PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
C. MANFAAT STUDI LAPANGAN
2
BAB II
PROFIL ORGANISASI
2. Misi
3. Tujuan
4. Sasaran
3
2. Terwujudnya Tata Kelola system pemerintahan berbasis elektronik
(SPBE) di pemerintah Kota Makassar
3. Terwujudnya layanan keamanan informasi dipemerintah Kota
Makassar
4. Meningkatnya kesadaran keamanan informasi dipemerintah Kota
Makassar
1. Program
1. Program Penggelolaan Informaasi dan Komunikasi Publik
2. Kegiatan
1. Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
2. Pengelolaan E-Goverment di Lingkup Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
3. Penyelenggaraan Statistik Sektoral di Lingkup Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
4. Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan Informasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
5. Penetapan Pola Hubungan Komunikasi Sandi Antar Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota
4
1. Tugas Pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah.
2. Fungsi :
1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan
urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang komunikasi
dan informatika
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan urusan
pemerintahan dan informatika.
4. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidang
komunikasi dan informatika.
5. Pembinaan, pengkordinasian, pengelolaan, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan bidang komunikasi dan
informatika.
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan
tugas dan fungsinya.
5
D. STRUKTUR ORGANISASI
6
Dalam sistem big data ini juga memiliki beberapa dashboard terkait
dengan produk Makassar Recover (mendeteksi/tracking dalam upaya
penanganan covid-19), ketersediaan rekapitulasi data harian pemantauan
kelahiran dan kematian, data dan informasi kualitas lingkungan hidup, indeks
pencemar, dan cuaca, informasi perkembangan bahan pokok, tracking mobil
sampah, ketersediaan layanan RSUD Kota Makassar, Intelejensi Media
Analitic yang memuat informasi, potensi cyber crime.
Selain itu didalam pengelolaan layanan smart city, mengintegrasikan
beberapa smart layanan dari perangkat daerah ke dalam dashboard Smart
City meliputi sistem pemerintahan berbasis elektronik SPBE atau e-
government, Pendidikan, Ekonomi (smart economy) dan sistem penilaian
kinerja perangkat daerah.
B. Sasaran dan Kemanfaatan Pelayanan
1. Sasaran
Sasaran inovasi Smart City yaitu:
1. Kepala Daerah sebagai pengambil kebijakan
2. 52 Perangkat daerah termasuk kecamatan yang ada di Kota
Makassar.
3. Masyarakat
2. Kemanfaatan Pelayanan
Layanan Smart City, mengintegrasikan beberapa smart layanan
dari perangkat daerah ke dalam dashboard Smart City meliputi sistem
pemerintahan berbasis elektronik SPBE atau e-government, Pendidikan,
Ekonomi (smart economy) dan sistem penilaian kinerja perangkat
daerah.
7
1. SOP Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 pemerintah kota
Makassar.
2. SOP Penanganan CCTV.
3. SOP Penerimaan kunjungan tamu War Room.
4. SOP Pengoperasian keadaan normal.
5. SOP Pengoperasian keadaan khusus.
6. SOP Pengoperasian keadaan darurat.
7. SOP Permintaan Rekaman CCTV.
8. SOP Instalasi Setting, Perbaikan dan Mengelola Komputer Server baik
yang berbasis Linus (Ubuntu) maupun Windows Server yang telah
disahkan oleh walikota Makassar pada tahun 2018.
D. Alur/Mekanisme Pelayanan
E. Pemanfaatan IT
F. Keberlangsungan Pelayanan
Inovasi Smart City yang telah dibangun sejak tahun 2016 sampai
dengan tahun 2022 telah menggunakan prosedur dan tata cara baik, dimana
ada upaya peningkatan kompetensi SDM serta ada SOP yang digunakan
dalam pelayanan.
8
BAB III
DESKRIPSI LESSON LEARNT
9
3.4. PEMANFAATAN SOP PELAYANAN/ALUR/MEKANISME PELAYANAN
3.5. PEMANFAATAN IT
Dalam memasuki era revolusi industri 4.0 dan belajar dari konsep
Smart City Kota Makassar yang telah mengaplikasikan teknologi informasi
untuk menunjang fungsi pelayanan publiknya, maka diharapkan untuk setiap
aksi perubahan perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
lebih modern berbasis jaringan internet sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan layanan.
10
dashboard dimaksud. Analisa permasalahan-permasalahan dapat menjadi
awal perencanaan selanjutnya untuk diaplikasikan pada tahun berikutnya.
11
BAB IV
DESKRIPSI ACTION PLAN ADOPSI DAN ADAPTASI DI TEMPAT KERJA
12
daerah secara khusus, maupun bagi masyarakat sebagai akibat dari evaluasi
pelayanan publik.
Kesenjangan kinerja pelayanan berdasarkan permasalahan yang
terjadi dalam organisasi yang disebabkan oleh :
1. Belum optimalnya pengendalian evaluasi laporan kinerja.
Dimana Penanggung jawab program bersama tim dalam melaksanakan
suatu kegiatan bidang, pengendalian atau proses pemantauan, penilaian
dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
untuk mengambil tindakan perbaikan jika ada permasalahan guna
penyempurnaan diwaktu berikutnya dengan kegiatan yang sama atau
target kinerja yang sama, menjadi bagian pengawasan yang tidak
terpisahkan. Data tentang solusi dari evaluasi kegiatan ini menjadi
pertimbangan bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan teknis terkait
pencapaian kinerja dimaksud.
2. Belum adanya pelaporan pendataan monitoring kegiatan penunjang
kinerja.
Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara
pelaksanaan dengan perencanaan program, pengumpulan data atau
informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan
yang sebenarnya dalam pelaksanaanprogram yang dipantau. Sasaran
monitoring adalah kelangsungan program dan komponen-komponen
program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Pihak yang
melakukan monitoring adalah pengelola program dan atau tenaga
profesional yang diberi tugas khusus untuk meluruskan atau memperbaiki
program. Hasil monitoring digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki
program. Perbaikan program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan
supervisi, bukan dalam kegiatan monitoring.
3. Belum optimalnya laporan hasil kegiatan penanggung jawab program.
Laporan hasil kegiatan penanggung jawab program minimal memberikan
gambaran tentang perkembangan pencapaian kinerja kegiatan pada saat
dilaksanakan, hingga evaluasi target yang belum tercapai.
13
4.3 GAGASAN PERUBAHAN
Dari hasil studi lapangan dari tanggal 11 s/d 15 Mei 2022, di Kota
Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Dinas Informasi dan
Komunikasi, ada beberapa hal penting yang dapat kami ambil yaitu Kunci
keberhasilan menghadirkan Sistem Informasi berbasis Elektronik dengan
konsep Smart City di Kota Makasar berasal dari internal maupun eksternal.
Internal berupa dukungan dari Pemerintah Kota Makasar, baik itu komitmen
Walikota dan Wakil Walikota Makasar, penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai, penyediaan sumberdaya manusia yang professional (melalui
alokasi pegawai dan juga pelatihan-pelatihan yang berkualitas) dengan
jumlah staf keseluruhan yang mendukung tugas pelaksanaan Dinas Kominfo
Kota Makasar.
Konsep smart city (kota cerdas) yang diimplementasikan Pemerintah
Kota (Pemkot) Makassar sangat relevan dilaksanakan, terlebih di tengah
pandemi, di mana digitalisasi kian jadi tumpuan, termasuk untuk penanganan
dan pengendalian Covid-19 melalui pemanfaatan “Sombere Smart City”.
Setelah melakukan pengamatan, wawancara serta memperoleh data
dan informasi yang disampaikan oleh narasumber (Kepala UPT “War Room”),
maka sangat membuka cakrawala berpikir penulis dalam melihat ruang yang
luas bagi penulis untuk menyusun aksi perubahan di Lingkup Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait
“Optimalisasi Pengendalian Laporan Evaluasi Kinerja Melalui SOP Laporan
Evaluasi Kinerja”.
Untuk mewujudkan “Optimalisasi Pengendalian Laporan Evaluasi
Kinerja” di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur,
maka hal utama yang perlu disiapkan adalah perlunya komitmen pimpinan
perangkat daerah, mempersiapkan tim kerja yang solid dan bisa bekerja
sama, menyiapkan anggaran, menyiapkan payung hukum, Standar
Operasional Prosedur yang sederhana dalam proses, pemanfaatan teknologi
informasi yang ada (aplikasi) dan perlunya peningkatan kapasitas SDM
melalui pemberian Bimtek dan Diklat.
14
4.4 CAKUPAN MANFAAT
Belajar dari konsep penerapan Smart City di Kota Makassar, bahwa
cakupan penerima manfaat terbesar adalah masyarakat, kepala daerah
sebagai pengambil kebijakan dan perangkat daerah. Namun jenis layanan ini
belum terintegrasi secara keseluruhan, dimana informasi terkait kinerja dari
beberapa perangkat daerah secara realtime belum terupload di sistem, masih
beberapa perangkat daerah mengelola informasi secara parsial. Apabila
system informasi layanan dapat teritegrasi secara utuh, maka aspek yang
sudah tercapai dari setiap perangkat daerah dapat diketahui secara realtime
dan memudahkan pengambil kebijakan untuk merencanakan, mengendalikan
dan melakukan evaluasi dari setiap aspek layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
15
Belajar dari hasil pengamatan tersebut, maka yang bisa diadopsi dan
diadaptasikan di lingkungan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi NTT
adalah dalam mendukung implementasi aksi perubahan kinerja perubahan
publik inovasi, maka tim yang akan dibangun harus benar-benar berfungsi
dengan baik dan profesional dalam bekerja sesuai tugas pokok dan tanggung
jawab yang diberikan sehingga dapat mendukung dan mewujudkan
optimalisasi pengendalian laporan kinerja yang efektif dan efisien.
16
akan secara berkala dievaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali untuk melihat
efektif dan efisiensi terhadap pelayanan yang diberikan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Konsep Smart City merupakan suatu konsep yang harus segera
dilaksanakan di era revolusi 4.0 ini. Konsep ini mampu membawa banyak
perubahan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konsep
tata pemerintahan, hadirnya konsep Smart City ini diharapkan mampu
merubah wajah pelayanan pemerintah menjadi jauh lebih baik lagi. Konsep
Smart City mampu menjadi solusi bagi terciptanya suatu pelayanan publik
yang berkualitas, dimana ada suatu hubungan timbal balik yang efektif dan
efisien antara masyarakat selaku pihak yang dilayani dan pemerintah selaku
pemberi pelayanan. Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan public
telah membantu menghadirkan suatu pelayanan public yang berkualitas,
efektif dan efisien. Selain itu, penggunaan teknologi informasi dalam
pelayanan publik turut serta mendukung terbentuknya suatu konsep Smart
City, dimana masyarakatakan mampu berpartisipasi aktif didalam semua
tahapan pembangunan melalui media online yang diperkenalkan oleh
pemerintah.
18
5.2. REKOMENDASI
Hasil studi lapangan ini akan digunakan sebagai rujukan utama dalam
penyusunan laporan individu dan menginspirasi rancangan aksi perubahan
yang akan disusun oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Angkatan V Tahun 2022 Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Diperlukan dukungan dan komitmen pimpinan terkait persetujuan,
penyediaan regulasi, dan pendanaan untuk menerapkan Smart City di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan di perangkat daerah khususnya pada
Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur.
19