4
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah 5.066,96 km2 (506.696 Ha) atau
13,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan.
Transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai sejarah yang
panjang. Warga Transmigrasi mulai menempati UPT Sebamban 4 Blok B
Kecamatan Satui Kabupaten Kotabaru pada tahun 1982. Dimana warga transmigrasi
tersebut pindahan warga transmigrasi dari Lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi
Tabunganen 2 Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan. Para warga transmigrasi tersebut dipindahkan secara resmi
oleh pemerintah dengan alasan UPT Tabunganen 2 merupakan daerah pasang
surut, sementara para warga transmigrasi dari daerah asalnya yaitu Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali bukan berlatar belakang petani rawa/pasang
surut, sehingga para warga transmigrasi tersebut mengalami kendala serius dalam
mengelola lahan pertanian yang diberikan oleh pemerintah.
Saat ini lahan transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu berada di 9
Kecamatan dan 56 Desa. Hampir sebahagian besar pemilik lahan saat ini bukan
warga transmigrasi penempatan pertama kali oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Transmigrasi. Akan tetapi sudah beralih kepemilikannya kepada pihak-
pihak lain. Hal ini disebabkan pemilik pertama lahan transmigrasi kembali ke pulau
Jawa atau merantau ketempat lain. Lahan transmigrasi yang diberikan kepada
warga transmigrasi sudah sebagian besar diterbitkan sertipikat hak atas tanah
mereka. Sebagian besar sertipikat tersebut baru terbit setelah mereka menjual
tanahnya kepada pihak lain sehingga sertipikat tidak bisa diserahkan atau sertipikat
yang sudah terbit dan diserahkan kepada pemilik lahan dijual tanpa melalui
ketentuan yang berlaku akibat ketidaktahuan warga. Akibatnya pemilik lahan saat ini
merasa sangat kesulitan memperolah hak atas tanah nya akibat tidak dapat
dilaksanakan peralihan hak atas tanah ataupun untuk dapat diterbitkan sertipikat
atas nama mereka. Sementara pemilik lahan transmigrasi saat ini sangat
memerlukan sertipikat mereka agar kepemilikan tanah mereka sudah jelas dan
untuk menjadi modal usaha utk pengembangan lahan pertanian disebabkan
sebagian besar dari mereka adalah petani.
5
Tabel 2 : Data Desa Transmigrasi dan Status Desa Kabupaten Tanah Bumbu
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kab. Tanah Bumbu
6
B. Tujuan Aksi Perubahan
Tujuan dari aksi perubahan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Segera melaksanakan inventarisasi terhadap subyek dan obyek terhadap
kepemilikan lahan transmigrasi di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu
unutk percepatan kegiatan tersebut.
b. Segera melaksanakan rapat dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan UKM untuk mengambil langkah-langkah dalam percepatan penataan
aset lahan transmigrasi.
c. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk membuat
Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penanganan Kepemilikan Lahan Transmigrasi.
d. Melaksanakan pengukuran kembali bidang tanah untuk mengetahui data
luas tanah terakhir pemilik lahan
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM
Kabupaten Tanah Bumbu dengan data subyek dan obyek yang telah ada,
agar Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu mengajukan pembatalan
sertipikat. Hal ini dimungkinkan apabila perilahan hak atas tanah
transmigrasi dilakukan sebelum 15 tahun penguasan lahan oleh warga
transmigrasi.
b. Koordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri untuk pertimbangan
hukum terkait atas pembatalan sertipikat transmigrasi agar tidak terjadi
permasalahan hukum dikemudian hari.
c. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola tanah transmigrasi
sesuai kewenangannya segera menetapkan calon pemegang
hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang ha katas
tanahnya dibatalkan.
d. Menerbitkan sertipikat hak atas tanah terhadap hak yang telah dibatalkan.
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Melaksanakan penataan kembali hak atas tanah lahan transmigrasi yang
sudah beralih kepemilikannya untuk semua desa lahan transmigrasi
7
sehingga semua pemilik lahan transmigrasi dapat mempunyai sertipikat
hak atas tanahnya.
b. Seluruh bidang tanah di lokasi transmigrasi sudah dapat terpetakan
kembali sehingga dapat meminimalkan sengketa pertanahan.
8
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI
10
3. Area Bermasalah
3.1 Kinerja yang bermasalah saat ini.
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu untuk kegiatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2021 mendapat target Sertipikat Hak
Atas Tanah (SHAT) sebanyak 2550 bidang, target Peta Bidang Tanah ASN
sebanyak 1500 bidang , Peta Bidang Tanah Pihak ke Tiga sebanyak 18.000
bidang, Sertipikat Lintor sebanyak 500 bidang. Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu terus berusaha untuk mencapai target yang diberikan meskipun
permasalah yang sering dihadapi adalah bahwa minat masyarakat sangat
rendah untuk ikut dalam kegiatan PTSL dan lainnya. Untuk itu secara berkala,
seluruh staf Kantor Pertanahan Tanah Bumbu selalu bersosialisasi kepada
masyarakat untuk menjelaskan akan penting sertikat terhadap tanah yang
dimiliki masyarakat.
Disamping menyelesaikan pekerjaan target program strategis nasional,
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu juga menyelesaikan pelayanan
pertanahan yang bersifat rutin. Dengan kondisi sumber daya manusia yang ada,
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu masih dapat melaksanakan semua
pelayanan pertanahan dengan baik. Tunggakan pelayanan pertanahan saat ini
juga sudah mengalami penurunan yang cukup banyak, meskipun masih ada
yang belum dapat diselesaikan.
Kepala Kantor Pertanahan beserta seluruh staf mempunyai komitmen
untuk menyelesaikan tunggakan pelayanan pertanahan. Kepala Kantor setiap
minggu selalu melaksanakan evaluasi terhadap kinerja pelayanan pertanahan
khususnya penyelesaian tunggakan. Tunggakan pelayanan pertanahan perlu
diselesaikan dengan cepat agar masyarakat tidak kecewa terhadap pelayanan
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kantor Pertanahan Tanah Bumbu saat ini juga sering menerima keluhan
dari masyarakat khususnya di lokasi Transmigrasi. Dimana masyarakat yang
berdomisili di desa lahan transmigrasi sampai saat ini belum mendapat
kepastian mengenai sertipikat hak atas tanahnya. Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu saat inisudah mulai mendata secara internal mngenai
permasalahan tersebut dan direncanakan akan menjalin koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah Bumbu untuk
menyelesaikan permasalahan tanah yang ada di lokasi transmigrasi.
11
3.2 Kinerja yang diharapkan
Kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu yang diharapkan
adalah bahwa seluruh target yang dibebankan baik itu PTSL, Redistribusi, BMN
dan program strategis yang lainnya dapat diselesaikan dengan baik secara
kuantitas dan kualitas. Hambatan yang paling utama yaitu rendahnya minat
masyarakat untuk mengikuti PTSL. Kegiatan PTSL, Redistribusi dan program
strategis lainnya dapat di atasi dengan cara selalu bersosialisasi kepada
masyarakat dan menjelaskan arti pentingnya sertipikat hak atas tanah agar tidak
timbul permasalahan di kemudian hari dan dapat dijadikan modal usaha. Dalam
hal pelayanan pertanahan yang bersifat rutin khususnya tunggakan pelayanan
dapat diselesaikan secara bertahap dengan mengidentifikasi permasalahan
yang membuat terjadinya tunggakan dalam berkas pelayanan.
Untuk lahan transmigrasi yang saat ini dikuasai oleh masyarakat dengan
sertipikat yang diperoleh melalui jual beli tidak melalui ketentuan yang berlaku,
diharapkan dapat diselesaikan dengan baik, yaitu dengan menerbitkan sertipikat
hak atas tanah kepada warga transmigrasi pemilik lahan saat ini. Penataan
lahan transmigrasi juga merupakan salah satu perwujudan dalam pelaksanaan
Reforma Agraria. Dimana melalui Reforma Agraria, penataan ulang kepemilikan
dan penguasaan tanah transmigrasi yang dilakukan salah satunya adalah untuk
mengurangi guna mengurangi masalah pertanahan.
12
BAB III
ANALISA MASALAH
14
Tabel 3 : Analisa USG
Kriteria
Urgency Seriousness Growth
No Identifikasi Masalah Total
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Rendahnya minat 5 4 4 13
masya-
rakat ikut dalam PTSL
2 Penyelesaian Tunggakan 4 4 3 11
Pelayanan Pertanahan
Keterangan :
Berdasarkan Skala Likert :
1 : sangat kecil
2 : kecil
3 : sedang
4 : besar
5 : sangat besar
15
B. Penetapan Masalah Utama
Lahan transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu saat ini banyak yang telah
dikuasai bukan oleh warga transmigrasi penempatan dari awal. Tetapi sudah
dialihkan kepada pihak lain yang sampai saat ini telah menguasai lahan tersebut.
Bahwa sesuai dengan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian jo. Undang-undang No.29 tahun 2009 tentang Perubahan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang No, 29
Tahun 2009 tentang Peruahan Atas Undang-Undang No, 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian disebutkan bahwa lahan transmigrasi belum bisa dialihkan
sebelum 15 tahun sejak penempatan. Akan tetapi pemilik lahan pertama telah
mengalihkan kepada pihak lain sebelum 15 tahun penempatan, disebabkan warga
transmigrasi banyak yang kembali ke Jawa akibat kesulitan ekonomi, tidak nyaman
berada di lingkungan baru serta tidak mampu mengolah lahan pertanian yang telah
diberikan.
Menurut data dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten
Tanah Bumbu, sertipikat yang sudah diterbitkan dan diserahkan kepada masyarakat
pemilik awal lahan transmigrasi sebanyak 50.891 bidang terletak di 57 desa dan 5
kecamatan yang diterbitkan mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 1993.
Lahan transmigrasi yang dialihkan tersebut ada yang sudah bersertipikat dan
dilakukan jual beli tanpa melalui akta jual beli PPAT dan ada juga yang belum
sempat menerima sertipikat, sehingga jual beli kepada pemilik saat ini hanya
memakai surat jual beli dibawah tangan. Permasalahan terjadi ketika pemilik lahan
saat ini tidak dapat melaksanakan peralihan hak di Kantor Pertanahan Tanah
Bumbu disebabkan tidak mempunyai akta jual beli dari Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) serta jika ingin membuat akta jual beli kembali pemilik awal lahan
transmigrasi tersebut tidak diketahui lagi keberadaannya.
17
e. Method
Tidak adanya pola yang jelas dalam penyelesaian masalah lahan
transmigrasi
Adapun alternatif solusi dan pemecahan masalah terhadap pelaksanaan
penataan kembali lahan transmigrasi di Kabupaten Tanah Bumbu adalah
sebagai berikut :
Tabel 4 : Alternatif solusi dan Pemecahan Masalah
No KATEGORI 5 M MASALAH SOLUSI
1 2 3 4
1 MAN a. Terbatasnya SDM a. Memaksimalkan
dalam pelaksanaan SDM dalam
kegiatan pembagian tugas
untuk kegiatan
b. Kurangnya Motivasi legalisasi aset
kepada staf untuk dan penatahan
membuat inovasi dalam lahan
menyelesaikan kegiatan transmigrasi
tersebut akibat terlalu
fokus dalam b. Meningkatkan
penyelesaiannya target motivasi kerja staf
proyek. dengan
memberikan
reward dan
punishment
terhadap
pekerjaannya.
18
dalam mencari
buku tanah dan
warkah
mengingat
sertipikat juga
masih ada yang
belum
diserahkan,
19
5 MONEY a. Belum tersedianya a. Koordinasi
anggaran DIPA dengan Pemkab
kantor kegiatan ini bisa
ditanggung oleh
APBD,
20
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/inovasi
Inovasi adalah suatu progres dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan
suatu produk/sumber daya yang telag ada sebelumnya, sehingga memiliki nilai yang
lebih berarti. Invovasi adalah merupakan upaya mengubah ide kreatif menjadi
produk atau metode kerja. Pada inovasi harus mengandung unsur kebaharuan,
bermanfaatan, berkelanjutan, muda dievaluasi serta dapat kompatibel dengan
system/metode lain. Inovasi dapat berupa program, gerakan, metode atau strategi
(Puspitasari, 2020).
Terobosan ataupun inovasi yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah
bagaimana pemilik lahan transmigrasi pada saat sekarang ini bisa memperoleh
sertipikat hak atas tanahnya dan menata kembali bidang-bidang tanah lokasi
trasmigrasi dengan mulai berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tanah
Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM Kabupaten Tanah
Bumbu.
B. Hasil Inovasi
Hasil Inovasi yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dibagi
menjadi 3 (tiga) jangka waktu yakni :
1. Jangka Pendek, yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu off campus (2
bulan) :
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan membentuk tim kerja
efektif secara internal untuk melaksanakan kegiatan tersebut yang akan dipimpin
langsung oleh Kepala Kantor. Tim ini akan membahas strategi yang akan
diterapkan dalam percepatan kegiatan. Dari 57 desa transmigrasi, kegiatan
penataan lahan transmigrasi akan dilaksanakan di Desa Wonorejo, Kecamatan
Kusan Hulu, sebagai pilot project untuk kegiatan jangka pendek. Tim internal
akan melakukan inventarisasi terhadap kepemilikan lahan transmigrasi yaitu
Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu. Adapun alasan ditetapkan Desa
Wonorejo sebagai pilot project untuk kegiatan tersebut adalah mengingat
jaraknya hanya sekitar 1 jam perjalanan dari kantor dan Kepala Desa Wonorejo
sudah beberapa kali datang ke kantor untuk menyampaikan aspirasi masyarakat
21
dan bermohon agar dilaksanakan penataan kembali terhadap sertipikat lahan
transmigrasi.
Tim internal Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan mulai
melaksanakan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan UKM.
Adapun koordinasi ini dilaksanakan untuk mengambil langha-langkah utk
percepatan penataan asset tersebut. Kemudian ditindaklanjuti untuk
melaksanakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati
Tanah Bumbu untuk penerbitan Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu untuk
Pembentukan Tim pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan sertipikasi
lahan transmigrasi yang telah beralih kepemilikannya.
Tim yang akan dibentuk nanti direncanakan akan beranggotakan aparat
dari Kantor Bupati Tanah Bumbu beserta dinas-dinas terkait, Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu, Aparat Penegak Hukum, Kepala Desa.
Setelah terbentuknya tim tersebut, maka data hasil inventarisasi oleh tim
internal Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu akan disampaikan kepada
dinas-dinas terkait untuk disesuaikan dengan data yang ada pada kantor mereka.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan survey di Desa Wonorejo,
Kecamatan Kusan Hulu, dan sekaligus mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat. Setelah survey dan penyuluhan akan dilaksanakan inventarisasi
subyek dan obyek. Kemudian data hasil inventarisasi tersebut akan disampaikan
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu untuk dilaksanakan
pengkuran bidang tanahnya.
Tabel 5 : Jadwal Tahapan Jangka Pendek
Jangka Pendek Output Biaya
No Kegiatan April Mei Juni
Ming Minggu Minggu
gu
4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pembentuk V V SK Tim
an Tim Efektif
Efektif
2 Inventarisas V V V V Data
i data Sekunder
22
sekunder
terkait
penguasaan
, pemilikan
dan
penggunaan
tanah
3 Koordinasi V V V
dengan
Pemkab
Tanah
Bumbu
4 Pembentuk V V V SK
an Tim Bupati
Kabupaten Pembent
Tanah ukan Tim
Bumbu
5 Pengukuran V V V Peta APBD/Ma
bidang Bidang syarakat
tanah Tanah
23
Kegiatan ini juga akan melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri,
untuk meminta pendampingan dan pertimbangan hukum, agar nantinya kegiatan
ini tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Setelah dikeluarkan Surat Keputusan Pembatalan Hak oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maka
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola
transmigrasi sesuai dengan kewenangannya segera menetapkan calon
pemegang hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang hak atas
tanahnya telah dibatalkan.
Tahapan selanjutnya adalah setelah calon pemegang hak telah
ditetapkan maka akan diusulkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu untuk diterbitkan sertipikatnya.
24
PROJECT SPONSOR
ALEN SAPUTRA, S.H.,M,Kn
Kepala Kantor Wilayah
BPN Prov. Kalimantan Selatan
PROJECT TEAM
1. Kasi Penetapan Hak dan
Pendaftaran
2. Kasi Survey dan Pengukuran
3. Kasi Penataan dan
Pemberdayaan
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
5. Jabatan Fungsional
6. PPNPN
25
Kepala Seksi Survey dan Pemetaan, ysng sksn mrmbsntu
menggerskksn tim kerja efektif baik koordinasi inernal maupun
eksternal serta pelaksanaan pengukuran bidang tanah,
Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan, yang akan membantu tim
efektif untuk berkoordinasi dengan stake holder,
Kepala SubBagian Tata Usaha, yang akan membantu tim efektif untuk
berkoordinasi dengan stake holder
Jabatan Fungsional, bertugas untuk melaksanakan kegiatan
pengumpulan data fisik dan yuridis serta melaksanakan tugas
administrasi di kantor.
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), bertugas untuk
melaksanakan kegiatan pemberkasan dan administrasi di kantor.
2. Identifikasi Stakeholder
Tabel 6 : Identifikasi Stakeholder
Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal
1. Kakanwil BPN Prov. Kalsel 1. Bupati Tanah Bumbu
2. Kepala Bidang Penetapan Hak 2. Sekretaris Daerah Tanah
dan Pendaftaran Bumbu
3. Kepala Bidang Survei dan 3. Dinas Tenaga Kerja,
Pemetaan Transmigrasi
4. Kepala Bidang Pengendalian dan Dan UKM
Penanganan Sengketa 4. Badan Pengelolaan Keuangan
5. Kepala Seksi Penetapan Hak dan dan Aset daerah
Pendaftaran 5. Dinas Perumahan dan
6. Kepala Seksi Survey dan Pemukiman
Pemetaan 6. Kejaksaan Negeri
7. Kepala Seksi Penataan dan 7. Kepolisian
Pemberdayaan 8. Camat
8. Kepala Subbagian Tata Usaha 9. Pemerintah Desa
9. Jabatan Fungsional 10. Media Massa
10. PPNPN 11. Lembaga Swadaya
Masyarakat
26
Peranan stake holder yang terlibat dalam Aksi Perubahan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Keterangan :
: Koordinasi
: Kolaborasi
27
Dari hasil identifikasi stakeholder diatas selanjutnya akan dianalisa untuk
mengetahui sejauh mana peran dari masing-masing stake holder yang akan
mempengaruhi keberhasilan Aksi Perubahan dengan menggunakan diagram analisa
stakeholder berikut ini :
Influence / Power
PROMOTERS
LATENTS
1. Kakanwil BPN Prov.
1. Kepolisian Kalsel
2. Bupati Tanah Bumbu
2. Kejaksaan Negeri
3. Sekretaris Daerah
4. Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan
UKM
Interest
APATHETIC DEFENDERS
Keterangan :
Promoters : posisi stakeholder dengan pengaruh yang tinggi dan kepentingan
yang tinggi terhadap Aksi Perubahan.
Latents : stakeholder dengan pengaruh yang tinggi, akan tetapi
kepentingannya rendah terhadap Aksi Perubahan;
Apathetic : posisi stakeholder dengan pengaruhnya rendah dan kepentingannya
juga rendah terhadap Aksi Perubahan;
Defender : posisi stakeholder dengan pengaruh yang rendah, akan tetapi
kepentingannya tinggi terhadap Aksi Perubahan.
28
D. Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan untuk
meminimalkan bahkan mencegah terjadinya resiko dalam suatu kegiatan.
Resiko dalam suatu kegiatan dapat menjadi penghambat untuk mewujudkan
keberhasilan suatu tujuan.
Resiko yang dapat menjadi penghambat terwujudnya keberhasilan Aksi
Perubahan ini adalah :
1. Wabah pandemi Covid 19 yang sampai saat ini masih belum berlalu,
sehingga aktivitas sangat dibatasi seperti pada waktu inventarisasi subyek
dan obyek dilapangan, pelaksanaan pengukuran dan kegiatan yang sifatnya
mengummpulkan massa. Akibatnya waktu penyelesaian di tiap-tiap tahapan
tidak menjadi tepat waktu.
2. Disebabkan kesibukan Bupati sehingga sangat menyulitkan untuk
melaksanakan koordinasi dalam penerbitan SK pembentukan tim kegiatan
dan usulan pembatalan terhadap sertipikat tersebut.
3. Faktor cuaca yang saat ini memasuki musim hujan, sehingga dikhawatirkan
kegiatan yang bersifat lapangan akan terhambat seperti inventarisasi dan
pengukuran bidang tanah.
4. Tingkat kepercayaan masyarakat pemilik lahan transmigrasi saat ini akibat
masyarakat dari dulu beranggapan bahwa cukup sulit untuk melakukan
peralihan hak atas sertipikat yang mereka miliki.
5. Terdapat bidang tanah yang saat ini tidak lagi sesuai dengan sertipikat yang
sudah diterbitkan sehingga akan menyulitkan ketika dilaksanakan
pengukuran.
Dengan mempelajari serta memetakan resiko di atas serta untuk
menghadapi resiko lain yang mungkin terjadi maka tim kerja efektif akan mencari
solusi untuk meminimalkan resiko sehingga tahapan kegiatan mulai dari tahapan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang direncanakan akan
dapat diselesaikan tepat waktu. Untuk meminimalkan resiko dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut, tim kerja efektif juga akan melibatkan stakeholder eksternal
untuk segera mengatasi apabila terjadi resiko.
29
BAB V
LAPORAN AKSI PERUBAHAN
A. Proses Kepemimpinan
1. Membangun Intergritas dan Akuntabilitas
Integritas adalah suatu potensi yang bisa digali seseorang dalam dirinya
untuk bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dan memberikan manfaat tertentu,
Integritas adalah bentuk komitmen, kejujuran serta konsistensi.Orang yang
mempunyai integritas adalah mereka yang dapat diberi kepercayaan lebih. Hal
ini didasarkan pada kesesuaian antara perilaku serta ucapannya. Integritas
menjadi cerminan bagi seseorang dengan suatu ciri yang transparan,
bertanggung jawab serta objektif.
Akuntabilitas adalah suatu konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain hal
ini sering dugunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggung jawabkan (responsbility), kemampuan memberikan jawaban
(answeraility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang
mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai
keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya.
Akuntabilitas secara umum dapat diartikan sebagai permintaaan
pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang diserahkan
kepadanya. Akuntabilitas kinerja penting bagi pemerintah karena merupakan
bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.
Prinsip-prinsip akuntabilitas sebagai berikut :
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunan sumber
daya secar konsisten dengan peraturan perunfang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
30
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan
teknik pengukuran kinerja dan penyusunan akuntabilitas.
Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi
organisasi/instansi terutama bagi kepemimpinan administrator, karena
merupakan langkah menegakkan pengelolaan adminsitrasi kepada pimpinan
organisasi menuju good governance.
Integritas dan Akuntabilitas Kinerja pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tanah Bumbu sudah mulai dibangun dengan baik. Setiap pegawai baik ASN
maupun PPNPN harus mengerti tugas pokok dan fungsinya dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.
Hal ini tercermin dari pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan
pertanahan yang bersifat rutin dan pelaksanaan kegiatan Proyek Strategis
Nasional seperti kegiatan PTSL, Redistribusi Tanah dan kegiatan yang lainnya
selalu dapat mencapai target dan mendapat penghargaan baik dari Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maupun dari
instansi lain. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selalu
menyampaikan pentingnya setiap pegawai harus berintegritas hal ini karena
kantor pertanahan selalu melayani publik dalam bidang pertanahan. Setiap
pegawai dan ASN dalam melaksanakan kegiatan pelayanan pertanahan harus
dapat diselasaikan tepat waktu dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
sehingga tidak mengecewakan masyarakat selaku pengguna layanan
pertanahan.
Dalam kegiatan pelaksanaan aksi perubahan pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Tanah Bumbu, setiap pegawai baik ASN dan PPNPN siap
mendukung untuk melaksanakannya dengan baik. Mengingat aksi perubahan
yang akan dilaksanakan ini sudah menjadi keinginan yang cukup lama dari
pemilik lahan transmigrasi untuk dapat memiliki sertipikat hak atas tanah atas
nama mereka sendiri. Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu selama ini
belum dapat melayani masyarakat pemilik lahan transmigrasi untuk
melaksanakan peralihan hak atas lahan-lahan transmigrasi yang sudah
berpindah tangan disebabkan melakukan jual beli tanpa melalui Pejabat
31
Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan selalu disarakan untuk menempuh jalur
pengadilan untuk mensahkan jual beli tersebut. Akan tetapi karena prosesnya
cukup lama dan menyulitkan masyarakat sehingga tidak mau menempuh jalur
pengadilan tersebut. Masyarakat kecewa terhadap kantor pertanahan karena
tidak memberikan jalan keluar yang lain yang bisa memudahkan masyarakat
untuk memperoleh haknya.
Untuk itulah kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan ini adalah untuk
membantu masyarakat pemilik lahan transmigrasi untuk memperoleh sertipikat
atas nama mereka dengan menata kembali lahan transmigrasi sekaligus
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh haknya.
Dengan panggilan untuk melayani masyarakat dengan lebih bak lagi serta
dengan integritas dan akuntabilitas yang telah dipahami dengan baik setiap
pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu baik ASN dan PPNPN
berkomitmen untuk menyelesaikan kegiatan ini.
Kegiatan yang pertama dilaksanakan dalam aksi perubahan ini adalah
melaksanakan rapat dengan ASN dan PPNPN, dimana Kepala Kantor
menyampaikan arahan mengenai pelaksanakanaksi perubahan untuk penataan
lahan transmigrasi. Dimana untuk pilot project kegiatan ini adalah Desa
Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu. Kepala Kantor juga menyampaikan alasan
Desa Wonorejo ditetapkan sebagai pilot project kegiatan tersebut antara lain
yaitu bahwa masyarakat di desa tersebut sudah lama berharap agar sertipikat
yang dimiliki oleh masyarakat transmigrasi ditetapkan menjadi atas nama
mereka serta lahan transmigrasi di desa tersebut tidak begitu banyak masalah
tumpang tindih kepemilikan dan jaraknya nya juga tidak begitu jauh dari kantor
pertanahan. Kepala kantor juga meminta Masukan dan pendapat mengenai
kegiatan aksi perubahan ini, sehingga dapat mempercepatan kegiatan dan
meminimalkan hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi.
Sebagai tindak lanjut dari rapat tersebut maka disusunlah tim kerja efektif
yang melibatkan seluruh Pejabat Eselon IV dan Pejabat fungsional yang terkait
dan PPNPN.
34
Gambar 7:Pembinaan oleh Bapak Kakanwil BPN Kalimantan Selatan sekaligus
penyampaian untuk aksi perubahan
35
Gambar 8: Koordinasi dengan Bupati Tanah Bumbu
36
Gambar 9: Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan UKM, Dinas
Perkimtan, dan Dinas PUPR untuk tindak lanjut aksi perubahan
37
2. Capaian Dalam Perbaikan Sistem Pelayanan
Kegiatan penataan kembali lahan transmigrasi sangat membantu
masyarakat pemilik lahan transmigrasi saat ini. Pelayanan kepada masyarakat
terhadap kegiatan ini adalah masyarakat saat ini tidak perlu lagi datang kekantor
pertanahn tetapi cukup ke kantor desa untuk menyerahkan seluruh perssyaratan
yang harus dilengkapi. Petugas dari kantor pertanahan yang datang ke kantor
desa untuk mengumpulkan alas hak dan data-data yang diperlukan.
Hal ini sangat membantu masyarakat dimana mereka tidak perlu
membuang waktu dan biaya ke kantor pertanahan dan dapat langsung
berkonsultasi dengan petugas dari kantor pertanahan dan segera dapat
melengkapi kekurangan berkasnya.
Gambar 10: Inventarisasi dan pengumpulan berkas oleh petugas dari Kantor
Pertanahan
38
1. Sertipikat warga transmigrasi yang telah diterbitkan tapi belum sempat
diserahkan sudah dapat dibatalkan dan diterbitkan sertipikat pengganti
sehingga tidak menjadi beban kantor untuk menyimpan sertipikat
tersebut.
2. Sertipikat warga transmigrasi yang sudah dibatalkan dapat segera
dimusnahkan agar tidak salah gunakan oleh pihak lain.
3. Tidak akan terjadi tumpang tindih atau sertipikat ganda diatas bidang
tanah lokasi transmigrasi.
4. Meminimalkan sengketa pertanahan.
40
Gambar 12: Penyuluhan di Desa Wonorejo
Gambar 13: Rapat Tim Penataan Lahan Transmigrasi dan Pembatalan Sertifikat
41
b. Jangka Menengah, yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun anggaran :
Kegiatan jangka menengah adalah pelaksaan selanjutnya yaitu apabila
ada daftar nominatifnya yaitu data subyek dan obyeknya serta data-data
sertipikat sudah dapat diketahui dengan pasti, maka Pemerintah Kabupaten
Tanah Bumbu akan mengajukan pembatalan sertipikat ke Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai sesuai dengan
Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian jo. Undang-
undang No.29 tentang Perubahan Undang-undang No. 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian dan PP No. 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
Kegiatan ini juga akan melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri,
untuk meminta pendampingan dan pertimbangan hukum, agar nantinya kegiatan
ini tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
42
Setelah dikeluarkan Surat Keputusan Pembatalan Hak oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan maka
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu selaku pengelola
transmigrasi sesuai dengan kewenangannya segera menetapkan calon
pemegang hak/transmigran untuk mendapatkan hak atas tanah yang hak atas
tanahnya telah dibatalkan.
Tahapan selanjutnya adalah setelah calon pemegang hak telah
ditetapkan maka akan diusulkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah
Bumbu untuk diterbitkan sertipikatnya.
43
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melaksanakan aksi perubahan ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahwa Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam hal ini Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan UKM sangat berharap aksi perubahan penataan
lahan transmigrasi dapat terus dilanjutkan.
2. Bahwa aksi perubahan yang dilaksanakan sangat membantu masyarakat
untuk menata kembali lahan transmigrasi dan menerbitkan kembali sertipikat
atas nama mereka.
3. Bahwa disebabkan kegiatan untuk menerbitkan kembali sertipikat diatas lahan
transmigrasi. Masyarakat diharuskan membayar Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) maka diharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten untuk
membantu pembiayaannya.
4. Bahwa aksi perubahan ini memerlukan kesinambungan terus menerus
disebabkan setelah aksi perubahan dilaksanakan di Desa Wonorejo, maka
penataan lahan transmigrasi akan dilanjutkan ke 56 desa yang ain.
B. Rekomendasi
1. Untuk melanjutkan aksi perubahan ini ke tahapan jangka menegah dan
tahapan jangka panjang perlu dukungan dari stake holder terkait khususnya
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, karena untuk penataan kembali lahan
transmigrasi di desa yang lain, pasti ada masalah yang timbul, seperti
tumpang tindih kepemilikan atau lahan cadangan yang sudah dikuasai oleh
masyarakat.
2. Tanah lokasi transmigrasi yang telah terbit sertipikatnya tidak bisa dimasukan
sebagai target PTSL untuk K1 sehingga direncanakan akan dimasukkan
sebagai target K4 untuk tahun-tahun berikutnya, sehingga lahan transmigrasi
tersebut bisa diukur melalui PTSL. Untuk itu diharapkan target K4 di Kantor
Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu bisa ditingkat
44
45
Lampiran
I. Surat Desa
46
II. SK Pembatalan Sertifikat Transmigrasi
47
48
49
50
51
52
53
III. Rapat Tim
54
55
IV. Data Kepemilikan Tanah Eks Transmigrasi yang Dibatalkan
56