Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis konveksi adalah salah satu bisnis yang berkembang di Indonesia.


Mengapa bisnis konveksi dapat bekembang di Indonesia, karena pakaian
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka pasar untuk menjual nya
pun akan selalu ada. Pengusaha pun tidak kehabisan akal untuk berinovasi untuk
memanfaatkan kebutuhan manusia yang paling dasar. Industri konveksi akan
berkembang dan diperkirakan tumbuh hingga 30%. Prospek pengembangan usaha
konveksi sangat menjanjikan mengingat pakaian adalah kebutuhan primer
(sandang) selain makanan (pangan) dan perumahan (papan). Kebutuhan akan
pakaian ini mutlak harus dipenuhi mengingat sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidupnya. (Harian Ekonomi NERACA, 07-07-2012)

Selain itu, menurut artikel dari Dinas KUMKM yang berjudul Peluang
Bisnis Konveksi Kaos (31-03-2016). Bisnis ini memiliki pangsa pasar yang sangat
luas, tren dan mode yang sangat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman.
Permintaan pasar untuk usaha ini sangat besar. Maka dari itu usaha tersebut dapat
direalisasikan dengan rencana peningkatan modal usaha, penambahan tenaga
kerja, jumlah kapasitas produksi, peningkatan distribusi penjualan, dan
meningkatkan strategi pemasaran.

Maka dari itu, para pelaku bisnis membutuhkan sumber daya yang
berkualitas untuk bekerja di perusahaan yang dijalankan nya agar perusahaan
dapat terus berkembang dan juga untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.
Dibalik sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan, harus ada manajer yang
mengelola sumber daya agar kinerja yang dihaslikan bisa maksimal. Untuk
mencapai suatu tujuan perusahaan maka manajer pun memberikan tugas tugas
kepada para karyawan nya. Tugas yang diberikan merupakan tanggung jawab dari

1
2

masing masing karyawan tersebut dan harus dijalankan secara sungguh sungguh
dimana hal tersebut akan mencapai target dari perusahaan.

Bandung misalnya, menurut walikota Bandung Ridwan Kamil dalam


koran sindo.com dengan judul Bandung Kota Kreatif Dunia UNESCO (15-12-
2015). Potensi ekonomi yang dimiliki Kota Bandung begitu besar. Salah satu
faktanya terlihat pada perkembangan pelaku usaha yang bergerak di bidang
industri konveksi optimis akan berkembang dalam percepatan industri ekonomi
kreatif. Konveksi termasuk salah satu industri kreatif, salah satunya karena bisnis
ini merupakan rangkaian proses produk yang output produknya salah satunya
adalah kaos yang berkaitan dengan kreatifitas, mulai dari model, desain sampai
pemilihan warna. Konveksi kaos kini menjadi salah satu industri bisnis yang
semakin berkembang di Kota Bandung.

Menjamurnya factory outlet (FO), distro dan clothing juga merupakan


salah satu faktor yang turut mendukung juga menjamurnya bisnis konveksi kaos
di Bandung. Para pemilik distro dan clothing biasanya sudah memiliki konveksi
sendiri untuk membuat berbagai produk produk yang dipasarkan di distro
tersebut.
Perusahaan konveksi di daerah Cipadung memiliki eksistensi yang cukup
baik, tidak kalah saing dengan konveksi di daerah Suci dan konveksi daerah lain
nya. Hal tersebut terbukti dengan adanya permintaan produksi yang berkelanjutan
secara terus menerus.

Mengelola dan mengatur sumber daya manusia merupakan hal yang


mendasar dalam pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Kebijakan
dalam manajemen sumber daya manusia telah menjadi senjata kompetitif dalam
mengelola sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba sekarang dan di masa
mendatang bagi perusahaan.

Dalam hal menetapkan peraturan, perusahaan konveksi di daerah


Cipadung telah membuat peraturan perusahaan yang harus dipahami dan ditaati
oleh semua karyawan nya. Perusahaan mensosialisasikan peraturan perusahaan
Tahun Total Jumlah Absen (Hari) Total
Karyawan Sakit Alpha Izin Terlambat
2013 150 8 14 11 33 66
2014 150 21 16 20 19 76
2015 150 16 22 31 43 112

dengan melalui pelatihan kepada semua karyawan mengenai, kewajiban yang


harus dilakukan dan larangan yang harus dihindari.

Tahun Apabila terjadi pelanggaran antara lain, absensi, Target


Hasil Produksi keterlambatan
Produksikerja dan
kedisiplinan. Hal ini merupakan
2013 47.253 sikap
pcs mental yang tidak siap
50.000 pcsdari karyawan
dalam melaksanakan
2014 pekerjaannya
Tabel Absensi pcs ataupun
Karyawan
40.675 Konveksidalam
Daerahmenjalankan
pcs kewajiban
Cipadung
50.000
peraturan yang berlaku diperusahaan.
2015 45.379 pcs 50.000 pcs

Tabel 1.1

Sumber : Buku Absensi Karyawan Perusahaan Konveksi Daerah Cipadung

Berdasarkan Tabel di atas dapat di lihat tingkat presensi pegawai yang


cenderung mengalami fluktuatif, dan jumlah terbesar ada pada tahun 2015 yaitu
sekitar 112 karyawan. Jumlah tersebut mencakup keseluruhan dari total karyawan
yang ada. Hal ini menyebabkan kinerja karyawan turun dikarenakan banyak
karyawan yang absen, dan jumlahnya pun terus meningkat setiap tahunnya.
Permasalahan ini harus menjadi perhatian yang sungguh-sungguh agar tidak
terjadi lagi di masa yang akan datang.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu


mengenai motivasi dan disiplin kerja, kedua hal tersebut mempengaruhi kinerja
karyawan konveksi di daerah Cipadung. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2011:67).
4
Kinerja karyawan perusahaan konveksi di daerah Cipadung bisa dikatakan
tidak terlalu baik hal ini dapat dilihat dari table berikut ini:

Tabel 1.2

Hasil Pencapaian Kinerja Berdasarkan Penilaian yang Didapat

Pada tabel 1.2 penulis menemukan data pencapaian kinerja karyawan


terlihat bahwa terdapat masalah yang menyebabkan masih belum maksimalnya
kinerja karyawan pada perusahaan koneksi daerah Cipadung. Dapat dilihat juga
pada tahun 2014, dimana hasil produksi mengalami perbandingan yang cukup
besar antara
Sumber: Datatarget
Hasilproduksi
Produksidan hasil produksi
Perusahaan yaituDaerah
Konveksi sekitar Cipadung.
9.325 pcs baju. Tahun
2014 merupakan tahun yang mengalami gap yang cukup besar antara hasil
produksi dan target produksi yang telah ditetapkan. Manager telah mencoba
melakukan pemberian kenaikan gaji dan memberikan bonus kepada karyawan
yang bisa menyelesaikan pekerjaan nya dengan hasil yang ditetapkan oleh
perusahaan. Tetapi, hal tersebut tidak memberikan hasil yang sesuai dengan
keinginan manager. Hasilnya tetap saja hasil produksi tidak dapat mencapai
target.

Hasil dari wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan dan


pimpinan, menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yaitu motivasi kerja dan disiplin kerja. Hasil wawancara menemukan bahwa
karyawan tidak diberikan motivasi yang tinggi dalam melakukan pekerjaan nya.
Selain itu para pemimpin perusahaan konveksi daerah Cipadung pun kurang tegas
dalam menanggapi kasus absensi yang dilakukan oleh para karyawan nya, dan
secara tidak sadar imbasnya yaitu kepada hasil produksi dari para karyawan nya.

Anda mungkin juga menyukai