SKRIPSI
OLEH
PENDAHULUAN
1
2
outputnya tidak sesuai harapan. Oleh karenanya itu, SDM memegang peranan
penting dalam perkembangan bisnis.
Pada tahun 2022, Lampu Konveksi Ganjar Agung Metro Barat terdapat
jumlah pekerja meliputi:
1. Pemilik 1 Orang
2. Sekertaris 1 Orang
3. Desain 4 Orang
4. Penjahit 20 Orang
5. Bordir 5 Orang
7. Finishing 3 Orang
3 Seragam
10.000 unit 11.500 Unit 5.100 Unit 9.759 Unit
Sekolah
5 Badge Logo 10.000 unit 14.972 Unit 8.600 Unit 11.990 Unit
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan konteks di atas, sehingganya jelas bahwasanya
permasalahannya sanggup diidentifikasi meliputi:
1. Kinerja karyawan dan volume output akan turun sebesar 69,6% pada tahun
2020 sebagaimana konsekuensi dari tidak efektifnya gaya kepemimpinan
transformatif, lingkungan kerja, dan motivasi kerja konveksi.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penyelidikan ini dirumuskan meliputi, mengingat
konteks permasalahan tersebut di atas:
1. Apakah gaya kepemimpinan pemimpin transformasional berakibat
mengenai produktivitas?
2. Seberapa besar dampak tempat kerja mengenai produktivitas?
3. Apakah penting apakah pekerja terinspirasi atau tidak?
4. Apakah ada korelasi antara lingkungan kerja yang menginspirasi, tenaga
kerja yang bermotivasi tinggi, dan produktivitas tinggi?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sanggup diperoleh dari konteks masalah, identifikasi,
dan rumusan masalah meliputi.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap kelompok-kelompok meliputi sanggup memperoleh
manfaat dari penelitian setelah selesai:
6
F. Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi konteks masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Berisi ringkasan literatur yang relevan serta kerangka teori dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Informasi tentang tata letak penelitian, tahapannya, definisi
operasional variabel, metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, alat yang dipergunakan untuk menganalisisnya,
dan sebagainya semuanya disertakan.
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Literatur
7
8
b. Motivasi Inspiratif
Pemimpin yang inspiratif ialah pemimpin yang menyampaikan cita-
cita organisasinya dengan penuh semangat dan energi. Pemimpin
sanggup menginspirasi pengikutnya melalui pidato langsung atau melalui
gerakan simbolis. Pemimpin menginspirasi timnya untuk bermacam visi
yang sama dengan menekankan pentingnya tujuan dan visi organisasi.
Karenanya tujuan bersama ini, karyawan lebih mungkin bekerja sama
secara konstruktif untuk menggapai tujuan jangka panjang mereka.
Hasilnya, pengikut akan merasa lebih terhubung dengan pemimpinnya.
c. Stimulasi Intelektual
Pemimpin yang menyediakan stimulasi intelektual menginspirasi
anggota tim untuk mempertimbangkan pendekatan baru dalam
menyelesaikan masalah yang sudah dikenal. Pemimpin bekerja untuk
menarik fokus dan kepekaan tim mengenai masalah yang ada. Langkah
selanjutnya bagi para pemimpin ialah melatih timnya untuk berpikir kreatif
ketika menghadapi tantangan.
d. Perhatian Yang Individual
Pemimpin yang menyediakan perhatian penuh kepada setiap orang
dan menganggap mereka sebagaimana individu yang unik akan lebih
mampu melatih dan membimbing mereka. Pemimpin mendorong pekerja
untuk berpikiran terbuka dan melihat kekuatan orang lain. Pemimpin
mendorong timnya untuk mengembangkan keterampilan dan potensi
mereka sendiri.
3. Lingkungan kerja
a. Definisi Lingkungan Kerja
Setiap pekerja membutuhkan tempat kerja yang menyenangkan dan
menginspirasi agar mereka sanggup berkembang. Rekan kerja seseorang,
kebersihan udara, desain kursinya, gaya manajemennya, ketersediaan
tempat parkir, volume kebisingan latar belakang, dan dimensi mejanya ialah
elemen-elemen dari lingkungan kerjanya. Tempat kerja yang optimis
sanggup menghasilkan yang terbaik dalam diri orang-orang dan pekerjaan
mereka. Ketika sebuah organisasi memprioritaskan budayanya, memenuhi
persyaratan pekerjanya, dan menumbuhkan suasana aman dan nyaman,
sehingganya hal itu akan menciptakan tempat kerja yang produktif.
Segala sesuatu yang ada di sekitar orang-orang dalam bekerja terdapat
dampak mengenai bagaimana mereka menjalankan tugasnya (Sari &
Astutiningsih, 2021). Karenanya tempat kerja terdapat dampak yang tidak
disengaja mengenai produktivitas pekerja, penting bagi dunia usaha untuk
menyediakan perhatian yang cermat mengenai hal tersebut (Naibaho, 2019).
Menurut Afandi (2018), lingkungan kerja seorang pekerja terdiri dari segala
sesuatu di sekitar mereka yang mungkin berdampak pada kinerja mereka
dalam pekerjaan. Lingkungan kerja diartikan sebagaimana “situasi atau
kondisi di sekitar pegawai yang sanggup berdampak langsung mengenai
kinerja pegawai dalam penyelesaian tugasnya” (Putra 2021).
Tempat kerja seseorang ialah tempat di mana mereka melangsungkan
tugas yang diberikan. Menurut Sedarmayanti (Lubis S, 2018), kondisi kerja
seorang karyawan meliputi ruang fisik di mana ia melangsungkan tugasnya,
serta setiap dan seluruh peralatan, perlengkapan, dan barang-barang lain
yang dipergunakan dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut
Sedarmayanti sebagaimana dikutip oleh Novianto & Yuniati (2015),
pengertian lingkungan kerja ialah “keseluruhan peralatan, perlengkapan yang
ada di sekitar pegawai pada saat melangsungkan tugasnya, beserta cara
kerja dan pengaturan kerja baik secara perorangan maupun kelompok. ."
Jika karyawan senang dan termotivasi dalam pekerjaannya,
sehingganya mereka akan menyediakan upaya terbaiknya untuk industri
(Lumentut & Dotulong, 2015). Sebaliknya, jika mereka tidak menyukai tempat
kerjanya, kinerja mereka akan menurun. Sedangkan lingkungan sekitar
pekerja mencakup segala sesuatu mulai dari kebersihan tempat kerja, musik
12
1) Fasilitas Kerja
Memiliki akses mengenai fasilitas yang memadai sanggup memajukan
produktivitas dan semangat kerja pekerja. Kehadiran AC yang baik,
peralatan yang diperlukan, dan peraturan bisnis yang jelas sanggup
berkontribusi pada suasana kerja yang positif.
2) Gaji dan Tunjangan
Jika gaji tidak kompetitif, pekerja akan pergi ke tempat lain untuk
mencari tempat di mana mereka sanggup berkembang secara
profesional dan pribadi.
3) Kerja tim sangat penting untuk kesuksesan di tempat kerja,
sehingganya kru yang berdedikasi dan kohesif secara alami akan
menyediakan hasil yang lebih baik.
Ringkasnya, lingkungan kerja seseorang terdiri dari hal-hal yang ia
gunakan untuk melangsungkan pekerjaannya, ruang di mana ia
melakukannya, orang-orang yang bekerja dengannya, dan struktur di mana
ia melakukannya, baik secara individu maupun sebagaimana sebuah tim.
4. Motivasi Kerja
a. Definisi Motivasi Kerja
Untuk memenuhi tanggung jawab dan melangsungkan yang terbaik
dalam pekerjaan, seseorang sepatutnya termotivasi secara intrinsik untuk
melakukannya (Kadarisman, 2016). Untuk terdapat motivasi tinggi dalam
bekerja, seseorang sepatutnya yakin bahwasanya usahanya akan
menghasilkan kepuasan mengenai kebutuhannya sendiri (Sedarmayanti,
2016).
Manajer mungkin mempergunakan pola paling umum untuk
mendorong stafnya dalam berbagai cara. Adanya kebutuhan untuk
menyediakan semangat kepada para pekerja karenanya sebagian pekerja
baru ingin bekerja setelah mereka mendapat inspirasi dari atasannya.
Motivasi ialah keadaan pikiran yang membuat seseorang ingin
melangsungkan tindakan guna menggapai tujuannya. Kami mungkin
menghubungkan hal ini dengan tahun 2017 di Danang. Sedangkan
keinginan untuk bertindak dan bekerja secara efektif sesuai dengan
tanggung jawab dan harapan yang dibebankan pada seseorang inilah yang
disebut dengan “motivasi kerja” (Kadarisman, 2015: 278).
14
c. Jenis Motivasi
Menurut (Sudirman, 2017:87-89), ada dua jenis motivasi yang berbeda:
1) Motivasi intrinsik
Setiap orang secara alami terdapat dorongan ini, sehingganya
mereka sanggup menyelesaikan sesuatu tanpa dorongan lebih lanjut.
Dengan demikian, inspirasi ini berfungsi secara mandiri. Aspirasi, sikap,
pengalaman, dan pendidikan individu, serta ambisi dan cita-citanya,
semuanya sanggup berupa sumber inspirasi.
2) Motivasi ekstrinsik
Alasan-alasan inilah yang dirangsang untuk melangsungkan
pekerjaannya oleh dunia di sekitar mereka. Inspirasi tersebut dipicu oleh
rangsangan dari lingkungan. Kepemimpinan, tekanan rekan kerja,
kebutuhan akan perbaikan terus-menerus, nasihat dari atas, dan
lingkungan kerja yang nyaman ialah contohnya.
Motivasi kerja yang dirangkum di atas ialah suatu proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan akibat kebutuhan fisiologis untuk
menghasilkan dan mempertahankan perilaku yang berkaitan dengan
lingkungan, dan juga ialah pendorong atau motivator diri untuk lebih giat
bekerja dan gigih
5. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja
Efektivitas SDM sanggup dinilai dari seberapa baik sumber daya
tersebut bekerja dalam memajukan produktivitas dan mendekatkan
organisasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja pegawai diartikan
sebagaimana hasil usaha pekerja dalam menyelesaikan tugas yang
16
B. Penelitian Relevan
1. Menurut temuan penelitian Aulia dkk. (2015) dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada
PDAM Kabupaten Bondowoso”, gaya kepemimpinan transformasional
berakibat mengenai kepuasan kerja, lingkungan kerja berakibat mengenai
kepuasan kerja, gaya kepemimpinan berakibat mengenai kinerja pegawai,
dan kepuasan kerja berakibat mengenai semua variabel tersebut. Aulia
dkk. (2015) menemukan bahwasanya waktu dan lokasi penelitian mereka
berbeda secara signifikan dengan peneliti lainnya.
2. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan,” oleh Ichsan Kasnul Faraby
(2018). Temuan eksperimen memverifikasi hipotesis dampak positif dan
besar dari gaya kepemimpinan transformasional mengenai kinerja staf PT.
Gapura. Positifnya indikasi adanya keterkaitan antara gaya kepemimpinan
dengan kenaikan produktivitas di PT. Di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar ialah tempat Anda akan menemukan Gapura
Angkasa. Waktu dan lokasi berupa dua faktor yang membedakan kajian
Ichsan Kasnul Faraby (2018) dengan karya ulama lainnya.
3. Bertajuk “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan
Kerja, dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Astra
Daihatsu Cabang Pasar Minggu,” penelitian Jason Paendong Endri
Sentosa dan Sarpan Sentosa tahun 2019 mengkaji pertanyaan tersebut.
Berdasarkan temuan penyelidikan ini, penulis menarik kesimpulan meliputi.
Di PT Astra Daihatsu Cabang Pasar Minggu, pendekatan transformasional
tim kepemimpinan telah menyediakan dampak penting dan bermanfaat
mengenai produktivitas pekerja. Di PT Astra Daihatsu Cabang Pasar
Minggu, suasana terdapat dampak penting dan bermanfaat mengenai
produktivitas pekerja. Di PT Astra Daihatsu Cabang Pasar Minggu,
kenaikan semangat kerja dan semangat berdampak nyata mengenai
produktivitas. Karakteristik, waktu, dan lokasi penelitian yang
dilangsungkan oleh Jason Paendong Endri Sentosa, Sarpan (2019) dan
peneliti lainnya berbeda-beda. Kebahagiaan kerja diukur dengan ukuran
21
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Aritonang dalam (Putri, M. 2021) kerangka pemikiran ialah
suatu argumen yang dijadikan landasan untuk mengambil suatu kesimpulan,
dalam hal ini kesimpulan yang berupa hipotesis, jadi sebelum hipotesis
sebagaimana jawaban sementara yang logis mengenai suatu hal. rumusan
masalah penelitian dirumuskan, sehingganya sepatutnya dibuat landasan atau
landasan berupa kerangka pemikiran.
22
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
(X1)
H1
D. Hipotesis Penelitian
Karenanya hipotesis hanya dimaksudkan untuk diuji sementara,
sehingganya rumusan masalah penelitian biasanya dibingkai sebagaimana
pertanyaan (Sugiyono, 2019). Beberapa hipotesis yang sanggup penulis ajukan
berdasarkan tinjauan literatur, penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran
yang telah ditetapkan ialah:
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Sugiyono (2017) mengartikan penelitian kuantitatif sebagaimana
“metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, dipergunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data dengan
mempergunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif atau statistik, dan
dengan tujuan.” Metode survei dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, sehingganya penelitian bersifat kuantitatif.
B. Teknik Sampling
Penelitian ini mempergunakan metode probabilitas sampling, yang
menurut Sugiyono (2017:81) menjamin bahwasanya setiap elemen (anggota)
populasi terdapat peluang yang sama untuk terpilih berupa anggota sampel.
Metode ini mencakup berbagai metode lain, termasuk, misalnya, pengambilan
sampel acak sederhana, pengambilan sampel acak berstrata proporsional,
pengambilan sampel acak berstrata tidak proporsional, pengambilan sampel
area pengambilan sampel (kluster), dan uji-t.
1. Populasi
Menentukan populasi ialah langkah penting dalam setiap proyek
penelitian, karenanya ini melibatkan identifikasi sekelompok objek yang cukup
besar yang terdapat karakteristik serupa untuk analisis yang bermakna.
2. Sampel
Sugiyono (2019:81) mendefinisikan sampel sebagaimana bagian dari
suatu populasi yang mewakili keseluruhan ditinjau dari ciri-ciri utamanya.
24
25
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
1) Pertanyaan yang diberikan kepada seluruh karyawan Light Convection
memungkinkan dilakukannya penilaian mengenai gaya kepemimpinan
yang dikenal sebagaimana "transformasional", yang ditandai dengan
26
c) Stimulasi Intelektual
Mencirikan pemimpin sebagaimana mereka yang sanggup membuat
timnya berpikir kreatif mengenai masalah lama dan menghasilkan
solusi baru. Pemimpin melangsungkan hal ini dengan menarik
perhatian pengikutnya mengenai permasalahan yang ada dan
mendorong mereka berupa lebih sadar diri.
d) Perhatian Yang Individual
Menunjukkan bagaimana para pemimpin terus-menerus fokus pada
orang-orangnya, bagaimana mereka memperlakukan setiap
karyawan sebagaimana individu, bagaimana mereka mengajar dan
memberi nasihat, dan bagaimana mereka mendorong pengikutnya
untuk berpikiran terbuka tentang bakat orang-orang di sekitar
mereka.
b) Semangat kerja
Antusiasme mengenai pekerjaan ialah kondisi mental yang
diinginkan jika mengarah pada upaya yang menyenangkan dan
berkelanjutan yang membawa organisasi lebih dekat ke tujuannya.
c) Inisiatif
Istilah "inisiatif" mengacu pada kesediaan dan kapasitas karyawan
atau pekerja untuk memulai atau melanjutkan tugas dengan
antusiasme dan dorongan, terlepas dari apakah mereka menerima
dorongan dari luar untuk melakukannya atau tidak.
d) Hubungan kemanusiaan
Manajer sepatutnya berusaha untuk menciptakan lingkungan di
mana semua pekerja sanggup rukun satu sama lain. Hal ini akan
mendorong menumbuhkan lingkungan di mana karyawan merasa
termotivasi untuk bekerja sama menuju tujuan bersama.
28