Anda di halaman 1dari 6

Abdominal Compartment

Syndrome (ACS) dan


Laparotomi Dekompresi pada
Anak : Sebuah Studi Single
Center Selama 9 Tahun

ICA’s note
 Peningkatan IAP  multi organ failure  disebut ACS.
 ACS  kompresi vena cava inferior  preload ke jantung turun  efek ke Cardiovascular,
respiratori, ginjal, dan fungsi organ splanchnic  KONDISI LIFE THREATENING
 Jika tidak tertangani  100% kematian.
 ACS, menurut konsensus WSACS (World Society of the Abdominal Compartment Syndrome’s) :
peningkatan IAP >10mmHg + disfungsi organ.
 ACS dibagi 2 :
1. Primer : akibat trauma atau kondisi yang berasal dari regio abdominopelvis, sering harus
dilakukan early surgery atau prosedur radiologi intervensi.
2. Sekunder : Akibat proses extra-abdomen, misalnya sepsis, leakage kapiler, luka bakar luas,
dan sering butuh resusitasi masif.

 Sejauh ini, guideline untuk ACS yang established adalah untuk dewasa. Sedangkan untuk pediatri
sangat sedikit karena kurangnya multi center prospective studies pada pediatri.
 Pada dewasa, penyebab tersering ACS :
 Aneurisma aorta ruptur
 Liver failure
 Severe pancreatitis

 Cara Mengukur IAP


Pasien posisi supine, pastikan VU kosong.
Menggunakan Folley Cath  instillasi 1cc/kgBB NS (minimal 3cc, dan maximal 25cc)  titik 0
setinggi symphisis pubis.
1. Ujung distal kateter diklem selama 1 menit.
2. Selang pengukuran dari set infus (transfusion set) disesuaikan dengan titik 0  sambungkan
dengan Folley Cath  biarkan NS mengalir melalui selang pengukuran.
3. Nilai IAP (dalam H2O)
4. Skala pengukuran memakai skala CVP. Konversi ke mmHg (x0.7)

Interpretasi pada dewasa:

 Normal 0-5 mmHg


 Abdominal hipertensi 10-15 mmHg
 Abdominal kompartemen 15-25 mmHg

Interpretasi pada anak anak :


Normal : 4-10mmHg
Peningkatan IAP jika >10mmHg
 Tata laksana : terapi konservatif  jika gagal, laparatomi dekompresi dengan open abdomen.
1. Konservatif
 NGT dan rectal tube
 Evakuasi konten rongga intra abdominal (ex : ascites)
 Perbaiki compliance dinding abdomen (sedasi, paralysis).
 Optimalkan resusitasi cairan.
 Capai perfusi sistemik (ex : goal directed fluid resuscitation, HD)
2. Surgery

 APP (Abdominal Perfusion Pressure) = MAP – IAP


MAP = (S+2D)/3

 Indikasi laparotomy emergency :


 Obstruksi usus
 Perforasi hollow organ
 Infeksi intra abdomen

 Indikasi laparotomy dekompresi :


 Internal bleeding (primer)
 Perforasi intestine (primer)
 Post op tutup primer gastroschisis / giant omphalocele (primer)
 Septic shock (sekunder)
 Setelah resusitasi cairan (sekunder)
 Luka bakar (sekunder)

 Walaupun IAP turun setelah laparotomi dekompresi, tapi angka mortalitas pada pediatri masih
tinggi.
 Evaluasi :
 IAP post procedure
 Urine output : yang tadinya oliguria, harusnya membaik.
 Tekanan ventilator : harusnya berkurang.
 Lab : GFR turun, Ur/Cr turun (perfusi ginjal membaik).
 Serum laktat harusnya turun

 Setelah IAP normal, what’s next?


 Primary fascia closure
 Open abdomen + NPWT

 Prognosis jelek:
 Usia <1tahun
 BB <persentil 3
 Terapi open abdomen
 Reseksi intestine
 Serum laktat>1.8mmol/L

 KESIMPULAN :
 ACS pada pediatri adalah kondisi yang mengancam nyawa.
 Jika tidak ditangani maka 100% mortalitas. Ditangani dengan benar pun + intensive care,
probability untuk mortalitis masih tinggi (57%).
 Pencegahan faktor resiko peningkatan IAP tetap sulit.

Anda mungkin juga menyukai