PELAYANAN
2023
RESUSITASI
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit diperlukan
adanya panduan pelayanan resusitasi di RS Sarkies ‘Aisyiyah kudus
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, diatas perlu ditetapkan
panduan pelayanan resusitasi di Rumah Sakit Sarkies ‘Aisyiyah Kudus
membutuhkan acuan dalam penyelenggaraannya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SARKIES ‘AISYIYAH KUDUS
TENTANG PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT SARKIES
‘AISYIYAH KUDUS.
Ditetapkan di Kudus
pada tanggal 11 Rajab 1444 H
02 Februari 2023 M
Direktur,
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernafasan
dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada
orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal
selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti nafas karena sebab-sebab tertentu.
Resusitasi jantung paru terdiri dari yaitu bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjutan yang
masing-masing keduanya tidak terpisahkan.
Dalam hal ini perlu tata cara yang baik sehingga pelayanan kesehatan untuk kasus kasus gawat dan
darurat tidak terganggu oleh pelayanan kasus kasus yang tak gawat dan darurat tanpa harus
menolaknya, sehingga akan tercapai pelayanan :
1. Memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dengan kasus kegawatan dalam hal resusitasi
2. Melayani pasien lain yang membutuhkan pertolonangan kesehatan.
3. Memberikan hasil dan dampak yang optimal penanganan pasien.
Untuk meningkatkan mutu rumah sakit maka diperlukan standarisasi pelayanan resusitasi melalui
akreditasi rumah sakit dan pengendalian biaya kesehatan dalam era jaminan kesehatan nasional adalah
pilihan yang harus dilakukan. Untuk itu diperlukan pedoman pelayanan Resusitasi di Rumah Sakit
Sarkies ‘Aisyiyah Kudus.
B. TUJUAN
Tujuan dari pelayanan resusitasi ini adalah mengembalikan fungsi jantung dan paru agar kembali
seperti semula.
BAB II
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan resusitasi di Rumah Sakit Sarkies ‘Aisyiyah Kudus meliputi:
1. Panduan ini mengatur untuk melakukan tindakan resusitasi jantung paru baik berupa bantuan hidup
dasar maupun bantuan hidup lanjutan.
2. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien yang mengalami kegawatan berupa henti jantung dan
henti nafas apapun penyebabnya baik dirawat jalan maupun rawat inap.
3. Bantuan hidup dasar boleh dilakukan oleh semua petugas di Rumah Sakit Sarkies ‘Aisyiyah Kudus
yang telah mendapatkan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) sedangkan bantuan hidup lanjutan
hanya boleh dilakukan oleh dokter dan perawat.
4. Panduan ini mengatur bagaimana pelaksanaan resusitasi, tim code blue dan penanganan setelah
resusitasi berhasil dilakukan.
BAB III
KEBIJAKAN
BAB IV
. TATA LAKSANA PELAYANAN
c. Tim biru terdiri dari dokter dan perawat terlatih yang bersertifikasi BTCLS dan atau ACLS.
d. Leader tim biru adalah dokter umum bersertifikat ACLS.
e. Pemimpin tim biru bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua dilakukan pada saat
ya g tepat dengan cara yang tepat dengan memantau dan mengintegrasikan kinerja perorangan
semua anggota tim
f. Tugas ketua tim adalah :
1) Memimpin pelaksanaan code blue diarea rumah sakit
2) Ketua tim code blue diarea satu adalah dokter jaga IGD
3) Memimpin pelaksanaan resusitasi jantung paru (RJP)
4) Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi
5) Melakukan koordinasi dengan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
6) Sebagai pengambil keputusan dalam kondisi emergency atau kondisi jika DPJP tidak
ada ditempat atau sulit dihubungi
7) Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien
g. Peran anggota tim adalah :
Berkoordinasi dengan perawat ruangan atau first responder dalam hal :
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas (airway)
a) Tekan dahi angkat dagu (head tilt-chin lift) bila tidak ada trauma
b) Mendorong rahang bawah
c) Pemasangan oropharyngeal airway
2) Bertanggung jawab terhadap ke adekuatan pernafasan pasien (breathing)
a) Memberikan bantuan pernafasan melalui bag-valve-mask
b) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
3) Perawat pelaksana code blue bertugas :
a) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi (circulation) pasien
b) Memasang monitor EKG/defibrillator
c) Memonitor tekanan darah dan nadi
d) Bertanggung jawab membawa resusitasi kit
e) Bertanggung jawab dalam persiapan pemasangan defibrillator
f) Bertanggung jawab terhadap dokumentasi semua kegiatan dalam rekam medis pasien
dan melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi
4) Tim biru dari Rs Sarkies ‘Aisyiyah Kudus meliputi perawat dari IGD, ICU/HCU,IBS
5) Untuk kelancaran operasional maka Rumah Sakit Sarkies ‘Aisyiyah Kudus melengkapi
pelaksanaan tim biru dengan alur kerja dengan standar prosedur operasional (SPO) code
blue, SPO BHD, SPO RJP, SPO intubasi
6) Bantuan hidup lanjutan mengacu pada algoritma yang dikeluarkan oleh American Heart
Assosiation tahun 2015
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Tim biru mencatat segala kejadian, tindakan dan obat-obatan yang diberikan dalam
form codeblue.
2. Perawat dan petugas kesehatan lain yang memberikan layanan asuhan mencatat
didalam form catatan terintegrasi.
3. Bila pasien tertolong dan memerlukan tindakan perawatan intensif, maka dokter dan
perawat mencatat rencana selanjutnya dalam form catatan terintegrasi dan selanjutnya
pasien dikirim keruang rawat intensif setelah mendapat persetujuan dari keluarga
pasien.
4. Bila pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal harus dicatat kapan pasien
tersebut dinyatakan meninggal serta penyebab pasien meninggal dalam form catatan
terintegrasi
Ditetapkan di Kudus
pada tanggal 11 Rajab 1444 H
02 Februari 2023 M
Direktur,
No.Revis: A Halaman :
1/2
Ditetapkan :
Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit:
2 Februari 2023
dr. Hendra Octavianto
NIP. 2381001
Pengertian Bantuan hidup dasar atau basic life support adalah sekumpulan rangkaian
tindakan yang dilakukan bertujuan untuk merangsang, mengembalikan dan
mempertahankan fungsi jantung maupun paru pada korban henti jantung dan
henti nafas.
Tujuan 1. Mempertahankan dan mengembalikan aliran oksigenasi ke organ-organ vitan
(otak, jantung, dan paru).
2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernafasan.
3. Memberikan bantuan dari luar untuk sirkulasi dan ventilasi pada korban dengan
melakukan resusitasi jantung paru.
Kebijakan
6. Buka jalan nafas dengan cara tengadahkan kepala korban (Head tild – chin lift /
jaw trust ) dan bersihkan jalan nafas bila ada sumbatan
7. Berikan ventilasi 2 kali
8. Lakukan RJP selama 5 siklus / 2 menit
No.Revis: A Halaman :
1/2
Ditetapkan :
Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit:
2 Februari 2023
Prosedur 1. Perawat memastikan adanya henti nafas dan atau henti jantung.
2. Perwat meminta pertolongan.
3. Perawat memposisikan pasien terlentang.
4. Perawat memasang pengalas keras.
5. Perawat mengatur posisi penolong
RS SARKIES ‘AISYIYAH
KUDUS RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
No.Revis: A Halaman :
1/2
Ditetapkan :
Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit:
2 Februari 2023
Prosedur A. Persiapan
Alat-alat:
a. Monitor
b. Defibrillator
B. Pelaksanaan
11. Lakukan RJP selama 5 siklus/2 menit bila irama asystole/PEA, lakukan
pemasangan iv line bila belum terpasang, berikan vasopressor epineprin 1
mg iv (dewasa ), epineprin 0,1 – 0,3 mL/kg BB larutan 1 : 10.000 ( anak ),
ulangi setiap 3-5 menit.
b. Penolong kelelahan
14. Hentikan ventilasi, jika nafas sudah spontan. Kemudian cari dan tangani
faktor penyebab, lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
C. Hal Yang Harus Diperhatikan
No.Revis: A Halaman :
1/2
Ditetapkan :
Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit:
2 Februari 2023
Prosedur A. Persiapan
Alat-alat:
a. Monitor
b. Defibrillator
B. Pelaksanaan
23. Lakukan RJP selama 5 siklus/2 menit bila irama asystole/PEA, lakukan
pemasangan iv line bila belum terpasang, berikan vasopressor epineprin 1
mg iv (dewasa ), epineprin 0,1 – 0,3 mL/kg BB larutan 1 : 10.000 ( anak ),
ulangi setiap 3-5 menit.
e. Penolong kelelahan