Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reformasi birokrasi di Indonesia dalam rangka mendukung terwujudnya


world class bureaucracy, membutuhkan sosok pejabat pengawas yang memiliki
tanggung jawab melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian operasional
seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan demi keberlangsungan unit organisasi.
Melalui pelatihan kepemimpinan pengawas (PKP) diharapkan standard
kompetensi manajerial jabatan pengawas dapat terpenuhi sehingga menjamin
terlaksananya akuntabilitas jabatan pengawas. Melalui PKP pejabat pengawas akan
dibekali aspek kompetensi manajerial maupun teknis operasional, yang akan sangat
diperlukan dalam pelaksanaan tugas di lingkup kerja organisasi. Salah satu ukuran
keberhasilan PKP adalah kemampuan pejabat pengawas dalam menyusun sebuah
rancangan aksi perubahan berupa terobosan inovasi pada lingkup tugas dan fungsi
jabatannya. Sebelum menyusun rancangan aksi perubahan maka para peserta PKP
perlu melakukan studi lapangan, untuk memberikan pengalaman pembelajaran
empiris terhadap best practice di tempat yang dikunjungi. PKP Angkatan ke V
Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan studi lapangan di Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki beragam keunggulan inovatif, sehingga
diharapkan setelah melakukan studi lapangan pada lokus para peserta PKP
mendapatkan pengalaman pembelajaran empirik (lesson learnt), yang kemudian
dapat diadopsi dan diadaptasi untuk menginspirasi rancangan aksi perubahan
berupa terobosan pada penyelenggaraan pemerintahan, khususnya pelayanan
publik yang sesuai dengan standar norma dan ilmu pengetahuan, khususnya yang
terkait dengan kepemimpinan pelayanan dan pengendalian pekerjaan.

B. TUJUAN STUDI LAPANGAN

Tujuan studi lapangan adalah untuk mendapatkan lesson learnt berupa


adopsi dan adaptasi keunggulan strategi dan manajemen kinerja organisasi
pelayanan publik.

1
C. MANFAAT STUDI LAPANGAN

Menjadi sumber inspirasi dalam memperkaya rancangan aksi perubahan


bagi peserta PKP dalam peningkatan kinerja organisasi sehingga dapat memberikan
manfaat lebih kepada masyarakat sebagai pengguna layanan.

D. WAKTU DAN TEMPAT STUDI LAPANGAN

Studi lapangan dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 15 Mei di Kota


Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan lokus studi lapangan adalah pada UPT
Operation Room Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data-data dan informasi diperoleh melalui pengamatan langsung dan


wawancara, serta mengumpulkan literatur yang memuat produk hukum, Rencana
Strategis, laporan kinerja, dan Standar Operasional Prosedur pelaksanaan
pelayanan publik.

2
BAB II
PROFIL ORGANISASI

2.1 GAMBARAN UMUM

A. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN


1. Visi

Percepatan mewujudkan Makassar kota dunia yang “Sombere dan


Smart City” dengan imunitas kuat untuk semua.

2. Misi

1. Revolusi SDM dan percepatan Reformasi Birokrasi menuju SDM


kota yang unggul dengan pelayanan public kelas dunia bersih dari
indikasi korupsi
2. Rekonstruksi Kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya menuju
masyarakat sejahtera dengan imunitas ekonomi dan Kesehatan
yang kuat untuk semua.
3. Restorasi ruang kota yang inklusif menuju kota nyaman kelas dunia
“Sombere dan Smart City” untuk semua.

3. Tujuan

1. Meningkatkan penyediaan dan pemerataan infrastruktur TIK yang


terstandarisasi dalam rangka implementasi Smart City.
2. Mewujudkan keamanan informasi dalam mendukung
penyelenggaraan system pemerintahan berbasis elektronik atau E-
Goverment.

4. Sasaran

1. Terwujudnya jaringan internet yang aman dan handal dipemerintah


kota Makassar

3
2. Terwujudnya Tata Kelola system pemerintahan berbasis elektronik
(SPBE) di pemerintah Kota Makassar
3. Terwujudnya layanan keamanan informasi dipemerintah Kota
Makassar
4. Meningkatnya kesadaran keamanan informasi dipemerintah Kota
Makassar

B. KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN


Pelaksanaan Program dan kegiatan lingkup Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Makassar adalah sebagai berikut:

1. Program
1. Program Penggelolaan Informaasi dan Komunikasi Publik

2. Program Aplikasi Infomatika

3. Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral

4. Program Penyelenggaraan Persandian Untuk Pengamanan


Informasi

2. Kegiatan
1. Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
2. Pengelolaan E-Goverment di Lingkup Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
3. Penyelenggaraan Statistik Sektoral di Lingkup Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
4. Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan Informasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
5. Penetapan Pola Hubungan Komunikasi Sandi Antar Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut:

4
1. Tugas Pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah.

2. Fungsi :
1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan
urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang komunikasi
dan informatika
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan urusan
pemerintahan dan informatika.
4. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidang
komunikasi dan informatika.
5. Pembinaan, pengkordinasian, pengelolaan, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan bidang komunikasi dan
informatika.
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan
tugas dan fungsinya.

5
D. STRUKTUR ORGANISASI

2.2 KEUNGGULAN (BEST PRACTICE)

A. Jenis Pelayanan Publik


Dalam konsep Smart City Pemerintah Kota Makassar sudah
melakukan beberapa inovasi dalam rangka mewujudkan Smart City yaitu
Operation Room melalui CCTV yang diberi nama “WAR ROOM”. Kamera
CCTV milik Pemerintah Kota Makassar tersebar di 168 titik dengan 215
kamera, yang bisa terpantau secara real time melalui sistem Big Data.

6
Dalam sistem big data ini juga memiliki beberapa dashboard terkait
dengan produk Makassar Recover (mendeteksi/tracking dalam upaya
penanganan covid-19), ketersediaan rekapitulasi data harian pemantauan
kelahiran dan kematian, data dan informasi kualitas lingkungan hidup, indeks
pencemar, dan cuaca, informasi perkembangan bahan pokok, tracking mobil
sampah, ketersediaan layanan RSUD Kota Makassar, Intelejensi Media
Analitic yang memuat informasi, potensi cyber crime.
Selain itu didalam pengelolaan layanan smart city, mengintegrasikan
beberapa smart layanan dari perangkat daerah ke dalam dashboard Smart
City meliputi sistem pemerintahan berbasis elektronik SPBE atau e-
government, Pendidikan, Ekonomi (smart economy) dan sistem penilaian
kinerja perangkat daerah.
B. Sasaran dan Kemanfaatan Pelayanan

1. Sasaran
Sasaran inovasi Smart City yaitu:
1. Kepala Daerah sebagai pengambil kebijakan
2. 52 Perangkat daerah termasuk kecamatan yang ada di Kota
Makassar.
3. Masyarakat
2. Kemanfaatan Pelayanan
Layanan Smart City, mengintegrasikan beberapa smart layanan
dari perangkat daerah ke dalam dashboard Smart City meliputi sistem
pemerintahan berbasis elektronik SPBE atau e-government, Pendidikan,
Ekonomi (smart economy) dan sistem penilaian kinerja perangkat
daerah.

C. Petugas dan SOP Pelayanan

Dalam menjalankan standar pelayanan Smart City UPT War Room


menggunakan Sumber Daya Manusia sebanyak 60 orang yang terdiri dari 1
orang ASN selaku Kepala UPT dan 59 orang tenaga outsourcing.
UPT War Room melaksanakan pelayanan dengan menggunakan 8
(delapan) Standar Operational Prosedure (SOP) yaitu :

7
1. SOP Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 pemerintah kota
Makassar.
2. SOP Penanganan CCTV.
3. SOP Penerimaan kunjungan tamu War Room.
4. SOP Pengoperasian keadaan normal.
5. SOP Pengoperasian keadaan khusus.
6. SOP Pengoperasian keadaan darurat.
7. SOP Permintaan Rekaman CCTV.
8. SOP Instalasi Setting, Perbaikan dan Mengelola Komputer Server baik
yang berbasis Linus (Ubuntu) maupun Windows Server yang telah
disahkan oleh walikota Makassar pada tahun 2018.

D. Alur/Mekanisme Pelayanan

Mekanisme pelayanan yang dilaksanakan oleh UPT War Room


menggunakan 8 (delapan) SOP, yang ditetapkan pada tahun 2018 dan
belum pernah dilakukan review sampai dengan tahun 2022.
Teknik Pengambilan data yang digunakan dalam pengoperasian War
Room adalah Teknik collec data by system, data diambil dari 52 perangkat
daerah yang diupdate setiap hari melalui sistem.

E. Pemanfaatan IT

Operation War Room digunakan sebagai pusat informasi data, pusat


informasi kota dan sebagai pusat pemantauan dengan menghubungkan
kamera CCTV milik Pemerintah Kota Makassar yang tersebar di 168 titik
dengan 215 kamera pada layar monitor dan terpantau secara real time
melalui sistem big data. Masyarakat dapat malakukan pengaduan melalui
operator call center 112 untuk keadaan darurat.

F. Keberlangsungan Pelayanan

Inovasi Smart City yang telah dibangun sejak tahun 2016 sampai
dengan tahun 2022 telah menggunakan prosedur dan tata cara baik, dimana
ada upaya peningkatan kompetensi SDM serta ada SOP yang digunakan
dalam pelayanan.

8
BAB III
DESKRIPSI LESSON LEARNT

3.1. CAKUPAN MANFAAT

Belajar dari aksi perubahan Smart City Kota Makassar, bahwa


cakupan penerima manfaat terbesar adalah masyarakat, kepala daerah
sebagai pengambil kebijakan dan perangkat daerah. Namun jenis layanan ini
belum terintegrasi secara keseluruhan, dimana informasi terkait kinerja dari
beberapa perangkat daerah secara realtime belum terupload di sistem, masih
beberapa perangkat daerah mengelola informasi secara parsial. Apabila
system informasi layanan dapat teritegrasi secara utuh, maka aspek yang
sudah tercapai dari setiap perangkat daerah dapat diketahui secara realtime
dan memudahkan pengambil kebijakan untuk merencanakan, mengendalikan
dan melakukan evaluasi dari setiap aspek layanan yang diberikan kepada
masyarakat.

3.2. MEMBANGUN DUKUNGAN PIMPINAN

Untuk mendukung aksi perubahan pelayanan publik, diperlukan


komitmen dari pimpinan dan organisasi secara keseluruhan didukung dengan
kebijakan regulasi, penganggaran untuk pembiayaan sarana prasarana, SDM
yang dibutuhkan, biaya peningkatan kapasitas SDM dan biaya maintenance
lain apabila inovasi pelayanan public yang dijalankan berbasis informasi
teknologi.

3.3. PEMBERDAYAAN STAFF

Setiap aksi perubahan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan


kualitas layanan public, diperlukan ASN/Non ASN yang berkompeten
dibidangnya, sehingga sejak perekrutan, penempatan, peningkatan
kompetensi melalui bimbingan teknis, diklat dll perlu dipersiapkan secara
matang berdasarkan Analisa kebutuhan pegawai dan Analisa pengembangan
pegawai.

9
3.4. PEMANFAATAN SOP PELAYANAN/ALUR/MEKANISME PELAYANAN

Dalam setiap aksi perubahan, diperlukan suatu standar operasional


prosedur atau mekanisme pelayanan yang dipahami dan menjadi rambu-
rambu dalam setiap aktivitas layanan. Standar operasional prosedur atau
mekanisme pelayanan ini, harus secara berkala dievaluasi minimal 1 (satu)
tahun sekali untuk melihat efektif dan efisiensi terhadap pelayanan yang
diberikan.

3.5. PEMANFAATAN IT

Dalam memasuki era revolusi industri 4.0 dan belajar dari konsep
Smart City Kota Makassar yang telah mengaplikasikan teknologi informasi
untuk menunjang fungsi pelayanan publiknya, maka diharapkan untuk setiap
aksi perubahan perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
lebih modern berbasis jaringan internet sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan layanan.

3.6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dari sisi pemberdayaan masyarakat, pengembangan pusat-pusat


perniagaan dan fasilitas pendukung perdagangan, jasa dan pariwisata,
pengembangan ukm dan penguatan perusahaan daerah, serta pemantapan
iklim investasi merupakan outcome implementasi dari Smart City yang
tampaknya menjadi prioritas dan cukup applicable untuk Nusa Tenggara
Timur. Peran penerapan Smart City untuk berbagai sasaran terkait
pemberdayaan masyarakat ini dapat terlihat dari terciptanya iklim investasi
yang nyaman bagi investor sehingga apa yang diinginkan dalam hal
pemberdayaan masyarakat secara ekonomi menjadi sebuah keniscayaan.

3.7. KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN

Tata kelola pelayanan dari sebuah sistem pemerintahan harus


memiliki sustainability. Dari apa yang terlihat dan sebagaimana penjelasan
yang diperoleh sepanjang wawancara, penerapan Smart City melalui fasilitas
dashboard War Room menjamin kontinuitas pelayanan dimaksud. Berbagai
inisiasi perencanaan maupun evaluasi program/kegiatan berjalan dapat
dilakukan didasarkan pada informasi dan data-data yang tersaji pada

10
dashboard dimaksud. Analisa permasalahan-permasalahan dapat menjadi
awal perencanaan selanjutnya untuk diaplikasikan pada tahun berikutnya.

3.8. PENGEMBANGAN PELAYANAN

Dalam upaya untuk pengembangan pelayanan publik diperlukan 4


(empat) aspek utama yaitu: aspek perencanaan, aspek pengorganisasian,
aspek pelaksanaan, aspek pengawasan dan evaluasi. Evaluasi harus
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk dapat mengukur capaian
dari setiap aspe mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang belum sesuai dengan standar pelayanan publik.

3.9. KEUNGGULAN PELAYANAN

Setiap perangkat daerah diharapkan dapat memunculkan unggulan


layanan yang diberikan kepada masyarakat dengan cara memberikan jaminan
kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang prima.

11
BAB IV
DESKRIPSI ACTION PLAN ADOPSI DAN ADAPTASI DI TEMPAT KERJA

4.1 KEWENANGAN JABATAN


Sebagai seorang perencana, tugas pokok dan fungsinya adalah
merencanakan, menyusun, melaksanakan, mengendalikan, dan
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan, mengelola
data menjadi informasi serta melakukan evaluasi dan menyusun
pelaporan kinerja instansi berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
berlaku agar tersedia program, data dan hasil evaluasi yang akurat.
Pola pikir pejabat administrasi sebelum penyetaraan jabatan lebih
fokus pada fungsi manajemen, dimana kewenangannya mengatur,
mendelegasikan tugas dan kerja pegawai yang berada dibawah kendalinya
untuk mencapai tujuan organisasi atau terkesan ada pola pikir/mindset
pejabat untuk mengatur dan memerintah serta staf yang wajib mengikuti
arahan pimpinan.
Setelah melakukan pengamatan di lokasi, maka pola pikir pimpinan
pengawas harus berubah, dalam konteks jabatan fungsional, tidak terdapat
terminologi pimpinan dan staf, yang ada adalah rekan kerja yang
menjalankan tugas dan fungsi sesuai keahlian jabatan fungsionalnya secara
profesional dan sama-sama bertanggung jawab langsung kepada pimpinan.

4.2 PERMASALAHAN PELAYANAN


Kesenjangan kinerja pelayanan publik yang terjadi pada kinerja sub
bagian program data dan evaluasi adalah ketika menghimpun dan mengolah
serta menganalisis data dari masing-masing unit kerja di lingkungan Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur agar tersedia
data. Data yang dimaksud seperti laporan hasil kegiatan dari penanggung
jawab program. Di dalam laporan tersebut tidak ditemukan data tentang
evaluasi hasil kegiatan secara terperinci seperti prosentase evaluasi taregt
kinerja sub kegiatan sampai dengan program, evaluasi permasalahan
pelaksanaan kegiatan dari aspek anggaran dan hal-hal lainnya yang
dibutuhkan untuk bahan perkembangan kinerja bagi pimpinan perangkat

12
daerah secara khusus, maupun bagi masyarakat sebagai akibat dari evaluasi
pelayanan publik.
Kesenjangan kinerja pelayanan berdasarkan permasalahan yang
terjadi dalam organisasi yang disebabkan oleh :
1. Belum optimalnya pengendalian evaluasi laporan kinerja.
Dimana Penanggung jawab program bersama tim dalam melaksanakan
suatu kegiatan bidang, pengendalian atau proses pemantauan, penilaian
dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
untuk mengambil tindakan perbaikan jika ada permasalahan guna
penyempurnaan diwaktu berikutnya dengan kegiatan yang sama atau
target kinerja yang sama, menjadi bagian pengawasan yang tidak
terpisahkan. Data tentang solusi dari evaluasi kegiatan ini menjadi
pertimbangan bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan teknis terkait
pencapaian kinerja dimaksud.
2. Belum adanya pelaporan pendataan monitoring kegiatan penunjang
kinerja.
Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara
pelaksanaan dengan perencanaan program, pengumpulan data atau
informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan
yang sebenarnya dalam pelaksanaanprogram yang dipantau. Sasaran
monitoring adalah kelangsungan program dan komponen-komponen
program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Pihak yang
melakukan monitoring adalah pengelola program dan atau tenaga
profesional yang diberi tugas khusus untuk meluruskan atau memperbaiki
program. Hasil monitoring digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki
program. Perbaikan program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan
supervisi, bukan dalam kegiatan monitoring.
3. Belum optimalnya laporan hasil kegiatan penanggung jawab program.
Laporan hasil kegiatan penanggung jawab program minimal memberikan
gambaran tentang perkembangan pencapaian kinerja kegiatan pada saat
dilaksanakan, hingga evaluasi target yang belum tercapai.

13
4.3 GAGASAN PERUBAHAN
Dari hasil studi lapangan dari tanggal 11 s/d 15 Mei 2022, di Kota
Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Dinas Informasi dan
Komunikasi, ada beberapa hal penting yang dapat kami ambil yaitu Kunci
keberhasilan menghadirkan Sistem Informasi berbasis Elektronik dengan
konsep Smart City di Kota Makasar berasal dari internal maupun eksternal.
Internal berupa dukungan dari Pemerintah Kota Makasar, baik itu komitmen
Walikota dan Wakil Walikota Makasar, penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai, penyediaan sumberdaya manusia yang professional (melalui
alokasi pegawai dan juga pelatihan-pelatihan yang berkualitas) dengan
jumlah staf keseluruhan yang mendukung tugas pelaksanaan Dinas Kominfo
Kota Makasar.
Konsep smart city (kota cerdas) yang diimplementasikan Pemerintah
Kota (Pemkot) Makassar sangat relevan dilaksanakan, terlebih di tengah
pandemi, di mana digitalisasi kian jadi tumpuan, termasuk untuk penanganan
dan pengendalian Covid-19 melalui pemanfaatan “Sombere Smart City”.
Setelah melakukan pengamatan, wawancara serta memperoleh data
dan informasi yang disampaikan oleh narasumber (Kepala UPT “War Room”),
maka sangat membuka cakrawala berpikir penulis dalam melihat ruang yang
luas bagi penulis untuk menyusun aksi perubahan di Lingkup Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait
“Optimalisasi Pengendalian Laporan Evaluasi Kinerja Melalui SOP Laporan
Evaluasi Kinerja”.
Untuk mewujudkan “Optimalisasi Pengendalian Laporan Evaluasi
Kinerja” di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur,
maka hal utama yang perlu disiapkan adalah perlunya komitmen pimpinan
perangkat daerah, mempersiapkan tim kerja yang solid dan bisa bekerja
sama, menyiapkan anggaran, menyiapkan payung hukum, Standar
Operasional Prosedur yang sederhana dalam proses, pemanfaatan teknologi
informasi yang ada (aplikasi) dan perlunya peningkatan kapasitas SDM
melalui pemberian Bimtek dan Diklat.

14
4.4 CAKUPAN MANFAAT
Belajar dari konsep penerapan Smart City di Kota Makassar, bahwa
cakupan penerima manfaat terbesar adalah masyarakat, kepala daerah
sebagai pengambil kebijakan dan perangkat daerah. Namun jenis layanan ini
belum terintegrasi secara keseluruhan, dimana informasi terkait kinerja dari
beberapa perangkat daerah secara realtime belum terupload di sistem, masih
beberapa perangkat daerah mengelola informasi secara parsial. Apabila
system informasi layanan dapat teritegrasi secara utuh, maka aspek yang
sudah tercapai dari setiap perangkat daerah dapat diketahui secara realtime
dan memudahkan pengambil kebijakan untuk merencanakan, mengendalikan
dan melakukan evaluasi dari setiap aspek layanan yang diberikan kepada
masyarakat.

4.5 SASARAN PELAYANAN


Pada inovasi Smart City di Kota Makassar, sasaran pelayanan
terbesar adalah masyarakat, kepala daerah sebagai pengambil kebijakan dan
kepala perangkat daerah. Jenis layanan Perangkat Daerah harus terintegrasi
secara keseluruhan, sehingga dapat memuat informasi terkait pelaksanaan
program kegiatan, target-target kinerja dari perangkat daerah secara realtime
dan secara utuh agar memudahkan pengambil kebijakan dalam
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan melakukan evaluasi
terhadap setiap aspek layanan yang diberikan kepada masyarakat.

4.6 MEMBANGUN TIM PELAKSANA PELAYANAN


Dalam setiap aksi perubahan tentu yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan sebuah Tim, baik
ASN/Non ASN yang berkompeten dibidangnya untuk mendukung tugas-tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita khususnya sebagai pejabat
pengawas. Dari pengamatan yang dilakukan di lokus studi lapangan pada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makasar dalam hal ini UPT War
Room, hal yang menarik adalah kami mendapat informasi dari Kepala UPT
bahwa operator yang mengendalikan sistem di dalam operation room tersebut
adalah tenaga non ASN yang diawasi oleh 1 (satu) orang Kepala UPT.

15
Belajar dari hasil pengamatan tersebut, maka yang bisa diadopsi dan
diadaptasikan di lingkungan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi NTT
adalah dalam mendukung implementasi aksi perubahan kinerja perubahan
publik inovasi, maka tim yang akan dibangun harus benar-benar berfungsi
dengan baik dan profesional dalam bekerja sesuai tugas pokok dan tanggung
jawab yang diberikan sehingga dapat mendukung dan mewujudkan
optimalisasi pengendalian laporan kinerja yang efektif dan efisien.

4.7 PENYUSUNAN/PENYEMPURNAAN SOP PELAYANAN


Dalam setiap aksi perubahan, diperlukan suatu standar operasional
prosedur atau mekanisme pelayanan yang dipahami dan menjadi rambu-
rambu dalam setiap aktivitas layanan. Oleh karena itu di dalam aksi
perubahan penulis akan membuat satu SOP Laporan Evaluasi Kinerja
Program/Kegiatan/Sub Kegiatan sebagai pengendali dan pemantau dalam
mengoptimalkan laporan evaluasi kinerja pada Dinas Kepemudaan dan
Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur, dibantu dengan aplikasi google form
yang berisi tahapan dalam mengupload data dan informasi laporan
pelaksanaan kegiatan.
Setelah disusun dan dilaksanakan maka standar operasional prosedur
atau mekanisme pelayanan ini, harus secara berkala dievaluasi minimal 1
(satu) tahun sekali untuk melihat efektif dan efisiensi terhadap pelayanan yang
diberikan.

4.8 PENYEMPURNAAN ALUR/MEKANISME PELAYANAN


Suatu standar operasional prosedur atau mekanisme pelayanan yang
baik dan dari aspek tata kelola pelayanan dari sebuah sistem pemerintahan
harus memiliki sustainability dan terus dilakukan evaluasi untuk melihat
kelemahan dan hal- hal apa yang membutuhkan perbaikan.
Standar operasional prosedur atau mekanisme pelayanan yang dilihat
dalam konsep smart city ini masih memiliki kelemahan karena sesuai
penjelasan Kepala UPT terkait SOP di dalam operation room masih belum
dilakukan evaluasi secara berkala, belajar dari hal tersebut maka penulis
dalam menyusun SOP Laporan kinerja pada aksi perubahan dan SOP
pelayanan lain yang ada di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi NTT ini

16
akan secara berkala dievaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali untuk melihat
efektif dan efisiensi terhadap pelayanan yang diberikan.

4.9 PEMANFAATAN ATAU PENGEMBANGAN IT


Di era revolusi industri 4.0 dan belajar dari konsep smart city di Kota
Makasar yang telah mengaplikasikan teknologi informasi untuk menunjang
fungsi pelayanan publiknya, maka diharapkan untuk setiap aksi perubahan
perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi yang lebih modern berbasis
jaringan internet sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan layanan.
Disini penulis melihat ada hal yang bisa diadopsi adalah selain
menyusun Standar Operasional Prosedur, dalam rencana aksi perubahan
penulis juga memanfaatkan ruang untuk membuat sebuah aplikasi sederhana
google form yang akan digunakan oleh para pelaksana kegiatan (Bidang-
bidang dan UPTD) dalam menyampaikan laporan hasil pelaksanaan program
dan kegiatannya sesuai dengan format yang telah penulis siapkan.

4.10 MENJAGA KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN


Tata kelola pelayanan dari sebuah sistem pemerintahan harus
memiliki sustainability. Dari apa yang terlihat dan sebagaimana penjelasan
yang diperoleh sepanjang wawancara, penerapan Smart City melalui fasilitas
dashboard War Room menjamin kontinuitas pelayanan dimaksud. Adapun
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada pemberian pelayanan dapat
menjadi awal perencanaan untuk kemudian diltindaklanjuti pada pelaksanaan
kegiatan pelayanan pada tahun berikutnya.

17
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Konsep Smart City merupakan suatu konsep yang harus segera
dilaksanakan di era revolusi 4.0 ini. Konsep ini mampu membawa banyak
perubahan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konsep
tata pemerintahan, hadirnya konsep Smart City ini diharapkan mampu
merubah wajah pelayanan pemerintah menjadi jauh lebih baik lagi. Konsep
Smart City mampu menjadi solusi bagi terciptanya suatu pelayanan publik
yang berkualitas, dimana ada suatu hubungan timbal balik yang efektif dan
efisien antara masyarakat selaku pihak yang dilayani dan pemerintah selaku
pemberi pelayanan. Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan public
telah membantu menghadirkan suatu pelayanan public yang berkualitas,
efektif dan efisien. Selain itu, penggunaan teknologi informasi dalam
pelayanan publik turut serta mendukung terbentuknya suatu konsep Smart
City, dimana masyarakatakan mampu berpartisipasi aktif didalam semua
tahapan pembangunan melalui media online yang diperkenalkan oleh
pemerintah.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, dalam perspektif


pelayanan public, telah mampu berkontribusi terhadap hadirnya konsep
Smart City di Kota Makassar melalui penggunaan teknologi informasi dalam
pelayanan publik. Semoga konsep-konsep ini mampu dijadikan sebuah
pembelajaran bagi kami dalam rangka menghadirkan suatu pelayanan public
yang prima dan terintegrasi dalam rangka mendukung konsep Smart City di
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya, juga dapat mengadopsi dan
transfer knowledge terhadap berbagai keunggulan inovasi berupa teknologi
informasi yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatikan Kota Makasar untuk
dapat diaplikasikan pada di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

18
5.2. REKOMENDASI
Hasil studi lapangan ini akan digunakan sebagai rujukan utama dalam
penyusunan laporan individu dan menginspirasi rancangan aksi perubahan
yang akan disusun oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Angkatan V Tahun 2022 Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Diperlukan dukungan dan komitmen pimpinan terkait persetujuan,
penyediaan regulasi, dan pendanaan untuk menerapkan Smart City di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan di perangkat daerah khususnya pada
Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kupang, 16 Mei 2022


PROJECT LEADER

AGUSTINUS W.S TOKAN, S.STP.,MM


NIP. 19850122 200312 1 002

19

Anda mungkin juga menyukai